RUMAH TINGGAL
DAN WARUNG
SAYUR
185246020
NO: LAP/185-246-020/DDPA.1/2021
Alamat Wajib Pajak : Jl. Graha Bukit Raya 1 Blok ENomer 18,
Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimush shaalihat, Segala puji bagi Allah yang
dengan kenikmatan-Nya menjadi sempurna segala amal saleh.. Segala puji hanya
layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan Penilaian
Aset Fisik Lahan dan Bangunan ini.
Properti merupakan salah satu bentuk usaha yang menjanjikan. Hal ini didasarkan
pada semakin tingginya permintaan akan rumah tinggal, apartemen, hotel maupun
tempat usaha, namun lahan yang tersedia terbatas. Dengan lahan terbatas sedangkan
permintaan selalu meningkat, maka usaha dalam bidang properti cukup diminati
banyak pihak.
Mata kuliah penilaian aset ini, akan membantu berbagai pihak yang
membutuhkan kepastian mengenai nilai property yang dimiliki untuk berbagai
keperluan. Dalam proyek mata kuliah ini saya bekerja sama dengan Rumah tinggal
dan Warung sayur milik Bapak Ebon Subana untuk dijadikan objek dalam proyek
saya. Diharapkan dalam proyek ini saya dapat membantu Bapak Ebon Subana
untuk mengetahui nilai aset yang dimilikinya.
Terdapat beberapa aspek yang saya kaji untuk mengetahui nilai aset dari
suatu properti. Mulai dari identifikasi property sampai melakukan inspeksi. Nilai
yang dikaji benar-benar objektif dan sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi
dilingkungan sekitar.
I. PRINSIP PENILAIAN
1.1 Objek Penilaian Aset Fisik
Property lahan dan bangunan milik Ebon Subana berlokasi di Kabupaten
Bandung Barat.
Nama Objek
1. : Rumah dan toko sayur Mang Ipin
Penelitian/Aset
Perumahan Griya Bukit Raya 1 E3 Nomer
2. Alamat : 18, Desa Cilame Kec. Ngamprah,
Kabupaten Bandung Barat, 40552.
3. Pengunaan : Rumah dan toko sayur Mang Ipin
Kondisi Objek
4. : Aset Objek Penilaian
Penelitian/Aset
Kondisi Toko
a. Kondisi Bangunan baik, bersih, dan terawat namun
terdapat cat genteng sudah pudar.
b. Kondisi warna cat hijau pada masih bagus dan tidak
pudar.
c. Kondisi bagian toko sayur tertata rapi.
Kondisi Rumah
a. Kondisi dalam baik, terawat, dan bersih
b. Kondisi Toilet baik, terawat, bersih, tidak berbau dan
tidak kotor
a. Luas Lahan 91 m2
5. Ukuran : b. Luas Toko 28 m2
c. Luas bangunan 91 m2
a. Secara Legal
Objek memiliki legalitas yang jelas yang dilengkapi dengan Surat Hak atas
Tanah dan Dokumen Izin Mendirikan Bangunan yang sudah disahkan oleh
kantor pertanahan. Selain itu, objek ini juga sudah sesuai dengan Rencana
dalam pengembangan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2
Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2009-2029, Desa Cilame,
Kecamatan Ngamprah akan dijadikan Zona Agroindustri, dimana di Desa
Cilame Kecamatan Ngamprah merupakan zona untuk dibangun kawasan
hunian dan dapat dibangun untuk kawasan perdagangan/jasa.
b. Secara Fisik
Secara fisik, lahan dan bangunan layak untuk dijadikan tempat hunian dan
sampai saat ini masih dalam kondisi baik, meskipun beberapa komponen
bangunan sudah memerlukan perbaikan. Bangunan rumah ini juga secara fisik
sudah sesuai dengan tipe rumah dikawasan objek, sehingga tidak menyalahi
aturan dan tidak akan menimbulkan hal yang bersifat tidak wajar.
c. Secara Pemasaran
Secara pemasaran, objek penilaian bersifat marketable dimana lokasi objek
berupa di kawasan yang dekat dengan pemukiman, sehingga permintaan
kebutuhan akan hunian di kawasan tersebut cukup tinggi.
d. Secara Keuangan
Secara keuangan, pemanfaatan objek yang dilakukan dapat memberikan
keuntungan maksimal dan akan berkontribusi terhadap nilai properti.
Pemilik objek property dengan membuka warung sayur mempunyai
pendapatan bersih rata-rata 20 sampai 25 juta.
e. Memaksimalkan keuntungan
Tabel Netto Penjualan (pendapatan dipotong dengan pengeluaran
operasional. Dengan timeline bulan Maret – Juni 2021, maka dilihat dari
tabel dibawah ini:
Tabel 1. Pendapatan Tahun 2021
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
Penyusutan = 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 × 100%
Diketahui bahwa bangunan berdiri sejak tahun 2001 dan umur ekonomis
bangunan diperkirakan mencapai 30 tahun. Pada property ini, penilai
memperkirakan bahwa umur efektif dari bangunan adala 20 tahun
sehingga penyusutan dapat diketahui dengan perhitungan sebagai
berikut:
20
Penyusutan = 30 × 100% = 66,67%
Jaringan Telekomunikasi
Sarana
Transportasi Umum
Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan berjarak 200 meter dari objek penelitian
terdapat pada gambar 10, Jalan Raya Ciloa, Kecamatan
Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
B. Data Properti
DATA PROPERTI
a. Alamat Properti Perumahan Griya Bukit Raya 1 E3 Nomer 18, Desa
Cilame Kec. Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat,
40552.
b. Tipe Properti Real Properti (Rumah dan Warung sayur)
c. Aksesibilitas Aksesibilitas menuju lokasi dikatakan mudah, karena
lokasi berada dekat dengan pusat kabupaten, pusat
komersial seperti perkantoran pemerintahan serta sektor
perdagangan dan jasa. Selain itu, lokasi objek juga dekat
dengan jalan raya dan jalan arteri primer. Sehingga hal
tersebut membuat akses kendaraan dan adanya
transportasi umum yang dapat digunakan untuk
menjangkau lokasi objek.
Materia Jalan
Drainase
Telfon : -
Wifi : Indihome
Gambar 24. Instalasi WiFi
C. Data Tanah
DATA TANAH
a. Hak Tanah Hak Milik
b. No.Sertifikat
D. Data Bangunan
DATA BANGUNAN
a. No. Izin Mendirikan Dirahasiakan
Bangunan
Tanggal -
b. No. Izin -
Pembangunan
Bangunan
Tanggal -
c. Dibangun tahun 2001
d. Renovasi terahir 2012
tahun
e. Umur Efektif 20
f. Luas Bangunan sesuai 91 m2
fisik
g. Luas Bangunan sesuai 45
IMB
h. Luas Tapak 91
Terbangun
i. Dihuni tahun 2001
j. Jenis Bangunan Permanen
k. Penggunaan Saat ini Penggunaan saat ini digunakan sebagai tempat
hunian dan dimanfaatkan sebagai tempat
usaha berupa warung sayur
l. Struktur Bangunan
Konstruksi Bangunan Kontruksi Bangunan Permanen dengan
kondisi Bangunan Baik
Jumlah lantai 1 lantai
Pondasi Pondasi dalam Batu Kali
Konstruksi Atap Kuda-kuda kayu Genteng beton cetak
m. Material yang
digunakan
Dinding Bata merah dengan finishing plesteran,acian
dan pengecatan
Partisi Bata merah, plesteran, aci, kayu triplek dan
cat.
Pintu Kayu
Jendela Kayu
Gambar 32. Jendela Kayu
No Tlp 089656260242
Alamat E-mail ebonsubana.05@gmail.com
Illegal
Berikut ini adalah data bangunan Rumah tinggal dan usaha toko sayur Mang
Ipin:
Data Bangunan
a. No. Izin Mendirikan : -
Bangunan
Tanggal : -
b. No. Izin : -
Pembangunan
Bangunan
Tanggal : -
l. Struktur Bangunan
• Kondisi : Bangunan Permanen
Bangunan
m. Material yang
Digunakan
• Dinding : Bata merah yang sudah dilakukan proses
plesteran, acian dan pengecetan.
• Lantai : Keramik
Gambar 7. Pintu
• Langit-langit : GRC
• Tangga : -
Perlengkapan Dapur :
Kompor gas, alat masak dll
V. Dasar Nilai
“Nilai pasar adalah estimasi sejumlah uang yang sapat diperoleh dari
hasil penukaran suatu aset atau kewajiban pada tanggal penilaian, antara
pembeli yang berminat membeli dengan penjual yang berniat menjual,
dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara
layak, dimana kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar
pemahaman yang dimilikinya, kehati-hatian, dan tanpa paksaan.” (SPI
0.5.39.1).
Ebon Subana
Rudi Aprianto Kurniawan, S.ST., MT., MAPPI
(Cert)
2. Data Lingkungan
Data lingkungan yang dimaksud adalah data lingkungan di lokasi objek
properti yang dinilai meliputi gambaran karakteristik dari lingkungan lokasi
properti, adapun hal tersebut meliputi :
DAERAH SEKITAR
Data Lingkungan
h. Karakteristik
i. Lokasi : Kota Pedesaan Kawasan Industri Resor
j. Kepadatan : Padat Sedang Baru Dikembangkan
Pengembangan Daerah Desa Cilame Kec. Ngamprah termasuk daerah yang
tingkat kepadatannya tinggi, hanya terdapat beberapa lahan
kosong yang tidak cukup luas. Di daerah ini lahan kosong
telah dibangun untuk perumahan dan pertokoan.
k. Pertumbuhan : Cepat Sedang Lambat
l. Infrastruktur : Prasarana
Jaringan Jalan
Jaringan Telekomunikasi
Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan berjarak 200 meter dari objek penelitian
terdapat pada gambar 10, Jalan Raya Ciloa, Kecamatan
Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Gambar 44. Klinik Salsabila
Rumah Ibadah
Sarana ibadah berupa Mesjid berjarak 50 meter dari objek
penelitian terdapat pada gambar 16.
3. Data Properti
Data Properti yang dimaksud yaitu meliputi data umum properti seperti lokasi
properti, aksesibilitas dan fasilitas yang tersedia pada lingkungan dimana objek
properti berada. Adapun lebih rincinya, data inspeksi terhadap properti tersebut
meliputi :
DATA PROPERTI
m. Alamat Properti Perumahan Griya Bukit Raya 1 E3 Nomer 18, Desa
Cilame Kec. Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat,
40552.
Materia Jalan
Drainase
Penerangan
Telfon : -
Wifi : Indihome
4. Data Tanah
Deskripsi mengenai tanah yang dimaksud menjelaskan mengenai keadaan fisik
tanah beserta dokumen atau aspek legal dari tanah objek properti yang dinilai
yang meliputi:
DATA TANAH
a. Hak Tanah Hak Milik
b. No.Sertifikat
5. Data Bangunan
Data bangunan yang diperlukan sesuai dengan pengisian form inspeksi sesuai
standar dan ketentuan MAPPI melingkupi deskripsi terhadap bangunan dalam
hal ini yang meliputi :
DATA BANGUNAN
q. No. Izin Mendirikan Dirahasiakan
Bangunan
Tanggal -
r. No. Izin -
Pembangunan
Bangunan
Tanggal -
s. Dibangun tahun 2001
t. Renovasi terahir 2012
tahun
u. Umur Efektif 20
v. Luas Bangunan sesuai 91 m2
fisik
w. Luas Bangunan sesuai 45
IMB
x. Luas Tapak 91
Terbangun
y. Dihuni tahun 2001
z. Jenis Bangunan Permanen
aa. Penggunaan Saat ini Penggunaan saat ini digunakan sebagai tempat
hunian dan dimanfaatkan sebagai tempat
usaha berupa warung sayur
bb. Struktur Bangunan
Konstruksi Bangunan Kontruksi Bangunan Permanen dengan
kondisi Bangunan Baik
Jumlah lantai 1 lantai
Pondasi Pondasi dalam Batu Kali
Konstruksi Atap Kuda-kuda kayu Genteng beton cetak
cc. Material yang
digunakan
Dinding Bata merah dengan finishing plesteran,acian
dan pengecatan
Partisi Bata merah, plesteran, aci, kayu triplek dan
cat.
Pintu Kayu
Jendela Kayu
Gambar 65. Jendela Kayu
7. Data Pembanding
Penilaian pada objek penilaian diperlukan minimal 3 data pembanding.
Pemilihan data pembanding disesuaikan dengan karakteristik objek penilaian.
Berikut 3 data pembanding Rumah Kos Ibu Sumiyati:
A. Pembanding 1
Tabel 17. Data Pembanding 1
a. Jenis Properti Tanah Kosong
b. Gambar
I.
II. PENDEKATAN PENILAIAN
Pendekatan Penilaian merupakan landasan proses penilaian dilengkapi dengan
metode penilaian dari masing-masing pendekatan yang digunakan (SPI, 2018). Tiga
pendekatan yang dijelaskan dan didefinisikan dalam KPUP merupakan pendekatan
utama yang digunakan dalam proses penilaian, yakni Pendekatan Pasar, Pendekatan
Pendapatan dan Pendekatan Biaya.
Satu atau lebih dari pendekatan penilaian dapat digunakan untuk proses
penilaian yang ditetapkan oleh Dasar Nilai yang sesuai. Semua pendekatan tersebut
didasarkan pada prinsip ekonomi atas keseimbangan harga, antisipasi manfaat atau
substitusi. Penilaian yang dilakukan pada properti rumah tinggal dan warung sayur
Bapak Ebon Subana dilakukan dengan menerapkan tiga macam pendekatan, yaitu
pendekatan pasar, pendekatan biaya, dan pendekatan pendapatan. Berikut
merupakan penjelasan pendekatan penilaian rumah tinggal dan warung sayur Bapak
Ebon Subana.
A. Pendekatan Pasar
Pendekatan Pasar menghasilkan indikasi nilai dengan cara membandingkan aset
yang dinilai dengan aset yang identik atau sebanding, dimana informasi harga
transaksi atau penawaran tersedia (SPI, 2018).
Dalam Pendekatan ini, penentuan nilai properti berdasarkan perbandingan atas
analisis transaksi, penawaran dan permintaan properti sejenis yang berada di sekitar
lokasi dengan memperhatikan faktor perbandingan seperti lokasi, jenis dokumen
kepemilikan, kondisi pembiayaan, kondisi transaksi, karakteristik fisik properti,
karakteristik ekonomi dan penggunaan.
Terdapat beberapa langkah dalam enghitung pendekatan data pasar:
1. Pengumpulan dan Verifikasi Data untuk dijadikan data pembanding
2. Seleksi data dan perbandingan data, serta menentukan faktor-faktor
penyesuaian (lokasi, fisik dan lain-lain)
3. Melakukan adjustment (penyesuaian) data pembanding terhadap properti
subjek dengan menggunakan faktor penyesuaian diatas.
4. Rekonsiliasi Nilai hasil penyesuaian untuk mendapatkan indikasi nilai
properti. Nilai Properti = Harga pasar properti pembanding ± adjustment
Selain itu, terdapat juga beberapa poin penting dalam pendekatan pasar:
1. Penggunaan properti pembanding dengan objek penelitian
2. Adjustments atau penyesuaian
3. Analisis data pembanding
4. Unsur – unsur pembanding
5. Dapat digunakan untuk semua properti
6. Data cukup tersedia dan dapat dipercaya
7. Transaksi wajar
8. Tidak ada paksaan
Dalam menggunakan metode pendekatan pasar juga perlu memperhatikan dua
hal, yakni unsur pembanding dan penyesuaian. Pertama, unsur pembanding
merupakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan nilai pasar antara
properti yang satu dengan yang lain. Tanah terdiri dari lokasi, luas tanah, jenis
tanah, kepemilikan, posisi tanah, frontage, harga penawaran dan penjualan, waktu
penawaran dan penjualan, aksesibilitas, bentuk, kontur, zoning, elevasi, dan lebar
jalan. Sedangkan untuk mesin dan perlatan terdiri dari merek, kapasitas, aksesoris,
tahun pembuatan/perakitan, harga penawaran dan penjualan, waktu penawaran dan
penjualan, bodi, kondisi mesin dan kepemilikan.
Kedua, penyesuaian dilakukan untuk memperkecil perbedaan-perbedaan yang
ada pada data pembanding dengan properti yang dinilai. Prinsipnya adalah
menambahkan kekurangan yang ada pada properti pembanding dan mengurangkan
kelebihan yang ada. Terdapat empat teknik adjustment yaitu teknik tambah kurang,
penyesuaian biaya, market adjustment grid, dan teknik berpasangan.
Pendekatan pasar yang diterapkan pada properti Rumah Tinggal dan Kos Ibu
Sumiyati bertujuan untuk mengetahui nilai pasar atas lahan pada objek properti.
Untuk dapat menerapkan pendekatan ini, penerapan pendekatan pasar ini
menggunakan tiga data pembanding pada hasil inspeksi.
Dalam penerapan pendekatan pasar ini perlu dilakukan penyesuaian. Pada
penilaian ini penilai menyesuaikan pembanding dengan objek berdasarkan aspek
lokasi, luas tanah, bentuk tanah, topografi, lebar jalan, posisi tanah, dokumen tanah,
elevasi, zoning, aksesibilitas, dan diskon. Sedangkan untuk besar bobot
penyesuaian pada setiap aspek tersebut, penilai menggunakan asumsi berdasarkan
tinggi atau rendahnya pengaruh terhadap properti. Berikut merupakan asumsi bobot
penyesuaian pada penerapan pendekatan pasar ini.
Tabel. 1 Asumsi Bobot Penyesuaian
UNSUR PEMBANDING KETERANGAN BOBOT (%)
Diskon 2%
Lokasi Jalan Raya (10 m) 0%
Jalan Kecil 5%
Luas Tanah 100-499 0%
500-999 3%
>1000 6%
Bentuk Tanah Persegi Panjang/Persegi 0%
Tidak Beraturan 2%
Kontur Tanah/Topografi Baik (Rata) 0%
Sedang (Sedikit Bergelombang) 2%
Buruk (Sangat Bergelombang) 4%
Lebar Jalan Jalan Raya (10 m) 3%
Jalan Penghubung 0%
Posisi Tanah Standar 0%
Hook 5%
Dokumen Tanah SHM 8%
HGB 0%
Elevasi Tinggi 0%
Sedang 2%
Rendah 2%
Zoning Sesuai 0%
Tidak Sesuai 8%
Aksesibilitas Baik 0%
Sedang 2%
Buruk 4%
Adapaun perhitungan penerapan pendekatan pasar pada proerti Rumah Tinggal dan
Kos Ibu Sumiyari dilihat pada Tabel 6.2.
Tabel. 2 Perhitungan Pendekatan Pasar
Harga setelah penyesuaian (indikasi nilai property yang dinilai) 5.911.597 3.368.962 5.561.575
Bobot rekonsiliasi 75,38% 67,93% -43,32%
Rp -Rp Rp
Bobot x harga setelah penyesuaian 4.456.317 2.288.618 2.408.999
Nilai pasar/m2 Rp 4.335.936
Nilai pasar tanah aset Rp 394.570.138
Kemudian perhitungan bobot rekonsiliasi nilai dalam pendekatan pasar dapat dilihat pada Tabel. 19
Tabel. 19 Perhitungan Bobot Rekonsiliasi
Keterangan Data 1 Data 2 Data 3 Jumlah
Total Penyesuaian
43.950 31.050 (161.575) -86.575
Persentase Perbedaan -50,77% -35,86% 186,63% 100%
Persentase Persamaan 150,77% 135,86% -86,63% 200%
Persentase Bobot 75,38% 67,93% -43,32% 100%
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan pasar didapat nilai pasar tanah penilaian
rumah tinggal dan warung sayur Bapak Ebon Subana adalah sebesar Rp 394.570.138 atau Rp 4.335.936 /m2
B. Pendekatan Biaya
Pendekatan biaya menghasilkan indikasi nilai dengan menggunakan prinsip
ekonomi, dimana pembeli tidak akan membayar suatu aset lebih daripada biaya
untuk memperoleh aset dengan gunaan yang sama atau setara, pada saat pembelian
atau konstruksi (SPI, 2018). Pendekatan penilaian yang menggunakan biaya
reproduksi atau biaya pengganti (RCN) sebagai dasar untuk mengestimasi nilai
pasar obyek penilaian.
Pendekatan ini sesuai digunakan untuk mengestimasi nilai properti yang memiliki
karakteristik khusus sehingga jarang atau tidak ditransaksikan di pasar. Pendekatan
ini juga mempertimbangkan kemungkinan bahwa sebagai substitusi dari pembelian
properti, seseorang dapat membuat properti yang lebih baik berupa replika dari
properti asli atau substitusinya yang memberikan kegunaan yang sebanding.
Pendekatan biaya ini bertujuan untuk mengetahui biaya reproduksi atau biaya
penggantian. Biaya Reproduksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
replika bangunan dengan material, standar konstruksi yang sama, dan kualitas
pekerja yang sama, dengan mempertimbangkan segala kekurangan/kelebihan dan
tingkat keusangan. Sedangkan Biaya Penggantian adalah keseluruhan biaya
bangunan pengganti dengan kegunaan, ukuran, dan desain yang sama, dengan
menggunakan material, standar dan tata letak sekarang atau terkini.
Nilai OP = Indikasi Nilai Tanah + Indikasi Nilai Bangunan
Indikasi Nilai Bangunan = Biaya Reproduksi – Penyusutan
Dalam menaksir biaya tersebut, terdapat empat metode yang dapat digunakan oleh
seorang penilai. Empat metode penaksiran biaya tersebut yaitu:
1. Metode Survei Kuantitas
Metode perhitungan biaya dengan acuan pada daftar kuantitas dan
spesifikasi yang berisi semua jenis pekerjaan secara terperinci dan seluruh
komponen bangunan yang harus dikerjakan pada obyek bangunan tersebut
dihitung secara terperinci per item aktivitas.
2. Metode Unit Terpasang
Metode perhitungan biaya yang didasarkan pada perhitungan persatuan
pekerjaan/komponen bangunan yang dipaketkan dalam 1 (satu) kesatuan
unit pekerjaan.
3. Metode Meter Persegi
Metode perhitungan biaya yang didasarkan pada biaya membangun di
waktu lampau kemudian diterapkan pada masa kini dengan beberapa
penyesuaian terhadap beberapa komponen bangunan.
MIP = Indeks Biaya Saat Ini : Indeks Biaya Lampau x Biaya Pengganti Baru
Terdapat beberapa tahap dalam menerapkanpendekatan biaya yaitu:
1. Mengestimasi nilai tanah sebagai tanah kosong (HBU) dengan
menggunakan perbandingan data pasar
2. Menentukan Nilai Bangunan baru (RCN)
3. Menghitung depresiasi/penyusutan atas bangunan tersebut baik penyusutan
fisik, kemunduran fungsi dan kemunduran ekonomis
4. Mengurangi Nilai bangunan baru dengan depresiasi, sehingga diperoleh
nilai bangunan terdepresiasi.
5. Menjumlahkan nilai tanah dan nilai bangunan
Nilai Properti = Nilai Tanah + Nilai Bangunan Terdepresiasi
Dalam praktiknya, pendekatan biaya juga melibatkan estimasi depresiasi untuk
properti yang lebih tua dan/atau memiliki keusangan fungsi, dimana estimasi biaya
baru secara tidak wajar melampaui harga yang mungkin dibayarkan untuk properti
yang dinilai.
Penyusutan pada bangunan terbagi menjadi tiga jenis penyusutan, yaitu
penyusutan fisik, penyusutan fungsional, dan penyusutan eksternal (ekonomi).
Penyusutan fisik merupakan nilai yang hilang yang disebabkan oleh karena
penggunaan bangunan dan pengaruh dari alam. Kemudian penyusutan fungsional
merupakan penyusutan akibat penurunan fungsi kegunaan bangunan dengan
kriteria tingkat efisiensi kepuasan keinginan, dan kebutuhan pasar. Sedangkan
penyusutan eksternal merupakan nilai yang hilang yang disebabkan oleh pengaruh
dari luar properti. Ada dua kategori sumber, yaitu kemunduran lokasi yang
disebabkan oleh lingkungan di sekitar properti subjek (contoh polusi dan
kebisingan) dan kemunduran ekonomi yang disebabkan kondisi ekonomi (contoh
kenaikan tingkat bunga, kelebihan penawaran jenis properti tertentu).
Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi penyusutan, yaitu:
1. Metode Umur Hidup
Rasio perbandingan antara umur efektif properti subjek dengan total umur
ekonomis properti pembanding terhadap total biaya
pembuatan/penggantian baru.
2. Metode Umur Ekonomis dengan Modifikasi
Dilakukan dengan memisahkan antara penyusutan yang dapat diperbaiki
(curable) dan yang tidak dapat diperbaiki (incurable).
3. Metode Terinci (Breakdown Method)
Metode perhitungan yang menyeluruh & detail dengan melakukan kalkulasi
terhadap komponen-komponen bangunan secara terinci.
Penerapan pendekatan biaya pada penilaian properti Rumah Tinggal dan Kos Ibu
Sumiyati ini bertujuan untuk mengetahui biaya penggantian bangunan rumah kos.
Pada pendekatan biaya ini Penilai menggunakan metode unit terpasang dan
mengacu pada Biaya Teknis Bangunan (BTB) Kabupaten Bandung Barat Tahun
2021 yang dikeluarkan oleh MAPPI. Berikut merupakan BTB Kabupaten Bandund
Barat Tahun 2021 untuk properti rumah tinggal sederhana 2 lantai.
Tabel. 20 Perhitungan Pendekatan Biaya
RUMAH TINGGAL SEDERHANA 1 LANTAI
A. Biaya Langsung
Pondasi Rp 593,175
Struktur Rp 1,143,057
Rangka Atap Rp 128,294
Penutup Atap Rp 162,584
Plafon Rp 166,017
Dinding Rp 643,697
Pintun dan Jendela Rp 291,526
Lantai Rp 314,627
Utilitas Rp 181,555
Total Biaya Langsung Rp 3,624,532
B. Biaya Tidak Langsung
Profesional Fee Rp 108,736
Biaya Perijinan Rp 54,368
Keuntungan Kontraktor Rp 362,453
Total Biaya Tidak Langsung Rp 525,557
Total Biaya Pembangunan Baru (A+B) Rp 4,150,089
PPN 10% Rp 415,009
Total Biaya Pembangunan Baru Setelah
PPN Rp 4,565,098
PEMBULATAN Rp 3,205,000
Biaya Pengganti Baru Rp 512,800,000
Umur efektif 6
Umur ekonomis 20
Depresiasi Rp 153,840,000
Nilai Bangunan Rp 358,960,000
Nilai Tanah Rp 417,971,119
Indikasi Nilai Properti Rp 776,931,119
3. Metode Penjualan
Metode penjumlahan menentukan tingkat kapitalisasi yang aman bagi
investasi, yaitu dengan menambah atau menguranginya dari tarif dasar yang
berlaku pada tingkat bunga yang pantas untuk properti tertentu. Setidaknya terdapat
enam karakteristik yang dapat dipertimbangkan dalam mengevaluasi suatu properti:
a. Reliability of net income/ ketidakpastian ( + Resiko)
b. Problems of liquidity/ likuiditas (+ Resiko)
c. Burden of management (+ Resiko)
d. Probability of Increase in Value/ apresiasi (- Resiko)
e. Tax Benefit/ pajak kecil (- Resiko)
f. Hypothecation/ mudah diagunkan (- Resiko)
Sekanjutnya yaitu teknik kapitalisasi yang terbagi menjadi tiga:
1. Teknik Penyidaan Properti
Teknik penyisaan properti merupakan metode yang sangat mudah dan
langsung dapat digunakan untuk mengkapitalisasi pendapatan bersih dari
properti yang akan dinilai.
2. Teknik Penyisaan Bangunan
Teknik penyisaan bangunan digunakan bila nilai tanah diketahui dan nilai
bangunan belum diketahui. Teknik ini mengalokasikan pendapatan bersih
properti menjadi pendapatan bersih tanah serta pendapatan bersih bangunan
dan perlengkapannya.
3. Teknik Penyisaan Tanah
Teknik penyisaan tanah digunakan bila nilai bangunan diketahui dan nilai
tanah tidak diketahui. Teknik ini dapat digunakan bila didukung oleh data
perkiraan nilai bangunan.
Pendekatan kapiralisasi ini diterapkan pada objek properti rumah tinggal dan
warung sayur mang Ipin. Untuk menghitung tangkat kapitalisasi, penilai
menggunakan metode perbandingan data jual properti. Sedangkan teknik
kapitalisasinya, menggunakan teknik penyisaan properti sehingga nilai dapat
diperoleh. Berikut tincian perhitungannya.
Tabel 6.5 Perhitungan Pendekatan Pendapatan
Nilai Rp 619,852,898
Potensi Pendapatan Kotor Rp 108,000,000
Kerugian sayur tidak laku Rp 10,800,000
Pendapatan Kotor Efektif Rp 97,200,000
Biaya Operasional Rp 5,270,000
Pendapatan Bersih Rp 91,930,000
Tingkat Pengembalian Tahunan 5% Rp 25,640,000
Pendapatan Bersih Setelah Pengembalian Rp 66,290,000
Data Pembanding Properti yang Terjual Rp 525.000.000
Tingkat Kapitalisasi 15%
1. Pendapatn Bersih
Pendapatan objek berasal dari hasil penjualan sayur diakumulasikan secara
keseluruhan pendapatannya sebesar Rp. 108.000.000. Terdapat biaya
operasional dengan akumulasi dalam setahun sebesar Rp5.270.000.
Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung pendapatan bersih tahunan rumah
tinggal dan warung sayur mang Ipin.
2. Tingkat Pengembalian Tahunan
Tingkat Pengembalian Tahunan dihitung dengan membagi 100% dengan umur
ekonomi bangunan dan perlengkapannya.
100%
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠
100%
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =
20
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = 5%
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = 5% 𝑥 91.930.000
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = 4.596.500
3. Tingkat Kapitalisasi
Untuk menghitung tingkat kapitalisasi dengan metode perbandingan data
sewa dan jual, maka dibutuhkan data pasar untuk properti sebanding. Berdasarkan
hasil perhitungan nilai pasar nilai yang mendekati dengan hasil nilai pasar objek
adalah pembanding 1 dengan nilai Rp 525.000.000 . Kemudian pendapatan bersih
setelah pengembalian adalah sebesar Rp66,290,000 Maka penghitungan tingkat
kapitalisasi sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑗𝑢𝑎𝑙
66.290.000
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 =
525.000.000
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 = 12%
4. Nilai Properti
Setelah pendapatan bersih tahunan dan tingkat kapitalisasi diketahui, tahap
terakhir yaitu menghitung nilai properti. Nilai properti didapat dari pembagian
antara pendapatan bersih tahunan dengan tingkat kapitalisasi. Berikut merupakan
penghitungannya.
12.900.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 =
12%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 = Rp. 107.500.00
III. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Penilaian dilakukan pada objek properti rumah tinggal dan warung sayur mang Ipin
terhitung mulai tanggal 18 Maret s.d. 22 Desember 2021. Nilai Pasar Obyek Penilaian
adalah nilai pada tanggal penilaian tersebut; sesuai dengan fakta, kondisi pasar saat itu,
pendapat profesional, asumsi dan kondisi pembatas yang dinyatakan berikut ini.
a. Penilaian terhadap lahan Objek Penilaian dilakukan dengan menggunakan
Pendekatan Pasar. Objek Penilaian dibandingkan dengan Tiga Data Pembanding
yang kemudian dilakukan penyesuaian. Nilai Pasar lahan rumah tinggal dan
warung sayur mang Ipin dinyatakan sebesar:
Rp 394.570.138 (Tiga ratus sembilan puluh empat juta lima ratus tujuh puluh
ribu seratus tiga puluh delapan rupiah)
b. Penilaian terhadap bangunan Objek Penilaian dilakukan menggunakan
Pendekatan Biaya dengan metode Unit Terpasang. Dalam menghitung
depresiasi Objek Penilaian, Penilai menggunakan pendekatan metode Umur
Hidup. Nilai Pasar bangunan rumah tinggal dan warung sayur mang Ipin
dinyatakan sebesar:
Rp. 495.813.500 (Empat ratus sembilan puluh lima juta delapan ratus tiga
belas ribu lima ratus rupiah).
c. Penilaian terhadap properti rumah tinggal dan warung sayur mang Ipin
dilakukan menggunakan Pendekatan Pendapatan dengan metode Perbandingan
Data Jual dan Sewa dan teknik Penyisaan Properti. Nilai Pasar properti Rumah
rumah tinggal dan warung sayur mang Ipin dinyatakan sebesar:
Rp. 107.500.000 ( Seratus tujuh juta lima ratus ribu rupiah).
2. Saran
Dibuat pedoman penulisan laporan sebagai acuan dalam proses penyusunan
laporan selanjutnya agar lebih terstruktur, rapi, dan selaras.
RUDI APRIANTO KURNIAWAN AND PARTNER
Perm. Griya Bandung Asri F8 No. 18, Kelurahan Ciganitri, Kecamatan Cipagalo, Kabupaten
Bandung 40134.
DAFTAR PUSTAKA
MAPPI. 2018. Kode Etik Penilai Indonesia & Standar Penilaian Indonesia. Jakarta:
MAPPI
MAPPI. 2013. Kode Etik Penilai Indonesia & Standar Penilaian Indonesia. Jakarta:
MAPPI
MAPPI. 2015. Kode Etik Penilai Indonesia & Standar Penilaian Indonesia. Jakarta:
1 Page
LAMPIRAN
a. Gambar lokasi
Perm. Griya Bandung Asri F8 No. 18, Kelurahan Ciganitri, Kecamatan Cipagalo, Kabupaten
Bandung 40134.
b. Gambar Properti
Tampak dalam warung sayur Objek penilian rumah tinggal dan warung mang Ipin
1 Page
RUDI APRIANTO KURNIAWAN AND PARTNER
Perm. Griya Bandung Asri F8 No. 18, Kelurahan Ciganitri, Kecamatan Cipagalo, Kabupaten
Bandung 40134.