Anda di halaman 1dari 15

Nama : Ichwan Supria Nurhasan

NPM : 4122319130028

TUGAS 6 KADASTER
1. Betul. Gambar Ukur merupakan data otentik perihal objek hak mempunyai kekuatan bukti di muka
hakim, karena di Gambar Ukur tercantum besaran pengukuran dan pengikatan, serta persetujuan batas
bidang tanah dari pihak yang berkepentingan dengan bidang tersebut, yaitu pihak yang menguasai dan
para pihak yang berbatasan dengan bidang tanah tersebut, sehingga jika sewaktu-waktu terjadi
persengketaan batas bidang tanah yang sudah didaftar (bersertifikat) dapat dilaksanakan pengembalian
batas berdasarkan data ukuran sebagaimana tercantum di Gambar Ukur.

Terdapat di bab kegunaan gambar ukur Modul STPN karya Tanjung Nugroho “Pembuatan Gambar Ukur
Dan Pengembalian Batas” , Modul MKB-4/3 SKS/ MODUL I-IX, Nopember 2011, Hlm. 5

2. Betul. Sesuai pasal 77 PMNA/KBPN no 3 tahun 1997


(2) Untuk keperluan optimasi tenaga dan peralatan pengukuran, serta dengan mempertimbangkan
kemampuan
teknologi petugas-petugas pengukuran, maka :
a. pengukuran suatu bidang tanah yang luasnya 10 Ha. sampai dengan 1000 Ha. dilaksanakan oleh Kantor
Wilayah;
3. Salah. Sesuai pasal 5 PMNA/KBPN no 3 tahun 1997
(5) Mengenai bidang-bidang tanah yang menurut bukti-bukti penguasaan dapat didaftar melalui
pengakuan hak sesuai ketentuan dalam Pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
atau dapat diberikan dengan sesuatu hak kepada perorangan atau badan hukum, penetapan batasnya
dilakukan dengan mengecualikan bantaran sungai dan tanah yang direncanakan untuk jalan sesuai
Rencana Detail Tata Ruang Wilayah yang bersangkutan.
4. Betul. Terdapat di bab rekonstruksi batas bidang tanah Modul STPN karya Nugroho Tanjung
“Pembuatan Gambar Ukur Dan Pengembalian Batas” , Modul MKB-4/3 SKS/ MODUL I-IX, Nopember
2011, Hlm.85

5. Betul. Terdapat di bab rekonstruksi batas bidang tanah Modul STPN karya Tanjung Nugroho
“Pembuatan Gambar Ukur Dan Pengembalian Batas” , Modul MKB-4/3 SKS/ MODUL I-IX, Nopember
2011, Hlm.84.

6. Salah. Selain sengketa pengembalian batas juga dimaksudkan jika tanda batas berpindah, hilang atau
dipindah karena:

a. pengaruh tumbuhnya vegetasi di dekat patok batas ;

b. gangguan binatang ;

c. ulah manusia ;

d. bencana alam ;

e. usia patok itu sendiri (rapuh) ; dan

f. dinamika pembangunan fisik.


Terdapat di bab rekonstruksi batas bidang tanah Modul STPN karya Tanjung Nugroho “Pembuatan
Gambar Ukur Dan Pengembalian Batas” , Modul MKB-4/3 SKS/ MODUL I-IX, Nopember 2011,
Hlm.85

7. Salah. Karena komponen yang meliputi perhitungan transformasi koordinat yaitu translasi, rotasi,
perbesaran skala, dan perubahan bentuk. Terdapat di modul STPN “Kerangka Dasar Pemetaan“ karya
Eko Budi Wahyono dan Tanjung Nugroho Hlm. 55.

8. Betul. Karena dengan dilakukannya pengukuran dan pemetaan bidang tanah maka secara jelas subyek
dari bidang tanah tersebut (pemilik) akan diketahui.

9.Betul. Sesuai dengan modul STPN “Modul Praktikum Survey Kadastral” karya Bambang Suyudi dan
Arief Syaifullah Hlm. 2 dan 3

10. Salah. Karena metode pengamatan unsur sudut dan jarak adalah bagian dari metode polar. Terdapat di
modul STPN “Modul Praktikum Survey Kadastral” karya Bambang Suyudi dan Arief Syaifullah Hlm. 3

11. Betul. Sesuai pasal 4 ayat (1) PMNA/KBPN no 3 tahun 1997

(1) Pengukuran titik dasar teknik orde 2 dilaksanakan dalam sistem koordinat nasional dengan
mengikatkan ke titik-titik dasar orde 0 dan orde 1 yang dibangun oleh Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan nasional.
12. Betul. Sesuai pasal 3 PMNA/KBPN no 3 tahun 1997

(2) Meridian sentral zone TM-3 ° terletak 1,5 ° (satu koma lima derajat) di timur dan barat meridian
sentral zone UTM yang bersangkutan.
(3) Besaran faktor skala di meridian sentral (k) yang digunakan adalah 0,9999.
(4) Titik nol semu yang digunakan adalah timur (x) = 200.000 meter, dan utara (y) = 1.500.000 meter.
13. Salah. Karena jika arah pengukuran searah jarum jam, maka sudut kanan yang terbentuk adalah sudut
luar. Sumber: Modul STPN “Modul Ilmu Ukur Tanah” karya Arief Syaifullah pada bab Poligon Tertutup
Hlm. 97

14. Salah. Menurut https://tianjemeduson.wordpress.com/2012/10/08/pengantar-ilmu-ukur-tanah-poligon/


Berdasarkan bentuknya poligon dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu :

poligon terbuka, tertutup, bercabang dan kombinasi.

15. Betul. Sesuai dengan pernyataan yang dinyatakan di website


http://dodyirwandi.blogspot.com/2012/08/pengukuran-sudut-horizontal.html

16. Salah. Karena syarat penutup sudut pada poligon dengan sudut dalam adalah  = (n-2).180⁰
sedangkan sudut luar yaitu  = (n+2).180⁰ Sumber: Modul STPN “Modul Ilmu Ukur Tanah” karya Arief
Syaifullah pada bab Poligon Tertutup Hlm. 99

17. Salah. Karena itu merupakan pengertian dari pengikatan ke belakang. Sumber
http://yoghaken.blogspot.com/2015/02/teknik-pengkuran-resection-pengikatan.html

18. Benar. Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua buah titik di lapangan
tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target (rambu
ukur/benang, unting–unting) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Sumber
https://attahiyat.blogspot.com/2013/04/metode-pengikatan-ke-muka.html

19. Benar. Metode trigonometris prinsipnya adalah mengukur jarak langsung (jarak miring), tinggi alat,
tinggi benang tengah rambu dan sudut vertikal (zenith atau inklinasi) yang kemudian direduksi menjadi
informasi beda tinggi menggunakan alat theodolite. Sumber :
http://losbagandos.blogspot.com/2015/04/metode-pengukuran-trigonometris.html

20. Salah. Karena GPS navigasi memiliki ketelitian posisi yang mencapai 3 sampai 6 meter yang mana
kurang akurat untuk pengukuran bidang tanah. Sumber: http://eprints.polsri.ac.id/4557/3/FILE%203.pdf

21. Salah.

22. Benar. Untuk mengukur beda tinggi menggunakan theodolit dapat menggunakan metode trigonometri
dengan mengukur jarak langsung (jarak miring), tinggi alat, tinggi benang tengah rambu dan sudut
vertikal (zenith atau inklinasi) yang kemudian direduksi menjadi informasi beda tinggi menggunakan alat
theodolite. Sedangkan untuk mengukur jarak menggunakan waterpass dapat menggunakan metode jarak
optis dengan mengukur Benang Atas, Benang Tengah, dan Benang Bawah lalu dihitung menggunakan
rumus d = (BA – BB ) x 100. Sumber : https://grandlindo.wordpress.com/2009/09/22/pengukuran-jarak-
dan-beda-tinggi-secara-optis/

http://losbagandos.blogspot.com/2015/04/metode-pengukuran-trigonometris.html

23. Benar. Karena dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan)
antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur. Sumber :
https://akurasimisisurvey.co.id/kalibrasi-alat-survey/

24. Salah. Karena tetap harus identifikasi lapangan dengan cara mengukur salah satu atau beberapa sisi
bidang tanah untuk pengecekan atau memastikan bahwa titik batas yang diidentifikasi telah benar. Hasil
ukuran tersebut dicantumkan pada sisi-sisi yang sesuai di peta foto. Sumber : Modul STPN “Survey
Kadastral” karya Kusmiarto dan Arief Syaifullah Hlm. 51

25. Benar. Fungsi dan manfaat utama dari kompas adalah untuk menentukan arah mata angin, terutama
arah utara dan selatan yang menjadi tempat medan magnetis bumi. Selain itu, kompas juga berguna untuk
menentukan orientasi. Sumber : https://rimbakita.com/kompas/

26. Benar. Menurut modul kerangka dasar pemetaan STPN “Pengukuran jarak dengan EDM harus
dilakukan ke arah muka dan belakang (foresight backsight), serta dilakukan 3 (tiga) kali untuk setiap arah
dengan perbedaan tidak lebih dari 1 cm”. Sumber : Modul STPN “Kerangka Dasar Pemetaan” karya Eko
Budi Wahyono dan Tanjung Nugroho Hlm. 90

27. Salah. Karena menurut modul survey kadastral STPN alat dan perlengkapan yang digunakan untuk
pengukuran bidang tanah menggunakan metode fotogrametrik yaitu :

- Blowup atau Peta foto skala 1 : 2500 atau skala 1 : 1000.

- Meteran/pita ukur, untuk mengukur sisi-sisi bidang tanah.

- Jarum prik, untuk menandai titik batas bidang tanah pada peta foto/blow up.
- Formulir Gambar Ukur

- Alat-alat tulis dan lain sebagainya.

Sumber: Modul STPN “Survey Kadastral” karya Kusmiarto dan Arief Syaifullah Hlm. 45

28. Benar. Dalam pekerjaan pemetaan kadastral, seorang surveyor kadaral atau petugas gambar akan
melaksanakan penggambaran halus (mengkartir) dari bidangbidang tanah yang telah diukur di lapangan
yang data pengukurannya dituangkan pada Gambar Ukur. Untuk mendapatkan gambar yang benar maka
data ukuran, seperti jarak, sudut, asimut, dan koordinat perlu diplotkan secara hati-hati ke halaman 3
Gambar Ukur. Sumber: Modul STPN karya Tanjung Nugroho “Pembuatan Gambar Ukur Dan
Pengembalian Batas” , Modul MKB-4/3 SKS/ MODUL I-IX, Nopember 2011, Hlm. 66

29. Benar. NIB berguna untuk mengidentifikasi satu bidang tanah dan membedakan dengan bidang tanah
lainnya, diperlukan tanda pengenal bidang tanah yang bersifat unik, sehingga dengan mudah mencari dan
membedakan bidang tanah yang dimaksud dengan bidang tanah lainnya. Sumber: Modul STPN “Survey
Kadastral” karya Kusmiarto dan Arief Syaifullah Hlm. 6

30. Salah. Karena pengembalian batas dapat menggunakan peta pendaftaran seperti yang disebutkan
dalam modul STPN “Pembuatan Gambar Ukur Dan Pengembalian Batas”

Syarat teknis untuk dapat dilaksanakan rekonstruksi :

1. Terdapat “gambar rencana” yang memuat ukuran-ukuran rincikan bidang tanah dan/atau
pengikatannya. Gambar rencana = Gambar Ukur (DI 107 atau DI 107A) dan/atau arsip Surat Ukur
dan/atau Peta Pendaftaran (Digital) yang dibuat dalam proses pendaftaran tanah sebelumnya, dan/atau
Citra Resolusi Tinggi yang dapat diturunkan angka-angka ukurnya.

Sumber: Modul STPN karya Tanjung Nugroho “Pembuatan Gambar Ukur Dan Pengembalian Batas” ,
Modul MKB-4/3 SKS/ MODUL I-IX, Nopember 2011 Hlm. 96

31. Jawaban ; b. Pasal 20

Pasal 20 PP 24 tahun 1997 mengatur tentang ketentuan teknis dan mengtur pemetaan pengukuran bidang
tanah, berisi tentang :

(1) Bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17,
Pasal 18 dan Pasal 19 diukur dan selanjutnya dipetakan dalam peta dasar pendaftaran.

(2) Jika dalam wilayah pendaftaran tanah secara sporadik belum ada peta dasar pendaftaran, dapat
digunakan peta lain, sepanjang peta tersebut memenuhi syarat untuk pembuatan peta pendaftaran.

(3) Jika dalam wilayah dimaksud belum tersedia peta dasar pendaftaran maupun peta lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pembuatan peta dasar pendaftaran dilakukan bersamaan dengan
pengukuran dan pemetaan bidang tanah yang bersangkutan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan peta
pendaftaran ditetapkan oleh Menteri.

Sumber : http://perundangan.pertanian.go.id/admin/file/PP-24-97.pdf
32. Jawaban ; c. Pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia

Pasal 19 UU No. 5 Tahun 1960 berisi tentang untuk menjamin kepastian hukun oleh pemerintah di
adakan pendaftaran tanah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah , Pendaftaran tanah tersebut meliputi :

a. pengukuran perpetaan dan pembukuan tanah;

b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;

c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat

Sumber ; https://spi.or.id/wp-content/uploads/2014/11/UNDANG-UNDANG-No-5-Tahun-1960-1.pdf

33. Jawaban : a. mengisi daftar isian 203 yang mengenai penetapan batas

Pasal 78 Permenag/KABPN Nomor 3/1197 menjelaskan tentang tugas petugas ukur yaitu :

a. memeriksa tersedianya sarana peta seperti peta pendaftaran atau peta dasar pendaftaran atau peta
lainnya pada lokasi yang dimohon;

b. merencanakan pengukuran di atas peta pendaftaran atau peta dasar pendaftaran atau peta-peta lainnya
yang memenuhi syarat, apabila tanah yang dimohon belum mempunyai gambar situasi/surat ukur;

c. dalam hal tidak terdapat peta pendaftaran atau peta dasar pendaftaran atau peta lain yang memenuhi
syarat, maka segera disiapkan perencanaan pembuatan peta pendaftaran;

d. memeriksa tersedianya titik dasar teknik disekitar bidang tanah yang dimohon;

e. dalam hal tidak terdapat titik dasar teknik di sekitar bidang tanah yang akan diukur, meminta kepada
pemohon untuk menyiapkan tugu titik dasar teknik minimal 2 (dua) buah dan bentuknya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5.

f. apabila kegiatan pengukuran bidang tanah diperlukan, mengadakan persiapan-persiapan, seperti


menyiapkan formulir-formulir untuk pengukuran seperti gambar ukur, formulir pengukuran poligon,;

g. memberikan pemberitahuan tertulis kepada pemohon mengenai waktu penetapan batas dan
pengukuran.

Jawaban point a dipilih karena tidak ada pada pasal tersebut , sumber : https://www.ndaru.net/wp-
content/uploads/peraturan-menteri-negara-agraria-kepala-bpn-nomor-3-tahun-1997-ttg-ketentuan-
pelaksanaan-peraturan-pemerintah-nomor-24-tahun-1997-ttg-pendaftaran-tanah.pdf

34. Jawaban : b. Utara deklinasi

35. Jawaban : c. Pengukuran langsung batas bidang tanah sesuai penunjukan pemohon

36. Jawaban : c. Tranverse Mercator 3°

Sistem proyeksi peta yang digunakan dalam PMNA/KBPN No.3 tahun 1997 dijelaskan pada pasal 3 yang
berbunyi : Sistem koordinat nasional menggunakan sistem koordinat proyeksi Transverse Mercator
Nasional denganlebar zone 3° (tiga derajat) dan selanjutnya dalam Peraturan ini disebut TM-3°
Sumber : https://www.ndaru.net/wp-content/uploads/peraturan-menteri-negara-agraria-kepala-bpn-
nomor-3-tahun-1997-ttg-ketentuan-pelaksanaan-peraturan-pemerintah-nomor-24-tahun-1997-ttg-
pendaftaran-tanah.pdf

37. Jawaban : b. Meneliti data yuridis bidang tanah yang tidak dilengkapi dengan alat bukti tertulis
mengenai pemilikan tanah secara lengkap

Tugas Panitia A dalam pendaftaran tanah secara Sporadik adalah sebagai berikut:

a. meneliti data yuridis bidang tanah yang tidak dilengkapi dengan alat bukti tertulis mengenai pemilikan
tanah secara lengkap;

b. melakukan pemeriksaan lapangan untuk menentukan kebenaran alat bukti yang diajukan oleh pemohon
pendaftaran tanah;

c. mencatat sanggahan/keberatan dan hasil penyelesaiannya;

d. membuat kesimpulan mengenai data yuridis bidang tanah yang bersangkutan;

e. mengisi daftar isian 201.

Sumber; https://www.ndaru.net/wp-content/uploads/peraturan-menteri-negara-agraria-kepala-bpn-nomor-
3-tahun-1997-ttg-ketentuan-pelaksanaan-peraturan-pemerintah-nomor-24-tahun-1997-ttg-pendaftaran-
tanah.pdf

38. c. Absolute Positioning

Metode Penentuan Posisi Dengan GNSS untuk informasi geospasial dasar adalah :

a. Static

b. Rapid Static

c. Stop And Go

d. RTK NTRIP (CORS)

Jawaban c dipilih karena metode tersebut tidak ada dalam metode penentuan posisi dengan GNSS sesuai
dengan soal

Sumber: http://prodi1.stpn.ac.id/wp-
content/uploads/2016/12/modul%20teori%20semester%201%202019%20kdp.pdf

39. a. Peta dasar pendaftaran tanah

(3) Setelah gambar bidang-bidang tanah diumumkan dan telah diperbaiki apabila diperlukan, dibuatkan
peta pendaftarannya yang pada prinsipnya merupakan gabungan dari beberapa gambar bidang-bidang
tanah.

Sumber; daru.net/wp-content/uploads/peraturan-menteri-negara-agraria-kepala-bpn-nomor-2-tahun-1996-
ttg-pengukuran-dan-pemetaan-untuk-penyelenggaraan-pendaftaran-tanah.pdf

40. a. daerah pemukiman


Pasal 13 PKBPN No 3 tahun 1997 menjelaskan bahwa :

(1) Peta dasar pendaftaran dibuat dengan skala 1:1.000 atau lebih besar untuk daerah pemukiman, 1:2.500
atau lebih besar untuk daerah pertanian dan 1:10.000 untuk daerah perkebunan besar.

Sumber; https://www.ndaru.net/wp-content/uploads/peraturan-menteri-negara-agraria-kepala-bpn-nomor-
3-tahun-1997-ttg-ketentuan-pelaksanaan-peraturan-pemerintah-nomor-24-tahun-1997-ttg-pendaftaran-
tanah.pdf

41. a. Gambar Ukur – Peta Pendaftaran – Surat Ukur – Warkah

Data data yang diperlukan dalam kegiatan pengembalian batas diantaranya : .

1. Dari data ukur yang tercantum dalam Gambar Ukur


2. Surat Ukur
3. Peta pendaftaran
4. Patok batas
5. Warkah

Sumber:
https://www.scribd.com/embeds/290140971/content?start_page=1&view_mode=scroll&acces_key=key-
fFexx7rb1bzEfWu3HKwf

42. b. Penetapan batas – pengukuran – pembuatan Gambar Ukur – Kartiran / Manuskrip

Sumber : https://www.scribd.com/document/399100489/PETUNJUK-TEKNIS-PENGUKURAN-DAN-
PEMETAAN-BIDANG-TANAH-PTSL-2019

43. b. Metode polar dengan unsur azimuth dan jarak

Sumber:http://prodi1.stpn.ac.id/wp
content/uploads/2016/12/modul%20praktikum%20survey%20kadastral%20Semester%201%202019.pdf

http://lmronsolihin.blogspot.com/2012/12/

44. c. Sket lapangan

45. c. Peta Bidang

Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau lebih pada lembaran kertas dengan
suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan digunakan
untuk pengumuman data fisik (pasal 1 ayat 6). Dari definisi diatas, jelas dimaksudkan bahwa setiap data
hasil pengukuran bidang tanah baik yang dilaksanakan secara sistematik maupun sporadik harus
dibuatkan peta bidang tanahnya.

Peta bidang tanah ini selain merupakan bagian (lampiran) DI 201 B pada pendaftaran tanah sporadik dan
DI 201C pada pendaftaran tanah sistematik, yang digunakan sebagai salah satu data fisik pada
pengumuman, juga dapat digunakan untuk melengkapi peta pendaftaran yang telah tersedia.Pembuatan
peta bidang tanah adalah berdasarkan data gambar ukur baik itu dilakukan dengan cara pengukuran
terrestrial atau dengan cara identifikasi pada peta foto.
Sumber : http://prodi1.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2016/12/Modul-Survei-Kadastral.pdf

46. a. Terestris

Pengukuran bidang tanah dengan cara terrestrial untuk pendaftaran tanah sistimatik maupun sporadik
adalah pengukuran secara langsung dilapangan dengan cara mengambil data berupa ukuran sudut
dan/atau jarak. Pada prinsipnya yang dimaksudkan disini adalah sudut dan jarak pada bidang datar, jadi
apabila ada halhal akibat dari keadaan lapangan yang akan mempengaruhi pelaksanaan untuk
mendapatkan ukuran dalam bidang datar, dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data yang benar.

Sumber : http://prodi1.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2016/12/Modul-Survei-Kadastral.pdf

47. b. Polar

Metoda polar adalah metode yang paling banyak digunakan dalam praktek, terutama untuk pengukuran
bidang tanah/detail yang cukup luas ataupun detail yang tidak beraturan bentuknya. Sesuai dengan alat
yang digunakan, dalam menentukan titik dengan metoda polar dapat dilakukan dengan cara :

1. Azimuth dan Jarak


2. Sudut dan Jarak
Sumber : https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/

48. c. Rapid Static

Metode Rapid Static adalah metode pengamatan GPS dengan survai statik singkat yang lama waktu
pengamatannya antara 5 – 20 menit (Abidin, 1995). Metode pangamatan ini digunakan untuk koordinat
dari titik-titik yang relatif dekat satu sama lainnya. Posisi / koordinat titik-titik batas ditentukan setelah
pengamatan selesai dilakukan (metode post processing).
- Sesi pengamatan 5 – 20 menit
- Prosedur pengumpulan data di lapangan seperti metode static
- Gunakan 2 set receiver GPS dan Lebih diutamakan untuk receiver GPS yang dapat menangkap 2
frekuensi L1 dan L2.
- Satu receiver digunakan sebagai monitor/reference station yang didirikan pada titik ikat dan satu
receiver lainnya digunakan untuk menentukan titik-titik batas bidang tanah.
- Lama pengamatan tergantung pada panjang baseline, jumlah satelit, serta geometri satelit
(GDOP).
- Memerlukan geometri satelit yang baik, tingkat bias dan kesalahan data relatif rendah, serta
lingkungan yang tidak menimbulkan multipath.
Sumber : https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/
49. b. 1/2 L
Angka penting hasil hitungan luas yang dicantumkan dalam surat ukur memenuhi ketentuan tolerensi
ketelitian 1/2 L.
Sumber : http://prodi1.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2016/12/Modul-Survei-Kadastral.pdf
50. c. Adalah pengukuran secara langsung dilapangan dengan cara mengambil data berupa ukuran sudut
dan / jarak.
Pengukuran bidang tanah dengan cara terrestrial untuk pendaftaran tanah sistimatik maupun sporadik
adalah pengukuran secara langsung dilapangan dengan cara mengambil data berupa ukuran sudut
dan/atau jarak. Pada prinsipnya yang dimaksudkan disini adalah sudut dan jarak pada bidang datar, jadi
apabila ada halhal akibat dari keadaan lapangan yang akan mempengaruhi pelaksanaan untuk
mendapatkan ukuran dalam bidang datar, dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data yang benar.

Sumber : http://prodi1.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2016/12/Modul-Survei-Kadastral.pdf

51 a. trilaterasi

Trilaterasi itu sendiri adalah proses mencari koordinat sebuah titik berdasarkan jarak titik tersebut ke
minimal 3 buah koordinat yang sudah diketahui https://fajar343.wordpress.com/2018/01/01/resume-
triangulasi/

52. b. 100 m, dalam soal tertulis skala yang diketahui adalah 1:1000 dengan artian 1 cm di peta adalah
1000cm atau 10 meter dilapangan, jadi jika jarak di peta adalam 10cm jarak di lapangan adalah 10000 cm
atau 100m

53. b. 10 cm

dalam soal tertulis skala yang diketahui adalah 1:500 dengan artian 1 cm di peta adalah 500cm atau 5
meter dilapangan, jadi jika jarak di lapangan adalah 50 m atau 5000 cm maka jarak di peta adalah 10 cm

54. c. orthogonal

metode penyikuan (orthogonal) hanya menentukan posisi planimetris x dan y

https://www.slideshare.net/hendrasquallleonhart/bab-3-pemetaan-planimetrik-sederhana

55. c. polygon tertutup

Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi banyak yang menutup.
Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan
kembali ke titik 1 lagi.

https://www.blog.bekasirayaputra.co.id/2020/02/pengertian-poligon-tertutup-dan-terbuka.html?m=1

56.

57. b. dapat dipertahankan luasnya

Prinsip dasar pengukuran bidang tanah dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah harus memenuhi
kaidah-kaidah teknis pengukuran dan pemetaan sehingga bidang tanah yang diukur dapat dipetakan dan
dapat diketahui letak, batas dan luas di atas peta serta dapat direkonstruksi batasbatasnya di lapangan.
Sumber : PETUNJUK TEKNIS PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH SISTEMATIK
LENGKAP tahun 2016
58. c. Kontradiktur Delimitasi

Asas Contradictoire Delimitatie atau Kontradiktur Delimitasi adalah sebuah norma yang digunakan dalam
Pendaftaran Tanah dengan mewajibkan pemegang hak atas tanah untuk memperhatikan penempatan,
penetapan dan pemeliharaan batas tanah secara kontradiktur atau berdasarkan kesepakatan dan
persetujuan pihak-pihak yang berkepentingan, yang dalam hal ini adalah pemilik tanah yang berbatasan
dengan tanah yang dimilikinya.

https://omtanah.com/2017/03/12/asas-kontradiktur-delimitasi-pendaftaran-tanah/

59.

60. b. 0,9999

Besaran faktor skala di meridian sentral (k) yang digunakan adalah 0,9999 (pasal 3 ayat 3) PMNA/KBPN
no 03 tahun 1997 tentang ketentuan pelaksanaan PP no 27 tahun 1997

61. c. 3

Parameter tersebut sebagai 6 (enam) variabel sebagai dari kedua persamaan, sehingga diperlukan minimal
3 (tiga) titik sekutu. Buku system dan transformasi koordinat oleh Agoes Soewandito Soedomo

62. b. Geoid

Geoid adalah bidang ekuipotensial yang mendekati permukaan laut rata-rata.

https://id.wikipedia.org/wiki/Geoid

63. b. kontur

Garis kontur (Isohypse) adalah: Garis di peta yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama, di atas/di bawah suatu referensi ketinggian tertentu di muka (atas) bumi.

64. c. fisik bumi-geoid-ellipsoid-proyeksi

Tahapan reduksi dari permukaan bumi ke bidang datar

1. Reduksi ke permukaan Geoid

2. Reduksi ke permukaan Elipsoida Referensi

3. Reduksi ke bidang datar

http://abdulroziq.blogspot.com/2012/10/?m=1

65. a. Dilution of Precision


DOP (Dilution of Precision): merupakan indikator geometri satelit GPS. Bila nilai DOP rendah
menunjukkan geometri relatif yang lebih baik dan akurasi yang lebih tinggi. Indikator DOP ada beberapa
macam yaitu GDOP (DOP geometris), PDOP (DOP posisi), HDOP (DOP horizontal), VDOP (DOP
vertikal), dan tDOP (waktu jam offset).

https://noegsumara.wordpress.com/gps-2/gps/

66. c. GPS Navigasi

Navigasi GPS adalah alat navigasi kendaraan modern yang digunakan untuk memandu perjalanan dari
satu tempat ke tempat tujuan tertentu. Dengan menggunakan perangkat peta digital dan informasi posisi
dari satelit GPS.

https://simasinsurtech.com/cari-tahu-apa-perbedaan-gps-navigasi-dan-gps-tracker/

67. c. waktu jeda perekaman GPS

epok merupakan kala atau jeda, sumber : Geodesi satelit oleh Dr. Hasanuddin Z. Abidin

68. a. kesalahan yang diakibatkan oleh sintal yang diterima berasal dari lebih dari 1 lintasan akibat
pantulan Gedung, kendaraan dan sebagainya

Multipath fading adalah suatu bentuk gangguan atau interferensi sinyal RF yang timbul ketika sinyal
memiliki lebih dari satu jalur dari pemancar ke penerima.

https://media.neliti.com/media/publications/118855-ID-pengaruh-multipath-fading-terhadap-perfo.pdf

69. a. GLONASS

GLONASS, atau "Sistem Satelit Navigasi Global", adalah sistem navigasi satelit berbasis ruang angkasa
yang beroperasi di radionavigasi-satelit. Sistem ini memberikan alternatif untuk GPS dan merupakan
sistem navigasi kedua yang beroperasi dengan cakupan global dan presisi yang sebanding.

https://id.wikipedia.org/wiki/GLONASS

70. A. Mask angle. Mask angle adalah sudut elevasi minimum, dimana dibwah itu satelit tidak akan
teramati. Sumber: Buku Penentuan Posisi dengan GPS dan aplikasinya karya Dr. Hasanuddin Z. Abidin
Hlm. 61

71. B. Fotocopy. Karena fotocopy adalah metode membuat tiruan atau salinan dokumen pada kertas
memakai proses penyinaran. Teknik ini dibantu dengan mesin fotokopi yang sudah eksis sejak 1950-an.
Sumber: https://pusatfotokopi.com/blog/pengertian-mesin-fotocopy/

72. C. Semua benar. Screen digitazing / digitasi on screen merupakan proses digitasi yang dilakukan
diatas layar monitor dengan bantuan mouse. R2V atau kepanjangan dari Raster to Vektor adalah
perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG) berbasis vektor yang dibuat oleh Able Software Corp.
Format data input R2V antara lain TIFF file (*.tif), Project file (*.prj), Bit Map file (*.bmp) dan SPOT
image (*.hdr). R2V for Windows & NT merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk konversi file
format raster menjadi file format vektor. Sumber: http://lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2011/12/02-
SCREEN-DIGITIZING.pdf

https://www.guntara.com/2014/07/raster-to-vector-r2v-aplikasi-sig-untuk.html

73. C. Utara Magnetis. Utara Magnetis (Magnetic North) adalah suatu arah yang ditunjukkan kompas dari
suatu tempat ke tempat tertentu ke kutub utara magnetis bumi yang terletak di Jazirah Boshia, sebelah
utara Kanada. Sumber: https://geograph88.blogspot.com/2013/03/macam-arah-utara.html

74. B. Pengaruh gravitasi bumi pada kelenturan pita ukur. Karena jarak pita ukur tidak mungkin lebih dari
50 km yang mana jarak <50 km bumi masih dianggap bidang datar.

75. A. GPS geodetik. Karena jika memakai GPS geodetik di pemukiman yang rapat memungkinkan
terjadinya kesalahan multipath. Kesalahan multipath adalah fenomena dimana sinyal dari satelit tiba di
antena GNSS melalui dua atau lebih lintasan yang berbeda, dalam hal ini satu sinyal merupakan sinyal
langsung dari satelit ke antena, sedangkan yang lainnya merupakan sinyal-sinyal tidak langsung yang
dipantulkan oleh benda-benda di sekitar antena sebelum tiba di antenna. Beberapa benda yang bisa
memantulkan sinyal GNSS antara lain adalah jalan raya, gedung, danau, dan kendaraan. Sumber: Indira
Nori Kurniawan, dkk. 2019. Analisis Pengaruh Multipath Dari Topografi Terhadap Presisi Pengukuran
Gnss Dengan Metode Statik. Jurnal Jurusan Teknik Geodesi Universitas Diponegoro.

76. B. GPS navigasi. Karena GPS navigasi memiliki ketelitian posisi yang mencapai 3 sampai 6 meter
yang mana kurang akurat untuk pengukuran bidang tanah. Sumber:
http://eprints.polsri.ac.id/4557/3/FILE%203.pdf

77. B. Waterpass. Hingga saat ini, pengukuran menggunakan sipat datar (waterpass) untuk
penyelenggaraan Kerangka Dasar Vertikal merupakan cara pengukuran beda tinggi yang paling teliti.
Sumber: https://indosurta.co.id/blog/kerangka-dasar-vertikal/

78. B. Sistem pasif. Sumber tenaga dalam proses indraja terdiri dari sistem pasif yang menggunakan sinar
matahari dan sistem aktif yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang mikro. Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengindraan_jauh#Sumber_tenaga

79. C. Semua benar. Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun
satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua.

1. Sensor fotografik merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor
yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara); sensor yang dipasang pada satelit
menghasilkan citra satelit (foto satelit).

2. Sensor elektronik bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam pada pita
magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan
komputer.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Pengindraan_jauh#Sensor_dan_wahana

80. C. Kesalahan interpretasi. Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra
dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan melihat arti pentingnya obyek tersebut (Estes dan
Simonett, 1975 dalam Sutanto 1986). Sumber: Modul STPN “Fotogrametri Terapan” karya Eko Budi
Wahyono dan Bambang Suyudi Hlm. 23

81. B. Kalibrasi. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan sudah
akurat. Hasil pengukuran yang tidak konsisten akan berdampak langsung terhadap kualitas produk.
Sumber: https://icicert.com/pentingnya-kalibrasi-dan-manfaat-kalibrasi-alat-ukur/

82. B. Pengikatan ke belakang. Pengamatan ke satelit GNSS dilakukan dengan metode reseksi
(pengikatan ke belakang) yaitu titik-titik target di permukaan bumi ditentukan dari penghitungan jarak ke
beberapa satelit (GNSS) sekaligus. Sumber: Jihan, J. C. (2017) “PEMANFAATAN GLOBAL
NAVIGATION SATELLITE SYSTEM (GNSS) UNTUK PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN DI
KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA TIMUR”

83. A. Metode differential relative positioning. Metode relative atau sering disebut differential positioning
menentukan posisi dengan menggunakan lebih dari sebuah receiver. Satu buah receiver GPS dipasangkan
pada lokasi tertentu yang telah diketahui koordinatnya (monitor station) dan secara terus menerus
menerima sinyal dari satelit dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai referensi bagi yang lainnya.
Sumber: Buku Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya karya Dr Hasanuddin Z. Abidin Hlm. 94

84.

85. C. Sistematis. Kesalahan sistematis adalah kesalahan yang mungkin terjadi dalam suatu sistem,
biasanya disebabkan oleh alat dan kondisi alam. Sumber:
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196410181991011-
ISKANDAR_MUDA_P/BAB_II_TEORI_KESALAHAN.pdf

86. B. Mempersiapkan alat-alat untuk perhitungan data dan penggambaran. Karena alat perhitungan data
dan alat penggambaran dilakukan pada tahap plotting (pemetaan) hasil pengukuran bukan di tahap
persiapan. Sumber: Opini pribadi

87. C. A dan B benar. Sumber : PMNA/KBPN no 3 tahun 1997 Pasal 77 ayat (1) Pengukuran bidang
tanah secara sporadik pada dasarnya merupakan tanggung jawab Kepala Kantor Pertanahan.

88.B. Gambar ukur. Gambar ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah
atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut,
azimuth ataupun sudut jurusan. Sumber: Petunjuk Teknis PTSL 2016

89. A. Daftar tanah. Sumber: PMNA/KBPN no 3 tahun 1997 Pasal 23 ayat (7) Bidang tanah yang telah
mempunyai NIB dibukukan dalam daftar tanah.

90. B. Disusun dalam satu bundle perdesa atau kelurahan pertahun. Sumber: PMNA/KBPN no 3 tahun
1997 Pasal 161ayat (1) Surat ukur disimpan dalam himpunan pertahun untuk setiap desa secara
berurutan sesuai dengan urutan nomor surat ukur.

91. B. GU-SU-Peta Pendaftaran-Warkah. Sumber


https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/02/16/buku-pegangan-juru-ukur/

92. C. sket lapangan hasil cetakan komputer. Karena sketsa lapangan di GU harus digambar secara
manual di lapangan.
93. B. Membantu menyelesaikan sengketa mengenai batas bidang tanah. Sumber: UUPA no 5 tahun 1960
pasal 19 ayat (2) Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi :

a. pengukuran perpetaan dan pembukuan tanah;

b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;

c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang

kuat.

94.

95. A. Orde 4 nasional, yang diikat ke titik dasar teknik nasional orde 3 atau orde 2 terdekat. Sumber:
PMNA/KBPN nomor 2 tahun 1996 pasal 4 ayat (3) Titik dasar teknik orde 4 nasional dibuat dengan
konstruksi yang dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangannya dan bersifat sementara untuk keperluan
pengukuran bidang-bidang tanah.

96. A. 1 dan 4. Menurut modul STPN “Survey Kadastral”. Halaman satu berisi keterangan mengenai
mengenai lokasi, seluruh keterangan pengukuran, bidang yang diukur, dan pemilik bidang tanah yang
diukur. dan Halaman empat diisi keterangan-keterangan dan tandatangan pengesahan.
Sumber: Modul STPN “Survey Kadastral” karya Kusmiarto dan Arief Syaifullah Hlm. 187

97. B. Konversi. Tanah “Bekas Hak Milik Adat” yang menurut istilah populernya adalah Tanah Girik,
berasal dari tanah adat atau tanah-tanah lain yang belum dikonversi menjadi salah satu tanah dengan hak
tertentu (Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atau Hak Guna Usaha) dan belum didaftarkan atau
disertifikatkan pada Kantor Pertanahan setempat. Sumber;
https://nmcolaw.co.id/index.php/2021/05/20/tanah-adat-apakah-bisa-dibuat-sertifikat-bagaimana-
prosesnya/

98. B. penunjukan batas itu dapat dikuasakan dengan kuasa tertulis kepada orang lain . Sesuai dengan
PMNA/KBPN no 23 tahun 1997 Pasal 19 ayat (3) Dalam hal pemohon pengukuran atau pemegang hak
atas tanah tidak dapat hadir pada waktu yang ditentukan untuk menunjukkan batas-batas bidang tanahnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka penunjukan batas itu dapat dikuasakan dengan kuasa
tertulis kepada orang lain.

99. C. Tidak harus dipasang tanda batas. Menurut PMNA/KBPN no 23 tahun 1997 pasal 21 ayat (2)
Untuk sudut-sudut batas yang sudah jelas letaknya karena ditandai oleh benda-benda yang terpasang
secara tetap seperti pagar beton, pagar tembok atau tugu/patok penguat pagar kawat, tidak harus
dipasang tanda batas.

100. A. Kepala Kantor Pertanahan. Sesuai PMNA/KBPN no 2 tahun 1996 tentang pengukuran dan
pemetaan untuk penyelenggaraan pendaftaran tanah pasal 44 ayat (3) Pemeliharaan peta dasar
pendaftaran, peta pendaftaran, gambar ukur dan data-data ukur terkait merupakan tanggung jawab Kepala
Kantor Pertanahan.

Anda mungkin juga menyukai