Anda di halaman 1dari 12

B A B III

ANALISA SISTEM FISIS

PENDAHULUAN

KERANGKA ISI
Setelah megetahui berbagai cara melakukan pengukuran besaran fisika dan
menyebabkan terjadinya sumber ralat, maka untuk bab berikut ini akan dibahas
sumber ralat yang disebabkan oleh sistem alat ukur yang digunakan dalam
melakukan pengukuran besaran fisika. Pada bab berikut ini pembahasan dilakukan
melalui analisa sistem fisis yang terdiri dari:
A. Pengukuran dinamik
B. Pengukuran statis
C. Sistem orde satu
D. Sistem orde dua
E. Fungsi pindah
F. Tanggapan (Respon) Dari Sistem Orde Satu Terhadap Fungsi Undak
Diharapkan setelah mempelajari ini, akan tahu saat mana melakukan pengukuran
yang baik dengan menggunakan alat tersebut. Setelah memahami sistem fisis alat
ukur, selanjutnya akan dibahas tentang alat-alat ukur listrik yang akan dibicarakan
pada bab 4.

TUJUAN PEMBELAJARAN

45 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika


1. Mahasiswa menegetahui pengukuran dinamik

2. Mahasiswa menegtahui pengukuran statis

3. Mahasiswa dapat memahami sistem fisis alat ukur orde satu

4. Mahasiswa dapat memahami sistem fisis alat ukur orde dua

5. Mahsiswa memahami fungsi pindah

6. Mahasiswa mengetahui jawaban sistem orde satu dengan masukan fungsi undak

DESKRIPSI
Analisa sistem fisis dalam bab berikut ini membahas sistem fisis alat ukur

yang digunakan dalam pengukuran besaran fisika, adapun pada tahap awal diberikan

pengertian tentang pengukuran dinamik, dan pengukuran statis, selanjutnya masalah

sistem orde satu atau persamaan diferensial orde satu. Demikian juga untuk sistem

orde dua, serta fungsi pindah, yang selanjutnya tentang jawaban (respon) sistem orde

satu dengan masukan fungsi undak. Bab yang dibahas ini memiliki kaitan yang erat

dengan prosedur penggunaan alat ukur listrik dasar yang sering digunakan pada

pengukuran besaran fisika yang akan dibahas pada bab IV.

KATA-KATA KUNCI

Pengukuran, Persamaan differensial, Fungsi waktu, fungsi pindah,

output/input sistem

PENGUKURAN

46 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika


A lat ukur yang digunakan dalam pengukuran besaran fisika bila ditinjau
dari waktu tanggap alat ukur dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pengukuran dinamik
b. Pengukuran statis

A. Pengukuran Dinamik

Didalam pengukuran, alat ukur sering memerlukan waktu untuk menunjukan

hasil ukur yang baik, suatu contoh pengukuran suhu. Pada saat termometer digunakan

untuk mengukur suhu suatu benda, untuk beberapa saat alat ukur itu baru

menunjukan angka atau hasil ukur yang sebenarnya. Pengukuran seperti ini disebut

pengukuran dinamik. Yaitu pengukuran yang keluaraannya bergantung dari fungsi

waktu. Sedangkan pengukuran yang tak bergantung dari fungsi waktu disebut

pengukuran statis. Sebagai contoh pengukuran panjang dengan menggunakan kayu

penggaris.

B. Pengukuran Statis

Watak alat ukur seperti yang disajikan di atas merupakan sistem fisis dari alat

ukur itu. Pentingnya mengetahui watak alat ukur adalah untuk menentukan bentuk

dari hasil ukur untuk setiap bentuk gejala yang diukur. Watak dari suatu alat ukur

atau sistem fisis , biasanya disajikan dalam bentuk persamaan matematik (persamaan

differensial). Ini berarti bahwa harus diketahui persamaan matematika dari setiap

komponen pembentuk sistem.

47 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika


Untuk mengetahui watak dari alat ukur sering dilakukan pengandaian-

pengandaian, sehingga seberapa baik watak dari alat ukur tersebut yang dinyatakan

oleh persamaan matematik, tergantung dari baik tidaknya pengandaian-pengandaian

yang diadakan. Watak dari alat-alat ukur dalam bentuk matematik pada umumnya

dekat sekali dengan salah satu dari dua bentuk persamaan deferensial. Yaitu

persamaan deferensial linear orde satu atau persamaan defernsial linear orde dua.

Secara umum persamaan deferensial dari sitem dapat dituliskan sebagai berikut:

d n Xo d n -1 X o d 2X o dX o
an n
+ a n -1 n −1
+....+a 2 2
+ a1 + aoXo =
dt dt dt dt
....(III-1)
d m Xi d m -1 X i d 2X i dX i
bm m
+ b m -1 m −1
+....+b 2 2
+ b1 + bo Xi
dt dt dt dt

dimana Xi = masukan (input) sebagai fungsi dari waktu

Xo = keluaran (output) sebagai fungsi dari waktu

an , an-1 , .........., a2, a1 dan ao adalah bilangan tetap

bm , bm-1 , ........., b2 , b1 , dan bo adalah bilangan tetap

Penyelesaian dari persamaan diferensial ini akan merupakan penjumlahan dari

penyelesaian, yaitu:

a. penyelesaian komplementer Xot

b. Penyelesaian partikelir Xoss

Sehingga penyelesaian dari persamaan (2-1) dapat ditulis sebagai

Xo (t) = Xot (t) + Xoss (t)

dan untuk t → ∞ diperoleh Xo (t) = Xoss (t)

C. Sistem Orde satu

48 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika


Bentuk umum dari persamaan differensial sistem orde satu adalah:

dX o dX i
a1 + aoXo = b1 + b o X i .................................... (III-2)
dt dt

untuk alat ukur, biasanya harga dari b1 = 0 dan bo = 1, sehingga persamaannya

berbentuk

dX o
a1 + a o X o = X i .................................................................... (III-3 )
dt

atau

dX o Xi
λ + Xo = .........................................................…………. (III-4 )
dt ao

dimana λ = a1 / ao adalah tetapan waktu dari sistem.

Contoh sistem orde satu, yaitu termometer air raksa


Analisa sederhana untuk termometer air raksa ini,
dapat dikerjakan sebagai berikut: misal
Air raksa : To(t) C = kapasitans panas dari termometer

gelas R = tahanan panas dari dinding gelas


To = temperatur setiap saat yang ditunjukan
Benda yang
diukur
oleh termometer
T1(t)
Ti = Termometer benda yang diukur
maka panas yang diserap oleh air raksa
adalah dQ = C dTo
Gambar 3.1 Contoh sistem orde satu

Arus panas dari benda ke air raksa adalah

49 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika


Ti - To dQ Ti - To dT
H = oleh karena H = → = C
R dt R dt

maka akhirnya akan didapatkan persamaan

dTo
RC + To = Ti ........................................................................ (III-5)
dt

Penunjukan termometer sebelum digunakan untuk melakukan pengukuran, digunakan

sebagai syarat awal didalam mencari hubungan To sebagai fungsi waktu.

D. Sistem Orde Dua

Bentuk umum persamaan diferensial dari sistem orde dua adalah

d 2 Xo d Xo d 2 Xi d Xi
a2 2
+ a 1 + a 0 Xo = b 2 2
+ b1 + b 0 Xi ....... (III-6)
dt dt dt dt

untuk alat ukur, bentuk yang sering kita jumpai adalah bentuk dimana b1 = b2 = 0 dan

b1 = 1, sehingga persamaan diferensial diatas berubah menjadi :

d 2 Xo d Xo
a2 2
+ a1 + a 0 Xo = Xi .......................................... (III-7)
dt dt

Jadi persamaan diatas merupakan persamaan diferensial orde dua.

Contoh sistem orde dua, yaitu sistem pegas dengan peredam kejut

(Shock breaker)

50 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika


Perhatikan gambar 3.2 contoh sistem orde dua berikut ini

m
( masa benda) Xi(t) = F(t)

P
Xo

Gambar 3.2 Contoh sistem orde dua


Kalau kita kenakan hukum Newton terhadap masa m maka
d Xo d 2 Xo
F (t) - K Xo - P = m
dt dt 2
atau ....................................................... (III-8)
d 2 Xo d Xo
m 2
+ P + KXo = F (t)
dt dt
dimana K = konstanta gaya per
P = konstanta redaman dari peredam

E. Fungsi Pindah (Transfer Function)

Persamaan diferensial dari sistem sering ditulis dalam bentuk operator

derivatif D, didalam hal ini persamaan III-1 menjadi

an Dn Xo + an -1 D n - 1 Xo + ................................ + a2 D2 Xo + a1D Xo + ao Xo =

bm Dm Xi + b m - 1 D m - 1 Xi + ...............................+ b2 D2 Xi + b1D Xi + bo Xi

maka fungsi pindah dalam bentuk operator derivative adalah

51 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika


Xo b D m + b m - 1 D m-1 + .......+ b 2 D 2 + b 1 D + b o
F (t) = = m n ......... (III-9)
Xi a n D + a n-1 D n-1 + ....... + a 2 D 2 + a 1 D + a o

yaitu perbandingan antara output (keluaran) dan input. Sering fungsi pindah

dituliskan dalam bentuk variabel transformasi Laplace’s. Dalam hal ini fungsi pindah

adalah perbandingan transformasi Laplace dari output dan input untuk syarat syarat

awal nol. Didalam hal ini maka persamaan III-9 menjadi:

X o (s) b m s m + b m-1s m-1 +...........+ b 2 s 2 + b 1s + b o


F (s) = = ............ (III-10)
X i (s) a o s n + a n-1s n-1 + ..........+ a 2 s2 + a 1s + a o
kalau input berbentuk fungsi sinus maka fungsi pindah dapat dituliskan dalam bentuk

frekuensi. Dan dalam hal ini fungsi pindah adalah perbandingan antara output dan

input pada keadaan mantap (steady state), dan mempunyai bentuk

X o (jω ) b m (jω ) m + b m-1 (jω ) m-1 +...........+ b 2 (jω ) 2 + b 1 (jω ) + b o


F (s) = =
X i (jω ) a o (jω ) n + a n-1 (jω ) n-1 + ..........+ a 2 (jω ) 2 + a 1 (jω ) + a o
.....………………………………………………………………………. (III-11)
Jadi fungsi pindah akan menyatakan hubungan dinamik antara output dan input dari

sistem, dan perlu diketahui bahwa karena persamaan watak dari sistem diperoleh dari

persamaan III-3 untuk Xi = 0 maka penyebut dari fungsi pindah juga menyatakan

persamaan dari sistem F(ω) disebut karakteristik frekuensi.

Dengan mengetahui fungsi pindah dari sistem, maka kalau ( Xi(t) diketahui

kita dapat mencari Xo(t) . Dengan menggunakan transformasi Laplace, ini berarti

terlebih dahulu mencari Xi(s) sehingga Xo(s) diketahui. Selanjutnya menggunakan

tabel transformasi Laplace kita dapat mengetahui Xo(t). Kalau input berbentuk sinus,

karena output juga berbentuk sinus dengan sesuatu beda fase, maka yang penting

dalam hal ini adalah frequensi respone. Frequensi response biasanya disajikan dalam

52 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika


bentuk grafik yang menyatakan hubungan antara perbandingan amplitudo output dan

input sebagai fungsi frekuensi dan hubungan antara beda fase output dan input

sebagai fungsi frekuensi.

Tabel Transformasi Laplace Fungsi Elementer


F(s) f(t)
1/s 1
n! / ( sn + 1 ) tn ; n = 1,2,3, ........
Γ ( p + 1 ) / ( sp+1 ) ; s > 0 tp ; p > 1
1/(s-a);s>a eat
s / ( s2 + ω2 ) ; s > 0 cos ωt
ω / ( s2 + ω2 ) ; s > 0 sin ωt

F. Tanggapan (Respon) Dari Sistem Orde Satu Terhadap Fungsi Undak

Jawaban yang diukur bila masukan berbentuk fungsi undak, ini berarti bahwa : Xi = 0

untuk t < 0, Xi = A untuk t ≥ 0

(pada pengukuran temperatur untuk t < 0 , Xi = penunjukan termometer sebelum

dilakukan pengukuran).

Penyelesaian dari persamaan III-3 untuk input ini adalah


aot
-
A A a1
Xo = - e
ao ao
s te a d y s ta te re s p o n s e tra n s ie n t re s p o n s e
a ta u ........................... (III-12)
aot
-
A a1
Xo = ( 1 - e ) =
ao

aot
-
a1
= X ss ( 1 - e ) =

Jawaban ini dilakukan pada gambar 3.3, yang perlu diperhatikan pada gambar

tersebut adalah:

53 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika


Xo = ( 1 - 1/e ) Xss = 0,632 Xss untuk t = τ ; Xo = 0,95 Xss untuk t = 3 τ

Xo = 0,993 Xss untuk t = 5 τ.

Ralat (dinamik) pada setiap saat adalah selisih antara hasil ukur ideal (fungsi

undak) dan hasil ukur sebenarnya. Didalam hal ini berarti ralat = 5 % untuk t = 3 τ

dan ralat = 7 % , untuk t = 5 τ dan seterusnya.

0.8
0,865 0,953 0,993

0,6 0,632
Xo/Xss
0,4

0,2
t/T

Gambar 3.3 Grafik Jawaban perbandingan output dan input untuk fungsi
undak pada sistem orde satu

RINGKASAN

54 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika


• Pengukuran dinamik adalah pengukuran yang keluaraannya bergantung dari
fungsi waktu. Sedangkan pengukuran yang tak bergantung dari fungsi waktu
disebut pengukuran statis.
• Watak dari alat-alat ukur dalam bentuk matematik pada umumnya dekat sekali
dengan salah satu dari dua bentuk persamaan deferensial. Yaitu persamaan
deferensial linear orde satu atau persamaan defernsial linear orde dua.
• Penyelesaian dari persamaan diferensial merupakan penjumlahan dari
penyelesaian, yaitu:
a. penyelesaian komplementer Xot
b. Penyelesaian partikelir Xoss
Sehingga penyelesaian dari persamaan itu dapat ditulis sebagai
Xo (t) = Xot (t) + Xoss (t)
dan untuk t → ∞ diperoleh Xo (t) = Xoss (t)
• Fungsi pindah dalam bentuk operator derivative adalah
Xo b m D m + b m - 1 D m-1 + .......+ b 2 D 2 + b 1 D + b o
F (t) = =
Xi a n D n + a n-1 D n-1 + ....... + a 2 D 2 + a 1 D + a o
yaitu perbandingan antara output (keluaran) dan input.

LATIHAN

55 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika


1. Buatlah contoh sistem alat ukur yang termasuk orde satu !
2. Bagaimana penyelesaian persamaan itu, dengan syarat batas sesuai dengan sifat
alat itu, misal pada t = 0 masukannya ( Xi = 0 ) ?
3. Bagaimana penyelesaian persamaan sistem orde dua ?
4. Uraikan tanggapan (respone) dari sistem orde dua bila masukan dalam bentuk
fungsi undak?
5. Uraikan tanggapan (respone) dari sistem orde dua bila masukan dalam bentuk
fungsi sinus ( F(t) = sin ωt )

56 Dasar-dasar Instrumentasi Fisika

Anda mungkin juga menyukai