Anda di halaman 1dari 64

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia coli PADA SATE


KERANG DARAH (Anadara granosa) YANG DIJUAL
DI PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA

PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

Oleh :

USWATUN KHASANAH
PROBOLINGGO – JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RINGKASAN

USWATUN KHASANAH. Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Sate


Kerang Darah (Anadara granosa) yang Dijual di Pasar Tradisional Kota
Surabaya. Dosen Pembimbing Dr. Hj. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si. dan
Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Kes.
Kerang darah (Anadara granosa) adalah salah satu jenis kerang yang
berpotensi dan bernilai ekonomis untuk dikembangkan sebagai sumber protein
dan mineral untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Kota
Surabaya merupakan salah kota di provinsi Jawa Timur yang menjadi produsen
kerang darah. Adriyani (2009) menyebutkan Surabaya mempunyai makanan khas
yang terbuat dari daging kerang yaitu sate kerang. Cara hidup kerang darah
sebagai filter feeder sangat berpotensi mengakumulasi substansi pencemar, baik
logam berat ataupun mikrobia. Sehingga penanganan dan pengolahan kerang
darah yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi bakteri patogen
(Retyoadhi, dkk., 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan Escherichia coli
pada sate kerang darah (Anadara granosa) yang dijual di pasar tradisonal kota
Surabaya yang melebihi Standar Nasional Indonesia. Penelitian ini menggunakan
metode observasi. Observasi pada peneltian ini dilakukan terhadap berbagai hal
yang berhubungan dengan isolasi dan identifikasi bakteri Escherichia coli pada
sate kerang dari pasar tradisional di kota Surabaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat cemaran E. coli pada sate
kerang darah yaitu sate kerang darah yang dijual di daerah Surabaya Pusat,
Surabaya Selatan dan Surabaya Timur melebihi batas maksimal yang ditetapkan
dalam SNI 7388:2009 yaitu batas maksimal cemaran E. coli pada produk kerang
adalah <3,0 per gram daging berdasarkan uji MPN. MPN E. coli pada sate kerang
darah yang tertinggi yaitu sate kerang darah yang dijual di daerah Surabaya
Selatan dan Surabaya Timur yaitu 3,6 MPN per gram daging sate kerang darah.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SUMMARY

USWATUN KHASANAH. Inspection of Escherichia coli in Blood Cockle


Satay that Sold in Traditional Markets Surabaya City. Academic advisor Dr.
Hj. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si. and Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Kes.
Blood cockle (Anadara granosa) is one of the most potent and
economically valuable cockles to be developed as a source of protein and minerals
to meet the food needs of Indonesians. Surabaya city is one of the cities in the
province of East Java which became the producer of blood cockle. Adriyani
(2009) mentions Surabaya has a distinctive food made from cockle meat as known
as cockle satay. The way of life of the blood cockle as filter feeder has the
potential to accumulate contaminant substance, either heavy metal or microbial.
So that improper handling and processing of blood cockle can lead to
contamination of pathogenic bacteria (Retyoadhi, et al., 2005).
This study aims to determine the presence of Escherichia coli in blood
cockle satay (Anadara granosa) that sold in the traditional markets in Surabaya
city that exceeds the Indonesian National Standard. This research used
observation method. Observations on this study were conducted on various
matters relating to the isolation and identification of Escherichia coli bacteria in
blood cockle satay from the traditional markets in Surabaya.
The results showed that E. coli contamination on blood cockle satay was
that sold in Central Surabaya, South Surabaya and East Surabaya exceeded the
maximum limit specified in SNI 7388: 2009 that the maximum limit of E. coli
contamination on shellfish product was <3.0 per gram of meat based on the MPN
test. MPN E. coli on the highest blood cockle satay was that sold in South
Surabaya and East Surabaya is 3.6 MPN per gram meat of blood cockle satay.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rakhmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul Pemeriksaaan

Escherichia coli pada Sate Kerang Darah (Anadara granosa) yang Dijual di Pasar

Tradisional Kota Surabaya ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun berdasarkan

hasil peneletian yang telah dilaksanakan pada bulan April 2017.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan informasi bagi semua

pihak.

Surabaya, April 2017

Penulis

vi

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini. Oleh sebab itu penulis dalam kesempatan ini

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., M.P. selaku Dekan Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

2. Bapak Prayogo, S.Pi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberi motivasi, saran dan nasehat.

3. Ibu Dr. Hj. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan,

masukan serta pengertiannya selama proses penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Kismiyati, Ir., M.Si., Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA. dan Ibu

Putri Desi Wulansari, S.Pi., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan masukan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas

Airlangga, terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan.

6. Semua staff kependidikan sub bagian akademik Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga yang telah membantu dalam pelayanan

administrasi dan perijinan.

vii

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

7. Mas Deni penjaga Laboraturium Mikrobiologi Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga yang telah mendukung dan memberikan

masukan.

8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Mahmud dan Ibu Mutmainnah yang telah

membimbing, memberi semangat, dorongan, kasih sayang, do’a dan

pengorbanannya yang begitu besar sehingga penulisan skripsi ini berjalan dan

selesai dengan baik.

9. Adik tersayang, Nailin Ni’mah yang telah mendo’akan, yang selalu

membuatku bersyukur, semangat dan tersenyum.

10. Sahabat seperjuangan Sarendah Rena, Anugrah Megawati, mbak Dwi Astuti,

Rona, Monita, Dina dan Mei yang memberikan semangat dan dukungannya.

11. Sahabat tercinta Sulaiman, Susan, Fani, Ery, Widi, Erni, Aida, Fatim, Asry

dan mbak Firda yang selalu mendukung, membantu, mendo’akan, menghibur

dan memberikan semangat.

12. Sahabat Kost 37D, Hanief Fithrazela, mbak Nurilla Kholidah, mbak Erlin

Erviana yang telah membantu, memberikan semangat dan menghibur.

13. Teman-teman FPK 2012 khususnya minat studi TIHP yang telah berjuang

bersama saat suka maupun duka.

14. Semua pihak yang telah membantu selama penuisan skripsi ini.

vii

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

RINGKASAN.................................................................................................. v
SUMMARY .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan ............................................................................................... 3
1.4 Manfaat ............................................................................................. 4

II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5


2.1 Kerang Darah (Anadara granosa)...................................................... 4
2.1.1 Klasifikasi Kerang Darah (Anadara granosa) ........................... 4
2.1.2 Morfologi Kerang Darah (Anadara granosa) ............................ 4
2.1.3 Habitat dan Penyebaran Kerang Darah (Anadara granosa) ....... 6
2.1.3 Komposisi Kimia Kerang Darah (Anadara granosa)................. 6
2.2 Penanganan dan Pengolahan Kerang Darah (Anadara granosa) ........ 7
2.3 Escherichia coli................................................................................. 10
2.3.1 Klasifikasi Escherichia coli ...................................................... 10
2.3.2 Morfologi Bakteri Escherichia coli ........................................... 11
2.3.3 Sifat Biakan dan Biokimia ........................................................ 11
2.3.4 Patogenesis Escherichia coli ..................................................... 12

III KONSEPTUAL PENELITIAN DAN HIPOTESIS ..................................... 16

IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 19


4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 19
4.2 Materi Penelitian ............................................................................... 19
4.2.1 Peralatan Penelitian .................................................................. 19
4.2.2 Bahan Penelitian ....................................................................... 19
ix

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.3 Metode Penelitian.............................................................................. 20


4.4 Prosedur Penelitian............................................................................ 20
4.4.1 Pengambilan Sampel................................................................. 20
4.4.2 Persiapan dan Sterilisasi Alat Penelitian ................................... 22
4.4.3 Uji Most Probable Number (MPN) ........................................... 22
4.5 Parameter Penelitian .......................................................................... 25
4.6 Analisis Data ..................................................................................... 25

V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 27


5.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 27
5.1.1 Hasil Uji Penduga Coliform ...................................................... 27
5.1.2 Hasil Uji Penguat Coliform pada Media EMB Agar .................. 29
5.1.3 Hasil Identifikasi E. coli ........................................................... 31
5.1.4 Nilai MPN E. coli pada Sampel Sate Kerang Darah .................. 33
5.2 Pembahasan ...................................................................................... 34

VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 41


6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 41
6.2 Saran ................................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 42

LAMPIRAN .................................................................................................... 45

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

5.1. Hasil Uji Penduga Coliform .......................................................... 29


5.2. Hasil pada Uji Penguat Coliform pada Media EMB Agar .............. 31
5.3. Hasil Identifikasi E. coli ................................................................ 32
5.4.MPN E. coli pada Sate Kerang Darah............................................. 33

xi

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Bagian Tubuh Kerang ................................................................... 6


3.1. Bagan Kerangka Konseptual Penelitian ......................................... 18
4.1. Sate Kerang Darah ........................................................................ 21
4.2. Diagram Alir Penelitian ................................................................ 36
5.1. Tabung Reaksi Berisi Tabung Durham, Media LB dan Sampel ..... 27
5.2. Hasil Uji Penduga Coliform .......................................................... 28
5.3. Hasil Positif Uji Penguat Coliform pada Media EMB Agar ........... 30

xii

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Indeks MPN dengan Tingkat Kepercayaan 95% untuk Berbagai Kombinasi


Hasil Positif dari 3 Seri Tabung Pengenceran ................................ 45
2. Batas Maksimum Cemaran Bakteri pada Produk Olahan Kerang Berdasarkan
SNI 7388:2009 ............................................................................... 46
3. Peralatan Penelitian ........................................................................ 47

xiii

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerang darah (Anadara granosa) merupakan salah satu jenis kerang yang

dikonsumsi oleh masyarakat dan menjadi sumber pendapatan ekonomi maupun

pangan masyarakat di daerah pantai (Susanti dan Monica, 2016). Nurjanah dkk.

(2005) menambahkan bahwa kerang darah (Anadara granosa) adalah salah satu

jenis kerang yang berpotensi dan bernilai ekonomis untuk dikembangkan sebagai

sumber protein dan mineral untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat

Indonesia (Nurjanah dkk., 2005). Penelitian Ischak (2013) melaporkan daging

kerang darah terdiri dari protein total 27,26% (bk), lemak total 2,54% (bk) dan

karbohidrat 48,01%. Kandungan mineral daging kerang darah terdiri dari Ca

318,67 ppm,Cu 4,26 ppm, Fe 1720,46 ppm dan Zn 81,16 ppm.

Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang menjadi

produsen kerang darah. Produksi kerang darah di kota Surabaya mengalami

peningkatan dari tahun 2013-2014 yaitu 193,5 ton menjadi 273,1 ton (Diskanlut-

JatimProv, 2013; Diskanlut JatimProv 2014). Produk perikanan seperti kerang

darah di Kota Surabaya dipasarkan di pasar tradisional dan di pasar swalayan

(Juniawati, 2005).

Penanganan kerang darah yang dilakukan oleh nelayan hanya mengumpulkan

kerang darah di atas perahu setelah ditangkap. Nelayan mengkonsumsi kerang

darah pada saat cuaca yang tidak memungkingkan untuk melakukan penangkapan

ikan. Sedangkan pemanfaatan kerang darah oleh pengumpul disesuaikan dengan

pesanan atau permintaan pasar, seperti kerang utuh, maupun diolah menjadi

SKRIPSI PEMERIKSAAN E. coli USWATUN KHASANAH


2
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

daging kerang rebus dan sate (Nurjanah dkk., 2005). Retyoadhi dkk. (2005)

menambahkah bahwa kerang darah yang dibeli oleh pengumpul ada yang

langsung dioleh menjadi sate kerang dan ada juga yang langsung dijual dalam

bentuk segar. Adriyani (2009) menyebutkan Surabaya mempunyai makanan khas

yang terbuat dari daging kerang yaitu sate kerang. Pramono et al. (2015)

mengatakan bahwa sate kerang merupakan salah satu produk seafood tradisional.

Produk seafood tradisional paling banyak dikonsumsi masyarakat.

Kerang darah merupakan produk perikanan yang memiliki kadar air tinggi,

sehingga rentan terhadap kerusakan mikrobiologis. Cara hidup kerang darah

sebagai filter feeder sangat berpotensi mengakumulasi substansi pencemar, baik

logam berat ataupun mikrobia. Sehingga penanganan dan pengolahan kerang

darah yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi bakteri patogen

(Retyoadhi, dkk., 2005). Bakteri patogen yang umumnya terdapat dalam makanan

laut antara lain Salmonella sp., Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan

Vibrio sp. (Putri dkk., 2015).

Faridz dkk. (2007) mengatakan bahwa bakteri yang diduga paling

potensial mengkontaminasi makanan adalah Escherichia coli. Singh and Prakash,

(2008) menambahkan bahwa E. coli sering mengkontaminasi makanan dan

menjadi indikator pencemaran feses. BSN (2009) menyebutkan batas maksimal E.

coli dalam produk kerang adalah <3/gram daging kerang berdasarkan 3 atau 5

tabung pengenceran uji MPN.

Escherichia coli adalah suatu bakteri Gram negatif berbentuk batang,

bersifat anaerobik fakultatif dan mempunyai flagella peritrikat (Fardiaz, 1993).

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


3
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Escherichia coli secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia (Brooks

dkk., 2004). E. coli dalam usus besar bersifat patogen jika melebihi jumlah

normal. Strain tertentu dapat menyebabkan peradangan selaput perut dan usus

(gastroenteritis). Apabila hidup di luar usus seperti pada saluran kemih, dapat

menyebabkan peradangan selaput lendir (Pelczar dan Chan, 1988). Berdasarkan

uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui cemaran E. coli pada

sate kerang yang dijual di pasar tradisional kota Surabaya karena jika terdapat

cemaran E. coli dapat menjadi wabah penyakit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan

penelitian yaitu apakah terdapat bakteri Escherichia coli pada sate kerang darah

(Anadara granosa) yang dijual di pasar tradisional kota Surabaya yang melebihi

Standar Nasional Indonesia?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan bakteri

Escherichia coli pada sate kerang (Anadara granosa) yang dijual di pasar

tradisional Kota Surabaya.

1.4 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang bakteri

Escherichia coli pada sate kerang darah (Anadara granosa) yang dijual di pasar

tradisonal Kota Surabaya, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


4
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sebelum mengkonsumsi. Meningkatkan kesadaraan masyarakat mengenai

pentingnya penanganan dan pengolahan sate kerang yang tepat dan baik. Selain

itu, dapat dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerang Darah (Anadara granosa)

2.1.1 Klasifikasi Kerang Darah (Anadara granosa)

Klasifikasi kerang darah (Anadara granosa) menurut Broom (1985)

adalah sebagai berikut:

Filum : Molluska
Kelas : Bivalvia
Ordo : Arcoida
Family : Anadarainae
Genus : Anadara
Species : Anadara granosa

2.1.2 Morfologi Kerang Darah (Anadara granosa)

Anadara granosa sering disebut sebagai kerang darah karena adanya

warna merah kecoklatan dari daging yang disebabkan adanya haemoglobin dalam

darah (Ulysses et al., 2012). Kerang darah (Anadara granosa) mempunyai dua

keping cangkang tebal berwarna putih ditutupi periostrakum yang berwarna

kuning kecoklatan sampai coklat kehitaman. Ukuran kerang dewasa 6 - 9 cm

(Nurjanah dkk., 2005). Barnes (1987) menyatakan A. granosa memiliki cirri

cangkang dengan bentuk segitiga, persegi atau oval yang umumnya sama sisi dan

memiliki jari-jari yang kuat dan ornamen konsentris.

A. granosa merupakan kerang yang memiliki ciri tubuh yang tebal dan

menggembung, cangkang bulat panjang dan hampir sama pada kedua sisinya. A.

granosa juga memiliki alur sebanyak 20 yang saling berhubungan dengan bintil

yang berbentuk seperti persegi panjang. Warna cangkangnya putih kecoklatan

hingga warna gelap ke daerah periostracum (lapisan zat tanduk cangkang).

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


6
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Periostracum pada kerang darah tipis dan lembut. Bagian tubuh kerang dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bagian tubuh kerang (Sumber: WWF-Indonesia, 2015)

2.1.3 Habitat dan Penyebaran Kerang Darah (Anadara granosa)

Kerang darah (Anadara granosa) dapat ditemukan di substrat berpasir

tetapi jumlah populasi tertinggi ditemukan di lumpur halus yang ditumbuhi hutan

bakau dan mangrove. Anadara granosa hidup di perairan dengan suhu optimum

20 - 30 oC dan salinitas 28 - 31 ppt pada musim kemarau dan salinitas 15 ppt pada

musim hujan (Broom, 1985). Kerang darah (Anadara granosa) hidup dengan

cara membenamkan diri di dalam lumpur (Prasojo dkk., 2012).

2.1.4 Komposisi Kimia Kerang Darah (Anadara granosa)

Penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah dkk. (2005) menyebutkan bahwa

kerang darah mentah terdiri dari protein 19,48%, lemak 2,50%, kadar abu 2,24%,

kadar air 74,37%, mineral Cu 3,17 ppm, mineral Ca 698,49 ppm, mineral Fe

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


7
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

93,63 ppm dan mineral Zn 13,91 ppm. Sedangkan kerang darah rebus terdiri dari

protein 23,23%, lemak 7,01%, kadar abu 2,57%, kadar air 65,69%, mineral Cu

3,51 ppm, mineral Ca 1320,76 ppm, dan mineral Fe 52,38 ppm. Komposisi kimia

kerang bervariasi tergantung pada spesies, jenis kelamin, umur dan habitat.

2.2 Penanganan dan Pengolahan Kerang Darah

Nelayan mengumpulkan kerang darah yang telah ditangkap di atas perahu

(Nurjanah dkk., 2005). Sedangkan pengumpul kerang darah melakukan

penghilangan lumpur dan pencucian kerang darah yang dibeli dari nelayan.

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran atau bahan lain yang

menempel pada cangkang kerang darah (Retyoadhi dkk., 2005). Selanjutnya

pengumpul kerang darah akan menjual langsung kerang darah segar atau diolah

menjadi daging kerang rebus dan sate (Nurjanah dkk., 20005; Retyoadhi dkk.,

2005). WWF-Indonesia (2015) menambahkan bahwa kerang diolah dalam bentuk

daging kerang rebus kupas dan daging kerang beku. Pengolahan kerang menurut

WWF-Indonesia (2015) adalah sebagai berikut:

A. Daging kerang rebus kupas

Pengolahan daging kerang rebus terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu

tahap penerimaan kerang, penyortiran kerang berdasarkan jenis, pencucian

pertama, perebusan, pengupasan, penimbangan kedua, pencucian kedua,

pengecekan akhir, penimbangan akhir dan penyimpanan. Kerang darah yang

diterima dari nelayan harus dalam kondisi hidup dan memiliki cangkang yang

lengkap dan berasal dari perairan tidak tercemar. Selanjutnya dilakukan

penyortiran kerang berdasarkan jenis dan mencatat jenis kerang yang diterima.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


8
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kerang yang telah disortir kemudian ditimbang untuk mengetahui berat kerang

yang diterima dan mencatat hasil penimbangan.

Tahap pencucian pertama dilakukan dengan cara memasukkan kerang ke

dalam keranjang. Mencelupkan keranjang yang berisi kerang pada bak pencucian

yang telah berisi air tawar bersih, diaduk perlahan agar lumpur yang menempel

pada cangkang kerang hanyut dalam air dan ditiriskan. Jika air cucian terlihat

kotor dan keruh maka harus diganti. Kemudian dilakukan perebusan dengan air

mendidih selama 3-5 menit. Selanjutnya dilakukan pengupasan kerang dengan

cara mencongkel kerang cangkang kerang dengan pisau kecil yang terbuat dari

bahan anti karat dan bersih. Daging kerang yang telah dipisahkan dari cangkang

disimpan pada tempat yang telah disediakan dan diberi es. Pemberian es berguna

untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada daging kerang yang telah dikupas.

Daging kerang yang telah dikupas kemudian ditimbang dan dilakukan

pencucian kedua. Hasil penimbangan dicatat dan dilakukan pencucian kedua.

Pencucian kedua dilakukan menggunakan air dingin dan langkah yang dilakukan

sama seperti pencucian pertama. Selanjutnya dilakukan pengecekan akhir dengan

cara memisahkan daging kerang berdasarkan kualitas meliputi warna, bau dan

tekstur daging. Kemudian dilakukan pemeriksaan daging kerang untuk melihat

keberadaan benda asing (logam, kerikil dan kayu. Jika terdapat daging kerang

yang tidak memenuhi standar maka produk dipisahkan.

Proses penimbangan akhir dilakukan sesuai dengan berat produk dari

permintaan pasar. Penimbangan dilakukan dengan cara menambahkan ekstra berat

sebanyak 2% untuk mencegah penyusutan selama penyimpanan. Penyimpanan

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


9
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dilakukan dengan cara meletakkan daging kerang dalam kotak penyimpanan yang

telah berisi es curah dengan perbandingan daging kerang dan es yaitu 2:1. Daging

kerang dan es disusun berselang seling pada kotak penyimpanan. Lapisan paling

bawah dan paling atas kotak penyimpanan tertutup dengan es. Selanjutnya kotak

penyimpanan ditutup untuk menghindari es mudah mencair dan mencegah

kontaminasi.

B. Daging kerang beku

Pengolahan daging kerang beku terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu

pengecekan, penyortiran, penimbangan, pengemasan vacuum, pelabelan,

pembekuan dan penyimpanan. Tahapan proses pengecekan dilakukan dengan cara

memisahkan daging kerang berdasarkan kualitas meliputi warna, bau dan tekstur

daging, kemudian dilakukan pemeriksaan untuk melihat keberadaan benda asing.

Jika terdapat daging kerang yang tidak memenuhi standar maka daging kerang

dipisahkan.

Setelah dilakukan pengecekan, daging kerang disortir berdasarkan jenis

dan mencatat hasil penyortiran. Kemudian dilakukan penimbangan sesuai dengan

permintaan konsumen. Proses penimbangan dilakukan dengan menambahkan

ekstra berat sebanyak 2% untuk mencegah penyusutan berat selama proses

pembekuan dan penyimpanan. Tahapan proses pengemasan vacuum dilakukan

dengan cara memasukkan daging kerang ke dalam plastik vacuum yang telah

diberi label kemudian divacuum. Label berisi jenis kerang, nama perusahaan atau

kelompok, tanggal produksi, informasi nilai gizi dan petunjuk penyimpanan.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


10
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Daging kerang yang telah divacuum disusun kemudian disusun dan

ditempatkan pada mesin pembekuan dengan suhu -40 oC. pembekuan dilakukan

dengan cepat dan tidak melebihi delapan jam untuk menghindari kerusakan

jaringan daging kerang akibat terbentuknya kristal es dalam daging kerang.

Selanjutnya daging kerang yang telah beku dan dikeluarkan dari mesin

dipindahkan pada ruang penyimpanan dengan suhu -20 oC. Daging kerang

disusun sesuai dengan jenis dan tanggal produksi.

Bentuk olahan lain dari kerang yang beredar di pasaran adalah sate kerang.

Menurut Mayasari (2010) sate adalah makanan yang terbuat dari potongan daging

yang dipotong kecil yang ditusuk dengan tusukan sate kemudian dibakar

menggunakan bara arang kayu. Berbeda dengan sate pada umumnya, sate kerang

tidak melalui proses pembakaran. Pengolahan sate kerang dimulai dengan proses

pencucian kerang kemudian direbus dengan air mendidih. Selanjutnya daging

kerang yang telah direbus dipisahkan dengan cangkang dan digoreng dengan

dicampur bumbu hingga bumbu meresap. Kemudian daging kerang ditusuk

dengan tusukan sate.

2.3 Escherichia coli

2.3.1 Klasifikasi Escherichia coli

Klasifikasi Escherichia coli menurut Brooks dkk. (2004) sebagai berikut:

Kingdom : Bakteria
Filum : Proterobacteria
Kelas : Gamma Proterobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


11
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3.2 Morfologi Bakteri Escherichia coli

Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang

pendek atau kokobasil, bersifat motil dengan flagel, tidak membentuk spora.

Escherichia coli memiliki ukuran 0,4 µm - 0,7 µm x 1,4 µm dan memiliki strain

berkapsul. E. coli mempunyai kompleks antigen yang terdiri dari antigen O, H dan

K (Brooks dkk., 2004). Arisman (2009) menambahkan bahwa E. coli tumbuh

pada suhu 7 - 10 oC hingga 50 oC dengan suhu optimum 37 oC. pH pertumbuhan

E. coli adalah pH 4,4 - 8,5 dan nilai aktivitas air minimum adalah 0,95.

2.3.3 Sifat Biakan dan Biokimia

Escherichia coli membentuk koloni rata dan tidak lengket dan terlihat

mengkilap seperti logam pada media diferensial (Brook dkk., 2004). E. coli dapat

memfermentasi laktosa dan memproduksi asam dan gas pada suhu 37 oC maupun

suhu 44,5 ± 0,5 oC dalam waktu 48 jam (Arvin, 2000). E. coli menunjukkan hasil

positif pada tes indol, lisin dekarboksilase dan fermentasi manitol serta

menghasilkan gas dari glukosa. Beberapa strain E. coli menyebabkan hemolisis

pada agar darah. Lebih dari 90% isolat E. coli positif terhadap β-glukuronidase

dengan menggunakan substrat 4-metilumbeliferil-β-glukuronida (MUG) (Brooks

dkk., 2004). BSN (2009) menambahkan bahwa terdapat strain E. coli patogen dan

non patogen. E. coli non patogen banyak ditemukan di dalam usus besar manusia

sebagai flora normal dan berperan dalam pencernaan pangan dengan

menghasilkan vitamin K dari bahan yang belum dicerna dalam usus besar.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


12
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3.4 Patogenesis Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli merupakan flora normal dalam usus. Umumnya

E. coli tidak menyebabkan penyakit, bahkan mungkin berperan terhadap fungsi

dan nutrisi normal di dalam usus. E. coli dapat menjadi patogen apabila jumlah

koloni terlalu banyak, berada dalam jaringan di luar jaringan usus yang normal

atau di tempat yang jarang terdapat flora normal dan keadaan manusia sebagai

pejamu yang normal tidak kuat terutama pada bayi atau usia lanjut atau setelah

mengalami imunosupresi (Brooks dkk., 2004).

Kayser et al. (2005) menambahkan bahwa manifestasi infeksi oleh E. coli

bergantung pada tempat terjadinya infeksi, sehingga patogenesis E. coli dibedakan

berdasarkan letak organnya yaitu infeksi intraintestinal dan infeksi

ekstraintestinal. Infeksi E. coli di intraintestinal sering menyebabkan penyakit

diare. Brooks dkk. (2004) menyatakan bahwa diare yang disebabkan E. coli

beragam bergantung dari gejala klinis yang timbul, dikarenakan E. coli

mempunyai beberapa kelompok dengan sifat virulensi yang berbeda. Berdasarkan

sifat virulensi, E. coli dibagi menjadi lima kelompok yaitu E. coli enteropatogenik

(EPEC), E. coli enterotoksigenik (ETEC), E. coli enterohemoragik (EHEC), E.

coli enteroivasif (EIEC) dan E. coli enteroagregatif (EAEC).

EPEC menyebabkan diare pada bayi, terutama di negara berkembang.

Diare yang ditimbulkan yaitu diare encer yang dapat sembuh sendiri tetapi dapat

menjadi kronik. Lama diare EPEC dapat diperpendek dan diare kronik dapat

diterapi dengan antibiotik. Mekanisme EPEC dapat menyebabkan diare yaitu

EPEC menempel pada sel mukosa intestinal, kemudian dibantu dengan kromosom

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


13
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pada EPEC sehingga perlekatan semakin meningkat dan mengakibatkan

hilangnya mikrovili yang ada pada mukosa intestinal (Brooks dkk., 2004).

Arisman (2009) menambahkan gejala yang disebebkan EPEC adalah muntah,

diare, sakit perut dan demam.

ETEC merupakan penyebab umum “diare wisatawan” dan juga penyebab

diare yang sangat penting pada bayi di negara berkembang. ETEC menghasilkan

dua jenis toksin yaitu enterotoksin yang tahan panas (ST) dan enterotoksin yang

tidak tahan panas (LT). ETEC menyebabkan secretory diarrhea seperti kolera

ketika ETEC melekat pada usus manusia. Toksin yang dihasilkan akan masuk ke

mukosa usus dan mempengaruhi fungsi sel dengan mengaktivasi adenil siklase

sehingga meningkatkan konsentrasi local siklik adenosine monofosfat (cAMP).

Konsentrasi cAMP yang meningkat mengakibatkan hipersekresi air dan klorida

yang banyak dan lama serta menghambat reabsorbsi natrium. Lumen usus menjadi

teregang oleh air yang menyebabkan hipermotilitas, maka terjadilah diare yang

berlangsung selama beberapa hari (Brooks dkk., 2004). Arisman (2009)

menambahkan gejala yang disebabkan ETEC adalah diare tanpa demam hingga

diare berat yang mirip dengan kolera tetapi tanpa darah dan lendir, kram perut dan

muntah serta berlanjut sebagai dehidrasi dan syok.

EHEC menyebabkan kolitis hemoragik (diare berdarah). EHEC

menghasilkan verotoksin, dinamakan berdasarkan efek sitotoksiknya terhadap sel

Vero yaitu suatu sel ginjal monyet Afrika. Serotype E. coli yang menghasilkan

verotoksin yang paling sering ditemukan dan satu-satunya yang dapat

diidentifikasi adalah O157:H7 (Brooks dkk., 2004). Dosis infeksi O157:H7 yang

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


14
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dapat menimbulkan penyakit adalah rendah yaitu 101 g hingga 102 g, umumnya

meyerang kelompok balita, manula dan orang yang memiliki kekebalan tubuh

rendah (BSN, 2009).

EIEC menyebabkan diare seperti disentri yang disebabkan oleh Shigella

(BSN, 2009). Brooks dkk. (2004) menambahkan bahwa penyakit yang disebabkan

EIEC paling sering terjadi pada anak di negara berkembang dan pada pengunjung

negara tersebut. EIEC menimbulkan penyakit dengan menginvansi sel epitel

mukosa usus. Seperti Shigella, strain EIEC tidak memfermentasikan laktosa atau

memfermentasi laktosa dengan lambat dan nonmotil.

EAEC menyebabkan diare akut dan kronik dengan durasi lebih dari 14

hari yang sering terjadi pada masyarakat di negara berkembang. EAEC juga

menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui makanan di negara industri.

Mekanisme EAEC dapat menimbulkan penyakit yaitu dibantu dengan fimbrea,

melekat pada sel epitel mukosa intestinal kemudian mengeluarkan toksin yang

mirip dengan tipe SL dan hemolisin (Brooks dkk., 2004).

Patogenesis E. coli di ekstraintestinal yaitu dapat menyebabkan infeksi

saluran kemih, sepsis, meningitis dan penyakit lainnya. Infeksi saluran kemih

yang disebabkan E. coli adalah penyebab tersering dengan prevalensi sekitar 90%

terutama pada wanita. Gejala dan tanda infeksi saluran kemih yaitu sering

berkemih, disuria, hematuria dan piuria. Timbul gejala nyeri pinggang yang

disebabkan infeksi saluran kemih bagian atas. Antigen K adalah antigen yang

berperan penting pada infeksi saluran kemih bagian atas, sedangkan antigen O

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


15
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

berperan hampir pada seluruh infeksi. Infeksi saluran kemih dapat mengakibatkan

bakterimia dengan tanda klinis sepsis (Brooks dkk., 2004).

Jika pertahanan pejamu yang normal tidak kuat sehingga E. coli dapat

masuk ke peredaran darah dan menyebabkan sepsis. Sepsis dapat terjadi akibat

infeksi saluran kemih (Brooks dkk., 2004). Kayser et al. (2005) menambahkan

bahwa E. coli menjadi penyebab sepsis yang cukup tinggi yaitu dengan prevalensi

mencapai 15%. Sebagian besar sepsis yang disebabkan oleh E. coli diakibatkan

oleh endotoksin kelompok sepsis enteropatogenesis E. coli (SEPEC).

Infeksi lain yang disebabkan E. coli yaitu meningitis. E. coli dan

streptokokus grup B merupakan penyebab utama meningitis pada bayi. Sekitar

75% E. coli dari kasus meningitis mempunyai antigen KI, yaitu antigen yang

bereaksi silang dengan polisakarida kapsula grup B dari N meningitides.

Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen KI belum dapat

dijelaskan (Brooks dkk., 2004).

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

III KONSEPTUAL PENELITIAN DAN HIPOTESIS

Kerang darah merupakan seafood berprotein tinggi yang diminati

masyarakat (Rachmawati dkk., 2015). Kerang darah banyak dimanfaatkan untuk

konsumi dan dijual (Lubayasari, 2010). Nurjanah dkk., (2005) menambahkan

bahwa nelayan mengkonsumsi sendiri hasil tangkapan kerang darah ketika tidak

musim ikan. Kerang darah dijual di pasaran dalam bentuk utuh segar, daging

kerang rebus dan sate (Nurjanah dkk., 2005; Retyoadhi dkk., 2005). Selain itu,

produk olahan kerang yang dijual di pasaran berupa daging kerang beku (WWF-

Indonesia, 2015). Produk olahan kerang darah dipasarkan di pasar tradisional dan

swalayan (Juniawati, 2005). Widyastana (2015) mengatakan bahwa pasar

tradisional umumnya kurang terjaga kebersihannya.

Produk olahan kerang yang merupakan makanan khas kota Surabaya

adalah sate kerang yang terbuat dari daging kerang (Adriyani, 2009). Sate kerang

merupakan salah satu produk seafood tradisional dimana produk seafood paling

banyak dikonsumsi masyarakat setiap hari (Pramono et. al., 2015). Hampir di

semua wilayah di Kota Surabaya terdapat penjual sate kerang.

Bahan utama sate kerang yang berupa daging kerang darah perlu diperhatikan

penanganan dan pengolahannya dimana kerang darah merupakan filter feeder

yang dapat menyerap pencemar logam berat maupun mikroba (Retyoadhi dkk.,

2005). Proses pengolahan sate kerang mulai persiapan bahan, pencucian dan

pemasakan hingga menjadi sate perlu diperhatikan dan harus tepat. Pencucian

daging kerang yang kurang tepat atau penggunaan air yang tidak bersih,

penggunaan alat dalam proses pengolahan hingga proses pemasakan yang tidak

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


17
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

memperhatikan sanitasi dan hygiene dapat menyebabkan terjadi kontaminasi E.

coli. Faridz dkk. (2007) mengatakan bahwa E. coli mudah menyebar dengan cara

mencemari air dan mengkontaminasi bahan yang bersentuhan dengan air.

Manusia sebagai pengolah sate kerang juga dapat menjadi sumber kontaminasi E.

coli. Selain itu proses pemasakan sate kerang yang kurang matang dapat

menyebabkan bakteri tetap ada dalam produk. Salah satu bakteri patogen yang

sering terdeteksi pada produk perikanan adalah Escherichia coli (Juniawati,

2005).

Kontaminasi E. coli pada sate kerang dapat menyebabkan kerugian dan

membahayakan konsumen. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor: KEP.17/MEN/2004 menyebutkan bahwa beberapa wabah

penyakit terjadi pada manusia karena mengkonsumsi produk kerang yang

terkontaminasi. Keberadaan bakteri E. coli dalam produk olahan kerang seperti

sate kerang harus menjadi perhatian karena merupakan produk siap untuk makan

dan dapat menjadi sumber wabah penyakit. Kerangka konseptual penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 3.1.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


18
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kerang Darah

Bentuk produk Pemasaran


olahan yang dijual

Pasar Pasar
Daging Sate Daging swalayan tradisional
kerang kerang kerang
Rebus beku

Transaksi Tempat
Bahan Pengolah Sanitasi Pencucian Proses penjual dan
baku alat pemasakan pembeli

Kontaminasi
Escherichia coli

Infeksi pada manusia

Keterangan :
: Aspek yang diteliti

: Aspek yang tidak

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konseptual Penelitian

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari pengambilan sampel sate kerang darah di pasar

tradisional yang terdapat di kota Surabaya, antara lain pasar tradisional Simo,

Banyu Urip mewakili Surabaya Barat, pasar tradisional Keputran mewakili

Surabaya Pusat, pasar tradisional Krembangan mewakili Surabaya Utara, pasar

tradisional Pacar Keling mewakili Surabaya Timur dan pasar tradisional

Wonokromo mewakili Surabaya Selatan. Sampel sate kerang darah kemudian

dilakukan tahap uji penduga coliform, uji penguat coliform dan identifikasi bakteri

Escherichia coli di Laboraturium Mikrobiologi Fakultas Perikanan dan Kelautan

Universitas Airlangga, Surabaya pada bulan April 2017.

4.2 Materi Penelitian

4.2.1 Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat inkubator,

autoclave, oven, water bath, refrigerator, bunsen, tabung reaksi, rak tabung

reaksi, labu Erlenmeyer, mortar, labu ukur, tabung Durham, Beaker glass, cawan

petri, timbangan analitik, timbangan, hot plate, vortex, pengaduk, pipet tetes,

jarum ose, cool box, kertas label dan plastik steril.

4.2.2 Bahan Penelitian

Sampel yang digunakan adalah sate kerang yang diperoleh dari pasar

tradisonal di Surabaya. Media yang digunakan untuk isolasi dan identifikasi

adalah Lactose Broth (LB), Eosin Methylen Blue (EMB) Agar, MR-VP Broth,

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


20
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pereaksi Kovacks, indikator metil merah, Simmon Citrate Agar, Sulfide Indol

Motility (SIM), pereaksi pewarnaan Gram (kristal violet, lugol, alkohol 95% dan

safranin), larutan KOH 40%, larutan alpha napthol, alkohol 70%, akuades steril,

NaCl fisiologis, minyak emersi dan spirtus.

4.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode observasi. Observasi yaitu melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan

yang dilakukan (Susanti, 2010). Observasi pada peneltian ini dilakukan terhadap

berbagai hal yang berhubungan dengan isolasi dan identifikasi bakteri Escherichia

coli pada sate kerang dari pasar tradisional di kota Surabaya.

4.4 Prosedur Penelitian

4.4.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sample dilakukan di lima pasar di Kota Surabaya yang

mewakili setiap wilayah bagian yaitu pasar tradisional Simo, Banyu Urip

mewakili Surabaya Barat, pasar tradisional Keputran mewakili Surabaya Pusat,

pasar tradisional Krembangan mewakili Surabaya Utara, pasar tradisional Pacar

Keling mewakili Surabaya Timur dan pasar tradisional Wonokromo mewakili

Surabaya Selatan. Karakteristik pasar ditentukan berdasarkan pasar yang

mempunyai pendapatan terbesar dan terdapat penjual sate kerang darah. Sampel

yang diambil dari setiap pasar sebanyak 10% dari jumlah total sate kerang yang

dijual setiap hari. Perhitungan jumlah sampel yang diambil mengacu pada

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


21
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Rachmawati (2015) yang menyatakan bahwa jumlah sampel yang diambil sebesar

10% dari jumlah total populasi sampel.

Berdasarkan survey yang dilakukan, total populasi sate kerang darah yang

dijual setiap hari di pasar tradisional Simo, pasar tradisonal Krembangan, pasar

tradisional Keputran dan pasar tradisional Pacar Keling adalah sekitar 20 tusuk

sehingga diambil dua tusuk sate kerang darah di setiap pasar sebagai sample.

Total populasi sate kerang darah yang dijual di pasar tradisional Wonokromo

setiap hari adalah sekitar 30 tusuk sehingga diambil tiga tusuk sate kerang darah

sebagai sampel. Jadi dari lima pasar didapatkan sampel sebanyak 11 sampel.

Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam plastik kemudian dimasukkan ke dalam

cool box yang berisi es untuk menghindari kontaminasi bakteri dan menjaga

kualitas produk dan segera dibawa ke laboraturium Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga, Surabaya. Gambar sampel sate kerang dapat

dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Sate Kerang Darah (Anadara granosa)

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


22
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.4.2 Persiapan dan Sterilisasi Alat Penelitian

Tahap awal yang dilakukan adalah persiapan dan sterilisasi alat. Sterilisasi

adalah suatu usaha untuk membunuh semua mikroorganisme termasuk spora

(Collins et al., 2004). Peralatan gelas, tabung uji, pipet, botol, cawan petri dan

media disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 oC selama 15 - 20 menit (Volk

dan Wheeler, 1993). Selama proses penelitian harus selalu menerapkan teknik

aseptis seperti penggunaan masker dan sarung tangan serta menyemprotkan

alkohol 70% pada tangan dan meja penelitian sebelum dan sesudah melakukan

penelitian.

4.4.3 Uji Most Probable Number (MPN)

Pemeriksaan bakteri E. coli dengan metode MPN terdapat tiga tahap yaitu

uji penduga coliform, uji penguat coliform dan uji lengkap atau identifikasi E. coli

(Fardiaz, 1993).

A. Uji Penduga Coliform

Sampel daging sate kerang diambil sebanyak 1 gram secara aseptis

dihaluskan menggunakan mortar steril. Sampel dimasukkan ke dalam tabung

reaksi berisi 9 ml NaCl fisiologis dan dihomogenkan sehingga diperoleh

pengenceran 10-1. Selanjutnya membuat pengenceran 10-2 dengan mengambil 1 ml

dari pengenceran 10-1 dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml NaCl

fisiologis. Sebanyak 1 ml dari pengenceran 10-2 dimasukkan ke dalam tabung

reaksi berisi 9 ml NaCl fisiologis.

Langkah berikutnya dilakukan uji penduga coliform dengan menggunakan

seri sembilan tabung. Setiap tabung reaksi secara aseptis dimasukkan 10 ml

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


23
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lactose Broth dengan menggunakan pipet dan tabung Durham dengan posisi

terbalik. Kemudian dimasukkan 1 ml sampel dari pengenceran 10-1 ke dalam 3

tabung pertama, 1 ml sampel dari pengenceran 10-2 ke dalam 3 tabung kedua dan

1 ml sampel dari pengenceran 10-3 ke dalam 3 tabung ketiga, dikocok perlahan.

Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam dan diamati tertangkap

atau tidaknya gas dalam tabung Durham. Jika terdapat gas sebanyak 10% atau

melebihi tabung Durham maka uji penduga coliform dikatakan positif.

B. Uji penguat coliform

Tabung yang positif pada uji penduga coliform, masing-masing

diinokulasi pada agar cawan Eosin Methylen Blue (EMB) Agar dengan teknik

penggoresan menggunakan jarum ose steril. EMB Agar digunakan untuk isolasi

bakteri fekal koliform (Leboffe and Pierce, 2011). Kemudian diinkubasi pada

suhu 37 oC selama 24 jam. Uji penguat coliform dikatakan positif jika terdapat

koloni hijau metalik. Hasil positif pada media EMB Agar dicocokkan dengan

hasil positif pada tabung Durham untuk menguatkan adanya pertumbuhan E. coli

pada tabung MPN seri sembilan tabung. Jumlah tabung positif selanjutnya

dicocokkan dengan tabel nilai MPN untuk mendapatkan nilai MPN. Tabel MPN

dapat dilihat pada Lampiran 1.

C. Uji Lengkap atau Identifikasi E. coli

1. Uji Indol

Uji indol adalah uji yang menentukan ada tidaknya enzim yang dapat

memecah triptofan pada bakteri atau organisme tertentu. Uji indol dilakukan

dengan cara mengambil satu koloni terpisah dengan menggunakan ose, kemudian

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


24
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

diinokulasi ke dalam media Sulfide Indol Motility (SIM) dan diinkubasi pada suhu

37 oC selama 24 jam. Setelah inkubasi ditambahkan 10 - 12 tetes pereaksi

Kovacks. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya lapisan berwarna merah pada

permukaan media dan negatif jika berwarna kuning (Aminollah, 2016).

2. Uji Methyl Red (MR)

Satu koloni terpisah diambil dengan menggunakan jarum ose, kemudian

diinokulasi ke dalam MR-VP Broth dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24

jam. 3 - 4 tetes indikator metil merah ditambahkan pada media. Hasil positif

ditandai dengan perubahan warna media menjadi merah (Aminollah, 2016).

3. Uji Voges Proskauer (VP)

Satu koloni terpisah diambil dengan menggunakan jarum ose, kemudian

diinokulasi ke dalam MR-VP Broth dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24

jam. Kemudian ditambahkan 10 tetes larutan KOH 40% dan 15 tetes larutan alpha

naphtol dihomogenkan hingga berbentuk buih, diamati selama 30 menit. Jika

terlihat warna merah muda pada media maka hasil positif (Aminollah, 2016).

4. Uji Sitrat

Media yang digunakan dalam uji sitrat adalah Simmons Citrate Agar

dengan cara menginokulasi bakteri pada media dan diinkubasi pada suhu 37 oC

selama 24 jam. Hasil uji positif jika terjadi perubahan warna media menjadi biru

dan negatif jika tidak ada perubahan warna (Aminollah, 2016).

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


25
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.5 Parameter Penelitian

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah karakterisasi

Escherichia coli dan nilai MPN E. coli pada sate kerang darah yang dijual di pasar

tradisional kota Surabaya. Karakterisasi E. coli yaitu adanya gelembung gas pada

media Lactose Broth, warna koloni bakteri pada media Eosin Methylen Blue

(EMB) Agar, adanya indol dan warna pada uji MR-VP dan sitrat. Nilai MPN E.

coli ditentukan dengan menggunakan tabel indeks MPN 3 seri tabung

pengenceran yang dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.6 Analisis Data

Penelitian ini bersifat deskriptif, data hasil penelitian disajikan dalam

bentuk gambar dan tabel. Data yang didapat akan dibandingkan dengan buku

Bergey’s Determinative Bacteriology (Breed et al., 1957). Hasil uji MPN akan

dibandingkan dengan SNI 01-2332.1-2006 tentang penentuan coliform dan

Escherichia coli pada produk perikanan. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada

Gambar 4.2.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


26
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Persiapan alat dan bahan

Persiapan sampel

Pembiakan pada media Lactose Broth dan


diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 oC

Pengenceran 10-1 Pengenceran 10-2 Pengenceran 10-3

Tabung Tabung Tabung


1 2 3 1 2 3 1 2 3

Inokulasi pada media Eosin Methylen Blue Agar dan


diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 oC

Identifikasi bakteri

Uji indol Uji Methyl Uji Voges Uji Sitrat


red Proskauer

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 4.2 Diagram Alir Penelitian

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Hasil Uji Penduga Coliform

Escherichia coli merupakan salah satu anggota bakteri coliform fekal. Uji

MPN merupakan uji untuk mengetahui jumlah bakteri coliform fekal maupun

coliform non-fekal yang tedapat pada suatu sampel yang diuji (Fardiaz, 1993).

Metode uji MPN yang pertama kali dilakukan adalah uji penduga coliform. Uji

penduga coliform menggunakan media Lactose Broth (LB) dengan tiga tingkat

pengenceran yaitu 10-1, 10-2 dan 10-3 dan tiga seri tabung tiap sampel. Setiap

tabung reaksi yang berisi tabung Durham, media LB dan sampel diinkubasi

selama ± 48 jam pada suhu 37 oC. Gambar tabung reaksi yang berisi tabung

Durham, media LB dan sampel dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Tabung reaksi berisi tabung Durham, media LB dan sampel

Uji penduga coliform dinyatakan positif jika setelah inkubasi terjadi

perubahan kekeruhan cairan dan juga terbentuk gas dalam tabung Durham dan

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


28
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dinyatakan negatif jika tidak terjadi perubahan dan atau tidak terdapat gas dalam

tabung Durham (Fardiaz, 1993). Hasil uji penduga coliform positif dan negatif

dapat dilihat pada Gambar 5.2. Pembentukan gas terjadi karena terjadi fermentasi

laktosa menjadi gas yang dilakukan bakteri dimana media LB mengandung

laktosa (Leboffe and Pierce, 2012). Escherichia coli dapat memfermentasi laktosa

dan menghasilkan gas (Brooks et al., 2004). Uji penduga coliform pada 11 sampel

yang diperiksa mempunyai hasil yang beragam yang ditunjukkan pada Tabel 5.1.

Gambar 5.2 Hasil uji penduga coliform


(A) Negatif (B) Positif

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


29
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.1 Hasil Uji penduga coliform

Gas pada tabung Durham Jumlah


No. Sampel Tabung pengenceran 10 ˉ¹ Tabung Pengenceran 10ˉ² Tabung Pengenceran 10 ˉ³ Tabung
1 2 3 1 2 3 1 2 3 Positif
1 A1 ₋ ₋ ₋ ₊ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₀₋₁₋₀
2 A2 ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₀₋₀₋₀
3 B1 ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₀₋₀₋₀
4 B2 ₊ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₁₋₀₋₀
5 B3 ₊ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₁₋₀₋₀
6 C1 ₊ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₁₋₀₋₀
7 C2 ₋ ₋ ₋ ₊ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₀₋₁₋₀
8 D1 ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₀₋₀₋₀
9 D2 ₋ ₊ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₁₋₀₋₀
10 E1 ₊ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₁₋₀₋₀
11 E2 ₊ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₋ ₁₋₀₋₀

Keterangan: (+): terdapat gelembung gas pada tabung Durham. (-): tidak terdapat
gelembung gas pada tabung Durham. Jumlah tabung positif: Jumlah
tabung positif dari setiap tabung pengenceran

Berdasarkan hasil uji penduga coliform pada Tabel 5.1 diketahui bahwa

sampel sate kerang yang diperiksa hanya menunjukkan hasil positif pada delapan

sampel yaitu sampel A1, B2, B3, C1, C2, D2, E1 dan E2. Sampel B2, B3, C1, D2,

E1, E2 positif pada tabung pengenceran 10-1. Sampel A1 dan C2 positif pada

tabung pengenceran 10-2. Semua hasil negatif pada tabung pengenceran 10-3.

Sampel A2, B1 dan D1 menunjukkan hasil negatif pada semua tabung

pengenceran.

5.1.2 Hasil Uji Penguat Coliform pada Media EMB Agar

Selanjutnya hasil positif pada uji penduga coliform dilakukan uji penguat

pada media EMB Agar. Uji penguat coliform pada media EMB Agar hanya

dilakukan pada delapan sampel dari hasil uji penduga coliform. Hasil positif pada
SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH
30
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

media EMB Agar ditandai dengan adanya koloni berwarna hijau metalik. EMB

Agar mengandung eosin dan methylen blue yang menghambat pertumbuhan

bakteri Gram positif dan memperjelas perbedaan dengan koloni bakteri yang lain.

Warna hijau metalik pada media EMB Agar menunjukkan fermentasi laktosa dan

atau sukrosa sebagai ciri dari coliform fekal (Leboffe and Pierce, 2011).

Hasil uji penguat coliform pada media EMB Agar dapat dilihat pada Tabel

5.2. Berdasarkan pada Tabel 5.2 diketahui jika semua sampel pada uji penguat

menghasilkan hasil positif yaitu menghasilkan koloni berwarna hijau metalik pada

media EMB Agar. Hasil uji pada media EMB Agar dapat dilihat pada Gambar

5.1. Penelitian Islam et al. (2014) menyatakan bahwa koloni bakteri E. coli pada

media EMB Agar berwana hijau dengan kilap logam. Sehingga dapat dikatakan

semua sampel pada uji penguat terdapat bakteri coliform.

Gambar 5.3 Hasil positif uji penguat coliform pada media EMB Agar

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


31
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.2 Hasil pada uji penguat coliform pada media EMB Agar

No. Sampel Warna koloni


1 A1 hijau metalik
2 A2 tidak diteliti
3 B1 tidak diteliti
4 B2 hijau metalik
5 B3 hijau metalik
6 C1 hijau metalik
7 C2 hijau metalik
8 D1 tidak diteliti
9 D2 hijau metalik
10 E1 hijau metalik
11 E2 hijau metalik

5.1.3 Hasil Identifikasi E. coli

Berdasarkan hasil pada uji penguat coliform maka identifikasi E. coli

dilakukan pada semua sampel yang positif pada uji penguat coliform yaitu pada

delapan koloni bakteri dari delapan sampel yaitu sampel A1, B2, B3, C1, C2, D2,

E1, E2. Hasil identifikasi E. coli akan dicocokkan dengan hasil pada uji penguat

untuk menentukan nilai MPN E. coli pada sampel. Identifikasi E. coli yang

dilakukan terdiri dari empat uji yaitu uji indol, uji methyl red (MR), uji Voges-

Proskauer (VP) dan uji sitrat. Hasil identifikasi ditunjukkan pada Table 5.3.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


32
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.3 Hasil Identifikasi E. coli

Sampel
Uji
A1 B2 B3 C1 C2 D2 E1 E2

Indol + + + + + - + +

Methyl Red (MR) + + + + + - - -

Voges-Proskauer

(VP) - - - - - - - -

Sitrat - - - - - + + +

Keterangan: Indol positif (+) karena permukaan media berwarna merah dan dan
negatif (-) karena berwarna kuning; MR positif (+) karena media
berwarna merah dan negatif (-) karena berwarna kuning atau oranye;
VP positif (+) karena berwarna merah muda atau merah dan negatif
(-) karena berwarna kuning; Sitrat positif (+) karena media berwarna
biru dan negatif (-) jika tidak berubah warna (hijau).

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil identifikasi E. coli yang

dilakukan pada delapan sampel, sebanyak lima sampel memiliki karakteristik

biokimia yang sama yaitu sampel A1, B2, B3, C1 dan C2 yaitu indol positif, MR

positif, VP negatif dan sitrat negatif. Sampel E1 dan E2 memiliki karakteristik

biokimia yang sama yaitu indol positif, MR negatif, VP negatif dan sitrat negatif.

Sampel D2 menunjukkan karakteristik biokimia yaitu indol negatif, MR negatif,

VP negatif dan Sitrat positif.

Hasil identifikasi dianalisis menggunakan buku Bergey’s Manual of

Determinative Bacteriology (Breed et al., 1957). Setelah analisis diketahui bahwa

yang termasuk E. coli adalah sampel A1, B2, B3, C1 dan C2 yaitu dengan

karakteristik MR negatif, VP negatif sitrat negatif dan indol positif. Penelitian

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


33
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang dilakukan Islam et al. (2014) pada identifikasi E.coli menunjukkan hasil

yang sama.

5.1.4 Nilai MPN E. coli pada Sampel Sate Kerang Darah

Berdasarkan hasil uji identifikasi sampel yang positif E. coli, maka

dilakukan analisis nilai MPN dengan mencocokkan hasil identifikasi dengan hasil

pada uji penguat coliform kemudian dianalisis menggunakan tabel MPN yang

dikeluarkan oleh BSN (2006). Hasil MPN E. coli pada sate kerang darah

ditunjukkan pada Tabel 5.4 hanya enam sampel yaitu sampel A2, B1, D1, D2, E1

dan E2 yang memiliki nilai MPN E. coli <3,0 MPN per gram daging sate kerang.

Sampel A1 dan C2 memiliki nilai MPN E. coli sebesar 3,0 MPN per gram daging

kerang, sedangkan sampel B2, B3 dan C1 memilki nilai MPN E. coli sebesar 3,6

MPN per gram daging sate kerang.

Tabel 5.4 MPN E. coli pada Sate Kerang Darah

Jumlah tabung positif MPN


No Sampel Pengenceran Pengenceran Pengenceran per
10ˉ¹ 10ˉ² 10ˉ³ gram
1 A1 0 1 0 3,0
2 A2 0 0 0 <3,0
3 B1 0 0 0 <3,0
4 B2 1 0 0 3,6
5 B3 1 0 0 3,6
6 C1 1 0 0 3,6
7 C2 0 1 0 3,0
8 D1 0 0 0 <3,0
9 D2 0 0 0 <3,0
10 E1 0 0 0 <3,0
11 E2 0 0 0 <3,0

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


34
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.2 PEMBAHASAN

Sate kerang darah merupakan salah satu makanan tradisional yang siap

makan, sehingga keamanan untuk dikonsumsi perlu diperhatikan. Jika sate kerang

darah yang dikonsumsi mengandung bakteri patogen, maka akan menjadi sumber

penyakit karena menjadi perantara pertumbuhan mikroorganisme patogenik

(Novianti, 2015). Salah satu bakteri patogen yang perlu diperhatikan adalah

Escherchia coli.

Escherichia coli merupakan kelompok bakteri coliform fekal (Fardiaz,

1993). Bakteri coliform fekal menjadi indikator pencermaran dikarenakan jumlah

koloni pasti berkolasi positif dengan bakteri patogen. Mendeteksi coliform lebih

mudah, cepat dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogen lain (Aminollah,

2016). Metode pemeriksaan bakteriologis deteksi bakteri coliform yang dalam

penelitian ini adalah Eschericia coli menggunakan metode Most Probable

Number (MPN).

Sampel sate kerang darah sebanyak 11 sampel diperoleh dari lima pasar di

kota Surabaya dengan kode sampel A yang mewakili Surabaya Pusat, kode

sampel B yang mewakili Surabaya Selatan, kode sampel C yang mewakili

Surabaya Timur, kode sampel D yang mewakili Surabaya Utara dan kode sampel

E yang mewakili Surabaya Barat. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari

dan diletakkan di wadah sterofoam berisi es batu selama transportasi ke

laboraturium untuk menghindari adanya kontaminasi bakteri.

Uji MPN yang pertama dilakukan adalah uji penduga coliform

menggunakan media Lactose Broth (LB) dengan tiga seri tabung dengan

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


35
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

melakukan pengenceran sampel sebanyak tiga kali pengenceran yaitu

pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 dimana setiap pengenceran dimasukkan ke dalam tiga

tabung reaksi yang berisi tabung Durham dan media LB, sehingga ada sembilan

tabung untuk setiap sampel jadi keseluruhan tabung yang diteliti ada 99 tabung.

Tabung yang berisi sampel, tabung Durham dan media LB kemudian diinkubasi

selama 24 jam pada suhu 37 oC. Penggunaan media LB bertujuan untuk

mengetahui adanya fermentasi laktosa yang dilakukan bakteri. Keberadaan bakteri

coliform pada sampel ditandai dengan terbentuknya gas di dalam tabung Durham

dan perubahan warna media dari kuning menjadi keruh (Fardiaz, 1993).

Terbentuknya gas dan perubahan warna media menjadi keruh pada tabung

Durham karena media LB mengandung laktosa sebagai sumber karbohidrat untuk

bakteri (Jasmadi, dkk., 2014).

Berdasarkan hasil penelitian pada uji penduga coliform pada Tabel 5.1

diketahui bahwa hanya ada delapan tabung dari delapan sampel yang

menunjukkan hasil positif yaitu yaitu sampel A1, B1, B2, B3, C1, C2, D2, E1 dan

E2 menghasilkan gas pada tabung Durham dan warna media berubah menjadi

keruh. Sedangkan tabung yang lain tidak menunjukkan adanya gas pada tabung

Durham atau perubahan warna media. Uji penduga coliform belum bisa

memastikan bahwa suatu sampel positif terdapat bakteri Escherichia coli karena

selain bakteri E. coli terdapat beberapa jenis bakteri lain yang mempunyai

kemampuan memfermentasi laktosa seperti Salmonella sp. dan Acetobacter sp.

(Novianti, 2015).

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


36
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Delapan tabung yang positif selanjutnya dilakukan uji penguat coliform

pada media Eosin Methylen Blue (EMB) Agar. Setiap sampel dari masing-masing

tabung diinokulasi pada cawam EMB Agar dan diinkubator selama 24 jam pada

suhu 37 oC. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel yang

dilakukan uji penguat coliform adalah positif. Hasil uji penguat coliform

dikatakan positif karena pada media EMB Agar terdapat koloni berwarna hijau

metalik dengan bintik kehitamanan di tengah koloni dan kilap logam. EMB Agar

mengandung eosin dan metilen biru yang menghambat pertumbuhan Gram positif

sehingga bakteri yang tumbuh terseleksi hanya bakteri Gram negatif (Leboffe and

Pierce, 2011). EMB Agar juga mempunyai kandungan laktosa sehingga bakteri

Gram negatif yang tumbuh akan terdiferensiasi berdasarkan sifat yang dapat

memfermentasi laktosa (Tille and Forbes, 2014). Delapan sampel yang diuji pada

tahap uji penguat coliform terindikasi kuat mengandung E. coli. Menurut Fardiaz

(1993) E. coli mampu memfermentasi laktosa, sukrosa dan glukosa.

Delapan sampel yang terindikasi kuat mengandung E. coli kemudian

dilakukan uji biokimia untuk mengidentifikasi karakteristik bakteri sesuai atau

tidak dengan karakterikstik biokimia E. coli. Fardiaz (1993) mengatakan bahwa

bakteri umumnya memperoleh energi dengan melakukan aktifitas biokimia dari

lingkungan melalui fermentasi. Escherichia coli dibedakan dengan bakteri

coliform lain dalam aktifitas biokimia dapat menggunakan uji IMVic (Indol,

Methyl red, Voges-Proskauer dan sitrat). Uji yang dilakukan pertama adalah uji

indol. Uji indol adalah uji yang menentukan kemampuan bakteri untuk

menghasilkan indol dengan memecah triptofan. Triptofan adalah asam amino

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


37
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

esensial yang teroksidasi oleh bakteri yang mengakibatkan pembentukan indol,

asam piruvat dan asam amino (Aminollah, 2016).

Fardiaz (1993) menambahkan bahwa bakteri yang mempunyai enzim

triptonase akan memecah triptofan menjadi indol, asam piruvat, ammonia dan

energi. Perubahan warna menjadi merah di permukaan media merupakan tanda

adanya indol pada bakteri atau biakan, sedangkan tidak adanya indol ditandai

dengan media tidak berwarna merah (Engerlick, 2008). Tujuh dari delapan

sampel yang diuji menunjukkan perubahan warna permukaan media menjadi

merah atau hasil positif pada uji indol setelah ditambah pereaksi Kovacks yaitu

sampel A1, B2, B3, C1, C2, E1, dan E2. Aminollah (2016) mengatakan bahwa

warna merah pada permukaan media disebabkan karena indol bereaksi dengan

aldehid. Satu dari delapan sampel yang diuji tidak terjadi perubahan warna merah

pada permukaan media atau hasil negatif pada uji indol yaitu sampel D2.

Uji methyl red dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam

memproduksi dan mempertahankan produk akhir asam dari fermentasi glukosa

atau laktosa (Fardiaz, 1993). Media akan berubah warna menjadi merah setelah

pemberian reagen metil merah yang mengeindikasi bahwa pH media telah

menurun menjadi 4,4 atau lebih rendah, hal ini menujukkan adanya fermentasi

laktosa oleh bakteri yang ada dalam media (Engerlick, 2008). Lima dari delapan

sampel yang diuji menunjukkan perubahan warna media menjadi merah setelah

penambahan reagen metil merah yaitu sampel A1, B2, B3, C1 dan C2 yang

dinyatakan sebagai hasil positif pada uji methyl red. Tiga dari delapan sampel

yang diuji tidak menunjukkan perubahan warna media setelah penambahan reagen

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


38
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

metil merah yaitu sampel D2, E1 dan E2 yang dinyatakan sebagai hasil negatif

pada uji methyl red.

Uji Voges-Proskauer (VP) menggunakan media yang sama dengan media

yang digunakan untuk methyl red yaitu MR-VP Broth tetapi reagen yang

digunakan adalah larutan KOH 40% dan larutan alpha napthol. Uji VP digunakan

untuk mengetahui kemampuan bakteri menghasilkan metil karbinol (asetoin)

(Fardiaz, 1993). Semua sampel yang diuji yaitu delapan sampel tidak mengalami

perubahan warna media setelah penambahan reagen yaitu tetap berwarna kuning,

sehingga semua sampel dinyatakan negatif pada uji Voges-Proskauer. Fardiaz

(1993) mengatakan bahwa perubahan warna media menjadi merah menunjukkan

hasil positif, sedangkan warna kuning pada media atau tidak terjadi perubahan

menunjukkan hasil negatif. Menurut Aminollah (2016) KOH dan alpha napthol

merupakan bahan kimia yang mendeteksi asetoin. Engerlick (2008) mengatakan

bahwa perubahan warna menjadi warna merah merupakan indikasi terbentuknya

asetoin. Menurut Hemraj (2013) asetoin adalah perantara dalam produksi butilen

glikol dalam fermentasi karbohidrat. Dua reagen yang digunakan dalam uji VP

yaitu larutan KOH 40% dan alpha napthol ditambahkan pada media setelah

diinkubasi dan terkena oksigen, jika terdapat asetoin akan teroksidasi dengan

adanya udara dan KOH menjadi diasetil. Diasetil kemudian berekasi dengan

komponen guanidine dari pepton yang merupakan komposisi kompleks media VP,

adanya alpha napthol mengasilkan warna merah. Alpha napthol berperan sebagai

katalis dan penguat warna. Uji VP untuk Escherichia coli adalah negatif karena E.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


39
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

coli memfermentasi karbohidrat menjadi produk asam dan tidak menghasilkan

produk netral seperti asetoin (Fardiaz, 1993).

Uji sitrat adalah uji untuk menentukan kemampuan bakteri untuk

menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan garam amonia

sebagai satu-satunya sumber nitrogen (Fardiaz, 1993 dan Engerlick, 2008). Lima

dari delapan sampel yang diuji tidak menunjukkan perubahan warna pada media

yaitu sampel A1, B2, B3, C1 dan C2 yang dapak dinyatakan sebagai hasil negatif

pada uji sitrat, sedangkan sampel D2, E1 dan E2 terjadi perubahan media menjadi

warna biru yang dinyatakan sebagai hasil positif pada uji sitrat. Menurut Hemraj

(2013) pemanfaatan sitrat melibatkan enzim sitrat permease yang memecah sitrat

menjadi oksaloasetat dan asetat. Oksaloasetat lebih lanjut dipecah menjadi piruvat

dan CO2. Produksi Na2CO3 serta NH3 dari pemanfaatan natrium sitrat dan garam

amonium menghasilkan pH basa yang menyebabkan perubahan warna media dari

hijau menjadi biru. Menurut Fardiaz (1993) Escherichia coli tidak menggunakan

sitrat sebagai sumber karbon.

Berdasarkan hasil uji biokimia yang dilakukan, bakteri yang ada dalam

sampel A1, B2, B3, C1 dan C2 memiliki enzim triptonase sehingga dapat

memecah triptofan menjadi indol, amonia dan energi. Bakteri tersebut tidak

menghasilkan asetoin sehingga media tetap berwarna kuning, tetapi dapat

menfermentasi laktosa sehingga pH mengalami penurunan dengan ditandai

perubahan warna menjadi merah. Bakteri tersebut tidak mampu menggunakan

sitrat sebagai sumber karbon dan tidak mampu menghasilkan asetoin. Hasil

biokimia terhadap sampel tersebut sama dengan sifat biokimia E. coli dalam buku

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


40
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Bergey’s Determinative Bacteriology (Breed et al., 1957) yaitu indol positif,

methyl red positf, Voges-Proskauer negatif dan sitrat negatif.

Nilai MPN Escherichia coli pada sate kerang darah berdasarkan tabel 5.4

diketahui bahwa sampel A1 dan C2 memiliki niai MPN E. coli sebesar 3.0 MPN

per gram, sampel A2, B1, D1, D2, E1 dan E2 memili nilai MPN E. coli sebesar

<3.0 MPN dan sampel B2, B3, dan C1 memiliki nilai MPN E. coli sebesar 3,6

MPN per gram. Hal ini menunnjukkan bahwa adanya perbedaan jumlah E. coli

pada sate kerang yang dijual di pasar tradisional Kota Surabaya. Perbedaan

jumlah MPN E. coli pada sate kerang darah kemungkinan dikarenakan perbedaan

wadah sate kerang yang dijual dimana ada wadah yang ditutupi plastik dan ada

wadah yang tidak ditutupi plastik yang dapat menyebabkan kontaminasi bakteri

yang dibawa oleh lalat atau udara dan kontaminasi silang dari tempat dan barang

dagangan yang lain.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan yaitu terdapat

cemaran E. coli pada sate kerang darah yaitu sate kerang darah yang dijual di

daerah Surabaya Pusat, Surabaya Selatan dan Surabaya Timur melebihi batas

maksimal yang ditetapkan dalam SNI 7388:2009 yaitu batas maksimal cemaran E.

coli pada produk kerang adalah <3,0 MPN per gram daging sate kerang. MPN E.

coli pada sate kerang darah yang tertinggi yaitu sate kerang darah yang dijual di

daerah Surabaya Selatan dan Surabaya Timur yaitu 3,6 MPN per gram daging sate

kerang darah.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Pedagang perlu menjaga bahan yang dijual dari kotoran dan lalat dengan

menutup bahan yang dijual.

2. Pedagang perlu menjaga sanitasi dan hygiene saat penjualan sate kerang.

3. Masyarakat perlu berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan, misalnya sate

kerang.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Adriyani, R. 2009. Comparison of Cadmium Concentration, Protein and


Organoleptic of Bivalves After Soaked on Vinegar Solution. Proceeding
on 41th APACH Conference. 3-6 Desember 2009. Taipe, Taiwan. pp. 145.
Agrari, B. 2013. Identifikasi Cemaran Escherichia coli pada Daging Ayam yang
Dijual di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Daerah Bogor Barat.
Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 27
hal.
Aminollah. 2016. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Patogen Escherichia coli dan
Salmonella sp. pada Kotoran Kelelawar di Gua Pongangan, Gresik dan
Gudang Talun Bojonegoro, Jawa Timur. Skripsi. Program Studi Biologi,
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga.
Surabaya. hal. 31-36.
Arisman, M. B. 2009. Keracunan Makanan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. hal. 97.
Arvin, B. K. 2000. Ilmu Kedokteran Anak. EGC. Jakarta. hal. 978-980.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2006. Cara Uji Mikrobiologi. Bagian 1:
Penentuan coliform dan Escherichia coli pada Produk Perikanan. SNI 01-
2332.1-2006. BSN. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba
dalam Pangan. SNI 7388:2009. BSN. Jakarta.
Barnes, R. D. 1987. Invertebrata Zoology. Fifth Edition. Saunders College Pub.
Philadelphia. pp. 162.

Breed, R. S., E. G. D. Murray, N. R. Smith. 1957. Bergey’s Manual of


Determinative Bacteriology. Sevent Edition. Waverly Press, Inc, United
States of America. pp 334-339

Brooks, G. F., J.S. Butel dan S. A. Morse. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz,
Melnick and Adelberg’s. Ed. 23. Terjemahan: H. Hastanto, C. Rachman,
A. Dimanti dan A. Diani. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. hal
250-258.
Broom, M. J. 1985. The Biologi and Culture of Marine Bivalve Mollusca of the
Genus Anadara. ICLARM. Manila Phillipiness. pp. 4-20.

Collins, C. H., P. M. Lyne, J. M. Grange, J. O. Falkinham. 2004. Collins and


Lyne’s Microbiological Methods. Eighth Edition. Oxford University Press
Inc. New York. pp. 4.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


42
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur (Diskanlut-JatimProv). 2013.


Laporan Tahunan Statistik Perikanan Tangkap di Jawa Timur Tahun 2013.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. Surabaya. hal. 45-64.

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur (Diskanlut-JatimProv). 2014.


Laporan Tahunan Statistik Perikanan Tangkap di Jawa Timur Tahun 2014.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. Surabaya. hal. 36-53.

Engerlick, G. 2008. Laboratory Diagnosis of Infectous Diseases. Lippincott


Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business. Philadephia (US).

Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada.


Jakarta. 68-123.

Faridz, R., Hafiluddin dan M. Anshari. 2007. Analisis Jumlah Bakteri dan
Keberadaan Escherichia coli pada Pengolahan Ikan Teri Nasi di PT.
Kelola Mina Laut Unit Sumenep. Embryo 4 (2): 94-106.

Hemraj, V. 2013. A review on Commony Used Biochemichal Test for Bacteria.


Department of Pharmacy, L. R. Intitute of Pharmacy, Solan (H.P). India.

Ischak, N. I. 2013. Potensi Kerang Darah (Anadara granosa) terhadap Sistem


Imun Seluler dan Humoral Tikus Betina (Rattus norvegicus) Kurang Gizi.
Disertasi Doktor. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo. hal. 26.

Islam, M. M., M. N. Islam, Sharifuzzaman and M. Fakhruzzaman. 2014. Isolation


and Identification of Escherichia coli and Salmonella from Poultry Litter
and Feed. International Journal of Natural and Social Sciences 1: 1-7.

Jasmadi, Y. Haryani dan C. Jose. 2014. Prevalensi Bakteri Coliform dan


Escherichia coli pada Daging Sapi yang Dijual di Pasar Tradisional dan
Pasar Modern di Kota Pekanbaru. JOM FMIPA 1 (2): 31-39.

Juniawati, A. H. 2005. Pengujian Total Bakteri, Deteksi dan Identikasi Salmonella


pada Bahan Pangan Asal Laut yang Dipasarkan di Pasar Tradisional dan
Pasar Swalayan di Kotamadya Surabaya. Skripsi. Program Studi
Teknologi Pangan. Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya. hal.13.

Kayser, F. H., K. A. Bienz, J. Eckert and R. M. Zinkernagel. 2005. Medical


Microbiology. Thiem Stuttgart. New York. pp. 292-295.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. 2004. Nomor: KEP.17/MEN/2004.
Jakarta. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


43
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Leboffe, M. J. and B. E. Pierce. 2011. A Photograpic Atlas for The Microbiology


Laboratory. 4th Edition. Morton Publishing Company. United States of
America. pp. 13.
Lubayasari, W. D. 2010. Pola Sebaran Spasial dan Dinamika Populasi Kerang
Darah (Anadara granosa, L.) di Perairan Teluk Lada dan Teluk Bnaten,
Provinsi Banten. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
hal. 1.
Novianti, D. 2015. Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Jajanan
Bakso Tusuk di Pasar Tradisional Kota Palembang. Sainmatika 12 (2): 1-
7.
Nurjanah, Zulhamsyah dan Kustiyariyah. 2005. Kandungan Mineral dan
Proksimat Kerang Darah (Anadara granosa) yang Diambil dari Kabupaten
Baelemo, Gorontalo. Buletin Teknologi Hasil Perikanan, VIII (2): 15-24.
Ochei and Kolhatkar. 2000. Medical Laboratory Science Theory and Practice. The
Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. New Delhi. hal. 839.
Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press.
Jakarta. hal 809-810.
Pramono, H., H. M. Noor, N. A. Harahap and A. A. Selia. 2015. Isolation and
Identification of Vibrio sp. from Tradisional Seafood Products of Eastern
Surabaya City Area. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 7 (1): 25-29.
Prasojo, S. A., Irwani dan C. A. Suryono. 2012. Distribusi dan Kelas Ukuran
Panjang Kerang Darah (Anadara granosa) di Perairan Pesisir Kecamatan
Genuk, Kota Semarang. Jounal of Marine Research, 1 (1): 137-145.
Putri, F. N. A., A. K. Wardani dan Harsojo. 2015. Aplikasi Teknologi Iradiasi
Gamma dan Penyimpanan Beku sebagai Upaya Penurunan Bakteri
Patogen pada Seafood: Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri 3
(2): 345-352.
Rachmawati, I. 2015. Prevalensi Genus Trypanosoma dan Gambaran Darah Belut
Sawah (Monopterus albus) yang Dipasarkan di Surabaya. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. hal 21-22.
Rachmawati, R., W. F. Ma’ruf dan A. D. Anggo. 2013. Pengaruh Lama Perebusan
Kerang Darah (Anadara granosa) dengan Arang Aktif terhadap
Pengurangan Kadar Logam Kadmium dan Kadar Logam Timbal. Jurnal
Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan 2 (3): 41-50.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


44
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Retyoadhi, A. Y., T. Susanto dan E. Martati. 2005. Kajian Cemaran Logam


Timbal (Pb), Total Mikroba dan E. coli pada Kerang Darah (Anadara
granosa Linn) Segar di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Teknologi Pertanian 6
(1): 203-211.
Singh, P and A. Prakash. 2008. Isolation of Escherichia coli, Staphylococcus
aureus and Listeria monocytogenes from Milk Products Sold Under
Market Conditions at Agra Region. Acta Aggriculturae Slovenica 92 (1):
83-88.
Susanti, M. M dan K. monica. 2016. Analisis Kandungan Logam Berat Timbal
(Pb) dalam Kerang (Anadara sp.) yang Beredar di Kota Semarang.
Indonesian Journal on Medical Science 3 (1): 29-34.
Tille, P. M. and B. A. Forbes. 2014. Bailey and Scott’s Diagnostic Microbiology.
13th Edition. Elseiver. Washington DC. pp. 605-611.
Ulysses, M. M., M. L. J. Romero, V. M. Borja, M. F. Cayme, S. Sato, M. Kodama
and Y. Fukuyo. 2012. Vulnerability of Tropical Shellfishes Againts PSP
Contamination during Bloom of Pyrodinium bahamense var. compressum.
Coastal Marine Science 35 (1) : 64-66.
Volk, W. A. dan M. F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Edisi 5. Jilid 1.
Penerbit Erlangga. Jakarta. hal. 39.
Widyastana, I. W. Y. 2015. Keberadaan Bakteri Patogen Vibrio cholera pada
Beberapa Hasil Perikanan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar.
Tesis. Program Pascasarjana. Univeritas Udayana. Denpasar. hal. 12.
WWF-Indonesia. 2015. Better Management Practices, Seri Panduan Perikanan
Skala Kecil. Perikanan Kerang – Panduan Penangkapan dan Penanganan.
Edisi 1. WWF-Indonesia. Jakarta. 20 hal.

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN

Lampiran 1. Indeks MPN dengan Tingkat Kepercayaan 95% untuk Berbagai


Kombinasi Hasil Positif dari 3 Seri Tabung Pengenceran
Jumlah tabung positif Tingkat kepercayaan Jumlah tabung positif Tingkat kepercayaan
MPN/g MPN/g
10ˉ¹ 10ˉ² 10ˉ³ Bawah Atas 10ˉ¹ 10ˉ² 10ˉ³ Bawah Atas
0 0 0 <3,0 ˗ 9,5 2 2 0 21 4,5 42
0 0 1 3,0 0,15 9,6 2 2 1 28 8,7 94
0 1 0 3,0 0,15 11 2 2 2 35 8,8 94
0 1 1 6,1 1,2 18 2 3 0 29 8,9 94
0 2 0 6,2 1,2 18 2 3 1 36 8,7 94
0 3 0 9,4 3,6 38 3 0 0 23 4,6 94
1 0 0 3,6 0,17 18 3 0 1 38 8,7 110
1 0 1 7,2 1,3 18 3 0 2 64 17 180
1 0 2 11 3,6 38 3 1 0 43 9 180
1 1 0 7,4 1,3 20 3 1 1 74 17 200
1 1 1 11 3,6 38 3 1 2 120 37 420
1 2 0 11 3,6 42 3 1 3 160 40 420
1 2 1 15 4,5 42 3 2 0 93 18 420
1 3 0 16 4,5 42 3 2 1 150 37 420
2 0 0 9,2 1,4 38 3 2 2 210 40 430
2 0 1 14 3,6 42 3 2 3 290 90 1000
2 0 2 20 4,5 42 3 3 0 240 42 1000
2 1 0 15 3,7 42 3 3 1 460 90 2000
2 1 1 20 4,5 42 3 3 2 1100 180 4100
2 1 2 27 8,7 94 3 3 3 >1100 420 ˗

(Sumber: BSN, 2006)

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


46
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 2. Batas Maksimum Cemaran Bakteri pada Produk Olahan Kerang

Berdasarkan SNI 7388:2009

Kategori pangan Jenis cemaran mikroba Batas maksimum

ALT (30 ⁰C, 72 jam) 5 x 10⁵ koloni/g


Ikan dan produk perikanan termasuk
MPN Escherichia coli < 3/g
moluska (kerang), krustase dan
Salmonella sp. negatif/25g
ekinoderma yang dikukus atau rebus
Staphylococcus auereus 1 x 10³ koloni/g
dan atau goreng
Vibrio cholerae negatif/25g

(Sumber: BSN, 2009)

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


47
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 2. Peralatan Penelitian

a. Autoklaf b. Inkubator

c. Timbangan analitik d. Vortex

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


48
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

e. Kompor listrik f. Gelas ukur

g. Gelas corong h. Cawan petri

i. Tabung Durham j. Pipet volumetrik

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH


49
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

k. Labu Erlenmeyer l. Bunsen

SKRIPSI PEMERIKSAAN BAKTERI E. coli USWATUN KHASANAH

Anda mungkin juga menyukai