Anda di halaman 1dari 8

Lex Privatum Vol. V/No.

2/Mar-Apr/2017

IMPLEMENTASI HAK UNTUK HIDUP manusia yang merupakan karunia Sang


BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DASAR Pencipta, hal ini dengan tegas dimuat dalam
19451 Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 39
Oleh: Devosit Malensang2 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang
mendefinisikan hak asasi manusia sebagai;
ABSTRAK seperangkat hak yang melekat pada hakikat
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
mengetahui bagaimana pengaturan hak untuk Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
hidup menurut peraturan perundang-undangan yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dan bagaimana hubungan Pasal 10 Kitab dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah,
Undang-Undang Hukum Pidana dengan Pasal dan setiap orang demi kehormatan serta
28 A dan Pasal 28 I Undang-Undang Dasar perlindungan harkat dan martabat manusia3.
1945. Dengan menggunakan metode Untuk itu Indonesia telah meratifikasi
penelitian yuridis normatif, dapat disimpulkan: beberapa kovenan PBB berkenaan dengan Hak
1. Pengaturan hak untuk hidup dalam sistem Asasi Manusia antara lain Undang-Undang No,.
perundang-undangan Indonesia sudah jelas dan 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
tepat bahwa hak hidup adalah hak yang mutlak Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaaan Pengadilan Hak Asasi Manusia dan puncaknya
apapun dan oleh siapapun juga atas nama dilakukan amandemen Undang-Undang Dasar
apapun sebab dijamin oleh UUD 1945 dan UU 19454. Kesadaran dari rasa keinsyafan tentang
No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia oleh bangsa-bangsa yang
dan jika memberlakukan Pasal 28J UUD 1945 masuk dalam keanggotaan PBB, merupakan
terhadap Pasal 28I UUD 1945 sama dengan suatu langkah spektakuler yang menyadarkan
UUD 1945 membatasi dirinya sendiri sehingga manusia di muka bumi ini bahwa Hak Asasi
rusaklah wibawa hukum. 2. Pasal 10 KUHP yang Manusia yang inheren dalam diri manusia
mengatur tentang Pidana Mati dalam sebagai konsekuensi ia lahir sebagai manusia,
pemidanaan di Indonesia bertentang dengan harus dihormati oleh siapapun juga
Pasal 28A dan Pasal 28I UUD 1945. (state/government) karena merupakan anugrah
Kata kunci: Implementasi, hak, hidup. yang diberikan oleh dan bersumber dari Tuhan
Yang Maha Esa5.
PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar 1945 Negara
A. Latar Belakang Republik Indonesia yang termaktub dalam BAB
Sebagai negara hukum, Indonesia memiliki XA (Hak Asasi Manusia) mulai dari Pasal 28A
kewajiban melindungi harkat dan martabat hingga Pasal 28J telah memberi jaminan
manusia. Sejak lama persoalan negara hukum konstitusional yang sangat kuat terhadap hak
dan hak asasi manusia diperbincangkan oleh asasi manusia. Pasal 28 A ^Setiap orang berhak
berbagai kalangan demi memperoleh suatu untuk hidup dan mempertahankan hidup dan
negara hukum yang ideal dan sangat-sangat kehidupannya_. Ini merupakan hak paling dasar
menjamin perlindungan hak asasi warga bagi seluruh manusia yang harus dihormati dan
negaranya dengan nilai-nilai kemanusiaan, dijunjung tinggi. Hak untuk Hidup adalah hak
penghormatan, dan perlindungan terhadap asasi yang sifatnya mutlak dan kodrati yang
harkat dan martabat kemanusiaan. Manusia sudah tidak bisa ditawar lagi, karena tanpa hak
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan untuk hidup maka tak akan ada hak-hak asasi
seperangkat hak yang menjamin derajatnya lainnya. Pasal 28 I ayat (1) ^Hak untuk hidup,
sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
disebut dengan hak asasi manusia, yaitu hak pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak
yang diperoleh sejak kelahirannya, sebagai untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di depan hukum, dan hak tidak
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Donald A.
3
Rumokoy, SH, MH, Henry R. Ch. Memah, SH,MH Bahder Johan Nasution, Op.Cit, hal 15.
2 4
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Ibid, hal 4
5
120711363 Ibid, hal 5

46
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut, pembunuhan baik dilakukan oleh penguasa
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat maupun oleh masyarakat itu sendiri8 Negara
dikurangi dalam keadaan apapun_X : o • ZÁ harusnya hadir sebagai bagian pelindung dan
hak asasi manusia dijamin oleh Negara lewat penegak dalam pemberlakuan hak asasi
konstitusi tertinggi Republik Indonesia ini. manusia khusunya hak untuk hidup. Ban Kin-
Untuk Indonesia pelaksanaan hukuman mati Moon (Sekjen PBB), sangat tegas mengatakan
dilaksanakan berdasarkan Penetapan Presiden bahwa hidup adalah sesuatu yang sangat
No. 2 Tahun 1964 tentang Tata Cara berharga dan setiap manusia memiliki hak
Pelaksanaan Pidana Mati yang dijatuhkan oleh untuk hidup secara bermartabat, dan
Pengadilan Umum dan Militer. Oleh Satochid karenanya hak untuk hidup mesti dihormati
Kartanegara dikatakan bahwa pada zaman dan dilindungi.9
Hindia Belanda dahulu ditetapkan bahwa Pengaturan hak untuk hidup dalam UUD
apabila hukuman mati itu tidak dapat 1945 kemudian dijabarkan dalam UU No. 39
dilaksanakan oleh seorang algojo tertentu, Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 4
hukuman itu harus dilaksanakan dengan Œ µvÇ] ^Hak untuk hidup, hak untuk tidak
tembak di depan regu penembak.6 disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati
Pidana Mati merupakan pengingkaran dan nurani, hak beragama, hak untuk tidak
pencabutan terhadap hak hidup oleh negara. diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
Roling berpendapat bila negara tidak dan persamaan dihadapan hukum, dan hak
menghormati nyawa manusia dan menganggap untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
tepat untuk dengan tenang melenyapkan berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
nyawa seseorang, maka ada kemungkinan tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun
besar dan akan berkurang pula hormat orang v }o Z •] ‰ ‰µvX_ /v] u Œµ‰ l v i u]v v
pada nyawa manusia.7 negara terhadap keberlangsungan kehidupan
bernegara dan bermasyarakat yang ditegaskan
B. Rumusan Masalah iµP o u W • o î Œ µvÇ] ^Negara Republik
1. Bagaimana pengaturan hak untuk hidup Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak
menurut peraturan perundang-undangan? asasi manusia dan kebebasan dasar manusia
2. Bagaimana hubungan Pasal 10 Kitab sebagai yang secara kodrati melekat pada dan
Undang-Undang Hukum Pidana dengan tidak terpisahkan diri manusia, yang harus
Pasal 28 A dan Pasal 28 I Undang-Undang dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi
Dasar 1945? peningkatan martabat kemanusiaan,
l • i Zš Œ vU v l Œ • v • Œš l ]o v_X
C. Metode Penelitian _X Dalam Konsideran UU No.39 Tahun
Di dalam penulisan skripsi ini, penulis 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Menimbang
menggunakan metode penulisan dengan cara huruf (a) menyatakan bahwa HAM merupakan
penelitian kepustakaan, yaitu dengan cara hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri
^u v o]š] Z v ‰µ•š l _ š µ Ç vP ]v u l v manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh
penelitian hukum normatif. karena itu harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan,
PEMBAHASAN dikurangi, atau dirampas oleh siapapun.
A. Pengaturan Hak Untuk Hidup Menurut Dalam UUD 1945, Hak untuk hidup
Perundang-undangan merupakan bagian yang masih menjadi
Pencantuman hak untuk hidup sebagaimana perdebatan dalam pemberlakuannya, dimana
diatur dalam Pasal 28A dan Pasal 28I UUD Indonesia sendiri merupakan negara hukum
1945, dimaksudkan untuk melindungi yang masih mengakui dan memberlakukan
masyarakat dari perbuatan, tindakan, kegiatan, pidana mati yang jelas dan nyata merupakan
pengingkaran terhadap hak hidup manusia. Hak
6
Satochid Kartanegara, Hukum Pidana, Balai Lektur
untuk hidup adalah hak asasi yang paling dasar
Mahasiswa, hal 346
7 8
Syahruddin Husein, Pidana mati Menurut Hukum Pidana Ibid, hal 257
9
Indonesia. USU : Fakultas Hukum, hal 6-8 Ibid, hal 301

47
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

bagi seluruh manusia. Hak hidup merupakan seperti yang dituliskan dalam Pasal 28A UUD
bagian dari hak asasi yang memiliki sifat tidak 1945.11
dapat ditawar lagi (non derogable rights). Hak untuk hidup masih diakui keberadaan
Artinya, hak ini mutlak harus dimiliki setiap dalam konstitusi tertinggi negeri ini sebagai hak
orang, karena tanpa adanya hak untuk hidup, yang tidak bisa dikurangi dalam keadaan
maka tidak ada hak-hak asasi lainnya. Hak apapun sehingga pelaksanaan dan pengaturan
tersebut juga menandakan setiap orang pidana mati haruslah kembali ditinjau
memiliki hak untuk hidup dan tidak ada orang keberadaannya agar dalam pemberlakuanya
lain yang berhak untuk mengambil hak tidak menjadi kontradiksi. Pasal 71 UU No.39
hidupnya.10 Dalam Tap MPR No. Tahun 1999 Menegaskan Pemerintah wajib dan
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia bertanggung jawab menghormati, melindungi,
dalam Piagam Hak Asasi Manusia BAB I Pasal 1 menegakkan, dan memajukan hak asasi
juga berbuvÇ] ^^ š] ‰ KŒ vP ŒZ l µvšµl manusia yang diatur dalam undang-undang ini,
hidup, mempertahankan hidup dan peraturan perundang-undangan lain, dan
l Z] µ‰ vvÇ _X hukum internasional tentang Hak Asasi
Jika mengacu pada UUD 1945 dan UU No.39 Manusia yang diterima oleh Negara Republik
Tahun 1999, maka dapat disimpulkan bahwa Indonesia.
pandangan tentang hak-hak individu yang
dianut oleh Negara Kesatuan Republik B. Hubungan Pasal 10 KUHP dengan Pasal 28A
Indonesia mengakui dan menyatakan bahwa dan 28I UUD 1945
hak untuk hidup adalah hak yang melekat pada 1. Undang-Undang Dasar 1945
setiap individu yang tidak dapat dirampas dan Menyadari bahwa UUD 1945 sebagai bagian
dikurang-kurang (non-derogable rights) oleh dari hukum dasar atau konstitusi, UUD 1945
siapapun, atas nama apapun dan dalam situasi mempunyai makna yang sangat penting dan
apapun termasuk oleh negara, atas nama bersifat fundamental bagi kehidupan berbangsa
hukum, agama atau dalam situasi darurat. dan bernegara.12 Undang-Undang Dasar Negara
Perubahan nilai dasar hukum di atas Republik Indonesia Tahun 1945 adalah
seharusnya membawa konsekuensi adanya konstitusi yang berjiwa Pancasila. Pancasila
amandemen terhadap seluruh undang-undang adalah jiwa atau rohnya, sedangkan UUD 1945
yang masih memasukkan hukuman mati adalah wujud atau jasadnya.13 Di kalangan ahli
sebagai salah satu bentuk hukuman karena
sudah bertentangan dengan Konstitusi.
11
Segala hak yang dimiliki manusia dapat Todung Mulya Lubis dan Alexander Lay, Op.Cit, hal 301
12
dinikmati jika manusia itu dalam keadaan Dimyati Hartono, Problematika dan Solusi Amandemen
hidup, karenanya tidak mengherankan Undang-Undang Dasar 1945,Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2009, hal 20
mengapa hak untuk hidup dicantumkan dalam 13
Jimly Assiddiqie, Op.Cit, hal 85 Konstitusi yang berjiwa
Pasal pembuka tentang Hak Asasi Manusia Pancasila, Pertama, Konstitusi yang berketuhanan (godly
dalam UUD 1945. Pencantuman hukuman mati constitution) menunjukkan bahwa UUD 1945 bukanlah
dalam beberapa Undang-undang yang berlaku konstitusi yang bersifat anti-Tuhan atau konstitusi yang
berusaha menjauhkan urusan-urusan keagamaan dan
di Indonesia merupakan bentuk inkonsistensi ketuhanan yang Maha Esa dari ruang-ruang kehidupan
negara terhadap ideologi dan konstitusi kenegaraan ataupun dari ruang-ruang public sama sekali.
negaranya sendiri. Jadi, sumber hak untuk Kedua, UUD 1945 merupakan konstitusi kemanusiaan,
hidup bukanlah negara. Kami tak mengatakan yaitu undang-undang dasar yang mendasarkan diri pada
bahwa negara tidak penting, sama sekali tidak. filosofi kemanusiaan yang adil dan beradab. Ketiga, UUD
1945 adalah juga konstitusi pemersatu (integrating
Negara memainkan peran yang sangat penting constitution). UUD 1945 mempersatukan bangsa
sebagai penjaga dan penjamin hak untuk hidup Indonesia di tengah kebhinekaan atau kemajemukan
dalam semua aspek kehidupan bersama. Keempat, UUD
1945 adalah konstitusi kerakyatan (šZ ‰ }‰o [•
10
Sriyanto dan Desiree Zuraidah, Modul Instrumen HAM constitution), konstitusi kebebasan (constitution of
Nasional: Hak Untuk Hidup, Hak Berkeluarga dan liberty), dan bahkan konstitusi pembebasan (liberating
Melanjutkan Keturunan Serta Hak Mengembangkan Diri constitution) dari penjajahan dan keterbelakangan.
(Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI, Direktorat Kelima, UUD 1945 juga adalah konstitusi keadilan sosial.
Jenderal Perlindungan HAM, 2001). Keadilan sosial ini merupakan roh pamungkas dalam UUD

48
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

kenegaraan, ada yang mengartikan konstitusi pencabutan pasal-pasal yang tidak lagi relevan.
sama dengan UUD, namun adapula yang Hal ini berdasarkan pada Ketentuan Peralihan
memberi makna bahwa UUD hanya salah satu Pasal II UUD 1945 yang menyatakan bahwa:
bagian dari konstitusi.14 Konstitusi di sini "Segala badan negara dan peraturan yang
diartikan sebagai sekelompok ketentuan yang masih ada langsung diberlakukan selama belum
mengatur organisasi negara dan susunan diadakan yang baru menurut Undang-Undang
pemerintahan suatu negara.15Dalam Dasar ini." Ketentuan tersebutlah yang
perkembangannya hampir semua negara yang kemudian menjadi dasar hukum pemberlakuan
memiliki konstitusi kecuali Inggris dan Israel, semua peraturan perundang-undangan pada
memberi makna konstitusi sama dengan UUD.16 masa kolonial pada masa kemerdekaan.20
UUD 1945, adalah hukum perundang-undangan KUHP yang sekarang diberlakukan adalah
tertinggi.17 KUHP yang bersumber dari hukum kolonial
Melaksanakan UUD 1945 secara murni dan Belanda, yakni Wetboek van Strafrecht voor
konsekuen merupakan ide operasional yang Nederlandsch-Indie. Pengesahannya dilakukan
secara khusus hendak diwujudkan pada negara melalui Staatsblad Tahun 1915 nomor 732 dan
hukum Indonesia. Konsep dasar ide politik ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1918.
diangkat dari asumsi bahwa setiap hukum Setelah kemerdekaan, KUHP tetap diberlakukan
(apapun bentuknya) harus dilaksanakan secara disertai penyelarasan kondisi berupa
konsisten.18 Pasal-pasal yang terdapat dalam pencabutan pasal-pasal yang tidak lagi relevan.
UUD 1945 adalah hukum dasar yang tertulis Hal ini berdasarkan pada Ketentuan Peralihan
yang menjadi sumber hukum positif tertingggi Pasal II UUD 1945 yang menyatakan bahwa:
dalam kehidupan bernegara. Peraturan "Segala badan negara dan peraturan yang
perundang-undangan yang berada di bawahnya masih ada langsung diberlakukan selama belum
senantiasa bersumber dari hukum dasar diadakan yang baru menurut Undang-Undang
tertulis. Prinsip ini harus konsisten diterapkan. Dasar ini."21
Suatu tindakan yang sengaja atau tidak, Ketentuan tersebutlah yang kemudian
menyimpang/bertentangan dengan UUD 1945 menjadi dasar hukum pemberlakuan semua
akan mengakibatkan ketidakpastiaan hukum.19 peraturan perundang-undangan pada masa
kolonial pada masa kemerdekaan. Untuk
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana menegaskan kembali pemberlakuan hukum
KUHP atau Kitab Undang-undang Hukum pidana pada masa kolonial tersebut, pada
Pidana adalah peraturan perundang-undangan tanggal 26 Februari 1946, pemerintah
yang mengatur mengenai perbuatan pidana kemudian mengeluarkan Undang-Undang
secara materiil di Indonesia. KUHP yang Nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum
sekarang diberlakukan adalah KUHP yang Pidana. Undang-undang inilah yang kemudian
bersumber dari hukum kolonial Belanda, dijadikan dasar hukum perubahan Wetboek van
yakni Wetboek van Strafrecht voor Strafrecht voor Netherlands
Nederlandsch-Indie. Pengesahannya dilakukan Indiemenjadi Wetboek van Strafrecht (WvS),
melalui Staatsblad Tahun 1915 nomor 732 dan yang kemudian dikenal dengan nama Kitab
mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1918. Undang-Undang Hukum Pidana.22Hukum
Setelah kemerdekaan, KUHP tetap diberlakukan pidana umum pada Prinsipnya sebagaimana
disertai penyelarasan kondisi berupa diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP)23 KUHP berlaku secara Nasional
di Indonesia sejak tanggal 29 september 1958.24
1945, yang dalam praktik seringkali diabaikan dan
dilupakan orang.
14
Anwar, Op.Cit, hal 58
15 20
Bagir Manan, Pertumbuhan dan Perkembangan https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Undang-
Konstitusi Suatu Negara, Mandar Maju, Bandung, 1995, undang_Hukum_Pidana diakses 23-01-2017 Pukul 22:03
21
hal 5 Ibid
16 22
Ibid, hal 60 Ibid
17 23
Ibid, hal 23 Ilham Bisri, Op.Cit, hal 41 Hukum pidana umum adalah
18
Donald A. Rumokoy, Op.Cit, hal 273 hukum pidana yang dari sisi subjek atau pelaku hukumnya
19
Ibid, hal 278 serta dari jangkauan berlakunya mengatur seluruh

49
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

Usaha pembentukan KUHP baru untuk 1945 yang merupakan konstitusi tertinggi
menggantikan WvS yang sekarang berlaku republik ini.
sudah cukup lama dilakukan. Dimulai dengan Hukuman pokok telah ditentukan dalam
adanya rekomendasi Seminar Hukum Nasional pasal 10 KUHP yang berbunyi sebagai berikut
1 Tahun 1963 yang menyerukan agar rancangan Pidana terdiri atas:
kodifikasi hukum pidana nasional selekas a. Pidana Pokok:
mungkin diselesaikan, maka pada tahun 1964 1. Pidana Mati
dibicarakan konsep pertama. Rancangan KUHP 2. Pidana penjara
tahun 1964 ini kemudian diikuti rancangan- 3. Kurungan
rancangan KUHP tahun berikutnya, yaitu 4. Denda
Rancangan KUHP 1968, Rancangan KUHP b. Pidana Tambahan:
1971/1972, Rancangan KUHP Basaroedin 1. Pencabutan hak-hak tertentu
(Konsep BAS), Rancangan KUHP 1979, 2. Perampasan barang-barang tertentu
Rancangan KUHP 1982/1983, Rancangan KUHP Dalam sistem pemidanaan di Indonesia,
1984/1985, Rancangan KUHP 1986-1987, pidana mati yang secara teoretis dapat
Rancangan KUHP 1987/1988, Rancangan KUHP dikatakan menimbulkan efek jera bertentangan
1989/1990, Rancangan KUHP 1991/1992 yang dengan filosofi pemidanaan Indonesia sendiri
direvisi sampai 1997/1998, dan Rancangan yang lebih menitikberatkan pada usaha
KUHP 1999/2000.25Kitab Undang-Undang rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi pelaku
Hukum Pidana adalah kitab yang menguraikan tindak pidana.
hukum positif dan dijadikan pedoman oleh 1. Pemidanaan adalah upaya untuk
masyarakat Indonesia.26 menyadarkan narapidana agar menyesali
Sistematika KUHP terdiri dari 3 (tiga) buku. perbuatannya, dan mengembalikannya
Buku I KUHP adalah Aturan Umum, buku II menjadi warga masyarakat yang baik, taat
KUHP adalah Kejahatan, buku III adalah kepada hukum, menjunjung tinggi nilai-nilai
pelanggaran.27 R. Iwa Kusuma mengemukakan moral, sosial dan keagamaan, sehingga
pendapatnya mengenai KUHP. Ia mengatakan tercipta masyarakat yang aman, tertib dan
bahwa Kitab Undang-Undang Hukum Pidana damai.
yang masih berlaku sekarang ini berasal dari 2. Yang harus diberantas adalah faktor-faktor
jaman penjajahan. Di dalamnya terdapat yang dapat menyebabkan narapidana
anasir-anasir yang sama sekali tidak sesuai melakukan tidak pidana, bukan narapidana
dengan keadaan jaman sekarang.28 Dalam yang bersangkutan.
upaya pembaharuan hukum pidana (KUHP) Oleh karena itu, sangat jelas terlihat bahwa
nasional yang saat ini tengah diperbincangkan, penerapan hukuman mati tidak sesuai dengan
khususnya dalam rangka menggantikan KUHP filosofi pemidanaan di Indonesia. Hukuman
warisan Belanda, pembaharuan hukum pidana mati lebih menekankan pada aspek balas
ini memerlukan kajian komparatif yang dendam. Tidak terbuka kesempatan bagi yang
mendasar, fundamental, konseptual, kritis, dan bersangkutan untuk bertobat dan kembali ke
konstruktif29 dan harus selaras dengan UUD masyarakat.30
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
harusnya mengacu pada peraturan yang lebih
manusia yang berada pada wilayah Indonesia, tanpa tinggi yaitu UUD 1945. Perlu adanya dilakukan
pengecualian. Judicial Review terhadap Pasal 10 KUHP yang
24
Duwi Handoko, Dekriminalisasi Terhadap Delik-Delik mengatur tentang pidana mati karena tidak lagi
dalam KUHP, Hawa dan Ahwa, Pekanbaru, 2016, hal 270
25
Barda Nawawi, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana: sesuai dan sejalan dengan muatan dan nafas
(Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru) , konstitusi tertinggi Republik ini. Penerapan
Kencana, Jakarta, 2011, hal 102 Pasal 10 ini dalam sistem pemidanaan
26
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Indonesia terutama tentang pidana mati harus
Jakarta, 2008, hal 78
27
Duwi Handoko, Op.Cit Hal 273
menunggu penghapusan Pasal 28A dan Pasal
28
Yesmil Anwar & Adang, Pembaharuan Hukum Pidana
Reformasi Hukum Pidana, Grasindo, Jakarta, 2008, Hal 18
29 30
Ibid, Hal 26 Todung Mulya Lubis, Op.Cit, Hal 65

50
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

28I UUD 1945. Jika Pasal 28A dan Pasal 28I UUD dalam keadaan apapun maka semua aturan
1945 telah dihapuskan dan tidak diberlakukan hukum yang mengatur tentang
lagi maka penerapan pidana pokok Pasal 10 pemberlakuan pidana mati dalam sistem
KUHP tentang pidana mati sah-sah saja. Selama pemidanaan Indonesia seharusnya dihapus
masih berlakunya Pasal 28A dan Pasal 28I UUD karena tidak sesuai dengan konstitusi
1945 maka Pasal 10 KUHP tentang pidana (aturan) tertinggi Negara Republik
pokok (Pidana mati) penulis katakan Indonesia.
inkonstitusional. 2. Sistem perundang-undangan Indonesia
Lex Superior Derogat Legi Inferiri, yaitu harus berdasar pada Undang-Undang Dasar
ketentuan yang lebih tinggi mengesampingkan 1945 sehingga seluruh peraturan
ketentuan yang lebih rendah. Asas ini sesuai perundang-undangan selaras dan senafas
dengan teori tangga peraturan perundang- dengan norma hukum tertinggi serta tidak
undangan (Stufenbau der Rechtsordnung) dari terjadi pertentangan satu dengan yang
Hans Kelsen di mana kekuatan mengikat suatu lainnya.
peraturan (kaidah) terletak pada peraturan
(norma) yang lebih tinggi. Karenanya, peraturan DAFTAR PUSTAKA
yang lebih rendah tidak boleh bertentangan Buku
dengan peraturan yang lebih tinggi yang Anwar. 2015. Teori dan Hukum Konstitusi.
menjadi dasar kekuatan mengikatnya. Jika Malang : Setara Press.
peraturan yang lebih rendah bertentangan Anwar, Yesmil & Adang. 2008. Pembaharuan
dengan peraturan yang lebih tinggi, maka Hukum Pidana Reformasi Hukum
peraturan yang lebih rendah yang Pidana. Jakarta : Grasindo.
dikesampingkan oleh peraturan yang lebih Anwar, Yesmil dan Adang. 2008. Pengantar
tinggi.31 Sosiologi Hukum. Jakarta : Grasindo.
Asmarawati, Tina. 2013. Hukuman Mati dan
PENUTUP Permasalahannya di Indonesia.
A. Kesimpulan Yogyakarta : Deeppublish.
1. Pengaturan hak untuk hidup dalam sistem Asshiddiqie, Jimly. 2014. Perihal Undang-
perundang-undangan Indonesia sudah jelas Undang. Jakarta : Rajawali Press.
dan tepat bahwa hak hidup adalah hak Assiddiqie, Jimly. 2015. Gagasan Konstitusi
yang mutlak yang tidak dapat dikurangi Sosial : Institusionalisasi dan
dalam keadaaan apapun dan oleh siapapun Konstitusionalisasi Kehidupan Sosial
juga atas nama apapun sebab dijamin oleh Masyarakat Madani. Jakarta : LP3ES.
UUD 1945 dan UU No.39 Tahun 1999 Asshiddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Ilmu
Tentang Hak Asasi Manusia dan jika Hukum Tata Negara. Jakarta :
memberlakukan Pasal 28J UUD 1945 Konstitusi Press.
terhadap Pasal 28I UUD 1945 sama dengan Attamini, A. Hamid S. 2007. Ilmu Perundang-
UUD 1945 membatasi dirinya sendiri Undangan. Yogyakarta : Kanisius.
sehingga rusaklah wibawa hukum. Bachtiar. 2015. Problematika Implementasi
2. Pasal 10 KUHP yang mengatur tentang Putusan Mahkamah Konstitusi pada
Pidana Mati dalam pemidanaan di Pengujian UU terhadap UUD. Jakarta :
Indonesia bertentang dengan Pasal 28A dan Raih Asa Sukses.
Pasal 28I UUD 1945. Bisri, Ilhami. 2005. Sistem Hukum Indonesia
(Prinsip-prinsip & Implementasi Hukum
B. Saran di Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo
1. Jika negara dalam Pasal 28A dan 28I Persada.
Undang-Undang Dasar 1945 menjamin Budiarjo, Miriam. 1977. Dasar-Dasar Ilmu
aturan mengenai hak untuk hidup Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka
merupakan hak yang tidak bisa dikurangi Utama.

31
Donald Albert Rumookoy & Frans Maramis, Op.Cit, hal
146

51
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

El-Muhtaj, Majda. 2005. Hak Asasi Manusia Muladi dalam Sunarso, Siswanto. 2014.
dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta : Viktimologi dalam Sistem Peradilan
Prenada Media (Kencana). Pidana. Jakarta : Sinar Grafika.
Fuady, Murnir. 2011.Teori Negara Hukum Nasution, Adnan Buyung dan A.Patra M. Zen.
Modern (Rechstaat). Bandung : Refika 2006. Instrumen Internasional Pokok
Aditama. Hak Asasi Manusia. Jakarta : Yayasan
Gultom, Binsar. 2010. Pelanggaran HAM dalam Obor Indonesia, Yayasan Lembaga
Hukum Keadaan Darurat di Indonesia. Bantuan Hukum Indonesia, Kelompok
Mengapa Pengadilan HAM Ad Hoc Kerja Arif.
Indonesia Kurang Efektif. Jakarta : Nasution, Bahder Johan. 2014. Hukum dan Hak
Gramedia Pustaka Utama. Asasi Manusia. Bandung : Mandar
Handoko, Duwi. 2016. Dekriminalisasi Terhadap Maju.
Delik-Delik dalam KUHP. Pekanbaru : Nawawi, Barda. 2011. Bunga Rampai Kebijakan
Hawa dan Ahwa. Hukum Pidana : (Perkembangan
Hartono, Sunaryati. 1991. Politik Hukum Penyusunan Konsep KUHP Baru).
Menuju Satu Sistem Hukum Nasional. Jakarta : Kencana.
Bandung : Alumni. Purba, Nevita. 2015. Pelaksanaan Hukuman
Hartono, Dimyati. 2009. Problematikan dan Mati; Perspektif HAM dan Hukum
Solusi Amandemen Undang-Undang Pidana di Indonesia. Yogyakarta : Graha
Dasar 1945. Jakarta : Gramedia Pustaka Ilmu.
Utama. Qamar, Nurul. 2014. Hak Asasi Manusia dalam
Huijbers, Theo. 1995. Filsafat Hukum. Negara Hukum Demokrasi. Jakarta :
Yogyakarta : Kanisius. Sinar Grafika.
Irsan, Koesparmono. 2009. Hukum dan HAM. Rumokoy, Donald A. 2011. Praktik Konvensi
Jakarta : Yayasan Brata Bhakti. Ketatanegaraan di Indonesia. Jakarta :
Iskandar, Pranoto. 2012. Hukum HAM Media Prima Aksara.
Internasional Sebuah Pengantar Rumokoy, Donald A. dan Frans Maramis. 2014.
Konseptual. Cianjur : IMR Press. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta :
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta Rajawali Press.
: Paradigma Yogyakarta. Sahetapy, J.E. 2007. Pidana Mati dalam Negara
Kelsen, Hans. 2013. Teori Umum tentang Pancasila. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Hukum dan Negara. Bandung : Nusa Saputra, Lukman Surya. 2007. Pendidikan
Media. Kewarganegaraan (Menumbuhkan
Kusmaryanto, Cb. 2005. Tolak Aborsi. nasionalisme dan patriotisme).
Yogyakarta : Kanisius. Bandung : Setia Purna Inves.
Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna Historisitas, Sarina, Muthar Dahri, Harmaini. 2016.
Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Pendidikan Pancasila dan
Jakarta : Kompas Gramedia. Kewarganegaraan (PPKN di Perguruan
Lubis, Todung Mulya dan Alexander Lay. 2009. Tinggi). Yogyakarta : Deeppublish.
Kontroversi Hukuman Mati, Perbedaan Simanjuntak, P.N.H. 2007. Pendidikan
Pendapat Hakim Konstitusi. Jakarta : Kewarganegaraan. Jakarta : Grasindo.
Buku Kompas. Soeroso, R. 2013. Pengantar Ilmu Hukum.
Manan, Bagir. 1995. Pertumbuhan dan Jakarta : Sinar Grafika.
Perkembangan Konstitusi Suatu Soetjipto, Ani. W. 2015. HAM dan Politik
Negara. Bandung : Mandar Maju. Internasional. Jakarta : Yayasan Pustaka
Moeljatno. 2008. Asas-Asas Hukum Pidana. Obor Indonesia.
Jakarta : Rineka Cipta. Strarke, J.G. 2004. Pengantar Hukum
Mudjiono. 1991. Pengantar Tata Hukum Internasional. Jakarta : Sinar Grafika.
Indonesia. Yogyakarta : Liberty. Wulansari, C. Dewi. 2009. Hukum Adat
Indonesia-Suatu Pengantar. Bandung :
Refika Aditama.

52
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

Dokumen http://www.academia.edu/14745606/KONTRO
Undang-Undang Dasar Negara Republik VERSI_HUKUMAN_MATI_DI_INDONESIA
Indonesia 1945 diakses 29-10-2016 Pukul 18:25
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi http://ekaarliyanjunedria.blogspot.co.id/2015/
Manusia 11/ilmu-perundang-undangan.html diakses 05-
Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi 11-2016 Pukul 17:25
Manusia https://manunggalkusumawardaya.wordpress.c
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusi (DUHAM) om/2011/11/09/hak-hidup-sebagai-hak-asasi-
Kartanegara, Satochid. Hukum Pidana. Balai manusia-yang-tidak-dapat-dikurangi-dalam-
Lektur Mahasiswa keadaan-apapun-dalam-perspektif-hukum-tata-
Husein, Syahruddin. Pidana Mati Menurut negara-dan-hukum-internasional/ diakses 23-
Hukum Pidana Indonesia. USU : 10-2016 Pukul 22:55
Fakultas Hukum https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Undang-
Convenan On Civil And Political Rights undang_Hukum_Pidana diakses 23-01-2017
(Konvenan Internasional tentang Hak- Pukul 22:03
Hak Sipil dan Politik) disahkan lewat
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 tahun 2005.
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia t
Risalah Sidang Perkara Nomor 2/Puu-
V/2007 Dan Perkara Nomor 3/Puu-
V/2007 Perihal Pengujian Uu Nomor 22
Tahun 1997 Tentang Narkotika
Terhadap Undang-Undang Dasar 1945,
hal 12.
Sriyanto dan Desiree Zuraidah. 2001. Modul
Intrumen HAM Nasional : Hak Untuk
Hidup, Hak Berkeluarga, dan
Melanjutkan Keturunan serta Hak
Mengembangkan Diri. Jakarta :
Departemen Hukum dan HAM RI,
Direktorat Jendral Perlindungan HAM.
Rokhim, Adul. 2015. ^:µŒv o dŒ v•]•]_ D ]
Penguatan Demokrasi Lokal, Edisi No.
10/2015, ISSN : 1978-4287. Malang :
Intrans Institute.
Zulfa, Eva Achjani. 2015. Menelaah Arti Hak
Untuk Hidup sebagai Hak Asasi
Manusia.
Website
https://www.harianlampung.co.id/read/definisi
-pengertian-ham-hak-asasi-manusia-menurut-
para-ahli-3584/diakses 08-10-2016 jam 15:39
https://elearning.unsri.ac.id/pluginfile.php/306
55/mod_resource/content/1/Prinsip-
Prinsip%20Umum%20Hak%20Azasi%20Manusi
a.pdf diakses 29-10-2016 Pukul 14:28
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukuman_mati
diakses 11-01-2017 Pukul 15:19

53

Anda mungkin juga menyukai