PENDAHULUAN
KERANGKA ISI
Setelah megetahui berbagai cara melakukan pengukuran besaran fisika dan
menyebabkan terjadinya sumber ralat, maka untuk bab berikut ini akan dibahas
sumber ralat yang disebabkan oleh sistem alat ukur yang digunakan dalam
melakukan pengukuran besaran fisika. Pada bab berikut ini pembahasan dilakukan
melalui analisa sistem fisis yang terdiri dari:
A. Pengukuran dinamik
B. Pengukuran statis
C. Sistem orde satu
D. Sistem orde dua
E. Fungsi pindah
F. Tanggapan (Respon) Dari Sistem Orde Satu Terhadap Fungsi Undak
Diharapkan setelah mempelajari ini, akan tahu saat mana melakukan pengukuran
yang baik dengan menggunakan alat tersebut. Setelah memahami sistem fisis alat
ukur, selanjutnya akan dibahas tentang alat-alat ukur listrik yang akan dibicarakan
pada bab 4.
TUJUAN PEMBELAJARAN
6. Mahasiswa mengetahui jawaban sistem orde satu dengan masukan fungsi undak
DESKRIPSI
Analisa sistem fisis dalam bab berikut ini membahas sistem fisis alat ukur
yang digunakan dalam pengukuran besaran fisika, adapun pada tahap awal diberikan
sistem orde satu atau persamaan diferensial orde satu. Demikian juga untuk sistem
orde dua, serta fungsi pindah, yang selanjutnya tentang jawaban (respon) sistem orde
satu dengan masukan fungsi undak. Bab yang dibahas ini memiliki kaitan yang erat
dengan prosedur penggunaan alat ukur listrik dasar yang sering digunakan pada
KATA-KATA KUNCI
output/input sistem
PENGUKURAN
A. Pengukuran Dinamik
hasil ukur yang baik, suatu contoh pengukuran suhu. Pada saat termometer digunakan
untuk mengukur suhu suatu benda, untuk beberapa saat alat ukur itu baru
menunjukan angka atau hasil ukur yang sebenarnya. Pengukuran seperti ini disebut
waktu. Sedangkan pengukuran yang tak bergantung dari fungsi waktu disebut
penggaris.
B. Pengukuran Statis
Watak alat ukur seperti yang disajikan di atas merupakan sistem fisis dari alat
ukur itu. Pentingnya mengetahui watak alat ukur adalah untuk menentukan bentuk
dari hasil ukur untuk setiap bentuk gejala yang diukur. Watak dari suatu alat ukur
atau sistem fisis , biasanya disajikan dalam bentuk persamaan matematik (persamaan
differensial). Ini berarti bahwa harus diketahui persamaan matematika dari setiap
pengandaian, sehingga seberapa baik watak dari alat ukur tersebut yang dinyatakan
yang diadakan. Watak dari alat-alat ukur dalam bentuk matematik pada umumnya
dekat sekali dengan salah satu dari dua bentuk persamaan deferensial. Yaitu
persamaan deferensial linear orde satu atau persamaan defernsial linear orde dua.
Secara umum persamaan deferensial dari sitem dapat dituliskan sebagai berikut:
d n Xo d n -1 X o d 2X o dX o
an n
+ a n -1 n −1
+....+a 2 2
+ a1 + aoXo =
dt dt dt dt
....(III-1)
d m Xi d m -1 X i d 2X i dX i
bm m
+ b m -1 m −1
+....+b 2 2
+ b1 + bo Xi
dt dt dt dt
penyelesaian, yaitu:
dX o dX i
a1 + aoXo = b1 + b o X i .................................... (III-2)
dt dt
berbentuk
dX o
a1 + a o X o = X i .................................................................... (III-3 )
dt
atau
dX o Xi
λ + Xo = .........................................................…………. (III-4 )
dt ao
dTo
RC + To = Ti ........................................................................ (III-5)
dt
d 2 Xo d Xo d 2 Xi d Xi
a2 2
+ a 1 + a 0 Xo = b 2 2
+ b1 + b 0 Xi ....... (III-6)
dt dt dt dt
untuk alat ukur, bentuk yang sering kita jumpai adalah bentuk dimana b1 = b2 = 0 dan
d 2 Xo d Xo
a2 2
+ a1 + a 0 Xo = Xi .......................................... (III-7)
dt dt
Contoh sistem orde dua, yaitu sistem pegas dengan peredam kejut
(Shock breaker)
m
( masa benda) Xi(t) = F(t)
P
Xo
an Dn Xo + an -1 D n - 1 Xo + ................................ + a2 D2 Xo + a1D Xo + ao Xo =
bm Dm Xi + b m - 1 D m - 1 Xi + ...............................+ b2 D2 Xi + b1D Xi + bo Xi
yaitu perbandingan antara output (keluaran) dan input. Sering fungsi pindah
dituliskan dalam bentuk variabel transformasi Laplace’s. Dalam hal ini fungsi pindah
adalah perbandingan transformasi Laplace dari output dan input untuk syarat syarat
frekuensi. Dan dalam hal ini fungsi pindah adalah perbandingan antara output dan
sistem, dan perlu diketahui bahwa karena persamaan watak dari sistem diperoleh dari
persamaan III-3 untuk Xi = 0 maka penyebut dari fungsi pindah juga menyatakan
Dengan mengetahui fungsi pindah dari sistem, maka kalau ( Xi(t) diketahui
kita dapat mencari Xo(t) . Dengan menggunakan transformasi Laplace, ini berarti
tabel transformasi Laplace kita dapat mengetahui Xo(t). Kalau input berbentuk sinus,
karena output juga berbentuk sinus dengan sesuatu beda fase, maka yang penting
dalam hal ini adalah frequensi respone. Frequensi response biasanya disajikan dalam
input sebagai fungsi frekuensi dan hubungan antara beda fase output dan input
Jawaban yang diukur bila masukan berbentuk fungsi undak, ini berarti bahwa : Xi = 0
dilakukan pengukuran).
aot
-
a1
= X ss ( 1 - e ) =
Jawaban ini dilakukan pada gambar 3.3, yang perlu diperhatikan pada gambar
tersebut adalah:
Ralat (dinamik) pada setiap saat adalah selisih antara hasil ukur ideal (fungsi
undak) dan hasil ukur sebenarnya. Didalam hal ini berarti ralat = 5 % untuk t = 3 τ
0.8
0,865 0,953 0,993
0,6 0,632
Xo/Xss
0,4
0,2
t/T
Gambar 3.3 Grafik Jawaban perbandingan output dan input untuk fungsi
undak pada sistem orde satu
RINGKASAN
LATIHAN