Anda di halaman 1dari 14

LOOGBOOK PRAKTIKUM

DIETETIKA PENYAKIT TIDAK MENULAR

ASUHAN GIZI PADA GOUT

DOSEN : YENNY MOVIANA, MND

PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA PROGRAM SARJANA TERAPAN

JURUSAN GIZI

DISUSUN OLEH:

NAMA : MUCHAMAD ICHSAN TRI NUGROHO

NIM : P17331119413

KELAS : 3A – D4

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

2021
KASUS GOUT

Tn AH adalah PNS Dinas Perhubungan di Bandung. Usianya saat ini 46 tahun, dengan tinggi
badan 169 cm, berat badan 82 Kg. Pendidikan terakhirnya adalah S1, status menikah dan mempunyai
2 orang anak yang sudah remaja.

Tn. AH masuk RS dengan keluhan nyeri di persendian kaki. Kondisi ibu jari kaki kanan bengkak,
kemerahan, dan terlihat ada benjolan. Keluhan ini sebenarnya sudah terasa sejak 2 tahun lalu, dan
akhir-akhir ini sering kambuh. Sudah 2 hari ini Tn AH rawat inap di RS ruang perawatan kelas II
dengan diagnosa: Gout. Dari riwayat keluarga ada yang menderita hiperurisemia yaitu ayah. Data
riwayat penyakit menunjukkan Tn AH mempunyai riwayat Hiperurisemia sejak 2 tahun lalu.

Dari anamnesa gizi yang dilakukan diketahui sebelum masuk RS, Tn AH biasa makan 3 kali
sehari dan makanan selingan 1-2 kali sehari. Makanan yang sering dikonsumsi adalah nasi, lauk
hewani, nabati, lalapan/sayuran, dan makanan selingannya berupa gorengan (tahu goreng, singkong
goreng, tempe goreng) atau berbagai macam keripik. Untuk lauk hewani, Tn AH suka sekali makan
gulai otak, jerohan lain, dan soto daging. Semua jenis sayuran hijau disukainya, dan lebih sering
dalam bentuk lalapan + sambal. Makan pagi dan siang lebih banyak dilakukan di luar rumah. Ia
minum dalam sehari sekitar 5 gelas.

Saat ini (perawatan di RS) diberi nasi tim, tetapi asupan makan Tn AH untuk energi 850 kkal,
protein 56 g. Makanan yang diberikan di RS berbeda dengan jenis makanan kesukaannya sehari-hari.
Minum hanya dilakukan saat makan dan minum obat, itu pun hanya secukupnya (sekitar 4 gelas/hari).
Sehingga ia dianjurkan pula untuk banyak minum air putih. Dokter meminta Ahli Gizi untuk
memberikan konseling kepada Tn AH berkaitan dengan diet yang diberikan saat ini.

Hasil pemeriksaan terakhir adalah :

Hb 14,0 gr/dl

Asam urat 12,9 mg / dl

Tekanan darah 120/80 mmHg

Suhu 36,5 ◦C

.
1. PATOFISIOLOGI PENYAKIT

Gout adalah peradangan sendi yang terjadi akibat deposit monosodium urat pada persendian,
cairan ekstraseluler, kartilago, tendon dan bursa sehingga penyakit ini sering dikenal dengan arthritis
gout. Gout ditandai dengan peradangan berulang yang biasanya terjadi pada sendi metatarsal jari
pertama, tumit kaki, sendi lutut, dan sendi siku.

Tubuh menghasilkan asam urat ketika memecah purin, yakni zat yang ditemukan secara alami di
dalam tubuh. Purin juga ditemukan pada makanan tertentu, seperti steak, daging organ, dan makanan
laut. Makanan lain juga mempromosikan kadar asam urat yang lebih tinggi, seperti minuman
beralkohol, terutama bir, dan minuman yang dimaniskan dengan gula buah (fruktosa).

Asam urat larut dalam darah dan melewati ginjal ke dalam urine. Namun, kadang-kadang tubuh
memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal mengeluarkan terlalu sedikit asam urat. Ketika ini
terjadi, asam urat dapat menumpuk, membentuk kristal urat yang tajam dan membutuhkan, seperti
urat di jaringan sendi atau sekitarnya yang menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan pembengkakan.

2. DOKUMENTASI ASESMEN GIZI

Tabel 1. Dokumentasi Asesmen Gizi

Asesmen Gizi Comparative standars (SC) Interpretasi

1. Riwayat Klien “client history” (CH) - Klien memiliki riwayat


CH.1.1.1. Umur: 46 tahun penyakit hiperurisemia
CH.1.1.2. Gender: Laki-laki semenjak 2 tahun lalu, dan
CH.1.1.8 Edukasi: Pendidikan sebelumnya keluarga
terakhir S1 memiliki riwayat
CH.1.1.9 Peran dalam Keluarga: hiperurisemia yaitu ayahnya.
Ayah dari 2 anak yang sudah remaja - Klien merupakan seorang
CH.2.1.1 Keluhan: Nyeri di bagian PNS sehingga untuk sosial
persendian kaki sejak 2 tahun yang ekonominya termasuk ke
lalu dan sering kambuh dalam waktu golongan menengah ke atas.
dekat ini
CH.2.1.14 Lain-lain: Keluarga
memiliki riwayat hiperurisemia
(Ayahnya) dan klien mempunyai
riwayat hiperurisemia sejak 2 tahun
lalu
CH.3.1.6 Pekerjaan: Pegawai Negeri
Sipil

2. Riwayat Terkait Gizi dan Makanan CS.1.1 Estimasi Kebutuhan Energi - Asupan Energi klien selama
(Riwayat Gizi) (FH) Menggunakan Rumus Mifflin di rumah sakit hanya
FH.1.1.1 Asupan Energi: 850 kkal REE = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x terpenuhi 40%
(40%) U) + 5 - Asupan Protein klien selama
FH.1.2.1.1 Jumlah cairan melalui = (10 x 82) + (6,25 x 169) – (5 x 46) + di rumah sakit hanya
oral: terpenuhi 69%
5
Sebelum masuk RS : 5 gelas sehari - Jenis makanan yang
(1250 ml) = 1651 kkal dikonsumsi cukup variatif
Setelah masuk RS : 4 gelas sehari dan pola makannya teratur
(1000 ml) TEE = REE x PA - Klien menyukai makanan
FH.1.2.2.2 Jenis makanan: = 1651 x 1,3 yang mengandung purin
Sebelum Masuk RS : nasi, lauk = 2147 kkal tinggi (otak dan jeroan)
hewani (gulai otak, jeroan, dan soto - Asupan cairan klien 36,5%
daging), lauk nabati, lalapan/sayuran,
dan selingan (gorengan atau keripik). CS.2.1.1 Estimasi Kebutuhan
Setelah masuk RS : nasi tim Lemak
FH.1.2.2.3 Pola Makan: 20
x 2147
Sebelum masuk RS : makan 3x sehari = 100 48 gr
=¿
dan selingan 1-2x 9
FH.1.5.3 Asupan Protein:
CS.2.2.1 Estimasi Kebutuhan
Setelah masuk RS : 56 gr (69%):
Protein
FH.4.2.12 Kesukaan Makanan:
Menyukai semua jenis sayuran hijau 15
x 2147
= 100 81 gr
=¿
4
CS.2.3.1 Estimasi Kebutuhan
Karbohidrat
65
x 2147
= 100 349 gr
=¿
4
Cairan
Menggunakan Rumus Holliday-Segar
= 1500 + (BB – 20) x 20 ml
= 1500 + (82 – 20) x 20
= 2740 ml
3. Antropometri (AD) CS.5.1.1 Rekomendasi IMT - IMT Klien termasuk ke
AD.1.1.1 TB: 169 cm IMT dalam kategori Obesitas
AD.1.1.2 BB: 82 kg < 17,0 Kurus (tingkat berat)
AD.1.1.5 IMT: 28,71 (Obesitas) 17,0 – 18,5 Kurus (tingkat ringan)
18,5 – 25,0 Normal
25,0 – 27,0 Overweight
> 27,0 Obesitas

BB Ideal: 62,1 Kg

4. Data Biokimia, Tes Medis, dan WHO - Berdasarkan hasil


Prosedur (BD) Hemoglobin pemeriksaan laboratorium,
BD.1.10.1 Hemoglobin: 14 gr/dl Laki-laki : 13 g/dl kadar hemoglobin tergolong
Asam Urat: 12,9 mg/dl Asam Urat di atas batas normal, tetapi
Laki-laki Dewasa : 2 – 7,5 mg/dl untuk nilai asam urat tinggi.

5. Hasil Pemeriksaan fisik terkait Tekanan Darah - Klien mengalami gejala


gizi (PD) - Normal: Sistolik <120 mmHg dan asam urat yang ditandai
PD.1.1. Nutrition Focused Physical Diastolik <80 mmHg dengan ibu jari tangan kanan
Finding - Prehipertensi : Sistolik 120-139 bengkak kemerahan dan
PD.1.1.12 Tangan dan Kuku mmHg dan Diastolik 80-89 mmHg adanya benjolan
Ibu jari tangan kanan bengkak, - Hipertensi Stage 1: Sistolik 140- - Tekanan darah dan suhu
kemerahan dan ada benjolan 159 dan Diastolik 90-99 tubuh klien normal
PD. 1.1.21 Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg Suhu Normal
Suhu : 36,5 0C 36,5 – 37,5 oC

3. DIAGNOSIS GIZI

a) Penelusuran diagnosis gizi

Tabel 2. Penelusuran Diagnosis Gizi

Problem Etiologi Sign Symptom

NI.2.1 Asupan Oral Terbatasnya daya terima -Asupan energi inadekuat


Inadekuat makanan (40%)
-Asupan protein inadekuat
(69%)
-Asupan cairan inadekuat
(36,5%)

NC.3.3 Kelebihan Berat Pengetehuan terkait gizi dan -IMT 28,7 (Kelebihan berat
Badan/Obesotas makanan kurang badan tingkat berat)
-Mengonsumsi makanan
tinggi lemak (otak, jeroan,
soto daging)

NB.1.7 Pemilihan makanan Kurang terpapar informasi -Mengonsumsi makanan yang


yang salah terkait gizi dan makanan tidak sesuai dengan
kondisi klien (konsumsi
tinggi purin).

b) Pernyataan Diagnosis GIZI “PES Statement”

Domain Intake

- Asupan Oral Inadekuat berkaitan dengan terbatasnya daya terima makanan yang ditandai
dengan asupan energi 40%, protein 69%, dan cairan 36,5% dari kebutuhan sehari.

Domain Klinis
- Kelebihan berat badan/obesitas berkaitan dengan pengetahuan terkait gizi dan makanan
kurang yang ditandai dengan IMT 28,7 (Obesitas) dan mengonsumsi makanan tinggi lemak.

Domain Perilaku

- Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan kurang terpapar informasi terkait gizi dan
makanan yang ditandai dengan konsumsi makanan yang tidak sesuai dengan kondisi klien
(tinggi purin).

4. PERENCANAAN INTERVENSI GIZI

1) Penyediaan Makanan dan atau Zat Gizi (ND)


a. Tujuan Diet
- Meningkatkan asupan oral menjadi adekuat dalam waktu 5 hari dimulai 80% dari
kebutuhan sehari.
- Menurunkan berat badan klien dari 82 Kg menjadi 80 Kg dalam waktu 1 bulan.
- Menurunkan kadar asam urat dalam darah sampai normal.
b. Syarat dan Prinsip Diet
- Diet Rendah Purin
- Pemberian energi disesuaikan dengan kebutuhan basal 1651 kkal
- Pemenuhan karbohidrat cukup 303 gr (65%), menyesuaikan dengan kebutuhan
klien.
- Kebutuhan protein cukup 76 gr (15%), menyesuaikan dengan kebutuhan klien.
Sumber protein hewani terutama ikan. Sumber protein nabati kacang-kacangan
(tahu dan tempe).
- Pemberian lemak rendah 56 gr (20%), terutama mengurangi konsumsi lemak jenuh
dan kolesterol
- Kolesterol kurang dari 200 mg. Telur dan ikan mempunyai kandungan kolesterol
tinggi, tetapi rendah asam lemak.
- Hindari konsumsi bahan makanan yang mengandung purin >150 mg/100 gr.
- Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
- Cairan diberikan sesuai dengan kebutuhan.
c. Preskripsi Diet
1) Kebutuhan energi, makro dan mikronutrient terkait
Menggunakan Rumus Mifflin
REE = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5
= (10 x 82) + (6,25 x 169) – (5 x 46) + 5
= 1651 kkal

20
x 1651
Lemak = 100 37 gr
=¿
9
15
x 1651
Protein = 100 62 gr
=¿
4
65
x 1651
Karbohidrat = 100 268 gr
=¿
4

Cairan
Menggunakan Rumus Holliday-Segar
= 1500 + (BB – 20) x 20 ml
= 1500 + (82 – 20) x 20
= 2740 ml
Zat Gizi Mikro
Zat Gizi Mikro Berat
Serat 37 g
Kalsium 1300 mg
Fe 12 mg
Kalium 6500 mg
Vit B9 / Folat 547 mcg
Vit C 120 mg
Kolesterol <200 mg

2) Bentuk makanan
Bentuk makanan biasa
3) Frekuensi makan
3x makan utama, 2x selingan
4) Rute pemberian makan
Pemberian makan diberikan melalui oral (mulut)™
d. Standar makanan dan distribusi makanan sehari

Tabel 3. Standar Makanan


Bahan Penuka Protein Lemak Kalori
KH (gr)
Makanan r (gr) (gr) (kal)
Karbohidrat 5 200 20 0 875
Protein
         
Hewani
R.L 2,5 0 17,5 5 125
L.S 1 0 7 5 75
T.L 0 0 0 0 0
Protein Nabati 2 14 10 6 150
Sayuran          
Gol. A 0,5 0 0 0 0
Gol. B 2 10 2 0 50
Gol. C 0 0 0 0 0
Buah-buahan 3 36 0 0 150
Gula 1 12 0 0 50
Susu          
Tanpa Lemak 1 10 7 0 75
L.S 0 0 0 0 0
T.L 0 0 0 0 0
Minyak          
tak jenuh 1 0 0 5 50
jenuh 3 0 0 15 150
JUMLAH 282 63,5 36 1750
KEBUTUHAN 268 62 37 1651
% 105% 102% 97% 106%

Tabel 4. Distribusi Makanan Sehari


Bahan
Penukar Pagi Snack Siang Snack Malam
Makanan
Karbohidrat 5 1,5 1 1 1,5
Protein Hewani        
Rendah Lemak 2,5 1 1,5
Lemak Sedang 1 1
Protein Nabati 2 1 1
Sayuran
Gol. A 0,5 0,5
Gol. B 2 1 1
Buah-buahan 3 1 1 1
Gula 1 1
Susu  
Tanpa Lemak 1 0,5 0,5
Minyak          
tak jenuh 1      1
jenuh 3  1   1   1

e. Menu sehari serta analisis energi, makro nutrient serta mikro nutrient terkait

Tabel 5. Menu

Waktu Menu Bahan Makanan Berat

Nasi Putih Nasi 150


Ayam Fillet Panggang Daging Ayam tanpa kulit 40
  Minyak kelapa sawit 2,5
Tumis Tahu Tahu 110
Pagi
  Tauge 40
(06.30)
  Wortel 25
  Sawi 35
  Minyak kelapa sawit 2,5
Air Air 500
Kacang Hijau 20
Bubur Kacang Hijau Gula Putih 13
 Snack
Susu Skim 100
Pagi
Melon Potong Melon 190
Air Air 300
Roti Gandum 70
Telur Ayam 55
Sandwich Telur Tomat 40
Siang
Selada 10
(13.00)
Minyak kelapa sawit 5
Jeruk Manis Jeruk Manis 110
Air Air 500
Havermout 45
Snack Pisang Ambon 50
Smoothies Bowl
Siang Susu Skim 100
(16.00) Alpukat 60
Air Air 300
Nasi Putih Nasi 150
Ikan Tongkol 60
Ikan Tongkol Balado Cabe merah 5
Minyak kelapa sawit 5
Malam
Kacang Panjang 15
(19.30)
Kubis 25
Sayur Asem
Labu Siam 30
Terong 30
Air Air 300
Tabel 6. Analisis Zat Gizi

Vit
Energi Protein Lema KH Serat Fe Vit C Kolesterol
Waktu Menu Bahan Makanan Berat B9/Folat
(kal) (g) k (g) (g) (g) (mg) (mcg) (mg)
(mcg)

Nasi Putih Nasi 150 270,0 4,5 0,5 60,0 0,3 0,2 87,0 0,0 0,0
Daging Ayam tanpa
Ayam Fillet Panggang 40 129,3 5,2 4,8 0,0 0,0 0,2 2,8 0,2 28,0
kulit
  Minyak kelapa sawit 2,5 22,1 0,0 2,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Tumis Tahu Tahu 110 88,0 12,0 5,1 0,9 0,1 0,0 16,5 0,0 0,0
Pagi
  Tauge 40 10,2 1,1 0,4 1,3 0,0 0,1 0,0 0,1 0,0
(06.30)
  Wortel 25 7,2 0,2 0,1 2,0 0,2 0,0 3,8 0,0 0,0

  Sawi 35 9,8 0,8 0,1 1,4 0,9 0,1 0,0 0,1 0,0

  Minyak kelapa sawit 2,5 22,1 0,0 2,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Air Air 500 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Kacang Hijau 20 64,6 4,6 0,3 11,4 1,5 0,0 12,2 0,0 0,0

Bubur Kacang Hijau Gula Putih 13 51,2 0,0 0,0 12,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

  Susu Skim 100 36,0 3,5 0,1 5,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Melon Potong Melon 190 66,6 1,1 0,7 14,0 1,8 0,9 0,0 0,4 0,0

Air Air 300 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Roti Gandum 70 186,9 7,5 0,7 34,3 4,0 3,0 0,0 0,0 0,0

Telur Ayam 55 85,0 6,8 6,0 0,4 0,0 0,0 25,9 0,7 232,7

Sandwich Telur Tomat 40 9,6 0,5 0,2 1,9 0,0 0,2 3,2 1,6 0,0
Siang
Selada 10 1,8 0,1 0,0 0,3 0,2 0,1 2,2 2,5 0,0
(13.00)
Minyak kelapa sawit 5 44,2 0,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Jeruk Manis Jeruk Manis 110 49,5 1,0 0,2 12,3 1,5 0,0 33,0 0,0 0,0

Air Air 500 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Havermout 45 30,6 1,1 0,6 5,4 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Pisang Ambon 50 54,0 0,5 0,4 12,2 1,0 0,2 10,0 0,0 0,0
Snack Smoothies Bowl
Siang Susu Skim 100 36,0 3,5 0,1 5,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
(16.00)
Alpukat 60 51,0 0,5 3,9 4,6 4,0 0,2 48,6 0,0 0,0

Air Air 300 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Malam
Nasi Putih Nasi 150 270,0 4,5 0,5 60,0 0,4 0,1 87,0 0,0 0,0
(19.30)
Ikan Tongkol 60 50,0 6,9 0,8 4,0 0,0 1,1 0,0 0,0 0,0

Ikan Tongkol Balado Cabe merah 5 1,8 0,1 0,0 0,4 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Minyak kelapa sawit 5 44,2 0,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Sayur Asem Kacang Panjang 15 4,7 0,3 0,0 0,8 0,4 0,0 9,3 0,0 0,0
Kubis 12,8 0,6 0,3 2,0 0,9 0,0 10,8 0,0 0,0
25
Labu Siam 9,0 0,2 0,0 2,0 1,9 0,0 0,0 0,0 0,0
30
Terong 8,4 0,3 0,1 1,7 0,6 0,0 6,6 0,0 0,0
30
Air 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Air 300

JUMLAH 1726,5 67,4 40,9 255,6 20,6 6,3 358,8 5,6 260,7

KEBUTUHAN 1651 62 37 268 30 12 547 120 200


PERSEN PEMENUHAN 105% 109% 110% 95% 69% 53% 66% 5% 130%
2) Edukasi Gizi (E)
E.1.1 Tujuan Edukasi Gizi
- Memberikan informasi terkait diet yang direkomendasikan yaitu terkait diet gout dan
diet rendah purin dan hubungannya dengan kondisi asam urat klien.

E.2.2 Pengembangan Keterampilan


- Mengubah kebiasaan makan klien dengan mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung purin tinggi seperti otak dan jeroan menjadi makanan yang rendah
purin.

3) Konseling Gizi (C)


C.1.1 Cognitive – Behaviour
Memberikan kepada klien dan keluarga mengenai informasi terkait diagnosis gizi klien serta
rekomendasi diet, dan membantu klien untuk mengubah pola makan untuk mencegah
timbulnya masalah gizi kembali.
C.2.2 Penetapan Tujuan
- Menurunkan berat badan klien secara bertahap dari 82 kg menjadi 80 kg dalam waktu
1 bulan.
- Meningkatkan asupan oral klien
C.2.3 Monitoring Mandiri
Monitoring asupan makanan dan minuman serta berat badan, dan pengetahuan klien

4) Koordinasi Asuhan Gizi (RC)


- Dokter
Berkoordinasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi seputar diagnosis medis
dan kondisi klien.
- Perawat
Berkoordinasi dengan perawat untuk memantau perkembangan kondisi klien.
- Keluarga
Berkoodinasi dengan keluarga klien untuk ikut mendukung dang mengontrol dalam
proses asuhan gizi

5. PERENCANAAN MONITORING DAN EVALUASI GIZI

Tabel 1. Dokumentasi Rencana Monev

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Asupan Oral Membandingkan Setiap hari Adanya peningkatan
Asupan klien dengan asupan energi secara
kebutuhan sehari bertahap dimulai
dari 80% (1320
Kkal) dan cairan
2000 ml
Pengetahuan Membandingkan Setiap kunjungan Adanya peningkatan
pengetahuan terkait pengetahuan terkait
pemilihan bahan pemilihan bahan
makanan makanan yang lebih
baik seperti rendah
lemak, rendah purin
dan tinggi serat
Berat Badan Membandingkan Setiap 2 minggu Adanya penurunan
berat badan klien berat badan dari 82
saat ini dengan berat kg menjadi 80 kg
badan yang dalam kurun waktu
direncanakan 1 bulan.

6. DAFTAR PUSTAKA

Mahan, L. K., & Raymond, J. L. (2016). Krause's food & the nutrition care process-e-book.
Elsevier Health Sciences.
Permenkes RI. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 tahun 2019 Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Menteri
Kesehatan RI.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Asosiasi Dietisien Indonesia. (2019). Penuntun Diet dan
Terapi Gizi, Edisi 4. Jakarta: EGC.

7. VALIDASI DAN PENILAIAN

NILAI Diperiksa oleh Dosen Catatan:


Pengampu Mata
Kuliah
Nama:
Tanggal:

Anda mungkin juga menyukai