Anda di halaman 1dari 6

[Type text]

DO’A
Dilihat dari sisi bahasa, do’a berasal dari kata
yang artinya berteriak, memanggil dan
memohon. Sedangkan menurut istilah adalah
permohonan hamba kepada Tuhannya untuk berbagai
kebutuhan yang disertai dengan kerendahan hati dan
kekhusyu’an.
Al-Farra’ seorang pakar bahasa mengatakan
bahwa makna do’a adalah memohon pertolongan (
istighotsah ) dan ibadah. Sedangkan menurut Abu
Ishaq bahwa do’a memiliki tiga makna:
1. Pengesaan dan pujian terhadap Allah seperti
yang sering dibaca oleh orang yang berdo’a “
“.
2. Permohonan seseorang kepada Allah akan
pengampunan, rahmat, dan hal-hal yang dapat
mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti
yang sering dibaca” ”.
3. Permohonan seseorang kepada Allah SWT
terkait dengan urusan dunia, seperti yang
sering dibaca” ”.

1
[Type text]

Do’a juga sering disebut dengan dzikir. Karena


do’a adalah permohonan hamba kepada Allah SWT
baik urusan dunia ataupun akhirat. Sedangkan dzikir
adalah perbuatan mengingat Allah SWT. Berarti
secara otomatis ketika seseorang berdoa, dia juga
sedang berdzikir kepada Allah SWT.
Do’a adalah senjata bagi seorang muslim dalam
mengarungi samudra kehidupan. Karena dengan izin
Allah SWT, do’a dapat mengubah qadha’ yang dapat
menolak petaka. Sehingga dapat dikatakan bahwa
do’a itu merupakan salah satu penyebab penolak bala
dan sekalian untuk menghadirkan rahmat,
sebagaimana tameng yang menjadi rahmat untuk
menghalau anak panah, dan air menjadi rahmat
tumbuhnya tumbuhan. Maka sebagaimana tameng itu
menolak panah, yang berarti saling mendorong,
begitu pula antara do’a dan bala.
Para ulama telah bersepakat mengenai adab-adab
dalam berdoa, diantaranya ;
1. Dilakukan dalam keadaan bersuci.
Meskipun demikian, para ulama sepakat bahwa
orang yang berhadast kecil, junub, haid dan nifas
dapat melakukan do’a baik dengan hati dan lisan,
2
[Type text]

kecuali membaca Al-Qur’an dengan sengaja


dengan lisan. Do’a yang boleh dilakukan
diantaranya, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, sholawat
nabi, dan sebagainya. Dzikir-dzikir yang berasal
dari Al-Qur’an telah disepakati kebolehannya oleh
para ulama bagi orang yang berjadast besar. Seperti
dzikir atau do’a yang dilakukan ketika mendengar
orang meninggal atau terkena musibah, yaitu
2. Dilakukan dalam sifat dan sikap terbaik. Seperti
berdo’a dalam keadaan duduk, khusyuk, tenang,
menundukkan kepala, dan menghadap kiblat.
Meskipun demikian, apabila berdo’a tidak dalam
keadaan begitu tidaklah masalah, hanya saja dalam
sikap dan sifat tersebut do’a itu lebih afdhol
dilakukan dalam keadaan tersebut daripada dalam
keadaan biasa.
3. Di dalam berdo’a sunnah mengangkat kedua
tangan.
4. Memulai do’a dengan tahmid kepada Allah SWT
dan bersholawat pada Rasulullah SAW.
5. Dengan suara yang lirih, tidak keras, menghinakan
diri dihadapan-Nya, dan menampakkan kebutuhan
yang sangat.
6. Tidak tergesa-gesa dalam berdo’a.

3
[Type text]

7. Yakin bahwa do’anya akan dikabulkan.


8. Memahami makna-makna yang terkandung dalam
do’a.
9. Berikhtiar demi terkabulnya do’a dan sebab
tertolaknya do’a.
10. Do’a yang dipanjatkan bukan berisi kejelekan.
11. Do’a dilakukan dengan ikhlas.

Diantara waktu-waktu terbaik untuk berdo’a


diantaranya; malam lailatul qadr, hari Arafah,
bulan ramadhan, malam dan hari jum’at, waktu
duduk diantara dua khutbah, setengah malam
terakhir, waktu sahur, setelah ashar sampai
terbenamnya matahari, antara adzan dan iqomah,
ketika iqamah, setelah sholat fardu, di saat sujud,
setelah membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an,
ketika ayam jantan berkokok, ketika hujan turun,
ketika melihat ka’bah, dan ketika berkumpul dalam
majlis.
Diantara tempat-tempat terbaik untuk berdo’a
diantaranya adalah thawaf, multazam, dalam
ka’bah, sumur zamzam, di bukit shafa dan marwah,
sa’I, belakang makam Ibrahim, padang arafah,
muzdalifah, mina, dan tempat jumrah.

4
[Type text]

Dan diantara orang yang do’anya mustajab,


yaitu; orang dalam kesulitan, orang yang
terdzolimi, do’a orang tua untuk anak-anaknya,
pemimpin yang adil, orang sholeh, anak yang
senantiasa berbuat baik pada orang tuanya,
musafir, orang yang berpuasa sampai berbuka,
orang yang mendo’akan saudaranya, orang yang
tidak mendoakan keburukan pada orang lain,
jama’ah haji, dan orang yang tidak berputus asa
dalam berdo’a.

5
[Type text]

Anda mungkin juga menyukai