Hujan merupakan salah satu nikmat Allah, bahkan bumi tak berhenti bersyukur atas nikmat
yang satu ini.
Kehidupan makhluk sebagian besarnya tergantung pada kebutuhan air. Terlebih tanaman,
hewan, dan manusia.
َ اللَّهُ َّم, artinya: Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.
ً صيِّبا ً ناَفِعا
Hujan tidaklah ia turun, kecuali atas kehendak Allah Ta`ala. Dan hujan salah satu dari
ciptaan-Nya, maka mencela hujan sama dengan mencela Allah.
Baca juga :
Sebagaimana Rasulullah jika turun hujan, beliau menyingkap bajunya hingga terguyur hujan.
Waktu hujan merupakan waktu yang tepat untuk bermunajat, maka perbanyaklah berdoa saat
hujan turun.
Setiap yang tercipta di bumi ini merupakan kebaikan Allah `Azza wa Jallan untuk hamba-
hamba-Nya, maka beradab atasnya merupakan kemuliaan.
2020-10-28
Apa yang Sahabat lakukan ketika hendak bepergian? Banyak orang yang akan
menjawabnya dengan jawaban membaca doa. Namun tahukah kamu, selain
membaca doa perjalanan atau doa kendaraan darat, masih ada banyak anjuran
lainnya yang bisa kita lakukan. Anjuran ini sesuai dengan hal yang dilakukan oleh
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Bepergian dalam bahasa arab disebut dengan safar . Islam adalah banyak hal untuk
kita karena hal ini memiliki manfaat, seperti menjalin silaturahmi hingga
menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang segala hal. terkadang kita juga
bertemu dengan orang-orang baru sehingga bisa menambah teman dan koneksi
kita.
Adab Bepergian Dalam Islam, Termasuk Membaca
Doa Naik Kendaraan Darat
Dalam Islam, ada anjuran-anjuran yang sebaiknya kita lakukan selama melakukan
perjalanan. setidaknya ada 12 anjuran yang bisa kita ikuti, yaitu sebagai berikut :
4. mengqashar shalat
Kita tidak dianjurkan untuk menjamak shalat ketika bepergian, namun kita lebih
disarankan untuk mengqosor shalat. Bahkan dihukumi sunnah muakkad, yaitu
sunnah yang sangat dianjurkan. Shalat yang boleh diqosor adalah shalat yang
membuka 4 rakaat, yaitu shalat Dzuhur, Ashar, dan Isya'. Sedangkan shalat
Maghrib dan Shubuh tidak boleh diqasar.
2020-10-28
Apa yang Sahabat lakukan ketika hendak bepergian? Banyak orang yang akan
menjawabnya dengan jawaban membaca doa. Namun tahukah kamu, selain
membaca doa perjalanan atau doa kendaraan darat, masih ada banyak anjuran
lainnya yang bisa kita lakukan. Anjuran ini sesuai dengan hal yang dilakukan oleh
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Bepergian dalam bahasa arab disebut dengan safar . Islam adalah banyak hal untuk
kita karena hal ini memiliki manfaat, seperti menjalin silaturahmi hingga
menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang segala hal. terkadang kita juga
bertemu dengan orang-orang baru sehingga bisa menambah teman dan koneksi
kita.
Adab Bepergian Dalam Islam, Termasuk Membaca
Doa Naik Kendaraan Darat
Dalam Islam, ada anjuran-anjuran yang sebaiknya kita lakukan selama melakukan
perjalanan. setidaknya ada 12 anjuran yang bisa kita ikuti, yaitu sebagai berikut :
4. mengqashar shalat
Kita tidak dianjurkan untuk menjamak shalat ketika bepergian, namun kita lebih
disarankan untuk mengqosor shalat. Bahkan dihukumi sunnah muakkad, yaitu
sunnah yang sangat dianjurkan. Shalat yang boleh diqosor adalah shalat yang
membuka 4 rakaat, yaitu shalat Dzuhur, Ashar, dan Isya'. Sedangkan shalat
Maghrib dan Shubuh tidak boleh diqasar.
“Semoga Allah memberikan pada kalian petunjuk dan memperbaiki keadaan kalian.”
Hal ini berdasarkan hadits Abu Musa al-‘Asy’ari Radhiyallahu anhu, ia berkata:
َي ْه ِد ْي ُك ُم هللاُ َويُصْ لِ ُح باَلَ ُك ْم:ُ َف َيقُ ْول،ُصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َيرْ ج ُْو َن َأنْ َيقُ ْو َل لَ ُه ْم َيرْ َح ُم ُك ُم هللا َ ان ْال َيه ُْو ُد َي َت َع
َ اطس ُْو َن عِ ْندَ َرس ُْو ِل هللا َ َك.
“Apabila salah seorang di antara kalian bersin, maka bagi yang duduk di dekatnya (setelah
mendengarkan ucapan alhamdulillaah) menjawabnya dengan ucapan yarhamukallah, apabila dia
bersin lebih dari tiga kali berarti ia sedang terkena flu dan jangan engkau beri jawaban
yarhamukallah setelah tiga kali bersin.” [HR. Abu Dawud no. 5035 dan Ibnu Sunni dalam ‘Amalul
Yaum wal Lailah no. 251. Lihat Shahiihul Jami’ no. 684]
Dan jangan mendo’akan orang yang bersin lebih dari tiga kali serta jangan pula mengucapkan
kepadanya do’a:
Karena seandainya hal tersebut disyari’atkan maka tentulah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah mencontohkannya.
7. Apabila ada orang yang bersin sedangkan imam sedang berkhutbah (Jum’at), maka ia harus
mengucapkan alhamdulillah (dengan merendahkan suara) dan tidak wajib untuk dijawab yarhamu-
kallah karena diam dikala khutbah Jum’at adalah wajib hukumnya.
8. Barangsiapa yang bersin sedangkan ia dalam keadaan tidak dibolehkan untuk berdzikir (memuji
Allah), misalnya sedang berada di WC, apabila ia khilaf menyebutkan alhamdulillah, maka tidak wajib
bagi kita yang mendengarkannya untuk menjawab yarhamukallah. Hal ini karena berdzikir di WC
terlarang. [Lihat kitab Adaabut Tatsaa-ub wal ‘Uthas oleh ar-Rumaih]
[Disalin dari kitab Aadaab Islaamiyyah, Penulis ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani, Judul
dalam Bahasa Indonesia Adab Harian Muslim Teladan, Penerjemah Zaki Rahmawan, Penerbit
Pustaka Ibnu Katsir Bogor, Cetakan Kedua Shafar 1427H – Maret 2006M]
_______
Footnote
[1]. Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jika salah seorang dari kalian bersin lalu mengucapkan alhamdulillah, maka hendaklah kalian
mengucapkan tasymit (ucapan yarhamukallah) baginya, namun jika tidak, maka janganlah
mengucapkan tasymit baginya.” [HR. Muslim no. 2992]
Referensi : https://almanhaj.or.id/4010-adab-adab-menguap-dan-bersin.html
KESEHATAN UMUM
22 Februari 2022
Simpan
Bagikan
Artikel ditulis oleh Defara Millenia
Disunting oleh Debora
Mengetahui adab menjenguk orang sakit perlu diperhatikan agar umat muslim
memahami dan mengetahui sikap.
Lantas, apa saja adab menjenguk orang sakit yang diajarkan dalam agama Islam?
Yuk, simak deretannya di bawah ini!
Baca Juga: Crab Mentality, Fenomena Ketidaksenangan Melihat Kesuksesan Orang
LainX
Ketika seorang muslim menjenguk orang yang sakit, dianjurkan menerapkan adab-
adab yang diajarkan Islam.
Berikut ini adab menjenguk orang sakit yang perlu diperhatikan:
1. Mendoakannya
Hal ini dapat membahagiakan orang yang dijenguk serta menambah rasa cinta
kepada sesama melalui pemberian hadiah tersebut.
Ketika menjenguk orang yang sakit, hendaklah kedatangan kita memberikan
kesenangan dan keringanan hati bagi orang yang sakit.
Namun, sebaiknya saat menjenguk orang yang sakit bawalah buah tangan, seperti
buah-buahan maupun roti.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam
bersabda:
"Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai." (HR Bukhari).
Baca Juga: 8 Merk Skincare yang sudah BPOM dan Halal, Bikin Kulit Cantik Luar
Dalam!X
3. Menutup Aurat
Foto: freepik.com
Islam tidak melarang siapa pun untuk menjenguk kerabat atau temannya yang
sedang jatuh sakit.
Namun, dalam menjenguk, seorang muslim sebaiknya tetap menutup dan menjaga
aurat baik bagi yang menjenguk dan yang dijenguk.X
4. Memberikan Semangat
Ketika menjenguk orang sakit, hendaknya seorang muslim membawa kesan
positif dengan menguatkan dan memberikan semangat. X
Hal sekecil ini akan memberikan dampak yang sangat baik bagi orang yang sedang
sakit.
Sebab, dari hal tersebut pikiran positif bisa tetap terjaga.
Salah satu cara menghiburnya adalah dengan menyampaikan hikmah bahwa sakit
adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya, sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW:
“Orang mukmin yang ditimpa kesusahan, kesedihan atau sakit yang terus-menerus
sampai kepada kesengsaraan yang menyusahkan, maka Allah akan menghapus
kejelekan-kejelekannya dengannya (sakit tersebut)" (H.R. Tirmidzi).
Baca Juga: Pretty Little Liars, Serial tentang Pertemanan yang Penuh Misteri
MenegangkanX
5. Menunjukkan Kepedulian
Foto: verywellhealth.com
Selain memberi semangat, ketika menjenguk orang sakit tunjukkan bahwa kita benar-
benar peduli pada kondisinya.
Tanyakan tentang perkembang kesehatan dan hal lainnya untuk menunjukkan simpati
kepadanya.
Dari Ibnu Sinni Rasulullah saw. bersabda:
"Di antara kesempurnaan menjenguk adalah engkau meletakkkan tangannya pada
bagian tubuh orang yang sakit sambil bertanya “Bagaimana keadaanmu pagi ini?
Atau bagaimana keadaanmu sore ini?"
Baca Juga: 5+ Doa untuk Suami yang Sedang Sakit, Yuk Amalkan!X
7. Melarang untuk Berharap Kematian
Foto: freepik.com
Selain mengeluh atas rasa sakit yang ia derita, sering kali orang yang sakit parah
akan putus asa dan berujung pada harapan kematian untuk menjemputnya.X
Baca Juga: Intip Table Manner Dasar untuk Si Kecil dan Cara Mengajarkannya X
Itulah Moms deretan adab menjenguk orang sakit yang diajarkan dalam agama Islam.
Mendoakan kesembuhan untuk mereka yang sedang sakit karena itu lebih utama.
Home Aqidah
Adab di Jalan
by Redaksi Muhammadiyah
2 years ago
Di Jakarta jalanan macet sudah biasa dan dapat disaksikan hampir setiap hari, terutama
saat-saat orang berangkat dan pulang. Di kota-kota besar lainnya seperti Medan, Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Samarinda, dll kemacetan telah pula terasa. Pertambahan
jumlah kendaraan dan orang yang melewati jalan jauh lebih cepat dibandingkan dengan
pertambahan luas dan panjang jalan. Kemacetan tambah menjadi-jadi ketika banyak
pengguna jalan yang berbuat semaunya, tidak tertib, dan mengabaikan aturan lalu lintas
sehingga jalanan yang sudah padat menjadi macet.
MateriTerkait
Sepuluh Hari Pertama Bulan Zulhijah, Semarakkan Seperti Ramadan
Jenis-Jenis Mati Syahid Dalam Islam
Mati Syahid, Mana yang Tidak dan Perlu Dimandikan atau Disalatkan?
Pada daerah-daerah di mana kemacetan sering terjadi, waktu yang dihabiskan di jalan
semakin banyak. Ada yang sampai rata-rata 5 jam perhari dan bahkan lebih. Tentu menjadi
tambah lama ketika ada banjir, demo, perbaikan jalan, dan halangan-halangan lainnya.
Semua orang pasti senang bila perjalanannya lancar tanpa halangan apapun.
Begitu pentingnya fungsi jalan, Islam mengatur bagaimana adab selama berada di jalan.
Rasulullah melarang kita berada di jalan kecuali untuk urusan penting dan dapat
menunaikan hak-hak jalan. Kita semua wajib menjaga jalan agar lancar dilalui.
Menunaikan hak jalan merupakan adab terpenting selama kita berada di jalan. Di antara hak
jalan antara lain:
“Katakanlah kepada laki-laki beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui
apa yang mereka perbuat. “Dan Katakanlah kepada wanita-wanita mukminat: ”Hendaklah mereka
menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka.…” (QS An-Nur ayat 31-32)
Kata ghadhu berarti menundukkan atau mengurangi. Menurut Quraish Shihab “Tafsir al-
Misbah” volume 9 hal 324, yang dimaksud dengan ghadhul bashar adalah mengalihkan arah
pandangan, serta tidak memantapkan pandangan pada waktu yang lama kepada sesuatu
yang terlarang atau kurang baik.
Di jalan banyak hal tidak baik yang bisa dijumpai, utamanya aurat. Di banding laki-laki, wanita
lebih banyak yang membiarkan sebagian auratnya terbuka. Dengan mudah dapat dijumpai
wanita-wanita yang membiarkan kepalanya, lehernya, lengannya, dan kakinya terbuka.
Bahkan tidak sedikit yang membuka sebagian dada, perut, dan pahanya. Adapula yang
meskipun menutup auratnya tetapi dengan pakaian ketat sehingga lekak lekuk tubuhnya
terlihat dengan jelas. Bila memungkinkan, hindari jalan-jalan yang banyak hal-hal tidak baik.
Bila tidak bisa, wajib menundukkan pandangan.
Menundukkan pandangan atas aurat yang terbuka dilakukan dengan segera mengalihkan
perhatian ke obyek dan arah yang lain. Jangan sampai malah menikmatinya dengan
berlama-lama menatap, apalagi memberikan godaan dengan berdecak, bersiul, bersuit-suit,
atau mengajak kenalan supaya dapat melihat lebih lama. Cukuplah dengan melihat sepintas
kemudian berlalu atau biarkan mereka berlalu.
Dari Abu Zur’ah bin Amru bin Jarir ia berkata, Jarir berkata; Saya bertanya kepada Rasulullah
SAW mengenai memandang wanita yang tidak dilakukan dengan sengaja (kebetulan), maka
beliau pun memerintahkanku agar mengalihkan pandangan. (Kitab Ahmad, HN 18369)
Jangan sampai wanita baik-baik merasa risi atau terganggu oleh perbuatan dan perkataan
kita. Biarkan mereka dapat melewati jalan dengan penuh keamanan dan kehormatan.
Menundukkan pandangan merupakan ekspresi sifat rendah hati, menjaga diri, menghormati
orang lain dan tidak sombong. Perintah menundukkan pandangan kita laksanakan dengan
menjaga diri dari perbuatan maksiat dan sikap sombong serta menghormati sesama
pengguna jalan.
o Parkir sembarangan
Memarkir kendaraan yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan orang lain termasuk
perbuatan mengambil hak jalan:
Parkir di tepi jalur berputar mengambil hak jalan kendaraan yang sedang berbalik arah.
Parkir di jalanan sempit mengambil hak jalan kendaraan yang melewati jalan itu. Parkir di
depan pintu garasi orang lain mengambil hak jalan kendaraan tuan rumah. Parkir di tikungan
menyebabkan pengguna jalan lainnya berada dalam bahaya.
Saat Anda mau belok kanan di depan traffic light, tempat antrian Anda di jalur paling kanan.
Bila Anda mengambil jalur kiri, Anda mengambil hak kendaraan yang mau berjalan lurus dan
Anda telah melakukan perbuatan yang membahayakan.
Di belokan ada marka jalan di tengah-tengah berupa garis tidak putus-putus, hak Anda
melewati jalur sebelah kiri garis. Menjalankan kendaraan hingga keluar garis berarti
mengambil hak jalan kendaraan yang berasal dari arah berlawanan dan menjadi potensi
bahaya.
Melewati jalur yang bukan hak Anda, berarti telah mengambil hak jalan orang lain.
Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda: “Iman itu ada tujuh puluh tiga
sampai tujuh puluh sembilan, atau enam puluh tiga sampai enam puluh sembilan cabang.
Yang paling utama adalah perkataan, LAA ILAAHA ILLALLAHU (Tidak ada tuhan yang berhak
disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.
Dan malu itu adalah sebagian dari iman.” (Kitab Muslim HN 51. Kitab Nasa’i HN 4919).
Menyingkirkan halangan di jalan merupakan amalan yang bernilai sedekah. Dari Abu Dzar
dari Nabi SAW. beliau bersabda: “Setiap hari setiap persendian anak Adam harus disedekahi,
salam yang diberikan kepada orang yang dijumpainya adalah sedekah, setiap perintahnya
kepada kebaikan adalah sedekah, setiap larangannya dari yang munkar adalah sedekah,
membuang hal yang mengganggu jalan adalah sedekah, dan persetubuhannya dengan isteri
adalah sedekah.” (Kitab Abu Daud HN 4564).
Nabi bersabda: “Kamu juga bisa bersedekah, kamu menyingkirkan tulang dari jalan adalah
sedekah, menunjukkan jalan adalah sedekah, menolong orang yang lemah dengan kelebihan
kekuatan yang kamu miliki adalah sedekah, penjelasanmu kepada orang yang bingung
adalah sedekah dan persetubuhanmu dengan istrimu adalah sedekah.” (Kitab Tirmidzi HN
1879).
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Ketika laki-laki sedang berjalan dan
menemukan ranting berduri di tengah jalan, kemudian dia menyingkirkan ranting tersebut
hingga Allah pun bersyukur kepadanya lalu mengampuni dosa-dosanya.” (Kitab Muslim HN
3538).
Menjawab Salam
Berada di jalan meningkatkan peluang ketemu orang lain. Di antara adab bertemu adalah
mengucapkan salam. Anda bisa memberi atau menerima salam. Menjawab salam adalah
wajib. Hak jalan orang yang lewat di sekitar Anda adalah mendapatkan jawaban atas salam
yang mereka berikan buat Anda.
Menganjurkan Kebaikan
Banyak perbuatan baik yang bisa dilakukan di jalan, misalnya menolong orang tua atau anak-
anak menyeberang jalan, menolong orang yang mengalami kecelakaan di jalan, membantu
ibnu sabil yang kehabisan bekal, menolong orang yang kendaraannya mogok, menunjukkan
jalan orang yang tersesat, dll. Anda juga bisa berdakwah di jalan.
Mencegah Kemungkaran
Banyak kemungkaran yang bisa terjadi di jalan, seperti: perampokan, pencopetan, kebut-
kebutan, parkir sembarangan, pelanggaran rambu dan aturan lalu lintas, membuka aurat,
berbuat tak senonoh, dan lain-lain.
َ قَا َل َأبُو
:س ِعي ٍد
سانِ ِه فَِإنْ َل ْم ْ َسلَّ َم قَا َل َمنْ َرَأى ُم ْن َك ًرا فَ ْليُ َغيِّ ْرهُ بِيَ ِد ِه فَِإنْ لَ ْم ي
َ ِست َِط ْع فَبِل َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو
َ ِ سو َل هَّللا ُ س ِم ْعتُ َر َ
ان
ِ ض َعفُ اِإْل ي َم ْ ست َِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذلِ َك َأ
ْ َي
Abu Sa’id berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabada: “Barang
siapa yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya dan apabila ia
tidak mampu maka dengan lidahnya dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang
demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR Musim, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah,
Ahmad).
Dari hadits tersebut kita mengetahui bahwa ada 3 tingkatan mencegah kemungkaran:
Kedua, orang yang tidak memiliki kekuasaan, bernahi munkar dengan lisannya. Misalnya
melihat ada yang dijambret, ia berteriak: “jambret!” dengan harapan agar orang-orang yang
mendengar berdatangan membantu, atau mencatat ciri-ciri penjambret dan plat nomor
kendaraannya dan melaporkannya kepada polisi. Menyaksikan ada yang parkir
sembarangan bertindak dengan menunjukkan tempat parkir yang seharusnya, dll.
Ketiga, orang yang tidak berani mencegah kemungaran dengan lisan, harus melakukan
dengan hati, yakni dengan membenci perbuatan kemungkaran yang disaksikannya dan tidak
mau terlibat dalam bentuk apapun dengan kemungkaran tersebut. Orang yang hanya berani
bernahi munkar dengan hatinya saja, termasuk dalam kategori selemah-lemahnya iman.
Melihat orang dijambret tidak berani berteriak, ia hanya bicara dalam hari: “masya Allah,
teganya orang menjambret”. Melihat orang parkir hingga mengganggu arus lalu lintas, tidak
berani mengingatkan. dll
Menunjukkan jalan kepada orang yang bertanya
سو َل هَّللا ِ قَا َل الَّ ِذي يَت ََخلَّى فِي ِ َسلَّ َم قَا َل اتَّقُوا اللَّعَّانَ ْي ِن قَالُوا َو َما اللَّعَّان
ُ ان يَا َر َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو ُ َأنَّ َر
َ ِ سو َل هَّللا
س َأ ْو ِفي ِظلِّ ِه ْم ِ طَ ِر
ِ يق النَّا
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah kalian
dari La’anaini.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa La’anini itu?” Beliau menjawab:
“Orang yang buang hajat di jalan manusia atau di tempat berteduhnya mereka.” (Kitab Muslim HN
397).
Mengotori jalan dengan kotoran padat atau cair merupakan perbuatan terlaknat yang sangat
mengganggu kenyamanan orang di jalan. Apalagi pada tempat yang sering dilalui atau
tempat orang berteduh atau beristirahat seperti di halte, bawah pohon, dan lain-lain.
Hindarilah mengotori jalan dengan apapun, termasuk membuang sampah
Simpan
Bagikan
Artikel ditulis oleh Cholif Rahma
Moms, dalam Islam, ada yang disebut dengan adab bertetangga yang harus selalu
kita jaga.
Tetangga adalah orang yang paling dekat rumahnya dengan kita ya, Moms. Kita
sering kali saling membantu untuk urusan yang tidak bisa diselesaikan sendiri.
Dalam Islam, tetangga memiliki hak-hak tertentu sebagaimana disebutkan dalam
beberapa hadits Rasulullah SAW seperti hak untuk mendapatkan rasa aman dari
gangguan.X
Dalam ajaran Islam, hak tetangga atas tetangganya begitu besar. Islam membuat
tuntunan bertetangga.
Karena keberagaman serta perbedaan latar belakang, suku, budaya, dan karakter,
serta ekonomi dalam bertetangga berpotensi menimbulkan benturan.
Islam mengatur adab bertetangga untuk mengatasi potensi perbedaan tersebut.
Dalam ajaran Islam, perintah berbuat baik kepada tetangga disandingkan dengan
perintah menyembah Allah dan larangan mempersekutukannya
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kita perlu meenerapkan adab bertetangga sesuai dengan ajaran
Islam, agar hubungan dengan tetangga tetap harmonis dan terjalin tali silaturahmi
yang baik.
Foto: shutterstock.com
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang adab bertetangga menurut Islam,
yuk disimak Moms!
1. Dahulukan Salam
Memberikan salam terlebih dahulu merupakan adab bertetangga yang pertama.
Selain itu, mengucap salam ketika berjumpa dinilai sopan dalam kebiasaan sehari-
hari.X
Bagi pihak yang mendahului mengucapkan salam, maka secara akhlak lebih
baik dan karenanya mendapatkan kebaikan yang lebih banyak. Rupa-rupa
ADVERTISEMENT
Home > Hiburan > Rupa-rupa
RUPA-RUPA
18 April 2022
Simpan
Bagikan
Moms, dalam Islam, ada yang disebut dengan adab bertetangga yang harus selalu
kita jaga.
Tetangga adalah orang yang paling dekat rumahnya dengan kita ya, Moms. Kita
sering kali saling membantu untuk urusan yang tidak bisa diselesaikan sendiri.
Dalam ajaran Islam, hak tetangga atas tetangganya begitu besar. Islam membuat
tuntunan bertetangga.
Karena keberagaman serta perbedaan latar belakang, suku, budaya, dan karakter,
serta ekonomi dalam bertetangga berpotensi menimbulkan benturan.
Dalam ajaran Islam, perintah berbuat baik kepada tetangga disandingkan dengan
perintah menyembah Allah dan larangan mempersekutukannya
ADVERTISEMENT
Adapula sejumlah adab bertetangga sebagaimana disebutkan Imam Al-Ghazali dalam
risalahnya berjudul al-Adab fid Dîn dalam Majmû'ah Rasâil al-Imam al-Ghazâli (Kairo,
Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 444), sebagai berikut:
-،-ه-ت-ب-ي-ص- م-ي- ف-ه-ي-ز-ع-ي- و-،-ه-ض-ر- م-ي- ف-ه-د-و-ع-ي- و-،-ل-ا-ؤ-س-ل- ا-ه-ي-ل- ع-ر-ث-ك- ي-ال- و-،-م-ال-ك-ل- ا-ه-ع- م-ل-ي-ط- ي-ال- و-،-م-ال-س-ل-ا- ب-ه-ؤ-ا-د-ت-ب- ا-:-ر-ا-ج-ل- ا-ب-ا-د-آ
-،-ه-ت-م-ر- ح-ن- ع-ض-غ-ي- و-،-ه-ت-و-ف- ه-د-ن- ع-ق-ف-ر- ب-ه-ت-ب-ت-ا-ع-م- و-،-ه-ت-ل- ز-ن- ع-ح-ف-ص-ي- و-،-م-ال-ك-ل- ا-ي- ف-ه-د-ب- ع- و-ه-د-ل-و- ل-ف-ط-ل-ت-ي- و-،-ه-ح-ر- ف-ي- ف-ه-ي-ن-ه-ي-و
-ه-ت-م-د-ا- خ-ى- إل-ر-ظ-ن-ل- ا-م-ي-د- ي-ال- و-،-ه-ت-خ-ر- ص-د-ن- ع-ه-ن-ي-ع-ي-و
Artinya:
Oleh karena itu, kita perlu meenerapkan adab bertetangga sesuai dengan ajaran
Islam, agar hubungan dengan tetangga tetap harmonis dan terjalin tali silaturahmi
yang baik.
Foto: shutterstock.com
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang adab bertetangga menurut Islam,
yuk disimak Moms!
1. Dahulukan Salam
Memberikan salam terlebih dahulu merupakan adab bertetangga yang pertama.
Selain itu, mengucap salam ketika berjumpa dinilai sopan dalam kebiasaan sehari-
hari.
Bagi pihak yang mendahului mengucapkan salam, maka secara akhlak lebih baik dan
karenanya mendapatkan kebaikan yang lebih banyak.
2. Tidak Mengganggu Tetangga
Mendapat gangguan dari luar tentu sangat tidak nyaman ya, Moms?
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, saling tidak mengganggu adalah adab bertetangga yang harus diikuti
oleh umat Muslim yang baik. Ini akan menunjukkan bahwa adanya rasa saling
menghargai .
Adab ini dibahas dalam Hadits Riwayat Bukhari, di mana Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu
tetangganya."
Maka ada baiknya, contoh ketika akan mengadakan sebuah acara di rumah,
hendaknya meminta izin tetangga terdekat terlebih dahulu agar mereka tidak merasa
terganggu dengan acara yang Moms sedang selenggarakan.
Baca Juga: Meghan Markle dan Pangeran Harry Pindah Rumah, Ini 6
Aturan Kontroversial yang Harus Dipatuhi Para Tetangga
Nah, sebenarnya Moms tetap diperbolehkan menegur mereka, namun dengan cara
yang baik. Akan lebih baik jika gangguan tersebut dibalas dengan kebaikan.
Nyatanya, hidup bertetangga tidak bisa lepas dari berbicara satu sama lain ya,
Moms.
Namun pembicaraan itu sebaiknya tidak kelewat lama. Hal ini demi kebaikan seperti
menghindari gibah atau menggunjing pihak lain yang bisa menimbulkan fitnah dan
sebagainya.
Baca Juga: Beda Karakter Anak, Beda Pula Cara Mengajarkan Puasa
Sebab bisa jadi suatu saat Moms juga melakukan hal yang sama terhadap tetangga,
secara disadari maupun tidak.
Memendam dendam juga bukan hal yang dianjurkan dalam Islam. Karena bisa
menimbulkan kebencian yang merugikan.
Berikan bantuan tersebut tanpa harus diminta, sebab itu adalah hak seorang Muslim
terhadap saudaranya.
Justri menurut adab bertetangga, Moms harus ikut berbahagia dengan kebaikan
tersebut.
"Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak sempurna keimanan seseorang
hingga ia menyukai bagi tetangganya apa yang ia sukai bagi dirinya. " (HR Muslim).
Sebagai tetangga yang baik, hendaknya untuk tidak menghalangi tetangga untuk
membangun rumah atau menghalangi udara dan sinar matahari ke rumahnya.
- ِه-ر-ِ - ا- َد- ِج- ى- ِف- ًة- َب- َش-خ-َ -ز-َ -ر-ِ -غ-ْ - َي-ن-ْ َأ- ُه-ر-َ - ا-ج-َ - ْم- ُك- ُد-ح-َ َأ-ع-ْ - َن- ْم- َي-َال
Hak tetangga yang perlu dijaga adalah melindungi harta mereka dari orang jahat,
serta memberikan beberapa hadiah.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah aku
memiliki dua tetangga, manakah yang aku beri hadiah?’ Rasulullah SAW menjawab
‘Yang pintunya paling dekat dengan rumahmu’” (HR. Bukhari (no.6020); Ahmad
(no.24895); dan Abu Dawud (no.5155)).
Baca Juga: Sholat Witir, Sunnah yang Sangat Dianjurkan Rasulullah SAW
11. Turut Berbela Sungkawa pada yang Tertimpa Musibah
Seorang tetangga juga berhak dikunjungi ketika sedang tertimpa musibah terutama
kematian anggota keluarganya.
Adab bertetangga yang sebaiknya dilakukan dalam kunjungan takziah adalah ikut
berbela sungkawa dengan menunjukkan rasa duka dan mendoakan kebaikan
terutama bagi si mayit dan keluarga yang ditinggalkan.
Adab bertetangga ini mengajak umat Muslim untuk turut berbahagia atas apa yang
diperoleh tetangga.
Dengan cara ini perasaan iri atas keberhasilan tetangga bisa dihindarkan dan
pertemanan sesama tetangga dapat terjaga.
Baca Juga: Niat, Bacaan, dan Tata Cara Sholat Idul Adha dan Sunnah yang
Bisa Dilakukan
Itu dia Moms ragam adab bertetangga yang diajarkan Rasulullah SAW, serta harus
diamalkan oleh setiap umat Muslim.