Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PAGAK
Jl. Hamid Rusdi No. 84 Pagak Telp:(0341) 311002
Email: puskesmaspagak@gmail.com
MALANG- 65168

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PAGAK
NOMOR : 440/ /SK/35.07.103.111/202

TENTANG
PENAPISAN PASIEN DENGAN RESIKO JATUH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT PUSKESMAS PAGAK,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis dan


keselamatan pasien tenaga klinis wajib berperan aktif
dalam pelaksanaannya;
b. bahwa untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut,
tenaga klinis perlu melakukan penapisan pasien resiko
jatuh dengan tepat maka perlu adanya keijakan Kepala
Puskesmas Pagak sebagai landasan bagi
penyelenggaraan Asesmen Risiko Pasien Jatuh
c. bahwa berdasarakan pertimbangan yang dimaksud pada
huruf a dan b perlu ditetapkan Keputusan Kepala UPT
Puskesmas Pagak tentang Penapisan Pasien Dengan
Resiko Jatuh.
Mengingat : a. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019
Tentang Puskesmas;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2019
Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Praktek Mandiri Dokter Gigi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PAGAK


TENTANG PENAPISAN PASIEN DENGAN RESIKO
JATUH
Kasatu : Memberlakukan ketepatan penapisan pasien
denganresiko jatuh kepada setiap pasien di
pelayanan rawat jalan, UGD dan rawat inap di UPT
Puskesmas Pagak.

Kedua : Semua petugas di UPT Puskesmas Pagak


mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penapisan pasien dengan resiko jatuh dengan benar
dipelayanan rawat jalan dan rawat inap sebagaiman
tercantum di lampiran keputusan ini

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pagak
Pada tanggal :

KEPALA UPT PUSKESMAS PAGAK,

Cynthia Aristi P.R

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA UPT


: PUSKESMAS PAGAK
NOMOR : 440/ /SK/35.07.103.111/202
TENTANG Penapisan Pasien Dengan
Resiko Jatuh

TATA LAKSANA

A. Identifikasi umum pasien jatuh

1. Semua pasien puskesmas pagak harus diidentifikasi resiko


jatuh dengan benar sebelum dilakukan segala tindakan atau
pengobatan.

2. Semua pasien anak < 5 tahun getiatri > 60 tahun, pasien


disabilitas atau pasien yang dirawat di unit resiko tinggi yang
telah ditetapkan adalah pasien beresiko jatuh, tidak dilakukan
penilaian tetapi langsung dilakukan intervensi.
3. Identifikasi pasien resiko jatuh yang akan dipasangkan
meliputi : gelang kuning yan dipasang bersama gelang
identitas
4. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang proses
identifikasi pasien resiko jatuh ini, kegunaan dan resiko jika
menolak dipasangkan tanda resiko jatuh.
5. Sebelum dilakukan pemasangan gelang kuning, keterangan
tentang nama lengkap, tanggal lahir dan nomor rekam medis
pasien harus diperiksa dengan cara bertanya dan dikonfirmasi
antara data rekam medis dan gelang pasien.
6. Ketika menanyakan skla resiko jatuh sesuai pertanyaan yang
ada di skala penilaian dan dari hasil pengamatan, kemudian
dihitung skor total sehingga didapatkan kriteria resiko jatuh.
7. Jika pasien tidak memungkinkan untuk menjawab
pertanyaan makan dinyatakan kepada penjaga/wali/keluarga
terdekatnya.
8. Pasien beresiko jatuh dilakukan intervensi setiap shift dan
penilaian kembali dilakukan setiap 3 hari.
9. Pasien yang tidak beresiko jatuh dilakukan penilaian kembali
dilakukan setiap 3 hari dan jika pasien ditransfer di unit lain,
terdapat penurunan kesadaran, mendapatkan obat-obat efek
sedasi, mengalami jatuh saat dirawat.
10. Apabila diruang rawat inap ditemukan pasien jatuh (sebelum re
assesment), maka perawat melakukan penanganan pasien
pasca jatuh sesuai prosedur dan dipasang gelang kuning, di
dokumentasikan pada catatan perkembangan terintegrasi
kemudian membuat laporan insiden menggunakan formulir
pelaporan insiden keselamatan pasien dan melaporkan ke tim
keselamatan pasien dalam kurun wakti 1x24jam
11. Pasien jatuh di area lain puskesmas dilakukan penanganan
terlebih dahulu di tempat kejadian, jika memerlukan
penanganan lebih lanjut pasien dibawa ke UGD 24 jam.
12. Pasien rawat jalan diidentifikasi resiko jatuh secara visual oleh
petugas yang pertama kali kontak dengan pasien agar
diidentifikasi kebutuhan akan alat bantu. Dalam hal ini petugas
tersebut adalah petugas di pintu masuk area puskesmas baik
petugas klinis maupun petugas non klinis puskesmas.

B. Pengkajian resiko jatuh


Setiap pasien yang masuk dan dirawat di puskesmas
memiliki resiko untuk jatuh terkait dengan penyakitnya atau alasan
pasien dirawat. Oleh karena itu pengkajian resiko jatuh dilakukan
untuk mengidentifikasi mengenali apakah pasien memiliki
kemungkinan besar untuk jatuh (beresiko tinggi jatuh) atau tidak
(beresiko tidak jatuh). Untuk pasien rawat jalan juga harus dinilai
resiko jatuh dengan melihat kondisi pasien sehingga dapat
dilakukan intervensi terhadap kondisi pasien tersebut.

a. Penilaian resiko jatuh menggunakan Skala Humpty Dumpty


(modifikasi) untuk pasien anak-anak dan Skala Morse
(modifikasi) untuk pasien dewasa dan geriatric.
b. Penilaian dilakukan saat pasien akan dirawat.
c. Penilaian ulang dilakukan:
o Setiap 3 hari sekali
o Jika pasien jatuh saat dalam masa perawatan puskesmas
o Terjadi perubahan status klinis meliputi perubahan kondisi
fisik, fisiologis dan psikologis; contohnya perubahan
kesadaran, perubahan pola eliminasi, perubahan perilaku,
hipotensi, hipoglikemi, kelemahan fisik, dll.
o Dilakukan apabila pasien mendapat penambahan obat-obat
yang mengakibatkan kelemahan umum, penurunan tekanan
darah, penurunan kadar gula dan yang mengakibatkan
mengamuk. Diantarnya : oabt-obat sedative, hipnotik,
diuretic, antidiabetik dan antihipertensi.
d. Pasien untuk resiko jatuh dilakukan intervensi dan
monitoring setiap shift.
e. Untuk mengubah kategori beresiko jatuh menjadi tidak
beresiko, dinilai ulang setiap shift 2 kali berturut-turut.

1. Pengkajian resiko jatuh pada anak


a. Pengkajian awal resiko pada Petugas melakukan pengkajian
awal resiko jatuh pada saat menerima pasien baru form
penilaian resiko jatuh anak. Petugas mengkaji faktor
resiko meliputi :

 Usia
 Jenis kelamin
 Diagnosa medis
 Faktor lingkungan
 Pemakaian obat (anesthesia, antihistamin, anti
kejang, narkotik/ psikotropika, diuretic)
b. Penilaian resiko jatuh

Setelah melakukan pengkajian, petugas menentukan


resiko jatuh pasien dengan cara menjumlahkan skor yang
ada:

 Skor ≥ 1 : resiko jatuh


 Skor 0 : tidak resiko jatuh
c. Intervensi
Setelah menentukan resiko jatuh pasien, petugas
melakukan intervensi setiap shift yang meliputi :

 Penjelasan mengenai resiko jatuh


 Memastikan bell pemanggil petugas berfungsi dan dalam
jangkauan tangan pasien
 Menempatkan tempat tidur dalam posisi rendah, roda
terkunci, dan bed side rail terpasang semua
 Membantu psien saat transfer / ambulansi
 Memasang gelang kuning pada pasien
 Menjelaskan obat-obat yang berefek enestesia, anti
histamine, anti kejang, psikotropika/ narkotika, diuretic,
dll.

d. Pengkajian Ulang

Perawat melakukan pengkajian ulang secara rutin setiap 3


hari sekali atau sewaktu-waktu apabila:

 Terjadi perubahan status klinis meliputi perubahan


kondisi fisik, fisiologis maupun psikologis
 Pasien pindah ruangan/unit
 Penambahan obat yang tergolong beresiko jatuh
 Pasien mengalami insiden jatuh saat di rawat.

Tabel 1 : SKALA HUMPTY DUMPTY (modifikasi)

Parameter Kondisi Skor

Kesadaran Composmentis 0
Somnolen 1
Gelisah, Disorientasi, Apatis 2
Riwayat jatuh Tidak pernah jatuh dalam 3 0
sebelumnya bulan ini
Pernah Jatuh Dalam 3 Bulan Ini 2
Pelayanan fisioterapi / Pasien tidak menerima pelayanan 0
speech theraphy
fisioterapi/ speech theraphy
Pasien menerima pelayanan 1

fisioterapi/ speech theraphy


Menggunakan infus / IV Pasien tidak menggunakan infus / 0
catheter
IV catheter
Pasien menggunakan infus / IV 1

Catheter
Pemakaian obat : Tidak menggunakan obat 0
anstesi, anti histamine, tersebut
anti kejang, narkotika /
1 – 2 jenis dalam 1 bulan ini
psikotropika
Menggunkn obat tersebut 1 – 2 1
jenis dalam 1 bulan ini
Penyakit penyerta : ggn Tidak ada penyakit penyerta 0
musculoskeletal / 1-2 penyakit peserta 1
orthopedic seperti
rheumatoid arthritis,
cerebral palsy, amputasi
atau penyakit lain seperti
kejang, ggn
pendengaran, ggn
penglihatan
TOTAL SKOR
NAMA DAN TANDA TANGAN PERAWAT

Kategori :

 Skor ≥ 1 : resiko jatuh → lakukan intervensi keperawatan


beresiko jatuh

 Skor 0 : tidak resiko jatuh → lakukan penilaian ulang 3 hari


lahi / jika kondisi berubah / post operasi /minum obat /
transfer unit / post jatuh saat dirawat d puskesmas.

2. Pengkajian resiko jatuh pada dewasa


Langkah-langkah pencegahan resiko jatuh adalah melakukan
pengkajian resiko jatuh pasien dewasa menggunakan form
penilaian resiko jatuh dewasa, menetapkan nilai resiko jatuh,
memberikan intervensi yang sesuai dan melakukan pengkajian
ulang.

a. Pengkajian awal resiko pada dewasa

Petugas melakukan pengkajian awal resiko jatuh pada


saat menerima pasien baru form penilaian resiko jatuh
dewasa.

Perawat mengkaji faktor resiko mliputi :

 Riwayat jatuh dalam 6 bulan terakhir


 Diagnosa medis / penggunaan obat:
anesthesia, antihistamin, anti kejang, narkotik/
psikotropika, diuretic)
 Usia
 Alat bantu jalan
 Terpasang infus
 Gaya jalan
 Kondisi mental
b. Penilaian resiko jatuh

Setelah melakukan pengkajian, perawat menentukan


resiko jatuh pasien dengan cara menjumlahkan skor yang
ada :

Skor > 4 : resiko jatuh

c. Intervensi

Setelah menentukan resiko jatuh pasien, perawat


melakukan intervensi setiap shift yang meliputi :

 Penjelasan mengenai resiko jatuh


 Memastikan bell pemanggil perawat berfungsi dan
dalam jangkauan tangan pasien
 Menempatkan tempat tidur dalam posisi rendah, roda
terkunci, dan bed said rail terpasang semua
 Membantu pasien saat transfer / ambulansi
 Memasang gelang kuning pada gelang identitas
pasien
 Menjelaskan obat-obat yang berefek anesthesia, anti
histamine, anti kejang, psikotropika/ narkotika,
diuretic, dll

d. Pengkajian Ulang

Petugas melakukan pengkajian ulang secara rutin setiap 3


hari sekali atau sewaktu-waktu apabila :

 Terjadi perubahan status klinis meliputi perubahan


kondisi fisik,

 fisiologis maupun psikologis

 Pasien pindah ruang/ unit


 Penambahan obat yang tergolong beresiko jatuh
 Post operasi
 Pasien mengalami insiden jatuh saat dirawat
Tabel 2 : SKALA MORSE FALL SCORE (modifikasi)

Parameter Kondisi Skor


Tingkat kesadaran Composmentis 0
Somnolen 1
Gelisah, orientasi, apatis 2
Riwayat jatuh Tidak pernah jatuh dalam 3 0
bulan ini
Pernah jatuh 1 x dalam 3 1
bulan ini
Pernah jatuh ≥ 2 dalam 3 2
bulan ini
Status eliminasi Eliminasi ke kamar 0
mandi, kateter,
pampers, pispot, urinal
Eliminasi dengan 1
menggunakan
commode
Eliminasi dengan 2
menggunakan
bantuan
Status penglihatan Penglihatan normal 0
Menggunakan kacamata 1
Masih terdapat ggn 2
walaupun
menggunakan kacamata
Pemakaian obat: Saat ini tidak 0
anestesi, antihistamin, menggunakan obat-
antihipertensi,
obatan / 7 hari
benzodiazepine,
terakhir
diuretic, hipoglikemik,
Adanya perubahan 1
narkotik, psikotropik,
obat/ dosis pada 5
sedative / hipnotik
hari terakhir
Saat ini menggunakan 2
1-2 obat/ 7 hari

terakhir
Saat ini menggunakan 3
3-4 obat/ 7 hari
terakhir
Penyakit penyerta: Tidak ada penyakit 0
hipotensi, hipertensi, penyerta
vertigo, CVD, 1-2 penyakit penyerta 1
parkinson’s Disease, ≥ 3 penyakit penyerta 2
CVA, ansietas, artritis,
osteoporosis, fraktur,
asma
TOTAL SKOR

Nama dan tanda tangan perawat

Skor > 4 resiko jatuh

3. Penilaian resiko jatuh


rawat jalan
a. Semua pasien rawat jalan dinilai terhadap resiko jatuh
b. Orang yang melakukan penilaian adalah petugas
(siapapun) yang pertama kali kontak dengan pasien yaitu
petugas sekiriti puskesmas
c. Penilaian dilakukan secara visual dengan melihat kondisi
secara umum dari pasien, cara datang ke puskesmas, cara
mobilitas/ memerlukan alat bantu/ tidak, gaya jalan,
hambatan dalam berjalan

C. Intervensi resiko jatuh


1. Intervensi pencegahan pasien jatuh pada pasien anak
Intervensi pencegahan pasien jatuh dilakukan berdasarkan
pengkajian resiko jatuh yang dilakukan oleh perawat.

Intervensi resiko jatuh pada anak

a. Orientasikan ruangan kepada keluarga dan dekatkan bel


pasien
b. Pasang gelang kuning pada pasien
c. Berikan edukasi resiko jatuh dan pencegahan jatuh pada
orang tua atau keluarga
d. Posisikan tempat tidur rendah, rem tempat tidur terkunci
e. Pastikan handrail TT terpasang
f. Gunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang
mampu berjalan
g. Bantu pasien saat transfer atau ambulansi
h. Jaga daerah sekitar tempat tidur agar rapi dan bersih
i. Pastikan penerangan yang cukup
j. Observasi tiap jam
k. Singkirkan bendayang tidak diperlukan untuk pasien
l. Konsul dengan farmasi klinis dalam melakukan tinjauan
obat-obatan

2. Intervensi pencegahan pasien jatuh pada pasien dewasa


Intervensi pencegahan pasien jatuh dilakukan berdasarkan
pengkajian resiko jatuh yang dilakukan oleh perawat.

Intervensi resiko jatuh dewasa


a. Orientasikan ruangan keapda keluarga dan dekatakn bel
pasien
b. Pasang gelang kuning pada pasien
c. Berikan edukasi resiko jatuh dan pencegahan jatuh pada
orang tua atau

keluarga

d. Posisikan tempat tidur rendah, rem tempat tidur terkunci


e. Pastikan handrail TT terpasang
f. Gunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang
mampu berjalan
g. Bantu pasien saat transfer atau ambulansi
h. Jaga daerah sekitar tempat tidur agar rapi dan bersih
i. Pastikan penerangan yang cukup

j. Observasi tiap jam


k. Singkirkan bendayang tidak diperlukan untuk pasien
l. Konsul dengan farmasi klinis dalam melakukan tinjauan
obat-obatan

D. Monitoring dan evaluasi


1. Pasien dengan resiko jatuh perlu dimonitor, diintervensi
setiap shift dan dinilai ualng setiap 3 hari
2. Penurunan kesadaran, penggunaan obat berefek sedasi,
transfer ke unit lain, mengalami jatuh saat dirawat
merupakan kondisi pasien yang memerlukan evaluasi ulang
terhadap penilaian resiko jatuh
3. Setiap perpindahan pasien ke unit lain perlu dinilai ulang unit
yang baru
4. Semua pasien anak <5 tahun, geriatric > 60 tahun, pasien
disabilitas adalah pasien beresiko jatuh tidak dilakukan
penilaian, tidak dipasang gelang kuning tetapi langsung
dilakukan intervensi.
5. Intervensi dilakukan setiap shift
6. Tidak adanya kejadian jatuh merupakan target dari penilaian,
monitoring, dan evaluasi resiko jatuh
7. Monitoring dilakukan agar efek jatuh bisa mendapatkan
penanganan
Berikut adalah table intervensi dan monitoring resiko jatuh

No Intervensi dan monitoring resiko jatuh


1 Orientasikan ruangan kepada keluarga dan dekatakn bel pasien
2 Pasang gelang kuning pada pasien
3 Berikan edukasi resiko jatuh dan pencegahan jatuh pada orang
tua atau keluarga
4 Posisikan tempat tidur rendah, rem tempat tidur terkunci
5 Pastikan handrail TT terpasang
6 Gunakan alasa kaki yang tidak licin untuk pasien yang mampu
berjalan
7 Bantu pasien saat transfer atau ambulansi
8 Jaga daerah sekitar tempat tidur agar rapid an bersih
9 Pastikan penerangan yang cukup
10 Observasi tiap jam
11 Singkirkan benda yang tidak diperlukan untuk pasien
12 Konsul dengan farmasi klinis dalam melakukan tinjauan obat-
obatan
E. Strategi pencegahan resiko jatuh
1. Peningkatan pelayanan
kepada pasien
a. Melakukan ronde 1-3 jam sekali
Secara periodic melakukan pemantauan untuk :

 Menjamin kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi,


misalnya dengan secara periodic menawarkan
bantuan BAB/BAK

 Menjamin barang-barang yang dibutuhkan


pasien agar berada dalam jangkauan, misalnya
mendekatkan gelas airminum, remote, tisu, bel

 Menjamin kenyamanan pasien dengan mengatur


atau merubah posisi tidur pasien

b. Melakukan pematauan medikasi Berkolaborasi dengan


farmasi klinis untuk :
 Meninjau obat-obat yang diresepkan

 Mengevaluasi pasien yang mendapat obat-obat


atau kombinasi obat yang memungkinkan
terjadinya jatuh, dan obat yng meningkatkan
resiko cedera akibat jatuh (misalnya antikoagalan)

 Memberikan usulan kepada dokter


yang merawat untuk mempertimbangkan antara
manfaat dan resiko jatuh akibat obat yang
digunakan

c. Meningkatakn kondisi pasien


 Mobilisasi dini sesuai kondisi pasien, peningkatan
kekuatan dan fungsi otot dan keseimbangan
 Pemenuhan nutrisi dan cairan yang adekuat
 Penatalaksanaan medis untuk penyakit pasien, misalnya
gangguan jantung, cidera obat, masalah persendian,
tulang ,dll.
d. Edukasi
1) Pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga perlu diedukasi secara langsung
dan menggunakan leaflet yang berisikan cara
pencegahan jatuh yang dapat dilakukan oleh pasien dan
keluarga.

2) Staff
Staff diedukasi mengenai cara mengidentifikasi pasien
beresiko jatuh, intervensi yang harus dilakukan dan
tindakan yang harus

dilakukan apabila pasirn jatuh.

e. Peningkatan keamanan saat ambulansi


 Pindahkan pasien ke sisi yang lebih stabil
 Anjurkan pasien menggunakan pegangan
 Anjurkan pasien memanggil petugas jika ingin
turun dari tempat tidur
 Ajarkan penggunaan alat bantu jalan, gunakan
alat bantu yang sesuai dengan pasien

2. Penataan lingkungan dan fasilitas


a. Perbaikan lingkungan fisik
Yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko pasien jatuh
antara lain:

 Pencahayaan yang terang pada gang/koridor, tangga,


kamar mandi dan jalan masuk. Cahaya jangan
menyilaukan mata.
 Mengurangi penghalang dengan mengurangi
penggunaan benda- benda atau furniture yang tidak
perlu dan merapikan kabel listrik

 Kursi dan furniture yang digunakan untuk menopang


pada saat pasien duduk dan bangkit berdiri tidak terlalu
rendah atau tinggi.
 Pengontrolan bahaya yang mungkin terjadi yang terdapat
dikamar mandi seperti: pegangan yang mudah terlihat
dan aman serta perekat yang berwarna mencolok
sehingga mudah terlihat dan tidak licin, lantai tidak
berlumut dan licin, letak toilet yang ditinggikan / toilet
duduk posisinya tidak rendah dan terdapat pegangan
tangan arah vertical.
 Menyiapkan alas kaki yang layak

b. Kursi dan kursi roda


Memastikan pasien resiko jatuh telah duduk dengan posisi
yang baik

c. Tempat tidur
Memasang tempat tidur dalam posisi rendah, mengunci rem
dengan baik, dan tempat tidur mempunyai pagar pengaman.
Pagar pengaman hendaknya memagari sebagian saja,
sebab bila pagar tempat tidur penuh, memungkinkan pasien
yang bingung untuk loncat dari tempat tidur, kasur, alas
kasur dan sprei tidak licin

F. Penanganan pasien pasca jatuh


Apabila pasien mengalami kejadian jatuh maka berikut ini
adalah langkah-

langkah penanganannya:

1. Kaji adanya cedera dan tentukan tingkat cedera


Ting
kat
ced
era
0 Tidak ada cedera
1 Minor, abrasi, memar, laserasi mimor yang
membutuhkan jahitan
2 Mayor, fraktur, trauma kepala/spiral
3 Meninggal

2. Kaji tanda-tanda viral, tingkat kesadaran, perubahan ROM


(Range Of Motion) dan melakukan pemeriksaan GDS ( Gula
Darah Sewaktu) khususnya pada pasien DM
3. Pindahkan pasien dari posisi jatuh dengan aman dan
perhatikan adanya resiko cedera spinal dan kepala
4. Beritahu dokter dan kepala ruan
5. Observasi pasien secara berkala
6. Dokumentasikan tindakan yang harus dilakukan dalam
catatan keperawatan
7. Lakukan pengkajian ulang resiko jatuh
8. Komunikasikan kepada seluruh petugas kesehatan dan
keluarga pasien bahwa pasien mengalami jatuh dan beresiko
untuk jatuh lagi
9. Buat laporan insiden keselamatan pasien dan laporan ke tim
KP dalam waktu 2x24 jam.
10. Lakukan investigasi pasien jatuh menggunakan format
investigasi pasien jatuh untuk mengetahui faktor intrinsic dan
ektrinsik yang berkontribusi terhadap jatuhnya pasien.

G. Kewajiban dan tanggung jawab


Seluruh staf puskesmas

1. Memahami dan mengerti hasil identifikasi pasien jatuh dengan


melihat gelang resiko jatuh yang dikenakan pasien (gelang
warna kuning)

2. Mematuhi intervensi yang telah ditetapkan sesuai hasil


identifikasi pasien jatuh yang dilakukan
3. Melaporkan kejadian pasien jatuh ditempat tugasnya dengan
menggunakan laporan insiden
4. Melakukan assesmen awal / identifikasi pasien resiko jatuh
5. Menuliskan hasil dan melakukan intervensi pasien
jatuh jika hasil identifikasi ditemukan pasien dengan resiko
jatuh
6. Menginformasikan hasil identifikasi jatuh saat serah terima
dengan petugas ruang rawat inap
7. Melakukan penilaian ulang/ identifikasi ulan jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan
atau yang lainnya dan mencatat dalam lembar
catatanperawatan
8. Perubahan intervensi pasien jatuh, jika hasil identifikasi ulang
mengalami perubahan
9. Memberikan penjelasan/ informasi tentang hasil identifikasi
pasien resiko jatuh kepada pasien jika memungkinkan maupun
keluarga, dan menjelaskan intervensi yang akan dilakukan
keapda pasien dan keterlibatan keluarga.
10. Melaporkan kejadian pasien jatuh di tempat tugasnya dengan
KEPALA UPT PUSKESMAS PAGAK,
menggunakan laporan insiden.

Cynthia Aristi P.R

Anda mungkin juga menyukai