MEDAN
2013
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BIOMETRI............................................................................................................11
RINGKASAN........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
PENDAHULUAN
Sejarah lensa intraokular di mulai pada tahun 1949 ketika Sir Harold Ridley,
seorang dokter mata Inggris mencangkokkan polymethylmetacrylat (PMMA) setelah
ekstraksi katarak ekstrakapsular. Penggunaan PMMA sebagai bahan dasar IOL adalah
berdasarkan pengamatan dr.Ridley pada penderita korban trauma mata selama perang
dunia II. Ketika itu banyak pilot pesawat dari British Royal Air Force yang matanya
terkena pecahan kanopi (tutup transparan pesawat udara) tetapi tidak mengalami
peradangan yang hebat dibandingkan jika matanya terkena pecahan bahan-bahan
lainnya. Bahan dasar dari kanopi tersebut adalah PMMA. 2,3,4
Walaupun IOL yang pertama dengan tingkat komplikasi yang tinggi termasuk
uveitis, glaukoma dan dislokasi. Belakangan ini terjadi peningkatan dalam rancangan
lensa dan tehnik bedah telah banyak mengurangi masalah pasca operasi. Sekarang
IOL digunakan pada 98 % ekstraksi katarak di Amerika Serikat. 3
Jenis IOL terbagi 2 yaitu IOL posterior dan IOL anterior. Rancangan IOL
yang pertama “ lensa jepit iris” yang dilekatkan atau dijahitkan ke iris sudah sangat
jarang digunakan.2,3,4
IOL ANTERIOR
Masalah khusus dalam penggunaan IOL anterior adalah taksiran yang tidak
akurat atas ukuran lensa yang dibutuhkan untuk menjangkau bilik posterior. Haptik
harus bersandar sedikit pada sudut bilik tanpa menyempitkan iris atau mendorong
bilik anterior akibat fiksasi yang tidak stabil.3
Open Loops
Universal Style
IOL POSTERIOR
Sampai sejauh ini IOL posterior yangpaling umum digunakan setelah prosedur
ekstrakapsular dengan kapsul posterior yang utuh. Pada IOL posterior , optik dan
haptik penopang diletakkan di bilik iris. Lensa ditopang oleh loop yang ditempatkan
didalam kantong kapsular ( capsular bag ) atau didalam sulkus siliar.3,4
Gambar 4 : Lensa Intra Okuler (Jenis – jenis Lensa Intra Okuler Posterior )
1. Pupillary capture.
2. Desentrasi atau luksasi dari IOL.
3. Kapsul posterior terkoyak.
4. Opafikasi kapsul posterior.
5. CME
Materi IOL ada 2 komponen yaitu komponen optik dan haptik. Jika materi
komponen optic dan haptik terdiri dari bahan yang sama disebut one piece IOL,
sedangkan jika komponen optic berbeda dengan haptiknya maka disebut sebagai
three-piece IOL.2,4
haptik
optik
Ada 3 jenis materi yang sering digunakan sebagai komponen optik : 2,4
Acrylik : merupakan polimer ester dari methacrylic acid, dimana bisa dibagi
menjadi 2 jenis yaitu tipe keras (rigid) dan tipe fleksibel. Tipe keras
menggunakan bahan PMMA, dimana bahannya kaku dan bersifat hidrofobik.
Bahan PMMA ini mempunyai indeks refraksi 1.49. Bahan acrylik yang tipe
fleksibel digunakan untuk foldable IOL, yang merupakan kopolimer dari
phenylethylmethacrylate. Bahan ini bersifat lentur bergantung pada
temperatur, dimana pada temperatur tubuh manusia bersifat lebih lentur.
Silikon : Silikon merupakan polimer polyorganosiloxane, dengan bahan dasar
bersifat lentur. Keuntungan utama dari lensa silikon one piece ini adalah
bentuknya seperti plat ( plate haptic IOL) sehingga memungkinkan lensa
untuk digulung dan diimplantasi dengan injektor.
Hydrogel : Bahan lensa hydrogel yang paling sering digunakan adalah HEMA
(2-hydroxylethylmethacrylate), dengan berbagai modifikasi sehingga
mempunyai kandungan air yang bervariasi. Polimer dengan kandungan air
yang rendah memiliki indeks refraksi yang lebih tinggi dan sifatnya juga lebih
kaku. Lensa hydrogel umumnya mempunyai kandungan air yang cukup agar
bersifat cukup lunak sehingga dapat dilipat.
Ada 4 jenis materi yang digunakan sebagai komponen haptik pada IOL,yaitu :2,4
Nylon : Bahan ini mudah mengalami hidrolosis sehingga saat ini sudah
tidak digunakan untuk komponen haptik IOL.
Prolene : Bahan ini tahan terhadap proses biodegradasi sehingga
merupakan bahan yang banyak digunakan untuk komponen haptik.
PMMA : Mempunyai bahan dasar yang sama dengan komponen optik,
digunakan pada jenis IOL yang one piece. Komponen haptik dari PMMA
semakin populer karena dengan komponen optik dan haptik yang sama
(lensa one-piece), maka tidak terdapat sambungan yang dapat menjadi
celah tempat berkumpulnya sel-sel inflamasi.
Polyimide : Bahan ini tahan terhadap sterilisasi panas, tetapi pada saat ini
sudah sangat jarang dipakai sebagai bahan pembuat haptik.
Ada sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan sewaktu memilih IOL, yang
meliputi pembesaran bayangan, menentukan kekuatan IOL, piggyback IOL dan
kekuatan setelah bedah refraksi kornea.
Pembesaran Bayangan
Masalah lainnya yang harus ditentukan ahli mata dalam kaitannya dengan
kekuatan IOL adalah menentukan target refraksi pasien paska operasi. Target refraksi
ini ditentukan berdasarkan faktor – faktor seperti : status refraksi pasien sewaktu
masih belum menderita katarak (anamnesis), katarak pada mata sebelahnya (apakah
sudah dapat dilakukan operasi dalam waktu dekat), kegiatan yang diutamakan pasien
(apakah untuk kegiatan membaca buku diharapkan tidak terlalu bergantung kacamata
dibandingkan melihat jauh), kondisi mata sebelahnya.2
Pada umumnya kekuatan IOL yang diberikan adalah dengan target emetropia,
yaitu kekuatan IOL yang dapat memberikan visus 6/6 tanpa bantuan kacamata paska
operasi katarak. Tetapi tidak semua ahli mata menganut prinsip target emetropia, ada
yang memilih memberikan target myopia -1,00 dioptri, dimana meskipun penglihatan
jauh untuk pasien tersebut tidak terlalu jelas, tetapi ketika pasien hendak melihat
dekat, kesulitannya tidak sebesar pasien dengan target emetropia. 2,3
Piggyback IOL
Prosedur refraksi kornea, seperti LASIK dan PRK, semakin populer. Bila
pasien yang menjalani prosedur ini membutuhkan bedah katarak, penghitungan IOL
yang dibutuhkan bisa mengecewakan karena tidak akurat. Manipulasi kornea dengan
prosedur refraksi ini mengubah kekuatan kornea hasil pengukuran dan dengan
demikian, mengubah kontribusinya kepada status refraksi mata. Keratometer standar
mengukur kekuatan refraksi kornea dengan cara tak langsung. Keratometer ini
mengukur pantulan dari kornea sentral, dengan menganggapnya sebagai cermin
cembung. Dari pengukuran kekuatan pantulan kornea ini, dihitunglah kekuatan
refraksi kornea.3
Ada beberapa metode untuk menghitung kekuatan IOL pada pasien ini, di
mana tak satupun di antaranya yang benar-benar memuaskan. Satu metode didasarkan
pada riwayat pasien. Dengan metode ini, perubahan yang diukur dalam refraksi ( pada
bidang kornea ) dikurangkan dari pembacaan K awal, hasilnya kemudian digunakan
sebagai pengukuran K saat penghitungan IOL. Misalnya, pembacaan K awal adalah
45 D dan pasien mempunyai refraksi -6. Setelah prosedur refraksi kornea, kekuatan
refraksinya adalah -1. Dapat kita asumsikan bahwa kornea melemah hingga 5 D, dan
dengan demikian pasien mempunyai pembacaan K sama dengan 40 D. 3
Teknik A-scan utama ada 2 yaitu aplanasi (kontak) dan immerse yang
menghasilkan pembacaan yang berbeda. Metode aplanasi bisa menghasilkan
pengukuran panjang sumbu yang lebih pendek, mungkin disebabkan penekanan
kornea.3,4,7
Gambar 8: Biometri
Ada 2 tipe formula IOL utama. Yang pertama adalah tipe teoritis, yang
berkembang dari pertimbangan matematika atas optik mata. Yang kedua adalah tipe
empiris yang berkembang dari analisa regresi linier dari sejumlah besar kasus. Yang
paling terkenal dari tipe yang disebut terakhir adalah formula SRK yang dimodifikasi
atau SRK II (namanya diberikan menurut inisial nama penemunya, Sanders, Retzlaff
dan Kraff).3,6,8
Semua formula IOL yang muncul pada era sebelum tahun 1980-an, baik
formula yang teoritik maupun empiris, dikelompokkan dalam formula generasi ke -
1.4,7,9
Diperhatikan kemudian bahwa rumus ini kurang akurat untuk mata panjang
atau pendek. Kekuatan terlalu rendah pada mata pendek dan terlalu tinggi pada mata
yang lebih panjang .3,8
P = A1 - 2,5L - 0,9K
Pemilihan rumus, tentu saja, terserah kepada ahli bedah, tetapi apapun
metodenya, haruslah diupayakan agar biometri seakurat mungkin. Panjang sumbu
praoperasi dan pembacaan K haruslah ditinjau oleh ahli bedah yang mengoperasi.
Pembacaan yang dicurigai karena berada di luar batas-batas normal haruslah diulangi.
Ahli bedah juga haruslah melakukan pertimbangan klinik dalam mempertimbangkan
nilai-nilai ini. 3
Tabel : Panduan praktis untuk memilih formula IOL berdasarkan panjang bola mata. 4
IOL STANDART
IOL MULTIFOKAL
Sebagian besar pasien yang menerima IOL terkoreksi untuk penglihatan jauh
dan membutuhkan koreksi berlebihan atas penglihatan dekat. IOL multifokal
dirancang untuk memberikan kepada pasien penglihatan dekat maupun penglihatan
jauh tanpa koreksi kaca mata tambahan.3,9
Ada tersedia beberapa tipe IOL multifocal, yang meliputi IOL bifocal, IOL
zona-ganda dan IOL multifocal difraktif.3
IOL bifocal
IOL bifokal secara konseptual merupakan yang paling sederhana dari berbagai
rancangan. Zona pusat yang bersesuaian dengan kekuatan dekat yang diinginkan
dikelilingi oleh zona yang bersesuaian dengan kekuatan jauh yang diinginkan. Bila
pupil berkonstriksi untuk penglihatan dekat, ukurannya yang lebih kecil mengurangi
atau menghapuskan kontribusi dari bagian jauh dari IOL. Untuk melihat objek jauh,
saat pupil membesar, lebih banyak bagian jauh dari IOL yang terpapar dan memberi
kontribusi kepada bayangan akhir.3
IOL zona-ganda
Untuk mengatasi masalah yang terkait dengan ukuran pupil, rancangan lain
memasukkan 3 zona. Zona pusat dan zona luar adalah untuk penglihatan jauh, annulus
dalam adalah untuk penglihatan dekat. Diameter dipilih untuk memberikan koreksi
dekat untuk pupil yang cukup kecil dan koreksi jauh untuk pupil yang besar dan kecil.
RINGKASAN
Secara garis besar jenis IOL terbagi 2 yaitu IOL posterior dan IOL anterior.
Pemilihan penggunaan IOL anterior atau IOL posterior tergantung indikasi.
Pemasangan IOL harus diperhatikan indikasi, kontra indikasi, materi IOL yang akan
dipasang, biometri, penghitungan formula kekuatan IOL.