xi
BAB 6. PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH 83
6.1 Pendahuluan 83
6.2 Definisi 83
6.3 Pengolahan Lahan Kering 83
6.4 Pengolahan Lahan Sawah 91
BAB 7. OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA 97
7.1 Pendahuluan 97
7.2 Persiapan Operasional Traktor Roda Dua 97
7.3 Operasional Traktor Roda Dua 101
7.4 Perawatan dan Pemeliharaan Traktor Roda Dua 109
BAB 8. OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT 113
8.1 Pendahuluan 113
8.2 Persiapan Operasional Traktor Roda Empat 113
8.3 Operasional Traktor Roda Empat 119
BAB 9. PEMILIHAN TRAKTOR 135
9.1 Pendahuluan 135
9.2 Efisiensi dan Kapasitas Lapang 135
9.3 Kebutuhan Daya dan Draft 140
9.4 Biaya Mesin 143
9.5 Pemilihan Ukuran dan Jumlah Traktor 146
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENULIS
xii
PENGENALAN TRAKTOR PERTANIAN
BAB 1
PENGENALAN TRAKTOR PERTANIAN
1.1 Pendahuluan
etelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan apa yang
dimaksud dengan traktor, dan bagaimana perkembangannya. Untuk itu dalam bab
ini dibahas beberapa definisi traktor, peristiwa – peristiwa penting yang berkaitan
dengan traktor dari era traktor bermesin uap hingga era traktor modern dengan tenaga
motor diesel serta perannya dalam bidang budidaya tanaman hingga saat ini. Dengan
pemahaman yang baik tentang pengertian , sejarah perkembangan dan peranan traktor
akan membantu mahasiswa dalam mempelajari bab-bab selanjutnya.
1.2 Definisi
Kalau ada pertanyaan apa yang dimaksud dengan traktor maka akan diperoleh lebih
dari satu jawaban. Dengan perkataan lain terdapat beberapa definisi traktor tersebut.
Beberapa definisi traktor ini telah dibuat misalnya Mc. Millan, R.H (2002), Renius K.T
(1999). Meskipun definisi yang mereka ajukan tidak sama persis namun pada prinsipnya
adalah sama yaitu traktor sebagai penarik.
Renius K.T (1999) mendefinisikan traktor pertanian sebagai sebuah kendaraan untuk
operasi offroad dan onroad, yang mampu membawa, memandu, menarik dan
menggerakkan implement atau mesin-mesin bergerak atau stasioner dan untuk menarik
gerobak (trailer).
Umumnya istilah traktor digunakan untuk menggambarkan sebuah kendaraan
pertanian yang memberikan tenaga dan daya penarikan untuk keperluan tugas-tugas
pertanian secara mekanis, terutama (dan awalnya) pengolahan tanah, tetapi saat ini juga
untuk berbagai tugas berat. Implement dapat ditarik di belakang atau dipasang pada
traktor, dan traktor juga dapat menyediakan sumber daya untuk implement tersebut.
1
TRAKTOR PERTANIAN
Kata “traktor” berasal dari bahasa Latin, menjadi kata benda agen trahere "untuk
menarik". Pertama kali penggunaan kata "mesin atau kendaraan untuk menarik gerobak
atau bajak" terjadi pada tahun 1901, menggantikan "mesin traksi" .
Traktor pertanian adalah salah satu kelas mesin bergerak yang melibatkan proses
‘traksi’ (Mc. Millan, R.H , 2002) . Selanjutnya masih menurut Mc. Millan, R.H ,( 2002)
dikatakan bahwa kata 'traksi' dan nama 'traktor' berasal dari kata 'menarik' sehingga
traktor pada dasarnya adalah mesin untuk menarik . Traktor ini juga dapat beroperasi
untuk di jalan yang sering dikenal dengan istilah onroad maupun beroperasi di lahan baik
basah maupun kering (offroad).
2
PENGENALAN TRAKTOR
PERTANIAN
traktor, penggunaan power take off (PTO), traktor dengan mesin diesel, hingga traktor
modern tahun 1996. Peristiwa - peristiwa penting yang berkaitan dengan traktor dari
tahun ke tahun dituliskan secara rinci. Mengingat sangat banyak peristiwa penting tentang
perkembangan traktor maka tidak secara keseluruhan disajikan tetapi hanya peristiwa
menonjol yang relevan dengan traktor pertanian saja akan dibahas dalam bab buku ini.
Dalam sejarah perkembangan traktor terdapat orang-orang penting yang
mempunyai peranan besar dalam bidang penemuan, pengembangan maupun produksi
traktor yakni John Fowler, John Carter, Charles Hart dan Charles Parr, Henry Ford, Harry
Ferguson, dan John - Deere. Pembahasan sejarah perkembangan traktor akan disusun
berdasarkan periode teknologinya yaitu mesin uap, mesin bensin, mesin diesel dan fitur
teknologinya seperti yang dilakukan oleh Ralph W. Sanders dalam bukunya Vintage Farm
Tractors, Voyager Press.
3
TRAKTOR PERTANIAN
Mesin pertanian bertenaga uap tetap digunakan dengan baik hingga abad ke-20
hingga mesin pembakaran dalam yang andal telah dikembangkan (Tractors in the 1930s).
4
PENGENALAN TRAKTOR
PERTANIAN
5
sistem pelumasan, governor, karburator, dan pembersih udara. Selain itu juga muncul
berbagai macam pengaturan sasis.
6
PENGENALAN TRAKTOR PERTANIAN
7
TRAKTOR PERTANIAN
8
PENGENALAN TRAKTOR PERTANIAN
9
TRAKTOR PERTANIAN
Pada periode tahun 1970-an , penggunaan traktor tangan dan traktor mini buatan
Jepang telah berkembang pesat pada lahan sawah, sedangkan proyek perkebunan dan
transmigrasi menggunakan peralatan mekanis berat. Selanjutnya pada tahun 1980.
penggunaan traktor besar untuk pembukaan dan penyiapan lahan perkebunan telah
banyak digunakan, termasuk alat pemberantas hama dan penyakit, transportasi dan mesin
tanam tebu.
Pada saat ini dapat dikatakan bahwa semua perusahaan perkebunan telah traktor
pertanian roda empat untuk operasi pengolahan tanah, pemeliharaan tanaman dan
sebagainya , serta untuk transportasi kebun yaitu untuk menarik trailer.Sedangkan di
kalangan petani kecil pun kegiatan pengolahan tanah hampir seluruhnya menggunakan
traktor roda dua.
Perkembangan yang pesat penggunaan traktor tangan mudah ditemukan di
pedesaan. Jarang terjadi penduduk yang telah merasakan manfaat penggunaan traktor
untuk melakukan pekerjaan pengolahan tanah secara cepat kemudian beralih memilih
menggunakan hewan atau tenaga otot untuk pekerjaan yang sama. Hal tersebut karena
mereka dapat memperbandingkan bahwa ternyata melakukan pengolahan tanah dengan
traktor lebih menguntungkan dibanding cara manual atau tenaga hewan.
Selain itu traktor juga digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan tanaman,
untuk memutar pompa irigasi, untuk pemanen (dengan memasang pisau reaper), untuk
memutar perontok padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan,
sampai hasil pertanian
Pada bab 1. telah dibahas definisi traktor pertanian, sejarah perkembangannya mulai dari
traktor bertenaga mesin uap hingga traktor modern yang digunakan saat ini serta penting
dalam produksi pertanian. Pada bab berikutnya traktor pertanian akan dibahas lebih rinci
identifikasi traktor yang meliputi sistem-sistem dalam traktor.
10
PENGENALAN TRAKTOR PERTANIAN
RINGKASAN
Konsekuensi dari jumlah penduduk yang besar adalah pemenuhan kebutuhan
pangan sehingga dibutuhkan produktivitas pertanian yang tinggi. Untuk memproduksi
bahan pangan yang dibutuhkan energy besar. Sementara itu jumlah tenaga kerja di bidang
pertanian semakin langka sehingga secara teknis dan ekonomis tidak memungkinkan
mengandalkan tenaga kerja manusia saja. Solusinya adalah penerapan mekanisasi
pertanian dengan menggunakan traktor untuk pekerjaan-pekerjaan yang d lapangan yang
terlalu berat untuk dilakukan oleh tenaga manusia. Penggunaan traktor pertanian yang
digunakan secara tepat baik secara teknis, ekonomis serta sosial budaya akan memberi
keuntungan bagi usaha pertanian.
Sekarang ini traktor tidak hanya digunakan di bidang pertanian, namun juga
digunakan di bidang industri maupun transportasi (untuk menarik pesawat terbang di
bandara). Pembahasan bab ini ditekankan pada traktor sebagai sumber tenaga untuk
keperluan pertanian yaitu menarik implement seperti bajak, alat tanam dan sebagainya. (
Melalui belajar sejarah perkembangan traktor, dapat mengenal traktor pertanian
secara lengkap dengan memahami perkembangan teknologi yang diterapkan traktor dari
generasi ke generasi.
Dengan belajar dari kegagalan dan keberhasilan penerapan traktor untuk kegiatan
pertanian yang telah dilakukan akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada sehingga penggunaan traktor menjadi yang lebih efektif dan
efisien.
Pengetahuan tentang gambaran umum dan wawasan tentang traktor ini membantu
mahasiswa dalam mempelajari traktor pertanian lebih lanjut .
11
12
IDENTIFIKASI TRAKTOR
BAB 2
IDENTIFIKASI TRAKTOR
2.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran bab ini adalah mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan cara mengidentifikasi traktor. Seperti yang telah dibahas pada
bab 1 traktor merupakan mesin yang bergerak yang berfungsi untuk menarik
beban dan menggerakkan peralatan, pada kecepatan rendah. Untuk mengenal traktor
pertanian lebih dekat perlu melakukan identifikasi yang meliputi system motor penggerak
(enjin) dan system utama pada traktor. Dalam bab 2 ini akan membahas tentang
identifikasi system traktor yang mencakup system motor penggerak , system pelumasan,
system pendinginan, system kelistrikan, system bahan bakar, serta system transmisi daya.
Di samping itu bab 2 ini juga membahas jenis-jenis klasifikasi traktor. Dengan menguasai
pengetahuan materi bab 2 ini mahasiswa diharapkan akan lebih mudah dalam
mempelajari bab-bab selanjutnya.
13
TRAKTOR PERTANIAN
PUSH ROD
SILINDER
TORAK
TAPPET
NOK (CAM )
BATANG TORAK
POROS ENGKOL
14
IDENTIFIKASI TRAKTOR
kecepatan motor, metode pendinginan dan sebagainya. Jenis motor yang akan dibahas
dalam bab ini hanya berkaitan erat dengan traktor pertanian.
Berdasarkan proses pengapiannya motor pembakaran dalam dibagi menjadi 2 jenis
yaitu motor pengapian busi dan motor pengapian kompresi. Motor pengapian busi ini
lebih dikenal sebagai motor bensin sedangkan motor dengan pengapian kompresi dikenal
sebagai motor diesel .
Motor bensin dan motor kerosen umumnya digunakan sebagai penggerak traktor
roda dua mini yang biasanya digunakan untuk pemeliharaan tanaman Sedangkan untuk
traktor traktor roda dua yang digunakan sebagai penarik implement pengolahan tanah
menggunkan motor diesel sebagai tenaga penggeraknya. Pada traktor roda empat
sekarang ini hampir dapat dipastikan digerakkan oleh motor diesel.
Tabel 2.1 menunjukkan posisi piston, katup isap, katup buang dan poros engkol pada
setiap langkah motor 4 langkah.
Tabel 2.1 Posisi Piston, Katup Isap, Katup Buang dan Poros Engkol Motor 4 Langkah
Dalam motor bensin, campuran bahan bakar-udara diisap ke dalam silinder dan
dinyalakan oleh loncatan api listrik dari busi menjelang akhir langkah kompresi dan
terjadilah proses pembakaran.
Sedangkan dalam motor diesel, udara segar/murni diisap kedalam silinder kemudian
dimampatkan pada langkah kompresi sehingga tekanan tinggi dan suhu meningkat hingga
cukup untuk membakar bahan bakar. Menjelang akhir langkah kompresi bahan bakar
solar diinjeksikan ke dalam udara bertekanan dan bersuhu tinggi dalam silinder sehingga
terjadi proses pembakaran.
15
TRAKTOR PERTANIAN
16
IDENTIFIKASI TRAKTOR
Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa motor penggerak traktor yang
banyak digunakan adalah motor yang keunggulan teknis, efisien dan ramah lingkungan
yaitu motor diesel 4 langkah sedangkan untuk traktor roda dua mini adalah motor bensin
atau kerosen 4 langkah atau 2 langkah.
17
TRAKTOR PERTANIAN
banyak udara dan menghasilkan turbulensi dalam silinder. Efek terakhir ini sangat
meningkatkan pembakaran. Jadi, turbocharger meningkatkan daya motor diesel dan
memberikan potensi untuk menggunakan lebih sedikit bahan bakar.
Motor dengan isapan alami ( naturally aspirated ) mempunyai efisiensi volumetrik
sekitar 80% artinya ia menggunakan 80% kapasitasnya dalam hal volume silinder.Dengan
menggunakan turbocharger, efisiensi volumetrik motor dapat meningkatkan hingga 100%
dan lebih tinggi berdasarkan jumlah aliran udara dan tekanan yang dihasilkan.
Pertambahan volume udara berarti bertambah pula massa udara yang terlibat dalam
proses pembakaran yang akhirnya akan menambah daya yang dihasilkan hingga 30
persen.
Turbocharger menawarkan daya secara pasif artinya penambahan daya hanya ada
jika dibutuhkan seperti ketika motor bekerja dengan beban yang besar. Ketika beban
rendah motor beroperasi pada ukuran daya normal.
Sebelum dimasukkan ke dalam silinder udara harus dibersihkan dulu dari kotoran.
Pada prinsipnya pembersihan udara dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap pertama
membersihkan partikel-partikel dengan menciptakan pusingan udara (vortex) melalui pre-
cleaner kemudian pembersihan terhadap partikel-partikel debu menggunakan air-cleaner.
Nama bagian dan fungsi dari system asupan sebuah traktor selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 2.2 .
18
IDENTIFIKASI TRAKTOR
19
TRAKTOR PERTANIAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pembuangan adalah membuang
gas sisa pembakaran ke udara luar dengan terredam tanpa kebocoran melalui knalpot.
20
IDENTIFIKASI TRAKTOR
Pelumasan Percik
Pada jenis ini pada ujung bagian bawah batang torak stang seher dilengkapi dengan
sendok (oil spoon). Ketika mesin berputar sendok pemercik akan memercikan oli yang di
bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini sulit untuk melumasi bagian - bagian yang
memiliki celah lebih sempit sehingga sudah tidak lagi digunakan
Pelumasan Tekanan ( Pressure Feed Type )
Minyak pelumas disalurkan dengan cara ditekan menggunakan pompa oli untuk
melumasi bagian- bagian mesin. Jenis ini sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil
ataupun sepeda motor.
21
TRAKTOR PERTANIAN
minyak. Di beberapa traktor ada sebuah lampu tekanan oli di tempat gauge. Ini terkait
dengan penginderaan tekanan ganti di galeri oli utama mesin.
Filter Oli
Untuk mencegah masuknya kontaminan ke bagian – bagian fungsional mesin maka
digunakan filter oli. Pada lubang pengisi oli dilengkapi dengan saringan kasar untuk
mencegah kotoran berat melewatinya. Sebuah saringan dipasang sekitar asupan pompa
oli untuk mencegah partikel besar memasuki pompa. Sebuah filter magnetik dapat
dipasang di atau dekat pompa.
Ada dua jenis filter utama:
(1) Filter elemen yang dapat diganti tempat filter ditempatkan di dalam sebuah
casing yang dapat diganti. Casing ini disegel di bagian atas dan bawah dengan
cincin karet, dan ditahan di tempat oleh baut pusat.
(2) Jenis kartrid diganti tempat seluruh unit tidak dikunci mesin dan dibuang dan unit baru
dipasang. Itu disekrup di tempatnya dengan tekanan tangan disegel dengan cincin
karet.
Sistem pelumasan pada mesin traktor merupakan system yang sangat penting yang
menentukan umur pemakaian traktor. Kalau system pelumasan ini tidak berfungsi maka
22
IDENTIFIKASI TRAKTOR
mesin atau enjin traktor tidak hanya macet tetapi akan menhalami kerusakan yang fatal
misalnya batang pistona bengkok, piston memuai hingga tidak bisa digerakkan dan lain-lain.
23
TRAKTOR PERTANIAN
Setelah mempelajari uraian materi system kelistrikan traktor dapat kita simpulkan ada 2
hal penting yaitu : pemanfaatan energy listrik dari baterai untuk diubah menjadi energy
mekanik sebagai penggerak motor starter dan pengaturan generator/alternator untuk
mengisi baterai. Dengan pengaturan voltase dan arus yang baik maka proses start motor
dan proses pengisian baterai juga kan berjalan dengan baik.
Pada langkah usaha dari motor diesel dapat menghasilkan suhu setinggi 1600 0C dan
ini lebih besar dari titik leleh bagian-bagian mesin yang bersentuhan dengan panas, oleh
karena itu dibutuhkan sistem pendingin yang efisien. Untuk mencegah berbagai bagian
mesin dari overheating, mereka harus didinginkan. Pada operasi mesin setiap bagian dari
mesin harus dipanaskan dengan cepat, sampai pada suhu kerja, dan setelah itu suhu
harus dipertahankan dalam kisaran tertentu yang relatif sempit. Sementara itu beban
mesin dapat bervariasi dari beban minimum ke beban maksimum (100%).
Sistem pendingin harus beroperasi dengan baik pada kisaran yang sangat luas dan
berbagai keadaan.
Sistem pendinginan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu sistem pendingin
udara dan sistem penndingin air
24
IDENTIFIKASI TRAKTOR
Telah ketahui bahwa udara massa jenis dan panas jenis udara kecil jika dibandingkan
dengan air maka pada sistem pendingin udara tentu saja akan membutuhkan udara dalam
jumlah yang “banyak” . Untuk memenuhinya dapat dilakukan dengan kipas pendingin
yang digerakkan oleh poros engkol dengan cara V-belt, atau digerakkan oleh mesin listrik
kecil.
Pendinginan dalam hal ini dilakukan dengan mengarahkan hembusan udara di
sekitar silinder dan kepala silinder, keduanya bersirip. Sirip ini memberikan permukaan
yang lebih luas sehingga panas dapat menyebar dan diambil oleh udara yang dingin.
Selain itu hembusan udara diciptakan dengan memasang kipas penghembus pada roda
gigi mesin yang terbungkus dalam penutup mesin (cowling) yang membentang di atas dan
di sekitar silinder. Udara ditarik oleh penghembus dan diarahkan ke silinder untuk
mendinginkannya.
Pendingin air
Sebagian besar system pendinginan traktor adalah pendinginkan air. Sistem
pendinginan air ini merupakan metode yang lebih efektif dibandingkan dengan pendingin
udara untuk mesin multi-silinder. Silinder mesin dikelilingi oleh jaket air yang juga meluas
ke kepala silinder, dan dari kepala silinder. Kepala silinder dihubungkan dengan selang
karet ke bagian atas radiator. Dari outlet lain di bagian bawah radiator, sambungan selang
dibawa ke jaket air mengelilingi silinder, ini menyediakan jalur yang dilalui aliran air.
Dalam Tabel 2.6 disajikan nama bagian dan fungsinya dari sebuah system
pendinginan traktor pertanian.
25
TRAKTOR PERTANIAN
Seperti telah kita ketahui bahwa motor merupakan mesin pengubah energy panas
pembakaran bahan bakar menjadi energy mekanik berupa gerakan putaran poros engkol.
Pendinginan adalah membuang panas berarti menurunkan efisiensi termal motor.
Pendinginan harus dilakukan karena kalau tidak ada pendinginan bagian-bagian yang
gesekan akan menimbulkan panas, memuai, tidak bisa bergerak sehingga mesin tidak dapat
berfungsi.
26
IDENTIFIKASI TRAKTOR
Bagian-bagian dari sistem pasokan bahan bakar dari mesin diesel terdiri dari tangki
bahan bakar,fuel pump lift atau pompa feed bahan bakar, filter bahan bakar, pompa injeksi
bahan bakar, pipa tekanan tinggi, katup aliran, injektor bahan bakar.
Nama bagian dan fungsinya dari sebuah system bahan bakar traktor pertanian disajikan
dalam Tabel 2. berikut.
27
TRAKTOR PERTANIAN
Seperti telah kita ketahui bahwa traktor selain untuk menarik beban juga digunakan
untuk mengangkat dan menahan dan menurunkan peralatan seperti implement
pengolahan tanah atau peralatan pemindahan tanah. Perangkat untuk menunjang fungsi
tersebut adalah system hidrolik. Jadi traktor pertanian tanpa dilengkapi system hidrolik
maka fungsi traktornya menjadi tidak sempurna.
28
IDENTIFIKASI TRAKTOR
Pada Tabel 2.9 disajikan nama nagia dan fungsi masing-masing bagian dari sebuah system
transmisi daya traktor.
Selanjutnya sistem transmisi daya traktor dari motor penggerak (enjin) sampai
reduksi akhir sehingga traktor dapat berjalan dan menyalurkan tenaganya untuk
operasional akan dibahas lebih rinci pada Bab 4. dari buku ajar ini.
Seperti telah kita ketahui bahwa traktor adalah mesin yang bisa bergerak dengan
kecepatan rendah untuk menarik beban dan menggerakkan peralatan yang bisa
beroperasi di lahan (off road). Sementara itu motor penggerak traktor (enjin)
mempunyai kecepatan putar tinggi yang harus direduksi dengan seperangkat alat yang
disebut system transmisi daya.
Traktor roda empat dan traktor perayap/krepyak disebut juga traktor kendara, karena
operator mengemudikannya traktor ini dari dalam ruang kemudi dan mengemudikannya
menggunakan roda kemudi seperti layaknya sopir mobil. Traktor roda empat
diklasifikasikan menjadi beberapa macam.
29
TRAKTOR PERTANIAN
Klasifiksasi traktor roda empat yang umum dilakukan adalah berdasarkan fungsi, ukuran
daya penggerak, serta jenis alat traksinya.
Berdasarkan fungsinya traktor roda empat dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
(1) Traktor serba guna (general purpose tractor) : dirancang untuk melakukan pekerjaan
yang sifatnya umum, berdaya sedang sampai besar, dengan kedudukan poros relative
rendah, misalnya : untuk pengolahan tanah, perataan tanah dan sebagainya.
(2) Traktor untuk penggunaan khusus (all/special purpose tractor) : dirancang untuk
pekerjaan yang sifatnya khusus, mudah dirangkai dengan alat/mesin pertanian,
misalnya alat/mesin penanam, penyiang, pemberantasan hama. Kedudukan poros
roda belakang tinggi dan berdaya rendah, jarak roda dapat diatur.
(3) Traktor perkebunan (plantation tractor, orchard tractor), dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat bekerja dengan mudah dan aman di sekitar pohon. Biasanya dibuat
dengan konstruksi yang mempunyai pusat titik berat rendah, berdaya besar, serta
dilengkapi dengan alat pelindung.
(4) Traktor industry (industrial tractor), dibuat khusus untuk industry atau kegiatan
pembangunan. Kekhususannya antara lain bergardan ganda (four wheel drive), ukuran
roda depan dibuat hampir sama dengan roda belakang, berdaya besar.
(5) Traktor kebun (garden tractor), traktor berdaya kecil (± 12 HP), untuk melakukan
kegiatan ringan, misalnya untuk potong rumput, usaha pertanian kecil.
Klasifikasi traktor berdasarkan ukuran daya penggeraknya:
(1) Traktor mikro, < 17 Hp
(2) Traktor mini, 17 - 29 Hp
(3) Traktor sedang, 29 - 60 Hp
30
IDENTIFIKASI TRAKTOR
Berdasarkan alat traksinya traktor roda empat diklasifikasikan kedalam 3 klas, yaitu:
1. Crawler traktor,
yaitu traktor yang penggeraknya berupa roda rantai. Roda rantai yaitu tipe penggerak
yang berupa sabuk atau rantai panjang dan lebar yang kedua ujungnya saling terhubung
dan digerakkan dengan banyak roda gigi di dalamnya. Contoh umum kendaraan dengan
penggerak rantai adalah tank dan buldozer. Traktor tipe ini bisa digunakan pada tanah
yang kering dan berpasir atau tanah bersalju di mana roda biasa memiliki risiko untuk slip.
Bahan yang digunakan untuk membuat sabuk atau rantai biasanya berupa baja atau karet.
Yang saat ini umum digunakan adalah yang terbuat dari karet, karena memiliki elastisitas
yang cukup sehingga menngurangi terjadinya pemadatan tanah.
(d) Traktor kolong tinggi (e) Traktor Kebun (f) Traktor ban ganda
31
TRAKTOR PERTANIAN
2. Wheel tractor,
yaitu traktor yang digerakkan dengan roda yang berbentuk bulat yang umumnya terbuat
dari karet. Ini adalah tipe traktor yang paling umum digunakan. Ukuran roda dapat
bervariasi tergantung keperluan dan posisi roda, namun umumnya besar dan lebar
untuk mencegah terjadinya pemadatan tanah karena besarnya tekanan roda terhadap
tanah. Untuk penggunaan di lahan basah seperti persawahan, roda yang digunakan
umumnya roda sangkar (cage wheel) untuk memungkinkan terjadinya traksi.
3. Half track tractor, yaitu traktor yang bisa digerakkan dengan roda maupun roda
rantai sesuai keperluan.
32
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR
Ringkasan
Di pasaran tersedia traktor dengan berbagai jenis, merek, dan ukuran. Untuk bisa
menentukan traktor yang mana yang harus dipilih Anda harus mengenali mereka secara
seksama sehingga traktor pilihan Anda sudah sesuai dengan kebutuhan operasi yang
direncanakan. Untuk diperlukan kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi
traktor.
Traktor yang diidentifikasi dan diklasifikasi di bab ini adalah traktor pertanian dan
pembahasan dibatasi pada identifikasi mesin dan system-sistem utama pada traktor roda
empat dan klasifikasi traktor berdasarkan ukuran daya, dilakukan berdasarkan fungsi,
ukuran daya penggerak, serta jenis alat traksinya.
Secara deskriptif dijelaskan nama komponen dan fungsinya dari masing-masing
system utama yaitu Sistem Asupan (Intake System), Sistem Pembuangan (Exhaust
System), Sistem Pelumasan (Lubricating Systems)- Full Flow dan By-Pass, Sistem Kelistrikan
(Electrical System), Sistem Pendinginan (Cooling Systems) – Air cooled dan Liquid cooled,
Sistem Bahan Bakar (Fuel Systems) Diesel, Sistem Transmisi Traktor, dan dilanjutkan
dengan klasifikasi traktor.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu menyebutkan nama komponen dari
masing-masing system utama beserta fungsinya. Selain itu juga mampu mengidentifikasi
sebuah traktor berdasarkan ukuran, fungsi serta alat traksinya dengan tepat dan mampu
menjelaskan ciri-cirinya.
33
TRAKTOR PERTANIAN
34
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR
BAB 3
DASAR - DASAR
MEKANIKA TRAKTOR
3.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran yang ingin dicapai pada bab 3 ini adalah mahasiswa
mampu bahwa traktor adalah mesin yang bergerak dengan kecepatan rendah
dan menghasilkan traksi yang tinggi.
Dalam bab 3 ini akan membahas penerapan menerapkan dasar-dasar mekanika traktor
untuk menentukan traksi. Seperti telah kita ketahui prinsip-prinsip umum mekanika
traktor untuk memberikan pemahaman yang sederhana namun mendasar tentang
operasinya dan kinerja yang ideal. Dengan cara yang mirip dengan disiplin teknik lainnya,
kita dapat mendefinisikan elemen atau komponen traktor dalam hal mekanika umum
tanpa perlu mengetahui bentuk terperinci mereka. Mesin (sumber daya) diwakili torsi dan
kecepatan tanpa harus menentukan jenis dan prinsip operasinya (pembakaran internal
atau eksternal), siklus operasinya. Begitu pula sistem transmisi dapat dinyatakan dalam
hal rasio transmisi.
Pengetahuan dasar – dasar mekanika traktor ini akan bermafaat dalam memahami
perhitungan-perhitungan kebutuhan daya, system transmisi traktor yang akan dibahas
pada bab-bab selanjutnya.
3.2 Kecepatan
Kecepatan merupakan salah satu parameter penting dalam mempelakari mekanika
traktor . Untuk menghitung daya mesin (enjin), daya tarikan implement, dan rasio
transmisi traktor dibutuhkan parameter kecepatan. Kecepatan di sini dapat dibedakan
35
TRAKTOR PERTANIAN
menjadi 2 macam yaitu kecepatan linier dan kecepatan putar. Kecepatan putar digunakan
untuk mesin, poros atau roda. Sebagai contoh mesin memutar roda sehingga traktor
berjalan. Poros mesin dan poros roda bergerak dengan gerak melingkar atau berputar
sedang traktor bergerak maju atau mundur termasuk gerak lurus (linear). Oleh karena itu
kecepatan mesin dan roda adalah kecepatan putar sedangkan kecepatan gerak traktor
adalah kecepatan linear.
Kecepatan adalah besarnya jarak yang ditempuh oleh benda tiap satuan waktu.
Kecepatan adalah jenis besaran yang bergantung pada arah, sehingga kecepatan termasuk
dalam besaran vektor. Konsep tentang kecepatan dibagi menjadi dua, yaitu kecepatan
sesaat dan kecepatan rata-rata. Kecepatan sesaat adalah kecepatan benda pada suatu
saat, sedangkan kecepatan rata-rata adalah hasil bagi antara perpindahan dengan selang
waktunya. Untuk jelasnya berikut ini diberikan sebuah contoh., sebuah traktor bergerak
dari titik A ke titik B dengan jarak tempuh 41,75 m membutuhkan waktu 25 detik maka
kecepatan traktor tersebut adalah 41,75 m dibagi 25 detik sebesar 1,67 m/det atau kira-
kira 6 km/jam.
v
41,75 m
B A
Gambar 3.1 Kecepatan Traktor
36
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR
v0
MOTOR
Ne Nw
Mengacu pada traktor seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2, dalam hal ini
Diameter roda penggerak = D
Kecepatan mesin = Ne
rasio transmisi keseluruhan = q
Kecepatan putar roda penggerak = Nw
Dengan asumsi tidak ada kehilangan dalam system transmisi , maka kecepatan putar roda
penggerak dapat dihitung dengan persamaan berikut.
…………………………...……………(3.1)
37
TRAKTOR PERTANIAN
Pada kondisi ideal, permukaan datar dan keras, dan tidak ada slip antara roda dan
permukaan maka :
Kecepatan perjalanan traktor = kecepatan linier roda penggerak traktor = Vo dan dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut.
………..…………………………(3.3)
Kecepatan traktor yang berjalan pada permukaan tanah dengan menarik beban akan
lebih rendah dari kecepatan ideal akibat slip roda.
Slip roda dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
Di mana, V
V0 = kecepatan perjalanan teoritis (seperti dalam Persamaan 3.2 di atas)
V = kecepatan perjalanan sebenarnya
Dengan mengganti V dari Persamaan 3.3 maka diperoleh persamaan berikut.
Pengukuran slip roda dengan melibatkan kecepatan traktor seperti yang diberikan
persamaan 3.4. dalam prakteknya sulit dilaksanakan karena kecepatan mesin yang
bervariasi. Untuk memudahkan pengukuran slip traktor dilengkapi dengan implement
sebagai beban kemudian diukur jarak tempuh atau jumlah putaran rodanya.
Dua metode pengukuran slip roda yang praktis dan mudah dilaksanakan, yaitu (a)
pengukuran jarak tempuh untuk jumlah putaran roda tertentu, (b) perhitungan jumlah
38
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR
Slip roda :
…………..…. ( 3.6 )
So = jarak yang ditempuh ketika traktor dijalankan dengan nol tarikan drawbar di
permukaan.
S = jarak tempuh ketika traktor menghasilkan tarikan drawbar di permukaan
Metode ini mudah dilaksanakan hanya membutuhkan pita ukur saja untuk mengukur
jarak tempuh, sedangkan untuk menghitung jumlah putaran dapat dilakukan secara visual.
Pada pengukuran ini traktor diuji dengan jumlah putaran yang sama baik dengan tanpa
beban maupun dengan beban.
Dimana :
N0 = jumlah putaran roda ketika traktor dijalankan tanpa beban di permukaan
N = jumlah putaran roda ketika traktor dijalankan dengan beban tarikan drawbar
di permukaan
Jika tersedia peralatan yang dapat mengukur jumlah putaran dalam bilangan pecahan)
maka metode ini merupakan metode yang praktis dan mudah dilaksanakan.
Berdasarkan analisis kecepatan di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan perjalanan
39
TRAKTOR PERTANIAN
tergantung langsung pada kecepatan mesin dan berbanding terbalik dengan rasio
transmisi keseluruhan.
3.3 Gaya/Torsi
Di dalam ilmu fisika gaya, adalah interaksi apapun yang dapat menyebabkan sebuah
benda bermassa mengalami perubahan gerak, baik dalam bentuk arah, maupun
konstruksi geometris. Konsep yang berhubungan dengan gaya antara lain: gaya hambat,
yang mengurangi kecepatan benda, torsi yang menyebabkan perubahan kecepatan rotasi
benda.
Torsi atau momen gaya adalah gaya untuk memutarkan suatu benda pada porosnya,
maka torsi bisa diibaratkan sebagai gaya putar terhadap suatu benda. Contoh penerapan
torsi seperti pada saat memutar kunci untuk mengencangkan dan melepas baut,
membuka-menutup tutup botol, menggenjot pedal sepeda, dan menggerakkan flywheel
pada motor pembakaran dalam.
Simbol torsi pada fisika adalah τ (dibaca tau) dan M apabila disebut sebagai momen.
Dalam subbab ini akan membahas tentang bagaimana torsi mesin sebuah traktor
dapat diubah menjadi torsi roda penggerak dan gaya tarik pada drawbar.Untuk
memudahkan dalam pembahasan kita tinjau traktor yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 :
Torsi mesin = Te
Torsi roda penggerak, Tw = q Te …………………………………………………. (3.8)
Kesetimbangan mengharuskan torsi ini sama dan berlawanan dengan momen reaksi
tanah, H pada roda: maka persamaan momen adalah
……………………………………………………. (3.9)
40
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR
MOTOR
Te Tw
F
R
H
Gambar 3.3 Gaya /torsi traktor
Pada traktor roda ban bekerja gaya tahanan gelinding tanah R (rolling resistance)
yang diasumsikan bekera secara horizontal pada roda pada kontak roda / tanah ,
berlawanan dengan arah gerakan traktor (lihat Gambar 3.3 )
Untuk kesetimbangan gaya horizontal eksternal yang bekerja pada traktor dinyatakan
dengan persamaan berikut.
H = F + R …………………………………………………………………………………. (3.11 )
41
TRAKTOR PERTANIAN
3.4 Daya
Dalam subbab terdahulu sudah dibahas tentang gaya dan torsi pada traktor.
Selanjutnya subbab ini akan membahas tentang daya. Daya dan torsi merupakan
parameter penting dalam menentukan performa atau unjuk kerja mesin. Daya adalah
jumlah energi dilakukan per satuan waktu. Jadi daya mesin adalah jumlah energi yang
dihasilkan mesin setiap waktunya. Kalau energi yang diukur pada poros mesin, dayanya
disebut daya poros. Bagaimana kalau daya yang diukur berupa gaya tarikan yang linier?
Apakah definisinya berbeda? Apakah rumus perhitungannya juga berbeda?
Untuk menjawab pertanyaan di atas bisa kita simak uraian berikut.
= gaya x kecepatan
kecepatan sudut
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa daya putar dapat diubah ke
bentuk daya linear. Aplikasinya daya dari poros roda dapat diubah kebalam daya tarikan
drawbar.
Dari analisis kecepatan dan analisis gaya atau torsi untuk traktor roda empat dan
dengan mengabaikan kerugian karena slip roda dan gaya tahanan gelinding tanah maka
42
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR
mekanika daya mesin dan daya drawbar dapat dianalisis sebagai berikut..
= 2 π Te Ne = daya mesin
Dengan demikian, jika kita mengabaikan kerugian karena slip roda dan gaya tahanan
gelinding, maka semua daya dari mesin diteruskan pada drawbar. Kondisi yang demikian
ini hanya untuk situasi ideal yang mungkin berlaku kira-kira pada traktor yang bekerja di
permukaan yang keras dengan gaya tarik drawbar dan slip roda kecil.
Dalam kondisi riil di lapangan kehilangan daya tidak bisa dihindari maka harus
dipertimbangkan dalam perhitungan daya.Daya output traktor roda empat ini adalah daya
pada drawbar dan daya inputnya adalah daya pada roda penggerak. Kehilangan daya
adalah selisih antara daya drawbar dan daya pada roda .
Kehilangan Daya = Daya roda - Daya drawbar
= 2 π Tw Nw - F .V
= H V0 – (H – R) V = H (V0 – V) + RV = H V0 i - (H - R) V = H( V0 - V) + R V
= H V0 i + R V = H Vs + R V …………………………………….……………….. (3.13)
Di sini Vs= adalah kecepatan slip, yaitu kecepatan roda relatif terhadap permukaan pada
kontak permukaan / roda
43
TRAKTOR PERTANIAN
3.5 Efisiensi
(a) Efisiensi Traksi
Efisiensi traksi adalah rasio daya drawbar dengan daya input pada gearbox atau
penggerak akhir (final drive) dari roda. Efisiensi ini menyangkut konversi energi dan
tergantung pada gaya tahanan gelinding (rolling resistance) dan slip roda dengan gesekan
dan defleksi alat traksi . Kebutuhan tenaga suatu mesin terdiri dari kebutuhan fungsinya
(drawbar power) dan tenaga untuk mengatasi rolling reistance dan kehilangan tenaga
karena slip.
……………………………………………………( 3.14)
44
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR
……………………………………………………………………….. ( 3.15)
Cara menentukan efisiensi traksi dengan mengukur daya drawbar dan roda secara
langsung, adalah :
1) drawbar pull, F, dengan sensor tegangan beban (load cell) atau strain gage yang
dipasang antara traktor dan kendaraan beban atau implement
2) kecepatan perjalanan, V, dengan mengukur waktu dibutuhkan untuk menempuh
jarak yang diketahui
3) torsi roda, Tw dengan strain gage torsi pada transmisi ke roda penggerak
4) kecepatan roda, NW, dengan menghitung putaran roda selama periode waktu yang
diketahui
( b ) Efisiensi transmisi
Efisensi transmisi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara daya ke roda
dengan daya dari motor.
…………………………………………………(3.16)
Efisiensi transmisi maksimum tergantung pada desain dan kualitas elemen transmisi.
Dalam transmisi diusahakan sekecil mungkin kehilangan dalam kecepatan, Nw = Ne/q.
Karenanya setiap kerugian adalah karena kehilangan torsi; dengan demikian Tw < q.Te
Untuk gigi berkualitas baik, efisiensi maksimumnya adalah sekitar 98% per pasang
roda gigi; maka dengan, 3 pasang roda gigi dalam transmisi perubahan dan 2 pasang
lainnya di diferensial/final drive, efisiensi maksimum akan (0,98)5 = 90% (McMilllan, R.H,
2002).
45
TRAKTOR PERTANIAN
( c ) Efisiensi Motor
Efisiensi motor (engine) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara daya dari
motor dan daya dalam bahan bakar.
……………………………………………… ( 3.17)
d) Efisiensi Keseluruhan
Efisiensi keseluruhan untuk traktor dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
daya drawbar terhadap daya bahan bakar.Ini merupakan perkalian dari efisiensi motor,
efisiensi transmisi, dan efisiensi traksi.
Efisiensi keseluruhan = Efisiensi motor x Efisiensi transmisi x Efisiensi traksi
ηo = η Ԑ . ηr . η t
……………….(3.18)
46
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR
Kinerja traktor tergantung pada tingkat berat yang signifikan khususnya berat pada roda
penggerak. Yang dimaksud dengan berat pada roda belakang adalah berat traktor yang
diukur pada roda belakang bukan berat roda belakang. Koefisiensi traksi adalah
perbandingan gaya tarik drawbar dengan beban dinamis pada roda (berat pada roda
penggerak).
Jika traktor beroperasi pada kemiringan, koefisien traksi harus didasarkan pada total
gaya yang sejajar tanah, yaitu pada gaya tarikan drawbar ditambah komponen berat
traktor menuruni lereng.
47
TRAKTOR PERTANIAN
Pada traktor roda empat dipertimbangkan, dan dengan traktor lainnya juga, bobot
yang digunakan mungkin merupakan bobot total semua roda. Dalam mengutip nilai-nilai
koefisien traksi, karena itu perlu untuk menyatakan berat mana yang telah digunakan.
Pada bab 3 telah dibahas tentang kecepatan, penguukuran slip roda, torsi, mengubah torsi
mesin menjadi torsi roda penggerak dan gaya tarik drawbar traktor. Dibahas pula tentan
analisis kecepatan dan analisis gaya atau torsi pada traktor, efisiensi traksi, efisiensi
transmisi, efisiensi motor, efisiensi keseluruhan dan koefisien traksi. Dengan penguasan
pengetahuan mekanika traktor ini mahasiswa akan mudah mempelajari bab-bab
selanjutnya.
Ringkasan
Traktor adalah mesin dan penerapan prinsip-prinsip umum mekanika untuk itu
memberikan pemahaman yang sederhana namun mendasar tentang operasinya dan
kinerja yang ideal. Untuk keperluan praktis baik di bengkel atau pun di lapang dasar-dasar
mekanika traktor sangat dibutuhkan.
Materi yang dibahas dalam bab ini difokuskan pada penerapan dasar-dasar mekanika
khusus untuk traktor roda empat dengan pembahasan dibatasi pada analisis kecepatan,
analisis gaya/torsi dan daya. Mesin dapat diwakili dalam hal torsi dan kecepatan tanpa
harus menentukan jenisnya, prinsip operasinya, siklus operasinya atau sumber bahan
bakar. Demikian pula sistem transmisi dapat dinyatakan dalam rasio transmisi tanpa
menentukan bentuk atau prinsip operasinya.
Terdapat tiga komponen utama yang dibahas yaitu kecepatan, gaya atau torsi,daya,
efisiensi dan koefisiensi traksi.Selanjutnya secara matematis dianalisis hubungan antara
kecepatan mesin kecepatan jalan traktor dan kecepatan roda penggerak, antara torsi
mesin dengan gaya tarik drawbar dan torsi roda penggerak, antara daya mesin dan daya
48
DASAR-DASAR MEKANIKA TRAKTOR
drawbar. Selain itu juga dibahas tentang efisiensi traksi, efisiensi transmisi, efisiensi motor
dan efisiensi keseluruhan serta koefisien traksi.
Dengan menguasai pengetahuan tentang dasar-dasar mekanika traktor ini
mahasiswa mampu menghitung kecepatan jalan, gaya tarik dan daya drawbar
berdasarkan kecepatan dana tau torsi mesin traktor yang bersangkutan.
Pengetahuan tentang dasar-dasar mekanika traktor merupakan prasyarat bagi
mahasiswa keteknikan pertanian dalam mempelajari traktor terutama dari aspek teknik.
Dengan penguasaan pengetahuan dasar-dasar mekanika yang memadai akan membantu
mahasiswa dalam mempelajari kebutuhan daya dan ukuran traktor.
49
50
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR
BAB 4
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR
4.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran yang diinginkan dari bab 4 ini adalah mahasiswa
diharapkan mampu menghitung kebutuhan traktor untuk operasional
lapangan. Pada bab 4 ini akan membahas cara menghitung kebutuhan daya
implement dan kebutuhan daya traktor.
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang cara menghitung draft implement, gaya tarik
drawbar implement, daya implement, daya untuk menggerakkan traktor dan ukuran daya
traktor. Dengan pengetahuan perhitungan kebutuhan daya ini akan mempermudah untuk
mempelajari bab-bab selanjutnya.
51
TRAKTOR PERTANIAN
Draft suatu implement dinyatakan sebagai gaya, dalam kN atau kg. Draft juga dapat
dinyatakan dalam parameter yang mempertimbangkan ukuran atau intensitas proses atau
pekerjaan yang sedang dilakukan.
Parameter ini, biasanya disebut 'unit draft' atau 'draft spesific', meliputi:
1. draft per satuan lebar efektif mesin, kN / m lebar mesin
2. draft per satuan luas penampang efektif (biasanya untuk persiapan lahan) kN / m2
(kPa)
3. draft per satuan implement , kN / alat.
Beberapa implement , seperti yang digunakan untuk persiapan lahan, memiliki
komponen draft yang signifikan pada kecepatan 'nol'; ini merupakan gaya untuk
memecahkan tanah di bawah kondisi 'kuasi-statis' (yaitu, kecepatan nol efektif).
Umumnya gaya akan meningkat karena fakta bahwa kecepatan yang lebih tinggi
melibatkan percepatan tanah yang lebih besar dan tanah yang sedikit lebih kuat di bawah
kondisi dinamis. Oleh karena itu implement seperti bajak singkal yang mengangkat dan
memindahkan tanah jarak yang lebih besar dan memiliki draft besar karena gesekan dan
adhesi menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam konsep dengan kecepatan
daripada implement, seperti penyiang (cultivator tined), yang hanya mengangkat atau
memindahkan tanah jarak pendek .
Alat pengangkut beban berat seperti trailer, karena tahanan gelindingnya, juga
memiliki gaya tarikan drawbar yang besar pada kecepatan nol; ini dapat meningkat sedikit
karena kecepatan meningkat ke tingkat sedang. Untuk penerapan relatif ringan seperti
pada mesin pemotong, pemanen, daya yang ditransmisikan melalui PTO, sehingga draft
akan kecil pada kecepatan nol dan pada dasarnya konstan. Namun kekuatan PTO dapat
meningkat secara signifikan dengan kecepatan.
52
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR
Draft adalah gaya total sejajar dengan arah jalannya traktor yang dibutuhkan untuk
menarik implement. Kedua fungsional draft (tahanan tanah dan tanaman) dan draft
dibutuhkan untuk mengatasi tahanan gelinding dari implement yang terlibat.
Untuk gaya draft yang dibutuhkan untuk menarik beberapa implement yang
dioperasikan pada kedalaman dangkal utamanya merupakan sebuah fungsi dari
kedalaman implement dan kecepatan pada saat dia ditarik. Sedangkan untuk peralatan
penyiapan lahan yang dioperasikan pada kedalaman lebih dalam, draft juga tergantung
pada tekstur tanah, kedalaman, dan geometri dari peralatan tersebut.
Kebutuhan draft implement untuk peralatan penyiapan lahan dihitung dengan
mengalikan draft spesifik dengan luas penampang (lebar x kedalaman) pemotongan tanah
(Srivastava A K, et al, 2006).
Dimana
D = draft implement , kN
F = parameter pengaturan tekstur tanah takberdimensi (Tabel 4. 1 )
i = tekstur tanah 1 untuk halus, 2 untuk sedang dan 3 untuk kasar
A, B dan C = parameter spesifik mesin ( Tabel 4.1 )
v = kecepatan lapang , km/jam
w = lebar mesin , m
d = kedalaman pengolahan tanah, cm untuk peralatan mayor, 1 (takberdimensi)
untuk peralatan pengolahan tanah minor dan implement penanam benih
Lazimnya parameter kebutuhan draft rata-rata yang dirangkum dalam Tabel 4.1
untuk sebagian besar mesin pengolahan tanah dan mesin penanam benih. Masing-masing
parameter merupakan fungsi dari desain peralatan.
Tetapan parameter A merupakan fungsi dari kekuatan tanah sedangkan koefisien
53
TRAKTOR PERTANIAN
……………..………………………………………………………… (4.2)
54
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR
Besarnya daya yang dibutuhkan untuk operasi lahan ukuran traktor yang digunakan
sampai sekarang masih merupakan masalah. Terdapat beberapa macam horsepower
yang berbeda, semuanya diterapkan pada traktor yang sama. Untuk pemahaman yang
lebih baik tentang hubungan drawbar-horsepower dan ukuran traktor, marilah kita mulai
mendefinisikan berbagai macam horsepower pada mesin.
Brake Horsepower (BHP) adalah daya maksimum mesin yang dapat dikembangkan yang
tersedia pada flywheel. Mesin sebelum dipasang ke traktor diukur dayanya pada flywheel
menggunakan dynamometer ( misalnya Prony brake, Waterbrake) untuk menentukan
besarnya brake horsepower yang dapat dikembangkan.
Power Take Off Horsepower (PTO HP) adalah daya yang diukur pada poros PTO.
Drawbar Horsepower (DbHP) adalah ukuran daya tarik mesin dengan cara track, roda
atau ban. Seperti alnya persentase PTO horsepower, daya tarik drawbar bervariasi,
tergantung secara luas, pada beberapa faktor termasuk tanah, permukaan dan jenis
halangan. Seperti yang terlihat sebelumnya, daya tarik drawbar merupakan fungsi tarikan
dan kecepatan drawbar
Dari berbagai jenis tenaga kuda, PTO hp maksimum adalah yang paling umum
digunakan dalam menentukan ukuran traktor (Burrow, et-al, 1975). Terdapat
pengecualian yaitu pada beberapa traktor 4-wheel-drive besar yang tidak memiliki poros
PTO. Untuk traktor ini dapat menggunakan brake -hp (flywheel) atau drawbar hp
maksimum. Mengetahui definisi ini untuk membandingkan traktor saat membeli.
Jadi masalah sesungguhnya menjadi salah satu mengetahui berapa besar horsepower
setiap traktor yang diberikan akan tersedia untuk penggunaan konstan pada drawbar.
55
Peralatan Pengolahan Tanah Minor
Rotary hoe m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Coil tine harrow
TRAKTOR PERTANIAN m 250 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 20
Spike tooth harrow m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Spring tooth harrow m 2000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 35
Roller packer m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Roller harrow m 2600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Land plane m 8000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 45
Implement Penanam Benih
Row Crop Planter, bedengan
Mounted alur 500 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Ditarik alur 900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Benih, pupuk, herbisida alur 1550 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Row Crop Planter, tanpa olah tanah
Benih, pupuk, herbisida, 3 fluted alur 3400 0,0 0,0 1,0 0,94 0,82 35
coulter per alur
Grain drill, press wheel
Lebar drill < 2,4 m alur 400 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill 2,4 m - 3,7 m alur 300 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill > 3,7 m alur 200 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Grain drill, tanpa olah tanah
1 fluted coulter/alur alur 720 0,0 0,0 1,0 0,92 0,79 35
Hoe Drill
Pengolahan tanah primer m 6100 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pengolahan tanah sekunder m 2900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pneumatic drill m 3700 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
M asalah ini
semakin rumit dengan berbagai jenis kondisi tanah. Semakin kurang keras tanahnya,
semakin banyak daya kuda yang hilang di drawbar. Kecepatan, ukuran ban, slip dan
penambahan bert (ballasting) adalah semua faktor penting untuk mendapatkan kondisi
pengoperasian terbaik untuk situasi tertentu.
Daya traktor sering dinyatakan dengan brake power atau PTO Power daripada
drawbar power ( daya drawbar) . Setelah daya drawbar dihitung daya PTO dan/atau daya
netto flywheel dapat diestimasikan menggunakan gambar berikut.
56
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR
57
TRAKTOR PERTANIAN
Tabel 4.1 Parameter Draft Implement Pengolahan Tanah dan Penanam Benih
SATUAN PARAMETER MESIN PARAMETER TANAH KISARAN
IMPLEMENT
LEBAR A B C F1 F2 F3 ±%
Peralatan Pengolahan Tanah Mayor
Subsoiler manure Injector
Narrow point tool 226 0,0 1,8 1,0 0,70 0,45 50
30 cm winged point tool 294 0,0 2,4 1,0 0,70 0,45 50
Bajak singkal m 652 0,0 5,1 1,0 0,70 0,45 40
Chisel plow
5 cm straight point tool 91 5,4 0,0 1,0 0,85 0,65 50
7,5 cm shovel/35 cm sweep tool 107 6,3 0,0 1,0 0,85 0,65 50
10 cm twist shovel tool 123 7,3 0,0 1,0 0,85 0,65 50
Sweep Plow
Pengolahan tanah primer m 390 19,0 0,0 1,0 0,85 0,65 45
Pengolahan tanah sekunder m 273 13,3 0,0 1,0 0,85 0,65 35
Disk harrow, tandem
Pengolahan tanah primer m 309 16,0 0,0 1,0 0,88 0,78 50
Pengolahan tanah sekunder m 216 11,2 0,0 1,0 0,88 0,78 30
Disk harrow, offset
Pengolahan tanah primer m 364 18,8 0,0 1,0 0,88 0,78 50
Pengolahan tanah sekunder m 254 13,2 0,0 1,0 0,88 0,78 30
Disk gang, single
Pengolahan tanah primer m 124 6,4 0,0 1,0 0,88 0,78 25
Pengolahan tanah sekunder m 86 4,5 0,0 1,0 0,88 0,78 20
Coulter
Smooth atau riple tool 55 2,7 0,0 1,0 0,88 0,78 25
Bubble atau flute tool 66 3,3 0,0 1,0 0,88 0,78 25
Field cultivator
Pengolahan tanah primer tool 46 2,8 0,0 1,0 0,85 0,65 30
Pengolahan tanah sekunder tool 32 1,9 0,0 1,0 0,85 0,65 20
Row crop cultivator
S-tine alur 140 7,0 0,0 1,0 0,85 0,65 15
C-shank alur 260 13,0 0,0 1,0 0,85 0,65 15
No-till alur 260 13,0 0,0 1,0 0,85 0,65 15
Rod weeder m 210 10,7 0,0 1,0 0,85 0,65 25
Disk bedder alur 165 9,5 0,0 1,0 0,88 0,78 40
Peralatan Pengolahan Tanah Minor
Rotary hoe m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Coil tine harrow m 250 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 20
Spike tooth harrow m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Spring tooth harrow m 2000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 35
Roller packer m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Roller harrow m 2600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Land plane m 8000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 45
Implement Penanam Benih
Row Crop Planter, bedengan
Mounted alur 500 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Ditarik alur 900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Benih, pupuk, herbisida alur 1550 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Row Crop Planter, tanpa olah tanah
Benih, pupuk, herbisida, 3 fluted alur 3400 0,0 0,0 1,0 0,94 0,82 35
coulter per alur
Grain drill, press wheel
Lebar drill < 2,4 m alur 400 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill 2,4 m - 3,7 m alur 300 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill > 3,7 m alur 200 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Grain drill, tanpa olah tanah
1 fluted coulter/alur alur 720 0,0 0,0 1,0 0,92 0,79 35
Hoe Drill
Pengolahan tanah primer m 6100 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pengolahan tanah sekunder m 2900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pneumatic drill m 3700 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
58
No-till alur 260 13,0 0,0 1,0 0,85 0,65 15
Rod weeder m 210 10,7 0,0 1,0 0,85 0,65 25
Disk bedder alur 165 9,5 0,0 1,0 0,88 0,78 40
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR
Peralatan Pengolahan Tanah Minor
Rotary hoe m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Coil tine harrow m 250 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 20
Spike tooth harrow m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 30
Spring tooth harrow m 2000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 35
Roller packer m 600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Roller harrow m 2600 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Land plane m 8000 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 45
Implement Penanam Benih
Row Crop Planter, bedengan
Mounted alur 500 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Ditarik alur 900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Benih, pupuk, herbisida alur 1550 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Row Crop Planter, tanpa olah tanah
Benih, pupuk, herbisida, 3 fluted alur 3400 0,0 0,0 1,0 0,94 0,82 35
coulter per alur
Grain drill, press wheel
Lebar drill < 2,4 m alur 400 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill 2,4 m - 3,7 m alur 300 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Lebar drill > 3,7 m alur 200 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 25
Grain drill, tanpa olah tanah
1 fluted coulter/alur alur 720 0,0 0,0 1,0 0,92 0,79 35
Hoe Drill
Pengolahan tanah primer m 6100 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pengolahan tanah sekunder m 2900 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Pneumatic drill m 3700 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 50
Sekarang ini kita dianjurkan untuk menggunakan satuan daya dalam kilo Watt (kW).
1 kW = tenaga yang dihasilkan gaya 1000 Newton bergerak 1 m/detik (N.m/s)
Satuan Horsepower mempunyai arti yang berbeda :
a. Di Eropa, Afrika dan Asia:
1 Hp = gaya 75 kg pada kecepatan 1 m/detik = 75 kg.m/s
59
TRAKTOR PERTANIAN
Contoh :
Seorang operator menggunakan offset disk harrow untuk pengolahan tanah sekunder
pada tanah bertekstur medium. Lebar disk harrow 6 m, beroperasi pada kecepatan 8
km/jam, dan kedalaman 15 cm.traktor yang digunakan adalah traktor 4-WD.
60
PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAYA TRAKTOR
Estimasikan :Draft implement, b) Daya drawbar, c) Ukuran daya traktor (daya PTO
ekivalen)
Tabel 4.3 Konstanta Spesifik Mesin (diadopsi dari ASAE Data 497)
JENIS MESIN
a b c KISARAN
kW kW/m kW/Mg ±%
baller,segi-empat kecil 2,0 0 1,0 35
baller,segi-empat besarl 4,0 0 1,3 35
baller, bulat besar(ruang variasi) 4,0 0 1,1 50
baller, bulat besar(ruang tetap) 2,5 0 1,8 50
pemanen lobak 0 4,2 0 50
combine , biji-bijian kecil 20,0 0 3,6 50
combine, jagung 35,0 0 1,6 30
pemungut kapas 0 9,3 0 20
mower, cutterbar 0 1,2 0 25
mower, disk 0 5,0 0 30
mower, flail 0 10,0 0 40
pemanen kentang 0 10,7 0 30
Sumber : Srivastava A K., et.al, 2006
Penyelesaian :
Parameter draft, dari Tabel 4.1 : A = 254; B =13,2, C = 0,0 dan F2 = 0,88
Draft : Di = 0,88 {254 +13,2 . 8 + 0,0 (8)2 } 6. 15 = 26986 N =26,986 kN
Daya drawbar ; = 59,97 kW dibulatkan 60 kW
Dari Gambar 4.1 diasumsikan kondisi tanah adalah tanah olah, perbadingan antara daya
drawbar dan daya PTO untuk traktor 4WD =0,75. Daya PTO ekivalen = 60/0,75 = 80 kW
atau 109,7 Hp dibulatkan 110 Hp.
Penentuan ukuran yang tepat akan meminimalkan kebutuhan waktu dan tenaga
kerja selagi operasi lapang yang efisiensi dipelihara. Jika traktor oversize untuk implement,
konsumsi bahan bakar dan biaya akan menjadi lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk
melakukan kerja (Hunt, D, 1977). Jika implement terlalu besar un tuk traktor, akan terjadi
kelebihan beban, mengakibatkan kecepatan lapang lambat dan oleh karenanya kapasitas
lapang dan kualitas kerja menurun. Kelebihan beban juga menyebabkan kausan
berlebihan, meningkatan waktu dan biaya pemeliharaan
________________________________________________________________________
61
TRAKTOR PERTANIAN
Setelah memahami bab 4. ini mahasiswa mampu menentukan kebutuhan daya implement
yang meliputi cara menghitung draft implement khususnya implement pengolahan
penyiapan lahan berdasarkan standar ASAE Data 497 lengkap dengan contoh
perhitungannya dan penentuan daya traktor berdasarkan jenis traktor dan kondisi
traksinya. Dengan penguasaan pengetahuan tentang perhitungan daya traktor ini
mahasiswa akan lebih memudah bab-bab selanjutnya.
Ringkasan
Tugas utama yang dihadapi petani modern adalah mencocokkan unit daya mesin
penggerak dengan ukuran dan jenis mesin sehingga semua operasi lapangan dapat
dilakukan tepat waktu dengan biaya minimum.
Pembahasan dalam bab 4 difokuskan pada traktor roda empat dan dibatasi untuk
operasi pertanian dengan implement yang biasa digunakan dalam budidaya pertanian di
Indonesia seperti bajak, garu dan sebagainya.
Kebutuhan daya implement dan daya traktor ditentukan dengan metode perhitungan
matematis menggunakan rumus-rumus draft dan daya implement dari ASAE dengan
dukungan data parameter draft implement pengolahan tanah dan penanam benih,
efisiensi lapang,kecepatan lapang.
Dengan mempelajari bab 4 ini mahasiswa mampu menghitung kebutuhan draft dan
daya implement untuk berbagai jenis tanah dan kondisi lapangan, dan daya traktor
menggunakan tabel data parameter ASAE. Dengan demikian ukuran daya implement yang
diperoleh dapat pas (cocok) dengan traktor yang digunakan.
Penguasaan pengetahuan tentang perhitungan kebutuhan daya traktor ini harus
dimiliki oleh setiap pengguna traktor khususnya operator agar dapat memilih ukuran
implement dan traktor yang cocok. Dengan ukuran implement dan traktor yang pas
operasi lapangan menjadi efektif dan efisien.
62
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR
BAB 5
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR
5.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran bab 5 ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan system
transmisi daya sebuah traktor mulai dari motor penggerak hingga roda
penggerak. Dalam bab ini akan membahas kopling dan rem, roda gigi
transmisi, differensial dan final drive, drawbar dan Power Take Off , serta system hidrolik.
Sistem transmisi pada traktor melayani penyaluran daya dari motor (enjin) ke luaran
daya, yaitu system traksi ( roda, drawbar, tiga-titik penggandeng), power take off (PTO)
dan suplai oli hidrolik. Sistem transmisi berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke
roda, berbagai tingkat putaran. Dengan sistem transmisi tenaga dari mesin diteruskan ke
poros roda penggerak melalui kopling (clutch), roda gigi transmisi (persneling),
differential, reduksi akhir (final drive) akhirnya ke poros roda dan roda penggerak.
Dengan menguasai pengetahuan materi bab 5 ini mahasiswa diharapkan akan lebih
mudah dalam mempelajari bab-bab selanjutnya
63
TRAKTOR PERTANIAN
traktor dapat beroperasi pada kondisi kering atau beroperasi dalam minyak pelumas oli (
basah). Biasanyan kopling basah mempunyai pelat kopling ganda atau lebih dari satu pelat
kopling. Kopling ini dirancang untuk penyambungan yang halus dan penerapan pada slip
tinggi.
Berikut ini akan dibahas kopling yang banyak dijumpai pada traktor pertanian yaitu
kopling pelat tunggal dan kopling pelat ganda.
64
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR
peralatannya dihentikan. Untuk keperluan ini digunakan kopling ganda yang dikendalikan
oleh pedal kaki. Oleh karena kopling yang dalam waktu lama tetap harus terpisah maka
perlu dilengkapi dengan alat "overcenter" untuk menghindari tekanan oleh gaya
aksial secara terus menerus pada poros engkol dan cincin tekan.
Kopling dual stage adalah kombinasi dari dua kopling plat tunggal. Satu kopling
mengendalikan daya yang ditransmisikan untuk menjalankan traktor, dan yang lainnya
untuk memutar PTO.(lihat Gambar 5.1).
65
TRAKTOR PERTANIAN
perjalanan. Pada saat ini, pelat penekan 2 (5) bersentuhan dengan kepala sekrup penyetel
(3) yang berfungsi sebagai penyumbat.
( c ) Kopling Perjalanan dan Kopling PTO “Tidak Tersambung”
Ketika pedal kopling ditekan penuh, pelat penekan 2 (5) didorong ke kanan oleh
sekrup penyetel (3). Hal ini tidak menyebabkan gesekan antara roda gila (1), pelat kopling
(12) dan pelat penekan 2 (5). Akibatnya putaran roda gila tidak ditransmisikan ke sistem
PTO dan sistem perjalanan.
Apabila kopling yang sering dipergunakan dalam keadaan tersambung sebagian (slip)
lebih baik mempergunakan kopling berpelat ganda atau bila terendam minyak
sebagai pelat kopling basah berpelat ganda.
(a)Kopling Perjalanan dan (b) Kopling Perjalanan Tak Tersambung (c) Kopling Perjalanan dan PTO
PTO tersambung Koping PTO Tersambung Tak Tersambung
Pada kopling ganda dengan permukaan yang luas, gesekan yang kurang
dan pendinginan oleh minyak menghindarkan terbakarnya kopling pada keadaan
pemakaian yang ekstrim. Jenis kopling ini digunakan dalam kopling kemudi dan traktor
roda rantai.
5.2.2 Rem
Sistem rem traktor berfungsi mengurangi kecepatan, menghentikannya dan
menstabilkan pada posisi berhenti. Sistem harus mempunyai kemampuan pengurangan
66
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR
kecepatan yang efisien dan stabilitas traktor selama pengereman. Traktor roda empat
dilengkapi dua macam rem yang mampu bekerja secara terpisah, yaitu mengoperasikan
sistem rem (rem padal), yang mempengaruhi roda belakang dan rem penyetabilan (rem
tangan) yang mengerem dan menytabilkan setiap situasi roda pada poros kendaraan.
Rem menkonversi energi kinetik ke dalam panas dengan menciptakan gesekan Sistem
harus mempunyai kehandalan yang sangat tinggi.
Rem diklasifikasikan sebagai rem eksternal, internal atau bond. Rem sepatu eksternal
lebih lanjut diklasifikasikan ke dalam single dan double block shoe brakes. Rem sepatu
eksternal terdiri dari sepatu atau blok yang ditekan terhadap permukaan berputar dari
drum rem. Desain rem sepatu internal sangat tergantung pada gaya, torsi, koefisien
gesekan dan jari-jari drum yang berputar.
Rem cakram basah mekanis independen digunakan untuk rem perjalanan kanan
dan kiri. Mereka dioperasikan oleh pedal rem melalui hubungan mekanik dan memberikan
pengereman yang stabil dan membutuhkan sedikit penyetelan.
5.3 Roda Gigi Transmisi
System transmisi kalau digambarkan secara riil akan sangat rumit karena terdiri dari
pasangan-pasangan roda gigi. Selain sulit untuk menyajikan dalam gambar juga sulit untuk
membaca dan memahamii gambar tersebut. Oleh karena itu untuk memudahkan
pemahaman konsep system transmisi traktor ini perlu digunakan symbol-simbol yang
umum digunakan.
67
TRAKTOR PERTANIAN
Ketika sebuah traktor bergerak di lahan atau untuk keperluan transportasi, terdapat
variasi kebutuhan torsi dan kecepatan yang besar. Sebuah sistem transmisi traktor
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut.
(1) Untuk mengurangi rpm dari mesin sebelum mencapai roda.
(2) Untuk mengubah arah ke rotasi dengan menyediakan gigi mundur.
(3) Untuk menyediakan torsi atau kecepatan yang diperlukan sesuai kebutuhan
lapangan atau operasi yang dilakukan.
(4) Untuk memberikan posisi netral, daya dari mesin dapat diputuskan dari power
train
Roda penggerak pada traktor membutuhkan pasokan daya pada rpm rendah dan
torsi tinggi meskipun mesin bekerja pada rpm tinggi dan torsi rendah. Oleh karenanya
SISTEM
transmisi sebuah traktor harus dilengkapi pereduksi kecepatan danTRANSMISI DAYA TRAKTOR
pembesaran torsi, ini
dilakukan oleh sebuah gear box. Pada wheel tractor rasio roda gigi total (mesin sampai
roda penggerak) biasanya 15 : 1 sampai 20 : 1.
Jika Hp mesin konstan, maka untuk torsi tinggi pada roda, kecepatan rendah
diperlukan dan sebaliknya. Jadi gearbox dipasang antara mesin dan roda belakang untuk
torsi dan kecepatan yang dapat diubah-ubah. Oleh karena traktor harus menyalurkan torsi
besar sepanjang waktu, maka diperlukan pelumas berkualitas -terbaik bebas dari sedimen,
pasir, alkali dan kelembaban, digunakan untuk tujuan pelumasan. Umumnya oli SAE 90
direkomendasikan untuk gearbox.
Transmisi dan/atau gear box meneruskan putaran dari mesin ke roda belakang. Pada
traktor konvensional biasanya bersifat mekanis sistem dengan poros, roda gigi, dan lain-
lain. Karena mesin berputar dengan kecepatan tinggi (sekitar 1000 rpm) dan roda traktor
harus beroperasi pada kecepatan rendah (beberapa puluh rpm), transmisi traksi memiliki
fungsi mengurangi kecepatan putaran roda belakang. Lebih lanjut, karena tidak semua
operasi traktor memerlukan untuk perjalanan pada kecepatan yang sama, transmisi juga
memiliki fungsi memungkinkan pengurangan kecepatan dari mesin ke roda untuk diubah-
ubah oleh operator.
68
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR
Dengan demikian kecepatan perjalanan dapat berubah dari 6 hingga 12 tahap, yaitu,
dari sekitar 1 km / jam pada gigi 'rendah' dengan rasio reduksi 'besar' hingga sekitar 20
km/jam pada gigi 'tinggi' dengan rasio reduksi 'kecil'. Perubahan rasio tersebut dicapai
dengan 'mengganti’ roda gigi (gearbox) sehingga pergerakan melalui gigi ukuran berbeda.
Ini memiliki efek mengubah rasio keseluruhan transmisi dan menyebabkan roda untuk
berputar lebih cepat atau lebih lambat.
Sebagai contoh, sistem transmisi traktor yang disajikan pada Gambar 5.3. Mesin
menggerakkan kombinasi kopling master kering dan kopling PTO kering - cara
menggabungkan kopling kering ini terbukti sangat ekonomis. Gearbox berisi empat
kecepatan dasar ( 1, 2, 3, 4), tiga rentang maju (L, M, H) dan satu mundur (R). Kecepatan
kerja disinkronkan, rentang M dan H menggunakan pergeseran kerah, rentang pergeseran
gigi geser L dan R. Tumpang tindih rentang memungkinkan konsentrasi kecepatan yang
Pola
penggeseran
Kopling utama
(Master clutch)
Kecepatan dasar Kisaran
Final drive
differential
Rem parkir
Pola kece patan (log)
(basah)
Rem layanan
Peng- (basah)
gerak
Poros
km/jam depan Roda belakang
Gambar 5.3 Transmisi traktor 12/4 Massey Ferguson 1977 (44/50/55 kW)
Sumber : Renius. K.T, 1999
diperlukan dalam rentang kerja utama (4 km / jam – 12 km / jam). R sedikit lebih cepat
dari M (seperti yang diperlukan untuk belokan ujung lahan, pembebanan di depan, dan
lain-lain.) – pergeseran maju – mundur dapat dilakukan secara langsung dengan tuas geser
69
TRAKTOR PERTANIAN
kisaran tanpa menggerakkan tuas geser untuk kecepatan dasar. Ada beberapa cara yang
dilengkapi dengan diferensial dengan beberapa gigi penggerak belakang dan reduksi akhir.
Konsep PTO menawarkan " konsep dua kecepatan dari satu poros" menggunakan gigi
geser ganda. Operator juga dapat memilih antara dua mode dasar PTO: "independen" dan
"tergantung kecepatan kendaraan." Hampir semua elemen pergeseran mewakili dua
fungsi dengan dua arah pergeseran (yaitu, kecepatan 1 dan 2, atau kisaran M, L, atau
kecepatan PTO). 540 dan 1000) - ini adalah prinsip yang terbukti menghemat biaya.
Differential:
Unit diferensial adalah pengaturan khusus dari roda gigi agar salah satu dari roda
belakang traktor berputar lebih lambat atau lebih cepat dari yang lain.
Ketika traktor berjalan putaran pinion memutar ring gear (bevel gear) sehingga
rumah diferensial ikut berputar dan pinion gear berputar melalui poros pinion.
Selanjutnya gear pinion memutar side gear kiri dan kanan dengan kecepatan yang
sama karena tahanan roda kiri dan roda kanan sama. Oleh karenanya kecepatan
putaran (RPM) roda kiri dan kanan sama.
Pada saat traktor berbelok ke kanan maka pada roda kanan mendapat tahanan dan
kemudian poros penggerak sebelah kanan juga tertahan sehingga side gear kanan pada
rumah diferensial juga tertahan. Akibatnya side gear sebelah kiri akan berputar lebih
cepat sehingga RPM roda kiri lebih besar dibanding RPM roda kanan. Untuk
menghasilkan pembelokan yang sempurna dilakukan dengan pengereman roda sebelah
kanan. Dengan pengereman tersebut roda kanan dapat berhenti dan traktor akan
belok kanan dengan mudah
70
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR
Apabila pedal rem kiri diinjak penuh maka ada tahanan pada roda kiri. Kemudia poros
penggerak sebelah kiri juga akan tertahan, sehingga side gear kiri dalam rumah
diferensial juga tertahan. Akibatnya side gear sebelah kanan akan berputar lebih cepat
sehingga RPM roda kanani lebih besar dibanding RPM roda kiri. Dengan cara yang
sama dengan di atas, ketika belok kiri pedal rem kiri harus diinjak.
Jadi dengan unit diferensial traktor berjalan lurus kalau kedua tahanan pada roda
sama dan akan berbelok kalau salah satu roda diberi tahanan lebih dari roda lainnya
(direm).
Differential Lock:
Ketika tahanan ban kanan dan kiri sangat berbeda karena kondisi tanah atau jenis
pekerjaan, ban dengan tahanan slip kurang maka traktor akan sulit bergerak maju. Untuk
mengatasi kekurangan ini, kunci diferensial membatasi aksi diferensial dan menghasilkan
kedua poros belakang berputar sebagai satu kesatuan.
Penguncian diferensial dianjurkan dalam situasi ketika membajak untuk mencegah
roda yang tidak di alur dari tergelincir dan ketika salah satu roda penggerak berada di
tanah yang tidak rata, berlumpur atau licin dan cenderung tergelincir. Untuk mengunci
71
TRAKTOR PERTANIAN
diferensial, kurangi kecepatan traktor dan tekan pedal differential lock. Diferensial akan
tetap terkunci. Kemudian untuk melepaskan kunci dilakukan dengan menekan pedal rem.
Dengan demikian traktor berjalan lurus ke depan. Ketika roda penggerak
mendapatkan kembali traksi yang sama, kuncinya akan melepaskan diri secara otomatis
oleh daya balik pegas pedal diferensial, pedal melepas kunci diferensial.
72
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR
Sehingga pendukung roda gigi planet (1) dan poros belakang (5) berputar ke arah
yang sama dengan poros rem (4), tetapi pada kecepatan yang berkurang dan torsi yang
meningkat.
Sebuah power take-off (PTO) yang sering dipasang pada traktor konvensional terdiri
dari sebuah transmisi dari mesin ke poros yang lewat ke bagian luar traktor, biasanya di
belakang, dan untuk menggerakkan implement yang terpasang. Daya mengalir dari mesin
melalui kopling gesekan yang sering dioperasikan dengan pedal yang sama dengan kopling
transmisi.
Putaran PTO dapat diteruskan atau dihentikan sesuai dengan kebutuhan tidak
terpengaruh oleh roda penggerak. Oleh karena itu peralatan mesin yang digerakkan dapat
terus beroperasi meskipun traktor dan mesin tidak bergerak maju.
PTO jenis ini lebih memudahkan operasional dan menguntungkan dibandingkan traktor
yang lebih tua dengan kopling tunggal dan terutama mesin yang digerakkan oleh roda
tanah. Kecepatan PTO ditentukan oleh kecepatan mesin, (dengan rasio tetap 3 atau 4: 1)
terlepas dari kecepatan perjalanan (traksi rasio transmisi). Kehilangan daya di penggerak
PTO sangat kecil, biasanya kurang dari 5%.
PTO "ground-speed" poros terhubung ke roda penggerak setelah transmisi traksi dan
karenanya perubahan kecepatan PTO sebagaimana rasio transmisi traksi ber-ubah-ubah.
73
TRAKTOR PERTANIAN
PTO "ground-speed" berputar perlahan dan dapat digunakan sebagai penggantian untuk
penggerak tanah pada mesin seperti penanam benih di mana hubungan tetap antara
gerakan traktor dan fungsi mesin adalah penting.
Power Take-off (PTO)) sangat terkenal di seluruh dunia dan ada standarisasi yang
sangat maju yang berdasarkan standar ASAE pertama yang terkenal pada tahun 1927.
*Pengukuran telah dibulatkan mendekati 0,1 inci. Pin penggandeng harus pas lubang pin tanpa pergerakan
berlebihan
Standardisasi di seluruh dunia saat ini (ISO 500 1979 dan 1991) mendefinisikan tiga
jenis PTO belakang, terutama yang menangani poros (bukan power train PTO). Beberapa
spesifikasi dasar dicantumkan oleh Tabel 5.1.
Tipe 2 dan 3 telah diperkenalkan untuk meningkatkan batas daya tipe 1, yang, untuk
desain yang baik, sekitar 60 kW pada poros di bawah beban dinamis (tidak standar).
Ketangguhan poros PTO tidak hanya dipengaruhi oleh beban torsi (biasanya dengan
amplitudo tinggi), tetapi juga oleh momen lentur dinamis yang dilapiskan (sebagai reaksi
sambungan universal). Dalam hal muatan seragam (misal menggerakkan pompa air), batas
keletihan karenanya di atas 60 kW. Kombinasi yang paling populer dapat dilihat pada tipe
74
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR
1 dan 2. Profil poros yang berbeda harus mencegah overspeeding dari implement 540
rpm.
SILNDER HIDROLIK
KATUP
PISTON
TANDON OLI
75
TRAKTOR PERTANIAN
Cara Kerja :
Pompa hidrolik menarik oli ke atas dari tandon oli dan mengalirkannya ke katup
kendali pada tekanan tinggi. Dari katup kendali , oli menuju ke silinder hidrolik untuk
menggerakkan piston, yang pada gilirannya mengangkat lengan angkat ( lifting arms).
Lengan angkat dipasang dengan implement. Pompa hidrolik dioperasikan oleh roda gigi ,
yang dihubungkan dengan motor (enjin).
Terdapat dua pengaturan untuk menyimpan oli dalam sistem hidrolik.
(i) Tandon/reservoir oli biasa untuk sistem hidrolik dan sistem transmisi pada beberapa
traktor,
(ii) Sebuah tanki khusus untuk oli hidrolik yang terpisah dari ruang transmisi.
Pompa hidrolik : terdapat beberapa jenis pompa hidrolik seperti pompa roda gigi (gear
pump) , pompa plunyer (plunger pump), pompa sudu (vane pump), dan pompa sekrup (
screw pump). Pompa roda gigi telah digunakan secara luas pada traktor. Pompa roda gigi
dapat mengalirkan oli dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan pompa plunyer.
Tekanan oli dalam pompa bervariasi dari 150 sampai 200 kg/cm2.
Silinder Hidrolik : silinder berukuran lebih besar dipasang dengan sebuah torak dan
sebuah batang torak. Batang torak meneruskan daya dari torak ke lengan angkat (lifting
arm). Torak bergerak dalam silinder hidrolik dan menyebabkan gerakan bolak-balik dalam
silinder. Lengan angkat dinaikkan oleh tekanan hidrolik selagi menaikkan implement tetapi
diturunkan oleh beratnya sendiri.
Tanki hidrolik : tanki hidrolik digunakan untuk menyimpan oli hidrolik untuk system. Pada
beberapa traktor, ruang transmisi dengan sendirinya bekerja sebagai sebuah tanki hidrolik
dan oli yang sama digunakan untuk system transmisi sebaik system hidrolik. Pada traktor
tanki terpisah untuk oli hidrolik.
Katup kendali : Katup kendali adalah sebuah katup yang megendalikan pergerakan oli
hidrolik ke arah, besar dan kecepatan pengangkatan yang diinginkan. Dengan demikian
76
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR
katup kendali untuk tiga fungsi kinerja :(1) mengubah arah pengangkatan (2) mengubah
tenaga pengangkatan dan (3) mengubah kecepatan pengangkatan.
Filter oli : Filter kecil yang ditempatkan pada sebuah posisi yang sesuai pada jalan lintasan
oli.
Macam-macam Sistem Hidrolik
Terdapat tiga metode penting dalam system kendali hidrolik: (1) Position control (2) Draft
control dan (3) Mixed control.
Position control: Pada system ini, kedalaman pembajakan konstan diatur oleh pengaturan
draft traktor otomatis. Pada system ini katup kendali dapat dioperasikan secara langsung
oleh pengendara untuk mengangkat menurunkan atau menahan implement,
menggandeng pada batang kait pada ketinggian yang dipilih.
Draft control: Pada system ini, kedalam kerja dari implement dapat dikendalikan secara
kontinyu tanpa membutuhkan sebuah roda pada implement. Katup kendali hidrolik
bereaksi terhadap perubahan pada pembebanan baik pada top link atau lower link yang
disebabkan perubahan draft atau tarikan yang diperlukan oleh implement. Jika implement
bergerak terlalu dalam draftnya meningkat. Peningkatan ini diindera melalui top link atau
lower link. Sistem kendali kemudian mengangkat implement draft kembali ke permukaan
dan implement pada kedalaman asal lagi menggunakan system kendali draft.
77
TRAKTOR PERTANIAN
Untuk mencapai properti ini untuk keterkaitan, disarankan bahwa Jarak konvergensi
vertikal tidak kurang dari 0,9 kali traktor jarak roda.
78
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR
Sambungan tiga – titik penggandeng yang ditunjukkan oleh Gambar 5.8 terdiri
dari dua lower link yang diputar di bawah traktor belakang traktor, dan toplink berputar
di bagian atas rumah poros belakang. Lower link dilekatkan pada lengan belakang dengan
batang pengangkat (lifting rod)dan tepat di lower link yang dapat disetel.
TOP LINK
STABILIZER
LOWER LINK
LOWER LINK
DRAWBAR
79
TRAKTOR PERTANIAN
Gambar 5.9 Jarak dari PTO ke titik penggandeng lower link belakang(ISO 730-1: 1994)
Gambar 5.10 Dimensi titik penggandeng belakang traktor (ISO 730-1: 1994)
Table 5.2 Dimensi penting penggandeng belakang traktor (ISO 730-1 : 1994)
Kategori Hitech dengan daya PTO 1 2 3 4L 4H
dalam kW pada kecepatan Rated Eng.
sampai 48 sampai 92 80 sampai 192 150 sampai 350
Titik penggandeng atas
d Diameter untuk lobang pen linch Min.12 Min.12 Min.12 Min.17,5 Min.17,5
d2 Diameter lobang pen penggandeng 22,4 +0,25 28,7 +0,3 37,4 +0,35 51 +0,5 51 +0,5
0 0 0 0 0
l1 Jarak lateral dari titik penggandeng bawah 359 435 505 610 atau 612 610 atau
ke garis pusat traktor 612
l2 Pergerakan lateral titik penggandeng bawah Min.100 Min.125 Min.125 Min.130 Min.130
L Jarak dari PTO ke titik penggandeng bawah 500 - 575 550 - 625 575 - 675 575 - 675 610 - 670
h Tinggi mast 460 ± 1,5 610 ± 1,5 685 ± 1,5 685 ± 1,5 1000 ±1,5
80
SISTEM TRANSMISI DAYA TRAKTOR
Selain prinsip kerja sistem transmisi dan informasi data ISO 730-1 harus dipahami
agar mahasiswa dapat menggunakan daya traktor dengan benar.
_________________________________________________________________________
Pada bab 5, ini telah dibahas tentang system transmisi daya pada traktor dari mesin
sampai ke poros penggerak roda. Materi yang dibahas meliputi kopling pelat tunggal jenis
kering, kopling pelat ganda jenis basah dan rem traktor, roda gigi transmisi, differential
yang dilengkapi dengan kunci diferfensial (differential lock) dan final drive jenis spur gear
dan planetary gear, drawbar dan Power Take Off (PTO), system hidrolik untuk tiga titik
penggandeng implement. Dengan penguasaan pengetahuan dari bab ini akan membantu
mahasiswa untuk mempelajari bab-bab selanjutnya.
Ringkasan
Sistem transmisi daya adalah salah satu system utama sebuah traktor yakni sistem
penyaluran daya dari mesin penggerak sampai poros roda penggerak. Orang yang bekerja
dengan traktor baik sebagai operator atau teknisi harus mengenal system tersebut dengan
baik.
Fokus pembahasan bab ini adalah system transmisi daya pada traktor roda empat
yang digunakan untuk pertanian. Pembahasan meliputi komponen utama system
transmisi traktor dari segi fungsinya secara umum.
Dalam bab ini secara deskriptif dijelaskan tentang kopling, rem, roda gigi transmisi
(persnellieng), differential dan final drive. Dijelaskan pula tentang komponen penyalur
daya drawbar, power take-off (PTO) dan system hidrolik pada traktor roda empat.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa akan mampu menjelaskan prinsip kerja
penyaluran daya dari mesin penggerak sampai roda penggerak bisa berputar, kopling
gesekan pelat tunggal dan pelat ganda, prinsip kerja roda gigi transmisi, differential ,final
drive, PTO, serta perhitungan rasio system transmisi dari sebuah traktor roda empat.
81
TRAKTOR PERTANIAN
Pengetahuan tentang sistem transmisi daya traktor ini harus dikuasai oleh orang
yang bekerja dengan traktor baik operator atau teknisi /mekanik. Dengan penguasaan
pengetahuan system transmisi daya ini akan membantu mereka dalam bekerja.
82
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH
BAB 6
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH
6.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran yang diharapkan bab 6 ini adalah mahasiswa mampu
menjelaskan prinsip-prinsip penolahan tanah untuk budidaya tanaman. Dalam
bab ini akan membahas tujuan pengolahan tanah, pengaruh pengolahan tanah
pada sifat fisik tanah, pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder untuk
lahan kering dan lahan sawah.
Dengan pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip pengolahan tanah akan
membantu dalam mempelajari bab-bab selanjutnya.
83
TRAKTOR PERTANIAN
disebut lahan tadah hujan . Jenis tanaman yang dibudidayakan pada lahan kering ini
sama dengan jenis tanaman dibudidayakan di ladang seperti jagung, kedelai, tebu, sayur-
sayuran dan sebagainya. Yang jelas pengolahan lahan kering atau ladang ini dilakukan
secara khusus yakni pengolahan tanahnya dilakukan secara kering berbeda dengan
pengolahan lahan sawah yang pengolahan tanahnya dilakukan dengan cara basah.
Pengolahan tanah merupakan proses yang paling berat dari keseluruhan kegiatan
budidaya tanaman. Kebutuhan energy pengolahan tanah ini kira-kira sepertiga dari total
energy budidaya. Cara pengolahan tanah berpengaruh terhadap hasil pengolahan dan
kebutuhan energi.
84
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH
(5) Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat
tinggal dan terik matahari.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan khusus pengolahan tanah
adalah menciptakan kondisi struktur tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
secara umum. Untuk pengolahan tanah khusus tanaman air (hydrophyta) seperti tanaman
padi akan dibahas tersendiri pada sub-bab pengolahan lahan sawah.
Pengolahan tanah memiliki pengaruh yang besar terhadap sifat fisik tanah seperti
kandungan udara tanah (ruang pori), kegemburan tanah, tahanan penetrasi tanah,
struktur agronomi tanah dan permukaan tanah (Birkas M, 2014). Selanjutnya ke lima sifat
fisik tanah tersebut dapat dijelaskan seperti berikut.
Pori-pori dan celah di tanah yang tidak ditempati oleh air diisi oleh udara. Aerasi
sangat penting untuk suplai oksigen tanah. Udara di dalam tanah bersebelahan dengan
udara atmosfer dan interaksi antara keduanya disebut pertukaran gas. Akar tanaman tidak
dapat mengambil nutrisi dan air ketika kandungan oksigen udara di tanah turun di bawah
tingkat tertentu dan setelah beberapa saat pertumbuhan terhenti. Ketika air masuk ke
tanah kering yang pori-pori banyak terisi udara, tekanan udara naik dan menghancurkan
struktur tanah dengan cara memecahkan remah-remah.
85
TRAKTOR PERTANIAN
kepadatan yang berlebihan sama-sama merugikan baik untuk proses tanah mau pun
untuk perkembangan tanaman.Segera setelah pembajakan volume pori spesifik tanah
dapat meningkat 60% yang menguntungkan dari aspek peningkatan kapasitas asupan air
tetapi jauh lebih dari apa yang dibutuhkan tanaman di persemaian.
Penggemburan dan peremahan pengolahan tanah primer dapat menciptakan porositas
48-52%, kurang lebih sama dengan kebutuhan benih tanaman. Semakin pendek jeda
waktu antara persiapan lahan primer dan penaburan benih, semakin dekat kegemburan
tanah dengan kebutuhan tanaman
Tahanan tanah adalah gaya yang bertemu dengan alat pengolahan tanah, yang terdiri
dari tahanan terhadap pemisahan partikel tanah, gesekan antara tanah dan alat, gesekan
antara partikel tanah dan massa tanah; dinyatakankan dalam kPa atau MPa. Tahanan
tanah dipengaruhi oleh kelembaban dan kandungan liat, serta kondisi tanah yang
menetap.
Tanah berpasir yang gembur memiliki ketahanan yang dapat diabaikan ketika lembab,
tetapi ketika kering dan padat, ketahanan mereka terhadap peralatan pengolahan tanah
setinggi tanah bertekstur berat. Tanah bertekstur medium ketika kering dan padat lebih
tahan terhadap peralatan pengolahan tanah. Tahanan tanah kering tetapi tidak
dipadatkan dapat dipecah dengan bantuan berbagai alat penggembur dengan
pembentukan gumpalan yang lebih kecil dan dengan masukan energi yang lebih rendah.
Tanah bertekstur berat semakin tahan terhadap peralatan pengolah tanah dan bekerja
mereka membutuhkan lebih banyak energi ketika berada di luar kisaran kelembaban
tanah yang dapat dikerjakan dan dalam keadaan padat.
86
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH
Struktur agronomis tanah, yaitu proporsi relatif dari fraksi gumpal (> 10 mm) fraksi remah
(0,25-10 mm) dan fraksi debu (<0,25 mm) adalah indikasi, selain proses yang
mempengaruhi struktur tanah pada suatu titik waktu tertentu (bentuk remah, gumpal dan
debu), dari kepekaan iklim tanah.
Fraksi remah total dalam tanah dari struktur yang paling menguntungkan dapat
sampai 80%, bagian yang lebih kecil itu hanya terdiri dari remah-remah kecil (0,25-2,5
mm). Tanah dengan fraksi remah 70-80% memiliki struktur yang baik, sementara tanah
dengan fraksi debu lebih dari 50% (partikel lebih kecil dari 0,25 mm) memiliki struktur
yang buruk. Kecenderungan pembentukan remah dipengaruhi oleh persiapan lahan,
urutan tanaman dan tingkat perlindungan permukaan. Fraksi remah yang tumbuh adalah
hasil dari pengolahan karbon dan pelestarian kelembaban dan perlindungan permukaan
yang efektif. Namun, dalam banyak kasus, tanah yang semula terstruktur dengan baik
telah dihancurkan oleh pengolahan yang berlebihan.
( 5 ) Permukaan Tanah
Permukaan tanah adalah yang paling terkena cuaca dan pertanian. Strukturnya rusak dan
diubah menjadi lumpur oleh hujan, ia dikeringkan dan berubah menjadi kerak yang keras
oleh panas dan dikeringkan dan bahkan mungkin dihempas oleh angin. Perhatian khusus
harus diberikan kepada kondisi humus untuk melestarikannya
(1) Waktu Optimum Pembajakan Waktu yang tepat untuk pembajakan tergantung pada
lengas tanah. Ketika tanah kering, tanah sulit untuk dipotong atau dipecah, lebih banyak
energi yang digunakan dan menghasilkan gumpalan berukuran besar.
87
TRAKTOR PERTANIAN
Apabila tanah (apalagi tanah liat) dibajak pada kondisi basah, tanah lengket untuk
dibajak, tanah di bawah plow sole menjadi padat dan pada saat mengering menjadi
sebuah hard pan, struktur tanah dirusak dan gumpalan pada saat mengering menjadi
sangat keras.
(2) Kedalaman Pembajakan : Kedalaman pembajakan tditentukan berdasarkan
kedalaman zona perakaran efektif tanaman. Secara umum tanaman dengan sistem
perakaran membuka memerlukan kedalaman pembajakan yang lebih dalam, sedangkan
tanaman serat, tanaman perakaran dangkal membutuhkan pembajakan dangkal.
(3) Jumlah pembajakan : Berapa kali pembajakan harus dilakukan untuk mendapatkan
pengolahan tanah yang baik bergantung pada jenis tanah, masalah gulma dan residu
tanaman di atas permukaan tanah. Pada tanah –tanah berat, lebih banyak pembajakan
88
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH
Pada pengolahan tanah primer ini terdapat jenis pengolahan tanah dalam atau
pembajakan dalam dan subsoiling.
Pengolahan tanah dalam atau pembajakan dalam: di negara-negara barat,
pembajakan dalam adalah kedalaman 50 cm untuk kondisi tadah hujan dan 70 cm untuk
kondisi tanah beririgasi.
Pembajakan dalam membalik gumpalan ukuran besar yang dikeringkan oleh panas
matahari. Gumpalan akan mejadi remah disebabkan pemanasan dan pendinginan
bergantian. Proses disintegrasi gumpalan perlahan memperbaiki struktur tanah. Rhizoma
dan umbi gulma tegakan akan mati karena terpapar panas matahari.
Pembajakan dalam juga memperbaiki kandungan lengas tanah, walaupun
keuntungan pengolahan tanah dalam pada kondisi pertanian kering tergantung pada pola
curah hujan atau tanaman. Oleh karena itu dapat disarankan untuk pengolahan
pembajakan dalam hanya untuk jangka panjang, tanaman perakaran dalam.
89
TRAKTOR PERTANIAN
tumbuh sampai kedalaman 2 m pada tanah aluvial dalam tanpa adanya hardpan. Mereka
tumbuh hanya sampai hardpan, misalnya 15 – 20 cm. Mirip pertumbuhan tanaman tebu
dibatasi oleh hardpan dan tidak dikompensasi oleh penyebaran horizontal. Pembajakan
dengan subsoiler adalah pemecahan hardpan tanpa pembalikan dan dengan sedikit
gangguan pada top soil.
Hasil pengolahan tanah primer masih berupa gumpalan-gumpalan tanah yang belum
siap untuk ditanami sehingga perlu dilakukan pengolahan tanah sekunder untuk
menyempurnakan hingga siap lahan siap tanam. Pada pengolahan tanah sekunder operasi
lebih ringan dan menghasilkan lahan dengan tanah lebih halus dan rata.
Setelah pembajakan lahan meninggalkan dengan gumpalan besar dengan beberapa
gulma dan akar yang terangkat sebagian. Penggaruan dilakukan kedalaman dangkal untuk
manghancurkan gumpalan dan mengangat gulma yang tersisa. Garu piring , cultivator,
garu pilah dan sebagainya digunakan untuk tujuan ini. Planking (gelebeg) dilakukan untuk
menghancurkan gumpalan keras menjadi permukaan tanah halus dan sedikit padat.
Struktur tanah sebelum dan setelah pengolahan tanah dapat dilihat pada gambar berikut.
(a) Tanah Asli (b) Setelah Pengolahan (c) Setelah pengolahan tanah
tanah primer sekunder
90
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH
Dengan demikian lahan siap untuk ditaburi benih tanaman setelah pembajakan oleh
penggaruan dan planking. Biasanya operasi penaburan benih juga terckup dalam
pengolahan sekunder.
Tata letak pembibitan dan penebaran. Setelah penyiapan pembibitan, lahan di tata
dengan benar untuk irigasi dan penaburan atau penanaman benih. Operasi tersebut
adalah khusus. Untuk sebagian besar tanaman seperti gandum, kedelai, kacang tanah dan
sebagainya bedengan untuk pembibitan dipersiapkan.
Umumnya untuk tanaman seperti jagung, sayur-sayuran dan sebagainya lahan di tata
menjadi bedengan dan alur-alur. Tebu ditanam pada alur atau got. Tanaman seperti
tembakau, tomat, cabai ditanam dalam larikan dan jarak antar dan dalam larikan sama
untuk memfasilitas jalan untuk pemeliharaan.
91
TRAKTOR PERTANIAN
sampai saat ini tanaman yang dominan pada lahan sawah adalah padi dan sawah pasti
tanahnya berlumpur dan ada genangan air, kecuali pada saat padi menjelang panen.
Tanaman yang cocok untuk dibudidayakan pada lahan sawah adalah tanaman yang
hidup di air (hydrophyta) yang paling dominan misalnya padi (Oryza sativa). Tanaman padi
ini membutuhkan media tanam yang lunak dan genangan air.
Menurut Kawaguchi dan Kyuma (1977) dalam De Datta (1981) bahwa untuk budidaya
padi sawah, sifat fisik tanah relatif tidak penting asalkan air yang cukup tersedia.
Untuk padi sawah tanah terendam dan benar-benar jenuh, semua pori-pori diisi dengan
air sehingga aerasi sepenuhnya dibatasi. Kandungan air dalam tanah, juga disebut sebagai
kelembaban tanah, merupakan air yang terlarut dalam tanah.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pengolahan lahan sawah adalah kegiatan
menyiapkan lahan yang berlumpur dan tergenang yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman padi.
Pada prinsipnya kegiatan utama dari pengolahan lahan sawah adalah menciptakan
struktur tanah yang cocok untuk perakaran tanaman padi dan mempertahankan air pada
kedalaman yang dibutuhkan.
Sama seperti halnya pada lahan kering, pengolahan tanah primer pada lahan sawah
adalah dengan pembajakan menggunakan implement bajak singkal atau bajak piring.
92
PRINSIP-PRINSIP PENGOLAHAN TANAH
Apabila pembajakan satu kali gumpalan-gumpalan masih keras untuk dipecah maka
dilakukan pembajakan yang kedua dengan arah pembajakan tegak lurus dengan arah
pembajakan pertama. Dengan pembajakan kedua ini tekstur tanah gumpalan-gumpalan
menjadi lunak, butir-butir tanah halus menyumbat pori-pori. Akibatnya akan tercipta
lapisan kedap (hard pan) di bawah plow sole, dan mengurangi perkolasi tanah , sehingga
93
TRAKTOR PERTANIAN
air dapat ditahan. Lapisan kedap di bawah lapisan olah atau zona perakaran ini akan
berfungsi sebagai penahan air perkolasi ke bawah.
Dalam keadaan khusus dimana tanah sudah dalam kondisi lunak berlumpur, maka
pembajakan dapat ditiadakan dapat diganti dengan pembenaman sisa-sisa tanaman
menggunakan alat mirip rotari biasanya buatan lokal.
Di samping itu pengolahan sekunder ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pelumpur yaitu mudroller yang ditarik oleh traktor atau hydro tiller yang bertenaga
sendiri.
94
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA
95
TRAKTOR PERTANIAN
Ringkasan
Pengolahan tanah merupakan proses yang paling berat dari keseluruhan kegiatan
budidaya tanaman. Kebutuhan energy pengolahan tanah ini kira-kira sepertiga dari total
energy budidaya. Cara pengolahan tanah berpengaruh terhadap hasil pengolahan dan
kebutuhan energi. Untuk bisa mengolah tanah dengan benar dibutuhkan pengetahuan
tentang prinsip-prinsip pengolahan tanah.
Pembahasan bab ini difokuskan pada pengolahan secara konvensional dan ditekankan
prinsip-prinsip pengolahan tanah terutama pada sifat-sifat fisik tanah yang dibutuhkan
oleh tanaman secara umum, tidak membahas implement pengolahan tanahnya.
Secara deskriptif dijelaskan dengan rinci tentang tujuan pengolahan tanah, pengaruh
pengolahan tanah terhadap sifat fisik tanah, pengolahan tanah primer dan sekunder baik
untuk lahan kering mau pun lahan sawah. Pengolahan tanah untuk budidaya tanaman
khusus yang membutuhkan bedengan, kairan dan bentuk-bentuk lainnya tidak dibahas.
Dengan mempelajari prinsip-prinsip pengolahan tanah ini mahasiswa akan mampu
menjelaskan tentang sifat fisik tanah yang sesuai untuk tanaman yang akan ditanam, cara
pengolahan tanah yang tepat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman yang
dibudidayakan.
Penguasaan pengetahuan tentang prinsip-prinsip pengolahan tanah merupakan
persyaratan wajib bagi seorang operator mesin pengolah tanah agar diperoleh kondisi
tanah yang sesuai kebutuhan pertumbuhan tanaman.
96
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA
BAB 7
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA
7.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran yang diinginkan dari bab 4 ini adalah mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan cara memeriksa traktor sebelum operasi, cara
mengoperasikan traktor roda dua di jalan raya dan di lahan serta cara merawat
dan memeliharanya.
Dalam bab 7. ini akan dibahas tentang persiapan operasional, pengoperasian, dan
perawatan dan pemeliharaan traktor roda dua. Dengan pemahaman yang baik tentang
pengoperasian traktor roda dua ini akan membantu dalam mempelajari bab-bab
selanjutnya.
97
TRAKTOR PERTANIAN
berputar/bergerak, jika tidak maka berarti kopling tidak bekerja sempurna, maka
perbaiki/setel dulu sebelum dioperasikan.
Untuk memeriksa apakah traktor berjalan lurus, traktor harus dihidupkan motor
(enjin) nya. Kemudian traktor dijalankan dengan kecepatan rendah. Kalau penyetelan
kopling kemudi (steering clutch) baik, maka traktor berjalan lurus ke depan. Untuk
memudahkan traktor tangan dapat berjalan lurus adalah dengan menentukan tekanan
angin yang sama pada kedua ban. Tekanan angin yang baik untuk tiap ban adalah sekitar
16,5 lbs per inchi.
Pemeriksaan Bagian-Bagian Yang Perlu Dilumas
Bagian-bagian yang perlu dilumasi yang harus diperiksa adalah oli mesin oli gigi
transmisi, tempat rantai belakang (khusus traktor dengan implement rotary), gemuk pada
rantai pembantu (khusus traktor dengan implement rotary), kabel kopling pembelok,
poros pisau berputar, poros kopling, kabel standar, sistem pendinginan serta
perlengkapan (implement) dan kunci-kunci.
7.2.2 Penyetelan
Penyetelan Bagian-Bagian Penting Traktor Roda Dua
Bagian-bagian penting yang perlu disetel adalah kopling utama, rem pengunci/
pengaman, tuas belok, ketegangan V-belt, stang pembantu.
a. Penyetelan Kopling Utama
1) Mengendorkan mur pengaman
2) Tuas kopling utama diturunkan pada posisi ”On”
3) Menyetel mur pengatur sehingga kedudukan tuas berkisar 25-30 mm dari
kedudukan akhir
4) Mur pengaman dikencangkan kembali
98
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA
99
TRAKTOR PERTANIAN
2 - 3 mm
MUR PENGUNCI
100
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA
2) Baut penyangga puli pengatur ketegangan disetel sehingga ketegangan V-belt cukup
baik
3) Menekan V-belt dengan ibu jari hingga melentur antara 10-20 mm dari kedudukan
normal
4) Ketegangan v-belt jangan terlalu kencang mempengaruhi v-belt dan kopling utama.
5) Setelah penyetelan ketegangan v-belt selesai mur pengunci pada baut pengatur
dikencangkan lagi
Mur pengunci
Baut pengatur
101
TRAKTOR PERTANIAN
Ketiga kemampuan di atas tanpa kecuali adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh
seorang operator.
102
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA
103
TRAKTOR PERTANIAN
Penjelasan secara rinci dan teknis dpat dipelajari pada buku manual operator traktor roda
dua sesuai ketika membeli traktor.
Oleh karena itu setiap operator harus memahami buku manual operator dari traktor
yang akan digunakan. Hanya yang memahami cara operasi traktor yng benar dana man
saja yang diijinkan untuk mengoperasikan.
b. Melepaskan penyangga depan dan menjungkirkan traktor roda dua ke depan sehingga
rotari menggantung.
c. Menghubungkan bagian sambungan penghubung rotary terhadap body, hubungkan
juga dengan kopling kotak rantai pembantu pada kotak gigi utama sampai betul-betul
rapat. Baut pada bagian ini jangan dikencangkan dulu
d. Memasukkan kedua baut T dan memasangnya melintang 90o terhadap lubang kepala
baut. Setelah itu kencangkan mur-nya.
2. Melepas unit rotari
104
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA
105
TRAKTOR PERTANIAN
macan ada yang lebar, ada juga yang berdiametr besar hingga dapat menahan beban
traktor agar tidak terbenam dalam lumpur.
Traktor roda dua merupakan mesin serba guna yang bisa digunakan untuk kerja
lapang menarik bajak atau untuk menggerakkan rotari juga digunakan untuk transportasi
dengan sebuah gerobag (trailer). Namun demikian fungsi utama traktor roda dua ini
adalah untuk keperluan pengolahan tanah. Umumnya traktor roda dua ini tersedia
lengkap asesoriesnya seperti seperangkat alat pengolah tanah ( bajak singkal, garu),
seperangkat gerobag (trailer) serta seperangkat roda yang terdiri roda ban, roda besi dan
roda apung. Fungsi utama traktor roda dua dengan gerobag biasanya dilakukan untuk
pengangkutan alat pengolahan tanah dari garasi menuju lahan.
Jenis roda yang digunakan pada pada traktor ini adalah roda ban, selanjutnya sesampainya
di lahan diganti dengan roda yang sesuai dengan kondisi kerja. Penggunaan lain dari
gerobag ini adalah untuk transportasi sarana produksi seprti pupuk, benih dan lain-lain ke
lahan dan membawa hasil pertania dari lahan ke tempat pengolahan atau penyimpanan.
Selain memilih roda yang tepat untuk transportasi juga harus diperhatikan batas
kecepatan traktor yang aman. Tentu saja kecepatan traktor dengan gerobag untuk
transpor lebih cepat daripada saat membajak di lahan .Untuk keperluan transport di jalan
raya ini dapat menggunakan persneling 6 dan - Persneling5 dipergunakan untuk berjalan
di jalan biasa.
106
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA
b. Sudut Simpangan Pembajakan Traktor. Arah traktor harus diatur sedemikian rupa
sehingga menyimpang sudut tertentu 'dari arah membajak ke sisi yang belum dibajak
Jadi sudut simpangan ini merupakan sudut yang dibentuk oleh garis pusat traktor dan
arah pembajakan. Umumnya sudut simpangan ini optimumnya antara 4o – 6o dari
traktor dan dapat diatur dengan sekrup berujung ayunan bajak ke hitch-plate.
Traktor roda dua yang didesain untuk lahan basah dapat lebih ringan daripada traktor
roda dua yang didesain untuk lahan kering, dimana kemampuan traksi tinggi adalah lebih
besar yang diperlukan daripada pengapungan (flotation) .
Traktor lahan basah dilengkapi dengan roda baja dengan lug-lug untuk menyediakan
traksi. Hasil yang memuaskan pada pertanian lahan kering diperoleh dengan sebuah rasio
daya terhadap berat 0,014 kW/kg. Penggunaan persneleng atau kecepatan pembajakan
ditentukan oleh kondisi tanah dan tujuan pengolahan tanah seperti berikut.
- Persneling 1 dan 2 dipergunakan untuk membajak tanah yang lunak
- Persneling3 dipergunakan untuk membajak, meratakan dan membalik tanah.
- Persneling4 dipergunakan untuk membajak sawah serta meratakannya
107
TRAKTOR PERTANIAN
sederhana, dan lain-lain. Biasanya kecepatan putar poros ini berkisar antara 150 sampai
400 rpm seperti ditunjukkan pada Tabel 7.1
Pengoperasian rotary tiller pada kecepatan putar lebih tinggi dari 400 rpm tidak
praktis. Pada rotari berkecepatan tinggi menyebabkan hilangnya daya karena pemecahan
dan penyebaran tanah dengan cepat menyebar ke belakang. Untuk penanaman antar
baris tanaman (dengan atau tanpa pembuka alur) di lahan sayuran atau kebun buah dapat
menggunakan kisaran kecepatan 50–70 cm/s. Kadangkala traktor roda dua dilengkapi
dengan kursi pengemudi yang didukung oleh roda tunggal (mono-wheel) dipasang di
belakang kemudi dan bukan roda belakang, dan pengemudian mesin dilakukan dengan
mengendalikan mono-wheel dengan kaki pengemudi.
Untuk menentukan panjang pitch (p) pengolahan tanah dari pisau dihitung
menggunakan persamaan berikut.
108
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA
tetapi jika untuk menghasilkan hasil bajakan yang halus dan ”gembur”, pasanglah
kecepatan pisau-pisau bajak pada posisi ”high”. Pilihlah kecepatan yang tepat sehingga
diperoleh efesiensi kerja tertinggi dari traktor roda dua tersebut.
lahan kering lahan sawahLahan sawah - dalam Lahan kering Lahan sawah
109
TRAKTOR PERTANIAN
Untuk mematikan motor tidak dilakukan secara mendadak, tetapi sebelum dimatikan,
motor (enjin) harus dibiarkan hidup tanpa beban dengan kecepatan rendah selama 3 - 4
menit untuk cooling down. Apabila motor dimatikan tanpa cooling down pada
temperature yang tinggi, maka ada kemungkinan piston (torak), silinder, dan lain-lainnya
akan kekurangan oli ketika dihidupkan kembali. Hal Ini dapat merusak motor.
110
OPERASIONAL TRAKTOR RODA DUA
Ringkasan
Sekarang ini sebagian besar petani di pedesaan mengandalkan traktor roda dua
sebagai sumberdaya penggerak mesin pengolahan lahannya. Penggunaan traktor roda dua
tersebut akan efisien jika didukung oleh operator yang handal yang memahami tentang
pengoperasian traktor. Tanpa dukungan operator yang handal, traktor roda dua secanggih
apa pun tidak akan memberikan hasil yang baik malahan akan menimbulkan kerugian.
Oleh karena itu penguasaan pengetahuan tentang operasi traktor tersebut wajib dimiliki
oleh seorang operator.
Berdasarkan ukurannya traktor roda dua dikategorikan ke dalam ukuran kecil, sedang
dan besar. Traktor roda dua yang dibahas adalah traktor roda dua ukuran besar yang pada
111
TRAKTOR PERTANIAN
umumnya digunakan dalam operasi pengolahan tanah. Materi yan dibahas dibatasi pada
kegiatan sebelum operasi, selama operasi dan setelah operasi dengan traktor tersebut.
Materi utama terdiri dari persiapan operasional, penyetelan, dan perawatan dan
pemeliharaan traktor roda dua. Secara deskriptif dijelaskan dengan rinci tentang
persiapan yang meliputi pemeriksaan umum dan penyetelan bagian-bagian penting dari
traktor. Selanjutnya dijelaskan tentang operasional traktor mulai cara menghidupkan dan
mematikan mesin, menjalankan dan menghentikan traktor, memasang dan melepaskan
implement, mengoperasikan traktor di jalan dan di lahan, dan ditutup dengan cara
merawat dan memelihara traktor roda dua.
Dengan mempelajari bab ini mahasiswa akan mempu menjelaskan tentang cara
mempersiapkan hingga traktor siap operasi di lahan dan cara merawat dan memelihara
traktor roda dua.
Pengetahuan tentang operasional traktor roda dua ini merupakan persyaratan wajib
yang harus dikuasai oleh setiap operator. Seorang operator dengan penguasaan
pengetahuan operasional traktor yang memadai akan bekerja dengan mengutamakan
keselamatan kerja dan efisien kerja.
112
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT
BAB 8
OPERASIONAL TRAKTOR
RODA EMPAT
8.1 Pendahuluan
apaian pembelajaran bab ini adalah mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan cara mengoperasikan traktor roda empat baik di jalan raya mau
pun di lahan. Pada bab 8. ini akan membahas tentang operasional traktor roda
empat yang meliputi persiapan operasional, pengoperasian, perawatan dan
pemeliharaannya. Dengan menguasai pengetahuan materi bab 8 ini akan memudahkan
dalam mempelajari bab selanjutnya.
113
TRAKTOR PERTANIAN
Dua hal penting yang harus dipikirkan dalam pengoperasian alat mesin pertanian
termasuk trakor adalah efisiensi dan keamanan operasional. Seorang operator traktor
yang baik dituntut memahami apa yang harus dilakukan sebelum operasi, sewaktu operasi
dan setelah operasi dengan baik. Begitu juga seorang operator traktor akan bisa
menjalankan tugasnya jika dia bisa mampu membawa traktor dan peralatannya dari garasi
ke lahan , dan membawa kembali dari lahan ke garasi dengan selamat. Untuk itu seorang
operator harus memiliki kemampuan untuk menjalankan traktor di jalan raya, dan
mengoperasikan traktor dengan implement di lahan dan tentu saja harus mampu
memasang dan melepas implement ke /dari traktor.
Dengan demikian pengetahuan tentang menghidupkan dan mematikan mesin,
penggandengan implement, menjalankan traktor di jalan raya, pengoperasian traktor
dengan implement serta keselamatan kerja harus dimiliki oleh seorang operator.
114
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT
Jika mesinnya panas putar penutup perlahan untuk melepaskan tekanan sebelum melepas
penutup. Jika masih ragu dapat menggunakan kain lap untuk menutupi penutup dan atas
radiator untuk menghentikan semprotan air panas
Permukaan air dalam baterai juga harus diperiksa. Periksa Permukaan elektrolit baterai
diperiksa secara hati-hati dan dalam beberapa kasus mungkin perlu memakai pelindung
mata dan sarung tangan karet saat melakukannya untuk mencegah cedera mata dan kulit.
Pelumas
Traktor harus diparkir di permukaan yang rata dan oli mesin diperiksa melalui tongkat
celup di atas sisi. Permukaan oli hidraulik juga harus diperiksa melalui tongkat celup di
bagian belakang traktor di antara kedua ban belakang atau di sisi housing hidraulik.
Bahan Bakar
Memeriksa permukaan bahan bakar dan mengisi ulang saat mesin dingin dan traktor
ditempatkan pada area yang berventilasi baik. membersihkan tumpahan bahan bakar.
Menjauhkan percikan api dan api dari tangki bahan bakar dan mesin. Tidak merokok saat
mengisi bahan bakar. Menyimpan tambahan bahan bakar dalam wadah penyimpanan
yang aman yang ditandai dengan baik. Untuk wadah penyimpanan bensin diberi berwarna
merah terang sedangkan wadah bahan bakar diesel diberi berwarna kuning.
Gemuk
Melumasi fiting gemuk traktor standar secara teratur, terutama ketika menggunakan
traktor di kondisi sangat basah dan berlumpur atau berdebu. Fitting gemuk dapat
ditemukan pada lengan hubungan 3 titik, lengan kemudi dan hub roda.
Tekanan Ban
Pada traktor dua roda penggerak ban depan seharusnya 25psi (175Kpa) dan ban belakang
14psi (100Kpa) sementara traktor 4 roda penggerak harus bertekanan 18 psi pada ban
depan dan 14 psi) pada ban belakang.
Lain-lain
Memeriksa mur roda, cowling dan mencari mur dan baut longgar dan tidak tepat atau
sambungan implement. Memastikan semua alat diikat dengan benar klip dan pin dan
115
TRAKTOR PERTANIAN
cowlings keselamatan berada di tempat terutama ketika menggunakan daya PTO dan
implement yang terhubung dengan tiga titik penggandeng.
8.2.2 Penyetelan
Penyetelan Rem
Setiap kali sebelum kerja dilakukan pemeriksaan free play pedal rem. Rem yang tidak
bekerja dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Ketidaksamaan antara
free play rem kanan dan rem kiri dapat menyebabkan membelok tajam dan dapat
mengakibatkan kecelakaan. Oleh karena itu perlu dijaga agar besarnya play sama, jika
tidak sebuah kecelakaan dapat terjadi.
Pedal rem kanan dan rem kiri ditekan sendiri-sendiri dan diperiksa free play masing-
masing pedal 30 – 40 mm. Kedua pedal harus mempunyai free play yang sama besar.
Penyetelan
(1) mengendorkan mur pengunci dari batang rem (brake rod). Memutar batang rem
untuk menyetel free play menjadi 30-40 mm. Free play pedal harus sama satu sama
lainnya.
(2) memastikan mur pengunci telah kencang .
116
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT
Perhatikan :
1) Apabila free-play kurang dari 15 mm; penekanan dari fly wheel mesin dan piringan
kopling tidak cukup dan ini akan menyebabkan keausan piringan kopling lebih awal
2) Jika free play lebih dari 25 mm; Pelepasan dari fly wheel mesin dan piringan kopling
tidak cukup dan ini akan menyebabkan berisik ketika penggantian roda gigi. Ini akan
menyebabkan kerusakan pada rod gigi.
Penyetelan Sabuk Kipas
(1) Membuka kap mesin (bonnet) dan menarik bagian atas sisi kiri penutup dan
pindahkan.
(2) Mengendorkan baut generator , baut pengatur sabuk/tali, dan mur generator.
(3) Menggerakkan generator untuk meregangkan tegangan sabuk. Mengencangkan baut
generator dan melihat defleksi. Jika defleksi 10 - 15 mm, kencangkan baut generator,
mur generator dan baut penyetel sabuk.
Jika traktor adalah baru, sabuk kipas diregangkan dalam waktu pendek. Periksa
pelenturan/defleksi sabuk.
Untuk menyetel sabuk kipas, baut puncak pada alternator dikendorkan., alternator
digeser ke posisi yang diinginkan dan baut dikencangkan. Juga menjamin bahwa baut pada
pangkal alternator terikat kencang.
117
TRAKTOR PERTANIAN
10 – 12 mm pada gaya 10 kg
Penyetelan TOE-IN
Jika penyetelan toe-in tidak benar maka dapat menyebabkan goncangan yang parah pada
roda kemudi dan seluruh traktor.Toe-in yang benar adalah 0,08 ~ 0,24in. (2 ~ 6mm)
Check Pemeriksaan
(1) Posisikan roda depan lurus
(2) mengukur jarak antara pusat ban kanan dan ban kiri pada sisi depan (A)
(3) Mengukur jarak antara pusat ban kanan dan ban kiri pada sisi belakang (B )
(4) Melihat perbedaannya.
Besar (A) harus lebih besar daripada (B).
Penyetelan
(1) Angkat roda depan sedikit. Jika tidak diperlukan bahwa roda depan mengapung.
(2) Mengendorkan mur pengunci, kiri dan kanan
(3) Memutar tie rod untuk menyetel tread roda depan dan mengukur sisi depan dan sisi
belakang dari tread roda.
(4) Jika toe-in besarnya sudah sesuai spesifikasi kencangkan mur pengunci.
Setelah seluruh proses pemeriksaan dan penyetelan dilakukan sesuai prosedur
Manual Operator maka traktor dalam kondisi siap untuk dioperasikan.
118
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT
119
TRAKTOR PERTANIAN
Jika Anda belum siap membiasakan diri dengan semua kendali ,tidak boleh menyalakan
mesin dan traktor.
Kalau traktor berada dalam ruangan, maka ruangan harus ada ventilasi yang memadai
dengan membuka pintu atau jendela dan menggunakan kipas angin jika tersedia. Asap
buangan mengandung karbon monoksida yakni gas beracun dan dapat terbentuk dengan
cepat di area tertutup atau relatif tertutup yang merusak kesehatan dan bisa mematikan
Hal-hal yang diperhatikan oleh operator antara lain :
1. Men-start traktor hanya boleh dilakukan dari kursi operator. Umumnya traktor
modern tidak dapat di-start tanpa pedal kopling tertekan, tetapi beberapa traktor yang
lebih tua masih digunakan dapat di-start oleh operator yang berdiri disamping traktor.
Ini tidak boleh dilakukan. Berdasarkan catatan kasus operator meninggal ketika
mencoba untuk men-start traktor sambil berdiri di samping traktor. Traktor yang di-
start sedang dalam keadaan gigi netral tanpa sengaja operator menyenggol tuas
persnelleng, menyebabkan traktor bergoyang maju dan melindasnya.
2. Melakukan pemeriksaan kendali Power Takeoff untuk memastikan bahwa mereka
tidak terhubung, dan transmisi dalam keadaan netral dan kopling tertekan.
3. Menghidupkan mesin mengikuti prosedur starting yang disarankan di manual operator
Anda.
4. Membiarkan mesin memanas maksimal 10 menit sebelum memulai untuk bekerja
dengannya. Bekerja dengan mesin dingin adalah sumber utama kontaminasi oli mesin.
5. Memeriksa semua instrumen untuk memastikan bahwa ada tekanan oli yang tepat,
bahwa baterai sedang diisi, dan lain-lain.
Mematikan mesin:
120
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT
peralatan pengangkat hidraulik ke tanah. Setelah mematikan dan mengisi ulang tangki
bahan bakar ketika traktor telah mendingin . Mengunci rem parkir dan memeriksa bahwa
Penting :
Semua warga di perusahaan pertanian termasuk keluarga dan karyawan harus
diajarkan cara mematikan mesin dengan aman. Hal ini sangat penting dalam situasi
kecelakaan. Orang pertama di TKP harus tahu cara mematikannya. Itu bisa
menyelamatkan nyawa!
Mengoperasikan Traktor
Sesuaikan kursi operator Anda sehingga Anda dapat dengan nyaman menjangkau
pedal dan kendali. Pastikan bahwa platform operator bersih dari objek atau puing-puing.
Jika traktor Anda dilengkapi dengan struktur pelindung terguling, kencangkan sabuk
pengaman Anda sebelum memulai. Sebelum traktor mulai bergerak pastikan tidak ada
anak-anak, atau hewan piaraan bersih di sekitar traktor.
Menguji rem saat berjalan dengan kecepatan lambat. Demikian juga memutar kemudi
arah ke kanan dan ke kiri untuk memastikannya beroperasi sebagaimana mestinya.
Power steering harus cepat dan responsif.Jika power steering berhenti beroperasi, segera
menghentikan traktor.
Apabila traktor terpasang beban, pastikan bahwa itu dipasang ke drawbar.
Menggandeng pada titik di atas poros belakang dapat menyebabkan traktor terbalik ke
belakang. Pastikan Anda menggunakan pin drawbar yang terkunci pada tempatnya, dan
memiliki ukuran yang tepat untuk pekerjaan yang sedang dikerjakan.
121
TRAKTOR PERTANIAN
atas. Jika traktor menarik beban yang melebihi berat traktor penarik, maka gerobak harus
memiliki rem tersendiri.
1. Traktor Terguling
Sekitar 50 persen dari kecelakaan yang fatal yang menimbulkan cedera berat atau
kematian adalah traktor terguling . Traktor terguling diakibatkan oleh keceorbohan atau
kekurangtahuan operator.
a. Terguling ke Samping
Terguling ke samping adalah jenis kecelakaan traktor terguling yang paling umum
terjadi. Jika mengemudi traktor terlalu dekat dengan parit, gorong-gorong atau kolam
dapat menyebabkan traktor berguling. Cara yang paling mudah untuk menghindari adalah
tetap berada jauh dari tanggul karena paritnya dalam. Begitu juga berputar saat berjalan
terlalu cepat dapat mengakibatkan rollover samping. Mengemudi di jalan raya tanpa
mengunci rem belakang. Kalau pedal rem tidak terkunci menjadi satu, pada saat Anda
harus mengerem mendadak hanya menekan satu pedal saja.Jika ini terjadi bisa
menyebabkan satu roda untuk mengunci, meninggalkan yang lain bergerak sehingga
traktor membelok tak terkendali.
b. Terguling Belakang
Salah satu penyebab utama traktor pertanian terguling ke belakang dengan adalah
penggandengan
TRAKTOR PERTANIAN terlalu tinggi. Beban harus dipasang hanya ke drawbar. Hanya
membutuhkan waktu sekitar 1,5 detik bagi traktor untuk membalik ke belakang, sehingga
tidak cukup bagi operator untuk bereaksi, apalagi melarikan diri.
Ketika traktor menarik beban dengan rantai atau tali derek selain kemungkinan
terjadinya rollover, ada bahaya lain. Rantai atau tali derek menyimpan energi dengan
peregangan di bawah beban. Dengan menyentakkan tali atau kabel mulai berjalan untuk
memindahkan beban stasioner yang berat dapat menekan tali nilon atau kabel ke titik
122
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT
putus. Jika terkunci, itu akan bertindak seperti karet gelang yang diregangkan dan
tergelincir kembali ke traktor. Itu bisa menghancurkan jendela kabin atau bahkan
memenggal kepala dan operator
3. Terlilit PTO
Cedera berat atau kematian dapat terjadi diakibatkan oleh kecelakaan yang
melibatkan PTO. PTO berputar dengan kecepatan yang cukup cepat untuk melilit
seseorang di dalamnya sebelum mereka menyadari apa yang terjadi. Poros PTO 540 rpm
akan berputar sembilan kali dalam satu detik dan menempuh 2,17 meter. Sebuah poros
PTO 1000 rpm akan berputar 16,7 kali dan perjalanan empat meter dalam satu detik! Oleh
karena itu tidak diperbolehkan melepaskan perisai dari poros PTO.
4. Membawa Penumpang
Telah kita ketahui bahwa traktor dirancang untuk membawa satu orang, yaitu
operator. Tempat yang tepat untuk naik adalah duduk di kursi operator. Selain operator
dilarang menumpang traktor.
Seorang penumpang tidak dapat mengantisipasi setiap gerakan traktor dan
menahannya. Semua getaran dan guncangan akan diteruskan ke penumpang sehingga
dia bisa dengan mudah kehilangan pegangannya dan terjatuh. Di samping itu adanya
penumpang dapat menyebabkan masalah lain juga. Mereka dapat mengganggu operator
dalam mengoperasikan kendali, mereka dapat secara tidak sengaja memindahkan kendali
sendiri, dan mereka sering mengalihkan perhatian operator.
Kondisi khusus bagi instruktur saat melatih operator baru ada potensi bahaya, tetapi
pelatihan sangat penting. Meskipun demikian bahaya dapat diminimalkan dengan
mengemudi dengan kecepatan lambat dan di tanah yang rata dan datar.
123
TRAKTOR PERTANIAN
124
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT
7) Khusus untuk mesin yang digerakkan PTO: Setelah implement tergandeng dengan
benar kopel yang menghubungkan poros PTO dipasang pada poros penggerak mesin.
8) Penyetelan Posisi Implement:
Untuk bajak Singkal dan Bajak Piringan
Dalam prakteknya ketika membajak, roda traktor sebelah kanan berada pada alur
sehingga posisi traktor miring ke kanan maka pada saat penyetelan ban traktor sebelah
kiri diganjal setinggi kedalaman pembajakan. Menurut Kusno Hadiutomo (2012)
prosedur penyetelan adalah:
a. Setelah ganjal disiapkan traktor dijalan sehingga kedua ban kiri berada di atas
ganjal
b. Menurunkan implement sampai menyentuh tanah
c. Membuat garis lurus melalui sisi dalam kanan traktor
d. Tempatkan sisi luar kanan bajak tepat pada garis yang dibuat dengan cara
mengencangkan dan mengendorkan kedua penstabil.
e. Mengatur ketinggian batang pengangkat bawah (lift rod) kanan supaya posisi
melintang bajak datar.
f. Kemudian mengatur panjang top link supaya posisi bajak secara membujur datar.
125
TRAKTOR PERTANIAN
Garu dan bajak rotari ini ketika beroperasi traktor dalam posisi datar, tidak miring
seperti ketika beroperasi dengan bajal singkal atau bajak piringan, sehingga untuk
penyetelan tidak dibutuhkan ganjal/tumpuan. Kusno Hadiutomo (2012) menyatakan
bahwa prosedur penyetelan garu dan bajak rotari ini adalah
a. Menurunkan implement sampai tepat menyentuh tanah
b. Membuat garis lurus di permukaan tanah sebagai garis sumbu traktor
c. Menempatkan garis sumbu garu atau bajak rotari tepat satu garis dengan sumbu
traktor dengan cara mengencangkan dan mengendorkan kedua penstabil.
d. Mengatur lift rod kanan supaya posisi melintang garu dan bajak rotari datar
e. Mengatur panjang toplink supaya secara lateral garu dan bajak rotari datar.
Dengan penggandengan dan penyetelan yang tepat akan memberikan hasil
pembajakan baik, kedalaman yang sama antara mata bajak depan dan belakang, serta
kanan dan kiri sehingga diperoleh kedalaman pembajakan yang seragam.
126
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT
mengetahui lalu lintas yang datang. Perbedaan kecepatan antara mobil dan traktor inilah
yang menjadi penyebab utama kecelakaan traktor di jalan raya. Waktu yang diperlukan
untuk satu kendaraan untuk menyalip yang lain - jauh lebih sedikit untuk traktor
pertanian daripada dengan mobil.
Sebagai contoh, mobil melaju dengan kecepatan 80 km per jam mendekati traktor yang
melaju 25 km per jam pada arah yang sama di jalan. Jika traktor berada 100 m di depan
mobil, maka pengemudi mobil memiliki waktu 6,5 detik untuk menghindari tabrakan
dengan traktor tersebut. Dalam kondisi ini, pengemudi mobil harus mengenali bahaya,
menentukan kecepatan traktor, dan memutuskan apa tindakan yang harus diambil.
100 m
100 m
127
TRAKTOR PERTANIAN
dan 2 meter di atas jalan raya. Tanda SMV tersebut harus terlihat jelas untuk jarak tidak
kurang dari 150 meter
Untuk mudah dikenali traktor pertanian harus menampilkan dua lampu putih di
bagian depan kendaraan dan setidaknya satu lampu merah di bagian belakang kendaraan.
Lampu tersebut harus jelas terlihat pada jarak 150 meter. Ketika traktor pertanian
dioperasikan di jalan umum,mereka juga harus memiliki flasher putih atau kuning
dipasang di depan, dan flasher merah atau kuning dipasang di belakang.
Dengan melaksanakan prosedur di atas dengan baik maka Anda dan pengendara lain
di dekat Anda akan terhindar dari bahaya kecelakaan di jalan raya
128
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT
Menggunakan pin penggandeng bajak berdaya tinggi yang didesain untuk traktor
dan tugas penggandengan. Diameter pin kopling harus tidak lebih kecil dari 75 persen dari
lobang kopling yang lebih besar. Tidak diperbolehkan mereparasi atau mengelas pin
kopling dan pengait tarik. Mengganti pin dan pengait yang rusak, berubah bentuk, retak
atau aus pada titik –titik di bawah 90 persen dari diameter aslinya, atau toleransi keausan
dari pabrik pembuatnya, yang paling kecil. Menahan pin kopling secara aman dengan
menggunakan sebuah mekanisme penguncian.
Memasang sebuah rantai pengaman antara sebuah traktor dan trailer atau
implement yang dihela, kecuali yang dibawa pada sebuah three-point linkage. Tegangan
tarik rantai harus sama dengan atau lebih besar daripada berat total yang dihela.
Kekuatan rantai pengaman harus dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
ketat dan tidak terlalu longgar.
129
TRAKTOR PERTANIAN
6. Memastikan poros PTO tertutup, Poros PTO yang tidak terlindung adalah penyebab
utama kecelakaan traktor.
7. Saat mengoperasikan traktor penggerak 4 roda libatkan roda penggerak depan di
lapang. Kalau beroperasi di jalan raya tidak dengan 4 roda penggerak karena ini dapat
merusak transmisi
8. Memilih perlengkapan operasi. Dalam situasi kerja yang kering gigi awal yang baik
biasanya gigi III rendah atau I tinggi. Sebagian besar operasi lapangan dilakukan
dengan kecepatan rata antara 6‐8 km / jam. Dalam situasi basah, dapat memilih gigi
lebih rendah.
9. Mengatur throttle ke kisaran- tengah menggunakan throttle tangan (gas tangan) dan
perlahan-lahan lepaskan kopling. Pada saat yang sama, turunkan implement ke tanah.
Kemudian tingkatkan pengaturan throttle ke throttle penuh menggunakan kendali
throttle tangan. Gas kaki (foot throttle) hanya boleh digunakan untuk situasi
transportasi.
10. Jika implement beroperasi pada kedalaman yang diinginkan dan mesin tidak dapat
menahan rpm mesinnya kemudian pilih gigi yang lebih rendah.
11. Saat beroperasi di lereng, hindari mulai dan berhenti mendadak. Operasikan ke atas
dan ke bawah lereng di lereng yang curam, tidak melintasi lereng. Perlambat saat
berubah arah. Jangan operasikan di mana mesin bisa tergelincir atau jatuh. Tetap
waspada terhadap lubang,batu dan akar di dataran.
130
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT
Penurunan rpm yang diijinkan tidak lebih dari 10 % dari kecepatan mesin penuh tanpa
beban saat traktor beroperasi pada kecepatan lapang 7 – 8 km/jam.
Misalnya, jika throttle penuh kecepatan mesin adalah 2000 rpm,maka kecepatan yang
dibebani tidak boleh turun di bawah 1800 rpm. Apabila kecepatan mesin turun lebih dari
200 rpm maka harus dipilih menurunkan gigi atau mengurangi beban.
2. Asap Knalpot
Kalau warna asap hitam atau biru yang berlebihan berasal dari knalpot tersebut tidak
selalu indikasi overloading, secara umum beban harus dikurangi. Apabila situasi ini muncul
terus menerus maka traktor perlu diperiksa untuk penggunaan minyak atau bahan bakar
yang berlebihan.
Agar traktor dapat bekerja untuk waktu yang lama dengan biaya minimum
dibutuhkan pemeliharaan yang memadai dan tepat waktu. Membaca panduan perawatan
yang diberikan oleh produsen traktor dan ikuti prosedur yang disebutkan. Untuk membuat
traktor efisien dan hemat biaya, dapat manfaatkan layanan dari mekanik yang ahli,
menggunakan oli yang tepat dan suku cadang asli.
131
TRAKTOR PERTANIAN
132
OPERASIONAL TRAKTOR RODA EMPAT
Pada bab 8. telah dibahas tentang persiapan sebelum operasi, pengoperasian dan
perawatan dan pemeliharaan traktor. Pada sub-bab persiapan dijelaskan tentang
pemeriksaan umum dan pelumasan bagian-bagian yang bergerak dan penyetelan bagian-
bagian penting traktor. Kemudian pada sub-bab pengoperasian traktor dibahas cara
menghidupkan dan mematikan mesin, potensi bahaya dan cara pencegahannya,
penggandengan implement, menarik trailer di jalan raya, menarik implement di lahan.
Pada akhir bab dibahas tentang perawatan dan pemeliharaan arian dan berkala. Dengan
133
TRAKTOR PERTANIAN
Ringkasan
Kinerja operator merupakan komponen ke tiga dari kinerja ekonomi sebuah sistem
mesin. Kebutuhan tenaga kerja untuk operator harus dipertimbangkan ketika
merencanakan mekanisasi pertanian. Mesin penggerak untuk pekerjaan lapangan pada
perusahaan pertanian adalah traktor roda empat. Oleh karena itu pemahaman tentang
pegoperasian traktor roda empat sangat dibutuhkan.
Bab 8 ini memfokuskan pada pengoperasian traktor roda empat untuk keperluan
pertanian. Pembahasan dibatasi pada operasi traktor secara umum yaitu apa yang harus
dilakukan operator sebelum opeasi, selama operasi dan setelah operasi.
Dalam bab 8 ini secara deskriptif dijelaskan tentang pemeriksaan umum, penyetelan
bagian-bagian penting, menjalankan traktor, menggandeng implement, mengoperasikan
traktor roda empat untuk transportasi di jalan raya, mengoperasikan traktor di lahan dan
aturan keselamatan operasi.
Setelah mempelajari bab operasi traktor roda empat ini adalah mahasiswa menguasai
pengetahuan tentang persiapan traktor hingga siap operasi dengan implement terpasang,
membawa traktor dari garasi menuju lahan dan mengoperasikan traktor menggunakan
implement pengolahan tanah.
Penguasaan pengetahuan tentang operasi traktor roda empat ini merupakan syarat
mutlak bagi seorang operator untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien.
134
PEMILIHAN TRAKTOR
BAB 9
PEMILIHAN TRAKTOR
9.1 Pendahuluan
esin pertanian bersifat spesifik dan penggunaannya juga musiman selama
periode yang relatif pendek dalam setahun maka dibutuhkan mesin
135
TRAKTOR PERTANIAN
berputar atau berhenti untuk menyesuaikan mesin, mengisi kontainer, hopper kosong,
dan melakukan perbaikan kecil.
Jadi kapasitas lapang teoritis adalah kelajuan kerja yang dicapai berdasarkan atas
perhitungan jika alat/mesin dapat bekerja memenuhi fungsinya 100 % dari seluruh waktu
yang tersedia dengan kecepatan dan lebar kerja 100 % pula.
Kapasitas lapang efektif adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan pekerjaan
dalam kondisi lapangan yang sebenarnya. Kapasitas lapangan efektif dapat di perkirakan
dengan cara menghitung kapasitas lapang teoritis dikalikan dengan efisiensi lapangan.
136
PEMILIHAN TRAKTOR
Kapasitas kerja efektif dari implement merupakan fungsi dari lebar kerja aktual, kecepatan
kerja aktual, serta waktu efektif selama bekerja.
Untuk memperkirakan kapasitas lapang efektif dari suatu mesin, dihitung
menggunakan rumus berikut.
Dimana
KE = kapasitas lapang efektif (ha/jam)
w = lebar kerja implement (m)
V = kecepatan kerja (km/jam)
EL = Efisiensi lapang (desimal)
William C. Burrow (1975) menyatakan bahwa cara paling baik untuk menentukan
kapasitas lapang efektif dari sebuah mesin adalah membuat sebuah pemeriksaan yang
teliti dari besar luasan yang telah dikerjakan secara aktual selama periode waktu.
Untuk memperkirakan kapasitas lapang yang diperlukan untuk menyelesaikan operasi
lapangan dalam sejumlah hari lapang tertentu , dapat menggunakan rumus yang berikut
ini .
……………………………………………………………..(9.3)
Dimana
Ac = luasan yang tercakup (ha)
Top = (( JB x JH ) - JL – HH) x JJ = total jam efektif operasi (jam)
JB = jumlah bulan (bulan)
JH = jumlah hari per bulan (hari/bulan)
JJ = jam kerja lapang per hari (jam/hari)
JL =jumlah hari libur (hari)
HH =jumlah hari hujan (hari)
137
TRAKTOR PERTANIAN
Contoh :
Untuk membajak lahan seluas 480 hektar dalam 20 hari kerja efektif (tanpa libur), dengan
8 jam kerja per hari, akan membutuhkan kapasitas lapang mesin:
Kapasitas lapang = 480 ha /(20 hari x 8 jam per hari) = 480 ha/160 jam = 3 ha/jam.
Pada kenyataannya mesin tidak dapat beroperasi pada kapasitas teoritisnya setiap saat
selama berada di lapangan karena faktor-faktor seperti waktu belok (implement diangkat),
beroperasi kurang dari lebar penuh (overlapping), penanganan benih, pupuk, bahan kimia,
air atau bahan yang dipanen, membersihkan peralatan yang tersumbat, penyetelan
implement, pelumasan dan pengisian bahan bakar,menunggu mesin lain, dan menunggu
perbaikan harus dilakukan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kapasitas lapang efektif adalah kelajuan kerja yang
dapat dicapai oleh alat/mesin didasarkan atas luas total areal yang dicapai per waktu total
yang digunakan, dinyatakan dalam satuan luas per satuan waktu (ha/jam) dan merupakan
kemampuan rata-rata kerja aktual.
……………………………………………………………………….……(9.4)
138
PEMILIHAN TRAKTOR
Selain cara penentuan efisiensi lapang di atas, nilai efisiensi lapang dapat pula dihitung
berdasarkan besarnya waktu yang mempengaruhi nilai lebar kerja aktual, kecepatan kerja
actual serta besarnya waktu efektif yang digunakan selama bekerja.
Cara pendekatan perhitungan waktu hilang dilakukan dengan memperhitungkan nilai-nilai
lebar kerja, slip roda, waktu belok , penyetelan, mengatasi kemacetan atau kerusakan
kecil.
(1) Waktu hilang karena tumpang tindih hasil kerja (L1) : dengan mengukur lebar
kerja teoritis (w1) dan lebar kerja aktual di lapang (w2)
(2) Waktu hilang karena slip roda (L2) : dengan mengukur diameter roda belakang
traktor (D) ditentukan jarak lurus (M), dalam posisi implement dioperasikan
traktor dijalankan sepanjang M dan dihitung jumlah putaran roda (N)
L2 = (πDN – M)/ πDN
(3) Waktu hilang untuk belok di ujung lahan (L3) : waktu implement diangkat saat
belok diujung lahan kemudian dijumlahkan (T1). Waktu total operasi (T) juga
dihitung. L3= T1/T
(4) Waktu hilang untuk penyetelan, mengatasi kemacetan atau kerusakan kecil (L4) ;
dihitung total waktu yang digunakan penyetelan, mengatasi kemacetan atau
kerusakan kecil (T2)
L4 = T2/T
Berdasarkan pendekatan perhitungan waktu hilang tersebut, nilai efisiensi lapang dapat
dihitung sebagai berikut.
Oleh karena itu sebagai konsekuensinya, efisiensi lapang selalu kurang dari 100 persen.
139
TRAKTOR PERTANIAN
140
PEMILIHAN TRAKTOR
Dari Tabel 4.2 dalam bab. 4 diperoleh kecepatan operasi = 7 km/jam, efisiensi lapang =
85 %, maka Lebar = (800 x 10)/(384 x 7 x 0.85) = 3,50 m, ini terlalu besar untuk ukuran
bajak.
Lebar implement digunakan 1,20 m sebanyak tiga unit.
141
TRAKTOR PERTANIAN
Dengan pendekatan yang sederhana ini pengaruh input (jam per hari, kecepatan atau
efisiensi lapang) dapat dievaluasi.
5. Memilih traktor ukuran yang tepat untuk menarik alat.
Estimasi kebutuhan draft dapat diambil dari tabel yang disediakan. Namun, nilai-nilai
ini akan bervariasi sesuai dengan jenis tanah, kelembaban tanah, kedalaman kerja,
kecepatan dan pabrikan. Draft juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4.1)
pada bab4. buku ajar ini.
Sebagai contoh :
Dari Tabel 4.1 bab. 4 diperoleh Parameter Draft : A = 652; B = 0,0 ; C = 5,1 dan F 1 = 1,0
Asumsi kedalaman pengolahan tanah = 20 cm dan lebar kerja implement = 1,20 m
Dengan menggunakan persamaan (4.1) diperoleh hasil :
Draft implement = 21,645 kN
Gaya yang dibutuhkan pada drawbar (drawbar pull) = 21,645 kN /0.85 = 25, 46 kN
142
PEMILIHAN TRAKTOR
Penyusutan
Penyusutan adalah biaya yang diakibatkan oleh keausan,keusangan, dan usia mesin.
Usia dan akumulasi jam penggunaan biasanya merupakan faktor paling penting dalam
menentukan nilai sisa mesin. Perkiraan penyusutan tahunan dapat dihitung, jika umur
ekonomi untuk mesin dan nilai sisa pada akhir umur ekonomi telah ditentukan. Umur
ekonomi mesin adalah jumlah tahun di mana biaya diperkirakan.
Umumnya tahun untuk sebagian besar mesin pertanian baru menggunakan umur
ekonomi 10 hingga 12 tahun dan umur 15 tahun untuk traktor, kecuali jika diketahui
bahwa mesin akan diperdagangkan lebih cepat. Nilai sisa (Salvage Value) adalah 10% (PP)
dari mesin harga pembelian.
143
TRAKTOR PERTANIAN
Bunga
Jika mesin dibeli dari uang pinjaman Bank, maka Bank pinjaman akan menentukan
tingkat bunganya. Tetapi jika pemilik menggunakan modal sendiri, tarif akan tergantung
pada biaya peluang untuk modal itu di tempat lain dalam bisnis pertanian. Jika hanya
sebagian uang yang dipinjam, rata-rata dari dua tarif harus digunakan. Sebagai contoh,
kita akan mengasumsikan suku bunga rata-rata (i) 8-10 persen.
Perumahan
Dengan tersedianya tempat berlindung, peralatan, dan peralatan pemeliharaan
mesin akan menghasilkan lebih sedikit perbaikan di lapangan dan mengurangi kerusakan
mesin. Disarankan untuk biaya perumahan diperkirakan 1,0 persen dari harga pembelian.
1. Biaya operasi
Sering juga disebut biaya variabel meliputi perbaikan dan pemeliharaan, bahan bakar,
pelumas, dan tenaga operator.
144
PEMILIHAN TRAKTOR
Bahan bakar
Biaya bahan bakar dapat diperkirakan dengan konsumsi bahan bakar rata-rata untuk
operasi lapangan dalam liter per jam. Biaya bahan bakar rata-rata per jam / hektar
dihitung dengan mengalikan angka-angka tersebut dengan biaya bahan bakar per liter.
Pelumasan
Survei menunjukkan bahwa biaya pelumasan total di sebagian besar lahan pertanian rata-
rata sekitar 15 persen dari biaya bahan bakar. Oleh karena itu, setelah biaya bahan bakar
per jam telah diperkirakan, dapat dikalikan dengan 0,15 untuk memperkirakan biaya
pelumasan total.
Tenaga kerja
Mesin ukuran yang berbeda memerlukan jumlah tenaga kerja yang berbeda untuk
menyelesaikan tugas-tugas seperti penanaman atau panen, penting untuk
mempertimbangkan biaya tenaga kerja dalam analisis permesinan. Biaya tenaga kerja juga
merupakan pertimbangan penting dalam membandingkan kepemilikan dengan
perekrutan khusus.
145
TRAKTOR PERTANIAN
Total biaya
Setelah semua biaya diperkirakan, total biaya tetap per jam dapat ditambahkan ke
biaya operasi per jam untuk menghitung total biaya per jam untuk memiliki dan
mengoperasikan mesin.
Biaya Implement
Biaya untuk peralatan yang bergantung pada tenaga traktor diperkirakan dengan cara
yang sama seperti traktor, kecuali bahwa tidak ada biaya bahan bakar, pelumas, atau
biaya tenaga kerja yang terlibat.
146
PEMILIHAN TRAKTOR
147
TRAKTOR PERTANIAN
Pada traktor 4WD, ban penggerak depan lebih kecil dari ban belakang. Traktor ini
membutuhkan 40% dari berat yang didistribusikan di atas poros roda depan dan 60% di
atas poros belakang. Keuntungan utama dalam menggunakan traktor jenis ini adalah ia
dapat memberikan daya 10% lebih banyak ke tanah di semua 4 ban untuk konsumsi bahan
bakar yang sama, dan dengan demikian memiliki kemampuan traksi dan flotasi yang jauh
lebih baik daripada traktor 2WD dengan ukuran yang sama. Traktor ini biasanya memakan
biaya sekitar 15-35% lebih banyak daripada traktor 2WD dengan daya yang sama.
148
PEMILIHAN TRAKTOR
149
TRAKTOR PERTANIAN
Dimana
JA = Jumlah kebutuhan traktor (unit)
Ac = luasan yang tercakup (ha)
Top = (( JB x JH ) - JL – HH) x JJ = total jam efektif operasi (jam)
JB = jumlah bulan (bulan)
JH = jumlah hari per bulan (hari/bulan)
JJ = jam kerja lapang per hari (jam/hari)
JL =jumlah hari libur (hari)
HH =jumlah hari hujan (hari)
Contoh :
Kegiatan pembajakan dengan target = 800 ha, selesai dalam waktu 2 bulan
Waktu tersedia 60 hari kalender, hari libur = 10 hari, hari hujan = 2 hari, jam operasi = 8
jam kerja per hari.
Jam kerja efektif = (60 – 10 – 2) hari x 8 jam / hari = 384 jam
Lebar kerja bajak =1,20 m, kecepatan pembajakan =7 km/jam dan efisiensi lapang = 85 %
Kapasitas lapang efektif : KE = 1,20 x 7 x 0,10 x 0,85 = 0,714 ha/jam per unit
150
PEMILIHAN TRAKTOR
Kebutuhan traktor : JA = 800 ha/ (384 jam x 0,714 ha/jam per unit) = 2,912 dibulatkan 3
unit.
Jadi untuk melakukan satu kali pembajakan pada lahan 800 ha dibutuhkan 3 unit traktor.
Dalam prakteknya untuk menyiapkan lahan sampai siap tanam biasanya dilakukan
lebih dari satu kali pembajakan misalnya menggunakan pola bajak – bajak – garu. Untuk
pola pengolahan tanah yang demikian kebutuhan traktor dihitung per jenis kegiatan.
Pada bab 9. yang merupakan bab akhir dari Buku Ajar ini telah dibahas tentang efisiensi
dan kapasitas lapang operasi traktor yang yang disertai dengan contoh perhitungannya,
kebutuhan daya dan draft implement , penentuan biaya tetap dan biaya operasional,
penentuan ukuran dan jumlah traktor disertai dengan contoh perhitungannya. Dengan
menyelesaikan bab ini diharapkan mahasiswa dapat memilih traktor dengan ukuran, jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
Ringkasan
151
TRAKTOR PERTANIAN
Perhitungan daya ini dibatasi pada kebutuhan daya untuk operasi lapang dengan
implement yang umum digunakan dalam usaha tani di Indonesia seperti bajak, garu dan
sebagainya.
Penentuan ukuran daya implement dan traktor menggunakan metode yang relative
baru yaitu berdasarkan ASAE Data 497 dan disertai dengan contoh perhitungannya.
Penentuan daya implement didasarkan pada parameter draft tanah, data implement
disediakan dalam Tabel ASAE Data 497. Dengan tersedia data tanah, implement dan
jenis pekerjaan lapangan dapat dihitung daya tarik drawbar (drawbarpull), daya drawbar
(DbHp) dan daya PTO traktor menggunakan rumus-rumus dan tabel data ASAE .
Hasil yang dapat diperoleh dari metode ASAE Data 497 adalah ukuran lebar
implement, daya implement dan daya PTO traktor yang dapat digunakan sebagai ukuran
daya traktor. Selain ukuran traktor juga dapat dihitung jumlah kebutuhan, dan jenis
traktor.
Pemilihan ukuran traktor merupakan bagian dari manajemen alat mesin pertanian
yang tidak bisa diabaikan dalam usaha pertanian. Dengan ukuran traktor yang tepat akan
diperoleh operasi lapangan yang efektif dan efisien serta aman.
152
DAFTAR PUSTAKA
153
Worked Examples. A Textbook for Student and Engineers. University of
Melbourne, Australia. [printedfrom:http://www.eprints.unimelb.edu.au]
14. Marta Birkas, 2014. Book of Soil Tillage. Published by Szent Istvan Universiy Press
15. Renius. K.T, 1999. CIGR Handbook of Agriculture Engineering Volume III Plant Prodution
Engineering. Published by the American Society of Agricultural Engineers
16. Srivastava, A.K., C.E. Goering, and R.P. Rohrbach. 2006. Engineering Principles of
Agricultural Machines. ASAE, Michigan
17 Zoz, F.M, and R.D. Grisco. 2003. Traction and Tractor Performance. ASAE, Louisville,
Kentucky, USA
154
BIOGRAFI PENULIS
Amal Bahariawan, STp. MSi, lahir di Situbondo Jawa Timur pada tanggal 11 September
1968 adalah adalah staf pengajar Program Studi Keteknikan Pertanian Jurusan Teknologi
Pertanian. Gelar Sarjana Tenik Pertanian diperoleh dari Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Negeri Jember dan pendidikan S-2 Teknik Pertanian di Institut Pertanian
Bogor. Mata kuliah yang diampu adalah Traktor Pertanian, Perawatan Alat dan Mesin
Pertanian , dan Perbengkelan.
155