Anda di halaman 1dari 39

aat Hujan

Markaz Imam Malik


+ Ikuti

Hujan merupakan salah satu nikmat Allah, bahkan bumi tak berhenti bersyukur atas nikmat
yang satu ini.

Kehidupan makhluk sebagian besarnya tergantung pada kebutuhan air. Terlebih tanaman,
hewan, dan manusia.

Olehnya, Islam mengatur adab-adab terhadap turunnya hujan, di antaranya:

1. Bersyukur dan berdoa

َ ‫اللَّهُ َّم‬, artinya:  Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.
ً ‫صيِّبا ً ناَفِعا‬

2. Tidak Mencela Hujan

Hujan tidaklah ia turun, kecuali atas kehendak Allah Ta`ala. Dan hujan salah satu dari
ciptaan-Nya, maka mencela hujan sama dengan mencela Allah.
Baca juga :

Hak Para Ulama, Sudahkah Anda Tunaikan?


Menolak Lamaran, Salahkah?
Agar Diberkahi, Begini Seharusnya Adab Makan

3. Mengambil Berkah Air Hujan

Sebagaimana Rasulullah jika turun hujan, beliau menyingkap bajunya hingga terguyur hujan.

4. Waktu Mustajab Berdoa

Waktu hujan merupakan waktu yang tepat untuk bermunajat,  maka perbanyaklah berdoa saat
hujan turun.

Setiap yang tercipta di bumi ini merupakan kebaikan Allah `Azza wa Jallan untuk hamba-
hamba-Nya, maka beradab atasnya merupakan kemuliaan.

ab Bepergian, Membaca Doa Naik Kendaraan Darat


Bepergian

2020-10-28
Apa yang Sahabat lakukan ketika hendak bepergian? Banyak orang yang akan
menjawabnya dengan jawaban membaca doa. Namun tahukah kamu, selain
membaca doa perjalanan atau doa kendaraan darat, masih ada banyak anjuran
lainnya yang bisa kita lakukan. Anjuran ini sesuai dengan hal yang dilakukan oleh
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Bepergian dalam bahasa arab disebut dengan safar . Islam adalah banyak hal untuk
kita karena hal ini memiliki manfaat, seperti menjalin silaturahmi hingga
menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang segala hal. terkadang kita juga
bertemu dengan orang-orang baru sehingga bisa menambah teman dan koneksi
kita.
Adab Bepergian Dalam Islam, Termasuk Membaca
Doa Naik Kendaraan Darat
Dalam Islam, ada anjuran-anjuran yang sebaiknya kita lakukan selama melakukan
perjalanan. setidaknya ada 12 anjuran yang bisa kita ikuti, yaitu sebagai berikut :

1. Disunnahkan tidak sendirian


Yang pertama adalah tidak sendiri. Untuk perempuan, hukumnya sudah
jelas. Mereka tidak boleh bebas sendirian tanpa mahramnya. Namun dianjurkan
tidak seorang laki-laki diri ini juga berlaku untuk para-laki-laki.
jadi kawan yang bisa menemani selama perjalanan. Rasulullah tidak
menginginkannya untuk dunia pribadi. di bawah, bersama dengan kawan akan
memudahkan kita untuk meminta pertolongan. Kita bisa saling membantu dan
saling mengingatkan.

2. Cari teman safar yang baik


Ketika sedang mencari teman perjalanan, carilah kawan yang baik. Dengan
memilih seseorang yang baik, kita mengajak seseorang yang siap mengingatkan
kita dalam hal kawan, seperti mengingatkan waktu shalat dan lainnya. Juga, carilah
kawan yang tidak segan menegur ketika kita lalai. Tidak ada kawan yang lebih
baik dari kawan yang mengajak kita untuk berbuat baik.

3. Lebih baik tidak menjamak shalat


Salah satu syarat boleh menjamak shalat adalah bagi mereka yang sedang dalam
perjalanan. Ini merupakan kemudahan yang diberikan oleh Allah kepada hamba-
Nya. Meskipun boleh, kita disarankan untuk tidak menjamak shalat jika tidak ada
kesulitan. Jika memungkinkan untuk melakukan shalat tepat pada waktunya, tentu
akan lebih utama melaksanakan shalat sesuai dengan jadwalnya tanpa perlu
menjamaknya. 

4. mengqashar shalat
Kita tidak dianjurkan untuk menjamak shalat ketika bepergian, namun kita lebih
disarankan untuk mengqosor shalat. Bahkan dihukumi sunnah muakkad, yaitu
sunnah yang sangat dianjurkan. Shalat yang boleh diqosor adalah shalat yang
membuka 4 rakaat, yaitu shalat Dzuhur, Ashar, dan Isya'. Sedangkan shalat
Maghrib dan Shubuh tidak boleh diqasar.

5. Lebih baik tidak shalat di atas kendaraan


Syarat sah shalat adalah menghadap kiblat. Jika tidak menghadap kiblat, shalat kita
tidak akan sah. Untuk itu, kita lebih disarankan untuk tidak melaksanakan shalat di
atas kendaraan ketika berada di lokasi. Lebih baik kita turun dari kendaraan
terdekat dan melaksanakan shalat di masjid atau mushala terdekat.
Namun ada juga pendapat yang mengizinkan kita shalat di atas kendaraan jika
memang tidak mendukung untuk turun. Misalnya karena kita naik kereta api atau
pesawat terbang. Kedua transportasi umum ini tidak mendukung kita untuk
berhenti sesuka hati. Sudah ada jadwal yang ditentukan. Daripada meninggalkan
shalat, lebih baik kita shalat di atas kendaraan. 

6. Membaca doa ketika keluar rumah


Jangan lupa membaca doa ketika hendak melakukan perjalanan. Yang pertama
adalah doa keluar rumah. Doa yang dibaca adalah berikut ini :
Bismillahi tawakkaltu 'alallahi laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil
'adhim
Doa ini meminta perlindungan dan keselamatan dari Allah. Dengan membaca doa
ini pula, para malaikat bersiap melindungi kita selama berada di luar rumah.

7. Membaca doa saat naik kendaraan


Membaca doa keluar rumah saja itu belum cukup. Ada doa lain yang sebaiknya
kita baca, yaitu doa naik. Jika kita naik mobil, baca doa naik kendaraan
darat. Ketika kita memilih transportasi laut atau udara ketika bepergian, doa yang
dibaca adalah doa naik kendaraan laut.
Berikut ini adalah doa naik kendaraan darat dan udara dengan lafadz latin.
Subhanalladzi sakhkhoro lana hadza wama kunna lahu muqrinin. Wa inna ila
robbina lamunqolibun.
Untuk doa naik kendaraan laut, berikut ini adalah lafadz latinnya.
Bismillahi majreha wa mursaha inna robbi laghofururrohim.
Tujuan membaca doa ketika hendak memulai adalah untuk mengharapkan
keselamatan sampai di tempat tujuan. Dengan membaca doa pula, kita mengikut-
sertakan Allah dalam setiap langkah kita.

8. Pamit kepada kerabat dan tetangga


Selama hidup di dunia ini, kita memiliki keluarga dan tetangga. Oleh karena itu,
kita lebih disarankan untuk berpamitan kepada mereka ketika hendak melakukan
perjalanan. Apa lagi, jika kita mengajak serta seluruh keluarga. Dengan
berpamitan, keluarga dan tetangga akan tahu bahwa kita sedang tidak berada di
rumah dan bisa menyampaikannya kepada tamu yang datang.

9. Perbanyak membaca doa selama perjalanan


Salah satu waktu yang tepat untuk memanjatkan doa adalah ketika kita sedang
dalam perjalanan. Doa seorang musafir (orang yang melakukan perjalanan)
merupakan salah satu doa yang diijabah oleh Allah. 
Jika Sahabat memiliki keinginan atau hajat yang belum terkabul, Sahabat bisa
memanjatkannya selama perjalanan. Daripada bingung, lebih baik Sahabat
memperbanyak doa. Selain kemungkinan besar akan dikabulkan oleh Allah, hal ini
juga bisa digunakan untuk mengusir rasa bosan selama perjalanan.

10. Jika urusan sudah selesai, segeralah pulang


Perjalanan yang kita lakukan tentu memiliki tujuan. Bisa saja untuk berdagang,
menjalin silaturahmi, atau tujuan lainnya. Apapun tujuannya, jika tujuan tersebut
sudah tercapai di tempat tujuan, kita disarankan untuk segera pulang.
Menurut Rasulullah, safar atau sebagian besar dari azab karena orang yang sulit
memenuhi kebutuhannya akan makan, minum, dan tidur. Untuk itulah tujuan dari
Rasulullah umatnya untuk segera pulang setelah urusannya di tempat-tempat
selesai. Dengan begitu, kita bisa memenuhi kebutuhan kita dengan baik.

11. Melaksanakan shalat sunnah dua rakaat setelah penerbangan


Dalam perjalanan pulang setelah pulang, kita disunnahkan melaksanakan shalat
sunnah dua rakaat sebelum sampai di rumah. Sahabat bisa melakukannya di masjid
atau mushola yang ada di sepanjang perjalanan pulang. 
Ini bisa diikhtiarkan sebagai bentuk rasa syukur kita karena masih diberi kesehatan
dan keselamatan sehingga bisa menempuh perjalanan pulang. Sekaligus juga
sebagai bentuk memohon keselamatan agar sampai di rumah dengan keadaan sehat
wal afiat.

12. Mengadakan acara makan-makan setelah duniawi


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari menyebutkan bahwa Nabi
Muhammad SAW ketika datang ke Madinah, beliau menyembelih unta atau sapi
betina untuk jamuan. Kita sebagai umat Nabi Muhammad bisa meniru yang
dilakukan beliau. Bukan hal yang sama bertahan dengan menyembelih unta atau
sapi betina, tapi mengikuti penyelenggaraan acara makan-makan setelah
dunia. Dalam Islam, hal ini disebut dengan An-Naqi'ah. 
Demikian 12 ketika dianjurkan untuk dilakukan oleh seorang muslim melakukan
sebuah perjalanan. Selain membaca doa naik kendaraan darat atau laut, masih
banyak anjuran yang bisa kita lakukan yang sesuai dengan sunnah
nabi. Penyelenggaraan banyak hal tersebut tidak akan membuat kita rugi. Malah,
akan menambah pahala bagi kita karena melaksanakan sunnah Rasulullah

ab Bepergian, Membaca Doa Naik Kendaraan Darat


Bepergian

2020-10-28
Apa yang Sahabat lakukan ketika hendak bepergian? Banyak orang yang akan
menjawabnya dengan jawaban membaca doa. Namun tahukah kamu, selain
membaca doa perjalanan atau doa kendaraan darat, masih ada banyak anjuran
lainnya yang bisa kita lakukan. Anjuran ini sesuai dengan hal yang dilakukan oleh
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Bepergian dalam bahasa arab disebut dengan safar . Islam adalah banyak hal untuk
kita karena hal ini memiliki manfaat, seperti menjalin silaturahmi hingga
menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang segala hal. terkadang kita juga
bertemu dengan orang-orang baru sehingga bisa menambah teman dan koneksi
kita.
Adab Bepergian Dalam Islam, Termasuk Membaca
Doa Naik Kendaraan Darat
Dalam Islam, ada anjuran-anjuran yang sebaiknya kita lakukan selama melakukan
perjalanan. setidaknya ada 12 anjuran yang bisa kita ikuti, yaitu sebagai berikut :

1. Disunnahkan tidak sendirian


Yang pertama adalah tidak sendiri. Untuk perempuan, hukumnya sudah
jelas. Mereka tidak boleh bebas sendirian tanpa mahramnya. Namun dianjurkan
tidak seorang laki-laki diri ini juga berlaku untuk para-laki-laki.
jadi kawan yang bisa menemani selama perjalanan. Rasulullah tidak
menginginkannya untuk dunia pribadi. di bawah, bersama dengan kawan akan
memudahkan kita untuk meminta pertolongan. Kita bisa saling membantu dan
saling mengingatkan.

2. Cari teman safar yang baik


Ketika sedang mencari teman perjalanan, carilah kawan yang baik. Dengan
memilih seseorang yang baik, kita mengajak seseorang yang siap mengingatkan
kita dalam hal kawan, seperti mengingatkan waktu shalat dan lainnya. Juga, carilah
kawan yang tidak segan menegur ketika kita lalai. Tidak ada kawan yang lebih
baik dari kawan yang mengajak kita untuk berbuat baik.

3. Lebih baik tidak menjamak shalat


Salah satu syarat boleh menjamak shalat adalah bagi mereka yang sedang dalam
perjalanan. Ini merupakan kemudahan yang diberikan oleh Allah kepada hamba-
Nya. Meskipun boleh, kita disarankan untuk tidak menjamak shalat jika tidak ada
kesulitan. Jika memungkinkan untuk melakukan shalat tepat pada waktunya, tentu
akan lebih utama melaksanakan shalat sesuai dengan jadwalnya tanpa perlu
menjamaknya. 

4. mengqashar shalat
Kita tidak dianjurkan untuk menjamak shalat ketika bepergian, namun kita lebih
disarankan untuk mengqosor shalat. Bahkan dihukumi sunnah muakkad, yaitu
sunnah yang sangat dianjurkan. Shalat yang boleh diqosor adalah shalat yang
membuka 4 rakaat, yaitu shalat Dzuhur, Ashar, dan Isya'. Sedangkan shalat
Maghrib dan Shubuh tidak boleh diqasar.

5. Lebih baik tidak shalat di atas kendaraan


Syarat sah shalat adalah menghadap kiblat. Jika tidak menghadap kiblat, shalat kita
tidak akan sah. Untuk itu, kita lebih disarankan untuk tidak melaksanakan shalat di
atas kendaraan ketika berada di lokasi. Lebih baik kita turun dari kendaraan
terdekat dan melaksanakan shalat di masjid atau mushala terdekat.
Namun ada juga pendapat yang mengizinkan kita shalat di atas kendaraan jika
memang tidak mendukung untuk turun. Misalnya karena kita naik kereta api atau
pesawat terbang. Kedua transportasi umum ini tidak mendukung kita untuk
berhenti sesuka hati. Sudah ada jadwal yang ditentukan. Daripada meninggalkan
shalat, lebih baik kita shalat di atas kendaraan. 

6. Membaca doa ketika keluar rumah


Jangan lupa membaca doa ketika hendak melakukan perjalanan. Yang pertama
adalah doa keluar rumah. Doa yang dibaca adalah berikut ini :
Bismillahi tawakkaltu 'alallahi laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil
'adhim
Doa ini meminta perlindungan dan keselamatan dari Allah. Dengan membaca doa
ini pula, para malaikat bersiap melindungi kita selama berada di luar rumah.

7. Membaca doa saat naik kendaraan


Membaca doa keluar rumah saja itu belum cukup. Ada doa lain yang sebaiknya
kita baca, yaitu doa naik. Jika kita naik mobil, baca doa naik kendaraan
darat. Ketika kita memilih transportasi laut atau udara ketika bepergian, doa yang
dibaca adalah doa naik kendaraan laut.
Berikut ini adalah doa naik kendaraan darat dan udara dengan lafadz latin.
Subhanalladzi sakhkhoro lana hadza wama kunna lahu muqrinin. Wa inna ila
robbina lamunqolibun.
Untuk doa naik kendaraan laut, berikut ini adalah lafadz latinnya.
Bismillahi majreha wa mursaha inna robbi laghofururrohim.
Tujuan membaca doa ketika hendak memulai adalah untuk mengharapkan
keselamatan sampai di tempat tujuan. Dengan membaca doa pula, kita mengikut-
sertakan Allah dalam setiap langkah kita.

8. Pamit kepada kerabat dan tetangga


Selama hidup di dunia ini, kita memiliki keluarga dan tetangga. Oleh karena itu,
kita lebih disarankan untuk berpamitan kepada mereka ketika hendak melakukan
perjalanan. Apa lagi, jika kita mengajak serta seluruh keluarga. Dengan
berpamitan, keluarga dan tetangga akan tahu bahwa kita sedang tidak berada di
rumah dan bisa menyampaikannya kepada tamu yang datang.

9. Perbanyak membaca doa selama perjalanan


Salah satu waktu yang tepat untuk memanjatkan doa adalah ketika kita sedang
dalam perjalanan. Doa seorang musafir (orang yang melakukan perjalanan)
merupakan salah satu doa yang diijabah oleh Allah. 
Jika Sahabat memiliki keinginan atau hajat yang belum terkabul, Sahabat bisa
memanjatkannya selama perjalanan. Daripada bingung, lebih baik Sahabat
memperbanyak doa. Selain kemungkinan besar akan dikabulkan oleh Allah, hal ini
juga bisa digunakan untuk mengusir rasa bosan selama perjalanan.

10. Jika urusan sudah selesai, segeralah pulang


Perjalanan yang kita lakukan tentu memiliki tujuan. Bisa saja untuk berdagang,
menjalin silaturahmi, atau tujuan lainnya. Apapun tujuannya, jika tujuan tersebut
sudah tercapai di tempat tujuan, kita disarankan untuk segera pulang.
Menurut Rasulullah, safar atau sebagian besar dari azab karena orang yang sulit
memenuhi kebutuhannya akan makan, minum, dan tidur. Untuk itulah tujuan dari
Rasulullah umatnya untuk segera pulang setelah urusannya di tempat-tempat
selesai. Dengan begitu, kita bisa memenuhi kebutuhan kita dengan baik.

11. Melaksanakan shalat sunnah dua rakaat setelah penerbangan


Dalam perjalanan pulang setelah pulang, kita disunnahkan melaksanakan shalat
sunnah dua rakaat sebelum sampai di rumah. Sahabat bisa melakukannya di masjid
atau mushola yang ada di sepanjang perjalanan pulang. 
Ini bisa diikhtiarkan sebagai bentuk rasa syukur kita karena masih diberi kesehatan
dan keselamatan sehingga bisa menempuh perjalanan pulang. Sekaligus juga
sebagai bentuk memohon keselamatan agar sampai di rumah dengan keadaan sehat
wal afiat.

12. Mengadakan acara makan-makan setelah duniawi


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari menyebutkan bahwa Nabi
Muhammad SAW ketika datang ke Madinah, beliau menyembelih unta atau sapi
betina untuk jamuan. Kita sebagai umat Nabi Muhammad bisa meniru yang
dilakukan beliau. Bukan hal yang sama bertahan dengan menyembelih unta atau
sapi betina, tapi mengikuti penyelenggaraan acara makan-makan setelah
dunia. Dalam Islam, hal ini disebut dengan An-Naqi'ah. 
Demikian 12 ketika dianjurkan untuk dilakukan oleh seorang muslim melakukan
sebuah perjalanan. Selain membaca doa naik kendaraan darat atau laut, masih
banyak anjuran yang bisa kita lakukan yang sesuai dengan sunnah
nabi. Penyelenggaraan banyak hal tersebut tidak akan membuat kita rugi. Malah,
akan menambah pahala bagi kita karena melaksanakan sunnah Rasulullah
5.Bila ada orang kafir bersin lalu dia memuji Allah, boleh berkata kepadanya:

‫ َي ْه ِد ْي ُك ُم هللاُ َويُصْ لِ ُح َبالَ ُك ْم‬.

“Semoga Allah memberikan pada kalian petunjuk dan memperbaiki keadaan kalian.”

Hal ini berdasarkan hadits Abu Musa al-‘Asy’ari Radhiyallahu anhu, ia berkata:

‫ َي ْه ِد ْي ُك ُم هللاُ َويُصْ لِ ُح باَلَ ُك ْم‬:ُ‫ َف َيقُ ْول‬،ُ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َيرْ ج ُْو َن َأنْ َيقُ ْو َل لَ ُه ْم َيرْ َح ُم ُك ُم هللا‬ َ ‫ان ْال َيه ُْو ُد َي َت َع‬
َ ‫اطس ُْو َن عِ ْندَ َرس ُْو ِل هللا‬ َ ‫ َك‬.

“Orang-orang Yahudi berpura-pura bersin di ha-dapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,


mereka berharap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudi mengatakan kepada mereka
yarhamukumullah (semoga Allah memberikan rahmat bagi kalian), namun Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam hanya mengucapkan yahdikumullaah wa yushlihu baalakum (semoga Allah
memberikan pada kalian petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).” [HR. Ahmad IV/400, al-Bukhari
dalam al-Adaabul Mufrad II/392 no. 940, Abu Dawud no. 5058, an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal
Lailah no. 232, at-Tirmidzi no. 2739, al-Hakim IV/268. Lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi II/354 no. 2201]

Baca Juga  Etika Menggunakan Telepon Genggam


6. Apabila orang yang bersin itu menambah jumlah bersinnya lebih dari tiga kali, maka tidak perlu
dijawab dengan ucapan yarhamukallah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:

‫ت‬ ِ َ‫ِّت َبعْ َد َثال‬


ٍ ‫ث مَرَّ ا‬ ٍ َ‫ َوِإنْ َزا َد َعلَى َثال‬،ُ‫س َأ َح ُد ُك ْم َف ْل ُي َش ِّم ْت ُه َجلِ ْي ُسه‬
-ْ ‫ث َفه َُو َم ْز ُك ْو ٌم َوالَ ُت َشم‬ َ ‫ِإ َذا َع َط‬.

“Apabila salah seorang di antara kalian bersin, maka bagi yang duduk di dekatnya (setelah
mendengarkan ucapan alhamdulillaah) menjawabnya dengan ucapan yarhamukallah, apabila dia
bersin lebih dari tiga kali berarti ia sedang terkena flu dan jangan engkau beri jawaban
yarhamukallah setelah tiga kali bersin.” [HR. Abu Dawud no. 5035 dan Ibnu Sunni dalam ‘Amalul
Yaum wal Lailah no. 251. Lihat Shahiihul Jami’ no. 684]

Dan jangan mendo’akan orang yang bersin lebih dari tiga kali serta jangan pula mengucapkan
kepadanya do’a:

َ ‫اك هللاُ َو َعا َفا‬


‫ك‬ َ ‫ َش َف‬.

“Semoga Allah memberikan kesembuhan dan menjagamu.”

Karena seandainya hal tersebut disyari’atkan maka tentulah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah mencontohkannya.

7. Apabila ada orang yang bersin sedangkan imam sedang berkhutbah (Jum’at), maka ia harus
mengucapkan alhamdulillah (dengan merendahkan suara) dan tidak wajib untuk dijawab yarhamu-
kallah karena diam dikala khutbah Jum’at adalah wajib hukumnya.

8. Barangsiapa yang bersin sedangkan ia dalam keadaan tidak dibolehkan untuk berdzikir (memuji
Allah), misalnya sedang berada di WC, apabila ia khilaf menyebutkan alhamdulillah, maka tidak wajib
bagi kita yang mendengarkannya untuk menjawab yarhamukallah. Hal ini karena berdzikir di WC
terlarang. [Lihat kitab Adaabut Tatsaa-ub wal ‘Uthas oleh ar-Rumaih]

[Disalin dari kitab Aadaab Islaamiyyah, Penulis ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani, Judul
dalam Bahasa Indonesia Adab Harian Muslim Teladan, Penerjemah Zaki Rahmawan, Penerbit
Pustaka Ibnu Katsir Bogor, Cetakan Kedua Shafar 1427H – Maret 2006M]

_______

Footnote
[1]. Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ُ‫هللا َفالَ ُت َش ِّم ُت ْوه‬ َ ‫س َأ َح ُد ُك ْم َف َح ِم َد‬


َ ‫ َف َش ِّم ُت ْوهُ ِفِإنْ لَ ْم َيحْ َم ِد‬:‫هللا‬ َ ‫ِإ َذا َع َط‬.

“Jika salah seorang dari kalian bersin lalu mengucapkan alhamdulillah, maka hendaklah kalian
mengucapkan tasymit (ucapan yarhamukallah) baginya, namun jika tidak, maka janganlah
mengucapkan tasymit baginya.” [HR. Muslim no. 2992]

Referensi : https://almanhaj.or.id/4010-adab-adab-menguap-dan-bersin.html

KESEHATAN UMUM

22 Februari 2022

7 Adab Menjenguk Orang Sakit dalam Agama Islam Beserta


Doanya
Mendoakan dan memberikan semangat adalah hal yang penting

Simpan

Bagikan
Artikel ditulis oleh Defara Millenia

Disunting oleh Debora

Adab menjenguk orang sakit diajarkan dalam agama Islam agar tidak mengganggu


kenyamanan orang yang sedang sakit baik di rumah sakit maupun di rumah.X

Mengetahui adab menjenguk orang sakit perlu diperhatikan agar umat muslim
memahami dan mengetahui sikap.

Menjenguk orang sakit adalah salah satu amal salih berpahala besar.X

Selain menjalin silaturahmi bisa juga menghibur orang yang sedang sakit tersebut.X

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda


"Barang siapa mengunjungi orang yang sakit atau mengunjungi saudaranya karena
Allah atau di jalan Allah, akan ada yang menyeru kepadanya: '
Engkau telah berlaku mulia dan mulia pula langkahmu (dalam mengunjunginya),
serta engkau akan menempati rumah di surga." (HR At Tirmidzi).
ADVERTISEMENT

Lantas, apa saja adab menjenguk orang sakit yang diajarkan dalam agama Islam?
Yuk, simak deretannya di bawah ini!
Baca Juga: Crab Mentality, Fenomena Ketidaksenangan Melihat Kesuksesan Orang
LainX

Adab Menjenguk Orang Sakit


Menjenguk orang sakit hukumnya sunnah, tetapi sangat dianjurkan.
Selain memiliki keberkahan serta pahala yang besar menjenguk orang sakit
memperkuat hubungan antar sesama dan menjaga tali silaturahmi.X

Ketika seorang muslim menjenguk orang yang sakit, dianjurkan menerapkan adab-
adab yang diajarkan Islam.
Berikut ini adab menjenguk orang sakit yang perlu diperhatikan:
1. Mendoakannya

Foto: Orami Photo Stock


Adab menjenguk orang sakit pertama yang harus dilakukan seorang muslim
adalah membacakan doa menjenguk orang sakit. X

Ini merupakan adab yang paling utama.


Sebab, seorang muslim dianjurkan untuk saling mendoakan antara sesama manusia.

Adapun bacaan doa ketika menjenguk orang sakit adalah sebagai berikut:X


ADVERTISEMENT
-َ -‫ إاَّل َأ ْن‬-‫ي‬
-‫ ا‬-‫ ًم‬-‫ ْق‬-‫ َس‬-‫ ُر‬-‫ ِد‬-‫ ا‬-‫ َغ‬-‫ اَل ُي‬-‫ ًء‬-‫ ا‬-‫ َف‬-‫ش‬-ِ -‫ت‬ -َ -‫ َأ ْن‬-‫ف‬
-َ -‫ ِف‬-‫ ا‬-‫ اَل َش‬-‫ ي‬-‫ ِف‬-‫ ا‬-‫ َّش‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫ت‬ -َ ‫ ْأ‬-‫ َب‬-‫ ْل‬-‫ ا‬-‫ب‬
-ِ -‫ ْش‬-‫ ا‬-‫س‬ ِ -‫ ِه‬-‫ذ‬-ْ ‫ َأ‬-‫س‬ َّ -‫ر‬-َ -‫ َّم‬-‫ ُه‬-َّ‫ل‬-‫ل‬-‫ا‬
-ِ -‫ ا‬-‫ َّن‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫ب‬
Allāhumma rabban nāsi, adzhibil ba'sa. Isyfi. Antas syāfi. Lā syāfiya illā anta syifā'an
lā yughādiru saqaman.
Artinya: "Ya Allah Tuhan manusia. Hilangkanlah segala penyakit, sembuhkanlah,
Engkaulah Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali dengan kesembuhan Mu,
kesembuhan yang tidak dihinggapi penyakit lagi.”

2. Membawa Buah Tangan


Saat menjenguk orang sakit sangat dianjurkan membawa buah tangan atau oleh-
oleh.X

Hal ini dapat membahagiakan orang yang dijenguk serta menambah rasa cinta
kepada sesama melalui pemberian hadiah tersebut.
Ketika menjenguk orang yang sakit, hendaklah kedatangan kita memberikan
kesenangan dan keringanan hati bagi orang yang sakit.
Namun, sebaiknya saat menjenguk orang yang sakit bawalah buah tangan, seperti
buah-buahan maupun roti.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam
bersabda:
"Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai." (HR Bukhari).
Baca Juga: 8 Merk Skincare yang sudah BPOM dan Halal, Bikin Kulit Cantik Luar
Dalam!X
3. Menutup Aurat

Foto: freepik.com
Islam tidak melarang siapa pun untuk menjenguk kerabat atau temannya yang
sedang jatuh sakit. 
Namun, dalam menjenguk, seorang muslim sebaiknya tetap menutup dan  menjaga
aurat baik bagi yang menjenguk dan yang dijenguk.X

Hal ini agar terhindar dari fitnah.

4. Memberikan Semangat
Ketika menjenguk orang sakit, hendaknya seorang muslim membawa kesan
positif dengan menguatkan dan memberikan semangat. X

Hal sekecil ini akan memberikan dampak yang sangat baik bagi orang yang sedang
sakit.
Sebab, dari hal tersebut pikiran positif bisa tetap terjaga.
Salah satu cara menghiburnya adalah dengan menyampaikan hikmah bahwa sakit
adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya, sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW:
“Orang mukmin yang ditimpa kesusahan, kesedihan atau sakit yang terus-menerus
sampai kepada kesengsaraan yang menyusahkan, maka Allah akan menghapus
kejelekan-kejelekannya dengannya (sakit tersebut)" (H.R. Tirmidzi).
Baca Juga: Pretty Little Liars, Serial tentang Pertemanan yang Penuh Misteri
MenegangkanX
5. Menunjukkan Kepedulian

Foto: verywellhealth.com
Selain memberi semangat, ketika menjenguk orang sakit tunjukkan bahwa kita benar-
benar peduli pada kondisinya.
Tanyakan tentang perkembang kesehatan dan hal lainnya untuk menunjukkan simpati
kepadanya.
Dari Ibnu Sinni Rasulullah saw. bersabda:
"Di antara kesempurnaan menjenguk adalah engkau meletakkkan tangannya pada
bagian tubuh orang yang sakit sambil bertanya “Bagaimana keadaanmu pagi ini?
Atau bagaimana keadaanmu sore ini?"

6. Memberikan yang Diinginkan


Adab menjenguk orang sakit ini pernah ditunjukkan oleh Rasulullah.
Pada kitab Sunan Ibnu Majah menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah menjenguk
seorang lelaki kemudian beliau bertanya:
“Apakah engkau menginginkan sesuatu? Mau kue?” lelaki itu menjawab “Ya ”.

Rasul SAW. pun mencarikankue untuknya.X

Baca Juga: 5+ Doa untuk Suami yang Sedang Sakit, Yuk Amalkan!X
7. Melarang untuk Berharap Kematian

Foto: freepik.com
Selain mengeluh atas rasa sakit yang ia derita, sering kali orang yang sakit parah
akan putus asa dan berujung pada harapan kematian untuk menjemputnya.X

Padahal kematian hanya Allah SWT yang mengetahuinya.


Salah satu isi nasihat yang bisa diberikan berupa melarang berharap akan kematian.
Tetapi lebih untuk selalu mengingat Allah SWT, bahwa semuanya adalah kehendak-
Nya.
Sebagaimana yang ditunjukkan Rasul ketiak mengunjungi pamannya.
"Wahai paman! Janganlah engkau mengharap kematian. Sebab bila selama ini
engkau berbuat baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, maka itu adalah kebaikan
yang ditambahkan kepada kebaikanmu dulu, dan itu baik bagimu."
"Bila selama ini engkau berbuat tidak baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, lalu
engkau diberi kesempatan untuk bertaubat dari kesalahanmu, maka itu pun baik pula
bagimu. Maka, janganlah engkau mengharap kematian.” (HR. Ahmad dan Hakim).

Baca Juga: Intip Table Manner Dasar untuk Si Kecil dan Cara Mengajarkannya X

Itulah Moms deretan adab menjenguk orang sakit yang diajarkan dalam agama Islam.
Mendoakan kesembuhan untuk mereka yang sedang sakit karena itu lebih utama.
Home  Aqidah

Adab di Jalan
by Redaksi Muhammadiyah

 2 years ago

‫ت فَقَالُوا َما لَنَا بُ ٌّد‬ ُّ ‫وس َعلَى ال‬


ِ ‫ط ُرقَا‬ َ ُ‫سلَّ َم قَا َل ِإيَّا ُك ْم َوا ْل ُجل‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ عَنْ النَّبِ ِّي‬ِ ‫ي َر‬ ِّ ‫ا ْل ُخ ْد ِر‬
ِ ‫ق الطَّ ِر‬
‫يق‬ ُّ ‫ق َحقَّ َها قَالُوا َو َما َح‬ َ ‫س فََأ ْعطُوا الطَّ ِري‬ َ ِ‫َّث فِي َها قَا َل فَِإ َذا َأبَ ْيتُ ْم ِإاَّل ا ْل َم َجال‬
ُ ‫سنَا نَت ََحد‬
ُ ِ‫ِإنَّ َما ِه َي َم َجال‬
‫وف َونَ ْه ٌي عَنْ ا ْل ُم ْن َك ِر‬ ‫َأ‬
ِ ‫ساَل ِم َو ْم ٌر بِا ْل َم ْع ُر‬ ‫َأْل‬
َّ ‫ص ِر َو َكفُّ ا َذى َو َر ُّد ال‬ َ َ‫ض ا ْلب‬ُّ ‫قَا َل َغ‬
Dari Abu Sa’id Al Khudri RA,  dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian
duduk duduk di pinggir jalan”. Mereka bertanya: “Itu kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan
karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama”. Beliau bersabda: “Jika kalian tidak mau
meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut”. Mereka bertanya: “Apa hak
jalan itu?” Beliau menjawab: “Menundukkan pandangan, menyingkirkan halangan, menjawab salam,
menganjurkan kebaikan, mencegah kemungkaran “(Kitab Bukhari HN 2285, Kitab uslim HN 3960,
Kitab Ahmad HN 10883)
Jalan adalah tempat untuk lalu lintas orang dan kendaraan. Pada jaman Rasulullah jalan
sudah ada dan lebih banyak dilalui para pejalan kaki. Yang berkendaraan masih terbatas
mengendarai keledai, unta, dan kuda. Kini telah sangat sedikit yang mengendarai hewan
tunggangan di jalan raya, telah digantikan oleh sepeda, sepeda  motor, mobil, kereta, dan
kendaraan modern lainnya. Jalanpun telah dibagi-bagi menurut yang boleh lewat. Ada jalan
khusus pejalan kaki, jalan khusus sepeda, jalan khusus mobil, dan jalan bisa dilewati
berbagai jenis kendaraan.
Fungsi jalan semakin hari semakin penting karena semakin banyak orang berada di jalan
untuk berbagai keperluan, seperti: bekerja, bersekolah, belanja, rekreasi, mengunjungi sanak-
saudara, berdakwah, dll. Saking banyaknya orang yang melalui jalan  kita menyaksikan
banyak jalanan yang padat dan bahkan sampai macet.

Di Jakarta jalanan macet sudah biasa dan dapat disaksikan hampir setiap hari, terutama
saat-saat orang berangkat dan pulang. Di kota-kota besar lainnya seperti Medan, Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Samarinda, dll kemacetan telah pula terasa. Pertambahan
jumlah kendaraan dan orang yang melewati jalan jauh lebih cepat dibandingkan dengan
pertambahan luas dan panjang jalan. Kemacetan tambah menjadi-jadi ketika banyak
pengguna jalan yang berbuat semaunya, tidak tertib, dan mengabaikan aturan lalu lintas
sehingga jalanan yang sudah padat menjadi macet.

MateriTerkait
Sepuluh Hari Pertama Bulan Zulhijah, Semarakkan Seperti Ramadan
Jenis-Jenis Mati Syahid Dalam Islam
Mati Syahid, Mana yang Tidak dan Perlu Dimandikan atau Disalatkan?
 

Pada daerah-daerah di mana kemacetan sering terjadi, waktu yang dihabiskan di jalan
semakin banyak. Ada yang sampai rata-rata 5 jam perhari dan bahkan lebih. Tentu menjadi
tambah lama ketika ada banjir, demo, perbaikan jalan, dan halangan-halangan lainnya.
Semua orang pasti senang bila perjalanannya lancar tanpa halangan apapun.

Begitu pentingnya fungsi jalan, Islam mengatur bagaimana adab selama berada di jalan.
Rasulullah melarang kita berada di jalan kecuali untuk urusan penting dan dapat
menunaikan hak-hak jalan. Kita semua wajib menjaga jalan agar lancar dilalui.

Menunaikan hak jalan merupakan adab terpenting selama kita berada di jalan. Di antara hak
jalan antara lain:

Menundukkan Pandangan (ghadhul bashar)

Allah berfirman dalam al-Qur’an:

ِ ‫)وقُل لِّ ۡلم ُۡؤ ِم َن ٰـ‬


ۡ ‫ت َي ۡغض‬
‫ُض َن م ِۡن‬ ۡ ‫ُوجه ُۚمۡ‌ َذٲل َِك َأ ۡز َك ٰى لَه ُۗمۡ‌ ِإنَّ ٱهَّلل َ َخ ِبي ۢ ُر ِب َما َي‬
َ ‫ص َنع‬
َ ٣٠( ‫ُون‬ ُ ‫ص ٰـرهِمۡ َو َي ۡح َف‬
َ ‫ظو ْا فُر‬ ‫َأ‬
ِ َ ‫ِين َي ُغضُّو ْا م ِۡن ۡب‬ َ ‫قُل لِّ ۡلم ُۡؤ ِمن‬
َ ‫ص ٰـ ِرهِنَّ َو َي ۡح َف ۡظ َن ُفر‬
َّ‫ُوجهُن‬ َ ‫َأ ۡب‬

“Katakanlah kepada laki-laki beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui
apa yang mereka perbuat. “Dan Katakanlah kepada wanita-wanita mukminat: ”Hendaklah mereka
menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka.…” (QS An-Nur ayat 31-32)
Kata ghadhu berarti menundukkan atau mengurangi. Menurut Quraish Shihab “Tafsir al-
Misbah” volume 9 hal 324, yang dimaksud dengan ghadhul bashar adalah mengalihkan arah
pandangan, serta tidak memantapkan pandangan pada waktu yang lama kepada sesuatu
yang terlarang atau kurang baik.
Di jalan banyak hal tidak baik yang bisa dijumpai, utamanya aurat. Di banding laki-laki, wanita
lebih banyak yang membiarkan sebagian auratnya terbuka. Dengan mudah dapat dijumpai
wanita-wanita yang membiarkan kepalanya, lehernya, lengannya, dan kakinya terbuka.
Bahkan tidak sedikit yang membuka sebagian dada, perut, dan pahanya. Adapula yang
meskipun menutup auratnya tetapi dengan pakaian ketat sehingga lekak lekuk tubuhnya
terlihat dengan jelas. Bila memungkinkan, hindari jalan-jalan yang banyak hal-hal tidak baik.
Bila tidak bisa, wajib menundukkan pandangan.

Menundukkan pandangan atas aurat yang terbuka dilakukan dengan segera mengalihkan
perhatian ke obyek dan arah yang lain. Jangan sampai malah menikmatinya dengan
berlama-lama menatap, apalagi memberikan godaan dengan berdecak, bersiul,  bersuit-suit,
atau mengajak kenalan supaya dapat melihat lebih lama. Cukuplah dengan melihat sepintas
kemudian berlalu atau biarkan mereka berlalu.

Dari Abu Zur’ah bin Amru bin Jarir ia berkata, Jarir berkata; Saya bertanya kepada Rasulullah
SAW mengenai memandang wanita yang tidak dilakukan dengan sengaja (kebetulan), maka
beliau pun memerintahkanku agar mengalihkan pandangan. (Kitab Ahmad, HN 18369)

Jangan sampai wanita baik-baik merasa risi atau terganggu oleh perbuatan dan perkataan
kita. Biarkan mereka dapat melewati jalan dengan penuh keamanan dan kehormatan.

Perintah menjaga pandangan dikaitkan dengan perintah memelihara kemaluan.


Memandangi aurat dapat membangkitkan nafsu seksual. Membiarkan diri berlama-lama
memandangi aurat orang lain, berakibat melemahkan benteng pertahanan iman dan
melonggarkan kendali atas nafsu seksual.

Menundukkan pandangan merupakan ekspresi sifat rendah hati, menjaga diri, menghormati
orang lain dan tidak sombong. Perintah menundukkan pandangan kita laksanakan dengan
menjaga diri dari perbuatan maksiat dan sikap sombong serta menghormati sesama
pengguna jalan.

Menyingkirkan halangan (kafful adza)


Halangan di jalan ada yang terjadi akibat perbuatan kita dan ada yang karena pihak lain.

a. Menghindarkan diri menjadi halangan


Yang pertama-tama harus kita lakukan ketika berada di jalan adalah menghindarkan diri
menjadi bagian dari halangan jalan. Seorang muslim adalah orang yang senantiasa menjaga
orang-orang  muslim selamat dari lisan dan perbuatannya (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, An-
Nasa’i, Abu Dawud, dan ad-Darimi).

Beberapa aktifitas yang sering menjadi halangan jalan antara lain:

o Menyelenggarakan acara di bahu atau badan jalan


Larangan Rasulullah agar tidak duduk-duduk di pinggir jalan barangkali karena kekhawatiran
beliau akan terjadinya gangguan fungsi jalan sebagai sarana bagi para pemakai jalan dalam
melakukan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain. Beliau memberikan dispensasi
hanya apabila hak-hak jalan dapat dijaga.

Menyelenggarakan acara seperti pesta pernikahan, pertunjukan, atau lainnya dengan


membuat panggung atau tenda di sebagian badan jalan, sebaiknya tidak dilakukan, karena
dapat menyebabkan kemacetan atau setidak-tidaknya membuat perjalanan orang
terganggu.

o Parkir sembarangan
Memarkir kendaraan yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan orang lain termasuk
perbuatan mengambil hak jalan:

Parkir di tepi jalur berputar mengambil hak jalan kendaraan yang sedang berbalik arah.
Parkir di jalanan sempit mengambil hak jalan kendaraan yang melewati jalan itu. Parkir di
depan pintu garasi orang lain mengambil hak jalan kendaraan tuan rumah. Parkir di tikungan
menyebabkan pengguna jalan lainnya berada dalam bahaya.

Hendaklah memarkir kendaraan di tempat yang aman, tidak mengganggu dan


membahayakan perjalanan orang lain

o Mengabaikan aturan dan rambu-rambu lalu lintas


Aturan dan rambu-rambu lalu lintas dibuat untuk kelancaran dan keamanan berlalu lintas.
Mengabaikannya selama di jalan berakibat terganggunya lalulintas kendaraan dan
keamanan pengguna jalan.
Lewatilah jalur jalan yang menjadi hak Anda, jangan mengambil jalur yang menjadi hak
orang lain karena membahayakan orang lain dan diri sendiri.

Saat Anda mau belok kanan di depan traffic light, tempat antrian Anda di jalur paling kanan.
Bila Anda mengambil jalur kiri, Anda mengambil hak kendaraan yang mau berjalan lurus dan
Anda telah melakukan perbuatan yang membahayakan.
Di belokan ada marka jalan di tengah-tengah berupa garis tidak putus-putus, hak Anda
melewati jalur sebelah kiri garis. Menjalankan kendaraan hingga keluar garis berarti
mengambil hak jalan kendaraan yang berasal dari arah berlawanan dan menjadi potensi
bahaya.

Melewati jalur yang bukan hak Anda, berarti telah mengambil hak jalan orang lain.

b. Menyingkirkan halangan yang ada di jalan


Menyingkirkan halangan yang mengganggu perjalanan orang dan kendaraan adalah amalan
mulia.

Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda: “Iman itu ada tujuh puluh tiga
sampai tujuh puluh sembilan, atau enam puluh tiga sampai enam puluh sembilan cabang.
Yang paling utama adalah perkataan, LAA ILAAHA ILLALLAHU (Tidak ada tuhan yang berhak
disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.
Dan malu itu adalah sebagian dari iman.” (Kitab Muslim HN 51. Kitab Nasa’i HN 4919).

Menyingkirkan halangan di jalan merupakan amalan yang bernilai sedekah. Dari Abu Dzar
dari Nabi SAW. beliau bersabda: “Setiap hari setiap persendian anak Adam harus disedekahi,
salam yang diberikan kepada orang yang dijumpainya adalah sedekah, setiap perintahnya
kepada kebaikan adalah sedekah, setiap larangannya dari yang munkar adalah sedekah,
membuang hal yang mengganggu jalan adalah sedekah, dan persetubuhannya dengan isteri
adalah sedekah.” (Kitab Abu Daud HN 4564).

Nabi bersabda: “Kamu juga bisa bersedekah, kamu menyingkirkan tulang dari jalan adalah
sedekah, menunjukkan jalan adalah sedekah, menolong orang yang lemah dengan kelebihan
kekuatan yang kamu miliki adalah sedekah, penjelasanmu kepada orang yang bingung
adalah sedekah dan persetubuhanmu dengan istrimu adalah sedekah.” (Kitab Tirmidzi HN
1879).

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Ketika laki-laki sedang berjalan dan
menemukan ranting berduri di tengah jalan, kemudian dia menyingkirkan ranting tersebut
hingga Allah pun bersyukur kepadanya lalu mengampuni dosa-dosanya.” (Kitab Muslim HN
3538).

Menjawab Salam

Berada di jalan meningkatkan peluang ketemu orang lain. Di antara adab bertemu adalah
mengucapkan salam. Anda bisa memberi atau menerima salam. Menjawab salam adalah
wajib. Hak jalan orang yang lewat di sekitar Anda adalah mendapatkan jawaban atas salam
yang mereka berikan  buat Anda.

Menganjurkan Kebaikan

Banyak perbuatan baik yang bisa dilakukan di jalan, misalnya menolong orang tua atau anak-
anak menyeberang jalan, menolong orang yang mengalami kecelakaan di jalan, membantu
ibnu sabil yang kehabisan bekal, menolong orang yang kendaraannya mogok, menunjukkan
jalan orang yang tersesat, dll.  Anda juga bisa berdakwah di jalan.

Mencegah Kemungkaran

Banyak kemungkaran yang bisa terjadi di jalan, seperti: perampokan, pencopetan, kebut-
kebutan, parkir sembarangan, pelanggaran rambu dan aturan lalu lintas, membuka aurat,
berbuat tak senonoh, dan lain-lain.

Selama berada di jalan, sedapat mungkin kita mencegah terjadinya


kemungkaran tersebut sesuai kemampuan.

َ ‫قَا َل َأبُو‬
:‫س ِعي ٍد‬

‫سانِ ِه فَِإنْ َل ْم‬ ْ َ‫سلَّ َم قَا َل َمنْ َرَأى ُم ْن َك ًرا فَ ْليُ َغيِّ ْرهُ بِيَ ِد ِه فَِإنْ لَ ْم ي‬
َ ِ‫ست َِط ْع فَبِل‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ
‫ان‬
ِ ‫ض َعفُ اِإْل ي َم‬ ْ ‫ست َِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذلِ َك َأ‬
ْ َ‫ي‬
Abu Sa’id berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabada: “Barang
siapa yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya dan apabila ia
tidak mampu maka dengan lidahnya dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang
demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR Musim, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah,
Ahmad).
Dari hadits tersebut kita mengetahui bahwa ada 3 tingkatan mencegah kemungkaran:

Pertama, mencegah atau merubah kemungkaran dengan tangan, yang maksudnya adalah


dengan kekuasaan. Nahi mungkar derajat ini bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
kekuasaan. Di jalan yang punya kekuasaan adalah polisi dan petugas dinas perhubungan.
Bagi pak polisi bila melihat penjambretan, perampokan, pelecehan, ia harus menangkap
pelakunya dan memrosesnya sesuai hukum yang berlaku. Melihat orang kebut-kebutan
harus menghentikan. Melihat orang parkir sembarangan harus mengingatkan dan menyuruh
segera memindahkan kendaraannya ke tempat yang seharusnya atau bila perlu menilang
atau menderek. Dan terhadap pelanggar aturan dan rambu lalu lintas harus mengingatkan
atau menilang.
Mereka yang diberikan kuasa di jalan mempunyai andil besar dalam menjaga hak-hak jalan
sehingga lalu lintas menjadi lancar dan tertib.

Kedua, orang yang tidak memiliki kekuasaan,  bernahi munkar dengan lisannya. Misalnya
melihat ada yang dijambret, ia berteriak: “jambret!” dengan harapan agar orang-orang yang
mendengar berdatangan membantu, atau mencatat ciri-ciri penjambret dan plat nomor
kendaraannya dan melaporkannya kepada polisi. Menyaksikan ada yang parkir
sembarangan bertindak dengan menunjukkan tempat parkir yang seharusnya, dll.
Ketiga, orang yang tidak berani mencegah kemungaran dengan lisan, harus melakukan
dengan hati, yakni dengan membenci perbuatan kemungkaran yang disaksikannya dan tidak
mau terlibat dalam bentuk apapun dengan kemungkaran tersebut. Orang yang hanya berani
bernahi munkar dengan hatinya saja, termasuk dalam kategori selemah-lemahnya iman.
Melihat orang dijambret tidak berani berteriak, ia hanya bicara dalam hari: “masya Allah,
teganya orang menjambret”. Melihat orang parkir hingga mengganggu  arus lalu lintas, tidak
berani mengingatkan. dll
Menunjukkan jalan kepada orang yang bertanya

:‫عَنْ َجابِ ٍر قَا َل‬

ِ ُ‫َار َأ َح ُد ُك ْ}م َأ َخاهُ فَ ْلي‬


‫ش ْر َعلَ ْي ِه‬ ْ ‫سلَّ َم ِإ َذا ا‬
َ ‫ستَش‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬
Dari Jabir dia berkata; Rasulullah SAW. bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian meminta
petunjuk kepada saudaranya, hendaklah ia menunjukkan jalan yang benar.” (Kitab Ibnu Majah HN
3737).
Menunjukkan jalan bagi orang yang bertanya atau tersesat merupakan bagian dari hak
jalan dan bernilai sedekah. Nabi bersabda: “Kamu juga bisa bersedekah, ………… menunjukkan
jalan adalah sedekah, ……….. penjelasanmu kepada orang yang bingung adalah sedekah,
……….(HR Abu Dawud).

Tidak membuang hajat di jalan:


:َ‫عَنْ َأبِي ه َُر ْي َرة‬

‫سو َل هَّللا ِ قَا َل الَّ ِذي يَت ََخلَّى فِي‬ ِ َ‫سلَّ َم قَا َل اتَّقُوا اللَّعَّانَ ْي ِن قَالُوا َو َما اللَّعَّان‬
ُ ‫ان يَا َر‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫َأنَّ َر‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬
‫س َأ ْو ِفي ِظلِّ ِه ْم‬ ِ ‫طَ ِر‬
ِ ‫يق النَّا‬
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah kalian
dari La’anaini.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa La’anini itu?” Beliau menjawab:
“Orang yang buang hajat di jalan manusia atau di tempat berteduhnya mereka.” (Kitab Muslim HN
397).
Mengotori jalan dengan kotoran padat atau cair merupakan perbuatan terlaknat yang sangat
mengganggu kenyamanan orang di jalan. Apalagi pada tempat yang sering dilalui atau
tempat orang berteduh atau beristirahat seperti di halte, bawah pohon, dan lain-lain.
Hindarilah mengotori jalan dengan apapun, termasuk membuang sampah

12 Adab Bertetangga dalam Islam, Yuk Ikuti Hadis Rasulullah SAW


Harus dipahami agar hubungan dengan tetangga harmonis

Simpan

Bagikan
Artikel ditulis oleh Cholif Rahma

Disunting oleh Karla Farhana

Moms, dalam Islam, ada yang disebut dengan adab bertetangga yang harus selalu
kita jaga.
Tetangga adalah orang yang paling dekat rumahnya dengan kita ya, Moms. Kita
sering kali saling membantu untuk urusan yang tidak bisa diselesaikan sendiri.
Dalam Islam, tetangga memiliki hak-hak tertentu sebagaimana disebutkan dalam
beberapa hadits Rasulullah SAW seperti hak untuk mendapatkan rasa aman dari
gangguan.X

Dalam ajaran Islam, hak tetangga atas tetangganya begitu besar. Islam membuat
tuntunan bertetangga.
Karena keberagaman serta perbedaan latar belakang, suku, budaya, dan karakter,
serta ekonomi dalam bertetangga  berpotensi menimbulkan benturan.
Islam mengatur adab bertetangga untuk mengatasi potensi perbedaan tersebut.
Dalam ajaran Islam, perintah berbuat baik kepada tetangga disandingkan dengan
perintah menyembah Allah dan larangan mempersekutukannya
ADVERTISEMENT

Adapula sejumlah adab bertetangga sebagaimana disebutkan Imam Al-Ghazali dalam


risalahnya berjudul al-Adab fid Dîn dalam Majmû'ah Rasâil al-Imam al-Ghazâli (Kairo,
Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 444), sebagai berikut:
-،-‫ه‬-‫ت‬-‫ب‬-‫ي‬-‫ص‬-‫ م‬-‫ي‬-‫ ف‬-‫ه‬-‫ي‬-‫ز‬-‫ع‬-‫ي‬-‫ و‬-،-‫ه‬-‫ض‬-‫ر‬-‫ م‬-‫ي‬-‫ ف‬-‫ه‬-‫د‬-‫و‬-‫ع‬-‫ي‬-‫ و‬-،-‫ل‬-‫ا‬-‫ؤ‬-‫س‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫ه‬-‫ي‬-‫ل‬-‫ ع‬-‫ر‬-‫ث‬-‫ك‬-‫ ي‬-‫ال‬-‫ و‬-،-‫م‬-‫ال‬-‫ك‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫ه‬-‫ع‬-‫ م‬-‫ل‬-‫ي‬-‫ط‬-‫ ي‬-‫ال‬-‫ و‬-،-‫م‬-‫ال‬-‫س‬-‫ل‬-‫ا‬-‫ ب‬-‫ه‬-‫ؤ‬-‫ا‬-‫د‬-‫ت‬-‫ب‬-‫ ا‬-:-‫ر‬-‫ا‬-‫ج‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫ب‬-‫ا‬-‫د‬-‫آ‬
-،-‫ه‬-‫ت‬-‫م‬-‫ر‬-‫ ح‬-‫ن‬-‫ ع‬-‫ض‬-‫غ‬-‫ي‬-‫ و‬-،-‫ه‬-‫ت‬-‫و‬-‫ف‬-‫ ه‬-‫د‬-‫ن‬-‫ ع‬-‫ق‬-‫ف‬-‫ر‬-‫ ب‬-‫ه‬-‫ت‬-‫ب‬-‫ت‬-‫ا‬-‫ع‬-‫م‬-‫ و‬-،-‫ه‬-‫ت‬-‫ل‬-‫ ز‬-‫ن‬-‫ ع‬-‫ح‬-‫ف‬-‫ص‬-‫ي‬-‫ و‬-،-‫م‬-‫ال‬-‫ك‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫ي‬-‫ ف‬-‫ه‬-‫د‬-‫ب‬-‫ ع‬-‫ و‬-‫ه‬-‫د‬-‫ل‬-‫و‬-‫ ل‬-‫ف‬-‫ط‬-‫ل‬-‫ت‬-‫ي‬-‫ و‬-،-‫ه‬-‫ح‬-‫ر‬-‫ ف‬-‫ي‬-‫ ف‬-‫ه‬-‫ي‬-‫ن‬-‫ه‬-‫ي‬-‫و‬
-‫ه‬-‫ت‬-‫م‬-‫د‬-‫ا‬-‫ خ‬-‫ى‬-‫ إل‬-‫ر‬-‫ظ‬-‫ن‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫م‬-‫ي‬-‫د‬-‫ ي‬-‫ال‬-‫ و‬-،-‫ه‬-‫ت‬-‫خ‬-‫ر‬-‫ ص‬-‫د‬-‫ن‬-‫ ع‬-‫ه‬-‫ن‬-‫ي‬-‫ع‬-‫ي‬-‫و‬
Artinya:
"Adab bertetangga, yakni mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara,
tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbela sungkawa kepada yang
tertimpa musibah ikut bergembira atas kegembiraannya, berbicara dengan lembut
kepada anak tetangga dan pembantunya, memaafkan kesalahan ucap, menegur
secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang
istrinya, memberikan pertolongan ketika diperlukan, tidak terus-menerus
memandang pembantu perempuannya.”X

Oleh karena itu, kita perlu meenerapkan adab bertetangga sesuai dengan ajaran
Islam, agar hubungan dengan tetangga tetap harmonis dan terjalin tali silaturahmi
yang baik.

Baca Juga: Menghadapi Tetangga yang Suka PamerX


Adab Bertetangga dalam Islam

Foto: shutterstock.com
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang adab bertetangga menurut Islam,
yuk disimak Moms!

1. Dahulukan Salam
Memberikan salam terlebih dahulu merupakan adab bertetangga yang pertama.
Selain itu, mengucap salam ketika berjumpa dinilai sopan dalam kebiasaan sehari-
hari.X

Orang-orang yang bertetangga dianjurkan saling menyapa ketika bertemu dengan


mengucapkan salam.

Bagi pihak yang mendahului mengucapkan salam, maka secara akhlak lebih
baik dan karenanya mendapatkan kebaikan yang lebih banyak. Rupa-rupa

ADVERTISEMENT
Home > Hiburan > Rupa-rupa

RUPA-RUPA

18 April 2022

12 Adab Bertetangga dalam Islam, Yuk Ikuti Hadis Rasulullah SAW


Harus dipahami agar hubungan dengan tetangga harmonis

Simpan

Bagikan

Artikel ditulis oleh Cholif Rahma

Disunting oleh Karla Farhana

Moms, dalam Islam, ada yang disebut dengan adab bertetangga yang harus selalu
kita jaga.

Tetangga adalah orang yang paling dekat rumahnya dengan kita ya, Moms. Kita
sering kali saling membantu untuk urusan yang tidak bisa diselesaikan sendiri.

Dalam Islam,  tetangga  memiliki hak-hak tertentu sebagaimana disebutkan dalam


beberapa  hadits Rasulullah SAW  seperti hak untuk mendapatkan rasa aman dari
gangguan.

Dalam ajaran Islam, hak tetangga atas tetangganya begitu besar. Islam membuat
tuntunan bertetangga.

Karena keberagaman serta perbedaan latar belakang, suku, budaya, dan karakter,
serta ekonomi dalam bertetangga  berpotensi menimbulkan benturan.

Islam mengatur adab bertetangga untuk mengatasi potensi perbedaan tersebut.

Dalam ajaran Islam, perintah berbuat baik kepada tetangga disandingkan dengan
perintah menyembah Allah dan larangan mempersekutukannya
ADVERTISEMENT
Adapula sejumlah adab bertetangga sebagaimana disebutkan Imam Al-Ghazali dalam
risalahnya berjudul al-Adab fid Dîn dalam Majmû'ah Rasâil al-Imam al-Ghazâli (Kairo,
Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 444), sebagai berikut:

-،-‫ه‬-‫ت‬-‫ب‬-‫ي‬-‫ص‬-‫ م‬-‫ي‬-‫ ف‬-‫ه‬-‫ي‬-‫ز‬-‫ع‬-‫ي‬-‫ و‬-،-‫ه‬-‫ض‬-‫ر‬-‫ م‬-‫ي‬-‫ ف‬-‫ه‬-‫د‬-‫و‬-‫ع‬-‫ي‬-‫ و‬-،-‫ل‬-‫ا‬-‫ؤ‬-‫س‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫ه‬-‫ي‬-‫ل‬-‫ ع‬-‫ر‬-‫ث‬-‫ك‬-‫ ي‬-‫ال‬-‫ و‬-،-‫م‬-‫ال‬-‫ك‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫ه‬-‫ع‬-‫ م‬-‫ل‬-‫ي‬-‫ط‬-‫ ي‬-‫ال‬-‫ و‬-،-‫م‬-‫ال‬-‫س‬-‫ل‬-‫ا‬-‫ ب‬-‫ه‬-‫ؤ‬-‫ا‬-‫د‬-‫ت‬-‫ب‬-‫ ا‬-:-‫ر‬-‫ا‬-‫ج‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫ب‬-‫ا‬-‫د‬-‫آ‬
-،-‫ه‬-‫ت‬-‫م‬-‫ر‬-‫ ح‬-‫ن‬-‫ ع‬-‫ض‬-‫غ‬-‫ي‬-‫ و‬-،-‫ه‬-‫ت‬-‫و‬-‫ف‬-‫ ه‬-‫د‬-‫ن‬-‫ ع‬-‫ق‬-‫ف‬-‫ر‬-‫ ب‬-‫ه‬-‫ت‬-‫ب‬-‫ت‬-‫ا‬-‫ع‬-‫م‬-‫ و‬-،-‫ه‬-‫ت‬-‫ل‬-‫ ز‬-‫ن‬-‫ ع‬-‫ح‬-‫ف‬-‫ص‬-‫ي‬-‫ و‬-،-‫م‬-‫ال‬-‫ك‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫ي‬-‫ ف‬-‫ه‬-‫د‬-‫ب‬-‫ ع‬-‫ و‬-‫ه‬-‫د‬-‫ل‬-‫و‬-‫ ل‬-‫ف‬-‫ط‬-‫ل‬-‫ت‬-‫ي‬-‫ و‬-،-‫ه‬-‫ح‬-‫ر‬-‫ ف‬-‫ي‬-‫ ف‬-‫ه‬-‫ي‬-‫ن‬-‫ه‬-‫ي‬-‫و‬
-‫ه‬-‫ت‬-‫م‬-‫د‬-‫ا‬-‫ خ‬-‫ى‬-‫ إل‬-‫ر‬-‫ظ‬-‫ن‬-‫ل‬-‫ ا‬-‫م‬-‫ي‬-‫د‬-‫ ي‬-‫ال‬-‫ و‬-،-‫ه‬-‫ت‬-‫خ‬-‫ر‬-‫ ص‬-‫د‬-‫ن‬-‫ ع‬-‫ه‬-‫ن‬-‫ي‬-‫ع‬-‫ي‬-‫و‬

Artinya:

"Adab bertetangga, yakni mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara,


tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbela sungkawa kepada yang
tertimpa  musibah  ikut bergembira atas kegembiraannya, berbicara dengan lembut
kepada anak tetangga dan pembantunya, memaafkan kesalahan ucap, menegur
secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang
istrinya,  memberikan pertolongan  ketika diperlukan, tidak terus-menerus
memandang pembantu perempuannya.”

Oleh karena itu, kita perlu meenerapkan adab bertetangga sesuai dengan ajaran
Islam, agar hubungan dengan tetangga tetap harmonis dan terjalin tali silaturahmi
yang baik.

Baca Juga:  Menghadapi Tetangga yang Suka Pamer


Adab Bertetangga dalam Islam

Foto: shutterstock.com

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang adab bertetangga menurut Islam,
yuk disimak Moms!

1. Dahulukan Salam
Memberikan salam terlebih dahulu merupakan adab bertetangga yang pertama.
Selain itu, mengucap salam ketika berjumpa dinilai  sopan  dalam kebiasaan sehari-
hari.

Orang-orang yang bertetangga dianjurkan saling menyapa ketika bertemu dengan


mengucapkan salam.

Bagi pihak yang mendahului mengucapkan salam, maka secara akhlak lebih baik dan
karenanya mendapatkan kebaikan yang lebih banyak. 
2. Tidak Mengganggu Tetangga
Mendapat gangguan dari luar tentu sangat tidak nyaman ya, Moms?
ADVERTISEMENT

Maka dari itu, saling tidak mengganggu adalah adab bertetangga yang harus diikuti
oleh umat Muslim yang baik. Ini akan menunjukkan bahwa adanya   rasa saling
menghargai .

Adab ini dibahas dalam Hadits Riwayat Bukhari, di mana Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu
tetangganya."

Maka ada baiknya, contoh ketika akan mengadakan sebuah acara di rumah,
hendaknya meminta izin tetangga terdekat terlebih dahulu agar mereka tidak merasa
terganggu dengan acara yang Moms sedang selenggarakan.

Baca Juga:  Meghan Markle dan Pangeran Harry Pindah Rumah, Ini 6
Aturan Kontroversial yang Harus Dipatuhi Para Tetangga

3. Cara Mengatasi Gangguan Tetangga


Apabila tetangga melakukan perbuatan yang mengganggu, ada baiknya Moms harus
tetap bersabar.

Nah, sebenarnya Moms tetap diperbolehkan menegur mereka, namun dengan cara
yang baik. Akan lebih baik jika gangguan tersebut dibalas dengan kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda:


“Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah, … Disebutkan diantaranya:
“Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh
tetangganya, namun ia  sabar   atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah boleh
kematian atau keberangkatannya” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

4. Hindari Mengobrol Terlalu Lama dan Tidak Penting


Adab bertetangga berikutnya adalah tidak lama-lama berbicara, terutama ketika
membahas hal yang tidak terlalu penting.

Nyatanya, hidup bertetangga tidak bisa lepas dari berbicara satu sama lain ya,
Moms.

Namun pembicaraan itu sebaiknya tidak kelewat lama. Hal ini demi kebaikan seperti
menghindari gibah atau menggunjing pihak lain yang bisa menimbulkan fitnah dan
sebagainya. 

Baca Juga:  Beda Karakter Anak, Beda Pula Cara Mengajarkan Puasa

5. Memaafkan Kesalahan Ucap


Ketika tetangga tidak sengaja melontarkan perkataan yang menyinggung, maka
Moms harus memaafkannya.

Sebab bisa jadi suatu saat Moms juga melakukan hal yang sama terhadap tetangga,
secara disadari maupun tidak.

Memendam dendam juga bukan hal yang dianjurkan dalam Islam. Karena bisa
menimbulkan kebencian yang merugikan.

6. Siap Sedia Menolong Tetangga


Jika tetangga kesulitan dengan harta, tertimpa musibah, bahkan kehilangan,
umat  Muslim  sepantasnya memberikan bantuan sesuai dengan adab bertetangga.

Berikan bantuan tersebut tanpa harus diminta, sebab itu adalah hak seorang Muslim
terhadap saudaranya.

7. Menjenguk Tetangga yang Sakit


Ketika tetangga ada yang sakit, maka ia berhak untuk dikunjungi.

Artinya, dalam adab bertetangga, tetangga yang tidak sakit berkewajiban


mengunjunginya tanpa memandang status sosial pihak yang sakit.

Bertetangga pada dasarnya adalah berteman sehingga kesetaraan di antara mereka


harus dijaga dengan baik.  
Baca Juga:  Bacaan Doa Menerima Zakat, Sebagai Adab Menerima Zakat
dari Muzakki

8. Tidak Iri pada Tetangga


Ketika tetangga mendapatkan rezeki atau berbagai bentuk kebaikan, umat Muslim
tidak boleh merasa iri.

Justri menurut adab bertetangga, Moms harus ikut berbahagia dengan kebaikan
tersebut.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

"Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak sempurna keimanan seseorang
hingga ia menyukai bagi tetangganya apa yang ia sukai bagi dirinya. " (HR Muslim).

9. Tidak Menghalangi Bangunan Tetangga


Dalam bertetangga, tentu Moms akan memiliki bangunan rumah yang saling
berdampingan. Bahkan bebrerapa rumah juga berdempetan.

Sebagai tetangga yang baik, hendaknya untuk tidak menghalangi tetangga untuk
membangun rumah atau menghalangi udara dan sinar matahari ke rumahnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu

-‫ ِه‬-‫ر‬-ِ -‫ ا‬-‫ َد‬-‫ ِج‬-‫ ى‬-‫ ِف‬-‫ ًة‬-‫ َب‬-‫ َش‬-‫خ‬-َ -‫ز‬-َ -‫ر‬-ِ -‫غ‬-ْ -‫ َي‬-‫ن‬-ْ ‫ َأ‬-‫ ُه‬-‫ر‬-َ -‫ ا‬-‫ج‬-َ -‫ ْم‬-‫ ُك‬-‫ ُد‬-‫ح‬-َ ‫ َأ‬-‫ع‬-ْ -‫ َن‬-‫ ْم‬-‫ َي‬-َ‫ال‬

“Janganlah salah seorang di antara kalian melarang tetangganya menancapkan kayu


di dinding (tembok)nya” (HR.Bukhari (no.1609); Muslim (no.2463); dan lafazh hadits
ini menurut riwayat beliau; Ahmad (no.7236); at-Tirmidzi (no.1353); Abu Dawud
(no.3634); Ibnu Majah (no.2335); dan Malik (no.1462).

10. Memelihara Hak Tetangga


Salah satu hal yang harus Moms utamakan dalam adab bertetangga adalah
memelihara hak tetangga.

Hak tetangga yang perlu dijaga adalah melindungi harta mereka dari orang jahat,
serta memberikan beberapa hadiah.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai   Rasulullah  aku
memiliki dua tetangga, manakah yang aku beri hadiah?’ Rasulullah SAW menjawab

َ -‫ ْن‬-‫ ِم‬-‫ ا‬-‫ َم‬-‫ ِه‬-‫ ِب‬-‫ر‬-َ -‫ َأ ْق‬-‫ ى‬-‫ِإ َل‬


-ً‫ا‬-‫ب‬-َ‫ا‬-‫ ب‬-‫ك‬

‘Yang pintunya paling dekat dengan rumahmu’” (HR. Bukhari (no.6020); Ahmad
(no.24895); dan Abu Dawud (no.5155)).

Baca Juga:  Sholat Witir, Sunnah yang Sangat Dianjurkan Rasulullah SAW
11. Turut Berbela Sungkawa pada yang Tertimpa Musibah
Seorang tetangga juga berhak dikunjungi ketika sedang tertimpa musibah terutama
kematian anggota keluarganya.

Adab bertetangga yang sebaiknya dilakukan dalam kunjungan  takziah  adalah ikut
berbela sungkawa dengan menunjukkan rasa duka dan mendoakan kebaikan
terutama bagi si mayit dan keluarga yang ditinggalkan.  

12. Turut Bergembira atas Kegembiraannya


Janganlah seseorang merasa tidak senang atas keberhasilan tetangganya
disebabkan iri. Hal yang justru dianjurkan adalah saling mengucapkan selamat atas
keberhasilan sesama tangga.

Adab bertetangga ini mengajak umat Muslim untuk turut berbahagia atas apa yang
diperoleh tetangga.

Dengan cara ini perasaan iri atas keberhasilan tetangga bisa dihindarkan dan
pertemanan sesama tetangga dapat terjaga. 

Baca Juga:  Niat, Bacaan, dan Tata Cara Sholat Idul Adha dan Sunnah yang
Bisa Dilakukan

Itu dia Moms ragam adab bertetangga yang diajarkan Rasulullah SAW, serta harus
diamalkan oleh setiap umat Muslim.

Anda mungkin juga menyukai