Anda di halaman 1dari 97

Rangkuman Materi Manajemen

Industri
Pertemuan 1.
Manajemen Industri
Pengertian • Pengertian manajemen industri secara
umum adalah suatu upaya pengaturan ulang
Manajemen yang dilakukan oleh sebuah industri dalam
mencapai tujuan usahanya secara lebih
Industri efektif dan juga lebih efisien.
Tingkatan Manajemen Industri
Tingkat Manajemen Vertikal
• Manajemen Puncak
• Manajemen Menengah
• Manajemen Bawah
Tingkat Manajemen Secara Horizontal
• Administrasi
• Akuntan
• Keuangan
• Personalia
• Produksi
• Litbang
Fungsi Manajemen Industri

Planning Organizing

Leading Control
Pertemuan 2.
Autoconz
AUTOCONZ
Autoconz berkomitmen untuk mengembangkan 3D printing untuk mesin konstruksi yang dapat
dimanfaatkan secara luas di tingkat nasional dan internasional. Tujuan kami adalah
memberikan solusi konstruksi yang efektif dan efisien kepada masyarakat dengan
menerapkan pencetakan 3D untuk konstruksi dan digitalisasi.

 Visi

Menjadi pemimpin/leader 3D print untuk konstruksi di Indonesia pada tahun 2025

 Misi

Mengembangkan mesin cetak 3D untuk konstruksi dan merevitalisasi konstruksi melalui digitalisasi

 Didirikan : 2018

 Alamat : Jalan Imogiri Barat Wojo Bangunharjo Kecamatan Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188, ID
Autoconz merupakan perusahaan teknologi konstruksi yang saat ini mengembangkan teknologi 3D printing untuk konstruksi
yang dipimpin oleh Raja Rizqi selaku CEO Autoconz yang saat ini berlokasi di Yogyakarta. Sebagai perusahaan teknologi
konstruksi, Autoconz telah mengembangkan sendiri teknologi 3D printing construction berupa mesin, material, dan software
secara in house yang juga dibantu oleh sister company dari UMG Idealab. Autoconz memiliki tujuan untuk menyediakan
produk dan jasa konstruksi yang dapat diakses oleh orang banyak, sehingga semua orang berkesempatan memiliki tempat
tinggal dengan infrastruktur yang layak.
PROJECT AUTOCONZ
PROSES BISNIS
1. Menyiapkan material dan file design
2. Memastikan mesin 3DCP siap digunakan untuk proses
pengeprintan.
3. Rumah 3D Printing yang sudah siap digunakan.
KEUNIKAN AUTOCONZ
Berbasis 3D Printing
Perusahaan yang bergerak pada konstruksi yang menggunakan teknologi berbasisi 3D printing. Pencetakan 3D untuk konstruksi dapat memberikan
solusi dengan memberikan konstruksi yang efektif dan efisien dengan mengurangi jumlah pekerja, jumlah material, dan waktu yang dibutuhkan untuk
membangun sebuah bangunan.
Terintegrasi dengan IoT
untuk menunjang proses mesin dan material pun Autoconz juga membutuhkan software dengan menggunakan pendekatan IoT atau Internet of Things,
dimana pemantauan tahap-tahap dalam konstruksi dapat dilakukan secara jauh atau remote dan dapat diakses melalui website.
End to End Service
Autoconz memiliki layanan berupa “End to End Service” dimana mereka merencanakan, membangun, hingga finishing dari bangunan tersebut. Hal ini
cocok untuk pengguna yang sibuk sehingga tidak memiliki waktu untuk melakukan perencanaan dan juga pengawasan dalam proses pembangunan.
“Dalam layanan End to End Service itu kita memberikan layanan berupa penentuan Material pendukung, pengoperasian mesin, dan dari segi
perencanaan di lapangan itu semua dikelola oleh Autoconz. ” ungkap Raja.
Pertamuan 3.
Manajemen Operasi
Pengertian Manajemen Operasi

Rangkaian kegiatan atau Studi tentang pengambilan


aktifitas yang menciptakan keputusan dalam fungsi,
nilai produk baik berupa Atau sistem operasi dan
barang maupun jasa melalui tanggung jawab untuk
proses transformasi input memproduksi barang dan
menjadi output. jasa dalam organisasi.
3 fungsi utama Manajemen Operasi

3. Fungsi Produksi atau


1. Fungsi Pemasaran 2. Fungsi Keuangan
Operasi (Operation
(Marketing Function) (Finance Function)
Function)

yang berhubungan dengan


yang mengelola berbagai
pasar untuk dapat berkaitan dengan
urusan keuangan didalam
menciptakan permintaan penciptaan barang dan jasa
perusahaan maupun
dan pada akhirnya yang dihasilkan
perusahaan dangan fihak
menyampaikan produk perusahaan.
luar perusahaan.
yang dihasilkan ke pasar.
1. Desain barang 2. Manajemen 3. Desain proses
dan jasa. Kualitas. dan kapasitas.

Kegiatan Yang 4. Strategi lokasi. 5. Strategi layout


6. Sumber daya
manusia dan

Dilakukan desain pekerjaan.

Manajer 7. Manajemen
Rantai Pasokan. 8. Manajemen
9. Penjadwalan.
Operasi (Supply Chain
Management).
Persediaan.

10.Pemeliharaan.
Ely Whitney (1800)
konsep standardisasi dan pengendalian mutu

Frederick W. Taylor (1881)


bapak ilmu manajemen
Sejarah
Taylor dan mitra kerjanya, Henry L. Gantt serta Frank
Lahirnya dan Lillian Gilberth
Konsep cara yang sistematis untuk memproduksi.
Manajemen Henry Ford dan Charles Sorensen (1913)
Operasi mail order.
Tantangan Produktifitas
Karakteristik Barang Karakteristik Jasa
Dapat dijual lagi Tidak bisa dijual lagi
Dapat disimpan Tidak dapat disimpan
Kualitas dapat diukur Kualitas sulit diukur
Penjualan terpisah dengan produksi Penjualan sebagai bagian jasa
Dapat dipindahkan Pemindahan pada tenaganya
Lokasi sangat mempengaruhi biaya Lokasi penting untuk interaksi dengan konsumen
Mudah diotomatisasi Sulit diotomatisasi
Pendapatan dari produk nyata Pendapatan dari pelayanan
Perhitungan Produktifitas

𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
• 𝑆𝑖𝑛𝑔𝑙𝑒 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑝𝑟𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 =
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
• 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑒 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 =
𝑙𝑎𝑏𝑜𝑟+𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙+𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑐𝑜𝑠𝑡
Operasi sebagai suatu sistem produktif

INPUT OUTPUT
• Enerji
• Barang
• Tenaga kerja PROSES
• Modal
• atau
• Material
TRANSFORMASI • Jasa
• Informasi
• Manajemen
• Tenaga Kerja (Labor)
kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang dipekerjakan di
organisasi tersebut. Peningkatan kemampuan tenaga
kerja dapat dilakukan dengan melalui pendidikan,
Variabel perbaikan fasilitas kerja (transportasi, sanitasi),
ketersediaan tenaga kerja yang memadai.
Produktifitas • Modal (Capital)
Digunakan untuk membiayai kegiatan operasionalnya,
yang sangat dipengaruhi oleh inflasi dan pajak yang
berlaku.
• Manajemen (Management)
Bertanggung jawab untuk memastikan pengelolaan
semua sumber daya yang digunakan perusahaan secara
efektif dan efisien
Pertamuan 4.
Desain Produk
Product design selalu akan berhubungan dengan bentuk dan
fungsi, sedangkan bentuk/wujud akan berhubungan pula
dengan bentuk dari penampilan produk itu sendiri disaat
Pengertian fungsi desain produk bisa bekerja, sehingga dari serangkaian
proses tersebut akan menjadi suatu unit produk/jasa yang
bisa dihargai dengan suatu nilai tertentu.
Maksud dan Tujuan Desain Produk

1. Untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai guna


2. Untuk menghasilkan produk yang beraneka ragam
3. Untuk menghasilkan produk yang up to date dari produk yang sudah ada
4. Untuk membuat produk yang seekonomis mungkin, baik mengenai metode, pemakaian
bahan maupun biaya-biaya tanpa mengubah atau mengurangi nilaidan kegunaan
produk tersebut
5. Untuk mempertemukan keinginan-keinginan konsumen dan kesanggupan produsen
Untuk menghindari kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi dalam
pembuatan produk

Untuk memilih metode yang paling ekonomis dalam pembuatan


produk

Fungsi Desain Untuk menentukan standarisasi produk yang dihasilkan


Produk
Untuk mengkalkulasikan biaya dan harga dari produk yang akan
dibuat

Untuk melakukan uji coba pasar apakah produk yang akan dibuat
tersebut sudahmemenuhi persyaratan atau masih harus diadakan
perbaikan-perbaikan
Faktor Yang Mempengaruhi Desain Produk

2. Design specification
1. Fungsi Produk 3. Product Liability. 4. Prices Volume.
& standard.
• Kegunaan produk. • Spesifikasi/ciri khas • Semacam tanggung • Harga dihubungkan
Untuk suatu produk suatu desain produk jawab dari produsen dengan jumlah
yang sama misalnya terlihat dari akan keselamatan produk yang akan
kursi, jika fungsinya sambungan- dan kenyamanan dibuat.
berbeda (kursi sambungan, bagian- pemakai produk
makan dan kursi bagian, bentuk, tersebut. Oleh
malas) maka desain ukuran, karena itu factor ini
untuk kedua kursi mutu/kekuatan, perlu
tersebut akan bahan, warna dan dipertimbangkan
berbeda pula. sebagainya. pada waktu
mendesain produk.
Product Life Cycle (PLC)

1. Tahap 2. Tahap 3. Tahap 4. Tahap


perkenalan pertumbuhan Kedewasaan Penurunan
• Pada tahap ini • Pada tahap • Pada tahap • Pada tahap
keunikan dan kualitas pertumbuhan, kedewasaan, penurunan,
memberikan posisi
keunggulan bersaing volume penjualan volume penjualan volume penjualan
karena posisi yang meningkat diiringi mencapai titik menurun dan
memonopoli karena dengan maksimal dan pasar telah
belum ada pesaing pembatasan produk telah dipenuhi oleh
yang masuk ke dalam ragam produk. menjadi barang pesaing, strategi
pasar, maka strategi komoditi dengan pemasaran adalah
pemasaran adalah ragam yang lebih persaingan harga
mendapatkan
keuntungan maksimal sedikit. dengan jenis
dengan menetapkan produk yang
harga yang tinggi. standar.
Penurunan
• memproduksi produk Perkenalan
yang memiliki kontribusi
• riset, pengembangan
pada keuntungan
produk, proses
perusahaan,
modifikasi,
menghilangkan
pengembangan suplier.
liniproduk yang tidak
menguntungkan

Strategi
Desain
Produk Pada
Siklus Hidup Kedewasaan Pertumbuhan
Produk • produksi inovatif,
memperbaiki kontrol
produk, menambah lini
• menambah kapasitas
untuk mengantisipasi
peningkatan permintaan
produk
• Membuat daftar produk menurut kontribusi Rupiah pada
perusahaan
• Meningkatkan cashflow (menaikkan harga atau mengurangi
biaya), meningkatkan penetrasi pasar (memperbaiki
kualitas/menurunkan harga), mengurangi biaya
Analisis (memperbaiki proses produksi)

Penilaian • Menciptakan Produk Baru


a. Brainstorming (tim yang mengemukakan ide secara
produk bebas mengenai subyek tertentu).
b. Brainstorming produk baru perlu perhatikan:
1. Memahami pelanggan
2. Perubahan ekonomi
3. Perubahan sosial dan demografi
4. Perubahan teknologi
5. Perubahan politik dan peraturan
• Pengembangan Produk
a. QFD (Quality Function
Deployment): proses
menentukan kebutuhan
konsumen dan
menterjemahkannya
kedalam atribut yang dapat
dijalankan.
b. House of quality (rumah
kualitas): matrik yang
menghubungkan antara
keinginan konsumen
dengan bagaimana
perusahaan memenuhi
keinginan konsumen
PERTEMUAN 5
MANAJEMEN KUALITAS
• Definisi Konvensional: kualitas biasanya
menggambarkan karakteristik langsung dari
suatu produk, seperti: performansi,
keandalan, mudah dalam penggunaan,
estetika, dll.
• Definisi Strategik: kualitasa dalah segala
Pengertian sesuatu yang mampu memenuhi keinginan
Mutu atau kebutuhan pelanggan (meeting the
needs of customers).
• Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO9000
didefinisikan sebagai “ciri dan karakter
menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang
mempengaruhi kemampuan produk tersebut
untuk memuaskan kebutuhan tertentu”.
• Manajemen Mutu adalah aspek-aspek
dari fungsi manajemen keseluruhan
yang menetapkan dan menjalankan
Pengertian kebijakan mutu suatu
perusahaan/organisasi. Dalam rangka
Manajemen mencukupkan kebutuhan pelanggan
dan ketepatan waktu dengan anggaran
Mutu yang hemat dan ekonomis, seorang
manager proyek harus memasukkan
dan mengadakan pelatihan
management kualitas.
Customer Focus Leadership

Involvement of Process
People Approach

System
Continual
Approach to
Prinsip Management
Improvement

Manajemen Factual
Mutu Approach to
Decision Making
Manajemen Ada 6 (enam) lingkup dari
Kualitas pekerjaan proyek yang mana
kualitas harus diuji dan diperiksa
Kualitas yaitu:
Proyek • Kualitas dari penerangan dan
keputusan dari klien
• Kualitas dari proses disain
• Kualitas Material dan komponen
• Kualitas dari kumpulan proyek
• Kualitas dari kegiatan
management proyek
• Management proyek sebagai rata
dari peningkatan kualitas proyek
Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management
kualitas. Dalam konteks konstruksi beberapa akan di jelaskan.
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses
konstruksi untuk memeriksa apakah standard spesifikasi sudah di
capai.
2. Quality control
Pengendalian Mutu(Quality Control) adalah teknik dan aktivitas
operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat
dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem
yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak
perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.
• 5 Pilar Total Quality Management (Tqm
1. Fokus kepada pelanggan (Costumer Focus)
2. Peningkatanberkesinambungandenganber
basisfaktadansiklusPDCA (Plan Do Check
Total Quality Act)

Management 3.
4.
Tolakukur(Standards)
DukunganSistematis(Systematic Support)
(TQM) 5. Partisipasimenyeluruhdarisemuasumberd
ayamanusia(Total Participation)
PERTEMUAN 6
PERAMALAN
• Peramalan adalah proses
perkiraan jumlah sesuatu pada
Peramalan waktu yang akan datang
berdasarkan data di masa lampau
Peramalan yang dianalisis secara ilmiah
khususnya dengan menggunakan
metode statistika.
Langkah-Langkah Peramalan
Menentukan rentang waktu
peramalan (Semakin panjang
Menentukan tujuan Memilih metode/ teknik
rentang waktunya maka
peramalan peramalan
semakin berkurang akurasi
dari peramalan

Mengamati hasil peramalan


(Hasil peramalan harus
Analisa data histori yang diamati, apabila tidak
Buat peramalan
digunakan memuaskan maka revisi lagi
metode atau teknik yang
digunakan)
Metode Peramalan Penjualan

1. Metode Kualitatif 2. Metode Kuantitatif

• Bersifat subyektif (karena sangat • Menggunakan model matematis


dipengaruhi oleh factor intuisi dan berdasarkan data di masa lalu.
pengalaman seseorang) • Klasifikasi metode: Time Series
• Klasifikasi metode: Jury of Executive Forcasting (terdiri dari Pendekatan
Opinion, Delphi Method, Sales Force Naïve, Moving Average, Weight
Composite, Consumer Market Survey. Moving Average dan Eksponensial
Smooting) dan Associative Forecasting
Method (terdiri dari Trend Projection
dan LinierRegression).
Perhitungan Peramalan
Untuk menghitung keakuratan
regresi yang diperkirakan, harus
dihitung Kesalahan Standar
Estimasi (Standard error of the Koefisien Korelasi
estimate). Perhitungan ini disebut
Deviasi Standar Regresi (Standard
Deviation of the Regression)
Supply Chain Management
Pertemmuan 10
Pengertian
Apa yang dimaksud dengan Supply Chain Management ?
Pengertian Supply Chain:
• Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja secara
bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada
konsumen akhir.
• Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambang bahan mentah (di
bagian hulu) sampai retailer / toko (pada bagian hilir).
• Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) adalah manajemen terhadap
aliran antar dan diantara tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas
keseluruhan supply chain
Tujuan dan Fungsi
•Tujuan SCM adalah untuk mengurangi ketidakpastian (uncertainty) dan resiko dalam
supply chain.

•Fungsi SCM:
SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan menghantarkannya ke
pemakai akhir.
SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai oleh rantai supply
mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut.
Physical Market Mediation

Sourcing Marketing Research

Production Product Design

Distribution After Sale Services

Warehousing

Inventory Controll
Bagian
•1. Upstream Supply Chain
•Bagian ini mencakup supplier first-tier dari organisasi (dapat berupa perusahaan
manufaktur atau asembling) dan suppliernya, yang di dalamnya telah terbina suatu
hubungan / relasi.
•2. Internal Supply Chain
•Bagian ini mencakup semua proses yang digunakan oleh organisasi dalam mengubah
input yang dikirim oleh supplier menjadi output, mulai dari waktu material tersebut masuk
pada perusahaan sampai pada produk tersebut didistribusikan, di luar perusahaan
tersebut.
•3. Downstream Supply Chain
•Bagian ini mencakup semua proses yang terlibat dalam pengiriman produk pada
customer akhir
Gambar Rantai Persediaan Sederhana (Simple Supply
Chain)
Masalah / Tantangan
•Kompleksitas Struktur Supply Chain
•Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda
•Perbedaan bahasa, zona waktu, dan budaya antar perusahaan

•Ketidakpastian
•Ketidakpastian permintaan
•Ketidakpastian pasokan : waktu pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.
•Ketidakpastian internal : kerusakan mesin, kinerja yang tidak sempurna, ketidakpastian
kualitas produk, dll.
Solusi Masalah
• Melakukan outsourcing (dengan menggunakan sumber dari pihak luar) daripada
dilakukan sendiri selama ada permintaan yang meningkat.
• Membeli input secara langsung daripada harus memproduksi terlebih dahulu.
• Menciptakan “strategic partnership” dengan supplier.
• Menggunakan pendekatan “just in time”dalam melakukan pembelian, yang mana supplier
mengirimkan material yang dibutuhkan dalam jumlah kecil.
• Menggunakan supplier seminimum mungkin.
• Memperbaiki hubungan antara supplier dan buyer.
• Melakukan proses produksi setelah ada order.
Kolaborasi Tradisional

Contract Logistic
Manufacturing Services
CPFR

CPFR
VMI

Suppliers Manufacturers, Distributors, Retailers Customers


Assemblers Warehousing

VMI Supply Demand


Aggregators Aggregators
Financial
Services
Kolaborasi Jaringan
Contoh
Pihak Terkait
•Pihak Terkait dari contoh diatas

1. Penghasil gandum 7. Distributor Garam


2. Penghasil tebu 8. Pabrik Kaleng
3. Penghasil garam 9. Pabrik Biskuit
4. Penghasil aluminium 10.Pergudangan
5. Pabrik tepung terigu 11.Supermaket
6. Pabrik Gula 12.Perusahaan transportasi
Manajemen Persediaan
Pertemuan 11
Kelompok Persediaan

Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk


Persediaan dikelompokan :
1. Bahan baku
2. Barang dalam proses
3. Barang jadi
Menetapkan Persediaan
 Kesalahan dalam menetapkan persediaan dapat berakibat fatal, suatu contoh :
•Persediaan terlalu kecil
•Hilangnya kesempatan ; untuk menjual –
•memperoleh laba
•Persediaan terlalu besar
•Adanya biaya besar ; memperkecil laba – memperbesar resiko
Keuntungan dan Kerugian
 Keuntungan
◼ Mempengaruhi ekonomi produksi

◼ Mempengaruhi pembelian

◼ Dapat memenuhi pesanan dengan lebih cepat

 Kerugian
 Biaya Penyimpanan
 Biaya Pemindahan
 Pengembalian modal yang tertanam dalam bentuk persediaan
Fokus dan Tujuan Pengelolaan persediaan

• Fokus
 Berapa banyak yang harus dipesan pada waktu tertentu ?
 Berapa banyak jenis persediaan yang harus disimpan ?
Kapan sebaiknya persediaan dipesan ?
• Tujuan
 Menyediaan persediaan yang dibutuhkan untuk menyokong operasi
dengan biaya minimum
Biaya Persediaan

 Biayayangberhubungan dengan persediaan


◼ Biaya penyimpanan persediaan
◼ Biaya pengadaan persediaan
◼ Biaya akibat kekurangan persediaan
Biaya penyimpanan persediaan dan Biaya pemesanan
Biaya penyimpanan Biaya pemesanan(Ordering cost)
persediaan(Carriyiing Cost)
 Bersifat variabel terhadap jumlah inventori yang  Bersifat varisbel terhadap frekuensi
dibeli pesanan
 Total biaya penyimpanan :  Total biaya pemesanan
◼ TCC = C. P. A  TOC = F. ( S / Q )
 Persediaan rata-rata  Biaya selama proses pesanan
◼ A=Q/2  Biaya pengiriman permintaan
=(S/N)/2  Biaya penerimaan barang
 Sewa gudang  Biaya penempatan barang ke dalam gudang
 Biaya pemeliharaan barang di dalam gudang  Baiaya prosesing pembayaran kepada supplier
 Biaya modal yang tertanam dalam inventori
 Pajak
 Asuransi
Total Biaya Persediaan

 TIC = TCC + TOC atau


 TIC = C. P. ( Q / 2 ) + F. ( S / Q)
Kuantitas Pemesanan Yang
Optimal

 Dalam penentuan persediaan yang optimal dapat digunakan model kuantitas pemesanan
yang ekonomis : Economic Ordering Quantity Model = EOQ
 EOQ adalah Kuantitas persediaan yang optimal atau yang menyebabkan biaya
•persediaan mencapai titik terendah
 Model EOQ adalah Suatu rumusan untuk menentukan kuantitas pesanan yang akan
meminimumkan biaya persediaan.
Dua Dasar Keputusan Dalam Model
EOQ

 Berapa jumlah bahan mentah yang harus dipesan pada saat bahan tersebut perlu dibeli kembali –
Replenishment cycle
 Kapan perlu dilakukan pembelian kembali – reorder point
• Model EOQ
• EOQ = 2. F.S
C.P
•Keterangan :
•P = Harga beli per unit
•S = Penjualan tahunan
•F = Biaya tetap
•C = Biaya penyimpanan
Asumsi Model EOQ

 Jumlah kebutuhan bahan mentah sudah dapat ditentukan lebih dahulu secara pasti untuk
penggunaan selama satu tahun atau satu periode
 Penggunaan bahan selalu pada tingkat yang konstan secara kontinyu
 Pesanan persis diterima pada saat tingkat persediaan sama dengan nol atau diatas safety stock
 Harga konstan selama periode tersebut
Reorder Point dan Safety Stock

• Pemesanan ulang
 Titik dimana pemesanan harus dilakukan lagi untuk mengisi persediaan
 Titik pemesan ulang = Waktu tunggu x tingkat penggunaan
• Persediaan pengaman
 Persediaan tambahan yang dimiliki untuk berjaga-jaga terhadap perubahan tingkat
penjualan atau kelambatan produksi – pengiriman
 Maka
◼ Persediaan awal = EOQ + Safety stock
◼ Persediaan rata – rata
•= ( EOQ / 2 ) + safety stock
Menentukan Besarnya safety stock
 Faktor pengalaman
 Faktor dugaan
 Biaya
 Keterlambatan
PERTEMUAN 12
MAINTENANCE
Maintenance
Maintenance / perawatan, adalah kombinasi aktivitas teknis, administrasi dan pengawasan
yang dilakukan untuk menjaga sedekat mungkin dan selama mungkin suatu alat/mesin ke kondisi
aslinya dengan cara memeriksa secara rutin kondisinya baik itu priodik atau fix dated.
Tujuan maintenance :
1. Untuk meningkatkan keandalan fungsional fasilitas.
2. Untuk memaksimalkan masa pakai peralatan.
3. Untuk memaksimalkan kapasitas produksi dari peralatan yang diberikan.
4. Untuk meminimalkan total biaya produksi dan perawatan.
5. Untuk memperkecil frekuensi gangguan proses produksi oleh kerusakan.
6. Untuk meningkatkan keamanan tenaga kerja.
7. Konsistensi proses maintenance tercermin oleh lancarnya proses produksi.
Jenis – jenis maintenance

Planned maintenance

Pemeliharaan Terencana adalah tindakan pemeliharaan dilakukan dengan


beberapa pemikiran kedepan, perencanaan sebelumnya, pencatatan dan
pengendalian tindakan. Metode Ini dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai:

• Preventive maintenance (perawatan pencegahan)


• corrective Maintenance (Perawatan koreksi)
• Predictive Maintenance (Perawatan terprediksi)
Preventive maintenance Corrective maintenance
PM didefinisikan sebagai perawatan adalah tindakan seperti perbaikan,
pencegahan yg dilakukan pada kriteria yang penggantian, atau pemulihan yang akan
telah ditentukan dan dimaksudkan untuk dilakukan setelah ditemukan terjadinya
mengurangi kemungkinan kegagalan atau kegagalan fungsi suatu parts,
penurunan fungsi dan efek terbatas. Contoh maintenance ini dapat di bagi menjadi 3
Preventive maintenance adalah melakukan tahap;
penjadwalan untuk pengecekan (inspection),
pembersihan (cleaning). • Remedial maintenance
• Deferred maintenance.
• Shutdown corrective maintenance
Predictive
Maintenance/Pemeliharaan
prediktif adalah aktivitas
PREDICTIVE maintenance yang bertujuan
MAINTENANCE mendeteksi perubahan kondisi
fisik peralatan (tanda kegagalan)
(PDM) untuk selanjutnya dilaksanakan
action lanjutan yang tepat
untuk memaksimalkan masa
pakai peralatan tanpa
meningkatkan risiko kegagalan.
• Penyempurnaan Pemeliharaan (IM) Ini bertujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan sepenuhnya kebutuhan
akan perawatan.
• Jenis perawatan ini terbagi menjadi tiga jenis sebagai
berikut:
IMPROVEMENT • Perancangan-out maintenance yang merupakan
kegiatan untuk menghilangkan penyebab perawatan,
MAINTENANCE mempermudah tugas perawatan, dengan mendesain
ulang mesin.
(IM)
• Jasa teknik yang meliputi modifikasi konstruksi dan
konstruksi, pemindahan dan pemasangan, dan
penataan ulang fasilitas.
• Pemeliharaan perbaikan shutdown, yaitu satu set
kegiatan pemeliharaan perbaikan yang dilakukan saat
lini produksi berada dalam situasi penghentian
lengkap.
MAINTENANCE GOAL
• Operational Performance Indicator
BREAKDOWN • Maintenance Cost/Replacement value
MAINTENANCE • Maintenance cost /HL produced
(RUN TO • Spare parts value /replacement value of
FAILURE) equipment
• Spare parts turnover rate
• Ratio of Planned /Total maintenance costs
• Ratio of Planned /Total maintenance
hours
Pertemuan 13
six sigma dan lean
management
Six sigma
SIX SIGMA berasal dari kata SIX yang berarti 6 dan SIGMA yang merupakan satuan dari
Standar Deviasi yang dilambangkan dengan simbol σ. Six Sigma juga sering
disimbolkan menjadi 6σ.

Six Sigma adalah metode yang berfokus pada peningkatan kualitas (yaitu, mengurangi
pemborosan) dengan membantu organisasi menghasilkan produk dan layanan yang
lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah.

Six Sigma sendiri merupakan metode dalam manajemen produksi yang berfokus pada
peningkatan kualitas produksi. Peningkatan kualitas yang dimaksud adalah dengan
memperbaiki proses serta mengidentifikasi dan meminimalisasi cacat produk.
Proses pencegahan cacat produk ini dilakukan dengan
beberapa cara yang juga merupakan tujuan dari penerapan
metode six sigma ini, yaitu:
• Mengurangi variasi yang ada dalam proses dengan
menggunakan teknik-teknik statistik yang sudah dikenal
umum.

Tujuan six • Proses yang dilakukan harus memiliki kesalahan paling


sedikit dari 3,4 per satu juta peluang atau persentase
sigma keberhasilannya mencapai 99,9966%. Makin tinggi nilai
sigma, maka artinya variasi makin sedikit sehingga
kesalahan bisa ditekan.
• Tool dalam memecahkan masalah produksi sehingga bisa
dirumuskan terobosan dalam peningkatan produksi,
mengurangi cacat produk, mengurangi biaya,
mengurangi siklus produksi, meningkatkan pertumbuhan
pangsa pasar, hingga retensi pelanggan.
Define
• Define merupakan tahap mendefinisi.
Tahap ini bertujuan untuk menentukan
objek masalah, mengidentifikasi critical to
quality, serta mendefinisikan proses kunci.
DMAIC • Rumus jumlah defect (cacat) per jumlah
produk yang dihasilkan (output).
• %Defect = Jumlah Defect / Output
• Kategori cacat sendiri disesuaikan dengan
kriteria yang ditetapkan perusahaan
berdasarkan perspektif pelanggan.
Measure
• Tahap ini dilakukan untuk menganalisa kondisi yang terjadi
serta pengukuran performa kinerja sebelum melakukan
perbaikan. Pada tahap ini menggunakan acuan Critical to
Process (CTP) yang sudah didefinisikan pada tahap define
serta menghitung DPO (Defect Per Opportunities), DPMO
(Defect Per Million Opportunities) dan Sigma Level.
• DPMO = DPO x 1.000.000 = (D/(U x O)) x 1.000.000
• dimana, D = Jumlah Defect (produk cacat), U = Jumlah Unit
yang Diproduksi, dan O = Opportunities of defect per unit
atau jumlah kesempatan yang mengakibatkan produk cacat.
Analyze
• Merupakan tahap untuk mengukur dan menganalisa penyebab timbulnya
masalah atau cacat. Alat yang digunakan untuk metode Six Sigma tahap
Analyze kini adalah check sheet, diagram sebab-akibat, histogram, diagram
pareto, run chart, control chart, dan scatter diagram. Hasil dari tahap ini
berupa informasi mengenai penyebab cacat produk.

Improve
• tahap improve adalah dengan menentukan usulan perbaikan. Pada tahap
ini bisa dilakukan usulan perbaikan dengan melakukan pelatihan atau
brainstorming bersama manajer, supervisor, dan pemimpin tim. Melalui
kolaborasi ini, diharapkan bisa memberi usulan perbaikan yang tepat untuk
perusahaan.
Control
• Tahap ini berupa pengawasan kinerja, khususnya setelah
dilakukan perbaikan agar tidak terjadi rejection atau
penolakan barang karena kecacatan produksi. Pada tahap
ini juga dibuat laporan kualitas yang disebarluaskan ke
setiap unit perusahaan agar setiap pihak yang
berkepentingan bisa menindaklanjuti hasil yang dicapai.
Merupakan metode yang mengatur suatu
proses bertujuan untuk merampingkan
alur proses dan mencegah terjadinya waste
atau pemborosan serta proses yang tidak
ada nilai tambahnya sehingga bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan,
mengurangi biaya dan meningkatkan
Lean kepuasan pelanggan serta lebih efisien dan
berkualitas. Untuk mencegah adanya
management pemborosan pada proses yang tidak ada
nilai tambahnya, maka perlu adanya
efisiensi yang sudah terbukti memberikan
dampak yang cukup besar agar perusahaan
mampu bertahan sekaligus bersaing untuk
menjadi pemenang di dunia bisnis.
1. Meningkatkan Kualitas Produk. metode ini mampu membuat
perusahaan untuk meluangkan waktunya dalam meningkatkan
kualitas produk dari waktu ke waktu.

2. Tingginya Kepuasan Pelanggan. Karena produknya yang


berkualitas, maka secara otomatis kepuasan pelanggan pun
meningkat. Semakin banyak pelanggan yang merasa puas, maka
Tujuan lean akan semakin baik bagi perusahaan untuk menjalankan bisnisnya.

management 3. Menghemat Biaya. Menerapkan cara ini juga bisa membantu


perusahaan dalam menghemat biaya selama waktu produksi.

4. Profit yang Tinggi. Kepuasan pelanggan pada kualitas produk


akan melahirkan tingkat penjualan yang tinggi. Perusahaan akan
memperoleh keuntungan yang tinggi dari produk yang mereka jual.
Menciptakan
Fokus Value Stream
Terhadap dan
Value Mengeliminasi
Prinsip Lean Sisanya

management
Menciptakan
Menggunakan
Flow Tanpa
Sistem “Pull”
Hambatan
Pertemuan 14
Management resiko
Resiko adalah Terjadinya sesuatu yang tak
diharapkan, Suatu ketidakpastian, Suatu
Gambaran peluang yang hilang.

umum Definisi Risiko menurut AS/NZS 4360:2004 :


“the chance of something happening that
manajemen will have an impact on objectives”

resiko “kesempatan terjadinya sesuatu yang akan


berdampak pada tujuan”
• Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan
Manajemen ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
resiko termasuk. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan risiko kepada
pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risik.
Keputusan yang lebih efektif

Efektivitas dalam pelaksanaan programprogram atau kegiatan

Efektivitas pengalokasian dan penggunaan sumber daya

Manfaat Standar yang tinggi dalam pelayanan pelanggan

manajemen Standar yang tinggi dalam akuntabilitas

resiko Kreativitas dan inovasi dalam praktik manajemen

Peningkatan kapasitas

Peningkatan moral organisasi

Transparansi
Kerangka manajemen risiko
yang dibangun dalam suatu
organisasi dimaksudkan
untuk mencapai tujuan yang
dibagi dalam 4 kategori,
yaitu:

Proses • Strategic; goal tingkat • Compliance; ketaatan

manajemen tinggi yang diarahkan untuk


mendukung misi yang
dimiliki organisasi.
terhadap berbagai undang-
undang dan peraturan yang
berlaku.

resiko
• Operations; pemanfaatan • Reporting; dapat
yang efektif dan efisien dari diandalkan atau
sumber-sumber yang dipercayanya laporan baik
tersedia. internal maupun eksternal.
• Komponen manajemen risiko terdiri dari 8
komponen yang saling berhubungan.
Komponen ini diambil dari cara bagaimana
manajemen melaksanakan organisasinya
dan diintegrasikan dengan proses
manajemen.
• Kedelapan komponen manajemen risiko ini
adalah: - Internal environment - Objective
setting - Event identfication - Risk
assessment - Risk response - Control
activities - Information and communication -
Monitoring
Lingkungan internal
• Filosofi manajemen risiko; seperangkat keyakinan dan
perilaku yang dirasakan bersama, yang mencirikan
bagaimana organisasi ini mempertimbangkan risiko
dalam segala aspek di organisasi
Manajemen • Risk appetite; risiko dalam wawasan dan tingkatan
yang luas di mana organisasi masih dapat
resiko yang menerimanya

efektif • Direksi dan komisaris; struktur, pengalaman,


independensi, dan peran pengawasan yang dimainkan
oleh dewan
• Integritas dan nilai-nilai etika; terutama standar
perilaku dan gaya kepemimpinan serta berbagai
tindakan yang secara etika diterima dan berlaku di
organisasi
Objective setting
• Tujuan ditetapkan di tingkat strategi dan menjadi dasar untuk
menentukan tujuan operasi, pelaporan, dan kepatuhan.
Setiap organisasi menghadapi berbagai macam risiko baik
yang berasal dari sumber internal maupun eksternal.
• Penetapan tujuan merupakan prasyarat untuk efektifnya
proses identifikasi kejadian, penilaian risiko, dan respon
terhadap risiko.
Penilaian resiko
• Penilaian risiko (risk assessment) memungkinkan suatu entitas
mempertimbangkan luasnya kejadian-kejadian potensial
memiliki pengaruh untuk suatu pencapaian tujuan.
• Manajemen menilai kejadian dari 2 (dua) perspektif, yaitu:
kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampak (impact).
Umumnya, penilaian risiko menggunakan metode kuantitaf atau
kualitatif, atau kombinasi di antara keduanya.
• Dampak dari kejadian potensial harus diuji, baik secara
tersendiri atau kategori, lintas entitas. Risiko dinilai baik dari hal
yang melekat (inherent) dan sisanya (residual).
Respon Resiko
• Setelah risiko dinilai, majajemen menentukan bagaimana
risiko tersebut direspon.
• Berbagai model merespon risiko, diantaranya adalah:
• Menghindari risiko (avoiding)
• Mengurangi (mitigating)
• Memindahkan (sharing/transferring)
• Mengendalikan (controlling)
• Mengoptimalkan (exploiting)
Aktivitas Kontrol
• Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang
dapat membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang
dilakukan manajemen dilaksanakan.
• Berapa contoh kegiatan pengendalian, yaitu:
• Review oleh pimpinan (misal: review terhadap budget,
monitoring tindakan komptetior)
• Fungsi atau aktivitas langsung manajemen (misal: rekonsiliasi)
• Pemrosesan informasi (misal: pengendalian operasi sistem,
pengendalian atas sistem implementasi, pembuatan disaster
recovery plan)
Monitoring
• Proses manajemen risiko harus dimonitor, yaitu dinilai
keberadaan dan berfungsi efektifnya untuk setiap
komponen yang ada di dalamnya secara terus menerus.
• Model yang digunakan untuk melakukan monitoring
adalah melalui monitoring kegiatan secara terus menerus,
penilaian terpisah, atau kombinasi di antara keduanya.
• Monitoring secara terus menerus dilakukan dan melekat
dalam aktivitas rutin manajemen.

Anda mungkin juga menyukai