Hendarsyah Suryadinata
Beban ILTB
Seperempat
penduduk dunia
1,8 Milyar orang
Cakupan TPT
Keberhasilan ODHIV
Laki-laki Anak-anak pengobatan 68%
58% 7% 86%
SITUASI TBC DI TINGKAT NASIONAL
TB RESISTEN OBAT (TB RO)
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
384.025
Kasus TBC telah ditemukan dan
dilaporkan
439.975
Undetected &
Underreporting
91%
kasus TB Paru
Angka Keberhasilan Pengobatan (Treatment Succes Rate) 2019
(kohort pengobatan tahun 2019)
9%
kasus TB
Ekstraparu
83%
3
ELIMINASI TUBERKULOSIS 2030
• [TARGET DAN STRATEGI PENCAPAIAN]
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
4
*data per 2 Maret 2022
Capaian Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis pada Anak <5 Tahun pada Tahun 2016 s.d. 2021
di Indonesia
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
0.0%
2.0%
4.0%
6.0%
8.0%
0.0%
10.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
INDONESIA 0.1% INDONESIA 1.6%
DIY 2.0% DKI JAKARTA 4.8%
DKI… 0.7% SULSEL 4.3%
NTB 0.1% DIY 3.9%
KALTENG 0.0% SUMBAR 3.1%
PAPUA… 0.0% BALI 2.9%
JABAR 0.0% JATIM 2.7%
SUMBAR 0.0% NTB 2.3%
SULTENG 0.0% JATENG 2.3%
LAMPUNG 0.0% BABEL 2.2%
SUMSEL 0.0% SULTENG 1.7%
PAPUA 0.0% GORONTALO 1.6%
ACEH 0.0% KALTENG 1.4%
JATENG 0.0% KEPRI 1.3%
SULSEL 0.0% NTT 1.2%
Cakupan
Cakupan
JATIM 0.0% SUMSEL 1.2%
Data 2021: Per 2 Maret 2022
Target (10%)
Target (50%)
End TB Strategy
Rumah Tangga yang
Penurunan Kematian Pengurangan
Tidak mengalami Biaya
Akibat TBC Insiden TBC
Katastropik Akibat TBC
Target Target
: : Target
90% 80% :
Zero
Komitmen global dalam End TB Strategy terdapat 3 pilar Tahun 2030, yaitu:
1. Penanganan dan pencegahan Tuberkulosis yang terintegrasi dan berpusat pada pasien,
2. Sistem pendukung serta kebijakan-kebijakan yang tegas,
3. Inovasi dan penelitian yang intensif
Strategi Penanggulangan TBC
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
End TB Strategy
• Pada tahun 2018, diadakan United Nations High Level Meeting (UNHLM)
on TB
• Kesepakatan yang dicapai adalah komitmen menemukan dan mengobati
total 40 juta diseluruh dunia (2018-2022) termasuk 3,5 juta anak dan 1,5
juta TBC RO termasuk anak sebanyak 115.000.
• Selain itu, dipertegas dengan komitmen meningkatkan skala pemberian
TPT yang menjangkau total 30 juta diseluruh dunia (2018-2022), termasuk
6 juta orang dengan ODHIV dan 4 juta anak kontak usia di bawah lima
tahun, serta 20 juta orang dewasa yang kontak serumah dengan pasien
TBC
Strategi Penanggulangan TBC
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Pengelolaan ILTB, dengan target cakupan TPT hingga 80% pada seluruh individual dengan ILTB pada tahun 2030
Skrining pada kelompok-kelompok dengan risiko tinggi TBC dan memperluas jangkauan layanan pada orang-orang dengan TBC di
masyarakat yang selama ini tidak terdeteksi
Mencapai cakupan diagnosis terkonfirmasi bakteriologis yang tinggi pada terduga TBC pada tahun 2030
Ekspansi diagnosis bakteriologis dengan penggunaan Tes Cepat Molekuler (TCM) hingga 80% pada seluruh terduga tuberkulosis
pada tahun 2030
Meningkatkan investasi sumber daya untuk memperkuat layanan TBC sehingga dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan TBC
sensitif dan resistan obat
PERPRES NO.67 TAHUN 2021 TENTANG
PENANGGULANGAN TBC
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
APA YANG TERJADI JIKA SESEORANG KONTAK
ERAT DENGAN PASIEN TBC ?
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Perjalanan Alamiah infeksi TBC
4-64-6 minggu
minggu Beberapa
Beberapa tahun
tahun sampai
sampai puluhan
puluhan tahun
tahun
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Eliminasi
Eliminasi kuman
kuman TBCTBC
SAKITTBC
SAKIT TBC SAKIT TBC
SAKIT TBC
Kenapa penting Deteksi Dini TBC pada anak/orang berisiko?
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
TBC Laten
Kasus TBC
TCM/BTA positif
baru
Investigasi Sakit TBC
Kontak,
TPT,
BCG
Sakit TBC
Berat
suatu keadaaan dimana sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi tidak
mampu mengeliminasi bakteri Mycobacterium tuberculosis dari tubuh
secara sempurna tetapi mampu mengendalikan bakteri TBC sehingga tidak
timbul gejala sakit TBC
TIDAK ADA GEJALA TBC PEMERIKSAAN DAHAK RONTGEN DADA TIDAK UJI TUBERKULIN ATAU
NEGATIF SUGESTIF TBC IGRA POSITIF
Kontak erat dengan
pasien TB
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
TIDAK
TERINFEKSI TB
TERINFEKSI TB
60 – 70%
30 – 40 %
Adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada orang-orang yang kontak erat dengan
pasien TBC, untuk:
Mengidentifikasi orang-orang yang berkontak dengan pasien TBC
Melakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah orang yang berkontak
tersebut terinfeksi atau sakit TBC
Memberikan pengobatan yang sesuai dengan hasil pemeriksaan, jika terbukti
sakit TBC diberikan obat anti TC, jika infeksi laten TBC diberi obat pencegahan
Pemeriksaan
untuk Pengobatan
Identifikasi menentukan ada atau Monitoring
kontak tidaknya infeksi pencegahan dan evaluasi
laten TB (ILTB) yang sesuai
atau sakit TB
INVESTIGASI KONTAK
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
imunosupresan, dialisis,
Evaluasi Pemberian
kortikosteroid, persiapan TPT Diagnosis sesuai TPT
transplan) standar
Alur petugas
membawa kontak
TBC SO/RO ke
fasilitas layanan
kesehatan
(fasyankes)
Alur Penemuan Kasus ILTB
ODHIV
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Perbedaan TBC Laten dan TBC aktif
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Uji tuberculin atau IGRA positif Uji tuberculin atau IGRA positif
Foto toraks normal Foto toraks abnormal tetapi bisa normal pada orang
imunokompromis atau TBC ekstraparu
Hasil pemeriksaan mikrobiologi negative (BTA, Hasil pemeriksaan mikrobiologi dapat positif ataupun
kultur, dan TCM) negatif, termasuk pada kasus TBC ekstraparu
Gejala
• Pada ODHIV dan anak kontak
Pastikan ada gejala TBC atau tidak: usia di bawah 5 tahun pemberian
• batuk TPT dapat dilakukan dengan
• Demam skrining gejala TBC tanpa harus
dilakukan pemeriksaan TST atau
• BB turun atau tidak naik IGRA maupun rontgen thorax.
• Lesu, aras-arasen
• Bayi <1 tahun dengan HIV tanpa
Test infeksi TBC gejala TBC hanya diberi TPT jika
Foto Rontgen dada kontak serumah dengan pasien
Tes cepat molekular TBC
ODHIV/HIV (+)
Ada gejala ?
TIDAK ADA
TPT OAT
Kontak serumah
Ada gejala ?
TIDAK ADA
TPT OAT
Kontak dengan gejala
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Pelacakan TBC
TCM dan/ atau foto TCM dan/ atau foto Bila TST/IGRA, TCM dan
Rontgen dada mendukung Rontgen dada tidak Rontgen TIDAK TERSEDIA
TB mendukung TB
TCM dan/ atau foto TCM dan/ atau foto Bila TST/IGRA, TCM dan
Rontgen dada mendukung Rontgen dada tidak Rontgen TIDAK TERSEDIA
TB mendukung TB atau tidak
tersedia
OAT TPT
TPT
Tuberculin Skin Test (TST)
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
ODHIV Imigran (dalam waktu < 5 tahun) dari Orang yang tidak diketahui faktor
negara dengan prevalensi TBC yang risiko TBC,
tinggi pemeriksaan TST seharusnya hanya
pada kelompok berisiko tinggi.
Baru berkontak dengan pasien TBC Pengguna narkoba suntik
Orang dengan perubahan bercak Penduduk atau pekerja yang tinggal di
fibrosis pada rontgen dada tempat khusus dengan risiko tinggi
- Pasien dengan transplantasi organ Staf laboratorium mikrobakteriologi
- Pasien immunosupresan dengan Orang-orang dengan kondisi klinis
alasan apapun khusus yang berisiko tinggi
Anak < 5 tahun, atau anak dan remaja
yang terpapar dengan orang dewasa
yang masuk kedalam kategori risiko
tinggi
Interpretasi Uji Tuberkulin
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Uji Tuberkulin
Uji IGRA
Imunologi Diagnostik TBC
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Andersen 2000
Mekanisme imunologi melibatkan sel T dan APC
44
Prosedur Uji Tuberkulin (TST)
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
1. Sapa orangtua pasien /pasien dan perkenalkan diri. Berikan penjelasan pada orangtua/ pasien apa yang akan dilakukan dan
bila tidak jelas dapat mengajukan pertanyaan (informed consent)
PROSEDURhygiene
2. Hand hygiene.
3. Ambil 0.1 ml larutan PPD RT-23 2 TU solution atau PPD-S 5 TU ke dalam disposable tuberculin syringe
4. Ganti jarum suntik dengan yang baru (ukuran 26-27 G)
5. Apus daerah yang akan dilakukan penyuntikan (permukaan volar lengan bawah 5-10 cm dibawah lipat siku) dengan kapas
yang dibasahi alkohol 70%. Pilih area kulit yang tidak ada kelainan.
6. Regangkan permukaan kulit.
7. Suntikan jarum dengan hati-hati secara intrakutan dengan bevel jarum menghadap keatas pada sudut 5-15°. Bevel jarum
harus tampak di bawah permukaan kulit.
8. Periksa tempat suntikan. Jika benar akan timbul wheal 6-10 mm pada tempat suntikan.
9. Jika tidak, lakukan penyuntikan ulang di tempat lain dengan jarak minimal 5 cm dari tempat semula.
10. Keluarkan jarum. Masukkan jarum dan syringe pada disposal box.
11. Hand hygiene
12. Catat waktu (tanggal dan jam) dan lokasi penyuntikan pada rekam medis
13. Beri penjelasan kepada orangtua agar membawa kembali anak pada 48-72 jam setelah penyuntikan untuk pembacaan TST
Prosedur Uji Tuberkulin (TST)
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
PEMBACAAN TST
13. Metode palpasi: Palpasi/raba tepi lateral indurasi kemudian beri tanda dengan pena, atau
Metode ballpoint: Tentukan tepi lateral indurasi dengan menggunakan pena
14. Ukur diameter transversal indurasi dengan menggunakan pengaris transparan dalam millimeter
15. Catat hasil pembacaan pada buku rekam medis. Jika tidak tedapat indurasi catat sebagai 0 mm
Prosedur
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
• Periksa tanggal
kadaluarsa pada
vial dan pastikan
vial mengandung
tuberculin
• Siapkan jarum
suntik yang telah
mengandung
tuberculin 0,1 ml.
https://www.cdc.gov/tb/publications/posters/images/Mantoux_
wallchart.pdf 48
Injeksi Tuberkulin
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Pencatatan tindakan
Catat waktu (tanggal dan jam) serta lokasi
penyuntikkan pada rekam medis
Bevel jarum dapat terlihat di bawah Setelah injeksi, akan timbul wheal pada
permukaan kulir tempat suntikan
https://www.cdc.gov/tb/publications/posters/images/Mantoux_wallchart.pdf 49
Pembacaan Hasil TST
Inspeksi lokasi injeksi
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Tandai indurasi
Inspeksi dibawah pencahayaan yang baik
Eritema ((bagian kemerahan di kulit)- tidak diukur Gunakan ujung jari/pulpen sebagai penanda
indurasi
Indurasi – di ukur
https://www.cdc.gov/tb/publications/posters/images/Mantoux_wallchart.pdf 50
Mengapa terapi pencegahan
TBC perlu diberikan ?
❑ Identifikasi kontak
❑ Melakukan pemeriksaan
❑ Pemberian pengobatan
❑ Monitoring
Manfaat dari sudut pandang kesehatan masyarakat
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Pencegahan pada
Mengurangi risiko ODHIV memberikan
reaktivasi perlindungan lebih
5 tahun
Menghentikan
Menurunkan progresivitas
insiden TB penyakit menjadi
aktif
Apa kriteria pemberian TPT ?
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Interaksi dengan ARV Tidak ada Semua PIs, NVP/NNRTIs, TAF Semua PIs, NVP/hampir
semua NNRTIs
Pilihan Paduan TPT
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Anak terindikasi
TPT
Tersedia Tidak
RH 3 bulan INH 6 bulan HP 3 bulan
RH* tersedia RH
(*) Pasien ODHIV tidak direkomendasikan pemberian obat Rifampisin karena risiko
interaksi dengan anti retroviral, pilihan adalah INH 6 bulan
Tuberkulosis Resisten Obat
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
• Fluoroquinolon (moksifloksasin, levofloksasin) dengan atau tanpa obat lain (etambutol, etionamid), lama
6 bulan
• Rejimen disesuaikan dengan profile resistensi obat sumber penularan, pada pasien Pre-XDR/XDR TBC
• Dosis obat:
Laporkan
Isoniazid (H) Neuropati perifer (Angka kejadian < ∙ Berikan atau tingkatkan dosis piridoksin (B6)
0,2%)* ∙ Jika menetap atau berat, hentikan INH
Hepatotoksisitas (angka kejadian 2-6%)* ∙ Hentikan minum obat, tes fungsi hati; tunggu
sampai fungsi hati normal
∙ Obat diberikan sekuensial satu demi satu
setiap 2 hari sebelum menambah obat lain
(pada penggunaan panduan 3HP/3HR
Gangguan neuropsikiatri ∙ Verifikasi dosis obat, hentikan obat yang
diduga menjadi penyebab
∙ Jika gejala menetap, hentikan obat yang
paling mungkin jadi penyebab
∙ Jika gejala berat atau menetap hentikan obat
yang paling mungkin menjadi penyebab atau
mengurangi dosis (pada panduan 3HP/3HR)
*) Persentasi kejadian ESO diambil dari buku operasional WHO untuk TBC yang dikeluarkan Maret 2020, Bila terdapat gejala efek samping seperti di atas, maka:
• Obat sementara dihentikan dan lakukan tatalaksana efek samping.
• Jika reaksi efek samping obat berat segera diberikan perawatan suportif dan lakukan rujukan.
• Jika reaksi efek samping obat sedang/ringan, pastikan oleh tenaga kesehatan bahwa reaksi yang timbul akibat TPT, berikan perawatan suportif dan observasi
hingga reaksi obat menghilang. Jika reaksi akibat obat terus muncul lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ditambahkan disesuaikan gejala efek sampingnya.
Efek samping obat dan tatalaksana (Lanjutan)
Obat Efek Samping Tatalaksana
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Rifampisin Perubahan warna cairan tubuh seperti Beri konseling agar pasien tahu bahwa
(R) dan urin, keringat atau air mata perubahan warna cairan tubuh adalah hal
Rifapentine yang normal karena hasil ekskresi dari
(P) pengobatan dan tidak berbahaya
Pada saat awal pemberian TPT, lakukan KIE
mengenai hal ini
Hipersensitivitas seperti hipotensi, ∙ Hentikan minum obat
pingsan, takikardi, anafilaksis atau ∙ Berikan perawatan dukungan pada
bronkospasme. Reaksi ini sangat kondisi mendesak
jarang terjadi (Angka kejadian sekitar ∙ Melakukan rujukan untuk pemeriksaan
4%)* dan tatalaksana lanjut yang dibutuhkan
∙ Bronkodilator
∙ Steroid
*) Persentasi kejadian ESO diambil dari buku operasional WHO untuk TBC yang dikeluarkan Maret 2020, Bila terdapat gejala efek samping seperti di atas, maka:
• Obat sementara dihentikan dan lakukan tatalaksana efek samping.
• Jika reaksi efek samping obat berat segera diberikan perawatan suportif dan lakukan rujukan.
• Jika reaksi efek samping obat sedang/ringan, pastikan oleh tenaga kesehatan bahwa reaksi yang timbul akibat TPT, berikan perawatan suportif dan observasi
hingga reaksi obat menghilang. Jika reaksi akibat obat terus muncul lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ditambahkan disesuaikan gejala efek sampingnya.
Kepatuhan dan keteraturan minum obat
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Kriteria Definisi
Selesai pengobatan Pengobatan lengkap adalah bila telah menyelesaikan minimal 80%
rangkaian pengobatan pencegahan, kecuali untuk 3HP minimal
90%.
Putus berobat Dikatakan putus berobat apabila penerima TPT tidak minum obat
TPT selama minimal 1 bulan berturut-turut.
Gagal pengobatan Dikatakan gagal pengobatan apabila penerima TPT menjadi sakit
TBC.
Meninggal Penerima TPT yang meninggal sebelum menyelesaikan TPT
dengan sebab apapun.
Tidak dievaluasi Penerima TPT yang tidak diketahui hasil akhir terapinya, baik
karena penderita memang berhenti datang atau bila pasien pindah
ke fasyankes lain dimana hasilnya tidak diinformasikan kepada
fasyankes pengirim.
Pengobatan lengkap
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
6H: 180 dosis selama 6 bulan atau minimal 144 dosis selama 239 hari
3 HP: 12 dosis selama 3 bulan atau minimal 11 dosis selama 120 hari
3 HR: 90 dosis selama 3 bulan atau minimal 72 dosis selama 120 hari
1 HP: 30 dosis selama 1 bulan atau minimal 24 dosis selama 40 hari
Monitoring efek samping obat (MESO)
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
MESO adalah evaluasi aktif dan sistematik klinis dan laboratorium pasien
yang sedang mendapatkan suatu terapi.