Adanya kegiatan produksi yang terus menerus dan dituntut untuk tidak berhenti produksi atau berproduksi secara continue akan menyebabkan mesin-mesin bekerja tanpa henti yang akan mengakibatkan risiko penurunan efektifitas kinerja mesin bahkan terjadi kerusakan ataupun kegagalan pada mesin-mesin pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Pembangkit listrik tenaga uap yang berbahan bakar batu bara untuk mengubah air menjadi uap kering untuk menggerakkan turbin yang akan menghasilkan listrik. Pembangkit ini menggunakan banyak mesin atau aset yang harus bekerja secara full time. Salah satu aset penting dalam sistem kerjanya di PLTU adalah Pulverizer. Dalam sistem produksi, bahan bakar batubara sebelum masuk ke ruang bakar (furnace) terlebih dahulu melalui proses penggilingan. Mesin penggiling batubara sering pula disebut dengan nama mill atau pulverizer. Mesin penggiling batubara berfungsi sebagai alat untuk menggiling dan menghaluskan batubara sehingga diperoleh serbuk batubara halus, yang kemudian serbuk batubara tersebut dialirkan ke dalam furnace atau ruang bakar sebagai media bahan bakar dalam proses pembakaran. Sebagai komponen yang berisiko besar mengalami kegagalan, maka harus diterapkan safety yang tepat pada unit pulverizer ini. Safety menjadi hal terpenting dalam setiap proses, karena setiap tahun banyak pekerja meninggal dunia karena adanya kecelakaan di lingkungan kerja akibat kurangnya sistem safety yang diterapkan. Selain kerugian bagi pekerja, kecelakaan juga menimbulkan kerugian ekonomi.Oleh karena itu, safety system sangat diperlukan untuk diterapkan pada komponen dan instrument yang ada di pulverizer. Berdasarkan alasan tersebut, maka terlebih dahulu perlu dilakukan analisis bahaya dengan menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOP) guna mengetahui kemungkinan terjadinya bahaya pada unit pulverizer. Selain itu menentukan tingkat bahaya dari unit boiler menggunakan perhitungan Safety Integrity Level (SIL) sehingga bisa mengetahui tingkat keamanan dari unit pulverizer tersebut. Dengan dilakukannya hal tersebut diharapkan unit pulverizer dapat bekerja secara efektif dan optimal.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini yaitu : 1. Bagaimana cara melakukan analisis bahaya dengan menggunakan metode HAZOP pada unit pulverizer ? 2. Bagaimana cara menentukan tingkat safety unit pulverizer menggunakan perhitungan Safety Integrity Level (SIL) ? 3. Bagaimana rekomendasi untuk meningkatkan nilai Safety Integrity Level (SIL) pada unit pulverizer ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dilakukan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk melakukan analisis bahaya dengan menggunakan metode HAZOP pada Pulverizer 2. Untuk menentukan tingkat safety unit pulverizer menggunakan perhitungan Safety Integrity Level (SIL) 3. Untuk memberikan rekomendasi meningkatkan safety bahaya pada unit pulverizer
1.4 Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka diperlukan batasan masalah sebagai berikut : 1. Unit yang digunakan adalah pulverizer 2. Analisis bahaya dengan menggunakan metode HAZOP 3. Menentukan tingkat bahaya dengan perhitungan SIL