10 3ad4 Gout
10 3ad4 Gout
JURUSAN GIZI
DISUSUN OLEH:
NIM : P17331119413
KELAS : 3A – D4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2021
KASUS GOUT
Tn AH adalah PNS Dinas Perhubungan di Bandung. Usianya saat ini 46 tahun, dengan tinggi
badan 169 cm, berat badan 82 Kg. Pendidikan terakhirnya adalah S1, status menikah dan mempunyai
2 orang anak yang sudah remaja.
Tn. AH masuk RS dengan keluhan nyeri di persendian kaki. Kondisi ibu jari kaki kanan bengkak,
kemerahan, dan terlihat ada benjolan. Keluhan ini sebenarnya sudah terasa sejak 2 tahun lalu, dan
akhir-akhir ini sering kambuh. Sudah 2 hari ini Tn AH rawat inap di RS ruang perawatan kelas II
dengan diagnosa: Gout. Dari riwayat keluarga ada yang menderita hiperurisemia yaitu ayah. Data
riwayat penyakit menunjukkan Tn AH mempunyai riwayat Hiperurisemia sejak 2 tahun lalu.
Dari anamnesa gizi yang dilakukan diketahui sebelum masuk RS, Tn AH biasa makan 3 kali
sehari dan makanan selingan 1-2 kali sehari. Makanan yang sering dikonsumsi adalah nasi, lauk
hewani, nabati, lalapan/sayuran, dan makanan selingannya berupa gorengan (tahu goreng, singkong
goreng, tempe goreng) atau berbagai macam keripik. Untuk lauk hewani, Tn AH suka sekali makan
gulai otak, jerohan lain, dan soto daging. Semua jenis sayuran hijau disukainya, dan lebih sering
dalam bentuk lalapan + sambal. Makan pagi dan siang lebih banyak dilakukan di luar rumah. Ia
minum dalam sehari sekitar 5 gelas.
Saat ini (perawatan di RS) diberi nasi tim, tetapi asupan makan Tn AH untuk energi 850 kkal,
protein 56 g. Makanan yang diberikan di RS berbeda dengan jenis makanan kesukaannya sehari-hari.
Minum hanya dilakukan saat makan dan minum obat, itu pun hanya secukupnya (sekitar 4 gelas/hari).
Sehingga ia dianjurkan pula untuk banyak minum air putih. Dokter meminta Ahli Gizi untuk
memberikan konseling kepada Tn AH berkaitan dengan diet yang diberikan saat ini.
Hb 14,0 gr/dl
Suhu 36,5 ◦C
.
1. PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Gout adalah peradangan sendi yang terjadi akibat deposit monosodium urat pada persendian,
cairan ekstraseluler, kartilago, tendon dan bursa sehingga penyakit ini sering dikenal dengan arthritis
gout. Gout ditandai dengan peradangan berulang yang biasanya terjadi pada sendi metatarsal jari
pertama, tumit kaki, sendi lutut, dan sendi siku.
Tubuh menghasilkan asam urat ketika memecah purin, yakni zat yang ditemukan secara alami di
dalam tubuh. Purin juga ditemukan pada makanan tertentu, seperti steak, daging organ, dan makanan
laut. Makanan lain juga mempromosikan kadar asam urat yang lebih tinggi, seperti minuman
beralkohol, terutama bir, dan minuman yang dimaniskan dengan gula buah (fruktosa).
Asam urat larut dalam darah dan melewati ginjal ke dalam urine. Namun, kadang-kadang tubuh
memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal mengeluarkan terlalu sedikit asam urat. Ketika ini
terjadi, asam urat dapat menumpuk, membentuk kristal urat yang tajam dan membutuhkan, seperti
urat di jaringan sendi atau sekitarnya yang menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan pembengkakan.
2. Riwayat Terkait Gizi dan Makanan CS.1.1 Estimasi Kebutuhan Energi - Asupan Energi klien selama
(Riwayat Gizi) (FH) Menggunakan Rumus Mifflin di rumah sakit hanya
FH.1.1.1 Asupan Energi: 850 kkal REE = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x terpenuhi 40%
(40%) U) + 5 - Asupan Protein klien selama
FH.1.2.1.1 Jumlah cairan melalui = (10 x 82) + (6,25 x 169) – (5 x 46) + di rumah sakit hanya
oral: terpenuhi 69%
5
Sebelum masuk RS : 5 gelas sehari - Jenis makanan yang
(1250 ml) = 1651 kkal dikonsumsi cukup variatif
Setelah masuk RS : 4 gelas sehari dan pola makannya teratur
(1000 ml) TEE = REE x PA - Klien menyukai makanan
FH.1.2.2.2 Jenis makanan: = 1651 x 1,3 yang mengandung purin
Sebelum Masuk RS : nasi, lauk = 2147 kkal tinggi (otak dan jeroan)
hewani (gulai otak, jeroan, dan soto - Asupan cairan klien 36,5%
daging), lauk nabati, lalapan/sayuran,
dan selingan (gorengan atau keripik). CS.2.1.1 Estimasi Kebutuhan
Setelah masuk RS : nasi tim Lemak
FH.1.2.2.3 Pola Makan: 20
x 2147
Sebelum masuk RS : makan 3x sehari = 100 48 gr
=¿
dan selingan 1-2x 9
FH.1.5.3 Asupan Protein:
CS.2.2.1 Estimasi Kebutuhan
Setelah masuk RS : 56 gr (69%):
Protein
FH.4.2.12 Kesukaan Makanan:
Menyukai semua jenis sayuran hijau 15
x 2147
= 100 81 gr
=¿
4
CS.2.3.1 Estimasi Kebutuhan
Karbohidrat
65
x 2147
= 100 349 gr
=¿
4
Cairan
Menggunakan Rumus Holliday-Segar
= 1500 + (BB – 20) x 20 ml
= 1500 + (82 – 20) x 20
= 2740 ml
3. Antropometri (AD) CS.5.1.1 Rekomendasi IMT - IMT Klien termasuk ke
AD.1.1.1 TB: 169 cm IMT dalam kategori Obesitas
AD.1.1.2 BB: 82 kg < 17,0 Kurus (tingkat berat)
AD.1.1.5 IMT: 28,71 (Obesitas) 17,0 – 18,5 Kurus (tingkat ringan)
18,5 – 25,0 Normal
25,0 – 27,0 Overweight
> 27,0 Obesitas
BB Ideal: 62,1 Kg
3. DIAGNOSIS GIZI
NC.3.3 Kelebihan Berat Pengetehuan terkait gizi dan -IMT 28,7 (Kelebihan berat
Badan/Obesotas makanan kurang badan tingkat berat)
-Mengonsumsi makanan
tinggi lemak (otak, jeroan,
soto daging)
Domain Intake
- Asupan Oral Inadekuat berkaitan dengan terbatasnya daya terima makanan yang ditandai
dengan asupan energi 40%, protein 69%, dan cairan 36,5% dari kebutuhan sehari.
Domain Klinis
- Kelebihan berat badan/obesitas berkaitan dengan pengetahuan terkait gizi dan makanan
kurang yang ditandai dengan IMT 28,7 (Obesitas) dan mengonsumsi makanan tinggi lemak.
Domain Perilaku
- Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan kurang terpapar informasi terkait gizi dan
makanan yang ditandai dengan konsumsi makanan yang tidak sesuai dengan kondisi klien
(tinggi purin).
20
x 1651
Lemak = 100 37 gr
=¿
9
15
x 1651
Protein = 100 62 gr
=¿
4
65
x 1651
Karbohidrat = 100 268 gr
=¿
4
Cairan
Menggunakan Rumus Holliday-Segar
= 1500 + (BB – 20) x 20 ml
= 1500 + (82 – 20) x 20
= 2740 ml
Zat Gizi Mikro
Zat Gizi Mikro Berat
Serat 37 g
Kalsium 1300 mg
Fe 12 mg
Kalium 6500 mg
Vit B9 / Folat 547 mcg
Vit C 120 mg
Kolesterol <200 mg
2) Bentuk makanan
Bentuk makanan biasa
3) Frekuensi makan
3x makan utama, 2x selingan
4) Rute pemberian makan
Pemberian makan diberikan melalui oral (mulut)™
d. Standar makanan dan distribusi makanan sehari
e. Menu sehari serta analisis energi, makro nutrient serta mikro nutrient terkait
Tabel 5. Menu
Vit
Energi Protein Lema KH Serat Fe Vit C Kolesterol
Waktu Menu Bahan Makanan Berat B9/Folat
(kal) (g) k (g) (g) (g) (mg) (mcg) (mg)
(mcg)
Nasi Putih Nasi 150 270,0 4,5 0,5 60,0 0,3 0,2 87,0 0,0 0,0
Daging Ayam tanpa
Ayam Fillet Panggang 40 129,3 5,2 4,8 0,0 0,0 0,2 2,8 0,2 28,0
kulit
Minyak kelapa sawit 2,5 22,1 0,0 2,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Tumis Tahu Tahu 110 88,0 12,0 5,1 0,9 0,1 0,0 16,5 0,0 0,0
Pagi
Tauge 40 10,2 1,1 0,4 1,3 0,0 0,1 0,0 0,1 0,0
(06.30)
Wortel 25 7,2 0,2 0,1 2,0 0,2 0,0 3,8 0,0 0,0
Sawi 35 9,8 0,8 0,1 1,4 0,9 0,1 0,0 0,1 0,0
Minyak kelapa sawit 2,5 22,1 0,0 2,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Air Air 500 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Kacang Hijau 20 64,6 4,6 0,3 11,4 1,5 0,0 12,2 0,0 0,0
Bubur Kacang Hijau Gula Putih 13 51,2 0,0 0,0 12,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Susu Skim 100 36,0 3,5 0,1 5,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Melon Potong Melon 190 66,6 1,1 0,7 14,0 1,8 0,9 0,0 0,4 0,0
Air Air 300 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Roti Gandum 70 186,9 7,5 0,7 34,3 4,0 3,0 0,0 0,0 0,0
Telur Ayam 55 85,0 6,8 6,0 0,4 0,0 0,0 25,9 0,7 232,7
Sandwich Telur Tomat 40 9,6 0,5 0,2 1,9 0,0 0,2 3,2 1,6 0,0
Siang
Selada 10 1,8 0,1 0,0 0,3 0,2 0,1 2,2 2,5 0,0
(13.00)
Minyak kelapa sawit 5 44,2 0,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Jeruk Manis Jeruk Manis 110 49,5 1,0 0,2 12,3 1,5 0,0 33,0 0,0 0,0
Air Air 500 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Havermout 45 30,6 1,1 0,6 5,4 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Pisang Ambon 50 54,0 0,5 0,4 12,2 1,0 0,2 10,0 0,0 0,0
Snack Smoothies Bowl
Siang Susu Skim 100 36,0 3,5 0,1 5,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
(16.00)
Alpukat 60 51,0 0,5 3,9 4,6 4,0 0,2 48,6 0,0 0,0
Air Air 300 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Malam
Nasi Putih Nasi 150 270,0 4,5 0,5 60,0 0,4 0,1 87,0 0,0 0,0
(19.30)
Ikan Tongkol 60 50,0 6,9 0,8 4,0 0,0 1,1 0,0 0,0 0,0
Ikan Tongkol Balado Cabe merah 5 1,8 0,1 0,0 0,4 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Minyak kelapa sawit 5 44,2 0,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Sayur Asem Kacang Panjang 15 4,7 0,3 0,0 0,8 0,4 0,0 9,3 0,0 0,0
Kubis 12,8 0,6 0,3 2,0 0,9 0,0 10,8 0,0 0,0
25
Labu Siam 9,0 0,2 0,0 2,0 1,9 0,0 0,0 0,0 0,0
30
Terong 8,4 0,3 0,1 1,7 0,6 0,0 6,6 0,0 0,0
30
Air 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Air 300
JUMLAH 1726,5 67,4 40,9 255,6 20,6 6,3 358,8 5,6 260,7
6. DAFTAR PUSTAKA
Mahan, L. K., & Raymond, J. L. (2016). Krause's food & the nutrition care process-e-book.
Elsevier Health Sciences.
Permenkes RI. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 tahun 2019 Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Menteri
Kesehatan RI.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Asosiasi Dietisien Indonesia. (2019). Penuntun Diet dan
Terapi Gizi, Edisi 4. Jakarta: EGC.