Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adanya kegiatan produksi yang terus menerus dan
dituntut untuk tidak berhenti produksi atau berproduksi
secara continue akan menyebabkan mesin-mesin
bekerja tanpa henti yang akan mengakibatkan risiko
penurunan efektifitas kinerja mesin bahkan terjadi
kerusakan ataupun kegagalan pada mesin-mesin
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Pembangkit
listrik tenaga uap yang berbahan bakar batu bara untuk
mengubah air menjadi uap kering untuk menggerakkan
turbin yang akan menghasilkan listrik. Pembangkit ini
menggunakan banyak mesin atau aset yang harus
bekerja secara full time. Salah satu aset penting dalam
sistem kerjanya di PLTU adalah Pulverizer. Dalam
sistem produksi, bahan bakar batubara sebelum masuk
ke ruang bakar (furnace) terlebih dahulu melalui proses
penggilingan. Mesin penggiling batubara sering pula
disebut dengan nama mill atau pulverizer. Mesin
penggiling batubara berfungsi sebagai alat untuk
menggiling dan menghaluskan batubara sehingga
diperoleh serbuk batubara halus, yang kemudian serbuk
batubara tersebut dialirkan ke dalam furnace atau ruang
bakar sebagai media bahan bakar dalam proses
pembakaran. Sebagai komponen yang berisiko besar
mengalami kegagalan, maka harus diterapkan safety
yang tepat pada unit pulverizer ini. Safety menjadi hal
terpenting dalam setiap proses, karena setiap tahun
banyak pekerja meninggal dunia karena adanya
kecelakaan di lingkungan kerja akibat kurangnya sistem
safety yang diterapkan. Selain kerugian bagi pekerja,
kecelakaan juga menimbulkan kerugian ekonomi.Oleh
karena itu, safety system sangat diperlukan untuk
diterapkan pada komponen dan instrument yang ada di
pulverizer. Berdasarkan alasan tersebut, maka terlebih
dahulu perlu dilakukan analisis bahaya dengan
menggunakan metode Hazard and Operability Study
(HAZOP) guna mengetahui kemungkinan terjadinya
bahaya pada unit pulverizer. Selain itu menentukan
tingkat bahaya dari unit boiler menggunakan
perhitungan Safety Integrity Level (SIL) sehingga bisa
mengetahui tingkat keamanan dari unit pulverizer
tersebut. Dengan dilakukannya hal tersebut diharapkan
unit pulverizer dapat bekerja secara efektif dan optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir
ini yaitu :
1. Bagaimana cara melakukan analisis bahaya dengan
menggunakan metode HAZOP pada unit pulverizer
?
2. Bagaimana cara menentukan tingkat safety unit
pulverizer menggunakan perhitungan Safety
Integrity Level (SIL) ?
3. Bagaimana rekomendasi untuk meningkatkan nilai
Safety Integrity Level (SIL) pada unit pulverizer ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk melakukan analisis bahaya dengan
menggunakan metode HAZOP pada Pulverizer
2. Untuk menentukan tingkat safety unit pulverizer
menggunakan perhitungan Safety Integrity Level
(SIL)
3. Untuk memberikan rekomendasi meningkatkan
safety bahaya pada unit pulverizer

1.4 Batasan Masalah


Untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka
diperlukan batasan masalah sebagai berikut :
1. Unit yang digunakan adalah pulverizer
2. Analisis bahaya dengan menggunakan metode
HAZOP
3. Menentukan tingkat bahaya dengan perhitungan
SIL

Anda mungkin juga menyukai