Anda di halaman 1dari 166

DAFTAR ISI

BAB 1. PENGENALAN TRAKTOR PERTANIAN 1


1.1 Pendahuluan 1
1.2 Definisi 1
1.3 Sejarah Perkembangan Traktor 2
1.4 Peranan Traktor di Bidang Pertanian 9
BAB 2. IDENTIFIKASI TRAKTOR 13
2.1 Pendahuluan 13
2.2 Enjin Traktor 13
2.3 Sistem Utama Traktor 17
2.4 Klasifikasi Traktor 29
BAB 3. DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR 35
3.1 Pendahuluan 35
3.2 Kecepatan 35
3.3 Gaya/Torsi 40
3.4 Daya 42
3.5 Efisiensi 44
3.6 Koefisien traksi 47
BAB 4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR 51
4.1 Pendahuluan 51
4.2 Kebutuhan Daya Implement 51
4.3 Kebutuhan Daya Traktor 55
BAB 5. SISTEM TRANSMISI DAYA 63
5.1 Pendahuluan 63
5.2 Kopling dan Rem 63
5.3 Roda Gigi Transmisi 67
5.4 Differential dan Final Drive 70
5.5 Drawbar dan Power Take Off (PTO) 73
5.6 Sistem Hidrolik 75

xi
BAB 6. PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH 83
6.1 Pendahuluan 83
6.2 Definisi 83
6.3 Pengolahan Lahan Kering 83
6.4 Pengolahan Lahan Sawah 91
BAB 7. OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA 97
7.1 Pendahuluan 97
7.2 Persiapan Operasional Traktor Roda Dua 97
7.3 Operasional Traktor Roda Dua 101
7.4 Perawatan dan Pemeliharaan Traktor Roda Dua 109
BAB 8. OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT 113
8.1 Pendahuluan 113
8.2 Persiapan Operasional Traktor Roda Empat 113
8.3 Operasional Traktor Roda Empat 119
BAB 9. PEMILIHAN TRAKTOR 135
9.1 Pendahuluan 135
9.2 Efisiensi dan Kapasitas Lapang 135
9.3 Kebutuhan Daya dan Draft 140
9.4 Biaya Mesin 143
9.5 Pemilihan Ukuran dan Jumlah Traktor 146
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENULIS

xii
PENGENALAN TRAKTOR PERTANIAN

BAB 1
PENGENALAN TRAKTOR PERTANIAN

1.1 Pendahuluan
etelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan apa yang
dimaksud dengan traktor, dan bagaimana perkembangannya. Untuk itu dalam bab
ini dibahas beberapa definisi traktor, peristiwa – peristiwa penting yang berkaitan
dengan traktor dari era traktor bermesin uap hingga era traktor modern dengan tenaga
motor diesel serta perannya dalam bidang budidaya tanaman hingga saat ini. Dengan
pemahaman yang baik tentang pengertian , sejarah perkembangan dan peranan traktor
akan membantu mahasiswa dalam mempelajari bab-bab selanjutnya.

1.2 Definisi
Kalau ada pertanyaan apa yang dimaksud dengan traktor maka akan diperoleh lebih
dari satu jawaban. Dengan perkataan lain terdapat beberapa definisi traktor tersebut.
Beberapa definisi traktor ini telah dibuat misalnya Mc. Millan, R.H (2002), Renius K.T
(1999). Meskipun definisi yang mereka ajukan tidak sama persis namun pada prinsipnya
adalah sama yaitu traktor sebagai penarik.
Renius K.T (1999) mendefinisikan traktor pertanian sebagai sebuah kendaraan untuk
operasi offroad dan onroad, yang mampu membawa, memandu, menarik dan
menggerakkan implement atau mesin-mesin bergerak atau stasioner dan untuk menarik
gerobak (trailer).
Umumnya istilah traktor digunakan untuk menggambarkan sebuah kendaraan
pertanian yang memberikan tenaga dan daya penarikan untuk keperluan tugas-tugas
pertanian secara mekanis, terutama (dan awalnya) pengolahan tanah, tetapi saat ini juga
untuk berbagai tugas berat. Implement dapat ditarik di belakang atau dipasang pada
traktor, dan traktor juga dapat menyediakan sumber daya untuk implement tersebut.

1
TRAKTOR PERTANIAN

Kata “traktor” berasal dari bahasa Latin, menjadi kata benda agen trahere "untuk
menarik". Pertama kali penggunaan kata "mesin atau kendaraan untuk menarik gerobak
atau bajak" terjadi pada tahun 1901, menggantikan "mesin traksi" .
Traktor pertanian adalah salah satu kelas mesin bergerak yang melibatkan proses
‘traksi’ (Mc. Millan, R.H , 2002) . Selanjutnya masih menurut Mc. Millan, R.H ,( 2002)
dikatakan bahwa kata 'traksi' dan nama 'traktor' berasal dari kata 'menarik' sehingga
traktor pada dasarnya adalah mesin untuk menarik . Traktor ini juga dapat beroperasi
untuk di jalan yang sering dikenal dengan istilah onroad maupun beroperasi di lahan baik
basah maupun kering (offroad).

1.3 Sejarah Perkembangan Traktor


Berdasarkan definisi traktor yang sama seperti pada subbab di atas, maka
pandangan sejarah perkembangan traktor pun akan bergantung pada definisi yang
digunakan sebagai acuan.
Sekarang ini berbagai merek traktor tersedia di pasaran baik traktor yang dibuat di
dalam negeri mau pun impor. Walaupun produsen traktor berbeda namun banyak traktor
yang mirip satu sama lain. Pabrik-pabrik ini menghasilkan banyak traktor dengan model
yang berbeda untuk kebutuhan dan lahan pertanian yang berbeda di berbagai negara. Jadi
traktor dapat dibuat khusus untuk memenuhi tujuan mereka. Beberapa dari sekian banyak
produsen traktor di seluruh dunia antara lain: John Deere, Massey Fergusson, Case IH,
New Holland, JCB, Challenger, Valtra, Kubota, Claas, Deutz Fahr, Fiat, Fendt, Mahindra,
Iseki, Caterpillar, Lamborghini, McCormick Intl, Same, Steyr, Ursus, Ventrac, Zetor.Namun,
selama beberapa dekade terakhir ada ratusan lebih produsen yang tidak lagi
memproduksi traktor atau tidak ada lagi.

Sejak kapan traktor dibuat dan digunakan?


Renius K.T (1999) telah menyusun sejarah perkembangan traktor dengan tonggak
sejarah traktor diawali tahun 1860 mulai dari penggunaan mesin uap untuk pembajakan ,
penggunaan mesin uap untuk menggerakkan traktor, penggunaan mesin bensin untuk

2
PENGENALAN TRAKTOR
PERTANIAN

traktor, penggunaan power take off (PTO), traktor dengan mesin diesel, hingga traktor
modern tahun 1996. Peristiwa - peristiwa penting yang berkaitan dengan traktor dari
tahun ke tahun dituliskan secara rinci. Mengingat sangat banyak peristiwa penting tentang
perkembangan traktor maka tidak secara keseluruhan disajikan tetapi hanya peristiwa
menonjol yang relevan dengan traktor pertanian saja akan dibahas dalam bab buku ini.
Dalam sejarah perkembangan traktor terdapat orang-orang penting yang
mempunyai peranan besar dalam bidang penemuan, pengembangan maupun produksi
traktor yakni John Fowler, John Carter, Charles Hart dan Charles Parr, Henry Ford, Harry
Ferguson, dan John - Deere. Pembahasan sejarah perkembangan traktor akan disusun
berdasarkan periode teknologinya yaitu mesin uap, mesin bensin, mesin diesel dan fitur
teknologinya seperti yang dilakukan oleh Ralph W. Sanders dalam bukunya Vintage Farm
Tractors, Voyager Press.

Traktor Bertenaga Mesin Uap


John Fowler adalah pioneer penerapan tenaga uap pada bidang pertanian pada tahun
1850-an, dan menemukan mesin-mesin untuk pembajakan dan penggalian saluran
drainase. Traktor mulai dikembangkan setelah penemuan mesin uap. Traktor bertenaga
mesin uap pertama dikembangkan di Inggris pada tahun 1840. Traktor bertenaga mesin
uap dengan roda penggerak dari besi ini dikemudikan oleh operator dari kabin. Traktor ini
digunakan untuk bekerja di ladang ini bertenaga 5 hingga 20 Hp. Oleh karena roda
penggerak dari besi dan bermesin sehingga traktor menjadi terlalu berat, mahal, dan tidak
praktis bagi sebagian besar petani.
Richard Trevithick menemukan mesin uap portabel pertama yang digunakan untuk
keperluan pertanian. Traktor pertanian bertenaga mesin uap pertama digunakan uap dan
diperkenalkan pada tahun 1868.Mesin ini dibuat seperti lokomotif kecil dan dioperasikan
oleh satu operator jika berat mesinnya kurang dari 5 ton. Pada waktu itu traktor uap
paling populer adalah Garrett 4CD.

3
TRAKTOR PERTANIAN

Mesin pertanian bertenaga uap tetap digunakan dengan baik hingga abad ke-20
hingga mesin pembakaran dalam yang andal telah dikembangkan (Tractors in the 1930s).

Traktor bertenaga bensin


Pada tahun 1889 John Carter dari Illinois, Amerika Serikat mengembangkan traktor
pertama yang menggunakan motor penggerak system propulsi Otto yang dianggap
sebagai prototipe semua traktor berikutnya.
Umumnya traktor menggunakan sasis traktor bertenaga mesin uap yang dilengkapi
dengan motor bensin atau mengganti mesin uap dengan motor bensin. Salah satu traktor
motor bensin yang terkenal adalah Froelich 1892 yang dibuat oleh John Froelich dari
Froelich Iowa, ia memasang mesin Van Duzen pada sasis Robinson. Froelich 1892
mesinnya dilengkapi dengan gigi mundur, kopling dan mekanisme kemudi. Ini merupakan
traktor bensin pertama yang dapat bergerak maju dan mundur. memungkinkan petani
menarik mesin perontok di sepanjang jalan. Setelah sampai di lapang operator bisa
menggunakan sabuk untuk memutar mesin perontok tersebut. Sayangnya, orang yang
dapat mengoperasikan traktor Froelich 1892 tersebut hanya dia saja. Meskipun demikian
Froelich merupakan pelopor Waterloo Boy, yang akhirnya diperoleh John Deere.
Traktor Amerika pertama ciptaan Charles Hart dan Charles Parr dengan penggerak
mesin bensin 2 silinder yang lebih kecil dan lebih ringan dari traktor pendahulunya.
Kemudian pada tahun 1901 mereka membuka pabrik traktor di Charles City Iowa. Pada
tahun 1902 mereka menjualnya ke seorang petani. Pada tahun berikutnya mereka
memperbaiki desain dan menjual lima belas model baru, setengah dari traktor Hart-Parrs
pertama ini masih digunakan tujuh belas tahun kemudian. Pada saat itu, pabrik Hart dan
Parr merupakan satu-satunya bisnis khusus manufaktur traktor di Amerika. Kata "traktor,"
yang merupakan kependekan dari "mesin traksi" adalah ciptaan seorang karyawan Hart-
Parr.

4
PENGENALAN TRAKTOR
PERTANIAN

Traktor diproduksi secara massal


Pada tahun 1917 telah diproduksi traktor Fordson oleh Henry Ford & Son Corporation
sebuah perusahaan yang tidak sangkut-pautnya dengan Ford Motor Company. Traktor
Fordson dengan berat hanya satu ton dan diiklankan untuk dijual seharga $ 395 dijuluki
“mobil bajak” ini dirancang untuk bekerja di ladang dengan luasan dari 10 hingga 12
hektar dan segera menyumbang 50 persen pasar untuk traktor dunia. Bahkan pada tahun
1918 terdapat 85 000 traktor bekerja di ladang di Amerika Serikat dan traktor Forson
Model F mulai diproduksi traktor secara massal oleh Ford.

Gambar 1.1 Traktor Fordson F

Penemuan Traktor Bertenaga Mesin Diesel


Penggunaan motor diesel untuk menggerakkan traktor pertamakali adalah traktor S7
Benz-Sendling diperkenalkan pada tahun 1923 . Dieselisasi traktor dimulai tahun 1960-an,
traktor pertanian modern biasanya menggunakan mesin diesel, dengan daya output
berkisar pada 18 – 57,5 daya kuda (15-480 kW). Ukuran dan daya output tergantung pada
aplikasi, dengan traktor yang lebih kecil digunakan untuk memotong rumput, lansekap,
TRAKTOR PERTANIAN
pekerjaan kebun, dan truk pertanian, dan traktor yang lebih besar untuk ladang gandum,
jagung, kedelai, dan lain-lain.

Penemuan Traktor Ringan


Pada periode 1910 – 1920 mulai diproduksi traktor berukuran jauh lebih kecil dan
lebih ringan dari traktor besar sebelumnya yang sangat berat (Goering C E , et.al., 2004).
Pada periode tersebut dikembangkan transmisi yang dapat diandalkan, sistem pengapian,

5
sistem pelumasan, governor, karburator, dan pembersih udara. Selain itu juga muncul
berbagai macam pengaturan sasis.

Traktor Ban Karet


Pada tahun 1930 traktor mulai menggunakan ban karet (yang diisi udara) yang
sebelumnya traktor menggunakan roda logam atau kayu. Dengan menggunakan roda ban
karet traktor bisa mendapatkan traksi yang jauh lebih baik di tanah dan bergerak lebih
efektif dan energi terbuang lebih sedikit. Pada tahun 1932 The Allis Chalmers corporation
(USA) memproduksi model traktor produksi pertama dengan ban berisi udara. Sampai
tahun 1940 sekitar 95 % dari traktor pertanian telah menggunakan ban karet (History of
Tractors).

Inovasi Traktor Lainnya .


Pada tahun 1922 diperkenalkan alat yang memungkinkan daya dari mesin traktor
untuk ditransmisikan ke peralatan pemanen yang digandeng yang disebut Power Take Off
(PTO). PTO ini terdiri poros logam yang mentransmisikan daya mesin berupa putaran
secara langsung ke alat melalui sambungan universal atau mekanisme serupa dari mesin
traktor. Inovasi lain adalah hubungan tiga titik gandeng untuk transmisi tenaga yang
optimal dari traktor ke bajak yang dikembangkan oleh Harry Ferguson (Irlandia
/Kanada/AS).
Pada tahun 1924 perusahaan traktor Farmall memperkenalkan desain traktor roda
tiga dengan kolong gandar belakang tinggi dengan roda depan yang berjarak dekat di
antara baris tanaman. Inovasi selanjutnya adalah tenaga pengangkat (power lift) yang
mengangkat dan menurunkan implement yang dipasang pada traktor oleh John Deere
Company pada tahun 1927.
Pada tahun 1933 seorang mekanik Irlandia bernama Harry Ferguson
mengembangkan traktor yang menggabungkan kontrol draft sistem hidrolik, yang
menaikkan dan menurunkan implement yang terpasang — seperti mesin pemotong,
penggali lubang-lubang, dan bajak — dan secara otomatis menentukan kedalaman yang

6
PENGENALAN TRAKTOR PERTANIAN

dibutuhkan. Ferguson bekerjasama dengan Henry Ford di Amerika Serikat dengan


perjanjian, Ford memproduksi traktor dan Ferguson peralatannya dari tahun 1939 hingga
1948. Beberapa tahun kemudian perusahaan Ferguson bergabung dengan perusahaan
Massey-Harris Kanada untuk membentuk Massey-Ferguson.

Gambar 1.2 Traktor Massey Ferguson 35 buatan tahun 1957


Traktor modern sudah dikembangkan pada tahun 1939, kurang lebih 1,5 juta traktor
digunakan di AS yakni Traktor UDLX Minneapolis – Moline dilengkapi dengan kabin all-
steel, panel instrumen, jendela kaca, kaca depan wiper, kursi penumpang, pemanas dan
radio.
Selanjutnya pada tahun 1953 generasi traktor WD-45 yang lebih inovatif telah
dihasilkan oleh Allis Chalmers. Traktor WD-45 ini dibuat dengan dengan transmisi
powershift, sistem transmisi kedua untuk catu daya konstan, sistem hidraulik, kontrol
tahanan traksi otomatis. Pada tahun 1961, telah dibangun traktor traktor diesel turbo
pertama di dunia yaitu The Allis-Chalmers D19.
Inovasi dalam hal keselamatan operator juga dilakukan oleh John- Deere dengan
membangun perlindungan terhadap operator jika traktor terguling disebut Roll Over
Protection Structures (ROPS). Traktor dengan ROPS ini telah diproduksi secara massal

7
TRAKTOR PERTANIAN

Gambar 1.3 Traktor Allis Chalmers D19


pada tahun 1966. Kemudian pada tahun 1967 John Deere untuk pertama kali
memperkenalkan kabin kedap suara (sound guard) .Inovasi dalam hal kenyaman operator
juga dilakukan oleh Renault pada tahun 1987 dengan memperkenalkan taksi TZ
Hydrostable pada traktornya - dengan insulasi getaran yang kuat untuk peningkatan yang
signifikan untuk kenyamanan berkendara. Pada tahun 1996 traktor pertanian yang inovatif
telah diproduksi oleh SAME (Società Accomandita Motori Endotermici) dari Italia yakni
traktor dengan transmisi load-changeable otomatis.

Gambar 1.4 Traktor SAME


Mengenai sejarah perkembang traktor ini, umumnya yang dilaporkan adalah
perkembangan yang terjadi di Eropa dan Amerika sehingga informasi tentang traktor roda
dua sangat sedikit. Traktor roda dua yang sering juga disebut traktor berjalan merupakan
tahapan awal dari mekanisasi pertanian di negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Cina
dan Korea (Renius. K.T, 1999).

8
PENGENALAN TRAKTOR PERTANIAN

Mengenai sejarah perkembang traktor ini, umumnya yang dilaporkan adalah


perkembangan yang terjadi di Eropa dan Amerika sehingga informasi tentang traktor roda
dua sangat sedikit. Traktor roda dua yang sering juga disebut traktor berjalan merupakan
tahapan awal dari mekanisasi pertanian di negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Cina
dan Korea (Renius. K.T, 1999).

1.4 Peranan Traktor di Bidang Pertanian


Lazimnya suatu negara diharapkan memiliki semua industry baik industri primer,
sekunder dan tersier berkembang dalam harmoni yang baik. Seiring dengan kemajuan
jaman persentase populasi tenaga di bidang pertanian sebagai bagian dari industri primer
dari total penduduk yang dipekerjakan di semua industri di negara manapun memiliki
kecenderungan untuk menurun karena peningkatan industri sekunder dan tersier dengan
pembangunan ekonomi nasional. Di samping itu diakui atau tidak, bekerja di bidang
pertanian khususnya di lapang yang mengandalkan tenaga otot memang berat dan
semakin kurang diminati oleh generasi muda. Salah satu alternative penting untuk
mengatasi masalah tenaga kerja pertanian dan peningkatan produksi adalah penerapan
alat dan mesin dalam budidaya pertanian
Proses budidaya yang paling banyak menggunakan energy adalah pengolahan tanah
yakni kurang lebih 1/3 dari kebutuhan energy untuk budidaya pertanian. Untuk pertanian
dalam skala besar atau komersial tentu saja dibutuhkan efisiensi yang tinggi, sehingga
pemakaian alat dan mesin termasuk traktor dapat dikatakan sebagai keharusan.
Penggunaan traktor telah dimulai sejak tahun 1914 pada perkebunan Pabrik Gula Tebu
di Sidoarja. Selanjutnya penggunaan traktor berkembang di perkebunan-perkebunan di
Jawa Timur, Jawa Tengah dan Deli di Sumatera Utara.
Pada periode tahun 1946 – 1956, Pemerintah melakukan percobaan-percobaan
penggunaan traktor peninggalan Belanda di dataran Sekon Pulau Timor. Pada tahun 1951
diresmikan bagian mekanisasi pertanian di Departemen Pertanian dan beberapa orang
dikirim ke luar negeri untuk dididik di bidang mekanisasi pertanian.

9
TRAKTOR PERTANIAN

Pada periode tahun 1970-an , penggunaan traktor tangan dan traktor mini buatan
Jepang telah berkembang pesat pada lahan sawah, sedangkan proyek perkebunan dan
transmigrasi menggunakan peralatan mekanis berat. Selanjutnya pada tahun 1980.
penggunaan traktor besar untuk pembukaan dan penyiapan lahan perkebunan telah
banyak digunakan, termasuk alat pemberantas hama dan penyakit, transportasi dan mesin
tanam tebu.
Pada saat ini dapat dikatakan bahwa semua perusahaan perkebunan telah traktor
pertanian roda empat untuk operasi pengolahan tanah, pemeliharaan tanaman dan
sebagainya , serta untuk transportasi kebun yaitu untuk menarik trailer.Sedangkan di
kalangan petani kecil pun kegiatan pengolahan tanah hampir seluruhnya menggunakan
traktor roda dua.
Perkembangan yang pesat penggunaan traktor tangan mudah ditemukan di
pedesaan. Jarang terjadi penduduk yang telah merasakan manfaat penggunaan traktor
untuk melakukan pekerjaan pengolahan tanah secara cepat kemudian beralih memilih
menggunakan hewan atau tenaga otot untuk pekerjaan yang sama. Hal tersebut karena
mereka dapat memperbandingkan bahwa ternyata melakukan pengolahan tanah dengan
traktor lebih menguntungkan dibanding cara manual atau tenaga hewan.
Selain itu traktor juga digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan tanaman,
untuk memutar pompa irigasi, untuk pemanen (dengan memasang pisau reaper), untuk
memutar perontok padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan,
sampai hasil pertanian

Pada bab 1. telah dibahas definisi traktor pertanian, sejarah perkembangannya mulai dari
traktor bertenaga mesin uap hingga traktor modern yang digunakan saat ini serta penting
dalam produksi pertanian. Pada bab berikutnya traktor pertanian akan dibahas lebih rinci
identifikasi traktor yang meliputi sistem-sistem dalam traktor.

10
PENGENALAN TRAKTOR PERTANIAN

RINGKASAN
Konsekuensi dari jumlah penduduk yang besar adalah pemenuhan kebutuhan
pangan sehingga dibutuhkan produktivitas pertanian yang tinggi. Untuk memproduksi
bahan pangan yang dibutuhkan energy besar. Sementara itu jumlah tenaga kerja di bidang
pertanian semakin langka sehingga secara teknis dan ekonomis tidak memungkinkan
mengandalkan tenaga kerja manusia saja. Solusinya adalah penerapan mekanisasi
pertanian dengan menggunakan traktor untuk pekerjaan-pekerjaan yang d lapangan yang
terlalu berat untuk dilakukan oleh tenaga manusia. Penggunaan traktor pertanian yang
digunakan secara tepat baik secara teknis, ekonomis serta sosial budaya akan memberi
keuntungan bagi usaha pertanian.
Sekarang ini traktor tidak hanya digunakan di bidang pertanian, namun juga
digunakan di bidang industri maupun transportasi (untuk menarik pesawat terbang di
bandara). Pembahasan bab ini ditekankan pada traktor sebagai sumber tenaga untuk
keperluan pertanian yaitu menarik implement seperti bajak, alat tanam dan sebagainya. (
Melalui belajar sejarah perkembangan traktor, dapat mengenal traktor pertanian
secara lengkap dengan memahami perkembangan teknologi yang diterapkan traktor dari
generasi ke generasi.
Dengan belajar dari kegagalan dan keberhasilan penerapan traktor untuk kegiatan
pertanian yang telah dilakukan akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada sehingga penggunaan traktor menjadi yang lebih efektif dan
efisien.
Pengetahuan tentang gambaran umum dan wawasan tentang traktor ini membantu
mahasiswa dalam mempelajari traktor pertanian lebih lanjut .

11
12
IDENTIFIKASI TRAKTOR

BAB 2
IDENTIFIKASI TRAKTOR

2.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran bab ini adalah mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan cara mengidentifikasi traktor. Seperti yang telah dibahas pada
bab 1 traktor merupakan mesin yang bergerak yang berfungsi untuk menarik
beban dan menggerakkan peralatan, pada kecepatan rendah. Untuk mengenal traktor
pertanian lebih dekat perlu melakukan identifikasi yang meliputi system motor penggerak
(enjin) dan system utama pada traktor. Dalam bab 2 ini akan membahas tentang
identifikasi system traktor yang mencakup system motor penggerak , system pelumasan,
system pendinginan, system kelistrikan, system bahan bakar, serta system transmisi daya.
Di samping itu bab 2 ini juga membahas jenis-jenis klasifikasi traktor. Dengan menguasai
pengetahuan materi bab 2 ini mahasiswa diharapkan akan lebih mudah dalam
mempelajari bab-bab selanjutnya.

2.2 Enjin Traktor


Seperti halnya mobil, sebuah traktor merupakan mesin yang kompleks. Traktor
memiliki banyak komponen yang saling bekerja bersama sehingga traktor beroperasi
yakni berjalan, menarik beban dan menggerakkan peralatan. Untuk dapat melayani dan
memelihara traktor dengan benar, diperlukan pemahaman tentang bagaimana komponen
bekerja bersama-sama untuk menjaga mesin berjalan dan produktif.

Motor Pembakaran Dalam (Internal Combustion Engine = ICE) menghasilkan tenaga


mekanik dari energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar , sebagai akibat dari proses
pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar motor. ICE mengubah energi kimia dari
bahan bakar menjadi energi mekanik , biasanya berupa output poros berputar .

13
TRAKTOR PERTANIAN

2.2.1 Siklus Mesin


Proses kerja secara teratur dan terus menerus untuk menghasilkan tenaga, yang
terdiri : langkah isap, langkah usaha, langkah buang.
Berdasarkan prinsip operasinya motor pembakaran dalam dapat diklasifikasikan
kedalam dua jenis yaitu motor 4 langkah dan motor 2 langkah. Sebuah motor 4-langkah
membutuhkan dua putaran poros engkol untuk melengkapi satu siklus. Sedangkan motor
2 langkah membutuhkan satu putaran poros engkol untuk melengkapi satu siklus.

2.2.2 Bagian-bagian Motor


Bagian-bagian utama sebuah motor pembakaran dalam adalah seperti disajikan dalam
gambar berikut.

PELATUK (ROCKER ARM)


PEGAS KATUP

INJEKTOR BAHAN BAKAR


ATAU BUSI KATUP

PUSH ROD

SILINDER

TORAK
TAPPET

NOK (CAM )

BATANG TORAK

POROS ENGKOL

Gambar 2.1 Bagian-bagian Utama Motor

2.2.3 Jenis-jenis Motor Pembakaran Dalam


Motor pembakaran dalam dapat dikelompokkan menurut siklus operasi, bahan bakar
yang digunakan, metode pengisian silinder, posisi dan jumlah silinder, metode pengapian,

14
IDENTIFIKASI TRAKTOR

kecepatan motor, metode pendinginan dan sebagainya. Jenis motor yang akan dibahas
dalam bab ini hanya berkaitan erat dengan traktor pertanian.
Berdasarkan proses pengapiannya motor pembakaran dalam dibagi menjadi 2 jenis
yaitu motor pengapian busi dan motor pengapian kompresi. Motor pengapian busi ini
lebih dikenal sebagai motor bensin sedangkan motor dengan pengapian kompresi dikenal
sebagai motor diesel .
Motor bensin dan motor kerosen umumnya digunakan sebagai penggerak traktor
roda dua mini yang biasanya digunakan untuk pemeliharaan tanaman Sedangkan untuk
traktor traktor roda dua yang digunakan sebagai penarik implement pengolahan tanah
menggunkan motor diesel sebagai tenaga penggeraknya. Pada traktor roda empat
sekarang ini hampir dapat dipastikan digerakkan oleh motor diesel.
Tabel 2.1 menunjukkan posisi piston, katup isap, katup buang dan poros engkol pada
setiap langkah motor 4 langkah.

Tabel 2.1 Posisi Piston, Katup Isap, Katup Buang dan Poros Engkol Motor 4 Langkah

Nama Langkah Piston Katup Isap Katup Buang Poros Engkol

Isap Turun Terbuka tertutup ½ putaran


Kompresi Naik tertutup tertutup 1 putaran
Usaha Turun tertutup tertutup 1 ½ putaran
Buang Naik tertutup Terbuka 2 putaran

Dalam motor bensin, campuran bahan bakar-udara diisap ke dalam silinder dan
dinyalakan oleh loncatan api listrik dari busi menjelang akhir langkah kompresi dan
terjadilah proses pembakaran.
Sedangkan dalam motor diesel, udara segar/murni diisap kedalam silinder kemudian
dimampatkan pada langkah kompresi sehingga tekanan tinggi dan suhu meningkat hingga
cukup untuk membakar bahan bakar. Menjelang akhir langkah kompresi bahan bakar
solar diinjeksikan ke dalam udara bertekanan dan bersuhu tinggi dalam silinder sehingga
terjadi proses pembakaran.

15
TRAKTOR PERTANIAN

Gas bertekanan tinggi kemudian mengembang dan dengan mekanisme mekanik


memutar poros engkol , yang merupakan output dari mesin . Poros engkol (Crankshaft)
dihubungkan dengan transmisi daya untuk meneruskan energi mekanik untuk
menggerakkan traktor.

2.2.4 Bahan Bakar


Bahan-bakar yang digunakan untuk motor pembakaran dalam ini dapat
dikelompokkan kedalam 3 jenis yaitu

(1) Bahan Bakar Cair,


a. Bahan bakar cair mudah menguap, seperti bensin, alcohol dan benzene. Biasanya
campuran udara-bahan bakar jenis ini dinyalakan oleh sebuah busi. Bahan bakar jenis ini
umumnya digunakan untuk motor bensin.
b. Bahan bakar cair kental seperti bahan bakar minyak, minyak diesel, minyak-gas, bio-fuel
biasanya untuk pembakaran dibutuhkan kontak dengan udara mampat bersuhu tinggi
sehingga sesuai untuk digunakan pada motor dengan pengapian kompresi.

(2) Bahan Bakar Gas


Bahan bakar gas seperti LPG (Liquid Petroleum Gas), gas alam umumnya dinyalakan dengan
pengapian busi.

(3) Bahan Bakar Ganda dan multi


Motor pembakaran dalam berbahan bakar ganda beroperasi dengan dua jenis atau
lebih bahan bakar baik secara terpisah mau pun tercampur bersama-sama. Motor jenis ini
dapat dioperasikan oleh sebuah campuran lebih dari dua jenis bahan bakar gas seperti
hydrogen, methane, LPG dan sebagainya dikombinasikan dengan satu atau lebih bahan
bakar cair seperti alkohol, ether, ester, gasoline, minyak diesel dan sebagainya.

16
IDENTIFIKASI TRAKTOR

Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa motor penggerak traktor yang
banyak digunakan adalah motor yang keunggulan teknis, efisien dan ramah lingkungan
yaitu motor diesel 4 langkah sedangkan untuk traktor roda dua mini adalah motor bensin
atau kerosen 4 langkah atau 2 langkah.

2.3 Sistem Utama Traktor


2.3.1 Sistem Asupan (Intake System)
Seperti telah kita ketahui bahwa motor penggerak traktor pertanian modern adalah
motor diesel 4 langkah. Untuk proses pembakaran bahan bakar pada motor diesel udara
merupakan salah satu kebutuhan utama tanpa tersedia udara yang memadai motor diesel
tidak dapat beroperasi.
Sistem asupan berfungsi menyediakan pasokan udara ke dalam silinder untuk proses
pembakaran pada motor diesel dengan persyaratan udara harus bersih dari kotoran
seperti debu atau partikel-partikel kecil lainnya dan jumlah yang mencukupi. Untuk
memenuhi kebutuhan udara tersebut diperlukan seperangkat komponen pembersih dan
penyalur.
Penyaluran udara kedalam silinder dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
(1) Disedot secara alami (naturally aspirated) : vakum yang dihasilkan oleh pergerakan
piston turun mendorong udara ke mengalir ke silinder
(2) Diisi secara mekanis : udara didorong ke dalam silinder oleh kompresor digerakkan
oleh tenaga dari poros motor (supercharger)
(3) Udara didorong oleh kompresor pengisian yang satu poros dengan turbin yang
digerakkan gas buang (turbocharger)
Supercharger digerakkan dari poros mesin dan membutuhkan daya. Sedangkan
turbocharger, menggunakan gas buang yang keluar dari silinder untuk beroperasi, dan
tidak memerlukan daya dari mesin. Keuntungan penggunaan turbocharger adalah mengisi
lubang silinder dengan lebih

17
TRAKTOR PERTANIAN

banyak udara dan menghasilkan turbulensi dalam silinder. Efek terakhir ini sangat
meningkatkan pembakaran. Jadi, turbocharger meningkatkan daya motor diesel dan
memberikan potensi untuk menggunakan lebih sedikit bahan bakar.
Motor dengan isapan alami ( naturally aspirated ) mempunyai efisiensi volumetrik
sekitar 80% artinya ia menggunakan 80% kapasitasnya dalam hal volume silinder.Dengan
menggunakan turbocharger, efisiensi volumetrik motor dapat meningkatkan hingga 100%
dan lebih tinggi berdasarkan jumlah aliran udara dan tekanan yang dihasilkan.
Pertambahan volume udara berarti bertambah pula massa udara yang terlibat dalam
proses pembakaran yang akhirnya akan menambah daya yang dihasilkan hingga 30
persen.
Turbocharger menawarkan daya secara pasif artinya penambahan daya hanya ada
jika dibutuhkan seperti ketika motor bekerja dengan beban yang besar. Ketika beban
rendah motor beroperasi pada ukuran daya normal.
Sebelum dimasukkan ke dalam silinder udara harus dibersihkan dulu dari kotoran.
Pada prinsipnya pembersihan udara dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap pertama
membersihkan partikel-partikel dengan menciptakan pusingan udara (vortex) melalui pre-
cleaner kemudian pembersihan terhadap partikel-partikel debu menggunakan air-cleaner.
Nama bagian dan fungsi dari system asupan sebuah traktor selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 2.2 .

18
IDENTIFIKASI TRAKTOR

Tabel 2.2 Nama dan Fungsi Bagian Sistem Asupan

No. Bagian Fungsi

1. Pembersih awal menangkap partikel-partikel sebelum masuk ke pembersih


(Pre-cleaner) udara (air cleaner). Menciptakan “vortex” atau pusingan udara.
2.
Pembersih udara menangkap 99% partikel debu masuk ke mesin dan
(Air Cleaner) menyebabkan aus
3.
Selang Penghubug menghubungkan dari pembersih awal ke pembersi udara ke
(Connecting hoses) manifold.
4.
Intake Manifold menyalurkan udara (diesel) atau campuran udara /bahan bakar
(gasoline/LP) ke masing-masing silinder
5.
Katup Isap terbuka membiarkan udara atau campuran udara –bahan bakar
ke dalam silinder selama langkah isap. Menutup untuk
menyekat pembakaran
6.
Turbocharger menyediakan udara berlebih ke silinder untuk memperkuat daya.
Digerakkan oleh gas buang (exhaust)
7.
Intercooler menyediakan pendinginan ke udara untuk membiarkan udara
berlebih mendorong kedalam silinder untuk meningkatkan daya (
horsepower)

Bagian-bagian system asupan pada Tabel 2.2 di atas merupakan bagian-bagian


system asupan system asupan untuk traktor pertanian dengan motor penggerak multi-
silinder (jumlah silinder lebih dari 1 ) atau traktor besar. Untuk traktor kecil atau traktor
roda dua mini (silinder tunggal) tidak dillengkapi dengan intake manifold, turbocharger
dan intercooler.

2.3.2 Sistem Pembuangan (Exhaust System)


Sistem pembuangan berfungsi membuang gas sisa pembakaran dari dalam silinder
ke udara luar. Seperti pada motor 4 langkah umumnya , langkah buang dimulai dengan
membukanya katup buang 50ᵅ putaran poros engkol sebelum TMB dan diakhiri
menutupnya katup buang 10ᵅ setelah TMA. Gas buang setelah didorong keluar dari

19
TRAKTOR PERTANIAN

silinder melalui katup buang selanjutnya disalurkan ke exhaust manifold bersama-sama


dengan gas buang dari silinder lainnya (untuk motor multi-silinder). Selanjutnya gas
buang dari exhaust manifold diteruskan ke knalpot untuk diredam kebisingannya dan
dihilangkan pijaran. Kadangkala pada ujung knalpot dipasang semacam topi untuk
melindungi dari hujan, serangga, reruntuhan agar tidak masuk ke motor ketika tidak
dioperasikan. Untuk lebih jelasnya tentang fungsi dari bagian-bagian system
pembuangan dapat dilihat Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Nama dan Fungsi Bagian Sistem Pembuangan


No. Bagian Fungsi

1. Katup buang terbuka membiarkan gas pembakaran yang terperangkap selama


langkah buang. Tertutup menyekat ruang pembakaran.
2.
Exhaust Manifold kombinasi silinder bersama-sama membentuk satu pipa untuk
mengeliminasi gas buang
3.
Knalpot (Muffler) meredam kebisingan motor dan menghilangkan pijaran
4.
Exhaust Cap (jika Perlindungan dari hujan, , runtuhan ,dan sebagainya.Dari
menggunakan) masuknya serangga ke mesin ketika saat istirahat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pembuangan adalah membuang
gas sisa pembakaran ke udara luar dengan terredam tanpa kebocoran melalui knalpot.

2.3.3 Sistem Pelumasan (Lubricating Systems)- Full Flow dan By-Pass


Sistem pelumasan didesain untuk mencegah kerusakan pada bagian yang bergerak
pada traktor. Ketika dua permukaan bergesekan mereka menghasilkan panas (gesekan)
dan jika panas yang dihasilkan cukup tinggi maka itu adalah mungkin bahwa permukaan
ini bisa meleleh dan menyatu.
Pelumas bertujuan untuk menempatkan lapisan tipis minyak di antara permukaan
kerja logam bagian/komponen untuk mendinginkan efek gesekan dan melindungi
permukaan.

20
IDENTIFIKASI TRAKTOR

Pelumasan Percik
Pada jenis ini pada ujung bagian bawah batang torak stang seher dilengkapi dengan
sendok (oil spoon). Ketika mesin berputar sendok pemercik akan memercikan oli yang di
bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini sulit untuk melumasi bagian - bagian yang
memiliki celah lebih sempit sehingga sudah tidak lagi digunakan
Pelumasan Tekanan ( Pressure Feed Type )
Minyak pelumas disalurkan dengan cara ditekan menggunakan pompa oli untuk
melumasi bagian- bagian mesin. Jenis ini sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil
ataupun sepeda motor.

Pelumasan Kombinasi Percikan & Tekanan


Oli pelumas dipercikkan untuk melumasi dinding silinder dan oli pelumas ditekan
untuk melumasi bagian – bagian yang lain. Bagian-bagian itu penyusun system ini adalah
pompa biasanya dalam bentuk pompa roda gigi, sebuah pompa saringan oli masuk, katup
pelepas tekanan dan filter eksternal,kadang-kadang filter magnetik, galeri oli ke berbagai
bantalan dan pengukur tekanan oli.
Pada saat mesin berjalan, pompa roda gigi, yang digerakkan oleh poros engkol,
menarik oli melalui saringan masuk oli dan memompanya ke filter oli eksternal. Saringan
pompa masuk mencegah partikel besar dari kotoran atau logam yang masuk memompa
dan menyebabkan kerusakan, sementara filter eksternal membersihkan oli dari partikel-
partikel kecil pasir atau karbon.
Selanjutnya oli mengalir melalui galeri oli dan lobang untuk melumasi bantalan poros
engkol, bantalan poros bubungan, push rod, roda gigi waktu (timing gear), mekanisme
katup dan kembali ke bak untuk beredar lagi Karena kecepatan pompa bervariasi sesuai
dengan kecepatan mesin, tekanan oli akan bervariasi dan mungkin menjadi berlebihan.
Jika ini terjadi katup pelepas tekanan akan terbuka dan minyak yang berlebihan akan
kembali ke bak, sementara minyak masih ada dipompa melalui filter eksternal. Sebuah
pipa yang diambil dari galeri utama pergi ke papan dasbor traktor ke pengukur tekanan

21
TRAKTOR PERTANIAN

minyak. Di beberapa traktor ada sebuah lampu tekanan oli di tempat gauge. Ini terkait
dengan penginderaan tekanan ganti di galeri oli utama mesin.

Filter Oli
Untuk mencegah masuknya kontaminan ke bagian – bagian fungsional mesin maka
digunakan filter oli. Pada lubang pengisi oli dilengkapi dengan saringan kasar untuk
mencegah kotoran berat melewatinya. Sebuah saringan dipasang sekitar asupan pompa
oli untuk mencegah partikel besar memasuki pompa. Sebuah filter magnetik dapat
dipasang di atau dekat pompa.
Ada dua jenis filter utama:
(1) Filter elemen yang dapat diganti tempat filter ditempatkan di dalam sebuah
casing yang dapat diganti. Casing ini disegel di bagian atas dan bawah dengan
cincin karet, dan ditahan di tempat oleh baut pusat.
(2) Jenis kartrid diganti tempat seluruh unit tidak dikunci mesin dan dibuang dan unit baru
dipasang. Itu disekrup di tempatnya dengan tekanan tangan disegel dengan cincin
karet.

Tabel 2. 4 Nama dan Fungsi Bagian Sistem Pelumasan

No. Bagian Fungsi


1. Carankcase reservoir menampung oli cadangan untuk digunakan mesin. Menahan
(Oil Pan) partikel membersihkan oli untuk penggantian
2. Pompa oli menyediakan tekanan untuk sirkulasi oli ke seluruh sistem
3. Filter oli pembersihan/penyaringan partikel padat dari supley oli.
4. Jalur oli (Oil Passages) Menyalurkan oli melalui blok mesin ke arah yang perlu
dilumasi
5. Katup pengatur tekanan mengatur tekanan oli.
6. Meteran oli menyediakan operator dengan indikasi tekanan oli

Sistem pelumasan pada mesin traktor merupakan system yang sangat penting yang
menentukan umur pemakaian traktor. Kalau system pelumasan ini tidak berfungsi maka

22
IDENTIFIKASI TRAKTOR

mesin atau enjin traktor tidak hanya macet tetapi akan menhalami kerusakan yang fatal
misalnya batang pistona bengkok, piston memuai hingga tidak bisa digerakkan dan lain-lain.

2.3.4 Sistem Kelistrikan (Electrical System)


Sistem kelistrikan pada semua traktor hampir sama kecuali satu atau dua perubahan.
Pada beberapa merek traktor, alternator telah diperkenalkan sebagai pengganti dinamo
untuk mengisi ulang baterai. Umumnya sistem kelistrikan sebuah traktor terdiri baterai
(aki), sistem pengisian, sistem pengaturan, sistem start, dan relai dan sekering. Untuk
lebih jelasnya nama-nama dan fungsi bagian-bagian system kelistrikan dapat dilihat pada
Table 2.5 berikut.
Tabel 2.5 Nama dan Fungsi Bagian Sistem Kelistrikan Traktor

No. Bagian Fungsi


1. Baterai menyimpan daya listrik untuk sistem
2. Kabel Ground menghubungkan baterai ke rangka untuk grounding
3. Kunci kontak menghubungkan daya baterai ke starter dan sistem
traktor
4. Ammeter gauge memberi operator pembacaan isi baterai
5. Regulator tegangan mengatur voltase luaran dari allternator ke baterai
6. Starter Solenoid menghidupkan daya ke starter
7. Starter memutar flywheel mesin ke engkol
8. Distributor “mendistribusikan” daya listrik ke masing
9. Koil meningkatkatkan voltase listrik untuk membuat
lompatan bunga api pada celah elektrode busi
10. Alternator menyediakan pengisian baterai
11. Busi (hanya gasoline) menyediakan pengapian kompresi gas kedalam . masing
masing silinder oleh lompatan bunga api celah elektrode
busi
12. Kabel daya menghubungkan baterai positif ke sambungan listrik yang
membutuhkan daya biasanya melaui via sebuah fuse
panel untuk proteksi

23
TRAKTOR PERTANIAN

Setelah mempelajari uraian materi system kelistrikan traktor dapat kita simpulkan ada 2
hal penting yaitu : pemanfaatan energy listrik dari baterai untuk diubah menjadi energy
mekanik sebagai penggerak motor starter dan pengaturan generator/alternator untuk
mengisi baterai. Dengan pengaturan voltase dan arus yang baik maka proses start motor
dan proses pengisian baterai juga kan berjalan dengan baik.

2.3.5 Sistem Pendinginan

Pada langkah usaha dari motor diesel dapat menghasilkan suhu setinggi 1600 0C dan
ini lebih besar dari titik leleh bagian-bagian mesin yang bersentuhan dengan panas, oleh
karena itu dibutuhkan sistem pendingin yang efisien. Untuk mencegah berbagai bagian
mesin dari overheating, mereka harus didinginkan. Pada operasi mesin setiap bagian dari
mesin harus dipanaskan dengan cepat, sampai pada suhu kerja, dan setelah itu suhu
harus dipertahankan dalam kisaran tertentu yang relatif sempit. Sementara itu beban
mesin dapat bervariasi dari beban minimum ke beban maksimum (100%).
Sistem pendingin harus beroperasi dengan baik pada kisaran yang sangat luas dan
berbagai keadaan.
Sistem pendinginan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu sistem pendingin
udara dan sistem penndingin air

Sistem Pendingin Udara:


Metode ini digunakan terutama untuk mesin silinder tunggal kecil, seperti itu cocok
untuk mesin hortikultura. Pada sistem ini udara langsung mendinginkan bagian yang
panas dari mesin.Umumnya permukaan yang bersirip untuk memperbesar permukaan
perpindahan panas.

24
IDENTIFIKASI TRAKTOR

Telah ketahui bahwa udara massa jenis dan panas jenis udara kecil jika dibandingkan
dengan air maka pada sistem pendingin udara tentu saja akan membutuhkan udara dalam
jumlah yang “banyak” . Untuk memenuhinya dapat dilakukan dengan kipas pendingin
yang digerakkan oleh poros engkol dengan cara V-belt, atau digerakkan oleh mesin listrik
kecil.
Pendinginan dalam hal ini dilakukan dengan mengarahkan hembusan udara di
sekitar silinder dan kepala silinder, keduanya bersirip. Sirip ini memberikan permukaan
yang lebih luas sehingga panas dapat menyebar dan diambil oleh udara yang dingin.
Selain itu hembusan udara diciptakan dengan memasang kipas penghembus pada roda
gigi mesin yang terbungkus dalam penutup mesin (cowling) yang membentang di atas dan
di sekitar silinder. Udara ditarik oleh penghembus dan diarahkan ke silinder untuk
mendinginkannya.

Pendingin air
Sebagian besar system pendinginan traktor adalah pendinginkan air. Sistem
pendinginan air ini merupakan metode yang lebih efektif dibandingkan dengan pendingin
udara untuk mesin multi-silinder. Silinder mesin dikelilingi oleh jaket air yang juga meluas
ke kepala silinder, dan dari kepala silinder. Kepala silinder dihubungkan dengan selang
karet ke bagian atas radiator. Dari outlet lain di bagian bawah radiator, sambungan selang
dibawa ke jaket air mengelilingi silinder, ini menyediakan jalur yang dilalui aliran air.
Dalam Tabel 2.6 disajikan nama bagian dan fungsinya dari sebuah system
pendinginan traktor pertanian.

25
TRAKTOR PERTANIAN

Tabel 2.6 Nama Dan Fungsi Bagian Sistem Pendinginan


No. Bagian Fungsi

1. Radiator menyediakan penukaran panas dengan konveksi


udara untuk mendinginkan mesin.
2. Tanki penahan pendingin menyediakan penukaran fluida dengan radiator.
(Plastik) Pemulihan dan penyimpanan.
3. Tutup radiator menahan cairan dari radiator . Menyediakan tekanan
pada sistem untuk meningkatkan suhu pendidihan
4. Kipas Menarik udara melalui radiator ke fasilitas
penukaran panas dan pendinginan

5. Sabuk kipas mengubungkan daya mesin ke popa air untuk


mensirkulasikan coolant.
6. Pompa air “jantung ” dari sistem. Mensirkulasikan cairan
coolant melewati sistem untuk menyerap panas dari
blok (konduksi).
7. Jaket air melewatkan didalam blok mesin ke cairan untuk
mensirkulasikan dan menyerap panas
8. Thermostat piranti yangdikendalikan oleh suhu pendingin
9. Selang penghubung menghubungkan pintu (port) radiator atas dan
bawah ke blok mesin untuk mengubah pendingin
10. Cairan(pendingin) kombinasi air destilasi dan antibeku dalam rasio yang
direkomendasi untuk menyediakan pendinginan dan
mencegah pembekuan cairan dalam musim dingin (di
negara 4 musim)

Seperti telah kita ketahui bahwa motor merupakan mesin pengubah energy panas
pembakaran bahan bakar menjadi energy mekanik berupa gerakan putaran poros engkol.
Pendinginan adalah membuang panas berarti menurunkan efisiensi termal motor.
Pendinginan harus dilakukan karena kalau tidak ada pendinginan bagian-bagian yang
gesekan akan menimbulkan panas, memuai, tidak bisa bergerak sehingga mesin tidak dapat
berfungsi.

26
IDENTIFIKASI TRAKTOR

2.3.6 Sistem Bahan Bakar (Fuel Systems) Diesel

Bagian-bagian dari sistem pasokan bahan bakar dari mesin diesel terdiri dari tangki
bahan bakar,fuel pump lift atau pompa feed bahan bakar, filter bahan bakar, pompa injeksi
bahan bakar, pipa tekanan tinggi, katup aliran, injektor bahan bakar.
Nama bagian dan fungsinya dari sebuah system bahan bakar traktor pertanian disajikan
dalam Tabel 2. berikut.

Tabel 2. 7 Nama dan Fungsi Bagian Bahan Sistem Bakar Ttraktor

No. Bagian Fungsi

1. Tanki bahan bakar wadah cadangan bahan bakar untuk digunakan


mesin
2. Pompa bahan bakar memindahkan bahan bakar dari tanki ke pompa
injeksi.
3. Filter bahan bakar membuang residu padat dari bahan bakar sebelum
masuk silinder
4. Pompa injeksi menggerakkan , mengukur, dan menentukan
waktu bahan bakar ke nozzle injektor
mengabutkan (semprotan halus) dan menyalurkan
5. Nozzle injektor
bahan bakar ke silinder dalam jumlah dan pola
yang benar

2.3.7 Sistem hidrolik (Hydraulic System)


Sistem hidrolik pada sebuah traktor merupakan mekanisme untuk mengangkat,
menahan atau menurunkan implement baik mounted atau semi-mounted oleh cara
hidrolik. Semua traktor dilengkapi dengan system kendali hidrolik untuk pengoperasian
tiga titik gandeng traktor. Nama bagian dan fungsi dari system hidrolik sebuah traktor
dapat disajikan dalam Tabel berikut.

27
TRAKTOR PERTANIAN

Tabel 2.8 Nama dan Fungsi Bagian Sistem Hidrolik traktor


No. Bagian Fungsi

1. Reservoir menyimpan oli, menjaga kebersihan oli, bebas


udara dan relatif dingin.
2. Akumulator atau Pompa mengkonversi energi hidroilk ke energi mekanik
3. Cooler mendinginkan oli hidrolik
4. Katup mengendalikan arah, laju aliran, da tekanan oli
hidrolik
5. Pipa penyalur menghubungkan komponen hidrolik untuk aliran
fluida. Dibawah tekanan tinggi . jangan mengecek
kebocoran dengan tangan. Gunakan sebuah
sepotong kardus
6. Fluida fluida hidrolik melumas, dingin, dan melindungi
sistem dari karat dan korosi
7. Filter membersihkan fluida dan kontaminan

8. silinder mengoperasikan beban

9. Motor menyediakan luaran putaran kontinyu ke peralatan

Seperti telah kita ketahui bahwa traktor selain untuk menarik beban juga digunakan
untuk mengangkat dan menahan dan menurunkan peralatan seperti implement
pengolahan tanah atau peralatan pemindahan tanah. Perangkat untuk menunjang fungsi
tersebut adalah system hidrolik. Jadi traktor pertanian tanpa dilengkapi system hidrolik
maka fungsi traktornya menjadi tidak sempurna.

2.3.8 Sistem Transmisi Traktor


Sistem ini terdiri dari komponen yang digunakan untuk meneruskan torsi yang
dikembangkan oleh penggerak utama atau mesin ke roda penggerak dan untuk mengubah
torsi dan arah rotasi roda.
Pada prinsipnya sistem transmisi daya dari sebuah traktor pertanian biasanya terdiri
dari kopling, roda gigi transmisi (persneleng, gearbox), differensial dan final drive.

28
IDENTIFIKASI TRAKTOR

Pada Tabel 2.9 disajikan nama nagia dan fungsi masing-masing bagian dari sebuah system
transmisi daya traktor.
Selanjutnya sistem transmisi daya traktor dari motor penggerak (enjin) sampai
reduksi akhir sehingga traktor dapat berjalan dan menyalurkan tenaganya untuk
operasional akan dibahas lebih rinci pada Bab 4. dari buku ajar ini.

Tabel 2.9 Nama dan Fungsi Bagian Sistem Transmisi Daya


No. Bagian Fungsi

1. Kopling (Clutch) meneruskan daya dari motor ke transmisi dan


menyediakan sebuah alat menyambung dan
memutus aliran daya ke transmisi
2. Transmission rangkaian roda-gigi yang meneruskan dan
menyesuaikan daya motor ke roda penggerak.
3. Differential meneruskan daya ke poros.Memberikan dua
roda berputar pada kecepatan berbeda

4. Final Drives menyediakan reduksi akhir kecepatan dan


meningkatkan torsi ke roda penggerak

Seperti telah kita ketahui bahwa traktor adalah mesin yang bisa bergerak dengan
kecepatan rendah untuk menarik beban dan menggerakkan peralatan yang bisa
beroperasi di lahan (off road). Sementara itu motor penggerak traktor (enjin)
mempunyai kecepatan putar tinggi yang harus direduksi dengan seperangkat alat yang
disebut system transmisi daya.

2.4 Klasifikasi Traktor

Traktor roda empat dan traktor perayap/krepyak disebut juga traktor kendara, karena
operator mengemudikannya traktor ini dari dalam ruang kemudi dan mengemudikannya
menggunakan roda kemudi seperti layaknya sopir mobil. Traktor roda empat
diklasifikasikan menjadi beberapa macam.

29
TRAKTOR PERTANIAN

Klasifiksasi traktor roda empat yang umum dilakukan adalah berdasarkan fungsi, ukuran
daya penggerak, serta jenis alat traksinya.
Berdasarkan fungsinya traktor roda empat dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
(1) Traktor serba guna (general purpose tractor) : dirancang untuk melakukan pekerjaan
yang sifatnya umum, berdaya sedang sampai besar, dengan kedudukan poros relative
rendah, misalnya : untuk pengolahan tanah, perataan tanah dan sebagainya.
(2) Traktor untuk penggunaan khusus (all/special purpose tractor) : dirancang untuk
pekerjaan yang sifatnya khusus, mudah dirangkai dengan alat/mesin pertanian,
misalnya alat/mesin penanam, penyiang, pemberantasan hama. Kedudukan poros
roda belakang tinggi dan berdaya rendah, jarak roda dapat diatur.
(3) Traktor perkebunan (plantation tractor, orchard tractor), dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat bekerja dengan mudah dan aman di sekitar pohon. Biasanya dibuat
dengan konstruksi yang mempunyai pusat titik berat rendah, berdaya besar, serta
dilengkapi dengan alat pelindung.
(4) Traktor industry (industrial tractor), dibuat khusus untuk industry atau kegiatan
pembangunan. Kekhususannya antara lain bergardan ganda (four wheel drive), ukuran
roda depan dibuat hampir sama dengan roda belakang, berdaya besar.
(5) Traktor kebun (garden tractor), traktor berdaya kecil (± 12 HP), untuk melakukan
kegiatan ringan, misalnya untuk potong rumput, usaha pertanian kecil.
Klasifikasi traktor berdasarkan ukuran daya penggeraknya:
 (1) Traktor mikro, < 17 Hp
 (2) Traktor mini, 17 - 29 Hp
 (3) Traktor sedang, 29 - 60 Hp

30
IDENTIFIKASI TRAKTOR

 (4) Traktor besar, 60 - 107 Hp


 (5) Traktor sangat besar, >107 Hp

Berdasarkan alat traksinya traktor roda empat diklasifikasikan kedalam 3 klas, yaitu:
1. Crawler traktor,
yaitu traktor yang penggeraknya berupa roda rantai. Roda rantai yaitu tipe penggerak
yang berupa sabuk atau rantai panjang dan lebar yang kedua ujungnya saling terhubung
dan digerakkan dengan banyak roda gigi di dalamnya. Contoh umum kendaraan dengan
penggerak rantai adalah tank dan buldozer. Traktor tipe ini bisa digunakan pada tanah
yang kering dan berpasir atau tanah bersalju di mana roda biasa memiliki risiko untuk slip.
Bahan yang digunakan untuk membuat sabuk atau rantai biasanya berupa baja atau karet.
Yang saat ini umum digunakan adalah yang terbuat dari karet, karena memiliki elastisitas
yang cukup sehingga menngurangi terjadinya pemadatan tanah.

(a) General Purpose (b) Special purpose (c) Orchard tractor

(d) Traktor kolong tinggi (e) Traktor Kebun (f) Traktor ban ganda

Gambar 2.2 Berbagai Jenis Traktor Roda Empat

31
TRAKTOR PERTANIAN

2. Wheel tractor,
yaitu traktor yang digerakkan dengan roda yang berbentuk bulat yang umumnya terbuat
dari karet. Ini adalah tipe traktor yang paling umum digunakan. Ukuran roda dapat
bervariasi tergantung keperluan dan posisi roda, namun umumnya besar dan lebar
untuk mencegah terjadinya pemadatan tanah karena besarnya tekanan roda terhadap
tanah. Untuk penggunaan di lahan basah seperti persawahan, roda yang digunakan
umumnya roda sangkar (cage wheel) untuk memungkinkan terjadinya traksi.
3. Half track tractor, yaitu traktor yang bisa digerakkan dengan roda maupun roda
rantai sesuai keperluan.

(a) Rantai baja (b) Rantai karet

Gambar 2.3 Crawler Tractor

Gambar 2.4 Half Track Tractor

Berdasarkan penjelasan tentang berbagai macam klasifikasi traktor dapat ditarik


kesimpulan bahwa yang paling penting adalah jenis dan ukurannya. Dengan memahami
lasifikasi traktor dapat bermanfaat dalam memilih traktor yang tepat sesuai dengan jenis
dan volume pekerjaan yang harus dieselesaikan.
_________________________________________________________________________

32
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR

Pada bab 2 telah dibahas komponen-komponen utama traktor dan bagaimana


hubungannya terhadap daya traktor, identifikasi komponen-komponen utama sistem
traktor, identifikasi penggunaan komponen utama sistem traktor, hubungan bagian –
bagian sistem utama traktor dan fungsinya untuk pelayananan dan pemeliharaan traktor,
serta jenis-jenis klasifikasi traktor. Pada bab 3 berikut akan membahas penerapan dasar-
dasar mekanika untuk traktor

Ringkasan
Di pasaran tersedia traktor dengan berbagai jenis, merek, dan ukuran. Untuk bisa
menentukan traktor yang mana yang harus dipilih Anda harus mengenali mereka secara
seksama sehingga traktor pilihan Anda sudah sesuai dengan kebutuhan operasi yang
direncanakan. Untuk diperlukan kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi
traktor.
Traktor yang diidentifikasi dan diklasifikasi di bab ini adalah traktor pertanian dan
pembahasan dibatasi pada identifikasi mesin dan system-sistem utama pada traktor roda
empat dan klasifikasi traktor berdasarkan ukuran daya, dilakukan berdasarkan fungsi,
ukuran daya penggerak, serta jenis alat traksinya.
Secara deskriptif dijelaskan nama komponen dan fungsinya dari masing-masing
system utama yaitu Sistem Asupan (Intake System), Sistem Pembuangan (Exhaust
System), Sistem Pelumasan (Lubricating Systems)- Full Flow dan By-Pass, Sistem Kelistrikan
(Electrical System), Sistem Pendinginan (Cooling Systems) – Air cooled dan Liquid cooled,
Sistem Bahan Bakar (Fuel Systems) Diesel, Sistem Transmisi Traktor, dan dilanjutkan
dengan klasifikasi traktor.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu menyebutkan nama komponen dari
masing-masing system utama beserta fungsinya. Selain itu juga mampu mengidentifikasi
sebuah traktor berdasarkan ukuran, fungsi serta alat traksinya dengan tepat dan mampu
menjelaskan ciri-cirinya.

33
TRAKTOR PERTANIAN

Kemampuan untuk mengidentifikasi traktor sangat penting karena digunakan


sebagai dasar untuk klasifikasikan sebuah traktor. Kemampuan untuk mengklasifikasikan
traktor sangat penting dalam menentukan jenis traktor yang akan digunakan.

34
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR

BAB 3
DASAR - DASAR
MEKANIKA TRAKTOR

3.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran yang ingin dicapai pada bab 3 ini adalah mahasiswa
mampu bahwa traktor adalah mesin yang bergerak dengan kecepatan rendah
dan menghasilkan traksi yang tinggi.
Dalam bab 3 ini akan membahas penerapan menerapkan dasar-dasar mekanika traktor
untuk menentukan traksi. Seperti telah kita ketahui prinsip-prinsip umum mekanika
traktor untuk memberikan pemahaman yang sederhana namun mendasar tentang
operasinya dan kinerja yang ideal. Dengan cara yang mirip dengan disiplin teknik lainnya,
kita dapat mendefinisikan elemen atau komponen traktor dalam hal mekanika umum
tanpa perlu mengetahui bentuk terperinci mereka. Mesin (sumber daya) diwakili torsi dan
kecepatan tanpa harus menentukan jenis dan prinsip operasinya (pembakaran internal
atau eksternal), siklus operasinya. Begitu pula sistem transmisi dapat dinyatakan dalam
hal rasio transmisi.
Pengetahuan dasar – dasar mekanika traktor ini akan bermafaat dalam memahami
perhitungan-perhitungan kebutuhan daya, system transmisi traktor yang akan dibahas
pada bab-bab selanjutnya.

3.2 Kecepatan
Kecepatan merupakan salah satu parameter penting dalam mempelakari mekanika
traktor . Untuk menghitung daya mesin (enjin), daya tarikan implement, dan rasio
transmisi traktor dibutuhkan parameter kecepatan. Kecepatan di sini dapat dibedakan

35
TRAKTOR PERTANIAN

menjadi 2 macam yaitu kecepatan linier dan kecepatan putar. Kecepatan putar digunakan
untuk mesin, poros atau roda. Sebagai contoh mesin memutar roda sehingga traktor
berjalan. Poros mesin dan poros roda bergerak dengan gerak melingkar atau berputar
sedang traktor bergerak maju atau mundur termasuk gerak lurus (linear). Oleh karena itu
kecepatan mesin dan roda adalah kecepatan putar sedangkan kecepatan gerak traktor
adalah kecepatan linear.
Kecepatan adalah besarnya jarak yang ditempuh oleh benda tiap satuan waktu.
Kecepatan adalah jenis besaran yang bergantung pada arah, sehingga kecepatan termasuk
dalam besaran vektor. Konsep tentang kecepatan dibagi menjadi dua, yaitu kecepatan
sesaat dan kecepatan rata-rata. Kecepatan sesaat adalah kecepatan benda pada suatu
saat, sedangkan kecepatan rata-rata adalah hasil bagi antara perpindahan dengan selang
waktunya. Untuk jelasnya berikut ini diberikan sebuah contoh., sebuah traktor bergerak
dari titik A ke titik B dengan jarak tempuh 41,75 m membutuhkan waktu 25 detik maka
kecepatan traktor tersebut adalah 41,75 m dibagi 25 detik sebesar 1,67 m/det atau kira-
kira 6 km/jam.

v
41,75 m

B A
Gambar 3.1 Kecepatan Traktor

Sebuah traktor akan mengalami percepatan apabila traktor tersebut bergerak


dengan kecepatan yang tidak konstan dalam selang waktu tertentu. Misalnya, traktor yang
bergerak menuruni sebuah bukit memiliki suatu kecepatan yang semakin lama semakin
bertambah selama geraknya. Gerak traktor tersebut dikatakan dipercepat dan sebaliknya
jika traktor menaiki tanjakan maka kecepatan traktor semakin lama semakin berkurang
atau diperlambat.

36
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR

Selanjutnya untuk menyederhanakan analisis kecepatan kita asumsikan sebuah


traktor yang beroperasi pada permukaan yang keras seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.2. Diasumsikan juga bahwa tidak ada percepatan sehingga persamaan
kesetimbangan dapat diterapkan meskipun traktor sedang bergerak.
Apabila motor penggerak traktor beroperasi dengan kecepatan putaran Ne dan rasio
transmisi keseluruhan q maka kecepatan putar pada roda penggerak berkurang menjadi
Ne/q. Sebagai konsekuensi dari pengurangan kecepatan dengan faktor 1/q, ada
peningkatan torsinya sesuai dengan faktor q. Nilai-nilai ini sesuai dengan `rasio kecepatan
'dan `Keuntungan mekanis 'dari fisika dasar.

v0

MOTOR
Ne Nw

Gambar 3.2 Analisis Kecepatan Traktor Pada Kondisi Ideal

Mengacu pada traktor seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2, dalam hal ini
Diameter roda penggerak = D
Kecepatan mesin = Ne
rasio transmisi keseluruhan = q
Kecepatan putar roda penggerak = Nw
Dengan asumsi tidak ada kehilangan dalam system transmisi , maka kecepatan putar roda
penggerak dapat dihitung dengan persamaan berikut.

…………………………...……………(3.1)

37
TRAKTOR PERTANIAN

Pada kondisi ideal, permukaan datar dan keras, dan tidak ada slip antara roda dan
permukaan maka :
Kecepatan perjalanan traktor = kecepatan linier roda penggerak traktor = Vo dan dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut.

………..…………………………(3.3)

Kecepatan traktor yang berjalan pada permukaan tanah dengan menarik beban akan
lebih rendah dari kecepatan ideal akibat slip roda.
Slip roda dapat ditentukan dengan persamaan berikut.

Slip roda : ……………………… (3.4 )

Di mana, V
V0 = kecepatan perjalanan teoritis (seperti dalam Persamaan 3.2 di atas)
V = kecepatan perjalanan sebenarnya
Dengan mengganti V dari Persamaan 3.3 maka diperoleh persamaan berikut.

Pengukuran slip roda dengan melibatkan kecepatan traktor seperti yang diberikan
persamaan 3.4. dalam prakteknya sulit dilaksanakan karena kecepatan mesin yang
bervariasi. Untuk memudahkan pengukuran slip traktor dilengkapi dengan implement
sebagai beban kemudian diukur jarak tempuh atau jumlah putaran rodanya.
Dua metode pengukuran slip roda yang praktis dan mudah dilaksanakan, yaitu (a)
pengukuran jarak tempuh untuk jumlah putaran roda tertentu, (b) perhitungan jumlah

38
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR

putaran roda untuk jarak tempuh tertentu,

(a) Pengukuran Jarak Tempuh

Slip roda :

…………..…. ( 3.6 )

So = jarak yang ditempuh ketika traktor dijalankan dengan nol tarikan drawbar di
permukaan.
S = jarak tempuh ketika traktor menghasilkan tarikan drawbar di permukaan
Metode ini mudah dilaksanakan hanya membutuhkan pita ukur saja untuk mengukur
jarak tempuh, sedangkan untuk menghitung jumlah putaran dapat dilakukan secara visual.
Pada pengukuran ini traktor diuji dengan jumlah putaran yang sama baik dengan tanpa
beban maupun dengan beban.

(a) Perhitungan Putaran Roda


Pada merode ini ditetapkan dulu jarak tempuh yang sama untuk traktor tanpa beban
maupun dengan beban kemudian dihitung jumlah putaran roda untuk menempuh kedua
jarak tersebut. Kemudian slip roda dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

Slip roda : (3.7 )

Dimana :
N0 = jumlah putaran roda ketika traktor dijalankan tanpa beban di permukaan
N = jumlah putaran roda ketika traktor dijalankan dengan beban tarikan drawbar
di permukaan
Jika tersedia peralatan yang dapat mengukur jumlah putaran dalam bilangan pecahan)
maka metode ini merupakan metode yang praktis dan mudah dilaksanakan.
Berdasarkan analisis kecepatan di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan perjalanan

39
TRAKTOR PERTANIAN

tergantung langsung pada kecepatan mesin dan berbanding terbalik dengan rasio
transmisi keseluruhan.

3.3 Gaya/Torsi
Di dalam ilmu fisika gaya, adalah interaksi apapun yang dapat menyebabkan sebuah
benda bermassa mengalami perubahan gerak, baik dalam bentuk arah, maupun
konstruksi geometris. Konsep yang berhubungan dengan gaya antara lain: gaya hambat,
yang mengurangi kecepatan benda, torsi yang menyebabkan perubahan kecepatan rotasi
benda.
Torsi atau momen gaya adalah gaya untuk memutarkan suatu benda pada porosnya,
maka torsi bisa diibaratkan sebagai gaya putar terhadap suatu benda. Contoh penerapan
torsi seperti pada saat memutar kunci untuk mengencangkan dan melepas baut,
membuka-menutup tutup botol, menggenjot pedal sepeda, dan menggerakkan flywheel
pada motor pembakaran dalam.

Simbol torsi pada fisika adalah τ (dibaca tau) dan M apabila disebut sebagai momen.

Dalam subbab ini akan membahas tentang bagaimana torsi mesin sebuah traktor
dapat diubah menjadi torsi roda penggerak dan gaya tarik pada drawbar.Untuk
memudahkan dalam pembahasan kita tinjau traktor yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 :

Torsi mesin = Te
Torsi roda penggerak, Tw = q Te …………………………………………………. (3.8)

Kesetimbangan mengharuskan torsi ini sama dan berlawanan dengan momen reaksi
tanah, H pada roda: maka persamaan momen adalah

……………………………………………………. (3.9)

40
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR

MOTOR
Te Tw
F
R
H
Gambar 3.3 Gaya /torsi traktor

Dengan mengabaikan gaya eksternal eksternal R(tahanan gelinding ), maka


kesetimbangan akan terjadi jika gaya tarikan drawbar sama dengan gaya reaksi tanah
(lihat Gambar 3.3).
F = H;
…………………………………………………………………………………. (3.10)

Pada traktor roda ban bekerja gaya tahanan gelinding tanah R (rolling resistance)
yang diasumsikan bekera secara horizontal pada roda pada kontak roda / tanah ,
berlawanan dengan arah gerakan traktor (lihat Gambar 3.3 )
Untuk kesetimbangan gaya horizontal eksternal yang bekerja pada traktor dinyatakan
dengan persamaan berikut.

H = F + R …………………………………………………………………………………. (3.11 )

Berdasarkan analisis gaya pada traktor menunjukkan bahwa tarikan drawbar


bergantung langsung pada torsi yang dihasilkan oleh mesin dan pada perbandingan roda
gigi. Kontak antara roda dan permukaan tanah dapat menghasilkan reaksi terhadap P.

41
TRAKTOR PERTANIAN

3.4 Daya
Dalam subbab terdahulu sudah dibahas tentang gaya dan torsi pada traktor.
Selanjutnya subbab ini akan membahas tentang daya. Daya dan torsi merupakan
parameter penting dalam menentukan performa atau unjuk kerja mesin. Daya adalah
jumlah energi dilakukan per satuan waktu. Jadi daya mesin adalah jumlah energi yang
dihasilkan mesin setiap waktunya. Kalau energi yang diukur pada poros mesin, dayanya
disebut daya poros. Bagaimana kalau daya yang diukur berupa gaya tarikan yang linier?
Apakah definisinya berbeda? Apakah rumus perhitungannya juga berbeda?
Untuk menjawab pertanyaan di atas bisa kita simak uraian berikut.

= gaya x kecepatan

Untuk gerak linier :


Daya : P = F x V
Untuk gerak rotasi :
Daya : ,P = F x V ,

Oleh karena F.r = torsi, dan maka Daya: P = torsi x

kecepatan sudut
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa daya putar dapat diubah ke
bentuk daya linear. Aplikasinya daya dari poros roda dapat diubah kebalam daya tarikan
drawbar.
Dari analisis kecepatan dan analisis gaya atau torsi untuk traktor roda empat dan
dengan mengabaikan kerugian karena slip roda dan gaya tahanan gelinding tanah maka

42
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR

mekanika daya mesin dan daya drawbar dapat dianalisis sebagai berikut..

Daya mesin, Pe= = 2 π Te Ne ……………………………………………………………………..(3.12)


Daya drawbar, Pd = gaya tarik drawbar x kecepatan perjalanan
= F. V =

= 2 π Te Ne = daya mesin

Dengan demikian, jika kita mengabaikan kerugian karena slip roda dan gaya tahanan
gelinding, maka semua daya dari mesin diteruskan pada drawbar. Kondisi yang demikian
ini hanya untuk situasi ideal yang mungkin berlaku kira-kira pada traktor yang bekerja di
permukaan yang keras dengan gaya tarik drawbar dan slip roda kecil.
Dalam kondisi riil di lapangan kehilangan daya tidak bisa dihindari maka harus
dipertimbangkan dalam perhitungan daya.Daya output traktor roda empat ini adalah daya
pada drawbar dan daya inputnya adalah daya pada roda penggerak. Kehilangan daya
adalah selisih antara daya drawbar dan daya pada roda .
Kehilangan Daya = Daya roda - Daya drawbar

= 2 π Tw Nw - F .V

= H V0 – (H – R) V = H (V0 – V) + RV = H V0 i - (H - R) V = H( V0 - V) + R V
= H V0 i + R V = H Vs + R V …………………………………….……………….. (3.13)

Di sini Vs= adalah kecepatan slip, yaitu kecepatan roda relatif terhadap permukaan pada
kontak permukaan / roda

43
TRAKTOR PERTANIAN

3.5 Efisiensi
(a) Efisiensi Traksi
Efisiensi traksi adalah rasio daya drawbar dengan daya input pada gearbox atau
penggerak akhir (final drive) dari roda. Efisiensi ini menyangkut konversi energi dan
tergantung pada gaya tahanan gelinding (rolling resistance) dan slip roda dengan gesekan
dan defleksi alat traksi . Kebutuhan tenaga suatu mesin terdiri dari kebutuhan fungsinya
(drawbar power) dan tenaga untuk mengatasi rolling reistance dan kehilangan tenaga
karena slip.

……………………………………………………( 3.14)

Efisiensi traksi yang muncul di sini mengandung dua istilah:


1. F / (F + R) yang mewakili efisiensi 'gaya'; jadi ketika tidak ada rolling resistance (R = 0)
faktor ini pada efisiensi traksi = 1.
2. (1- i) yang mewakili efisiensi 'kecepatan'; lagi ketika tidak ada slip roda (i = 0), faktor ini
pada efisiensi traksi = 1.
Dalam kenyataan sulit dipraktekkan, menentukan hubungan antara gaya tahanan
gelinding (rolling resistance) dan slip atau menentukan rolling resistance ketika roda
sedang mengalami slip.
Jika efisiensi traksi ditentukan dengan mengukur daya drawbar dan daya roda secara

44
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR

langsung, maka efisiensi traksi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

……………………………………………………………………….. ( 3.15)

Cara menentukan efisiensi traksi dengan mengukur daya drawbar dan roda secara
langsung, adalah :
1) drawbar pull, F, dengan sensor tegangan beban (load cell) atau strain gage yang
dipasang antara traktor dan kendaraan beban atau implement
2) kecepatan perjalanan, V, dengan mengukur waktu dibutuhkan untuk menempuh
jarak yang diketahui
3) torsi roda, Tw dengan strain gage torsi pada transmisi ke roda penggerak
4) kecepatan roda, NW, dengan menghitung putaran roda selama periode waktu yang
diketahui
( b ) Efisiensi transmisi
Efisensi transmisi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara daya ke roda
dengan daya dari motor.

…………………………………………………(3.16)

Efisiensi transmisi maksimum tergantung pada desain dan kualitas elemen transmisi.
Dalam transmisi diusahakan sekecil mungkin kehilangan dalam kecepatan, Nw = Ne/q.
Karenanya setiap kerugian adalah karena kehilangan torsi; dengan demikian Tw < q.Te
Untuk gigi berkualitas baik, efisiensi maksimumnya adalah sekitar 98% per pasang
roda gigi; maka dengan, 3 pasang roda gigi dalam transmisi perubahan dan 2 pasang
lainnya di diferensial/final drive, efisiensi maksimum akan (0,98)5 = 90% (McMilllan, R.H,
2002).

45
TRAKTOR PERTANIAN

( c ) Efisiensi Motor
Efisiensi motor (engine) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara daya dari
motor dan daya dalam bahan bakar.

……………………………………………… ( 3.17)

Dimana FC = Laju konsumsi bahan bakar, kg/menit


C = Nilai kalori bahan bakar, kJ/kg
Nilai maksimum untuk efisiensi mesin tergantung dan dibatasi secara ketat oleh proses
termodinamika mesin. Nilai maksimum sekitar 35% untuk mesin diesel dapat diharapkan;
jenis mesin lainnya secara umum efisien efisiensinya lebih kecil.

d) Efisiensi Keseluruhan
Efisiensi keseluruhan untuk traktor dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
daya drawbar terhadap daya bahan bakar.Ini merupakan perkalian dari efisiensi motor,
efisiensi transmisi, dan efisiensi traksi.
Efisiensi keseluruhan = Efisiensi motor x Efisiensi transmisi x Efisiensi traksi

ηo = η Ԑ . ηr . η t

……………….(3.18)

Nilai maksimum yang lazim dipertimbangkan untuk variabel tersebut adalah


= 0,3 x 0,90 x 0,75 = 0,20 = 20 %
Oleh karena efisiensi motor sangat terbatas dan meningkatkan efisiensi transmisi
juga tidak mudah itu maka efisiensi keseluruhan traktor dapat ditingkatkan meningkatkan
efisiensi traksi.

46
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR

3.6 Koefisien traksi


Reaksi tanah terhadap roda memungkinkan roda mampu menghasilkan tenaga tarik,
dan tergantung pada ketahanan tanah terhadap keretakan karena itu tergantung pada
kohesi tanah (penting untuk tanah liat ketika basah) dan friksi internal tanah (penting
untuk tanah pasir). Tabel 3.1 adalah contoh nilai koefisien traksi traktor pada berbagai
kondisi operasi.

Tabel 3.1 Koefisiensi Traksi Traktor


Traktor pada Kondisi Operasi Slip Roda ( % ) Koefisien Traksi
Jalan beton 5 0,66
Jalan kerikil 5 0,36
Tanah liat kering 16 0,55
Tanah geluh berpasir 16 0,50
Pasir halus kering 16 0,36

Kinerja traktor tergantung pada tingkat berat yang signifikan khususnya berat pada roda
penggerak. Yang dimaksud dengan berat pada roda belakang adalah berat traktor yang
diukur pada roda belakang bukan berat roda belakang. Koefisiensi traksi adalah
perbandingan gaya tarik drawbar dengan beban dinamis pada roda (berat pada roda
penggerak).

Koefisien traksi, …………………………………………(3.19)

Gaya tarikan drawbar = Koefisien traksi x berat pada roda penggerak

Jika traktor beroperasi pada kemiringan, koefisien traksi harus didasarkan pada total
gaya yang sejajar tanah, yaitu pada gaya tarikan drawbar ditambah komponen berat
traktor menuruni lereng.

47
TRAKTOR PERTANIAN

Pada traktor roda empat dipertimbangkan, dan dengan traktor lainnya juga, bobot
yang digunakan mungkin merupakan bobot total semua roda. Dalam mengutip nilai-nilai
koefisien traksi, karena itu perlu untuk menyatakan berat mana yang telah digunakan.

Pada bab 3 telah dibahas tentang kecepatan, penguukuran slip roda, torsi, mengubah torsi
mesin menjadi torsi roda penggerak dan gaya tarik drawbar traktor. Dibahas pula tentan
analisis kecepatan dan analisis gaya atau torsi pada traktor, efisiensi traksi, efisiensi
transmisi, efisiensi motor, efisiensi keseluruhan dan koefisien traksi. Dengan penguasan
pengetahuan mekanika traktor ini mahasiswa akan mudah mempelajari bab-bab
selanjutnya.

Ringkasan

Traktor adalah mesin dan penerapan prinsip-prinsip umum mekanika untuk itu
memberikan pemahaman yang sederhana namun mendasar tentang operasinya dan
kinerja yang ideal. Untuk keperluan praktis baik di bengkel atau pun di lapang dasar-dasar
mekanika traktor sangat dibutuhkan.
Materi yang dibahas dalam bab ini difokuskan pada penerapan dasar-dasar mekanika
khusus untuk traktor roda empat dengan pembahasan dibatasi pada analisis kecepatan,
analisis gaya/torsi dan daya. Mesin dapat diwakili dalam hal torsi dan kecepatan tanpa
harus menentukan jenisnya, prinsip operasinya, siklus operasinya atau sumber bahan
bakar. Demikian pula sistem transmisi dapat dinyatakan dalam rasio transmisi tanpa
menentukan bentuk atau prinsip operasinya.
Terdapat tiga komponen utama yang dibahas yaitu kecepatan, gaya atau torsi,daya,
efisiensi dan koefisiensi traksi.Selanjutnya secara matematis dianalisis hubungan antara
kecepatan mesin kecepatan jalan traktor dan kecepatan roda penggerak, antara torsi
mesin dengan gaya tarik drawbar dan torsi roda penggerak, antara daya mesin dan daya

48
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR

drawbar. Selain itu juga dibahas tentang efisiensi traksi, efisiensi transmisi, efisiensi motor
dan efisiensi keseluruhan serta koefisien traksi.
Dengan menguasai pengetahuan tentang dasar-dasar mekanika traktor ini
mahasiswa mampu menghitung kecepatan jalan, gaya tarik dan daya drawbar
berdasarkan kecepatan dana tau torsi mesin traktor yang bersangkutan.
Pengetahuan tentang dasar-dasar mekanika traktor merupakan prasyarat bagi
mahasiswa keteknikan pertanian dalam mempelajari traktor terutama dari aspek teknik.
Dengan penguasaan pengetahuan dasar-dasar mekanika yang memadai akan membantu
mahasiswa dalam mempelajari kebutuhan daya dan ukuran traktor.

49
50
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR

BAB 4
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR

4.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran yang diinginkan dari bab 4 ini adalah mahasiswa
diharapkan mampu menghitung kebutuhan traktor untuk operasional
lapangan. Pada bab 4 ini akan membahas cara menghitung kebutuhan daya
implement dan kebutuhan daya traktor.
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang cara menghitung draft implement, gaya tarik
drawbar implement, daya implement, daya untuk menggerakkan traktor dan ukuran daya
traktor. Dengan pengetahuan perhitungan kebutuhan daya ini akan mempermudah untuk
mempelajari bab-bab selanjutnya.

4.2 Kebutuhan Daya Implement


Draft dan kebutuhan daya implement adalah unsur penting dalam pemilihan traktor
dan implement. Taktor harus cukup besar untuk mengatasi kebutuhan draft implement.
Begitu juga mesin (engine) traktor harus cukup besar untuk memasok kebutuhan daya
dari operasi lapang.
Parameter penting untuk dipertimbangkan dalam pemilihan implement yang ditarik
adalah gaya horizontal untuk menggerakkan implement yang umumnya dikenal sebagai
gaya 'draft' ('tarikan'). Gaya ini besarnya sama dan arah berlawanan dengan gaya yang
muncul dari proses yang dijalankan oleh implement.

4.2.1 Draft Implement


Jika gaya total implement pada traktor tidak horisontal, maka komponen vertikal
akan mengubah bobot pada roda sehingga mempengaruhi proses traksi.

51
TRAKTOR PERTANIAN

Draft suatu implement dinyatakan sebagai gaya, dalam kN atau kg. Draft juga dapat
dinyatakan dalam parameter yang mempertimbangkan ukuran atau intensitas proses atau
pekerjaan yang sedang dilakukan.
Parameter ini, biasanya disebut 'unit draft' atau 'draft spesific', meliputi:
1. draft per satuan lebar efektif mesin, kN / m lebar mesin
2. draft per satuan luas penampang efektif (biasanya untuk persiapan lahan) kN / m2
(kPa)
3. draft per satuan implement , kN / alat.
Beberapa implement , seperti yang digunakan untuk persiapan lahan, memiliki
komponen draft yang signifikan pada kecepatan 'nol'; ini merupakan gaya untuk
memecahkan tanah di bawah kondisi 'kuasi-statis' (yaitu, kecepatan nol efektif).
Umumnya gaya akan meningkat karena fakta bahwa kecepatan yang lebih tinggi
melibatkan percepatan tanah yang lebih besar dan tanah yang sedikit lebih kuat di bawah
kondisi dinamis. Oleh karena itu implement seperti bajak singkal yang mengangkat dan
memindahkan tanah jarak yang lebih besar dan memiliki draft besar karena gesekan dan
adhesi menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam konsep dengan kecepatan
daripada implement, seperti penyiang (cultivator tined), yang hanya mengangkat atau
memindahkan tanah jarak pendek .
Alat pengangkut beban berat seperti trailer, karena tahanan gelindingnya, juga
memiliki gaya tarikan drawbar yang besar pada kecepatan nol; ini dapat meningkat sedikit
karena kecepatan meningkat ke tingkat sedang. Untuk penerapan relatif ringan seperti
pada mesin pemotong, pemanen, daya yang ditransmisikan melalui PTO, sehingga draft
akan kecil pada kecepatan nol dan pada dasarnya konstan. Namun kekuatan PTO dapat
meningkat secara signifikan dengan kecepatan.

52
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR

Draft adalah gaya total sejajar dengan arah jalannya traktor yang dibutuhkan untuk
menarik implement. Kedua fungsional draft (tahanan tanah dan tanaman) dan draft
dibutuhkan untuk mengatasi tahanan gelinding dari implement yang terlibat.
Untuk gaya draft yang dibutuhkan untuk menarik beberapa implement yang
dioperasikan pada kedalaman dangkal utamanya merupakan sebuah fungsi dari
kedalaman implement dan kecepatan pada saat dia ditarik. Sedangkan untuk peralatan
penyiapan lahan yang dioperasikan pada kedalaman lebih dalam, draft juga tergantung
pada tekstur tanah, kedalaman, dan geometri dari peralatan tersebut.
Kebutuhan draft implement untuk peralatan penyiapan lahan dihitung dengan
mengalikan draft spesifik dengan luas penampang (lebar x kedalaman) pemotongan tanah
(Srivastava A K, et al, 2006).

D = Fi [ A + B (v) + C (v)2 ] w d ……………………………………...( 4. 1 )

Dimana
D = draft implement , kN
F = parameter pengaturan tekstur tanah takberdimensi (Tabel 4. 1 )
i = tekstur tanah 1 untuk halus, 2 untuk sedang dan 3 untuk kasar
A, B dan C = parameter spesifik mesin ( Tabel 4.1 )
v = kecepatan lapang , km/jam
w = lebar mesin , m
d = kedalaman pengolahan tanah, cm untuk peralatan mayor, 1 (takberdimensi)
untuk peralatan pengolahan tanah minor dan implement penanam benih
Lazimnya parameter kebutuhan draft rata-rata yang dirangkum dalam Tabel 4.1
untuk sebagian besar mesin pengolahan tanah dan mesin penanam benih. Masing-masing
parameter merupakan fungsi dari desain peralatan.
Tetapan parameter A merupakan fungsi dari kekuatan tanah sedangkan koefisien

53
TRAKTOR PERTANIAN

parameter kecepatan B atau C berhubungan dengan bulk density tanah. Tanah


dikategorikan sebagai halus, medium/sedang , atau kasar. Tanah bertekstur halus
digambarkan sebagai kandungan liat tinggi, tanah bertekstur medium adalah tanah
bergeluh, dan tekstur kasar adalah tanah berpasir. Nilai-nilai semua parameter didaftar
dengan suatu kisaran yang diharapkan atau variasi-variasi yang disebabkan oleh
perbedaan desain mesin, pengaturan mesin, umur mesin, dan kondisi spesifik setempat
yang meliputi kadar lengas tanah dan penutup residu.

4.2.2 Daya Implement


Meskipun draft merupakan ukuran dasar dari input untuk implement (karena drawbar
pull adalah untuk output dari traktor), sehingga daya draft adalah ukuran input yang
berguna untuk implement. Karena daya drawbar adalah hasil kali gaya draft dan
kecepatan perjalanan, setiap peningkatan kecepatan suatu implement akan menyebabkan
peningkatan gaya drawbar karena (I) efek langsung dari peningkatan kecepatan perjalanan
(ii) efek tidak langsung karena peningkatan terkait dalam draft (jika ada) dengan
peningkatan kecepatan perjalanan
Jadi setelah draft implement ditentukan , daya drawbar dapat dihitung menggunakan
persamaan berikut.

……………..………………………………………………………… (4.2)

Dimana Pdb = daya drawbar, kW


v = kecepatan jalan traktor (km/jam), diestimasikan dari Tabel 4.2
Dengan diperolehnya data kebutuhan daya implement maka besarnya daya PTO, daya
flywheel netto, serta daya gross flywheel dapat ditentukan.

54
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR

4.3 Kebutuhan Daya Traktor

Besarnya daya yang dibutuhkan untuk operasi lahan ukuran traktor yang digunakan
sampai sekarang masih merupakan masalah. Terdapat beberapa macam horsepower
yang berbeda, semuanya diterapkan pada traktor yang sama. Untuk pemahaman yang
lebih baik tentang hubungan drawbar-horsepower dan ukuran traktor, marilah kita mulai
mendefinisikan berbagai macam horsepower pada mesin.

Brake Horsepower (BHP) adalah daya maksimum mesin yang dapat dikembangkan yang
tersedia pada flywheel. Mesin sebelum dipasang ke traktor diukur dayanya pada flywheel
menggunakan dynamometer ( misalnya Prony brake, Waterbrake) untuk menentukan
besarnya brake horsepower yang dapat dikembangkan.
Power Take Off Horsepower (PTO HP) adalah daya yang diukur pada poros PTO.
Drawbar Horsepower (DbHP) adalah ukuran daya tarik mesin dengan cara track, roda
atau ban. Seperti alnya persentase PTO horsepower, daya tarik drawbar bervariasi,
tergantung secara luas, pada beberapa faktor termasuk tanah, permukaan dan jenis
halangan. Seperti yang terlihat sebelumnya, daya tarik drawbar merupakan fungsi tarikan
dan kecepatan drawbar
Dari berbagai jenis tenaga kuda, PTO hp maksimum adalah yang paling umum
digunakan dalam menentukan ukuran traktor (Burrow, et-al, 1975). Terdapat
pengecualian yaitu pada beberapa traktor 4-wheel-drive besar yang tidak memiliki poros
PTO. Untuk traktor ini dapat menggunakan brake -hp (flywheel) atau drawbar hp
maksimum. Mengetahui definisi ini untuk membandingkan traktor saat membeli.
Jadi masalah sesungguhnya menjadi salah satu mengetahui berapa besar horsepower
setiap traktor yang diberikan akan tersedia untuk penggunaan konstan pada drawbar.

55
Peralatan Pengolahan Tanah Minor
Rotary hoe m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Coil tine harrow
TRAKTOR PERTANIAN m 250 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 20
Spike tooth harrow m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Spring tooth harrow m 2000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 35
Roller packer m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Roller harrow m 2600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Land plane m 8000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 45
Implement Penanam Benih
Row Crop Planter, bedengan
Mounted alur 500 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Ditarik alur 900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Benih, pupuk, herbisida alur 1550 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Row Crop Planter, tanpa olah tanah
Benih, pupuk, herbisida, 3 fluted alur 3400 0,0 0,0 1,0 0,94 0,82 35
coulter per alur
Grain drill, press wheel
Lebar drill < 2,4 m alur 400 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill 2,4 m - 3,7 m alur 300 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill > 3,7 m alur 200 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Grain drill, tanpa olah tanah
1 fluted coulter/alur alur 720 0,0 0,0 1,0 0,92 0,79 35
Hoe Drill
Pengolahan tanah primer m 6100 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pengolahan tanah sekunder m 2900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pneumatic drill m 3700 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
M asalah ini
semakin rumit dengan berbagai jenis kondisi tanah. Semakin kurang keras tanahnya,
semakin banyak daya kuda yang hilang di drawbar. Kecepatan, ukuran ban, slip dan
penambahan bert (ballasting) adalah semua faktor penting untuk mendapatkan kondisi
pengoperasian terbaik untuk situasi tertentu.
Daya traktor sering dinyatakan dengan brake power atau PTO Power daripada
drawbar power ( daya drawbar) . Setelah daya drawbar dihitung daya PTO dan/atau daya
netto flywheel dapat diestimasikan menggunakan gambar berikut.

56
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR

Gambar 4.1 Hubungan daya dan Traktor Pertanian


Sumber : ASAE DATA 497

57
TRAKTOR PERTANIAN

Tabel 4.1 Parameter Draft Implement Pengolahan Tanah dan Penanam Benih
SATUAN PARAMETER MESIN PARAMETER TANAH KISARAN
IMPLEMENT
LEBAR A B C F1 F2 F3 ±%
Peralatan Pengolahan Tanah Mayor
Subsoiler manure Injector
Narrow point tool 226 0,0 1,8 1,0 0,70 0,45 50
30 cm winged point tool 294 0,0 2,4 1,0 0,70 0,45 50
Bajak singkal m 652 0,0 5,1 1,0 0,70 0,45 40
Chisel plow
5 cm straight point tool 91 5,4 0,0 1,0 0,85 0,65 50
7,5 cm shovel/35 cm sweep tool 107 6,3 0,0 1,0 0,85 0,65 50
10 cm twist shovel tool 123 7,3 0,0 1,0 0,85 0,65 50
Sweep Plow
Pengolahan tanah primer m 390 19,0 0,0 1,0 0,85 0,65 45
Pengolahan tanah sekunder m 273 13,3 0,0 1,0 0,85 0,65 35
Disk harrow, tandem
Pengolahan tanah primer m 309 16,0 0,0 1,0 0,88 0,78 50
Pengolahan tanah sekunder m 216 11,2 0,0 1,0 0,88 0,78 30
Disk harrow, offset
Pengolahan tanah primer m 364 18,8 0,0 1,0 0,88 0,78 50
Pengolahan tanah sekunder m 254 13,2 0,0 1,0 0,88 0,78 30
Disk gang, single
Pengolahan tanah primer m 124 6,4 0,0 1,0 0,88 0,78 25
Pengolahan tanah sekunder m 86 4,5 0,0 1,0 0,88 0,78 20
Coulter
Smooth atau riple tool 55 2,7 0,0 1,0 0,88 0,78 25
Bubble atau flute tool 66 3,3 0,0 1,0 0,88 0,78 25
Field cultivator
Pengolahan tanah primer tool 46 2,8 0,0 1,0 0,85 0,65 30
Pengolahan tanah sekunder tool 32 1,9 0,0 1,0 0,85 0,65 20
Row crop cultivator
S-tine alur 140 7,0 0,0 1,0 0,85 0,65 15
C-shank alur 260 13,0 0,0 1,0 0,85 0,65 15
No-till alur 260 13,0 0,0 1,0 0,85 0,65 15
Rod weeder m 210 10,7 0,0 1,0 0,85 0,65 25
Disk bedder alur 165 9,5 0,0 1,0 0,88 0,78 40
Peralatan Pengolahan Tanah Minor
Rotary hoe m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Coil tine harrow m 250 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 20
Spike tooth harrow m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Spring tooth harrow m 2000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 35
Roller packer m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Roller harrow m 2600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Land plane m 8000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 45
Implement Penanam Benih
Row Crop Planter, bedengan
Mounted alur 500 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Ditarik alur 900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Benih, pupuk, herbisida alur 1550 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Row Crop Planter, tanpa olah tanah
Benih, pupuk, herbisida, 3 fluted alur 3400 0,0 0,0 1,0 0,94 0,82 35
coulter per alur
Grain drill, press wheel
Lebar drill < 2,4 m alur 400 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill 2,4 m - 3,7 m alur 300 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill > 3,7 m alur 200 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Grain drill, tanpa olah tanah
1 fluted coulter/alur alur 720 0,0 0,0 1,0 0,92 0,79 35
Hoe Drill
Pengolahan tanah primer m 6100 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pengolahan tanah sekunder m 2900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pneumatic drill m 3700 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
58
No-till alur 260 13,0 0,0 1,0 0,85 0,65 15
Rod weeder m 210 10,7 0,0 1,0 0,85 0,65 25
Disk bedder alur 165 9,5 0,0 1,0 0,88 0,78 40
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR
Peralatan Pengolahan Tanah Minor
Rotary hoe m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Coil tine harrow m 250 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 20
Spike tooth harrow m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Spring tooth harrow m 2000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 35
Roller packer m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Roller harrow m 2600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Land plane m 8000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 45
Implement Penanam Benih
Row Crop Planter, bedengan
Mounted alur 500 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Ditarik alur 900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Benih, pupuk, herbisida alur 1550 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Row Crop Planter, tanpa olah tanah
Benih, pupuk, herbisida, 3 fluted alur 3400 0,0 0,0 1,0 0,94 0,82 35
coulter per alur
Grain drill, press wheel
Lebar drill < 2,4 m alur 400 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill 2,4 m - 3,7 m alur 300 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill > 3,7 m alur 200 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Grain drill, tanpa olah tanah
1 fluted coulter/alur alur 720 0,0 0,0 1,0 0,92 0,79 35
Hoe Drill
Pengolahan tanah primer m 6100 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pengolahan tanah sekunder m 2900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pneumatic drill m 3700 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50

Sumber : ASAE Data D497

Tabel 4.2 Efisiensi Lapang,Kecepatan Lapang


EFISIENSI LAPANG KECEPATAN LAPANG
MESIN
KISARAN (%) TIPIKAL(%) KISARAN (km/jam) TIPIKAL(km/jam)
TILLAGE & PLANTING
Moldboard plow 70–90 85 5.0–10.0 7,0
Heavy-duty disk 70–90 85 5,5-10,0 7,0
Tandem disk harrow 70–90 80 6,5 - 11,0 10,0
(Coulter) chisel plow 70–90 85 6,5 - 10,5 8,0
Field cultivator 70–90 85 8,0 - 13,0 11,0
Spring tooth harrow 70–90 85 8,0 - 13,0 11,0
Roller-packer 70–90 85 7,0 - 12,0 10,0
Mulcher-packer 70–90 80 6,5 - 11,0 8,0
Rotary hoe 70–85 80 13 - 11,5 9,0
Row crop cultivator 70–90 80 5,0 - 11,0 8,0
Rotary tiller 70–90 85 2,0 - 7,0 5,0
Row crop planter 50-75 65 6,5 - 11,0 9,0
Grain drill 55-80 70 6,5 - 11,0 6,0
LAIN-LAIN
Fertilizer spreader 60 - 80 70 8,0 - 16,0 11,0
Boom- type sprayer 50 - 80 65 5,0 - 11,5 10,5
TRAKTOR PERTANIAN
Air-carrier sprayer 55 - 70 60 3,0 - 8,0 5,0
bean puller-windrower 70 - 90 80 6,5 - 11,5 8,0
Beet topper/stalk chopper 70 - 90 80 6,5 - 11,5 8,0
Sumber : ASAE Data D497

Sekarang ini kita dianjurkan untuk menggunakan satuan daya dalam kilo Watt (kW).
1 kW = tenaga yang dihasilkan gaya 1000 Newton bergerak 1 m/detik (N.m/s)
Satuan Horsepower mempunyai arti yang berbeda :
a. Di Eropa, Afrika dan Asia:
1 Hp = gaya 75 kg pada kecepatan 1 m/detik = 75 kg.m/s

59
TRAKTOR PERTANIAN

1 Hp = 0,736 kW, atau


1 kW = 1,36 Hp
b. Di Amerika Serikat dan United Kingdom :
1 Hp = gaya 550 lb pada kecepatan 1 ft/menit 550 lb ft/min
1 Hp = 75,9 kg m/s atau
1 kW = 1,34 Hp
Oleh karena itu ada faktor konversi sebesar 1,014 di antara dua nilai tersebut.
1 PS = 1,014 Hp
Berikut adalah horsepower dan singkatannya dalam beberapa bahasa:
- Pferdestärke (PS) : Jerman
- Dayakuda (DK) : Indonesia
- Paardenkracht (PK) : Belanda
- Chevaux (CH) : Perancis
Beberapa mesin membutuhkan daya rotari yang dipasok melalui PTO traktor.
Besarnya daya rotari ini dapat diestimasikan menggunakan persamaan 4.3 seperti
berikut.
P rot = a + b w + c Cm ………………………………………………………………… (4.3)
Dimana
Prot = daya rotari, kW
a,b,c = konstanta spesifik mesin dari Tabel 4.3
Untuk mendapatkan kebutuhan daya total pada beberapa mesin, kebutuhan daya
drawbar harus ditambahkan ke kebutuhan daya rotari .

Contoh :
Seorang operator menggunakan offset disk harrow untuk pengolahan tanah sekunder
pada tanah bertekstur medium. Lebar disk harrow 6 m, beroperasi pada kecepatan 8
km/jam, dan kedalaman 15 cm.traktor yang digunakan adalah traktor 4-WD.

60
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR

Estimasikan :Draft implement, b) Daya drawbar, c) Ukuran daya traktor (daya PTO
ekivalen)
Tabel 4.3 Konstanta Spesifik Mesin (diadopsi dari ASAE Data 497)
JENIS MESIN
a b c KISARAN
kW kW/m kW/Mg ±%
baller,segi-empat kecil 2,0 0 1,0 35
baller,segi-empat besarl 4,0 0 1,3 35
baller, bulat besar(ruang variasi) 4,0 0 1,1 50
baller, bulat besar(ruang tetap) 2,5 0 1,8 50
pemanen lobak 0 4,2 0 50
combine , biji-bijian kecil 20,0 0 3,6 50
combine, jagung 35,0 0 1,6 30
pemungut kapas 0 9,3 0 20
mower, cutterbar 0 1,2 0 25
mower, disk 0 5,0 0 30
mower, flail 0 10,0 0 40
pemanen kentang 0 10,7 0 30
Sumber : Srivastava A K., et.al, 2006

Penyelesaian :
Parameter draft, dari Tabel 4.1 : A = 254; B =13,2, C = 0,0 dan F2 = 0,88
Draft : Di = 0,88 {254 +13,2 . 8 + 0,0 (8)2 } 6. 15 = 26986 N =26,986 kN
Daya drawbar ; = 59,97 kW dibulatkan 60 kW

Dari Gambar 4.1 diasumsikan kondisi tanah adalah tanah olah, perbadingan antara daya
drawbar dan daya PTO untuk traktor 4WD =0,75. Daya PTO ekivalen = 60/0,75 = 80 kW
atau 109,7 Hp dibulatkan 110 Hp.
Penentuan ukuran yang tepat akan meminimalkan kebutuhan waktu dan tenaga
kerja selagi operasi lapang yang efisiensi dipelihara. Jika traktor oversize untuk implement,
konsumsi bahan bakar dan biaya akan menjadi lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk
melakukan kerja (Hunt, D, 1977). Jika implement terlalu besar un tuk traktor, akan terjadi
kelebihan beban, mengakibatkan kecepatan lapang lambat dan oleh karenanya kapasitas
lapang dan kualitas kerja menurun. Kelebihan beban juga menyebabkan kausan
berlebihan, meningkatan waktu dan biaya pemeliharaan
________________________________________________________________________

61
TRAKTOR PERTANIAN

Setelah memahami bab 4. ini mahasiswa mampu menentukan kebutuhan daya implement
yang meliputi cara menghitung draft implement khususnya implement pengolahan
penyiapan lahan berdasarkan standar ASAE Data 497 lengkap dengan contoh
perhitungannya dan penentuan daya traktor berdasarkan jenis traktor dan kondisi
traksinya. Dengan penguasaan pengetahuan tentang perhitungan daya traktor ini
mahasiswa akan lebih memudah bab-bab selanjutnya.

Ringkasan

Tugas utama yang dihadapi petani modern adalah mencocokkan unit daya mesin
penggerak dengan ukuran dan jenis mesin sehingga semua operasi lapangan dapat
dilakukan tepat waktu dengan biaya minimum.
Pembahasan dalam bab 4 difokuskan pada traktor roda empat dan dibatasi untuk
operasi pertanian dengan implement yang biasa digunakan dalam budidaya pertanian di
Indonesia seperti bajak, garu dan sebagainya.
Kebutuhan daya implement dan daya traktor ditentukan dengan metode perhitungan
matematis menggunakan rumus-rumus draft dan daya implement dari ASAE dengan
dukungan data parameter draft implement pengolahan tanah dan penanam benih,
efisiensi lapang,kecepatan lapang.
Dengan mempelajari bab 4 ini mahasiswa mampu menghitung kebutuhan draft dan
daya implement untuk berbagai jenis tanah dan kondisi lapangan, dan daya traktor
menggunakan tabel data parameter ASAE. Dengan demikian ukuran daya implement yang
diperoleh dapat pas (cocok) dengan traktor yang digunakan.
Penguasaan pengetahuan tentang perhitungan kebutuhan daya traktor ini harus
dimiliki oleh setiap pengguna traktor khususnya operator agar dapat memilih ukuran
implement dan traktor yang cocok. Dengan ukuran implement dan traktor yang pas
operasi lapangan menjadi efektif dan efisien.

62
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR

BAB 5
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR

5.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran bab 5 ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan system
transmisi daya sebuah traktor mulai dari motor penggerak hingga roda
penggerak. Dalam bab ini akan membahas kopling dan rem, roda gigi
transmisi, differensial dan final drive, drawbar dan Power Take Off , serta system hidrolik.
Sistem transmisi pada traktor melayani penyaluran daya dari motor (enjin) ke luaran
daya, yaitu system traksi ( roda, drawbar, tiga-titik penggandeng), power take off (PTO)
dan suplai oli hidrolik. Sistem transmisi berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke
roda, berbagai tingkat putaran. Dengan sistem transmisi tenaga dari mesin diteruskan ke
poros roda penggerak melalui kopling (clutch), roda gigi transmisi (persneling),
differential, reduksi akhir (final drive) akhirnya ke poros roda dan roda penggerak.
Dengan menguasai pengetahuan materi bab 5 ini mahasiswa diharapkan akan lebih
mudah dalam mempelajari bab-bab selanjutnya

5.2 Kopling dan Rem


5.2.1 Kopling
Kopling adalah perangkat, digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan mesin
traktor dari roda gigi transmisi dan roda penggerak. Kopling meneruskan daya dengan cara
gesekan antara bagian penggerak dan bagian yang digerakkan.
Kopling (clutch) ini terletak di antara roda gila (fly wheel) mein dan roda gigi transmisi
traktor. Kopling yang menempel pada roda gila mesin ini sering disebut kopling utama
atau koplng master ,
Pada beberapa traktor mempunyai kopling yang terpisah untuk poros PTO. Umumnya
kopling yang digunakan pada

63
TRAKTOR PERTANIAN

traktor dapat beroperasi pada kondisi kering atau beroperasi dalam minyak pelumas oli (
basah). Biasanyan kopling basah mempunyai pelat kopling ganda atau lebih dari satu pelat
kopling. Kopling ini dirancang untuk penyambungan yang halus dan penerapan pada slip
tinggi.
Berikut ini akan dibahas kopling yang banyak dijumpai pada traktor pertanian yaitu
kopling pelat tunggal dan kopling pelat ganda.

1. Kopling Pelat Tunggal, Jenis Kering


Kopling disk atau pelat tunggal, terdiri dari pelat kopling yang kedua sisinya dilapisi
dengan material gesekan (biasanya Ferrodo). Itu dipasang di hub (naf) yang bebas
bergerak secara aksial di sepanjang splines poros yang digerakkan. Pelat penekan dipasang
di dalam bodi kopling yang dibaut ke roda gila. Baik pelat penekan dan roda gila berputar
dengan poros engkol mesin atau poros penggerak. Pelat penekan mendorong pelat
kopling ke arah roda gila dengan pegas diafragma atau satu set pegas kuat yang disusun
secara radial di dalam bodi.
Ketika pedal kopling tidak tertekan, bantalan pelepas kopling dan jari-jari pegas
diafragma tidak terhubung satu sama lain.Dengan demikian, pelat penekan ditekan erat ke
roda gila oleh pegas diafragma. Akibatnya, putaran roda gila diteruskan ke transmisi
melalui poros kopling karena gaya gesekan antara roda gila,pelat kopling dan pelat
penekan.
Ketika pedal kopling ditekan, batang pedal kopling ditarik untuk memindahkan batang
kopling. Kemudian, garpu pelepas mendorong hub pelepas dan bantalan pelepas menuju
roda gila. Bersamaan, bantalan pelepas mendorong pegas diafragma.
Oleh karena pelat penekan ditarik oleh pegas diafragma, gaya gesekan di antara roda gila ,
pelat kopling dan pelat penekan lenyap.

2. Kopling Pelat Ganda


Pada saat menggunakan implement pada traktor, yang harus digerakkan
implementnya dulu kemudian kendaraannya dan sebaliknya, pemberhentian dulu baru

64
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR

peralatannya dihentikan. Untuk keperluan ini digunakan kopling ganda yang dikendalikan
oleh pedal kaki. Oleh karena kopling yang dalam waktu lama tetap harus terpisah maka
perlu dilengkapi dengan alat "overcenter" untuk menghindari tekanan oleh gaya
aksial secara terus menerus pada poros engkol dan cincin tekan.
Kopling dual stage adalah kombinasi dari dua kopling plat tunggal. Satu kopling
mengendalikan daya yang ditransmisikan untuk menjalankan traktor, dan yang lainnya
untuk memutar PTO.(lihat Gambar 5.1).

(a) Kopling Perjalanan “Tersambung” dan Kopling PTO “Tersambung”


Untuk mengoperasikan PTO sambal traktor berjalan pedal kopling tidak tertekan,
sehingga ada jarak tertentu antara bantalan pelepas (17) dan sekrup penyetel (16) yang
dipasang pada tuas pelepas (15).
Pada bawah kondisi di atas;
i. Pelat kopling perjalanan (10) ditekan antara roda gila (1) dan pelat penekan 1 (2) oleh
gaya pegas belleville (11).
ii. Pelat kopling PTO (12) ditekan antara penutup kopling 1 (4) dan pelat penekan 2 (5)
oleh gaya pegas belleville (14).
Dengan demikian, putaran roda gila ditransmisikan ke sistem perjalanan dan PTO

( b ) Kopling Perjalanan “Tidak Tersambung” dan Kopling PTO “Tersambung”


Ini terjadi ketika pedal kopling ditekan ke setengah langkah, batang kopling (9)
didorong untuk memindahkan tuas kopling (8). Kemudian, garpu pelepas (7) mendorong
hub pelepas (19) dan bantalan pelepas (18) menuju roda gila. Bersamaan dengan itu,
bantalan pelepas (18) mendorong sekrup penyetel (17) yang terpasang ke tuas pelepas
(16).Tuas pelepas menarik pelat penekan 1 (2) dengan menggunakan batang pelepas (13)
saat tuas berputar pada pin clevis (15) sebagai titik tumpu.
Ketika pelat penekan 1 ditarik, gaya gesekan di antara penutup kopling 1 (4), disk
kopling (10) dan pelat tekanan 1 (2) hilang. Rotasi roda gila tidak ditransmisikan ke sistem

65
TRAKTOR PERTANIAN

perjalanan. Pada saat ini, pelat penekan 2 (5) bersentuhan dengan kepala sekrup penyetel
(3) yang berfungsi sebagai penyumbat.
( c ) Kopling Perjalanan dan Kopling PTO “Tidak Tersambung”
Ketika pedal kopling ditekan penuh, pelat penekan 2 (5) didorong ke kanan oleh
sekrup penyetel (3). Hal ini tidak menyebabkan gesekan antara roda gila (1), pelat kopling
(12) dan pelat penekan 2 (5). Akibatnya putaran roda gila tidak ditransmisikan ke sistem
PTO dan sistem perjalanan.
Apabila kopling yang sering dipergunakan dalam keadaan tersambung sebagian (slip)
lebih baik mempergunakan kopling berpelat ganda atau bila terendam minyak
sebagai pelat kopling basah berpelat ganda.

(a)Kopling Perjalanan dan (b) Kopling Perjalanan Tak Tersambung (c) Kopling Perjalanan dan PTO
PTO tersambung Koping PTO Tersambung Tak Tersambung

Gambar 5.1 Kopling Pelat Ganda

Pada kopling ganda dengan permukaan yang luas, gesekan yang kurang
dan pendinginan oleh minyak menghindarkan terbakarnya kopling pada keadaan
pemakaian yang ekstrim. Jenis kopling ini digunakan dalam kopling kemudi dan traktor
roda rantai.

5.2.2 Rem
Sistem rem traktor berfungsi mengurangi kecepatan, menghentikannya dan
menstabilkan pada posisi berhenti. Sistem harus mempunyai kemampuan pengurangan

66
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR

kecepatan yang efisien dan stabilitas traktor selama pengereman. Traktor roda empat
dilengkapi dua macam rem yang mampu bekerja secara terpisah, yaitu mengoperasikan
sistem rem (rem padal), yang mempengaruhi roda belakang dan rem penyetabilan (rem
tangan) yang mengerem dan menytabilkan setiap situasi roda pada poros kendaraan.
Rem menkonversi energi kinetik ke dalam panas dengan menciptakan gesekan Sistem
harus mempunyai kehandalan yang sangat tinggi.
Rem diklasifikasikan sebagai rem eksternal, internal atau bond. Rem sepatu eksternal
lebih lanjut diklasifikasikan ke dalam single dan double block shoe brakes. Rem sepatu
eksternal terdiri dari sepatu atau blok yang ditekan terhadap permukaan berputar dari
drum rem. Desain rem sepatu internal sangat tergantung pada gaya, torsi, koefisien
gesekan dan jari-jari drum yang berputar.
Rem cakram basah mekanis independen digunakan untuk rem perjalanan kanan
dan kiri. Mereka dioperasikan oleh pedal rem melalui hubungan mekanik dan memberikan
pengereman yang stabil dan membutuhkan sedikit penyetelan.
5.3 Roda Gigi Transmisi
System transmisi kalau digambarkan secara riil akan sangat rumit karena terdiri dari
pasangan-pasangan roda gigi. Selain sulit untuk menyajikan dalam gambar juga sulit untuk
membaca dan memahamii gambar tersebut. Oleh karena itu untuk memudahkan
pemahaman konsep system transmisi traktor ini perlu digunakan symbol-simbol yang
umum digunakan.

Gambar 5.2 Simbol-simbol untuk peta transmisi


Sumber : Renius. K.T, 1999

67
TRAKTOR PERTANIAN

Ketika sebuah traktor bergerak di lahan atau untuk keperluan transportasi, terdapat
variasi kebutuhan torsi dan kecepatan yang besar. Sebuah sistem transmisi traktor
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut.
(1) Untuk mengurangi rpm dari mesin sebelum mencapai roda.
(2) Untuk mengubah arah ke rotasi dengan menyediakan gigi mundur.
(3) Untuk menyediakan torsi atau kecepatan yang diperlukan sesuai kebutuhan
lapangan atau operasi yang dilakukan.
(4) Untuk memberikan posisi netral, daya dari mesin dapat diputuskan dari power
train
Roda penggerak pada traktor membutuhkan pasokan daya pada rpm rendah dan
torsi tinggi meskipun mesin bekerja pada rpm tinggi dan torsi rendah. Oleh karenanya
SISTEM
transmisi sebuah traktor harus dilengkapi pereduksi kecepatan danTRANSMISI DAYA TRAKTOR
pembesaran torsi, ini
dilakukan oleh sebuah gear box. Pada wheel tractor rasio roda gigi total (mesin sampai
roda penggerak) biasanya 15 : 1 sampai 20 : 1.
Jika Hp mesin konstan, maka untuk torsi tinggi pada roda, kecepatan rendah
diperlukan dan sebaliknya. Jadi gearbox dipasang antara mesin dan roda belakang untuk
torsi dan kecepatan yang dapat diubah-ubah. Oleh karena traktor harus menyalurkan torsi
besar sepanjang waktu, maka diperlukan pelumas berkualitas -terbaik bebas dari sedimen,
pasir, alkali dan kelembaban, digunakan untuk tujuan pelumasan. Umumnya oli SAE 90
direkomendasikan untuk gearbox.
Transmisi dan/atau gear box meneruskan putaran dari mesin ke roda belakang. Pada
traktor konvensional biasanya bersifat mekanis sistem dengan poros, roda gigi, dan lain-
lain. Karena mesin berputar dengan kecepatan tinggi (sekitar 1000 rpm) dan roda traktor
harus beroperasi pada kecepatan rendah (beberapa puluh rpm), transmisi traksi memiliki
fungsi mengurangi kecepatan putaran roda belakang. Lebih lanjut, karena tidak semua
operasi traktor memerlukan untuk perjalanan pada kecepatan yang sama, transmisi juga
memiliki fungsi memungkinkan pengurangan kecepatan dari mesin ke roda untuk diubah-
ubah oleh operator.

68
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR

Dengan demikian kecepatan perjalanan dapat berubah dari 6 hingga 12 tahap, yaitu,
dari sekitar 1 km / jam pada gigi 'rendah' dengan rasio reduksi 'besar' hingga sekitar 20
km/jam pada gigi 'tinggi' dengan rasio reduksi 'kecil'. Perubahan rasio tersebut dicapai
dengan 'mengganti’ roda gigi (gearbox) sehingga pergerakan melalui gigi ukuran berbeda.
Ini memiliki efek mengubah rasio keseluruhan transmisi dan menyebabkan roda untuk
berputar lebih cepat atau lebih lambat.
Sebagai contoh, sistem transmisi traktor yang disajikan pada Gambar 5.3. Mesin
menggerakkan kombinasi kopling master kering dan kopling PTO kering - cara
menggabungkan kopling kering ini terbukti sangat ekonomis. Gearbox berisi empat
kecepatan dasar ( 1, 2, 3, 4), tiga rentang maju (L, M, H) dan satu mundur (R). Kecepatan
kerja disinkronkan, rentang M dan H menggunakan pergeseran kerah, rentang pergeseran
gigi geser L dan R. Tumpang tindih rentang memungkinkan konsentrasi kecepatan yang

Pola
penggeseran
Kopling utama
(Master clutch)
Kecepatan dasar Kisaran
Final drive

differential
Rem parkir
Pola kece patan (log)
(basah)
Rem layanan
Peng- (basah)
gerak
Poros
km/jam depan Roda belakang

Gambar 5.3 Transmisi traktor 12/4 Massey Ferguson 1977 (44/50/55 kW)
Sumber : Renius. K.T, 1999

diperlukan dalam rentang kerja utama (4 km / jam – 12 km / jam). R sedikit lebih cepat
dari M (seperti yang diperlukan untuk belokan ujung lahan, pembebanan di depan, dan
lain-lain.) – pergeseran maju – mundur dapat dilakukan secara langsung dengan tuas geser

69
TRAKTOR PERTANIAN

kisaran tanpa menggerakkan tuas geser untuk kecepatan dasar. Ada beberapa cara yang
dilengkapi dengan diferensial dengan beberapa gigi penggerak belakang dan reduksi akhir.
Konsep PTO menawarkan " konsep dua kecepatan dari satu poros" menggunakan gigi
geser ganda. Operator juga dapat memilih antara dua mode dasar PTO: "independen" dan
"tergantung kecepatan kendaraan." Hampir semua elemen pergeseran mewakili dua
fungsi dengan dua arah pergeseran (yaitu, kecepatan 1 dan 2, atau kisaran M, L, atau
kecepatan PTO). 540 dan 1000) - ini adalah prinsip yang terbukti menghemat biaya.

5.4 Differential dan Final Drive

Differential:
Unit diferensial adalah pengaturan khusus dari roda gigi agar salah satu dari roda
belakang traktor berputar lebih lambat atau lebih cepat dari yang lain.
Ketika traktor berjalan putaran pinion memutar ring gear (bevel gear) sehingga
rumah diferensial ikut berputar dan pinion gear berputar melalui poros pinion.
Selanjutnya gear pinion memutar side gear kiri dan kanan dengan kecepatan yang
sama karena tahanan roda kiri dan roda kanan sama. Oleh karenanya kecepatan
putaran (RPM) roda kiri dan kanan sama.
Pada saat traktor berbelok ke kanan maka pada roda kanan mendapat tahanan dan
kemudian poros penggerak sebelah kanan juga tertahan sehingga side gear kanan pada
rumah diferensial juga tertahan. Akibatnya side gear sebelah kiri akan berputar lebih
cepat sehingga RPM roda kiri lebih besar dibanding RPM roda kanan. Untuk
menghasilkan pembelokan yang sempurna dilakukan dengan pengereman roda sebelah
kanan. Dengan pengereman tersebut roda kanan dapat berhenti dan traktor akan
belok kanan dengan mudah

70
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR

Gambar 5.4 Differential


Sumber : Goering C E, et al.,2004)

Apabila pedal rem kiri diinjak penuh maka ada tahanan pada roda kiri. Kemudia poros
penggerak sebelah kiri juga akan tertahan, sehingga side gear kiri dalam rumah
diferensial juga tertahan. Akibatnya side gear sebelah kanan akan berputar lebih cepat
sehingga RPM roda kanani lebih besar dibanding RPM roda kiri. Dengan cara yang
sama dengan di atas, ketika belok kiri pedal rem kiri harus diinjak.
Jadi dengan unit diferensial traktor berjalan lurus kalau kedua tahanan pada roda
sama dan akan berbelok kalau salah satu roda diberi tahanan lebih dari roda lainnya
(direm).

Differential Lock:

Ketika tahanan ban kanan dan kiri sangat berbeda karena kondisi tanah atau jenis
pekerjaan, ban dengan tahanan slip kurang maka traktor akan sulit bergerak maju. Untuk
mengatasi kekurangan ini, kunci diferensial membatasi aksi diferensial dan menghasilkan
kedua poros belakang berputar sebagai satu kesatuan.
Penguncian diferensial dianjurkan dalam situasi ketika membajak untuk mencegah
roda yang tidak di alur dari tergelincir dan ketika salah satu roda penggerak berada di

tanah yang tidak rata, berlumpur atau licin dan cenderung tergelincir. Untuk mengunci

71
TRAKTOR PERTANIAN

diferensial, kurangi kecepatan traktor dan tekan pedal differential lock. Diferensial akan
tetap terkunci. Kemudian untuk melepaskan kunci dilakukan dengan menekan pedal rem.
Dengan demikian traktor berjalan lurus ke depan. Ketika roda penggerak
mendapatkan kembali traksi yang sama, kuncinya akan melepaskan diri secara otomatis
oleh daya balik pegas pedal diferensial, pedal melepas kunci diferensial.

Final Drive (Final Gear reduction)


Traktor membutuhkan pengurangan kecepatan besar untuk daya dari mesin ke roda
penggerak untuk layanan tugas berat. Sistem reduksi akhir terletak di antara roda gigi
diferensial dan poros roda. Terdapat dua jenis pereduksi akhir yaitu jenis roda gigi lurus
(spur gear) dan jenis roda gigi planet (planetary gear).
Jenis Spur Gear
Struktur jenis spur gear ini sederhana. Karena tenaga ditransmisikan dari roda gigi
kecil poros gigi diferensial ke roda gigi besar pada poros belakang, sehingga diperoleh
pengurangan yang lebih besar . Pada reduksi akhir jenis ini separoh-poros dari differential
unit yang dipasang dengan sebuah spur kecil disambungkan ke sebuah spur besar roda
yang secara langsung pada ujung poros belakang.

Jenis Planetary Gear


Sistem reduksi akhir jenis planetary gear ini mempunyai konstruksi kompak, dan
tahan lama di bawah beban berat karena beban torsi tersebar di tiga roda gigi,
mengurangi beban pada setiap gigi. Dan sistem ini juga menyebar beban secara merata di
sekeliling sistem, menghilangkan tegangan samping pada poros. Daya, ditransmisikan dari
gigi sisi diferensial (6) ke poros rem (4), menggerakkan tiga roda gigi planet (3).
Karena roda gigi internal (2) dipasang pada poros belakang, roda gigi planet bergerak di
sekitar gigi roda gigi internal saat berputar pada sumbunya. Pergerakan roda gigi planet di
sekitar roda gigi internal ditransmisikan ke poros belakang (5) melalui dukungan roda gigi
planet (1).

72
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR

Sehingga pendukung roda gigi planet (1) dan poros belakang (5) berputar ke arah
yang sama dengan poros rem (4), tetapi pada kecepatan yang berkurang dan torsi yang
meningkat.

(a) Jenis Spur Gear (b) jenis Planetary gear


(b)
Gambar 5.5 Reduksi akhir (Final drive)

5.5 Drawbar dan Power Take Off ( PTO)


Power Take-Off

Sebuah power take-off (PTO) yang sering dipasang pada traktor konvensional terdiri
dari sebuah transmisi dari mesin ke poros yang lewat ke bagian luar traktor, biasanya di
belakang, dan untuk menggerakkan implement yang terpasang. Daya mengalir dari mesin
melalui kopling gesekan yang sering dioperasikan dengan pedal yang sama dengan kopling
transmisi.
Putaran PTO dapat diteruskan atau dihentikan sesuai dengan kebutuhan tidak
terpengaruh oleh roda penggerak. Oleh karena itu peralatan mesin yang digerakkan dapat
terus beroperasi meskipun traktor dan mesin tidak bergerak maju.
PTO jenis ini lebih memudahkan operasional dan menguntungkan dibandingkan traktor
yang lebih tua dengan kopling tunggal dan terutama mesin yang digerakkan oleh roda
tanah. Kecepatan PTO ditentukan oleh kecepatan mesin, (dengan rasio tetap 3 atau 4: 1)
terlepas dari kecepatan perjalanan (traksi rasio transmisi). Kehilangan daya di penggerak
PTO sangat kecil, biasanya kurang dari 5%.
PTO "ground-speed" poros terhubung ke roda penggerak setelah transmisi traksi dan
karenanya perubahan kecepatan PTO sebagaimana rasio transmisi traksi ber-ubah-ubah.

73
TRAKTOR PERTANIAN

PTO "ground-speed" berputar perlahan dan dapat digunakan sebagai penggantian untuk
penggerak tanah pada mesin seperti penanam benih di mana hubungan tetap antara
gerakan traktor dan fungsi mesin adalah penting.
Power Take-off (PTO)) sangat terkenal di seluruh dunia dan ada standarisasi yang
sangat maju yang berdasarkan standar ASAE pertama yang terkenal pada tahun 1927.

Tabel 5.1. Standar Ukuran dan Posisi Drawbar (ASAE S482)


KATEGORI DRAWBAR HITCH
ITEM I II III IV
HP Traktor 20 - 45 40 - 100 80 - 275 180 - 400
Ketinggian Drawbar diatas ground (A) 15 “ ±2” 15 “ ±2” 19” ±2” 19” ±2”
Drawbar ke PTO(B) 8” – 12” 8” – 12,5” 8,5” – 14” 10” – 14”
Ukuran Lubang Pin Penggandeng * 1,1” 1,3” 1,7” 2,1”
Ukuran Lubang Pin Nominal* 1,0” 1,2” 1,6” 2,0’
Dimensi Drawbar (Tebal x lebar) 1-13/16”x2,0” 1-9/16” 2”x3-3/16” 2-3/8x4-
x2,5” 7/8”
Ukuran Reguler PTO
Poros Stub ke Lubang Penggandeng(D) 14-20” 14-20” 14-20” 14-20”

*Pengukuran telah dibulatkan mendekati 0,1 inci. Pin penggandeng harus pas lubang pin tanpa pergerakan
berlebihan

Standardisasi di seluruh dunia saat ini (ISO 500 1979 dan 1991) mendefinisikan tiga
jenis PTO belakang, terutama yang menangani poros (bukan power train PTO). Beberapa
spesifikasi dasar dicantumkan oleh Tabel 5.1.
Tipe 2 dan 3 telah diperkenalkan untuk meningkatkan batas daya tipe 1, yang, untuk
desain yang baik, sekitar 60 kW pada poros di bawah beban dinamis (tidak standar).
Ketangguhan poros PTO tidak hanya dipengaruhi oleh beban torsi (biasanya dengan
amplitudo tinggi), tetapi juga oleh momen lentur dinamis yang dilapiskan (sebagai reaksi
sambungan universal). Dalam hal muatan seragam (misal menggerakkan pompa air), batas
keletihan karenanya di atas 60 kW. Kombinasi yang paling populer dapat dilihat pada tipe

74
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR

1 dan 2. Profil poros yang berbeda harus mencegah overspeeding dari implement 540
rpm.

5.6 Sistem Hidrolik


Sistem hidrolik merupakan mekanisme pada sebuah traktor untuk mengangkat,
menahan atau menurunkan implement baik mounted atau semi-mounted oleh cara
hidrolik. Semua traktor dilengkapi dengan system kendali hidrolik untuk pengoperasian
tiga titik gandeng traktor.

5.6.1 Dasar-dasar Sistem Hidrolik


Prinsip kerja system hidrolik berdasarkan pada hukum Pascal. Hukum Pascal
menyatakan bahwa tekanan diterapkan ke fluida tertutup diteruskan sama pada semua
arah. Gaya kecil bekerja pada luasan kecil dapat menghasilkan gaya yang lebih besar pada
sebuah luasan yang lebih besar.
Sistem hidrolik ini dapat digunakan untuk untuk melipatgandakan gaya dengan cara
yang mudah tanpa memerlukan persneling atau tuas mekanik, dengan mengubah daerah-
luasan efektif dalam dua terhubung silinder.
Komponen dasar sistem hidrolik terdiri atas :(1) pompa hidrolik(2) silinder hidrolik dan
piston/ram(3) tanki /tandon hidrolik (4) katup kendali (5) katup (6) pipa penyalur (Hose
pipe) dan fitting dan(7) lengan angkat (Lifting arms).

SILNDER HIDROLIK
KATUP
PISTON

TANDON OLI

POMPA OLI PIPA HID ROLIK


KATUP KENDALI

Gambar 5.6 Rangkaian dasar system hidrolik

75
TRAKTOR PERTANIAN

Cara Kerja :
Pompa hidrolik menarik oli ke atas dari tandon oli dan mengalirkannya ke katup
kendali pada tekanan tinggi. Dari katup kendali , oli menuju ke silinder hidrolik untuk
menggerakkan piston, yang pada gilirannya mengangkat lengan angkat ( lifting arms).
Lengan angkat dipasang dengan implement. Pompa hidrolik dioperasikan oleh roda gigi ,
yang dihubungkan dengan motor (enjin).
Terdapat dua pengaturan untuk menyimpan oli dalam sistem hidrolik.
(i) Tandon/reservoir oli biasa untuk sistem hidrolik dan sistem transmisi pada beberapa
traktor,
(ii) Sebuah tanki khusus untuk oli hidrolik yang terpisah dari ruang transmisi.

Pompa hidrolik : terdapat beberapa jenis pompa hidrolik seperti pompa roda gigi (gear
pump) , pompa plunyer (plunger pump), pompa sudu (vane pump), dan pompa sekrup (
screw pump). Pompa roda gigi telah digunakan secara luas pada traktor. Pompa roda gigi
dapat mengalirkan oli dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan pompa plunyer.
Tekanan oli dalam pompa bervariasi dari 150 sampai 200 kg/cm2.

Silinder Hidrolik : silinder berukuran lebih besar dipasang dengan sebuah torak dan
sebuah batang torak. Batang torak meneruskan daya dari torak ke lengan angkat (lifting
arm). Torak bergerak dalam silinder hidrolik dan menyebabkan gerakan bolak-balik dalam
silinder. Lengan angkat dinaikkan oleh tekanan hidrolik selagi menaikkan implement tetapi
diturunkan oleh beratnya sendiri.

Tanki hidrolik : tanki hidrolik digunakan untuk menyimpan oli hidrolik untuk system. Pada
beberapa traktor, ruang transmisi dengan sendirinya bekerja sebagai sebuah tanki hidrolik
dan oli yang sama digunakan untuk system transmisi sebaik system hidrolik. Pada traktor
tanki terpisah untuk oli hidrolik.

Katup kendali : Katup kendali adalah sebuah katup yang megendalikan pergerakan oli
hidrolik ke arah, besar dan kecepatan pengangkatan yang diinginkan. Dengan demikian

76
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR

katup kendali untuk tiga fungsi kinerja :(1) mengubah arah pengangkatan (2) mengubah
tenaga pengangkatan dan (3) mengubah kecepatan pengangkatan.
Filter oli : Filter kecil yang ditempatkan pada sebuah posisi yang sesuai pada jalan lintasan
oli.
Macam-macam Sistem Hidrolik
Terdapat tiga metode penting dalam system kendali hidrolik: (1) Position control (2) Draft
control dan (3) Mixed control.

Position control: Pada system ini, kedalaman pembajakan konstan diatur oleh pengaturan
draft traktor otomatis. Pada system ini katup kendali dapat dioperasikan secara langsung
oleh pengendara untuk mengangkat menurunkan atau menahan implement,
menggandeng pada batang kait pada ketinggian yang dipilih.
Draft control: Pada system ini, kedalam kerja dari implement dapat dikendalikan secara
kontinyu tanpa membutuhkan sebuah roda pada implement. Katup kendali hidrolik
bereaksi terhadap perubahan pada pembebanan baik pada top link atau lower link yang
disebabkan perubahan draft atau tarikan yang diperlukan oleh implement. Jika implement
bergerak terlalu dalam draftnya meningkat. Peningkatan ini diindera melalui top link atau
lower link. Sistem kendali kemudian mengangkat implement draft kembali ke permukaan
dan implement pada kedalaman asal lagi menggunakan system kendali draft.

5.6.2 Tiga Titik Penggandeng


ISO 730-1 (edisi ketiga 1994) mengklasifikasikan dimensi dengan empat kategori
penggandengan menurut daya nominal PTO traktor .
Rekomendasi ISO 730-1 untuk memilih jarak vertikal dan jarak konvergensi
horizontal untuk hubungan tiga titik untuk dicapai kondisi kerja yang baik untuk
implement kerja tanah khususnya implement seperti bajak.
Tujuan rekomendasi ini adalah untuk memungkinkan mencapai kombinasi traktor-
implement yang efektif dalam semua kondisi.

77
TRAKTOR PERTANIAN

Jarak konvergensi horizontal


Jarak konvergensi horizontal (lihat Gambar 5.7) sangat penting untuk stabilitas
horizontal alat. Jika jarak konvergensi horizontal terlalu besar, stabilitas lateral dari
peralatan terarah menurun. Untuk bajak, ini berarti alur pertama yang tidak rata dan
bengkok.
Jika jarak konvergensi horizontal terlalu pendek, alat-alat non-directional, seperti
garu, dengan mudah menemukan posisi ekuilibrium agak asimetris terhadap traktor.
Untuk banyak alat, terutama yang multi-panjang, ini mengarah pada penurunan kualitas
kerja.
Pengalaman menunjukkan bahwa sebagian besar alat akan berfungsi dengan baik
dengan berikut jarak konvergensi horizontal:
Kategori 1: 1.700 mm hingga 2.400 mm
Kategori 2: 1.800 mm hingga 2.400 mm
Kategori 3: 1.900 mm hingga 2.700 mm
Kategori 4: 1.900 mm hingga 2.800 mm

Jarak konvergensi vertikal


Jarak konvergensi vertikal (lihat Gambar 5.7 ) penting untuk kestabilan kondisi kerja dan
memungkinkan
i. untuk mengurangi pengaruh gerakan traktor (pitching, rolling,menghidupkan)
pada implement yang terhubung;
ii. bagi desainer alat untuk menerapkan teknis yang optimal keputusan dan kriteria
desain untuk benda kerja suatu alat dan menggunakan massa implementasinya
dengan benar:
iii. untuk menyediakan berbagai macam traktor dan peralatan dirancang oleh
produsen yang berbeda.

Untuk mencapai properti ini untuk keterkaitan, disarankan bahwa Jarak konvergensi
vertikal tidak kurang dari 0,9 kali traktor jarak roda.

78
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR

Gambar 5.7 Kovergensi Horizontal dan vertical (ISO 730-1: 1994).

Sambungan tiga – titik penggandeng yang ditunjukkan oleh Gambar 5.8 terdiri
dari dua lower link yang diputar di bawah traktor belakang traktor, dan toplink berputar
di bagian atas rumah poros belakang. Lower link dilekatkan pada lengan belakang dengan
batang pengangkat (lifting rod)dan tepat di lower link yang dapat disetel.

TOP LINK

LIFTING ROD KANAN

LIFTING ROD KIRI

STABILIZER
LOWER LINK
LOWER LINK
DRAWBAR

Gambar 5.8 Tiga-titik penggandeng Traktor untuk Mounted Implement

79
TRAKTOR PERTANIAN

Gambar 5.9 Jarak dari PTO ke titik penggandeng lower link belakang(ISO 730-1: 1994)

Gambar 5.10 Dimensi titik penggandeng belakang traktor (ISO 730-1: 1994)

Table 5.2 Dimensi penting penggandeng belakang traktor (ISO 730-1 : 1994)
Kategori Hitech dengan daya PTO 1 2 3 4L 4H
dalam kW pada kecepatan Rated Eng.
sampai 48 sampai 92 80 sampai 192 150 sampai 350
Titik penggandeng atas

D1 Diameter pen penggandeng 19, 0 -0,08 25,5 -0,13 31.75 0 45 0 45 0

b1 Lebar bola Maks.44 Maks.51 Maks.51 Maks.64 Maks.64

b2 Jarak lobang pen linch Min.76 Min.93 Min.102 Min.140 Min.140

d Diameter untuk lobang pen linch Min.12 Min.12 Min.12 Min.17,5 Min.17,5

Titik penggandeng bawah

d2 Diameter lobang pen penggandeng 22,4 +0,25 28,7 +0,3 37,4 +0,35 51 +0,5 51 +0,5
0 0 0 0 0

b3 Lebar bola 35 0-0,2 45 0 -0,2 45 0 -0,2 57,5 0-0,5 57,50 0,5

l1 Jarak lateral dari titik penggandeng bawah 359 435 505 610 atau 612 610 atau
ke garis pusat traktor 612

l2 Pergerakan lateral titik penggandeng bawah Min.100 Min.125 Min.125 Min.130 Min.130

L Jarak dari PTO ke titik penggandeng bawah 500 - 575 550 - 625 575 - 675 575 - 675 610 - 670

h Tinggi mast 460 ± 1,5 610 ± 1,5 685 ± 1,5 685 ± 1,5 1000 ±1,5

80
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR

Selain prinsip kerja sistem transmisi dan informasi data ISO 730-1 harus dipahami
agar mahasiswa dapat menggunakan daya traktor dengan benar.
_________________________________________________________________________
Pada bab 5, ini telah dibahas tentang system transmisi daya pada traktor dari mesin
sampai ke poros penggerak roda. Materi yang dibahas meliputi kopling pelat tunggal jenis
kering, kopling pelat ganda jenis basah dan rem traktor, roda gigi transmisi, differential
yang dilengkapi dengan kunci diferfensial (differential lock) dan final drive jenis spur gear
dan planetary gear, drawbar dan Power Take Off (PTO), system hidrolik untuk tiga titik
penggandeng implement. Dengan penguasaan pengetahuan dari bab ini akan membantu
mahasiswa untuk mempelajari bab-bab selanjutnya.

Ringkasan

Sistem transmisi daya adalah salah satu system utama sebuah traktor yakni sistem
penyaluran daya dari mesin penggerak sampai poros roda penggerak. Orang yang bekerja
dengan traktor baik sebagai operator atau teknisi harus mengenal system tersebut dengan
baik.

Fokus pembahasan bab ini adalah system transmisi daya pada traktor roda empat
yang digunakan untuk pertanian. Pembahasan meliputi komponen utama system
transmisi traktor dari segi fungsinya secara umum.

Dalam bab ini secara deskriptif dijelaskan tentang kopling, rem, roda gigi transmisi
(persnellieng), differential dan final drive. Dijelaskan pula tentang komponen penyalur
daya drawbar, power take-off (PTO) dan system hidrolik pada traktor roda empat.

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa akan mampu menjelaskan prinsip kerja
penyaluran daya dari mesin penggerak sampai roda penggerak bisa berputar, kopling
gesekan pelat tunggal dan pelat ganda, prinsip kerja roda gigi transmisi, differential ,final
drive, PTO, serta perhitungan rasio system transmisi dari sebuah traktor roda empat.

81
TRAKTOR PERTANIAN

Pengetahuan tentang sistem transmisi daya traktor ini harus dikuasai oleh orang
yang bekerja dengan traktor baik operator atau teknisi /mekanik. Dengan penguasaan
pengetahuan system transmisi daya ini akan membantu mereka dalam bekerja.

82
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH

BAB 6
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH

6.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran yang diharapkan bab 6 ini adalah mahasiswa mampu
menjelaskan prinsip-prinsip penolahan tanah untuk budidaya tanaman. Dalam
bab ini akan membahas tujuan pengolahan tanah, pengaruh pengolahan tanah

pada sifat fisik tanah, pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder untuk
lahan kering dan lahan sawah.
Dengan pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip pengolahan tanah akan
membantu dalam mempelajari bab-bab selanjutnya.

6.2 Pengolahan Lahan Kering


Sebelum membahas pengolahan tanah perlu dipahami dahulu sifat fisik tanah yang
dibutuhkan untuk budidaya tanaman.
Pada dasarnya semua tanah dapat dicirikan sebagai sistem tiga fase yaitu padat, cair,
dan gas. Komponen padat pada tanah mineral mengandung setidaknya 80% dari beratnya
dan sebagian besar terdiri dari partikel anorganik. Oleh karena variasi ukuran dan bentuk
yang tak terbatas, susunannya pengaturannya menghasilkan pembentukan celah dan
ruang antar partikel. Ruang-ruang ini saling berhubungan dan dikenal sebagai ruang pori.
Pertimbangan dari sifat fisik ini berpusat pada ruang pori di mana penyimpanan dan
pergerakan air dan udara terjadi. Tetapi sifat ruang pori sepenuhnya bergantung pada
komponen padat volume tanah dan dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikelnya
(tekstur tanah) serta susunan partikel tanah (struktur tanah).
Umumnya lahan kering dipahami sebagai lahan pertanian yang mengandalkan curah
hujan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Oleh karena itu lahan kering sering

83
TRAKTOR PERTANIAN

disebut lahan tadah hujan . Jenis tanaman yang dibudidayakan pada lahan kering ini
sama dengan jenis tanaman dibudidayakan di ladang seperti jagung, kedelai, tebu, sayur-
sayuran dan sebagainya. Yang jelas pengolahan lahan kering atau ladang ini dilakukan
secara khusus yakni pengolahan tanahnya dilakukan secara kering berbeda dengan
pengolahan lahan sawah yang pengolahan tanahnya dilakukan dengan cara basah.
Pengolahan tanah merupakan proses yang paling berat dari keseluruhan kegiatan
budidaya tanaman. Kebutuhan energy pengolahan tanah ini kira-kira sepertiga dari total
energy budidaya. Cara pengolahan tanah berpengaruh terhadap hasil pengolahan dan
kebutuhan energi.

6.2.1 Tujuan Pengolahan Tanah


Secara umum tujuan pengolahan adalah untuk menyiapkan persemaian,
memberantas gulma, memutus siklus hama dan penyakit, mengubur sisa tanaman,
mencampur pupuk dan amandemen, memecah hardpan atau lapisan horizon tanah yang
keras.
Ada beberapa tujuan persiapan lahan yang paling penting adalah mempersiapan
persemaian yang sesuai, pengendalian gulma dan konservasi tanah dan air.
Tujuan khusus dari pengolahan tanah adalah sebagai berikut (Kepner, et al, 1972) :
(1) Memperbaiki struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat
tumbuh benih. Tanah yang padat diolah sampai menjadi gembur sehingga
mempercepat infiltrasi, berkemampuan baik menahan curah hujan memperbaiki
aerasi dan memudahkan perkembangan akar.
(2) Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan air limpasan (run off)
dan mengurangi bahaya erosi.
(3) Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.
(4) Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas
tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan tanah.

84
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH

(5) Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat
tinggal dan terik matahari.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan khusus pengolahan tanah
adalah menciptakan kondisi struktur tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
secara umum. Untuk pengolahan tanah khusus tanaman air (hydrophyta) seperti tanaman
padi akan dibahas tersendiri pada sub-bab pengolahan lahan sawah.

6.2.2 Pengaruh Pengolahan Tanah pada Sifat fisik Tanah

Pengolahan tanah memiliki pengaruh yang besar terhadap sifat fisik tanah seperti
kandungan udara tanah (ruang pori), kegemburan tanah, tahanan penetrasi tanah,
struktur agronomi tanah dan permukaan tanah (Birkas M, 2014). Selanjutnya ke lima sifat
fisik tanah tersebut dapat dijelaskan seperti berikut.

(1) Kandungan Udara Tanah

Pori-pori dan celah di tanah yang tidak ditempati oleh air diisi oleh udara. Aerasi
sangat penting untuk suplai oksigen tanah. Udara di dalam tanah bersebelahan dengan
udara atmosfer dan interaksi antara keduanya disebut pertukaran gas. Akar tanaman tidak
dapat mengambil nutrisi dan air ketika kandungan oksigen udara di tanah turun di bawah
tingkat tertentu dan setelah beberapa saat pertumbuhan terhenti. Ketika air masuk ke
tanah kering yang pori-pori banyak terisi udara, tekanan udara naik dan menghancurkan
struktur tanah dengan cara memecahkan remah-remah.

(2) Kegemburan Tanah


Kegemburan tanah tergantung pada keadaan tanah yang sebenarnya. Pengolahan
tanah meningkatkan total volume spesifik pori-pori di tanah melonggar dan mereka itu
memiliki dampak mengurangi pemadatan. Volume pori dalam tanah yang digemburkan
adalah dalam kisaran 47-52%, ketahanannya adalah antara 0,5 dan 2,5 MPa, sedangkan
parameter yang sesuai dari tanah kompak adalah <40% dan> 3 MPa. Kegemburan dan

85
TRAKTOR PERTANIAN

kepadatan yang berlebihan sama-sama merugikan baik untuk proses tanah mau pun
untuk perkembangan tanaman.Segera setelah pembajakan volume pori spesifik tanah
dapat meningkat 60% yang menguntungkan dari aspek peningkatan kapasitas asupan air
tetapi jauh lebih dari apa yang dibutuhkan tanaman di persemaian.
Penggemburan dan peremahan pengolahan tanah primer dapat menciptakan porositas
48-52%, kurang lebih sama dengan kebutuhan benih tanaman. Semakin pendek jeda
waktu antara persiapan lahan primer dan penaburan benih, semakin dekat kegemburan
tanah dengan kebutuhan tanaman

(3 ) Tahanan Penetrasi Tanah

Tahanan tanah adalah gaya yang bertemu dengan alat pengolahan tanah, yang terdiri
dari tahanan terhadap pemisahan partikel tanah, gesekan antara tanah dan alat, gesekan
antara partikel tanah dan massa tanah; dinyatakankan dalam kPa atau MPa. Tahanan
tanah dipengaruhi oleh kelembaban dan kandungan liat, serta kondisi tanah yang
menetap.
Tanah berpasir yang gembur memiliki ketahanan yang dapat diabaikan ketika lembab,
tetapi ketika kering dan padat, ketahanan mereka terhadap peralatan pengolahan tanah
setinggi tanah bertekstur berat. Tanah bertekstur medium ketika kering dan padat lebih
tahan terhadap peralatan pengolahan tanah. Tahanan tanah kering tetapi tidak
dipadatkan dapat dipecah dengan bantuan berbagai alat penggembur dengan
pembentukan gumpalan yang lebih kecil dan dengan masukan energi yang lebih rendah.
Tanah bertekstur berat semakin tahan terhadap peralatan pengolah tanah dan bekerja
mereka membutuhkan lebih banyak energi ketika berada di luar kisaran kelembaban
tanah yang dapat dikerjakan dan dalam keadaan padat.

( 4 ) Struktur Agronomi Tanah


Struktur agronomi tanah digambarkan dalam kaitannya dengan proporsi relatif dari
berbagai fraksi ukuran elemen strukturalnya. Penggunaan lahan, persiapan lahan, curah
hujan, dan naungan memiliki dampak paling jelas terhadap kondisi lapisan atas tanah.

86
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH

Struktur agronomis tanah, yaitu proporsi relatif dari fraksi gumpal (> 10 mm) fraksi remah
(0,25-10 mm) dan fraksi debu (<0,25 mm) adalah indikasi, selain proses yang
mempengaruhi struktur tanah pada suatu titik waktu tertentu (bentuk remah, gumpal dan
debu), dari kepekaan iklim tanah.
Fraksi remah total dalam tanah dari struktur yang paling menguntungkan dapat
sampai 80%, bagian yang lebih kecil itu hanya terdiri dari remah-remah kecil (0,25-2,5
mm). Tanah dengan fraksi remah 70-80% memiliki struktur yang baik, sementara tanah
dengan fraksi debu lebih dari 50% (partikel lebih kecil dari 0,25 mm) memiliki struktur
yang buruk. Kecenderungan pembentukan remah dipengaruhi oleh persiapan lahan,
urutan tanaman dan tingkat perlindungan permukaan. Fraksi remah yang tumbuh adalah
hasil dari pengolahan karbon dan pelestarian kelembaban dan perlindungan permukaan
yang efektif. Namun, dalam banyak kasus, tanah yang semula terstruktur dengan baik
telah dihancurkan oleh pengolahan yang berlebihan.

( 5 ) Permukaan Tanah
Permukaan tanah adalah yang paling terkena cuaca dan pertanian. Strukturnya rusak dan
diubah menjadi lumpur oleh hujan, ia dikeringkan dan berubah menjadi kerak yang keras
oleh panas dan dikeringkan dan bahkan mungkin dihempas oleh angin. Perhatian khusus
harus diberikan kepada kondisi humus untuk melestarikannya

.6.2.3 Pengolahan Tanah Primer


Pengolahan tanah primer sering disebut juga dengan pengolahan tanah pertama
merupakan kegiatan pengolahan tanah (awal) yang pengerjaannya dengan kedalaman
lebih dari 15 cm sampai dengan 90 cm. Alat pengolahan tanah primer ini biasa disebut
bajak. Pembajakan dilakukan terutama untuk memotong, membalik, memecah tanah
sekaligus menutup gulma dan menjadikannya kompos di bawah tanah.

(1) Waktu Optimum Pembajakan Waktu yang tepat untuk pembajakan tergantung pada
lengas tanah. Ketika tanah kering, tanah sulit untuk dipotong atau dipecah, lebih banyak
energi yang digunakan dan menghasilkan gumpalan berukuran besar.

87
TRAKTOR PERTANIAN

Apabila tanah (apalagi tanah liat) dibajak pada kondisi basah, tanah lengket untuk
dibajak, tanah di bawah plow sole menjadi padat dan pada saat mengering menjadi
sebuah hard pan, struktur tanah dirusak dan gumpalan pada saat mengering menjadi
sangat keras.
(2) Kedalaman Pembajakan : Kedalaman pembajakan tditentukan berdasarkan
kedalaman zona perakaran efektif tanaman. Secara umum tanaman dengan sistem
perakaran membuka memerlukan kedalaman pembajakan yang lebih dalam, sedangkan
tanaman serat, tanaman perakaran dangkal membutuhkan pembajakan dangkal.
(3) Jumlah pembajakan : Berapa kali pembajakan harus dilakukan untuk mendapatkan
pengolahan tanah yang baik bergantung pada jenis tanah, masalah gulma dan residu
tanaman di atas permukaan tanah. Pada tanah –tanah berat, lebih banyak pembajakan

Gambar 6.1 Pembajakan Tanah Pada Pengolahan Lahan Kering

yang diperlukan, kisaran 3 sampai 5 kali pembajakan. Pada tanah-tanah ringan


memerlukan 1 sampai 3 kali pembajakan untuk mendapatkan tanah atau pengolahan
tanah yang tepat. Apabila pertumbuhan gulma dan residu tanaman lebih tinggi, lebih
banyak jumlah pembajakan yang diperlukan.

88
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH

Pada pengolahan tanah primer ini terdapat jenis pengolahan tanah dalam atau
pembajakan dalam dan subsoiling.
Pengolahan tanah dalam atau pembajakan dalam: di negara-negara barat,
pembajakan dalam adalah kedalaman 50 cm untuk kondisi tadah hujan dan 70 cm untuk
kondisi tanah beririgasi.
Pembajakan dalam membalik gumpalan ukuran besar yang dikeringkan oleh panas
matahari. Gumpalan akan mejadi remah disebabkan pemanasan dan pendinginan
bergantian. Proses disintegrasi gumpalan perlahan memperbaiki struktur tanah. Rhizoma
dan umbi gulma tegakan akan mati karena terpapar panas matahari.
Pembajakan dalam juga memperbaiki kandungan lengas tanah, walaupun
keuntungan pengolahan tanah dalam pada kondisi pertanian kering tergantung pada pola
curah hujan atau tanaman. Oleh karena itu dapat disarankan untuk pengolahan
pembajakan dalam hanya untuk jangka panjang, tanaman perakaran dalam.

6.2.4 Sub soiling:


Hardpans mungkin terdapat dalam tanah, yang membatasi pertumbuhan
perakaran tanaman. Pertumbuhan perakaran tanaman tebalnya beberapa cm, tanah
dimana kedalaman penetrasi akar dibatasi oleh hardpan. Sebagai contoh akar kapas

Gambar 6.2 Gumpalan-gumpalan Tanah Hasil Subsoiling


Sumber : Birkas M, 2017

89
TRAKTOR PERTANIAN

tumbuh sampai kedalaman 2 m pada tanah aluvial dalam tanpa adanya hardpan. Mereka
tumbuh hanya sampai hardpan, misalnya 15 – 20 cm. Mirip pertumbuhan tanaman tebu
dibatasi oleh hardpan dan tidak dikompensasi oleh penyebaran horizontal. Pembajakan
dengan subsoiler adalah pemecahan hardpan tanpa pembalikan dan dengan sedikit
gangguan pada top soil.

6.2.5 Pengolahan tanah sekunder

Hasil pengolahan tanah primer masih berupa gumpalan-gumpalan tanah yang belum
siap untuk ditanami sehingga perlu dilakukan pengolahan tanah sekunder untuk
menyempurnakan hingga siap lahan siap tanam. Pada pengolahan tanah sekunder operasi
lebih ringan dan menghasilkan lahan dengan tanah lebih halus dan rata.
Setelah pembajakan lahan meninggalkan dengan gumpalan besar dengan beberapa
gulma dan akar yang terangkat sebagian. Penggaruan dilakukan kedalaman dangkal untuk
manghancurkan gumpalan dan mengangat gulma yang tersisa. Garu piring , cultivator,
garu pilah dan sebagainya digunakan untuk tujuan ini. Planking (gelebeg) dilakukan untuk
menghancurkan gumpalan keras menjadi permukaan tanah halus dan sedikit padat.
Struktur tanah sebelum dan setelah pengolahan tanah dapat dilihat pada gambar berikut.

(a) Tanah Asli (b) Setelah Pengolahan (c) Setelah pengolahan tanah
tanah primer sekunder

Gambar 6.3 Struktur tanah sebelum dan setelah pengolahan tanah


Sumber : https://www.ok.gov/conservation/documents

90
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH

Dengan demikian lahan siap untuk ditaburi benih tanaman setelah pembajakan oleh
penggaruan dan planking. Biasanya operasi penaburan benih juga terckup dalam
pengolahan sekunder.
Tata letak pembibitan dan penebaran. Setelah penyiapan pembibitan, lahan di tata
dengan benar untuk irigasi dan penaburan atau penanaman benih. Operasi tersebut
adalah khusus. Untuk sebagian besar tanaman seperti gandum, kedelai, kacang tanah dan
sebagainya bedengan untuk pembibitan dipersiapkan.

Gambar 6.4 Hasil Pengolahan Tanah Cara Kering

Umumnya untuk tanaman seperti jagung, sayur-sayuran dan sebagainya lahan di tata
menjadi bedengan dan alur-alur. Tebu ditanam pada alur atau got. Tanaman seperti
tembakau, tomat, cabai ditanam dalam larikan dan jarak antar dan dalam larikan sama
untuk memfasilitas jalan untuk pemeliharaan.

6.3 Pengolahan Lahan Sawah


Kalau kita mendengar kata “sawah” maka akan terbayang dalam benak kita sebuah
lahan berlumpur dan genangan air dengan tanaman padi. Memang tidak salah karena

91
TRAKTOR PERTANIAN

sampai saat ini tanaman yang dominan pada lahan sawah adalah padi dan sawah pasti
tanahnya berlumpur dan ada genangan air, kecuali pada saat padi menjelang panen.
Tanaman yang cocok untuk dibudidayakan pada lahan sawah adalah tanaman yang
hidup di air (hydrophyta) yang paling dominan misalnya padi (Oryza sativa). Tanaman padi
ini membutuhkan media tanam yang lunak dan genangan air.
Menurut Kawaguchi dan Kyuma (1977) dalam De Datta (1981) bahwa untuk budidaya
padi sawah, sifat fisik tanah relatif tidak penting asalkan air yang cukup tersedia.
Untuk padi sawah tanah terendam dan benar-benar jenuh, semua pori-pori diisi dengan
air sehingga aerasi sepenuhnya dibatasi. Kandungan air dalam tanah, juga disebut sebagai
kelembaban tanah, merupakan air yang terlarut dalam tanah.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pengolahan lahan sawah adalah kegiatan
menyiapkan lahan yang berlumpur dan tergenang yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman padi.
Pada prinsipnya kegiatan utama dari pengolahan lahan sawah adalah menciptakan
struktur tanah yang cocok untuk perakaran tanaman padi dan mempertahankan air pada
kedalaman yang dibutuhkan.

6.3.1 Pengolahan Tanah


Lahan sawah di Indonesia umumnya lahan beririgasi baik teknis maupun semi-teknis
artinya sumber air berasal dari air irigasi. Seperti halnya pada pengolahan lahan kering,
pada kondisi normal pengolahan lahan sawah juga dilakukan pengolahan tanah primer
dan sekunder. Namun ada perbedaan pelaksanaannya yaitu pengolahan tanah pada lahan
sawah dilakukan secara basah.

(1) Pengolahan Tanah Primer

Sama seperti halnya pada lahan kering, pengolahan tanah primer pada lahan sawah
adalah dengan pembajakan menggunakan implement bajak singkal atau bajak piring.

92
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH

Begitu pula tujuan pembajakan dilakukan terutama untuk memotong, membalik,


memecah tanah sekaligus menutup gulma dan menjadikannya kompos di bawah tanah
Yang membedakan dengan pembajakan lahan kering adalah kadar air tanahnya, pada
lahan sawah tanah dibajak dalam keadaan jenuh air.
Sebelum dilakukan pembajakan lahan diairi hingga jenuh seluruh ruang pori tanah
terisi air. Selanjutnya tanah dalam keadaan jenuh air dilakukan pembajakan. Oleh karena
tanah dalam keadaan jenuh air maka hasil pembajakan berupa gumpalan-gumpalan besar
tanah yang lunak yang mudah dihncurkan menjadi lumpur.
Pembajakan dilakukan pada kedalam sama dengan kedalam zona perakaran tanaman padi
yaitu sekitar 15 cm. Kedalaman pembajakan dibatasi pada 15 cm saja karena perakaran
tanaman padi hanya sekitar 15 cm saja, zona perakaran tidak bisa bertambah.

Gambar 6.5 Hasil Pengolahan Tanah Primer Secara Basah


Sumber : Birkas M, 2017

Apabila pembajakan satu kali gumpalan-gumpalan masih keras untuk dipecah maka
dilakukan pembajakan yang kedua dengan arah pembajakan tegak lurus dengan arah
pembajakan pertama. Dengan pembajakan kedua ini tekstur tanah gumpalan-gumpalan
menjadi lunak, butir-butir tanah halus menyumbat pori-pori. Akibatnya akan tercipta
lapisan kedap (hard pan) di bawah plow sole, dan mengurangi perkolasi tanah , sehingga

93
TRAKTOR PERTANIAN

air dapat ditahan. Lapisan kedap di bawah lapisan olah atau zona perakaran ini akan
berfungsi sebagai penahan air perkolasi ke bawah.
Dalam keadaan khusus dimana tanah sudah dalam kondisi lunak berlumpur, maka
pembajakan dapat ditiadakan dapat diganti dengan pembenaman sisa-sisa tanaman
menggunakan alat mirip rotari biasanya buatan lokal.

Pengolahan Tanah Sekunder


Pembajakan pada pengolahan primer mengahsilkan gumpalan-gumpalan lumpur yang
tidak rata sehingga belum bisa dilakukan penanaman (transplanting) bibit padi. Oleh
karena itu untuk menyiapkan lahan siap tanam perlu dilakukan pengolahan tanah
sekunder yaitu penggaruan. Penggaruan biasanya kedalaman lebih dangkal, menyediakan
penggemburan/ pelumpuran, permukaan tanah datar dan mengendalikan gulma.
Pada prakteknya penggaruan dilakukan dengan menggunakan implement garu rotari yang
dibelakanya dipasang papan kayu melintang (plank) yang berfungsi untuk membantu
meratakan lahan.

Gambar 6.6 Pengolahan Tanah Secara Basah

Di samping itu pengolahan sekunder ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pelumpur yaitu mudroller yang ditarik oleh traktor atau hydro tiller yang bertenaga
sendiri.

94
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA

Kegiatan pelumpuran ini berfungsi :


a. Menciptakan hard pan untuk mengurangi perkolasi air (deep water percolation)
b. Membunuh gulma
c. Meratakan tanah
d. Melunakkan tanah untuk transplanting
Dengan pelumpuran ini akan diperoleh struktur tanah halus, lunak, plastis yang cocok
untuk penanaman.
Untuk mendapatkan pelumpuran yang sempurna dan datar maka pada saat
pelumpuran atau penggaruan lahan diairi macak-macak agar tanah mudah dilumpurkan
dan membantu meratakan permukaan lahan (datar).
Mempertahan Air di Lahan
Air ke luar dari lahan melalui 3 cara yaitu (1) melalui penguapan langsung (evaporasi )
melalui permukaan air ke atmosfir, (2) limpasan permukaan , dan (3 ) perkolasi tanah. Air
di lahan sawah perlu dipertahankan untuk kelangsungan hidup tanaman padi. Kehilangan
air melalui evaporasi tidak bisa dihindari sedangkan kehilanhan melalui limpasan maupun
perkolasi bisa dikendalikan. Pada petak-petak lahan sawah dibuat pematang di
sekelilngnya untuk menahan air agar tidak melimpas dan adanya lapisan kedap (hardpan)
di bawah zona perakaran akan mengurangi perkolasi tanah.
Dengan pengolahan tanah secara basah diperoleh lahan dengan tekstur tanah lunak
berlumpur dan kadar air tanah dapat dipertahankan sehingga cocok untuk tempat hidup
tanaman padi.
________________________________________________________________________
Setelah memahami bab 6 ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan prinsip-prinsip
pengolahan lahan kering, pengolahan lahan sawah, dan perbedaan – prinsip antara
pengolahan tanah cara basah dan pengolahan tanah cara kering.
Dengan penguasaan pengetahuan tentang prinsip-prinsip pengolahan tanah ini mahasiswa
akan lebih mudah memahami bab-bab selanjutnya.

95
TRAKTOR PERTANIAN

Ringkasan
Pengolahan tanah merupakan proses yang paling berat dari keseluruhan kegiatan
budidaya tanaman. Kebutuhan energy pengolahan tanah ini kira-kira sepertiga dari total
energy budidaya. Cara pengolahan tanah berpengaruh terhadap hasil pengolahan dan
kebutuhan energi. Untuk bisa mengolah tanah dengan benar dibutuhkan pengetahuan
tentang prinsip-prinsip pengolahan tanah.
Pembahasan bab ini difokuskan pada pengolahan secara konvensional dan ditekankan
prinsip-prinsip pengolahan tanah terutama pada sifat-sifat fisik tanah yang dibutuhkan
oleh tanaman secara umum, tidak membahas implement pengolahan tanahnya.
Secara deskriptif dijelaskan dengan rinci tentang tujuan pengolahan tanah, pengaruh
pengolahan tanah terhadap sifat fisik tanah, pengolahan tanah primer dan sekunder baik
untuk lahan kering mau pun lahan sawah. Pengolahan tanah untuk budidaya tanaman
khusus yang membutuhkan bedengan, kairan dan bentuk-bentuk lainnya tidak dibahas.
Dengan mempelajari prinsip-prinsip pengolahan tanah ini mahasiswa akan mampu
menjelaskan tentang sifat fisik tanah yang sesuai untuk tanaman yang akan ditanam, cara
pengolahan tanah yang tepat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman yang
dibudidayakan.
Penguasaan pengetahuan tentang prinsip-prinsip pengolahan tanah merupakan
persyaratan wajib bagi seorang operator mesin pengolah tanah agar diperoleh kondisi
tanah yang sesuai kebutuhan pertumbuhan tanaman.

96
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA

BAB 7
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA

7.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran yang diinginkan dari bab 4 ini adalah mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan cara memeriksa traktor sebelum operasi, cara
mengoperasikan traktor roda dua di jalan raya dan di lahan serta cara merawat
dan memeliharanya.
Dalam bab 7. ini akan dibahas tentang persiapan operasional, pengoperasian, dan
perawatan dan pemeliharaan traktor roda dua. Dengan pemahaman yang baik tentang
pengoperasian traktor roda dua ini akan membantu dalam mempelajari bab-bab
selanjutnya.

7.2 Persiapan Operasional Traktor Roda Dua

Pemeriksaan sebelum traktor dihidupkan diperlukan untuk mengetahui kondisi


traktor sejak dini, sehingga penanganannya tidak terlalu sulit. Berdasarkan pemeriksaan
tersebut dapat ditentukan tindakan penyetelan sesuai buku manual agar traktor dapat
berfungsi dengan baik. Kegiatan pemeriksaan trakror roda dua terdiri dari pemeriksaan
umum dan pemeriksaan bagian-bagian yang perlu dilumasi.

7.2.1 Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan umum ini meliputi pemeriksaan kekencangan mur-baut, ketegangan V-


belt dan fan – belt (tali kipas) , kopling serta tekanan ban.
Ketegangan V-belt dan fan-belt harus sesuai. Untuk memeriksa apakah penyetelan
ketegangan tali sudah baik atau belum, tekanlah tali itu dengan jari tangan sekitar 1,5 cm
sampai 3 cm. Untuk memeriksa kopling , pada posisi OFF maka rotary atau traktor tidak

97
TRAKTOR PERTANIAN

berputar/bergerak, jika tidak maka berarti kopling tidak bekerja sempurna, maka
perbaiki/setel dulu sebelum dioperasikan.
Untuk memeriksa apakah traktor berjalan lurus, traktor harus dihidupkan motor
(enjin) nya. Kemudian traktor dijalankan dengan kecepatan rendah. Kalau penyetelan
kopling kemudi (steering clutch) baik, maka traktor berjalan lurus ke depan. Untuk
memudahkan traktor tangan dapat berjalan lurus adalah dengan menentukan tekanan
angin yang sama pada kedua ban. Tekanan angin yang baik untuk tiap ban adalah sekitar
16,5 lbs per inchi.
Pemeriksaan Bagian-Bagian Yang Perlu Dilumas
Bagian-bagian yang perlu dilumasi yang harus diperiksa adalah oli mesin oli gigi
transmisi, tempat rantai belakang (khusus traktor dengan implement rotary), gemuk pada
rantai pembantu (khusus traktor dengan implement rotary), kabel kopling pembelok,
poros pisau berputar, poros kopling, kabel standar, sistem pendinginan serta
perlengkapan (implement) dan kunci-kunci.

7.2.2 Penyetelan
Penyetelan Bagian-Bagian Penting Traktor Roda Dua
Bagian-bagian penting yang perlu disetel adalah kopling utama, rem pengunci/
pengaman, tuas belok, ketegangan V-belt, stang pembantu.
a. Penyetelan Kopling Utama
1) Mengendorkan mur pengaman
2) Tuas kopling utama diturunkan pada posisi ”On”
3) Menyetel mur pengatur sehingga kedudukan tuas berkisar 25-30 mm dari
kedudukan akhir
4) Mur pengaman dikencangkan kembali

98
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA

Gambar 7.1 Penyetelan Kopling Utama


2) Sumber : Kadirman, 2017

b. Penyetelan Rem Pengunci/ pengaman.


Apabila pada waktu tuas pada posisi brake, rem belum bekerja maka rem dapat disetel
sebagai berikut :
1) Tuas dipindahkan pada posisi Off
3) Mengendorkan mur pengatur rem
4) Menyetel pegas dengan menggeser bolak balik sampai pegas pada kedudukan
dimana rem sesaat akan bekerja.

Gambar 7.2 Penyetelan Rem Pengaman


Sumber : Kadirman, 2017
c. Penyetelan tuas belok
Bila traktor tidak bisa membelok karena salah satu roda tidak mau berhubungan
kembali ke gigi utama maka untuk mengatasinya :
Mengendorkan mur pengunci lebih dahulu dan menyetel mur pengatur, penyetelan yang
tepat diperoleh bila tuas belok lebih kurang 2-3 mm terhadap handel utama

99
TRAKTOR PERTANIAN

2 - 3 mm
MUR PENGUNCI

Gambar 7.3 Penyetelan Tuas Belok

d. Penyetelan Posisi Stang utama


Tuas atau stang utama dapat disetel pada 3 kedudukan yaitu, tinggi, menengah dan
rendah
1) Melepaskan kedua baut pengatur kiri dan kanan
2) Mengendorkan baut pengikat kiri dan kanan
3) Menyetel ketinggian stang utama sesuai dengan yang diinginkan
4) Memasang kembali kedua baut kiri dan kanan
5) mengencangkan kembali kedua baut pengikat.

Gambar 7.4 Penyetelan Posisi Stang Utama

Sumber : Kadirman, 2017

e. Penyetelan Ketegangan V-belt


1) Mengendorkan baut pengunci dari baut penyangga puli pengatur ketegangan

100
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA

2) Baut penyangga puli pengatur ketegangan disetel sehingga ketegangan V-belt cukup
baik
3) Menekan V-belt dengan ibu jari hingga melentur antara 10-20 mm dari kedudukan
normal
4) Ketegangan v-belt jangan terlalu kencang mempengaruhi v-belt dan kopling utama.
5) Setelah penyetelan ketegangan v-belt selesai mur pengunci pada baut pengatur
dikencangkan lagi

Mur pengunci

Baut pengatur

Gambar 7.5 Penyetelan Ketegangan V-belt

7.3 Operasional Traktor Roda Dua


Setelah dilakukan pemeriksaan dan penyetelan traktor roda dua sudah siap untuk
dioperasikan. Seorang operator harus mampu membawa traktor roda dua dari garasi
menuju lahan yang akan dikerjakan. Traktor tidak akan sampai di lahan kalau operator
tidak bisa menjalankan traktornya dan tentu saja traktor tidak akan bisa berjalan kalau
operator tidak bisa menghidupkan dan mematikan mesinnya. Oleh karena itu seorang
operator harus menguasai dasar-dasar pengoperasian traktor.
Operasi-operasi traktor yang harus dikuasai oleh operator adalah :
1. Menghidupkan dan mematikan mesin traktor
2. Menjalankan dan menghentikan traktor
3. Memasang dan melepas implement dari traktor roda dua

101
TRAKTOR PERTANIAN

Ketiga kemampuan di atas tanpa kecuali adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh
seorang operator.

Menghidupkan Dan Mematikan Traktor Tangan


Sebagian besar, traktor tangan menggunakan motor diesel sebagai tenaga penggerak
dan dihidupkan dengan engkol. Pemakaian poros engkol dimaksudkan agar traktor roda
dua dapat lebih murah harganya,dan relatif lebih awet dibanding dengan sistem start yang
lain.
Langkah-langkah penting dalam menghidupkan dan mematikan traktor roda dua,
beserta tujuannya telah dijelaskan dalam buku manual operasi yang dibuat oleh pabrik
pembuatnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menghidupkan traktor
1. Traktor ditempatkan pada tempat yang datar, dengan ventilasi udara yang baik.
2. Traktor sudah diperiksa dan dalam kondisi baik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat dan setelah mematikan traktor
1. Gas tidak perlu dinaikturunkan sebelum dimatikan
2. Jangan tergesa-gesa dalam mematikan motor
3. Semua tuas dalam kondisi netral
Menjalankan Traktor Roda Dua
Dalam pengoperasiannya implement harus ditarik oleh traktor roda dua. Kemampuan
operator menjalankan traktor sangat menentukan kualitas dari hasil operasi implement.
Ada dua macam kemampuan dalam menjalankan traktor, yaitu :
1. Menjalankan traktor di jalan
Untuk keperluan pengangkutan barang, dalam hal ini termasuk juga untuk
mengangkut implemen dari bengkel/garasi ke lahan, trailer digandengkan ke traktor
roda dua.

102
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA

2. Menjalankan traktor di lahan


Untuk keperluan operasi di lahan seperti pembajakan dan penggaruan, implement
digandengkan ke trkator roda dua..
Operasi dasar yang harus dikuasai oleh operator untuk menjalankan traktor roda dua
meliputi:
1). Memulai menjalankan traktor roda dua
2). Menjalankan lurus ke depan ; dengan Implement serta trailer
3). Menghentikan traktor/parker
4). Menjalankan lurus ke belakang.
5). Mengganti gigi persneleng
6). Membelokkan traktor pada jalan datar
7) Melintasi galengan/bedengan (dengan implemen)
8) Melewati tanjakkan
9) Melewati turunan (dengan trailer)
10) Membelokkan traktor pada jalan menanjak
11) Membelokkan traktor pada jalan menurun

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menjalankan traktor.


1. Pada lahan yang menanjak/menurun, kopling kemudi tidak boleh ditekan terlalu lama.
Traktor akan cepat berbelok. Semakin tajam/terjal jalannya, semakin cepat traktor
berbelok
2.Untuk membelokkan traktor pada lahan yang menanjak/menurun, apabila
memungkinkan cukup dengan menekan/menggeser stang kemudi, tanpa menekan tuas
kopling kemudi
3. Apabila parkir di tempat yang miring, sebaiknya roda diganjal.
4. Pada saat naik, traktor dengan implemen berjalan maju, pada saat turun, traktor
dengan implement berjalan mundur, apabila terbalik bisa terjadi kecelakaan, traktor
akan menungging

103
TRAKTOR PERTANIAN

Penjelasan secara rinci dan teknis dpat dipelajari pada buku manual operator traktor roda
dua sesuai ketika membeli traktor.
Oleh karena itu setiap operator harus memahami buku manual operator dari traktor
yang akan digunakan. Hanya yang memahami cara operasi traktor yng benar dana man
saja yang diijinkan untuk mengoperasikan.

7.3.1 Penggandengan Implement


Traktor roda dua selalu dilengkapi dengan alat-alat/implement untuk mengolah
tanah seperti bajak (plow), bajak berputar (rotary), baru (harrow), penggulud (ridger),
papan perata (leveller), dan roda besi. Selain roda besi, semua implement pengolahan
tanah digandengkan di belakang traktor roda dua. Dari implement-implement tersebut
bajak putar (rotari) merupakan implement yang paling sulit menggandengkannya ke
tarktor.
Oleh karena itu yang akan dibahas disini hanya cara menggandeng atau memasang
dan cara melepas implement rotari, sedangkan untuk peralatan/implement yang lain
mahasiswa akan mudah untuk dipelajari sendiri.

Memasang dan melepas unit rotari, mengganti roda traktor


1. Memasang rotary
a. Menggantungkan kait penggantung pada handle.

b. Melepaskan penyangga depan dan menjungkirkan traktor roda dua ke depan sehingga
rotari menggantung.
c. Menghubungkan bagian sambungan penghubung rotary terhadap body, hubungkan
juga dengan kopling kotak rantai pembantu pada kotak gigi utama sampai betul-betul
rapat. Baut pada bagian ini jangan dikencangkan dulu
d. Memasukkan kedua baut T dan memasangnya melintang 90o terhadap lubang kepala
baut. Setelah itu kencangkan mur-nya.
2. Melepas unit rotari

104
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA

a. Pasang penyangga depan, tempatkan traktor pada tempat yang rata.


b. Lepaskan baut pada kotak rantai pembantu seperti terlihat pada gambar.

Gambar 7.6 Melepas Unit Rotari


c. Mengendurkan mur yang menghubungkan unit rotari dengan kotak sampai kepada
baut T cukup menonjol, kemudian memutar baut T sampai 90 o sejajar dengan
lubang dan mendorongnya keluar.
d. Stang utama ditekan agak turun dan digerakkan kekiri dan kekanan sampai unit rotari
terlepas dari kotak, kemudia handle ditekan ke bawah dan penggantung unit cakar
lepaskan dan unit rotari ditarik ke belakang.

7.3.2 Mengoperasikan traktor roda dua dengan gerobag (trailer)


Sebuah traktor roda dua dapat bergerak maju maupun mundur karena putaran
poros motor penggerak disalurkan sampai ke roda. Terdapat tiga jenis roda yang
digunakan pada traktor roda dua, yaitu : roda ban, roda besi, dan roda apung atau roda
sangkar (cage wheel).
Roda ban berfungsi untuk keperluan transportasi dan mengolah tanah kering. Roda
ban memiliki kembangan beralur agak dalam untuk mengurangi slip. Selain itu roda ban
dapat meredam getaran sehingga tidak merusak jalan. Sedangkan roda besi digunakan
untuk pembajakan pada lahan kering. Roda besi dilengkapi dengan sirip-sirip akan
menancap ke tanah sehingga akan mengurangi slip pada saat menarik beban berat. Roda
apung digunakan untuk pengolahan tanah basah. Ukuran roda apung ini bermacam-

105
TRAKTOR PERTANIAN

macan ada yang lebar, ada juga yang berdiametr besar hingga dapat menahan beban
traktor agar tidak terbenam dalam lumpur.
Traktor roda dua merupakan mesin serba guna yang bisa digunakan untuk kerja
lapang menarik bajak atau untuk menggerakkan rotari juga digunakan untuk transportasi
dengan sebuah gerobag (trailer). Namun demikian fungsi utama traktor roda dua ini
adalah untuk keperluan pengolahan tanah. Umumnya traktor roda dua ini tersedia
lengkap asesoriesnya seperti seperangkat alat pengolah tanah ( bajak singkal, garu),
seperangkat gerobag (trailer) serta seperangkat roda yang terdiri roda ban, roda besi dan
roda apung. Fungsi utama traktor roda dua dengan gerobag biasanya dilakukan untuk
pengangkutan alat pengolahan tanah dari garasi menuju lahan.
Jenis roda yang digunakan pada pada traktor ini adalah roda ban, selanjutnya sesampainya
di lahan diganti dengan roda yang sesuai dengan kondisi kerja. Penggunaan lain dari
gerobag ini adalah untuk transportasi sarana produksi seprti pupuk, benih dan lain-lain ke
lahan dan membawa hasil pertania dari lahan ke tempat pengolahan atau penyimpanan.
Selain memilih roda yang tepat untuk transportasi juga harus diperhatikan batas
kecepatan traktor yang aman. Tentu saja kecepatan traktor dengan gerobag untuk
transpor lebih cepat daripada saat membajak di lahan .Untuk keperluan transport di jalan

raya ini dapat menggunakan persneling 6 dan - Persneling5 dipergunakan untuk berjalan
di jalan biasa.

7.3.3 Mengoperasikan traktor roda dua dengan implement


Pembajakan dengan bajak singkal
Pembajakan yang mulus dan hampir tanpa pegang kemudi dapat diperoleh jika
pengaturan roda dan bajak dilakukan secara optimal.
Untuk memperoleh pembajakan yang mulus seperti itu harus mengikuti prinsip-prinsip
berikut.
a. Mengatur Titik Berat (Pusat Gravitasi). Titik berat seluruh mesin harus diatur di atas
pusat roda

106
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA

b. Sudut Simpangan Pembajakan Traktor. Arah traktor harus diatur sedemikian rupa
sehingga menyimpang sudut tertentu 'dari arah membajak ke sisi yang belum dibajak
Jadi sudut simpangan ini merupakan sudut yang dibentuk oleh garis pusat traktor dan
arah pembajakan. Umumnya sudut simpangan ini optimumnya antara 4o – 6o dari
traktor dan dapat diatur dengan sekrup berujung ayunan bajak ke hitch-plate.
Traktor roda dua yang didesain untuk lahan basah dapat lebih ringan daripada traktor
roda dua yang didesain untuk lahan kering, dimana kemampuan traksi tinggi adalah lebih
besar yang diperlukan daripada pengapungan (flotation) .

Traktor lahan basah dilengkapi dengan roda baja dengan lug-lug untuk menyediakan
traksi. Hasil yang memuaskan pada pertanian lahan kering diperoleh dengan sebuah rasio
daya terhadap berat 0,014 kW/kg. Penggunaan persneleng atau kecepatan pembajakan
ditentukan oleh kondisi tanah dan tujuan pengolahan tanah seperti berikut.
- Persneling 1 dan 2 dipergunakan untuk membajak tanah yang lunak
- Persneling3 dipergunakan untuk membajak, meratakan dan membalik tanah.
- Persneling4 dipergunakan untuk membajak sawah serta meratakannya

Tongkat pengendali roda belakang


Pengaturan kedalaman pembajakan dapat dilakukan dengan cara memutar tangkai
pengendali roda-roda belakang. Jika tangkai pengendali roda belakang diputar kekanan,
bajakan akan dalam dan sebaliknya.
Dengan penggunaan kecepatan yang tepat akan memberikan hasil penarikan yang
optimum dan daya motor efisien.
Traktor Roda Dua dengan Rotary Tillers
Rotary tiller digandeng di belakang traktor roda dua dengan pisau-pisau terpasang
pada poros lateral berputar yang digerakkan oleh mesin traktor. Terdapat beberapa
sebutan untuk poros lateral yaitu poros anakan putar, poros rotary tiller, atau poros tiller

107
TRAKTOR PERTANIAN

sederhana, dan lain-lain. Biasanya kecepatan putar poros ini berkisar antara 150 sampai
400 rpm seperti ditunjukkan pada Tabel 7.1
Pengoperasian rotary tiller pada kecepatan putar lebih tinggi dari 400 rpm tidak
praktis. Pada rotari berkecepatan tinggi menyebabkan hilangnya daya karena pemecahan
dan penyebaran tanah dengan cepat menyebar ke belakang. Untuk penanaman antar
baris tanaman (dengan atau tanpa pembuka alur) di lahan sayuran atau kebun buah dapat
menggunakan kisaran kecepatan 50–70 cm/s. Kadangkala traktor roda dua dilengkapi
dengan kursi pengemudi yang didukung oleh roda tunggal (mono-wheel) dipasang di
belakang kemudi dan bukan roda belakang, dan pengemudian mesin dilakukan dengan
mengendalikan mono-wheel dengan kaki pengemudi.
Untuk menentukan panjang pitch (p) pengolahan tanah dari pisau dihitung
menggunakan persamaan berikut.

p = 60.V /(nZ) ………………………………………………………………………… (7.1)


di mana
V : kecepatan perjalanan traktor (cm / s)
n : kecepatan rotasi poros persiapan lahan (rpm)
Z : jumlah pisau dalam satu bidang rotasi
Yang dimaksud dengan pitch (p) pengolahan tanah disini adalah jarak antara
pemotongan tanah oleh satu pisau dengan pisau berikutnya dalam satu bidan rotasi.
Dengan demikian semakin kecil pitch semakin kecl potongan tanah yang dihasilkan atau
dengan kata lain hasil pengolahan tanah lebih halus.
Berdasarkan persamaan (7.1) di atas nilai pitch berbading terbalik dengan kecepatan
putar dan jumlah pisau, dan berbanding lurus dengan kecepatan perjalanan traktor. Ini
berarti semakin besar kecepatan putar poros rotari dan semakin lambat kecepatan
perjalanan traktor akan semakin halus tanah hasil pembajakan dan begitu sebaliknya.
Jika dikehendaki tanah hasil bajakan kasar, maka harus mengganti kecepatan dari
pisau bajak, pasanglah tuas pengatur kecepatan dari pisau bajak pada posisi ”rendah”,

108
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA

tetapi jika untuk menghasilkan hasil bajakan yang halus dan ”gembur”, pasanglah
kecepatan pisau-pisau bajak pada posisi ”high”. Pilihlah kecepatan yang tepat sehingga
diperoleh efesiensi kerja tertinggi dari traktor roda dua tersebut.

Tabel 7.1 Kecepatan Poros Rotari


Kecepatan Perjalanan
Jenis Tanah Rpm poros rotari
(cm/s)
Tanah lembek basah atau berpasir 150 – 200 50 – 70
Tanah lengket atau tanah biasa 200 – 300 30 – 50
Tanah kering keras atau sangat lengket 300 - 400 20 – 30
Keterangan : poros motor berputar pada 40 – 70 rpm

Roda Lug Besi Ban Karet

lahan kering lahan sawahLahan sawah - dalam Lahan kering Lahan sawah

Gambar 7.7 Macam-macam Roda Traktor

7.4 Perawatan dan Pemeliharaan Traktor Roda Dua


Agar traktor memberikan unjuk kerja yang prima sampai umur ekonomi yang
ditetapkan maka perlu dilakukan perawatan dan pemeliharaan sesuai dengan buku
pedoman (Manual ) dari pabrik pembuatnya.
Setelah dipergunakan traktor perlu dirawat dan disimpan dengan baik, untuk itu sebelum
penyimpanan ada beberapa langkah yang direkomndasikan ILO (1976) yang perlu
dilakukan, yaitu :

109
TRAKTOR PERTANIAN

1. Motor tidak boleh cepat dimatikan

Untuk mematikan motor tidak dilakukan secara mendadak, tetapi sebelum dimatikan,
motor (enjin) harus dibiarkan hidup tanpa beban dengan kecepatan rendah selama 3 - 4
menit untuk cooling down. Apabila motor dimatikan tanpa cooling down pada
temperature yang tinggi, maka ada kemungkinan piston (torak), silinder, dan lain-lainnya
akan kekurangan oli ketika dihidupkan kembali. Hal Ini dapat merusak motor.

2. Cuci dan periksa traktor

Selesai traktor digunakan , harus dilakukan pencucian/pembersihan sehingga traktor


menjadi bersih dari kotoran seperti tanah, lumpur dan sebagainya. . Selain itu, traktor
juga diperiksa kalau-kalau ada baut dan mur yang kendur, bagian-bagian (spare part) yang
patah, dan lain-lain. Pekerjaan tersebut harus dijadikan kebiasaan oleh operator.
3. Penyimpanan
Traktor harus disimpan dalam ruangan agar terlindung dari hujan, angin dan sinar
matahari yang dapat merusak traktor.
4. Penjagaan kopling
Selama traktor disimpan, kopling harus dalam posisi ”ON”/ dilepaskan ke muka agar
pegas kopling tidak lekas kendur.
5. Semua lubang yang perlu dilumasi harus diberi oli. Kunci-kunci yang telah dipakai di
lapangan juga harus diperiksa kelengkapannya.
6. Apabila traktor akan disimpan dalam waktu yang lama, harus dilakukan hal-hal seperti:
a. mengosongkan tempat oli/karter pada motor
b. Mengosongkan tanki bahan bakar
c. Mengosongkan dan menguras/membersih radiator
d. Memposisikan torak/piston pada motor harus ada pada posisi TMA (titik mati atas).
Perhatikan tanda-tanda yang ada pada roda gila.
e. Mengendorkan ketegangan V-belt dengan cara menurunkan puli penegang ; begitu
juga dengan fan belt

110
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA

Perawatan dan pemeliharaan harus dilakukan sesuai dengan buku manual


operasional traktor dari pabrik pembuatnya dan dilakukan oleh operator yang ahli di
bidangnya. Dengan perawatan dan pemeliharaan yang benar akan diperoleh unjuk kerja
traktor yang terbaik.
_________________________________________________________________________
Pada bab 7 telah dibahas tentang persiapan, operasi, perawatan dan pemeliharaan
traktor roda dua. Pada sub-bab persiapan diuraikan tentang pemeriksaan umum pada
bagian-bagian yang perlu dilumasi dan penyetelan bagian-bagian penting seperti kopling
utama, rem pengaman, tuas belok, dan ketegangan V-belt. Sedangkan pada sub-bab
operasional ditelah diuraikan cara menghidupkan dan mematikan traktor, menjalankan
dan menghentikan traktor, memasang dan melepaskan implement dari traktor,
mengoperasikan traktor dengan trailer serta mengoperasikan dengan implement di lahan.
Pada sub-bab akhir dari bab ini dijelaskan tentang perawtan dan pemeliharaan traktor
roda dua secara singkat. Dengan penguasaan pengetahuan yang baik tentang
pengoperasian traktor roda dua ini akan membantu mahasiswa untuk mengoperasikan
traktor secara efisien dan aman.

Ringkasan
Sekarang ini sebagian besar petani di pedesaan mengandalkan traktor roda dua
sebagai sumberdaya penggerak mesin pengolahan lahannya. Penggunaan traktor roda dua
tersebut akan efisien jika didukung oleh operator yang handal yang memahami tentang
pengoperasian traktor. Tanpa dukungan operator yang handal, traktor roda dua secanggih
apa pun tidak akan memberikan hasil yang baik malahan akan menimbulkan kerugian.
Oleh karena itu penguasaan pengetahuan tentang operasi traktor tersebut wajib dimiliki
oleh seorang operator.
Berdasarkan ukurannya traktor roda dua dikategorikan ke dalam ukuran kecil, sedang
dan besar. Traktor roda dua yang dibahas adalah traktor roda dua ukuran besar yang pada

111
TRAKTOR PERTANIAN

umumnya digunakan dalam operasi pengolahan tanah. Materi yan dibahas dibatasi pada
kegiatan sebelum operasi, selama operasi dan setelah operasi dengan traktor tersebut.
Materi utama terdiri dari persiapan operasional, penyetelan, dan perawatan dan
pemeliharaan traktor roda dua. Secara deskriptif dijelaskan dengan rinci tentang
persiapan yang meliputi pemeriksaan umum dan penyetelan bagian-bagian penting dari
traktor. Selanjutnya dijelaskan tentang operasional traktor mulai cara menghidupkan dan
mematikan mesin, menjalankan dan menghentikan traktor, memasang dan melepaskan
implement, mengoperasikan traktor di jalan dan di lahan, dan ditutup dengan cara
merawat dan memelihara traktor roda dua.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa akan mempu menjelaskan tentang cara
mempersiapkan hingga traktor siap operasi di lahan dan cara merawat dan memelihara
traktor roda dua.
Pengetahuan tentang operasional traktor roda dua ini merupakan persyaratan wajib
yang harus dikuasai oleh setiap operator. Seorang operator dengan penguasaan
pengetahuan operasional traktor yang memadai akan bekerja dengan mengutamakan
keselamatan kerja dan efisien kerja.

112
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT

BAB 8
OPERASIONAL TRAKTOR
RODA EMPAT

8.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran bab ini adalah mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan cara mengoperasikan traktor roda empat baik di jalan raya mau
pun di lahan. Pada bab 8. ini akan membahas tentang operasional traktor roda
empat yang meliputi persiapan operasional, pengoperasian, perawatan dan
pemeliharaannya. Dengan menguasai pengetahuan materi bab 8 ini akan memudahkan
dalam mempelajari bab selanjutnya.

8.2 Persiapan Operasional Traktor Roda Empat


International Labour Office Geneva (1976) menyatakan bahwa semua operator
traktor harus (a) dalam keadaan sehat; (b) dilatih secara memadai dan, jika diperlukan,
dilisensikan dengan benar;(c) dapatkan dan baca buku panduan pengoperasian sebelum
menggunakan traktor untuk pertama kalinya;(d) memakai alas kaki yang memadai dan pas
dipelihara baik perbaikan; (e) memakai pakaian yang pas dan nyaman; dan (f)menjauhkan
tangan, kaki dan pakaian dari semua bagian yang bergerak
Tidak boleh membiarkan orang asing untuk mengoperasikan traktor dan implement.
Manual operator harus dianggap sebagai bagian permanen dari traktor Anda dan harus
tetap bersama traktor. Ketahui posisi dan fungsi semua kontrol dan arti simbol identifikasi
apa saja pada kendali Anda, instrumen, dan indikator sebelum mencoba mengoperasikan
traktor.

113
TRAKTOR PERTANIAN

Dua hal penting yang harus dipikirkan dalam pengoperasian alat mesin pertanian
termasuk trakor adalah efisiensi dan keamanan operasional. Seorang operator traktor
yang baik dituntut memahami apa yang harus dilakukan sebelum operasi, sewaktu operasi
dan setelah operasi dengan baik. Begitu juga seorang operator traktor akan bisa
menjalankan tugasnya jika dia bisa mampu membawa traktor dan peralatannya dari garasi
ke lahan , dan membawa kembali dari lahan ke garasi dengan selamat. Untuk itu seorang
operator harus memiliki kemampuan untuk menjalankan traktor di jalan raya, dan
mengoperasikan traktor dengan implement di lahan dan tentu saja harus mampu
memasang dan melepas implement ke /dari traktor.
Dengan demikian pengetahuan tentang menghidupkan dan mematikan mesin,
penggandengan implement, menjalankan traktor di jalan raya, pengoperasian traktor
dengan implement serta keselamatan kerja harus dimiliki oleh seorang operator.

8.2.1 Pemeriksaan umum


Setiap kali sebelum memulai , operator harus melakukan pemeriksaan umum
mengelilingi traktor. Secara teratur, sebelum memulai traktor, operator harus membuat
check-list pemeliharaan tercantum di bawah ini.
• Pelumas dan permukaan bahan bakar.
• Pemukaan cairan radiator - ini harus dilakukan ketika traktor dingin..
• Tekanan ban.
• Kebocoran Hydraulic.
• Fittings - mengencangkan apapun yang longgar.
• Lampu - memastikan semua bekerja dan terlihat.
Umumnya, untuk membuat check-list ini akan memakan waktu tidak lebih dari 5
menit dan dapat menyelamatkan Anda dari kerusakan.
Memeriksa Permukaan Air Pendingin di Radiator
Memeriksa permukaan air radiator saat mesin sudah dingin.Jangan melepas tutup
radiator saat mesin panas, dan jangan pernah menambahkan air ketika ke mesin panas.

114
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT

Jika mesinnya panas putar penutup perlahan untuk melepaskan tekanan sebelum melepas
penutup. Jika masih ragu dapat menggunakan kain lap untuk menutupi penutup dan atas
radiator untuk menghentikan semprotan air panas
Permukaan air dalam baterai juga harus diperiksa. Periksa Permukaan elektrolit baterai
diperiksa secara hati-hati dan dalam beberapa kasus mungkin perlu memakai pelindung
mata dan sarung tangan karet saat melakukannya untuk mencegah cedera mata dan kulit.
Pelumas
Traktor harus diparkir di permukaan yang rata dan oli mesin diperiksa melalui tongkat
celup di atas sisi. Permukaan oli hidraulik juga harus diperiksa melalui tongkat celup di
bagian belakang traktor di antara kedua ban belakang atau di sisi housing hidraulik.
Bahan Bakar
Memeriksa permukaan bahan bakar dan mengisi ulang saat mesin dingin dan traktor
ditempatkan pada area yang berventilasi baik. membersihkan tumpahan bahan bakar.
Menjauhkan percikan api dan api dari tangki bahan bakar dan mesin. Tidak merokok saat
mengisi bahan bakar. Menyimpan tambahan bahan bakar dalam wadah penyimpanan
yang aman yang ditandai dengan baik. Untuk wadah penyimpanan bensin diberi berwarna
merah terang sedangkan wadah bahan bakar diesel diberi berwarna kuning.
Gemuk
Melumasi fiting gemuk traktor standar secara teratur, terutama ketika menggunakan
traktor di kondisi sangat basah dan berlumpur atau berdebu. Fitting gemuk dapat
ditemukan pada lengan hubungan 3 titik, lengan kemudi dan hub roda.
Tekanan Ban
Pada traktor dua roda penggerak ban depan seharusnya 25psi (175Kpa) dan ban belakang
14psi (100Kpa) sementara traktor 4 roda penggerak harus bertekanan 18 psi pada ban
depan dan 14 psi) pada ban belakang.
Lain-lain
Memeriksa mur roda, cowling dan mencari mur dan baut longgar dan tidak tepat atau
sambungan implement. Memastikan semua alat diikat dengan benar klip dan pin dan

115
TRAKTOR PERTANIAN

cowlings keselamatan berada di tempat terutama ketika menggunakan daya PTO dan
implement yang terhubung dengan tiga titik penggandeng.

8.2.2 Penyetelan
Penyetelan Rem
Setiap kali sebelum kerja dilakukan pemeriksaan free play pedal rem. Rem yang tidak
bekerja dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Ketidaksamaan antara
free play rem kanan dan rem kiri dapat menyebabkan membelok tajam dan dapat
mengakibatkan kecelakaan. Oleh karena itu perlu dijaga agar besarnya play sama, jika
tidak sebuah kecelakaan dapat terjadi.
Pedal rem kanan dan rem kiri ditekan sendiri-sendiri dan diperiksa free play masing-
masing pedal 30 – 40 mm. Kedua pedal harus mempunyai free play yang sama besar.
Penyetelan
(1) mengendorkan mur pengunci dari batang rem (brake rod). Memutar batang rem
untuk menyetel free play menjadi 30-40 mm. Free play pedal harus sama satu sama
lainnya.
(2) memastikan mur pengunci telah kencang .

Gambar 8.1 Penyetelan Rem

116
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT

Penyetelan Pedal Kopling


Pedal kopling ditekan ke bawah dan diperiksa apakah besarnya free play 15-25 mm.
Kebiasaan meletakkan kaki di atas pedal kopling saat beroperasi tidak diperbolehkan,
karena dapat menyebabkan piringan kopling aus lebih dini.
Adapun cara penyetelan pedal kopling adalah sebagai berikut.
(1) Mengendorkan mur pengunci. Memutar turnbuckle untuk menyetel free play menjadi
15-25 mm.
(2) Mengencangkan mur pengunci secara kuat.

Perhatikan :
1) Apabila free-play kurang dari 15 mm; penekanan dari fly wheel mesin dan piringan
kopling tidak cukup dan ini akan menyebabkan keausan piringan kopling lebih awal
2) Jika free play lebih dari 25 mm; Pelepasan dari fly wheel mesin dan piringan kopling
tidak cukup dan ini akan menyebabkan berisik ketika penggantian roda gigi. Ini akan
menyebabkan kerusakan pada rod gigi.
Penyetelan Sabuk Kipas
(1) Membuka kap mesin (bonnet) dan menarik bagian atas sisi kiri penutup dan
pindahkan.
(2) Mengendorkan baut generator , baut pengatur sabuk/tali, dan mur generator.
(3) Menggerakkan generator untuk meregangkan tegangan sabuk. Mengencangkan baut
generator dan melihat defleksi. Jika defleksi 10 - 15 mm, kencangkan baut generator,
mur generator dan baut penyetel sabuk.
Jika traktor adalah baru, sabuk kipas diregangkan dalam waktu pendek. Periksa
pelenturan/defleksi sabuk.
Untuk menyetel sabuk kipas, baut puncak pada alternator dikendorkan., alternator
digeser ke posisi yang diinginkan dan baut dikencangkan. Juga menjamin bahwa baut pada
pangkal alternator terikat kencang.

117
TRAKTOR PERTANIAN

10 – 12 mm pada gaya 10 kg

Gambar 8.2 Penyetelan Ketegangan Sabuk Kipas

Penyetelan TOE-IN

Jika penyetelan toe-in tidak benar maka dapat menyebabkan goncangan yang parah pada
roda kemudi dan seluruh traktor.Toe-in yang benar adalah 0,08 ~ 0,24in. (2 ~ 6mm)

Check Pemeriksaan
(1) Posisikan roda depan lurus
(2) mengukur jarak antara pusat ban kanan dan ban kiri pada sisi depan (A)
(3) Mengukur jarak antara pusat ban kanan dan ban kiri pada sisi belakang (B )
(4) Melihat perbedaannya.
Besar (A) harus lebih besar daripada (B).
Penyetelan
(1) Angkat roda depan sedikit. Jika tidak diperlukan bahwa roda depan mengapung.
(2) Mengendorkan mur pengunci, kiri dan kanan
(3) Memutar tie rod untuk menyetel tread roda depan dan mengukur sisi depan dan sisi
belakang dari tread roda.
(4) Jika toe-in besarnya sudah sesuai spesifikasi kencangkan mur pengunci.
Setelah seluruh proses pemeriksaan dan penyetelan dilakukan sesuai prosedur
Manual Operator maka traktor dalam kondisi siap untuk dioperasikan.

118
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT

8.3 Operasional Traktor Roda Empat

Sebelum menggunakan traktor seorang operator harus membaca manual operator


dengan seksama. Berdasarkan manual oerator tersebut dapat diperoleh semua informasi
yang diperlukan pada tata letak dan penggunaan kendali traktor. Bahkan jika Anda sudah
memiliki pengalaman dalam menggunakan traktor yang lain, bagian manual ini khususnya
harus dipelajari dengan hati-hati dan teliti. Setelah membaca bagian ini secara lengkap,
pastikan Anda sepenuhnya benar akrab dengan tata letak dan penggunaan kendali dan
mengetahui spesifikasi dari traktor yang dimaksud.
PengGunaan traktor dalam pekerjaan lapang akan meningkatkan efisensi kerja dan
kenyamanan bagi operatornya. Di balik kemanfaatannya terdapat potensi bahaya yang
besar jika operator tidak menguasai pengoperasian yang aman. Kecelakaan yang paling
sering terjadi dalam operasi traktor ini adalah (1) traktor terguling (2) orang terlilit pada
implement dan mesin, dan (3) orang terlindas traktor. Selain bahaya –bahaya di atas
pengoperasian traktor juga mempunyai resiko seperti (1) kebakaran traktor (2)
menyentuh saluran listrik di atas kepala (3) gangguan pendengaran yang disebabkan oleh
kebisingan (3) tergelincir, tersandung dan jatuh saat naik dan turun traktor

Gambar 8. 3 Posisi menaiki dan menuruni traktor

119
TRAKTOR PERTANIAN

Jika Anda belum siap membiasakan diri dengan semua kendali ,tidak boleh menyalakan
mesin dan traktor.

Menghidupkan dan Menghentikan Traktor

Kalau traktor berada dalam ruangan, maka ruangan harus ada ventilasi yang memadai
dengan membuka pintu atau jendela dan menggunakan kipas angin jika tersedia. Asap
buangan mengandung karbon monoksida yakni gas beracun dan dapat terbentuk dengan
cepat di area tertutup atau relatif tertutup yang merusak kesehatan dan bisa mematikan
Hal-hal yang diperhatikan oleh operator antara lain :
1. Men-start traktor hanya boleh dilakukan dari kursi operator. Umumnya traktor
modern tidak dapat di-start tanpa pedal kopling tertekan, tetapi beberapa traktor yang
lebih tua masih digunakan dapat di-start oleh operator yang berdiri disamping traktor.
Ini tidak boleh dilakukan. Berdasarkan catatan kasus operator meninggal ketika
mencoba untuk men-start traktor sambil berdiri di samping traktor. Traktor yang di-
start sedang dalam keadaan gigi netral tanpa sengaja operator menyenggol tuas
persnelleng, menyebabkan traktor bergoyang maju dan melindasnya.
2. Melakukan pemeriksaan kendali Power Takeoff untuk memastikan bahwa mereka
tidak terhubung, dan transmisi dalam keadaan netral dan kopling tertekan.
3. Menghidupkan mesin mengikuti prosedur starting yang disarankan di manual operator
Anda.
4. Membiarkan mesin memanas maksimal 10 menit sebelum memulai untuk bekerja
dengannya. Bekerja dengan mesin dingin adalah sumber utama kontaminasi oli mesin.
5. Memeriksa semua instrumen untuk memastikan bahwa ada tekanan oli yang tepat,
bahwa baterai sedang diisi, dan lain-lain.

Mematikan mesin:

Selalu membiarkan mesin untuk mendingin sebelum mematikannya. Ini


memungkinkan katup dan piston untuk mendinginkan secara merata. Menurunkan semua

120
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT

peralatan pengangkat hidraulik ke tanah. Setelah mematikan dan mengisi ulang tangki
bahan bakar ketika traktor telah mendingin . Mengunci rem parkir dan memeriksa bahwa

tidak ada sisa-sisa yang mudah terbakar di dekat sistem pembuangan.

Penting :
Semua warga di perusahaan pertanian termasuk keluarga dan karyawan harus
diajarkan cara mematikan mesin dengan aman. Hal ini sangat penting dalam situasi
kecelakaan. Orang pertama di TKP harus tahu cara mematikannya. Itu bisa
menyelamatkan nyawa!

Mengoperasikan Traktor
Sesuaikan kursi operator Anda sehingga Anda dapat dengan nyaman menjangkau
pedal dan kendali. Pastikan bahwa platform operator bersih dari objek atau puing-puing.
Jika traktor Anda dilengkapi dengan struktur pelindung terguling, kencangkan sabuk
pengaman Anda sebelum memulai. Sebelum traktor mulai bergerak pastikan tidak ada
anak-anak, atau hewan piaraan bersih di sekitar traktor.
Menguji rem saat berjalan dengan kecepatan lambat. Demikian juga memutar kemudi
arah ke kanan dan ke kiri untuk memastikannya beroperasi sebagaimana mestinya.
Power steering harus cepat dan responsif.Jika power steering berhenti beroperasi, segera
menghentikan traktor.
Apabila traktor terpasang beban, pastikan bahwa itu dipasang ke drawbar.
Menggandeng pada titik di atas poros belakang dapat menyebabkan traktor terbalik ke
belakang. Pastikan Anda menggunakan pin drawbar yang terkunci pada tempatnya, dan
memiliki ukuran yang tepat untuk pekerjaan yang sedang dikerjakan.

Gunakan Pengereman Mesin


Ketika menuruni bukit dengan beban yang berat mesin tidak boleh dimatikan untuk
memanfaatkan daya pengereman dari mesin sehingga berat dapat mencegah traktor yang
lepas dan terbalik. Untuk mudahnya dapat digunakan aturan praktis yaitu menggunakan
gigi yang sama untuk menuruni bukit yang akan Anda gunakan untuk menarik beban ke

121
TRAKTOR PERTANIAN

atas. Jika traktor menarik beban yang melebihi berat traktor penarik, maka gerobak harus
memiliki rem tersendiri.

Potensi bahaya selama mengoperasikan traktor

1. Traktor Terguling
Sekitar 50 persen dari kecelakaan yang fatal yang menimbulkan cedera berat atau
kematian adalah traktor terguling . Traktor terguling diakibatkan oleh keceorbohan atau
kekurangtahuan operator.

a. Terguling ke Samping
Terguling ke samping adalah jenis kecelakaan traktor terguling yang paling umum
terjadi. Jika mengemudi traktor terlalu dekat dengan parit, gorong-gorong atau kolam
dapat menyebabkan traktor berguling. Cara yang paling mudah untuk menghindari adalah
tetap berada jauh dari tanggul karena paritnya dalam. Begitu juga berputar saat berjalan
terlalu cepat dapat mengakibatkan rollover samping. Mengemudi di jalan raya tanpa
mengunci rem belakang. Kalau pedal rem tidak terkunci menjadi satu, pada saat Anda
harus mengerem mendadak hanya menekan satu pedal saja.Jika ini terjadi bisa
menyebabkan satu roda untuk mengunci, meninggalkan yang lain bergerak sehingga
traktor membelok tak terkendali.

b. Terguling Belakang
Salah satu penyebab utama traktor pertanian terguling ke belakang dengan adalah
penggandengan
TRAKTOR PERTANIAN terlalu tinggi. Beban harus dipasang hanya ke drawbar. Hanya

membutuhkan waktu sekitar 1,5 detik bagi traktor untuk membalik ke belakang, sehingga
tidak cukup bagi operator untuk bereaksi, apalagi melarikan diri.
Ketika traktor menarik beban dengan rantai atau tali derek selain kemungkinan
terjadinya rollover, ada bahaya lain. Rantai atau tali derek menyimpan energi dengan
peregangan di bawah beban. Dengan menyentakkan tali atau kabel mulai berjalan untuk
memindahkan beban stasioner yang berat dapat menekan tali nilon atau kabel ke titik

122
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT

putus. Jika terkunci, itu akan bertindak seperti karet gelang yang diregangkan dan
tergelincir kembali ke traktor. Itu bisa menghancurkan jendela kabin atau bahkan
memenggal kepala dan operator

2. Terjatuh dari Traktor


Terjatuh dari traktor adalah penyebab umum cedera serius dan kematian.
Sebenarnya terjatuh adalah kecelakaan yang tidak perlu dan dapat dicegah. Terjatuh dari
traktor dapat terjadi saat traktor bergerak mau pun traktor terparkir

3. Terlilit PTO
Cedera berat atau kematian dapat terjadi diakibatkan oleh kecelakaan yang
melibatkan PTO. PTO berputar dengan kecepatan yang cukup cepat untuk melilit
seseorang di dalamnya sebelum mereka menyadari apa yang terjadi. Poros PTO 540 rpm
akan berputar sembilan kali dalam satu detik dan menempuh 2,17 meter. Sebuah poros
PTO 1000 rpm akan berputar 16,7 kali dan perjalanan empat meter dalam satu detik! Oleh
karena itu tidak diperbolehkan melepaskan perisai dari poros PTO.

4. Membawa Penumpang
Telah kita ketahui bahwa traktor dirancang untuk membawa satu orang, yaitu
operator. Tempat yang tepat untuk naik adalah duduk di kursi operator. Selain operator
dilarang menumpang traktor.
Seorang penumpang tidak dapat mengantisipasi setiap gerakan traktor dan
menahannya. Semua getaran dan guncangan akan diteruskan ke penumpang sehingga
dia bisa dengan mudah kehilangan pegangannya dan terjatuh. Di samping itu adanya
penumpang dapat menyebabkan masalah lain juga. Mereka dapat mengganggu operator
dalam mengoperasikan kendali, mereka dapat secara tidak sengaja memindahkan kendali
sendiri, dan mereka sering mengalihkan perhatian operator.
Kondisi khusus bagi instruktur saat melatih operator baru ada potensi bahaya, tetapi
pelatihan sangat penting. Meskipun demikian bahaya dapat diminimalkan dengan
mengemudi dengan kecepatan lambat dan di tanah yang rata dan datar.

123
TRAKTOR PERTANIAN

8.3.1 Penggandengan Implement


Operasi lapang siap dilakukan setelah implement tergandeng ke traktor. Beberapa
mesin digerakkan oleh PTO, sementara yang lain digerakkan oleh permukaan tanah (daya
dari roda yang berputar di tanah). Operator yang terampil harus menunjukkan cara aman
menggunakan mesin sebelum mengoperasikan di lapang.
Dalam sub bab ini membahas cara penggandengan implement 3-titik gandeng yang
keduanya digerakkan oleh permukaan tanah dan PTO.
Menurut Kusno Hadiutomo (2012) pemasangan implement pada traktor roda empat
dengan menggunakan sistem mounted (3 –titik gandeng) dengan mengikuti prosedur
berikut.

1) Memastikan semua bagian dari system penggandengan dapat bekerja normal


2) Memundurkan traktor ke depan implement : Traktor perlahan-lahan sampai tepat
di depan implement sehingga sehingga membentuk satu garis sumbu antar kedua
sistem penggandengan. Kemudian lower link diturunkan setinggi lobang
penggandeng bawah implement.
3) Menggandeng lower link kiri: memasang lower link kiri dengan pen.ke penggandeng
bawah implement dan pen dikunci agar tidak lepas.
4) Menggandeng top link: Top link diatur panjang supaya pengatur panjang berada di
tengah. Memasang top link pada lobang dudukan penggandeng atas implement
dengan cara mengatur panjang top link. Kemudian top link ini dikunci menggunakan
pen.
5) Menggandeng lower link kanan : memasang kower link ke lobang penggandeng
bawah. Setelah tergandeng pen dikunci agar tidak lepas.
6) Mengencangkan batang penggandeng : Seluruh batang penggandeng dikencangkan
sehingga implement terikat kuat. Kemudian implement diangkat, digoyangkan sambil
mengencangkan lower link dengan cara memutar penstabil (stabilizer).

124
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT

7) Khusus untuk mesin yang digerakkan PTO: Setelah implement tergandeng dengan
benar kopel yang menghubungkan poros PTO dipasang pada poros penggerak mesin.
8) Penyetelan Posisi Implement:
Untuk bajak Singkal dan Bajak Piringan
Dalam prakteknya ketika membajak, roda traktor sebelah kanan berada pada alur
sehingga posisi traktor miring ke kanan maka pada saat penyetelan ban traktor sebelah
kiri diganjal setinggi kedalaman pembajakan. Menurut Kusno Hadiutomo (2012)
prosedur penyetelan adalah:
a. Setelah ganjal disiapkan traktor dijalan sehingga kedua ban kiri berada di atas
ganjal
b. Menurunkan implement sampai menyentuh tanah
c. Membuat garis lurus melalui sisi dalam kanan traktor
d. Tempatkan sisi luar kanan bajak tepat pada garis yang dibuat dengan cara
mengencangkan dan mengendorkan kedua penstabil.
e. Mengatur ketinggian batang pengangkat bawah (lift rod) kanan supaya posisi
melintang bajak datar.
f. Kemudian mengatur panjang top link supaya posisi bajak secara membujur datar.

Gambar 8.4 Penggandengan Implement

125
TRAKTOR PERTANIAN

Untuk Garu dan Bajak Rotari

Garu dan bajak rotari ini ketika beroperasi traktor dalam posisi datar, tidak miring
seperti ketika beroperasi dengan bajal singkal atau bajak piringan, sehingga untuk
penyetelan tidak dibutuhkan ganjal/tumpuan. Kusno Hadiutomo (2012) menyatakan
bahwa prosedur penyetelan garu dan bajak rotari ini adalah
a. Menurunkan implement sampai tepat menyentuh tanah
b. Membuat garis lurus di permukaan tanah sebagai garis sumbu traktor
c. Menempatkan garis sumbu garu atau bajak rotari tepat satu garis dengan sumbu
traktor dengan cara mengencangkan dan mengendorkan kedua penstabil.
d. Mengatur lift rod kanan supaya posisi melintang garu dan bajak rotari datar
e. Mengatur panjang toplink supaya secara lateral garu dan bajak rotari datar.
Dengan penggandengan dan penyetelan yang tepat akan memberikan hasil
pembajakan baik, kedalaman yang sama antara mata bajak depan dan belakang, serta
kanan dan kiri sehingga diperoleh kedalaman pembajakan yang seragam.

8.3.2 Mengemudikan traktor roda empat di jalan raya


Untuk membawa traktor dari garasi ke lahan atau sebaliknya, operator harus
menempuh perjalanan melalui jalan umum. Mengoperasikan traktor di jalan umum
memiliki resiko kecelakaan dibandingkan operasi di lahan. Kecepatan tinggi dan jarak
penglihatan dan pandangan merupakan faktor utama terjadinya kecelakaan.
Usaha terbaik dari operator traktor untuk menghindari tabrakan dengan kendaraan
bermotor di jalan umum adalah untuk membuat traktor semenarik mungkin atau
semudah mungkin untuk dilihat.
Umumnya kecepatan jalan traktor jauh lebih lambat daripada mobil, yaitu rata-rata
sekitar 30 km / jam. Di sisi lain operator tidak memungkinkan mendengar lalu lintas yang
mendekat karena terganggu oleh suara mesin traktor, kebisingan power train, atau kabin
kedap suara.. Ini berarti bahwa operator harus mengandalkan pada pandangan untuk

126
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT

mengetahui lalu lintas yang datang. Perbedaan kecepatan antara mobil dan traktor inilah
yang menjadi penyebab utama kecelakaan traktor di jalan raya. Waktu yang diperlukan
untuk satu kendaraan untuk menyalip yang lain - jauh lebih sedikit untuk traktor
pertanian daripada dengan mobil.
Sebagai contoh, mobil melaju dengan kecepatan 80 km per jam mendekati traktor yang
melaju 25 km per jam pada arah yang sama di jalan. Jika traktor berada 100 m di depan
mobil, maka pengemudi mobil memiliki waktu 6,5 detik untuk menghindari tabrakan
dengan traktor tersebut. Dalam kondisi ini, pengemudi mobil harus mengenali bahaya,
menentukan kecepatan traktor, dan memutuskan apa tindakan yang harus diambil.

70 km/jam100 m Waktu untuk 80 km/jam


mendahului
37 detik

100 m

Waktu untuk 80 km/jam


mendahului
6,5 detik

100 m

Gambar 8.5 Operasi traktor di jalan raya

Dengan demikian pengemudi kendaraan penumpang hanya memiliki waktu beberapa


detik untuk mengidentifikasi traktor dan bereaksi sesuai dengan itu.

Slow Moving Vehicle (SMV) Sign


Tanda SMV dipasang pada kendaraan yang berjalan lebih lambat daripada kecepatan
lalu lintas normal. Setiap traktor pertanian, ketika beroperasi di jalan raya, atau kendaraan
yang ditarik oleh salah satu dari mereka harus memiliki tanda kendaraan yang bergerak
lambat yang menempel di belakang, kecuali ketika menyeberang jalan raya. Tanda SMV
harus ditampilkan di bagian tengah belakang kendaraan paling belakang, antara 0,6 meter

127
TRAKTOR PERTANIAN

dan 2 meter di atas jalan raya. Tanda SMV tersebut harus terlihat jelas untuk jarak tidak
kurang dari 150 meter

Gambar 8.6 Pemasangan Tanda SMV di belakang trailer

Pencahayaan dan Flashers di Jalan

Untuk mudah dikenali traktor pertanian harus menampilkan dua lampu putih di
bagian depan kendaraan dan setidaknya satu lampu merah di bagian belakang kendaraan.
Lampu tersebut harus jelas terlihat pada jarak 150 meter. Ketika traktor pertanian
dioperasikan di jalan umum,mereka juga harus memiliki flasher putih atau kuning
dipasang di depan, dan flasher merah atau kuning dipasang di belakang.
Dengan melaksanakan prosedur di atas dengan baik maka Anda dan pengendara lain
di dekat Anda akan terhindar dari bahaya kecelakaan di jalan raya

8.3.3 Mengoperasikan traktor roda empat dengan gerobag (trailer)


Seringkali traktor menarik trailer beroda menggunakan sebuah drawbar dengan
sebuah sambungan clevis atau sebuah fitted tow ball. Traktor dapat terguling ke belakang
jika trailer dihubungkan ke sebuah titik gandeng yang tinggi. Kecelakaan terjadi jika
mengemudikan pada lereng atau permukaan licin dengan rem trailer jelek karena trailer
mendorong traktor ke depan, menyebabkan dia tergelincir lepas kendali.Di samping itu
keausan berlebihan juga dapat terjadi pada rem traktor.

128
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT

Menggunakan pin penggandeng bajak berdaya tinggi yang didesain untuk traktor
dan tugas penggandengan. Diameter pin kopling harus tidak lebih kecil dari 75 persen dari
lobang kopling yang lebih besar. Tidak diperbolehkan mereparasi atau mengelas pin
kopling dan pengait tarik. Mengganti pin dan pengait yang rusak, berubah bentuk, retak
atau aus pada titik –titik di bawah 90 persen dari diameter aslinya, atau toleransi keausan
dari pabrik pembuatnya, yang paling kecil. Menahan pin kopling secara aman dengan
menggunakan sebuah mekanisme penguncian.
Memasang sebuah rantai pengaman antara sebuah traktor dan trailer atau
implement yang dihela, kecuali yang dibawa pada sebuah three-point linkage. Tegangan
tarik rantai harus sama dengan atau lebih besar daripada berat total yang dihela.
Kekuatan rantai pengaman harus dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
ketat dan tidak terlalu longgar.

8.3.4 Mengoperasikan Traktor Roda Empat dengan Implement


Efisiensi dan keamanan operasional harus selalu menjadi yang terpenting dalam
pikiran operator traktor. Kebanyakan kecelakaan terjadi karena operator belum
memasang implement dengan benar, berjalan terlalu cepat atau beroperasi di lahan yang
berlereng dan bergelombang.
Ketika mengoperasikan traktor, prosedur berikut harus diikuti:
1. Memeriksa traktor dan implement sebelum pergi ke lapang. Pastikan bahwa
implement terpasang dengan aman
2. Mengunci rem roda belakang bersama untuk bepergian sehingga roda tidak bisa
mengerem terpisah.
3. Setelah mencapai area kerja, memeriksa apakah kondisi lapangan cocok untuk
tugas yang ditugaskan.
4. Sesampai di lapang, buka pedal rem agar roda bisa mengerem secara terpisah untuk
meningkatkan kemampuan balik
5. Tidak mengganti gigi saat traktor masih bergerak.

129
TRAKTOR PERTANIAN

6. Memastikan poros PTO tertutup, Poros PTO yang tidak terlindung adalah penyebab
utama kecelakaan traktor.
7. Saat mengoperasikan traktor penggerak 4 roda libatkan roda penggerak depan di
lapang. Kalau beroperasi di jalan raya tidak dengan 4 roda penggerak karena ini dapat
merusak transmisi
8. Memilih perlengkapan operasi. Dalam situasi kerja yang kering gigi awal yang baik
biasanya gigi III rendah atau I tinggi. Sebagian besar operasi lapangan dilakukan
dengan kecepatan rata antara 6‐8 km / jam. Dalam situasi basah, dapat memilih gigi
lebih rendah.
9. Mengatur throttle ke kisaran- tengah menggunakan throttle tangan (gas tangan) dan
perlahan-lahan lepaskan kopling. Pada saat yang sama, turunkan implement ke tanah.
Kemudian tingkatkan pengaturan throttle ke throttle penuh menggunakan kendali
throttle tangan. Gas kaki (foot throttle) hanya boleh digunakan untuk situasi
transportasi.
10. Jika implement beroperasi pada kedalaman yang diinginkan dan mesin tidak dapat
menahan rpm mesinnya kemudian pilih gigi yang lebih rendah.
11. Saat beroperasi di lereng, hindari mulai dan berhenti mendadak. Operasikan ke atas
dan ke bawah lereng di lereng yang curam, tidak melintasi lereng. Perlambat saat
berubah arah. Jangan operasikan di mana mesin bisa tergelincir atau jatuh. Tetap
waspada terhadap lubang,batu dan akar di dataran.

Apa Indikator Operasi Traktor Yang Efisien?


Kalau ukuran traktor dan implementnya cocok, traktor harus menggunakan 70‐‐80%
dari daya maksimumnya (International Labour Office Geneva, 1978). Untuk mengetahui
apakah operasi traktor sudah efisien dapat dilihat dari indikator berikut:

1. Kecepatan (RPM) Mesin.


Telah kita ketahui bahwa pemberian beban pada mesin akan menurunkan rpm mesin..

130
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT

Penurunan rpm yang diijinkan tidak lebih dari 10 % dari kecepatan mesin penuh tanpa
beban saat traktor beroperasi pada kecepatan lapang 7 – 8 km/jam.
Misalnya, jika throttle penuh kecepatan mesin adalah 2000 rpm,maka kecepatan yang
dibebani tidak boleh turun di bawah 1800 rpm. Apabila kecepatan mesin turun lebih dari
200 rpm maka harus dipilih menurunkan gigi atau mengurangi beban.

2. Asap Knalpot
Kalau warna asap hitam atau biru yang berlebihan berasal dari knalpot tersebut tidak
selalu indikasi overloading, secara umum beban harus dikurangi. Apabila situasi ini muncul
terus menerus maka traktor perlu diperiksa untuk penggunaan minyak atau bahan bakar
yang berlebihan.

3. Tingkat slip roda


Untuk semua traktor roda beroperasi dalam kondisi pertanian yang kering harus
jatuh dalam jangkauan 8-15%. Dalam keadaan basah seperti lahan padi sawah jelas angka-
angka ini akan lebih tinggi dan slip roda sering digunakan untuk menggenang tanah saat
roda sangkar dipasang .
Dengan demikian seorang operator yang paham dan melaksanakan petunjuk
operasional traktor yang dioperasikan akan menghasilkan kinerja dan keselamatan dan
keamanan yang baik dan efisien.

8.4 Perawatan dan Pemeliharaan Traktor Roda Empat

Agar traktor dapat bekerja untuk waktu yang lama dengan biaya minimum
dibutuhkan pemeliharaan yang memadai dan tepat waktu. Membaca panduan perawatan
yang diberikan oleh produsen traktor dan ikuti prosedur yang disebutkan. Untuk membuat
traktor efisien dan hemat biaya, dapat manfaatkan layanan dari mekanik yang ahli,
menggunakan oli yang tepat dan suku cadang asli.

131
TRAKTOR PERTANIAN

Harian / Sehari-hari (Setelah 8-10 jam kerja)

1. Memeriksa permukaan oli di mesin. Pemeriksaan harus dilakukan 15 menit setelah


mesin mendingin. Apabila permukaan oli berkurang harus diisi ulang dengan oli mesin
dari grade yang tepat.
2. Memeriksa air radiator dan mengisi ulang.
3. Membersihkan pembersih udara dan memeriksa permukaan minyak. Jika kurang, isi
ke tingkat yang dibutuhkan. Mengisi dengan minyak bersih jika minyak yang ada telah
menjadi kotor.
Perawatan (Setelah 50 jam kerja)
1. Memeriksa dan menyetel free play pada clutch pedal
2. Memeriksa kondisi dan tekanan roda
3. Memeriksa level oli Rem & clutch
4. Memeriksa jumlah oli transmisi dan rear axle
5. Menguras air pada water separator
6. Melakukan pelumasan greasing pada hub roda depan, pin poros depan, silinder stir
artikulasi, pin depan poros depan, Clutch cross shaft, Draw bar with rollers, connecting
rod kanan dan kiri.

Perawatan 300 Jam


1. Mengganti oli mesin dan filter.
2. Melumasi bantalan poros depan (bearing front axle).
3. Memeriksa jumlah oli differential dan front axle.
4. Memeriksa kekencangan semua baut pengikat (ROPS)
5. Memeriksa dan menyetel sistem rem.
6. Mengganti front axle hub oil

Perawatan 600 Jam


1. Mengganti outer element pada air filter.
2. Mengganti water sparator dan filter solar

132
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT

3. Mengganti foam filter pada Valve cover


4. Memeriksa dan menyetel celah katup engine
5. Mengganti filter oli hidrolik

Perawatan 1200 Jam/1 Tahun


1. Membersihkan dan menyetel fuel injector
2. Mengganti oli transmisi/rear axle.
3. Mengganti oli front axle.

Perawatan 1200 Jam 2 Tahun


1. Menguras dan mengganti coolant.
2. Mengganti inner elemen pada air filter.
Membaca dan mengikuti prosedur sebagaimana diuraikan dalam manual operator.
mempelajari lokasi dan tujuan dari semua alat pengukur dan kendali serta indikator
lainnya. Mengetahui letak kendali oleh memori dapat memungkinkan Anda untuk bereaksi
lebih cepat dalam situasi darurat.
Dengan persiapan, pengoperasian, perawatan dan pemeliharaan yang sesuai buku
petunjuk operasional traktor yang bersangkutan akan diperoleh kinerja traktor yang baik,
efisien, keselematan dan keamanan kerja yang terjamin.
_________________________________________________________________________

Pada bab 8. telah dibahas tentang persiapan sebelum operasi, pengoperasian dan
perawatan dan pemeliharaan traktor. Pada sub-bab persiapan dijelaskan tentang
pemeriksaan umum dan pelumasan bagian-bagian yang bergerak dan penyetelan bagian-
bagian penting traktor. Kemudian pada sub-bab pengoperasian traktor dibahas cara
menghidupkan dan mematikan mesin, potensi bahaya dan cara pencegahannya,
penggandengan implement, menarik trailer di jalan raya, menarik implement di lahan.
Pada akhir bab dibahas tentang perawatan dan pemeliharaan arian dan berkala. Dengan

133
TRAKTOR PERTANIAN

penguasaan pengetahuan tentang operasi traktor ini akan memudahkan mahasiswa


mempelajari bab berikutnya.

Ringkasan
Kinerja operator merupakan komponen ke tiga dari kinerja ekonomi sebuah sistem
mesin. Kebutuhan tenaga kerja untuk operator harus dipertimbangkan ketika
merencanakan mekanisasi pertanian. Mesin penggerak untuk pekerjaan lapangan pada
perusahaan pertanian adalah traktor roda empat. Oleh karena itu pemahaman tentang
pegoperasian traktor roda empat sangat dibutuhkan.
Bab 8 ini memfokuskan pada pengoperasian traktor roda empat untuk keperluan
pertanian. Pembahasan dibatasi pada operasi traktor secara umum yaitu apa yang harus
dilakukan operator sebelum opeasi, selama operasi dan setelah operasi.
Dalam bab 8 ini secara deskriptif dijelaskan tentang pemeriksaan umum, penyetelan
bagian-bagian penting, menjalankan traktor, menggandeng implement, mengoperasikan
traktor roda empat untuk transportasi di jalan raya, mengoperasikan traktor di lahan dan
aturan keselamatan operasi.
Setelah mempelajari bab operasi traktor roda empat ini adalah mahasiswa menguasai
pengetahuan tentang persiapan traktor hingga siap operasi dengan implement terpasang,
membawa traktor dari garasi menuju lahan dan mengoperasikan traktor menggunakan
implement pengolahan tanah.
Penguasaan pengetahuan tentang operasi traktor roda empat ini merupakan syarat
mutlak bagi seorang operator untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien.

134
PEMILIHAN TRAKTOR

BAB 9
PEMILIHAN TRAKTOR

9.1 Pendahuluan
esin pertanian bersifat spesifik dan penggunaannya juga musiman selama
periode yang relatif pendek dalam setahun maka dibutuhkan mesin

berkapasitas tinggi untuk menyelesaikan tugas selama periode pendek .


Pemilihan ukuran daya yang tepat untuk sebuah usaha tani merupakan masalah karena
ongkos daya adalah item signifikan dan berbagai operasi . Pada bab 9 . dibahas tentang
efisiensi dan kapasitas lapang, kebutuhan daya dan draft , dan biaya mesin, penentuan
jumlah kebutuhan traktor. Dengan menguasai pengetahuan dari bab ini diharapkan
mahasiswa dapat memilih traktor yang tepat untuk operasi.

9.2 Efisiensi dan Kapasitas Lapang


Mengapa kita perlu mengetahui kapasitas lapang suatu alat? Karena jumlah hari
lapang yang diperlukan hanya dapat diproyeksikan jika kapasita lapang alat diketahui.
Kapasitas lapangan biasanya diukur dalam hektar yang dicapai per jam, dan dipengaruhi
oleh tiga variabel yaitu lebar kerja implement, kecepatan operasi dan efisiensi lapangan.
Lebar kerja implement mengacu pada lebar efektif pelaksanaan, tidak termasuk tumpang
tindih, dan diukur dalam satuan meter.
Sedangkan kecepatan operasi diukur dalam km per jam dengan mengacu pada kecepatan
operasi yang aman dalam kondisi kerja normal. Dalam hal Ini tidak memperhitungkan
perlambatan saat di ujung akhir lahan.
Jadi kapasitas lapang adalah kapasitas lapang yang sebenarnya dicapai sebagai
persentase teoritis maksimum kapasitas tanpa tumpang tindih, memperlambat untuk

135
TRAKTOR PERTANIAN

berputar atau berhenti untuk menyesuaikan mesin, mengisi kontainer, hopper kosong,
dan melakukan perbaikan kecil.

9.2.1 Kapasitas lapang teoritis


Istilah kapasitas lapang teoritis digunakan untuk menggambarkan kapasitas lapang
ketika efisiensi lapang sama dengan 1 , kapasitas lapang teoritis dicapai jika mesin
menggunakan 100 % dari lebar tanpa terputus untuk membelok atau waktu
mengganggur.Untuk cultivator atau mesin lain yang bekerja dalam alur, lebar kerja mesin
sama dengan jarak alur dikalikan jumlah alur. Seorang operator dengan keterampilan
mengemudi sempurna dapat menggunakan lebar mower penuh dan mesin yang lain tidak
dapat bekerja dalam alur.Oleh karena operator yang tidak sempurna, lebih kerja lebih
kecil daripada lebar mesin digunakan untuk menjamin cakupan seluruh luasan lahan,
terdapat tumpang tindih (overlapping).
Kapasitas lapang teoritis dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

KT = w x V x 0,1 …………………………………………………………………………… (9.1)


Dimana
Kt = kapasitas lapang teoritis (ha/jam)
w = lebar kerja implement (m)
V = kecepatan kerja (km/jam)

Jadi kapasitas lapang teoritis adalah kelajuan kerja yang dicapai berdasarkan atas
perhitungan jika alat/mesin dapat bekerja memenuhi fungsinya 100 % dari seluruh waktu
yang tersedia dengan kecepatan dan lebar kerja 100 % pula.

9.2.2 Kapasitas lapang efektif

Kapasitas lapang efektif adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan pekerjaan
dalam kondisi lapangan yang sebenarnya. Kapasitas lapangan efektif dapat di perkirakan
dengan cara menghitung kapasitas lapang teoritis dikalikan dengan efisiensi lapangan.

136
PEMILIHAN TRAKTOR

Kapasitas kerja efektif dari implement merupakan fungsi dari lebar kerja aktual, kecepatan
kerja aktual, serta waktu efektif selama bekerja.
Untuk memperkirakan kapasitas lapang efektif dari suatu mesin, dihitung
menggunakan rumus berikut.

Ke =EL x w x V x 0,1 …………………………………………………………………………… (9.2)

Dimana
KE = kapasitas lapang efektif (ha/jam)
w = lebar kerja implement (m)
V = kecepatan kerja (km/jam)
EL = Efisiensi lapang (desimal)
William C. Burrow (1975) menyatakan bahwa cara paling baik untuk menentukan
kapasitas lapang efektif dari sebuah mesin adalah membuat sebuah pemeriksaan yang
teliti dari besar luasan yang telah dikerjakan secara aktual selama periode waktu.
Untuk memperkirakan kapasitas lapang yang diperlukan untuk menyelesaikan operasi
lapangan dalam sejumlah hari lapang tertentu , dapat menggunakan rumus yang berikut
ini .
……………………………………………………………..(9.3)

Dimana
Ac = luasan yang tercakup (ha)
Top = (( JB x JH ) - JL – HH) x JJ = total jam efektif operasi (jam)
JB = jumlah bulan (bulan)
JH = jumlah hari per bulan (hari/bulan)
JJ = jam kerja lapang per hari (jam/hari)
JL =jumlah hari libur (hari)
HH =jumlah hari hujan (hari)

137
TRAKTOR PERTANIAN

Contoh :
Untuk membajak lahan seluas 480 hektar dalam 20 hari kerja efektif (tanpa libur), dengan
8 jam kerja per hari, akan membutuhkan kapasitas lapang mesin:

Kapasitas lapang = 480 ha /(20 hari x 8 jam per hari) = 480 ha/160 jam = 3 ha/jam.
Pada kenyataannya mesin tidak dapat beroperasi pada kapasitas teoritisnya setiap saat
selama berada di lapangan karena faktor-faktor seperti waktu belok (implement diangkat),
beroperasi kurang dari lebar penuh (overlapping), penanganan benih, pupuk, bahan kimia,
air atau bahan yang dipanen, membersihkan peralatan yang tersumbat, penyetelan
implement, pelumasan dan pengisian bahan bakar,menunggu mesin lain, dan menunggu
perbaikan harus dilakukan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kapasitas lapang efektif adalah kelajuan kerja yang
dapat dicapai oleh alat/mesin didasarkan atas luas total areal yang dicapai per waktu total
yang digunakan, dinyatakan dalam satuan luas per satuan waktu (ha/jam) dan merupakan
kemampuan rata-rata kerja aktual.

9.2.3 Efisiensi Lapang


Efisiensi lapang mesin adalah perbandingan antara kapasitas lapangan efektif
terhadap kapasitas lapangan teoritisnya.Efisiensi lapang menyumbang kegagalan untuk
memanfaatkan lebar penuh operasi mesin dan adanya operasi terputus seperti
penyetelan, memperbaiki kerusakan ringan di lapang, menunggu, membelok,mengisi
hopper dan lain-lain.
Cara mudah untuk menentukan efisiensi lapang adalah dengan membalik persamaan
(9.3) sebagai berikut.

……………………………………………………………………….……(9.4)

138
PEMILIHAN TRAKTOR

Selain cara penentuan efisiensi lapang di atas, nilai efisiensi lapang dapat pula dihitung
berdasarkan besarnya waktu yang mempengaruhi nilai lebar kerja aktual, kecepatan kerja
actual serta besarnya waktu efektif yang digunakan selama bekerja.
Cara pendekatan perhitungan waktu hilang dilakukan dengan memperhitungkan nilai-nilai
lebar kerja, slip roda, waktu belok , penyetelan, mengatasi kemacetan atau kerusakan
kecil.
(1) Waktu hilang karena tumpang tindih hasil kerja (L1) : dengan mengukur lebar
kerja teoritis (w1) dan lebar kerja aktual di lapang (w2)
(2) Waktu hilang karena slip roda (L2) : dengan mengukur diameter roda belakang
traktor (D) ditentukan jarak lurus (M), dalam posisi implement dioperasikan
traktor dijalankan sepanjang M dan dihitung jumlah putaran roda (N)
L2 = (πDN – M)/ πDN
(3) Waktu hilang untuk belok di ujung lahan (L3) : waktu implement diangkat saat
belok diujung lahan kemudian dijumlahkan (T1). Waktu total operasi (T) juga
dihitung. L3= T1/T
(4) Waktu hilang untuk penyetelan, mengatasi kemacetan atau kerusakan kecil (L4) ;
dihitung total waktu yang digunakan penyetelan, mengatasi kemacetan atau
kerusakan kecil (T2)
L4 = T2/T
Berdasarkan pendekatan perhitungan waktu hilang tersebut, nilai efisiensi lapang dapat
dihitung sebagai berikut.

EL = ( 1 – L1) ( 1 – L2 ) ( 1 - L3 ) ( 1 – L4 ) x 100 % ………………………………… (9.5)

Oleh karena itu sebagai konsekuensinya, efisiensi lapang selalu kurang dari 100 persen.

139
TRAKTOR PERTANIAN

9.3 Kebutuhan Daya dan Draft


Informasi tentang kapasitas traktor dan implementnya serta beban yang mungkin
dikenakan pada dibutuhkan dalam pemilihan traktor dan implementnya yang pas.
Kebutuhan draft akan bervariasi dengan desain implement, jenis tanah, kecepatan operasi
dan kedalaman operasi. Oleh karena itu dalam menentukan kapasitas mesin atau
kebutuhan daya harus memperhatikan situasi riil yang ada di lapang.
Pemilihan sebuah implement yang sesuai dengan traktor terutama tergantung pada
ukuran traktor, jenis dan kondisi tanah, kecepatan kerja, dan kebutuhan tarikan
implement. Satu dari sebagian besar kesalahan dalam pemilihan implement adalah
overestimate drawbar horsepower yang dihasilkan oleh traktor. Biasanya hanya 50 %
sampai 65 % dari maksimum daya PTO yang dikonversi ke daya drawbar di lapang.
Konsekuensinya beberapa implement yang oversize untuk traktor.

9.3.1 Kebutuhan Draft Implement


Perhitungan daya yang dibutuhkan untuk menarik implement (drawbar power) dimulai
dengan menentukan draft tanah, kemudian gaya tarikan implement (drawbar pull).
Penentuan kebutuhan draft implement merupakan bagian dari prosedur penentuan
kebutuhan daya minimum traktor.
Prosedur umum yang disarankan untuk menentukan daya minimum yang diperlukan
adalah:
1. Menentukan Operasi Lapang Paling Kritis
Pengertian operasi lapang paling kritis di sini dapat diartikan sebagai operasi yang
menggunakan daya paling besar dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada bab. 6 tentang
prinsip-prinsip pengolahan tanah telah dijelaskan bahwa pengolahan tanah membutuhkan
sekitar 1/3 dari total kebutuhan energy. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa operasi
yang paling kritis di sini adalah pengolahan tanah yaitu pengolahan tanah primer atau
pembajakan.

140
PEMILIHAN TRAKTOR

2. Memperkirakan Jumlah Hari Kerja


Berdasarkan pengalaman masa lalu, perkiraan berapa hari yang tersedia untuk
menyelesaikan operasi lapang kritis ini. Jika Anda berencana untuk menjalankan shift
ganda menjadi realistis tentang pemeliharaan mesin dan waktu pribadi operator. Jumlah
hari kerja ditentukan dengan pertimbangan lama musim tanam dan target luasan yang
harus dikerjakan.
Sebagai contoh :
Waktu tersedia 60 hari kalender, hari libur = 10 hari, hari hujan = 2 hari, jam operasi = 8
jam kerja per hari.
Jam kerja efektif = (60 – 10 – 2) hari x 8 jam / hari = 384 jam
3. Menghitung Kapasitas Lapang
Hitung kapasitas yang dibutuhkan dalam hektar per jam untuk menyelesaikan
pekerjaan dalam waktu yang ditentukan. Kapasitas lapang ini dihitung dengan membagi
luas areal dengan waktu yang tersedia.
Contoh :
Luas lahan = 800 ha
Kapasitas lapang efektif = 800 / 384 = 2,08 ha/jam
4. Menentukan Lebar Implement
Lebar implement yang dibutuhkan dapat dihitung berdasarkan waktu yang tersedia dan
kecepatan operasi dan efisiensi lapang.

Dari Tabel 4.2 dalam bab. 4 diperoleh kecepatan operasi = 7 km/jam, efisiensi lapang =
85 %, maka Lebar = (800 x 10)/(384 x 7 x 0.85) = 3,50 m, ini terlalu besar untuk ukuran
bajak.
Lebar implement digunakan 1,20 m sebanyak tiga unit.

141
TRAKTOR PERTANIAN

Dengan pendekatan yang sederhana ini pengaruh input (jam per hari, kecepatan atau
efisiensi lapang) dapat dievaluasi.
5. Memilih traktor ukuran yang tepat untuk menarik alat.
Estimasi kebutuhan draft dapat diambil dari tabel yang disediakan. Namun, nilai-nilai
ini akan bervariasi sesuai dengan jenis tanah, kelembaban tanah, kedalaman kerja,
kecepatan dan pabrikan. Draft juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4.1)
pada bab4. buku ajar ini.
Sebagai contoh :
Dari Tabel 4.1 bab. 4 diperoleh Parameter Draft : A = 652; B = 0,0 ; C = 5,1 dan F 1 = 1,0
Asumsi kedalaman pengolahan tanah = 20 cm dan lebar kerja implement = 1,20 m
Dengan menggunakan persamaan (4.1) diperoleh hasil :
Draft implement = 21,645 kN
Gaya yang dibutuhkan pada drawbar (drawbar pull) = 21,645 kN /0.85 = 25, 46 kN

9.3.2 Menentukan Daya Drawbar


Besarnya daya drawbar dapat diperoleh dari hasil perkalian drawbarpull dengan
kecepatan operasi jalan traktor.
Daya Drawbar = drawbar pull x kecepatan = 25, 46 kN x 7 km/jam/3.6 = 49,516 kW atau
66,35 Hp.
Daya drawbar dapat dicapai dengan kombinasi tarikan dan kecepatan. Artinya, tarikan
besar dengan kecepatan rendah bisa menghasilkan daya drawbar yang sama dengan
tarikan kecil dengan kecepatan tinggi.
Kebutuhan daya minimum pada drawbar ini selanjutnya digunakan sebagai dasar
untuk menentukan daya PTO . Dengan demikian daya PTO ini merupakan salah satu
pendekatan untuk menentukan ukuran traktor.

142
PEMILIHAN TRAKTOR

9.4 Biaya Mesin


Biaya mesin pertanian dapat dibagi menjadi dua kategori: (i) biaya tetap, yang terjadi
terlepas dari penggunaan mesin, dan (ii) biaya operasi, yang bervariasi secara langsung
dengan jumlah penggunaan mesin. Biaya dapat diperkirakan dengan membuat beberapa
asumsi tentang umur mesin, penggunaan tahunan, dan harga bahan bakar dan tenaga
kerja.
1. Biaya Tetap) termasuk penyusutan, bunga(biaya peluang), pajak, asuransi, dan
fasilitas perumahan.

Penyusutan
Penyusutan adalah biaya yang diakibatkan oleh keausan,keusangan, dan usia mesin.
Usia dan akumulasi jam penggunaan biasanya merupakan faktor paling penting dalam
menentukan nilai sisa mesin. Perkiraan penyusutan tahunan dapat dihitung, jika umur
ekonomi untuk mesin dan nilai sisa pada akhir umur ekonomi telah ditentukan. Umur
ekonomi mesin adalah jumlah tahun di mana biaya diperkirakan.
Umumnya tahun untuk sebagian besar mesin pertanian baru menggunakan umur
ekonomi 10 hingga 12 tahun dan umur 15 tahun untuk traktor, kecuali jika diketahui
bahwa mesin akan diperdagangkan lebih cepat. Nilai sisa (Salvage Value) adalah 10% (PP)
dari mesin harga pembelian.

Penyusutan = ……………………………………………….. (9.6)

Dimana PP = harga awal mesin


SV = nilai sisa mesin
n = umur mesin

143
TRAKTOR PERTANIAN

Bunga
Jika mesin dibeli dari uang pinjaman Bank, maka Bank pinjaman akan menentukan
tingkat bunganya. Tetapi jika pemilik menggunakan modal sendiri, tarif akan tergantung
pada biaya peluang untuk modal itu di tempat lain dalam bisnis pertanian. Jika hanya
sebagian uang yang dipinjam, rata-rata dari dua tarif harus digunakan. Sebagai contoh,
kita akan mengasumsikan suku bunga rata-rata (i) 8-10 persen.

Bunga = ………………………………………………….. (9.7)

Dimana i = suku bunga bank (%)

Pajak dan Asuransi


Biasanya biaya ini jauh lebih kecil daripada penyusutan dan bunga, tetapi mereka
perlu dipertimbangkan. Perkiraan biaya sebesar 1,0 persen dari harga pembelian sering
digunakan.

Perumahan
Dengan tersedianya tempat berlindung, peralatan, dan peralatan pemeliharaan
mesin akan menghasilkan lebih sedikit perbaikan di lapangan dan mengurangi kerusakan
mesin. Disarankan untuk biaya perumahan diperkirakan 1,0 persen dari harga pembelian.

Total Biaya Tetap


Total biaya merupakan penjumlahan 0erkiraan biaya penyusutan, bunga, pajak,
asuransi, dan perumahan. Jika traktor / mesin digunakan 500 jam per tahun, total biaya
tetap per jam adalah: Biaya tetap / jam penggunaan per tahun.

1. Biaya operasi
Sering juga disebut biaya variabel meliputi perbaikan dan pemeliharaan, bahan bakar,
pelumas, dan tenaga operator.

144
PEMILIHAN TRAKTOR

Perbaikan dan Perawatan


Biaya perbaikan yang ditimbulkan oleh perawatan rutin, keausan, dan kecelakaan.
Biaya perbaikan untuk jenis mesin tertentu sangat bervariasi karena jenis tanah,
bebatuan, medan, iklim, dan kondisi lainnya. Data terbaik untuk memperkirakan biaya
perbaikan adalah catatan operator sendiri tentang biaya perbaikan di masa lalu. Catatan
yang baik menunjukkan apakah mesin memiliki biaya perbaikan rata-rata di atas atau di
bawah rata-rata dan ketika perbaikan besar mungkin diperlukan. Catatan tersebut akan
memberikan informasi tentang program pemeliharaan dan kemampuan mekanis
operator. Tanpa data seperti itu, biaya perbaikan harus diperkirakan 5-8 persen
harga beli traktor per tahun.

Bahan bakar
Biaya bahan bakar dapat diperkirakan dengan konsumsi bahan bakar rata-rata untuk
operasi lapangan dalam liter per jam. Biaya bahan bakar rata-rata per jam / hektar
dihitung dengan mengalikan angka-angka tersebut dengan biaya bahan bakar per liter.

Pelumasan
Survei menunjukkan bahwa biaya pelumasan total di sebagian besar lahan pertanian rata-
rata sekitar 15 persen dari biaya bahan bakar. Oleh karena itu, setelah biaya bahan bakar
per jam telah diperkirakan, dapat dikalikan dengan 0,15 untuk memperkirakan biaya
pelumasan total.

Tenaga kerja
Mesin ukuran yang berbeda memerlukan jumlah tenaga kerja yang berbeda untuk
menyelesaikan tugas-tugas seperti penanaman atau panen, penting untuk
mempertimbangkan biaya tenaga kerja dalam analisis permesinan. Biaya tenaga kerja juga
merupakan pertimbangan penting dalam membandingkan kepemilikan dengan
perekrutan khusus.

145
TRAKTOR PERTANIAN

Total Biaya Operasi


Total biaya operasi dihitung dangan menjumlahkan biaya perbaikan, bahan bakar,
pelumasan, dan tenaga kerja.

Total biaya
Setelah semua biaya diperkirakan, total biaya tetap per jam dapat ditambahkan ke
biaya operasi per jam untuk menghitung total biaya per jam untuk memiliki dan
mengoperasikan mesin.
Biaya Implement
Biaya untuk peralatan yang bergantung pada tenaga traktor diperkirakan dengan cara
yang sama seperti traktor, kecuali bahwa tidak ada biaya bahan bakar, pelumas, atau
biaya tenaga kerja yang terlibat.

9.5 Pemilihan Ukuran Dan Jumlah Traktor


Pembelian traktor dan implement terkait merupakan investasi besar. Ukuran yang
tidak tepat mengakibatkan biaya mahal , traktor yang terlalu kecil dapat mengakibatkan
jam kerja yang panjang di lapangan, penundaan yang berlebihan dan penggantian lebih
dini. Sebaliknya ukuran traktor yang terlalu besar dapat menyebabkan biaya operasi dan
overhead yang berlebihan.
Oleh karena itu penting untuk mengetahui cara menentukan ukuran dan jumlah
traktor yang diperlukan untuk operasi pertanian. Dengan implement yang ideal pekerjaan
akan selesai tepat waktu dengan biaya serendah mungkin. Ukuran traktor terbesar harus
berdasarkan pada operasi kritis, pekerjaan dengan daya tinggi dilakukan dalam jangka
waktu tertentu.

146
PEMILIHAN TRAKTOR

9.5.1 Pemilihan Ukuran Traktor


Seperti yang telah dibahas pada bab 8. bahwa daya PTO maksimum adalah yang
paling umum digunakan dalam menentukan ukuran traktor. Pada traktor yang tidak
memiliki poros PTO, brake horsepower, atau daya drawbar maksimum dapat digunakan.
Agar traktor dapat beroperasi dalam segala kondisi tanah maka dalam perhitungan
menggunakan kondisi traksi terrendah yaitu tanah lunak (lihat Gambar 4.1 pada bab 4).
Daya PTO = daya drawbar / 0.55 = 49,516 kW /0.55 = 90,0 kW atau 120 HP
Ukuran daya PTO traktor minimum adalah 120 Hp
Metode ini merupakan estimasi yang dapat diterima dalam kondisi normal dan dapat
digunakan untuk memperkirakan kebutuhan daya kuda minimum ketika memilih traktor.
Pada umumnya , jika implement pas/sesuai dengan traktornya, sebuah traktor akan
mempu menarik implement pada kisaran kecepatan 3 sampai 8 mil per jam. Jika sebuah
traktor dapat dengan mudah menarik sebuah implement lebih cepat dari 8 mil per jam,
traktor kemungkinan terlalu besar untuk implement. Sebaliknya jika traktor tidak dapat
menarik implement lebih cepat dari 3 mil per jam, traktor kemungkinan terlalu kecil untuk
implement.
Jika pembebanan benar, traktor lebih besar dapat lebih efisien daripada traktor lebih
kecil, menggunakan traktor kecil untuk menarik implement kecil atau melakukan
pekerjaan kecil dapat lebih ekonomis dan bakar efisien daripada menggunakan traktor
besar untuk menarik implement kecil. Petani harus mempertimbangkan menjaga traktor
kecil dalam kondisi baik untuk mengerjakan pekerjaan –pekerjaan kecil disekitar lahan
pertanian.
Tentunya tingkat kinerja (hektar per jam) akan berkurang dengan kecepatan yang
lebih rendah. Dalam hal di mana ketepatan waktu bukan suatu keharusan, maka traktor
kecil dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan asalkan tersedia drawbar pull yang
memadai.

147
TRAKTOR PERTANIAN

Pilih Traktor 2WD atau 4WD?


Untuk pertanian lahan kering atau dataran tinggi dan untuk angkutan kebun
kebanyakan menggunakan traktor penggerak dua roda (2WD). Keuntungan terbesar dari
traktor jenis ini dibandingkan traktor roda 4 lainnya adalah lingkaran balik yang lebih kecil,
kesederhanaan desain, lebih sedikit komponen mekanis dan harga pembelian yang lebih
rendah. Namun, traktor 2WD tidak bekerja dengan baik dalam kondisi basah, berbukit dan
berlumpur.

(a) 2WD (b) 4WD

Gambar 9.1 Traktor 2WD dan 4WD

Pada traktor 4WD, ban penggerak depan lebih kecil dari ban belakang. Traktor ini
membutuhkan 40% dari berat yang didistribusikan di atas poros roda depan dan 60% di
atas poros belakang. Keuntungan utama dalam menggunakan traktor jenis ini adalah ia
dapat memberikan daya 10% lebih banyak ke tanah di semua 4 ban untuk konsumsi bahan
bakar yang sama, dan dengan demikian memiliki kemampuan traksi dan flotasi yang jauh
lebih baik daripada traktor 2WD dengan ukuran yang sama. Traktor ini biasanya memakan
biaya sekitar 15-35% lebih banyak daripada traktor 2WD dengan daya yang sama.

148
PEMILIHAN TRAKTOR

Apakah berat traktor penting?


Penambahan berat (ballasting) pada traktor mempengaruhi efisiensi dan penggunaan
energi dari operasi traktor. Ballast menentukan jumlah slip dalam suatu kondisi medan
tertentu, yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar, waktu operasi lapangan, dan
keausan ban. Total berat traktor juga memiliki efek serius pada pemadatan, masa pakai
transmisi, umur ban, dan keamanan dan stabilitas traktor.
Selain berat keseluruhan traktor, cara beban didistribusikan di antara poros memiliki
dampak besar pada kinerja traktor. Namun jika ballast berlebihan traktor membuang
bahan bakar karena meningkatnya rolling resistance dan meningkatkan keausan roda
penggerak dan pemadatan tanah. Begitu juga jika ballast traktor kurang juga akan
membuang bahan bakar dari slip ban yang berlebihan dan menyebabkan keausan ban .
Keputusan antara traktor dua roda penggerak dan traktor empat roda penggerak
jauh lebih sederhana karena ditentukan oleh ukuran Hp minimum yang tersedia dari 4WD
dan ukuran Hp maksimum 2WD .

9.5.2 Menentukan Jumlah Kebutuhan Traktor


Setelah dipilih traktor yang tepat ukuran dayanya, jenis traktor yang sesuai dengan
kondisi lapang dan jenis tanahnya dan cocok dengan implement yang akan digandengnya
sehingga layak operasi baik secara teknis maupun secara ekonomis. Dengan ukuran
implement yang sudah dapat dihitung, kapasitas lapang efektif traktor juga dapat dihitung
dengan mudah. Selanjutnya jumlah traktor yang dibutuhkan per jenis pekerjaan dalam
satu musim tanam (on season) seperti pembajakan, penggaruan dan sebagainya dapat
ditentukan.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi jumlah traktor yang dibutuhkan untuk
operasi adalah luas areal yang akan dikerjakan, kapasitas lapang efektif traktor serta jam
kerja efektif yang tersedia.
Oleh karena itu untuk menghitung kebutuhan unit traktor harus diketahui jadual rencana
kegiatan produksi serta data teknis traktor yang akan digunakan.

149
TRAKTOR PERTANIAN

Data-data penting yang diperlukan , antara lain :


1. Target luas areal yang akan dikerjakan
2. Waktu ( jumlah bulan per tahun atau musim tanam, jumlah hari kerja per bulan,
jumlah jam kerja per hari , jumlah hari libur per periode kerja)
3. Data curah hujan harian , jumlah hari hujan bulanan 10 tahun terakhir
4. Kapasitas lapang efektif
Secara global kebutuhan jumlah traktor per jenis (item) pekerjaan dapat dihitung dengan
menggnakan rumus berikut.

Dimana
JA = Jumlah kebutuhan traktor (unit)
Ac = luasan yang tercakup (ha)
Top = (( JB x JH ) - JL – HH) x JJ = total jam efektif operasi (jam)
JB = jumlah bulan (bulan)
JH = jumlah hari per bulan (hari/bulan)
JJ = jam kerja lapang per hari (jam/hari)
JL =jumlah hari libur (hari)
HH =jumlah hari hujan (hari)

Contoh :
Kegiatan pembajakan dengan target = 800 ha, selesai dalam waktu 2 bulan
Waktu tersedia 60 hari kalender, hari libur = 10 hari, hari hujan = 2 hari, jam operasi = 8
jam kerja per hari.
Jam kerja efektif = (60 – 10 – 2) hari x 8 jam / hari = 384 jam
Lebar kerja bajak =1,20 m, kecepatan pembajakan =7 km/jam dan efisiensi lapang = 85 %
Kapasitas lapang efektif : KE = 1,20 x 7 x 0,10 x 0,85 = 0,714 ha/jam per unit

150
PEMILIHAN TRAKTOR

Kebutuhan traktor : JA = 800 ha/ (384 jam x 0,714 ha/jam per unit) = 2,912 dibulatkan 3
unit.
Jadi untuk melakukan satu kali pembajakan pada lahan 800 ha dibutuhkan 3 unit traktor.
Dalam prakteknya untuk menyiapkan lahan sampai siap tanam biasanya dilakukan
lebih dari satu kali pembajakan misalnya menggunakan pola bajak – bajak – garu. Untuk
pola pengolahan tanah yang demikian kebutuhan traktor dihitung per jenis kegiatan.

Pada bab 9. yang merupakan bab akhir dari Buku Ajar ini telah dibahas tentang efisiensi
dan kapasitas lapang operasi traktor yang yang disertai dengan contoh perhitungannya,
kebutuhan daya dan draft implement , penentuan biaya tetap dan biaya operasional,
penentuan ukuran dan jumlah traktor disertai dengan contoh perhitungannya. Dengan
menyelesaikan bab ini diharapkan mahasiswa dapat memilih traktor dengan ukuran, jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

Ringkasan

Pekerjaan pertanian bersifat musiman sehingga mesin pertanian digunakan selama


periode yang relative pendek dalam satu tahun. Pemilihan ukuran traktor yang tepat
untuk usaha tani merupakan masalah yang penting karena ongkos daya adalah item yang
signifikan dalam operasi, Traktor yang digunakan harus tepat secara teknis, ekonomis mau
pun sosial. Penggunaan traktor dengan ukuran yang tidak tepat justru akan
mengakibatkan kerugian.
Kalau semua implement bermesin sendiri perhitungan kebutuhan daya akan lebih
mudah tetapi kebanyakan implement digerakkan oleh traktor . bab 9. pembahasannya
difokuskan pada traktor roda empat.

151
TRAKTOR PERTANIAN

Perhitungan daya ini dibatasi pada kebutuhan daya untuk operasi lapang dengan
implement yang umum digunakan dalam usaha tani di Indonesia seperti bajak, garu dan
sebagainya.
Penentuan ukuran daya implement dan traktor menggunakan metode yang relative
baru yaitu berdasarkan ASAE Data 497 dan disertai dengan contoh perhitungannya.
Penentuan daya implement didasarkan pada parameter draft tanah, data implement
disediakan dalam Tabel ASAE Data 497. Dengan tersedia data tanah, implement dan
jenis pekerjaan lapangan dapat dihitung daya tarik drawbar (drawbarpull), daya drawbar
(DbHp) dan daya PTO traktor menggunakan rumus-rumus dan tabel data ASAE .
Hasil yang dapat diperoleh dari metode ASAE Data 497 adalah ukuran lebar
implement, daya implement dan daya PTO traktor yang dapat digunakan sebagai ukuran
daya traktor. Selain ukuran traktor juga dapat dihitung jumlah kebutuhan, dan jenis
traktor.
Pemilihan ukuran traktor merupakan bagian dari manajemen alat mesin pertanian
yang tidak bisa diabaikan dalam usaha pertanian. Dengan ukuran traktor yang tepat akan
diperoleh operasi lapangan yang efektif dan efisien serta aman.

152
DAFTAR PUSTAKA

1. ASAE D497.4 MAR99Agricultural Machinery Management Data American Society of


Agricultural Engineers. ASAE-The Society for engineering in agricultural, food,
and biological systems
2. ASAE S217.12 DEC2001 (ISO 730-1:1994) (R2007) Three-Point Free-Link Attachment for
Hitching Implements to Agricultural Wheel Tractors
3. ASAE S482 FEB04 Drawbars—Agricultural Wheel Tractors ASABE, 2950 Niles Road, St.
Joseph, MI 49085-9659, USA
4. Burrow William C., 1975. Fundanebtal of Machine Operation Machinery Management.
John Deere Educational Media Moline Illionis
5. Departemen Mekanisasi Pertanian. 1978. Strategi Mekanisasi Pertanian. Kerjasama
IPB dan Landbouw Hogeschool Wageningen. Departemen Mekanisasi
Pertanian, Fatemeta, IPB, Bogor
6. De Datta Surajit. K, 1981. Principles and Practices of Rice Production. John Wiley &
Sons .New York . Chichester . Brisbane . Toronto . Singapore
7. Goering, C.E., and A.C. Hansen. 2004. Engine and Tractor Power. Fourth Edition.
ASAE, USA
8. Hunt, 1977. Farm Power and Machinery Management.Iowa State University Press
9. International Labour Office Geneva, 1978. Safe construction and operation of
tractors First published .Printed by Atar, Geneva, Switzerland
10. Kepner, R.A., R. Bainer, and E.L. Barger. 1972. Principles of Farm Machinery. Second
Edition. The AVI Publishing Co., Inc. Westport, Connecticut, USA
11. Kubota Corporation, 2010. WSM Workshop Manual Tractor B2420 Kubota. Kubota
Farm & Industrial Machinery Service, Ltd.
12. Kusno Hadiutomo, 2012. Mekanisasi Pertanian.Penerbit IPB Press. Kampus IPB Taman
Kencana Bogor
13. Macmillan, R.H. 2002. The Mechanics of Tractor – Implement Performance: Theory and

153
Worked Examples. A Textbook for Student and Engineers. University of
Melbourne, Australia. [printedfrom:http://www.eprints.unimelb.edu.au]
14. Marta Birkas, 2014. Book of Soil Tillage. Published by Szent Istvan Universiy Press
15. Renius. K.T, 1999. CIGR Handbook of Agriculture Engineering Volume III Plant Prodution
Engineering. Published by the American Society of Agricultural Engineers
16. Srivastava, A.K., C.E. Goering, and R.P. Rohrbach. 2006. Engineering Principles of
Agricultural Machines. ASAE, Michigan
17 Zoz, F.M, and R.D. Grisco. 2003. Traction and Tractor Performance. ASAE, Louisville,
Kentucky, USA

154
BIOGRAFI PENULIS

Ir. Supriyono, MP, lahir di Bantul Yogyakarta pada


tanggal 31 Oktober 1959 adalah staf pengajar Program
Studi Keteknikan Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian
Politeknik Negeri Jember. Gelar Sarjana Tenik Pertanian
diperoleh dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta tahun 1985 dan pendidikan S-
2 Teknik Pertanian di universitas yang sama diselesaikan
pada tahun 2003. Sebelum menjadi staf pengajar
mengikuti training calon dosen Politeknik di Pusat Pendidikan Politeknik Pertanian
(Polytechnic Education Develepment Center Agriculture (PEDCA) di IPB Bogor. Mulai 1989
sampai sekarang aktif mengajar di Program Studi Keteknikan Pertanian dalam mata kuliah
Traktor Pertanian, Motor Bakar dan Bahan Bakar, Elemen Mesin, dan Mesin Pra-Panen.

Amal Bahariawan, STp. MSi, lahir di Situbondo Jawa Timur pada tanggal 11 September
1968 adalah adalah staf pengajar Program Studi Keteknikan Pertanian Jurusan Teknologi
Pertanian. Gelar Sarjana Tenik Pertanian diperoleh dari Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Negeri Jember dan pendidikan S-2 Teknik Pertanian di Institut Pertanian
Bogor. Mata kuliah yang diampu adalah Traktor Pertanian, Perawatan Alat dan Mesin
Pertanian , dan Perbengkelan.

155

Anda mungkin juga menyukai