Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEWASA DENGAN GANGGUAN

PADA SISTEM PERNAFASAN (COVID-19)

OLEH :

KELOMPOK 1

IRGI DIMAS BORA’A

PUTRI SEPRIANI NAATONIS

TEAFILO PINTO

LUIS DA CRUS ARAUJO

MARIA K.B SUTAL

MAURO JAO COSTA BOSA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTRA KUPANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dewasa
dengan Gangguan Pada Sistem Pernapasan (Covid-19)” ini dapat kami selesaikan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kulaih Keperawatan Medikal Bedah IV, selain itu menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3. Tujuan .................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 4
2.1. Definisi .................................................................................................................. 4
2.2. Klasifikasi Covid 19 .............................................................................................. 4
2.3. Berdasar Beratnya Kasus ....................................................................................... 5
2.4. Etiologi .................................................................................................................. 6
2.5. Pathaway ................................................................................................................ 6
2.6. Manifestasi Klinis Covid 19 .................................................................................. 6
2.7. Pemeriksaan Penunjang Covid 19 ......................................................................... 7
2.8. Penatalaksanaan Covid 19 ..................................................................................... 8
2.9. Komplikasi ............................................................................................................. 8
2.10. Proses Penularan .................................................................................................... 8
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................ 9
3.1. Pengkajian.............................................................................................................. 9
3.2. Diagnosa Keperawatan .......................................................................................... 9
3.3. Intervensi ............................................................................................................... 9
3.4. Implementasi dan Evaluasi .................................................................................... 15
BAB VI LAPORAN KASUS ............................................................................................. 15
4.1. Pengkajian.............................................................................................................. 15
4.2. Diagnosa Keperawatan .......................................................................................... 17
4.3. Intervensi Keperawatan ......................................................................................... 18
4.4. Implementasi dan Evaluasi .................................................................................... 20
BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 24
5.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 24
5.2. Saran ...................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virushanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkansel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksisendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi takberdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil
asam nukleat (DNA atau RNA, tetapitidak kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atasprotein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik proteinyang digunakan untuk
memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daurhidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofagatau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri danorganisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering
diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena tidak dapatmenjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus
selaluterasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya vinus
influenza dan HIV),hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus
mosaik tembakau/TMV).
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit
mosaik yangmenghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun
tanaman tersebutmemiliki bercak-bercak. Terdapat banyak sekali jenis virus yang
hidup di bumi, tapi tidak semuanya dapat mengakibatkan penyakit pada manusia.
Sebaliknya, virus yang dapat mengjangkiti manusia bisa menyebar dari orang ke
orang, melalui gigitan serangga, atau hewan perantara yang kemudian berinteraksi
dengan manusia.
1.2. Rumusan Masalah
1. Mampu Memahami Tentang Konsep Gangguan Dan defenisi Cocid 19
2. Mampu Memahami Manifestasi Klinis Covid 19
3. Mampu Memahami Berdasar Beratnya Kasus
4. Mampu Memahami Anatomi Fisiologi
5. Mampu Memahami Bagaimana Etiologi Covid 19
6. Mampu Memahami Bagaimana Pathaway Covid 19
7. Mampu Memahami Bagaimana Manifestasi Klinis Covid 19
8. Mampu Memahami Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik Covid 19
9. Mampu Memahami Bagaimana Penatalaksanaan Covid 19
10. Mampu Memahami Bagaimana Komplikasi dari Covid 19
11. Mampu Memahami Bagaimana Penularan dari Covid 19

1.3. Tujuan
Meningkatkan pengatahuan tentang ARDS dengan covid-19 tentang konsep
medis meliputi defenisi, etiologi, tanda dan gejala, tatalaksana, komplikasi serta
asuhan keperawatan pada pasien ARDS Covid 19.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Defenisi
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Coronavirus merupakan
kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pemapasan. Pada banyak kasus, virus
ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia),
Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).
Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan pada sistem pemapasan, pneumonia akut, sampai kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal
dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke
manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa,
lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui

2.2. Klasifikasi Covid-19


a. Kontak Erat
Riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi Covid-19 atau
memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable.
b. Suspek
Memiliki gejala/tanda ISPA dan pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di RS. Riwayat perjalanan atau tinggal di wilayah Indonesia yang
melaporkan transmisi
c. Terkonfirmasi
Dinyatakan positif yang dibuktikan dengan RT-PCR, baik dengan gejala
(simptomatik) maupun tanpa gejala (asimptomatik).
d. Probable
Kasus suspek dengan ISPA berat/ARDS/meninggal dengan gejala Covid-
19 dan belum ada hasil pemeriksaan RT-PCR
2.3. Berdasarkan Beratnya Kasus
Covid-19 dibagi menjadi 5 antara lain:
a. Tanpa gejala: Kondisi teringan dan tidak ditemukan gejala
b. Ringan: Infeksi saluran napas tidak berkomplikasi
c. Sedang: Pneumonia tetapi tidak membutuhkan suplementasi oksigen.
d. Berat: Pneumonia disertai RR >30 x/menit, distres napas berat, SpO2 <93% atau
PaO2/Fi02 <300
e. Kritis: Gagal napas, acute respiratory distress syndrome (ARDS), syok sepsis
dan/atau multiple organ failure.

2.4. Etiologi
Virus yang disebabkan oleh Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV)
diperkirakan berasal dari hewan, seperti kelelawar dan unta. Virus corona covid 19
dapat menular dari hewan ke manusia, serta dari manusia ke manusia. Penyakit ini
termasuk golongan yang sama dengan virus penyebab severe acute respiratory
syndrome (SARS) dan Middle-East respiratory syndrome (MERS). Infeksi virus
Corona atau COVID-19 disebabkan yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem
pernapasan.
Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi
pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome(SARS).
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau
bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit,
atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia.
Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke
manusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dan bersin atau batuk penderita COVID-
19.
2. Menegang maha atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19.
3. Kontak jarak dekat dengan pendenta COVID-19, misalnya bersentuhan atau
berjabat tangan.
2.5. Pathaway

2.6. Manifestasi Klinis Covid-19


Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya
mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit
kepala; atau gejala penyakit infeksi pemapasan berat, seperti demam tinggi, batuk
berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Ciri-ciri virus Corona atau COVID-19 dan gejalanya kebanyakan muncul 2-10
hari setelah kontak dengan virus. Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul
dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona. Tapi pada
beberapa kasus, ciri-ciri awal Coronavirus dan gejalanya baru muncul sekitar 24 hari.
Virus corona dan influenza memiliki gejala yang mirip, membuat dokter sulit
mendiagnosanya tanpa tes Covid-19.
Gejala utama virus corona adalah demam dan batuk. Sementara influenza
sering kali diikuti dengan gejala lain, seperti sakit tenggorokan. Sedangkan virus
corona bisa menyebabkan seseorang sesak nafas. Rata-rata, orang yang terinfeksi
virus corona menularkannya pada dua hingga tiga orang lainnya, sementara mereka
yang flu menularkannya kepada rata-rata satu orang.
Berikut gejala-gejala Covid 19:
a. Gejala ringan kasus infeksi virus Corona atau COVID-19:
1. Batuk
2. Letih
3. Sesak napas dan ngilu di seluruh tubuh
4. Secara umum merasa tidak enak badan
b. Gejala berat kasus infeksi virus Corona atau COVID-19:
1. Kesulitan bemapas
2. Infeksi pneumonia
3. Sakit di bagian perut
4. Nafsu makan turun

2.7. Pemeriksaan Penunjang Covid-19


1. Skrining
Pada tahap skrining dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium hematologi,
rapid tes serta pemeriksan Molekuler. Parameter hematologi yang mendukung
COVID-19 adalah penurunan jumlah lekosit/ lekopenia, yaitu jumlah lekosit/ sel
darah putih <4000 ul); hitung netrofil absolute> 2500/ul hitung limfosit absolute /
ALC: < 1500/ul, netrofil limfosit rasio (NLR): > 3,13 dan CRP: 10 mg/L.
Pemeriksan rapid tes dapat menggunakan rapid tes antigen atau antibody
Sedangkan pemeriksaan Molekuler terdiri dari Tes Cepat Molekuler (TCM) atau
Real Time PCR.

2. Hematology Analyzer
Pemeriksan hematologi dengan menggunakan alat hematology analyzer yang
dilakukan di RSST, selain lebih cepat juga ada beberapa paremeter tambahan
untuk membantu mendukung diagnosis COVID-19, seperti HFLC (High
Fluorescent Lymphocyte Count), hitung Limfosit Absolute / ALC Netrofil
Limfosit Rasio (NLR).
3. Rapid Tes Antibody
Rapid tes antibody tidak membutuhkan peralatan yang khusus. Selain itu hasil
juga dapat dibaca dalam waktu 15-20 menit. Reagen rapid tes antibody ini ada
yang berupa antibodi total dan ada juga yang berupa IgG dan IgM secara terpisah,
Kedua tipe jenis reagen ini juga digunakan di laboratorium RSST. Tes
immunoassay/sero-imunologik untuk mendeteksi Antigen (Ag) atau Antibody
(Ab) dinamakan rapid test adalah karena caranya mudah dan cepat namun akurasi
masih rendah.
4. TCM (Tes Cepat Molekuler)
Tes cepat berbasis molekuler ini mampu mendeteksi COVID-19 secara
qualitative. Dengan target gen multiple region of viral genom. Bahan sampel
yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah swab nasofaring. Alat TCM yang
digunakan di RSST adalah GeneXpert dengan 4 modul.
5. RT PCR (Real Time Polymerase Chain Reaction)
Teknik PCR merupakan gold standar pada pemeriksaan COVID-19 ini,
dengan cara medeteksi adanya gen virus COVID-19. Teknik yang digunakan
pada pemeriksaan ini adalah dengan memperbanyak atau mereplikasi RNA virus
secara enzimatik. Pemeriksaan PCR ini merupakan pemeriksaan spesifik untuk
COVID-19. Kalau hasilnya positif, maka dapat dipastikan ada virus SARS CoV-2
Namun perlu juga temuan dan analisa klinis yang lainnya untuk mengkonfirmasi
infeks COVID-19. Sebaliknya kalau PCR negatif, tidak boleh disimpulkan, harus
ada pemeriksaan dengan sampel kedua. Diambil dihari berikutmya. Bila sudah 2
kali negatif, buru dapat disimpulkan hahwa PCR negatif.

2.8. Penatalaksanaan Covid-19


Penatalaksanaan pasien COVID-19 bergantung pada tingkat keparahannya.
Pada pasien, dengan gejala ringan, isolasi dapat dilakukan di rumah. Pada pasien
dengan penyakit berat atau risiko pemburukan, maka perawatan di fasilitas kesehatan
diperlukan.
1. Terapi Suportif untuk Gejala Ringan
2. Antipiretik/Analgetik
3. Antitusif dan Ekspektoran
4. Terapi Suportif untuk Gejala Berat
5. Intubasi dan Ventilasi MekanikProtektif dan lain-lain
2.9. Komplikasi Covid-19
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa
komplikasi berikut ini:
1. Pneumonia (infeksi paru-paru)
2. Infeksi sekunder pada organ lain
3. Gagal ginjal
4. Acute respiratory distress syndrome
5. Kematian

2.10. Proses Penularan Covid-19


Pengendalian lingkungan sangat penting untuk dipertimbangkan dalam
pendekatan awal untuk pasien pneumonia COVID-19. Kewaspadaan telah
dianjurkan oleh banyak organisasi. Organisasi Kesehatan Dunia dan Lembaga
Perawatan Intensif Australia dan Selandia Baru merekomendasikan tindakan
pencegahan yang ditularkan melalui udara ketika prosedur aerosol generasi
diharapkan pada pasien COVID-19, termasuk: ventilasi masker wajah, ventilasi non-
invasif, intubasi endotrakeal, penyedotan saluran napas terbuka, obat-obatan aerosol,
bronkoskopi, pemutusan pasien dari ventilator dan resusitasi kardiopulmoner.
Meskipun risiko kontaminasi tinggi selama prosedur ini, bukti saat ini menunjukkan
bahwa penggunaan alat pelindung diri secara cermat efektif untuk mencegah infeksi
di antara petugas kesehatan.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian adalah
proses semua data dari pasien (keluarga/kelompok/komunitas), proses mengolahnya
menjadi informasi, dan dikenal sebagai diagnosis keperawatan (Potter & Perry,
2016).

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas,
proses infeksi.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan depresi pusat pernapasan
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, ancaman terhadap kematian.

3.3. Intervensi Keperawatan


No Diagnosis Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi

1 Bersihan jalan nafas tidak Dalam 24 jam, bersihan • Management jalan nafas
efektif berhubungan jalan atas meningkat • Monitor pola nafas
• R/ proses terjadinya hipoksia
dengan hipersekresi jalan dengan kriteria hasil:
melalui tanda p[eningkatan
nafas, proses infeksi. batuk efektif meningkat, frekuensi, kedalaman dan usaha
sputum menurun, nafas
wheezing menuru. • Monitor sekret( jumlah, warna,
bau, konsistensi) R/ tanda infeksi
berupa sekret keruh dan berbau,
sekret kental dapat meningkatkan
hipoksemia dan dapat
menandakan dehidrasi
• Monitor kemmapuan batuk
efektif
• R/ untuk menilai kemampuan
mengeluarkan sekret dan
mempertahankan jalan nafas tetap
paten
• Posisikan semi fowler/ fowler R/
untuk meningkatkan ekskursi
diafragma dan emsoansi paru
• Berikan meinum hangat
R/ untuk memberikan efek
ekspektorasi pada jalan nafas
• Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik R/ untuk
mengeluarkan sekret jika batuk
tidak Efektif
• Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari jika tidak ada
kontraindikasi
• R/untuk meningkatkan aktivitas
silia mengeluarkan sekret dan
kondisi dehidrasi dapat
meninfkatkan viskositas sekret
• Ajarkan teknik batuk efektif

n Isolasi

• Tempatkan satu pasien satu


kamar
R/menurunkan resiko infeksi
silang
• ediakan seluruh kebutuhan harian
pemeriksaan sederhana dikamar
pasien dan R/untuk
meminimalkan mobilisasi pasien
• Dekontaminasi alat-alat
kesehatan sesegera mungkin
setelah digunakan R
menghilangkan virus yang
mungkin menempel pada
permukaan alat kesehatan
• Lakukan kebersihan tangan pada
5 moment R/untuk menurunkan
transmisi virus
• Pasang alat proteksi diri sesuai
SPO (mis, sarung tangan, masker
N95, gown coverall, apron) a
R/untuk memutuskan transmisi
virus kepada staf.
• Lepaskan alat proteksi diri segera
setelah kontak dengan pasien
R/untuk meminimalkan peluang
terjadinya transmisi virus kepada
staf
• Minimalkan kontak dengan
pasien, sesuai kebutuhan R/ untuk
menurunkan transmisi virus
kepada staf yang merawat pasien
• Anjurkan isolasi mandiri di
rumah selama 14 hari (pada
pasien tanpa gejala dan dengan
gejala ringan) atau isolasi di RS
Darurat Covid (pada pasien gejala
sedang), atau isolasi di RS
Rujukan (pada pasien gejala
berat/kritis).

2 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas


nafas berhubungan tindakan keperawatan Observasi :
dengan depresi pusat dalam waktu 1x24 jam 1. Monitor pola nafas (frekuensi,
pernapasan masalah pola nafas
kedalaman, usaha nafas).
tidak efektif teratasi
Sebagian. Terapeutik :
1. osisikan semi-fowler atau
Kriteria Hasil : fowler
1. Dispnea menurun 2. Berikan oksigen jika perlu
2. Penggunaan otot
bantu napas
menurun
3. Pernapasan cuping
hidung menurun
4. Frekuensi napas
Membaik
3. Ansietas berhubungan Dalam 2-4 Jam Tingkat Reduksi Ansietas
dengan krisis Ansietas Menurun 1. Monitor tanda-tanda ansietas
situasional, ancaman Dengan KH : (verbal dan nonverbal).
terhadap kematian. 1. Perasaan Binggung R/ Covid dapat berkembang
Menurun, menjadi kondisi mengancam
2. Perasaan Kuatir jiwa yang mengakibatkan
Menurun, kecemasan dan berdampak pada
3. Gelisah Menurun, frekuensi dan kedalaman napas
4. Tegang Menurun. mempengaruhi AGD
2. Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan R/ untuk
meningkatkan dukungan
keluarga dan memberikan
keamanan/kenyamanan
3. Dengarkan dengan penuh
perhatian R/ untuk mendorong
keterbukaan dan perasaan
diperhatikan
4. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
R/meningkatkan stabilitas
perasaan pasien
5. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami.
R/ Informasi yang adekuat
dapat menurunkankecemasan
akibat ketidaktahuan.
6. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi R/ untuk
memberikan kejelasan persepsi
dan perasaan serta
meningkatkan koping.
7. Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat R/
untuk meningkatkan rasa
pengendalian (sense of control)
dan mekanisme koping
8. Latih teknik relaksasi R/ untuk
menurunkan stres dan
ketegangan.

3.4. Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam proses
penyembah dan perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang
sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan (Nursalam, 2016). Implementasi
dilaksanakan sesuai intervensi yang telah dibuat yaitu dengan pemberian eye masks
dan earplugs sebagai salah satu bentuk dari intervensi inovasi yang diberikan untuk
meningkatkan kualitas tidur pasien covid-19.

3.5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi
keperawatan ialah evaluasi yang dicatat disesuaikan dengan setiap diagnosis
keperawatan. Evaluasi keperawatan terdiri dari dua tingkat yaitu evaluasi sumatif dan
evaluasi formatif. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi respons (jangka panjang) terhadap
tujuan, dengan kata lain, hagaimana penilaian terhadap perkembangan kemajuan ke
arah tujuan atau hasil akhir yang diharapkan. Evaluasi formatif atau disebut juga
dengan evaluasi proses, yaitu evaluasi terhadap respon yang segera timbul setelah
intervensi keperawatan di lakukan. Format evaluasi yang digunakan adalah SOAP.
BAB IV
LAPORAN KASUS

➢ Kasus :

Tn. I berumur 37 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas,
batuk, pilek, mual dan muntah serta tidak mencium aroma pasien mengatakan ia merasa
bingung dan cemas dengan penyakitnya. Keluarga klien mengatakan pasien sesak nafas
sejak 5 hari yang lalu. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, didapatkan hasil: Tekanan
darah: 140/90 mmHg, Frekuensi nadi: 90 x/menit, Frekuensi nafas: 30 x/menit, Suhu
37°C. BB: 65 kg. TB: 174 cm. Pasien sudah dilakukan swab PCR hasil positif dengan
CT 14,97. Pengkajian di ICU didapatkan data keadaan pasien composmentis. GCS
(E4V6M5). Wajah terlihat tegang, gelisah, lemas, sesak nafas. Pernafasan cuping hidung,
bentuk dada simetri, irama nafas teratur, pola nafas dipsnea, terdapat otot bantu
pernafasan, pasien merasa bingung terhadap kondisinya, saat tidur pasien mengingau,
tidur sering terbangun karena sesak dan terdengar bunyi Ronkhi.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal MRS : 20 September 2022 Jam Masuk : 07.00 Wita

Tanggal Pengkajian : 20 September 2022 No. RM :


Jam Pengkajian : 08.00 Wita Diagnosa Masuk :
IDENTITAS
Nama : Tn I
Tanggal Lahir : 22 Januari 1985
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal MRS : 22 September 2022
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Oesapa

Sumber Informasi : Pasien


Riwayat Sakit Dan Kesehatan
Keluhan Utama :
Sesak nafas, batuk, pilek, mual dan muntah serta tidak mencium aroma.
Riwayat Penyakit Saat Ini :
Tn. I berumur 37 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, batuk, pilek, mual
dan muntah serta tidak mencium aroma. Keluarga klien mengatakan pasien sesak nafas sejak
5 hari yang lalu. Berdasarkan keterangan dari keluarga 1 minggu yang laluada saudara yang
berkunjung dari surabaya ke kupang. Dan juga mengalami batuk namun disepelehkan.
Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Pasien mengatakan juga mengidap Acute Respiratory Distres Sindrome (ARDS) dan sebelum
datang ke Rumah Sakit pasien demam, batuk pilek, sesak nafas, tidak dapat mencium aroma
apa pun serta tidak ada nafsu makan.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu :

➢ Penyakit yang pernah diderita :


➢ Operasi : - Jenis : -
➢ Alergi : -
➢ Imunasasi : BCG x, Campak x, Polio(I,II,III) x, Hepatitis(I,II,III) x, DPT(I,II,III) x.
Riwayat Kesehatan Keluarga :
➢ Penyakit yang pernah diderita keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita sesak nafas maupun asma.
➢ Lingkungan rumah dan komunitas :
Pasien tinggal di lingkungan yang kurang bersih.
➢ Perilaku yang mempengaruhi kesehatan :
Pasien mengangap sepele sakinya sehingga ketika kondisi mulai memburuk baru
ditangani.
➢ Persepsi keluarga terhadap penyakit :
Kurang Paham

Riwayat Nutrisi :

➢ Nafsu makan : Menurun


➢ Pola makan : 3 x sehari tapi sedikit
➢ Minum : jenis Air Putih Jumlah : 1500 cc/hari
➢ Pantangan makanan : -
➢ Menu makanan : Nasi putih, ikan dan syur-sayuran

Riwayat pertumbuhan :

➢ BB saat ini = 65 kg, TB = 174 cm, LK = - cm, LD = - cm, LLA = - cm


➢ BB sebelum sakit = 69 kg

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda-tanda vital :
S : 37C N : 30 x/mnt TD : 140/80 mmHg RR : 90 x/mnt
Kesadaran : ✓ Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma
Masalah keperawatan : -
2. Sistem pernapasan :
a. Keluhan : ✓ Sesak nyeri waktu napas
Batuk ✓ produktif tidak produktif
Sekret : Konsistensi : Berwarna putih dengan konsentrasi
lembek
Warna : Bau : Sangat Khas
b. Irama napas teratur ✓ tidak teratur
c. Jenis dispnoe kusmaul Cheyne Stokes
d. Suara napas vesikuler ✓ bronko vesikuler
✓ Ronki wheezing
e. Alat bantu napas ✓ ya tidak
Jenis : Non reabrathing mask Flow : lpm
Lain-lain : -
Masalah keperawatan : Gangguan Pertukaran Gas Perubahan membran alveolus-kapiler
3. Sistem kardiovaskuler
a. Keluhan nyeri dada ada ✓ tidak
b. Irama jantung ✓ reguler ireguler
S1/S2 tunggal ✓
ya tidak
c. Suara jantung normal murmur

gallop lain-lain
d. CRT : < 3 detik
e. Akral hangat panas ✓ dingin kering
basah
f. JVP ✓ normal meningkat menurun

Lain-lain : -

Masalah keperawatan : -

4. Sistem persyarafan
a. GCS :
b. Refleks fisiologis patella triceps biceps
c. Refleks patologis babinsky budzinsky kernig
d. Keluhan pusing ya ✓ tidak
e. Pupil isokor anisokor Diameter :
f. Sclera/konjungtiva ✓ anemis ikterus normal
g. Gangguan pandangan ya ✓ tidak Jelaskan :
h. Gangguan pendengaran ya ✓ tidak Jelaskan :
i. Gangguan penciuman ya tidak Jelaskan :

j. Istirahat/tidur : 2-3 jam/hari gangguan tidur :

Masalah Keperawatan :

5. Sistem perkemihan
a. Kebersihan ✓ bersih kotor
b. Keluhan kencing nokturi inkontinensia
Gross hematuri poliuria
Disuria oliguria
Retensi hesistensi
Anuria

c. Produksi urine : 1.300 ml/hari Warna : Kuning Bau : Tidak menyengat


d. Kandung kemih Membesar ya ✓ tidak
Nyeri tekan ya ✓ tidak
e. Intake cairan oral : cc/hr parenteral : cc/hr
f. Alat bantu kateter ya ✓ tidak
Jenis : sejak tanggal :

Lain-lain : -

Masalah keperawatan : -

6. Sistem pencernaan
a. Mulut bersih kotor ✓ berbau
b. Mukosa ✓ lembab kering stomatitis
c. Tenggorokan sakit menelan sulit menelan
Pembesaran tonsil nyeri tekan

d. Abdomen tegang kembung ascites


Nyeri tekan ya ✓ tidak
Luka operasi ada ✓ tidak Tgl operasi :
Jenis operasi : lokasi :
Keadaan Drain ada ✓ tidak
Jumlah : Warna : -
Kondisi area sekitar insersi : -
e. Peristaltik : x/menit
f. BAB : 1 x/hari Terakhir tanggal : 19 September 2022
Konsistensi keras ✓ lunak cair lendir/darah
g. Diet padat ✓

lunak cair
h. Nafsu makan baik ✓ menurun frekuensi : x/hr
i. Porsi makan ✓ habis tidak keterangan : Sedikit

Lain-lain : -
Masalah keperawatan : -

7. Sistem muskuloskeletal dan integumen


a. Pergerakan sendi ✓ bebas terbatas
b. Kekuatan otot


c. Kelainan ekstremitas ya tidak
d. Kelainan tulang belakang ya ✓ tidak
e. Fraktur ya ✓ tidak
f. Traksi/spalk/gips ya ✓ tidak
g. Kompartemen syndrome ya ✓ tidak
h. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
i. Turgor ✓ baik kurang jelek
j. Luka jenis : luas : bersih kotor

Lain-lain : -

Masalah Keperawatan : -

8. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tyroid ya ✓ tidak
Pembesaran kelenjar getah bening ya ✓ tidak
Hipoglikemia ya ✓ tidak
Hiperglikemia ya tidak

Luka gangren ya ✓
tidak
Lain-lain : -
Masalah keperawatan : -

PENGKAJIAN PSIKOSOSIALSPIRITUAL
a. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah ✓ tegang marah/menangis
b. Reaksi saat interaksi kooperati ✓ tidak kooperatif curiga
c. Gangguan konsep diri ✓ ya tidak

Lain-lain : -
Masalah keperawatan : Ansietas

PERSONAL HYGIENE DAN KEBIASAAN

a. Mandi : 3 x/hari
b. Keramas : 3x/ seminggu
c. Memotong kuku :
d. Merokok : ya ✓ tidak
e. Alkohol : ya ✓ tidak
f. Ganti pakaian : 2 x/hari
g. Sikat gigi : 2 x/hari
Masalah keperawatan : -

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jenis pemeriksaan Jumlah Hasil

Swab PCR CT 14,97 Positif

Pemeriksaan HB 15,5 g/dl

Pemeriksaaan Ht 44,8%,

Trombosit 201.000

Leukosit 9.700

hs CRP 173,9

AGD: Ph: 7,40

PO2 63,3

PCO2 24,9

HCO3 15,4

BE -7,3
SO2 92,4%,

D dimer 1,565

OBAT YANG DITERIMA


Nama Obat Dosis
Heparin 500 Unit/24 Jam

Meropenem 3x1,5 gr

Tronatal 600 Mg/24 jam

Obat Per Oral 2x20 mg


Zinc
Prove D3 2x1000iu

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Dengan Perubahan Membran Alfeolus-Kapiler

2. Ansietas Berhubungan Dengan Krisis Situasional

Kupang, September 2022

Kelompok I
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Perubahan membran Gangguan
• Pasien mengatakan alveolus-kapiler Pertukaran Gas
sesak nafas sejak 5
hari yang lalu
DO :
• Penggunaan otot
bantu pernapasan
• Pola nafas
abnormal
• Pernapasan cuping
hidung
• Suara nafas ronkhi
• Ph: 7,40,
• PO2 63,3
• PCO2 24,9
2 DS : Krisis Situasional Ansietas
• Pasien mengatakan
merasa binggung
dan cemas dengan
sakitnya
DO :
• Tampak Gelisah
• Wajah Tegang
• Tidur sebentar tidak
merasa pulas

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Gangguan pertukaran gas Seteah dilakukan tindakan Terapi Oksigen


berhubungan dengan kepereawatan dalam waktu 1 Observasi :
perubahan membran x 24 jam Pertukaran gas 1. Monitor bunyi
alveolus-kapiler meningkat. nafas
Kriteria Hasil : 2. Mnitor kecepatan
• RR 12-20 aliran oksigen
• SpO2≥90% 3. Monitor intigritas
• PaO2≥80 mmHg mukosa hidung
• PaCO2 35-45 akibat pemasangan
• Ph 7,35-7,45 oksigen
• Ronki Menurun 4. Monitor efektifitas
terapi oksigen
terapeutik
5. Bersihkan sekre
pada mulut dan
hidung, jika perlu
6. Berikan oksigen
7. Gunakan perangkat
oksigen dengan
HFNC

Edukasi :
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
penggunaan
oksigen

Kolaborasi
1. Kolaborasi dosis
penentuan oksigen
2 Ansietas berhubungan Seteah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
dengan krisis situasional. kepereawatan dalam waktu 1 Observasi :
x 24 jam tinggkat ansietas 1. Monitor tanda-
menurun dengan kriteria : tanda ansietas
• Perasaan binggung (verbal dan
menurun nonverbal).
• Perasaan gelisa menurun Terapeutik
• Tegang menurun 2. Temani pasien
• Gangguan tidur menurun memungkinkan
untuk engurangi
ecemasan, jika
memungkinkan
3. Dengarkan dengan
penuh
perhatian
4. Gunakan
pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan

Edukasi
1. Jelaskan prosedur,
termasuk
sensasi yang
mungkin dialami
2. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
3. Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
4. Latih teknik
relaksasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi


Dx
1 21/09/2022 1. Memonitor bunyi nafas S : Pasien mengatakan
Jam 08.00 Wita 2. Memonitor kecepatan nafas masih sesak
aliran oksigen pasien tidak merasa
3. Memonitor intigritas nyaman.
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen O:
4. Memonitor efektifitas • Kesadaran
terapi oksigen terapeutik Composmentis
5. Membersihkan sekre pada • Pasien terlihat
mulut dan hidung, jika gelisah
perlu • Wajah tampak
6. Memberikan oksigen tegang
7. Menunakan perangkat
oksigen dengan HFNC A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan

2 21/09/2022 1. Memonitor tanda-tanda S : Pasien mengatakan


Jam 09:00 ansietas (verbal dan sangat kawatir dan
nonverbal). Terapeutik cemas dengan sakitnya.
2. Menemani pasien
memungkinkan O:
untuk engurangi • Pasien merasa
kecemasan, jika Cemas
memungkinkan • Psien ampak
3. Mendengarkan dengan Gelisah
penuh • Wajah pasien
perhatian tampak tegang
4. Menggunakan pendekatan
yang tenang dan A : Masalah belum
meyakinkan teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
No Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
Dx
1 22/09/2022 1. Memonitor bunyi nafas S : Pasien mengatakan
Jam 08.00 Wita 2. Mnitor kecepatan aliran sesak berkrurang,
oksigen perasaan sudah lebih
3. Memonitor intigritas tenang
mukosa hidung akibat O:
pemasangan oksigen • Kesadaran
4. Memonitor efektifitas Composmentis
terapi oksigen terapeutik • Gelisah menurun
5. Membersihkan sekre pada • Wajah tampak rileks
mulut dan hidung, jika
perlu A : Masalah teratasi
6. Memberikan oksigen sebagian
7. Mengunakan perangkat P : Intervensi
oksigen dengan HFNC dilanjutkan

2 22/09/2022 1. Memonitor tanda-tanda S : Pasien mengatakan


Jam 09:00 ansietas (verbal dan rasa khawatirnya dan
nonverbal). Terapeutik cemasnya mulai
2. Menemani pasien berkurang seiring
memungkinkan dengan kondisinya yang
untuk engurangi mulai membaik.
kecemasan, jika O:
memungkinkan • Keadaan cemas
3. Mendengarkan dengan pasien mulai
penuh Perhatian berkurang
4. Menggunakan pendekatan • Pasien dapat
yang tenang dan mengontrol
meyakinkan kecemasanya
• Wajah pasien
tampak lebih
rileks

A: Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Coronavirus merupakan
kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus
ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia),
Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Virus yang disebabkan oleh Novel Coronavirus 2019 (2019-
nCoV) diperkirakan berasal dari hewan, seperti kelelawar dan unta. Virus corona
covid-19 dapat menular dari hewan ke manusia, serta dari manusia ke manusia.
Penyakit ini termasuk golongan yang sama dengan virus penyebab severe acute
respiratory syndrome (SARS) dan Middle-East respiratory syndrome (MERS)
Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya
mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit
kepala, atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk
berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Segera ke dokter bila
mengalami gejala infeksi vinis Corona (COVID-19) seperti yang diketahui, terutama
jika gejala muncul 2 minggu setelah kembali dari daerah yang memiliki kasus
COVID-19 atau berinteraksi dengan penderita infeksi virus Corona, Bila terpapar
virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun, maka tidak perlu pergi ke
rumah sakit untuk memeriksakan diri, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan
membatasi kontak dengan orang lain.

5.2. Saran
Untuk mencegah atau mengurangi penyebaran virus Covid 19 di Indonesia,
maka kita sepatutnya sebagai warga negara Indonesia memulai aksi dari diri sendiri
terlebih dahulu. Untuk membekali diri kita dengan pengetahuan dasar mengenai
Virus covid 19, dan agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/520928037/ASUHAN-KEPERAWATAN-PADA-
PASIEN-ARDS-COVID-19
https://id.scribd.com/document/496121699/472793348-MAKALAH-ASKEP-COVID-19-
1-docx
https://id.scribd.com/document/499208848/MAKALAH-ASKEP-COVID-19

Anda mungkin juga menyukai