Anda di halaman 1dari 4

Nama : Farra Aulia Rahmayanti

Npm : 0720012491

Kelas : PMTK Pagi A

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar Matematika

Menurut kalian model, pendekatan, strategi, metode, yang seperti apa yang cocok untuk
mengajar materi pecahan?

Jawab :

 Menurut saya, model pembelajaran yang cocok untuk materi pecahan adalah Model
Pembelajaran Matematika Realistik dengan nama RME (Realistic Mathematic Education)
yaitu pendidikan matematika realistik. Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya
adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk
memperlancar proses pembelajaran matematika, yang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal
yang nyata atau kongret yang dapat diamati atau dipahami peserta didik lewat
membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat
peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat
dipahami peserta didik.
Kebayakan guru masih mengharuskan setiap peserta didik menghafal rumus tanpa
menjelaskan konsep dengan alat bantu yang nyata. Sehingga peserta didik menganggap ini
merupakan pelajaran menghafal dan memecahkan masalah. Peserta didik tidak dapat
mengidentifikasi pemasalahan, sehingga peserta didik langsung membuat alternatif
penyelesaian masalah tanpa menganalisis permasalahan dengan baik. Dengan model
pembelajaran RME, peserta didik akan terbantu dalam pemecahan masalah dan akan
termotivasi untuk terus menggali dan menambah rasa ingin tahu akan materi pecahan ini.
Pada usia 6-12 tahun termasuk dalam tahap operasional konkret, yaitu pikiran anak masih
terbatas pada objek-objek yang di jumpai. Pada tahap ini, akan lebih mudah melakukan
proses pembelajaran bila peserta didik melihat langsung contoh benda yang nyata. Sehingga
model pembelajaran RME pada materi pecahan cocok untuk diterapkan.
 Menurut saya, pendekatan yang cocok untuk materi pecahan adalah Pendekatan kontekstual.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik, yaitu lingkungan sekolah,
keluarga atau masyarakat yang sering mereka jumpai. Guru dapat merancang dan
mendorong peserta didik untuk benar-benar memahami konsep pecahan dan menuntun
untuk dapat menemukan masalah yang berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari. Jadi
guru dapat memberikan materi dengan mengaitkan benda atau alat yang nyata. Dengan
model benda yang nyata saat mempelajari matematika diharapkan peserta didik dapat lebih
memahami dengan baik materi pecahan yang diajarkan oleh guru karena melihat bendanya
langsung secara nyata.Misalnya pada materi pecahan Guru bisa menggunakan media
sederhana seperti roti, kertas origami yang sudah dipotong simetris, satu lusin buku ataupun
pensil. Guru dapat mendorong peserta didik untuk mencoba membagi setiap roti atau
barang-barang tadi dengan jumlah yang sama banyak dan potongan yang adil. Kemudian
didorong untuk mencari permasalahan berkaitan materi pecahan yang sudah diuji coba
seperti membagi roti dengan adil walau jumlahnya tidak banyak atau membagikan barang
lainnya. Ini menuntut siswa untuk berpikir kritis sehingga dapat mengembangkan potensi
individu. Hasil belajar melalui pendekatan kontekstual diharapkan dapat lebih bermakna
bagi siswa.

 Menurut saya strategi yang cocok untuk materi pecahan adalah pembeajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dimana siswa dikelompokkan
menjadi kelompok-kelompok kecil (4-5 orang) dengan keanggotaan yang heterogen. Dalam
strategi ini siswa diajarkan keterampilan-keterampilan agar siswa dapat bekerja sama dengan
baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai
pendapat temannya, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih
lemah dan sebagainya. Kemudian meminta tiap kelompok memikirkan suatu masalah yang
dapat dipresentasikan untuk dipecahkan. Saat presentasi, setiap kelompok dapat memberikan
komentar sebagai bahan evaluasi. Cara ini cukup efektif diterapkan di dalam kelas, juga
dapat melatih rasa tolong menolong antar sesama selain itu dapat menghemat waktu
dibanding melakukan presentasi secara individu. Kebanyakan metode pembelajaran yang
digunakan tanpa melibatkan keaktifan siwa di dalamnya, padahal dalam materi pecahan ini
dibutuhkan interaksi langsung antara siswa dengan apa yang dipelajari, jadi siswa itu dapat
lebih memahami dan memaknai materi pecahan ini. Proses belajar -mengajar sangat
monoton, selama kegiatan belajar mengajar hanya di monopoli oleh seorang guru sebagai
pentransfer ilmu tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan daya
nalarnya. Selama ini guru cenderung menguasai proses belajar -mengajar sehingga siswa
pun cenderung vakum dalam proses pembelajaran yang akhirnya mempengaruhi tingkat
kemampuan siswa dalam menelaah dan mendeskripsikan setiap pokok bahasa yang
diberikan. Oleh karena itu digunakan startegi pembelajaran kooperatif yang membuat siswa
berinteraksi dengan materi pecahan ini, jadi bukan guru saja yang menguasai proses belajar-
mengajar tapi siswa juga harus aktif dalam proses belajar-mengajar dengan cara membentuk
kelompok kecil, dengan keanggotaan yang heterogen. Di dalam kelompok tersebut akan
muncul keterampilan untuk bekerja sama, saling menyampaikan pendapat sehingga
membuat siswa itu aktif dan bisa paham dengan materi pecahan. Hasil belajar siswa
meningkat sekaligus meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan menerima
kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Dan pembelajaran
kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan
masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Melalui model
pembelajaran kooperatif, antara siswa meningkat baik dalam aspek pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan.

 Menurut saya metode yang cocok untuk materi pecahan adalah Metode demonstrasi.
Dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan
langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh siswa sehingga ilmu atau keterampilan yang
didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing siswa. Metode Demonstrasi
merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi
merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara
lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar
memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret
banyak keuntungan psikologispedagogis yang dapat diraih dengan menggunakan metode
demonstrasi, antara lain perhatian siswa lebih dipusatkan, proses belajar siswa lebih terarah
pada materi yang sedang dipelajari, dan pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran
lebih melekat dalam diri siswa. dalam pembelajaran metode demonstrasi bertujuan untuk
menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu
kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan
atau peralatan itu telah dicoba terlebih dahulu sebelum didemonstrasikan.

Anda mungkin juga menyukai