Anda di halaman 1dari 25

PEMERIKSAAN INSPEKSI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1.Pengertian Cara pemeriksaan dengan melihat bagian- bagian tubuh menggunakan
pendekatan sistematis (head to toe)
2.Tujuan Untuk mendeteksi komplikasi – komplikasi kehamilan
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / KAPUS/IV/2015 tentang jenis-jenis pemeriksaan
Laboratorium
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
5.Persiapan 1. Tempat pemeriksaan
 Ruang dengan pintu dan jendela tertutup
 Tempat tidur dengan satu bantal dan satu tempat tidur
 Suasana ruangan yang nyaman dan tenang
2. Alat
 Lampu senter
 Spatel lidah
 Sarung tangan dalam tempatnya
 Kapas DTT
 Ember, waskom (plastik)
 Larutan clorin 0,5%
 Tempat sampah medis dan non medis

3. Pasien
 Pasien tidur terlentang
 Keadaan pasien tenang
4. Pemeriksa
 Mencuci tangan
 Pemeriksa dalam keadaan tenang
 Posisi pemeriksa disebelah kanan pasien dan menghadap muka pasien

6. prose.dur 1. Memberi informasi tujuan/prosedur pemeriksaan


2. Ibu dipersilahkan oleh petugas untuk membuka pakaian dalam dan
melonggarkan
Pakaian luar dan diganti dengan sarung/selimut
3. Ibu dipersilahkan tidur terlentang di tempat tidur yang telah disiapkan
4. Melihat atau mengamati dari ujung rambut sampai tungkai untuk mengetahui
apajkah ada kelainan atau tidak.
 Kepala : oedem pada wajah/kelainan atau tidak
 Mata : pucat, berwarna kuning
 Leher : Pembesaran kelenjar tiroid, Pembuluh limfe
 Payudara :
-. Bentuknya simetris atau tidak
-. Puting menonjol atau masuk ke dalam
-. Benjolan pada payudara
-. Adanya colostrum atau cairan lain
-. Adanya pembesaran kelenjar ketiak
 Perut : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan. Ada/tidak bekas luka
operasi atau tidak
 Tungkai : ada/tidak, oedem, pucat pada kuku jari, ada/tidak varices
 Genetalia : ada/tidak pembengkakan, luka, condiloma dan cairan yang
bau dan gatal
5.Unit Terkait Doter, Bidan

MELAKUKAN PEMERIKSAAN LEOPOLD I - IV


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1.Pengertian Suatu cara yang dilakukan untuk pemeriksaan abdomen dengan cara perabaan
2.Tujuan Melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
menetukan tinggi fundus, memperkirakan usia kehamilan, menentukan posisis
janin, bagian terendah janin ke dalam panggul, untuk mengetahui lebih awal
kelainan serta rujukan tepat waktu
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / KAPUS/IV/2015 tentang jenis-jenis pemeriksaan
Laboratorium
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
5.Persiapan 1. Tempat Tidur
2. Selimut/sarung
3. Air cuci tangan lengkap dengan sabun, handuk bersih dan kering
4. Sampira
5. Lingkungan yang bersih dan aman
6. Buku KIA/KMS/Status ibu
6. prose.dur 1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir ( 7 langkah)
2. Memberitahu ibu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi ibu berbaring dan menekuk lutut
4. Menyisihkan pakaian ibu sampai seluruh bagian perut ibu terlihat jelas
5. Menutup paha dan kaki ibu dengan selimut
6. Berdiri disebelah kanan ibu menghadap kebagian lateral kanan
7. Memberitahu ibu bahwa pemeriksaan akan dimulai
8. Mengetengahkan rahim/uetrus dengan kedua tangan
9. Mengukur tinggi fundus ueteri dari pinggir atas simfisis ke fundus
10. Menentukan bagian yang ada di fundus/memegang fundus
11. Tangan kanan disamping perut ibu sebelah kiri tangan kiri di sebelah
perut ibu. Tangan kanan mendorong ke arah tangan kiri sambil secara
bergantian menentukan posisi punggung dan bagian-bagian kecil janin
12. Tangan kiri menahan fundus dan tangan kanan memegang SBR untuk
menentukan apa yang menjadi bagian terendah janin
13. Posisi pemeriksa menghadap ke kaki pasien dan kedua tangan
diletakkan pada bagian bawah rahim, dengan sedikit penekanan untuk
mengethui sudah berapa jauh masuknya bagian bawah janin kedalam
panggul (hal ini dilakukan apabila bagian terendah adalah presentase
kepala)
14. Mendengarkan dan menghitung denyut jantung janin (DJJ) selama 1
menit (nilai normal 120-160 x/ menit)
15. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
16. Merapihkan pakaian ibu
17. Meminta ibu untuk duduk sambil kaki di gantung serta membebaskan
pakaian yang menutupi lutut, dan mengalihkan perhatian pasien agar
tidak tertuju pada tindakan yang akan dilakukan, kemudian mengetuk
pada lutut bagian depan dengan menggunakan refleks hammer/meraba
adanya oedem pada tungkai
18. Mencuci tangan
19. Mencatat semua dalam buku KIA/KMS/status
5.Unit Terkait Doter, Bidan
MELAKUKAN AUSKULTASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1.Pengertian Suatu cara yang dilakuukan untuk menghitung denyut jantung janin (DJJ) dengan
menggunakan stetoskop
2.Tujuan  Untuk mengetahui denyut janin normal/tidak
 Untuk mengetahui kesejahteraan janin
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / KAPUS/IV/2015 tentang jenis-jenis pemeriksaan
Laboratorium
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
5.Persiapan 1. Alat
 Stetoscop monoaural/Doptone
 Wastafel/waskom untuk mencuci tangan
 Handu lap tangan
 Jeli
 Jam yang ada jarum detik
 Buku catatan/status ibu dan alat tulis
 Tissue dan tempat sampah non medis
2. Tempat
 Tempat tidur lengkap
 Sampiran bila perlu
 Ruangan dalam keadaan bersih
 Pitu dan jendela dalam keadaan tertutup
3. Pasien
 Pasien tidur terlentang memakai bantak kaki lurus diselimuti sampai
perut
 Pasien dengan usia kehamilan
 < 20 minggu menghitung dengan menggunakan stetoscop
 > 20 minggu menghitung dengan doptone, hitung DJJ
diantara his
.
6. prose.dur 1. Mencuci tangan
2. Menyesuaikan suhu tangan pemeriksa dengan suhu ibu
3. Memberi penjelasan pada ibu atas tindakan yang akan dilakukan yaitu
periksa DJJ
4. Pemeriksa berada disebelah kanan pasien
5. Menentukan punctum untuk mendengarkan DJJ (serangkaian dengan
palpasi leopold)
6. Menghitung DJJ selama 1 menit
a. Punctum kiri presentase kepala punctum kiri bawah pusat
b. Punctum kanan presentase kepala punctum kanan bawah pusat
c. Punctum kiri presentase kepala punctum kiri atas pusat
d. Punctum kanan presentase kepala punctum kanan atas pusat
menempelkan stetoskop monoaural pada punctum dan telinga
kanan/kiri, periksa sambil memegang nadi pasien untuk
membedakan antara DJJ dengan nadi ibu
e. Menghitung DJJ selama 1 menit
7. Nilai normal : 120 – 160 x/ menit
8. Memberitahu pada pasien kalau tindakan telah selesai
9. Merapihkan pakaian pasien
10. Membereskan alat dengan tempat
11. Mencuci tangan
EVALUASI :
Memberitahukan pada ibu tentang kondisi janin

5.Unit Terkait Doter, Bidan


MEMERIKSA REFLEKS PATELLA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1.Pengertian Melakukan pemeriksaan perkusi pada tendon patella dengan hammer refleks
2.Tujuan  Mengetahui refleks pada lutut apakah mengalami gangguan, terutama
defesiensi B1
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / KAPUS/IV/2015 tentang jenis-jenis pemeriksaan
Laboratorium
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
5.Persiapan 1. Hamer reflek
2. Tempat tidur/kursi yang tinggi
3. Lingkungan bersih dan aman
6. prose.dur 1. Memberitahu ibu akan tindakan yang diberikan
2. Mencuci tangan
3. Mempersilahkan pasien untuk dududk atau tidur sesuai keinginan pasien
:
 Posisi duduk dengan kaki menggantung dan rileks
 Posisi baring dengan cara paha pasien diangkat oleh bidan sehingga
kaki tergatung dan rileks.
4. Membebaskan lutut dari pakaian yang menutupnya
5. Mengalihkan perhatian pasien agar tidak tertuju pada tindakan yang
dilakukan
6. Mengambil hammer refleks dan mengetuk pada lutut bagian depan
7. Merapihkan pasien
8. Memberitahu pasien kalau tindakan selesai
9. Merapihkan alat dan tempat
10. Mencuci tangan
5.Unit Terkait Doter, Bidan
PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOKSIOID
(TT)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1.Pengertian Imunisasi TT yaitu : suatu tiindakan pemberian kekebalan pada ibu hamil untuk
mencegah penyakit tetanus selama kehamilan dan tetanus neonatorum pada bayi
2.Tujuan 1. Bidan mampu memberi TT pada IH
2. Bidan mengetahui teknik pemberian TT
3. Mencegah terjadinya tetanus neonatorum
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / KAPUS/IV/2015 tentang jenis-jenis pemeriksaan
Laboratorium
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
5.Persiapan 1. Alat
 Spoit 3 cc
 Sarung tangan 1 pasang
 Air hangat dan kapas DTT dalam tempatnya
 Larutan clorin 0,5% dalam tempatnya
 Wadah jarum bekas
 Tempat sarung tangan kotor berisi larutan clorin 0,5%
 Meja, kursi, buku dan alat tulis
 Tempat sampah medis dan non medis
2. Obat : Vaksin TT
3. Perawat/Bidan
 Perawat/bidan yang telah di didik tenttang prosedur pemberian
imunisasi
 Persediaan tempat yang tertutup dan diterima oleh masyarakat
6. prose.dur 1. Imunisasi TT1 diberikan pada kontak pertama dengan tidak melihat umur
kehamilan
2. Petugas cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Pasien diberitahukan tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Pasien dianjurkan untuk duduk dan lengan baju bagian kiri di
singsingkan
5. Bersihkan daerah yang akan disuntik dengan kapas DTT
6. Mengambil jarum dan mengisap vaksin dari botolnya dengan dosis 0,5
cc, lalu udara dikeluarkan
7. Suntikan vaksin tersebut ke otot deltoid (tergantung tangan mana yang
tidak aktif)
8. Pasien dibereskan
9. Berikan konseling : agar jangan di kompres
Kunjungan ulang sesuai tanggal yang ditentukan
10. Anjurkan kepada ibu :
 Imunisasi TT2 4 minggu setelah TT1
 Imunisasi TT3 6 bulan setelah TT2
 Imunisasi TT4 1 tahun setelah TT3
 Imunisasi TT5 1 tahun setelah TT4
11. Alat-alat dibereskan
12. Mencuci tangan
5.Unit Terkait Doter, Bidan, perawat, jurim

TEMU WICARA
PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM
HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1.Pengertian Suatu proses pemberian informasi objektif dan lengkap secara sistemik antara
petugas dan klien
2.Tujuan Membantu mengatasi masalah pasien dan membantu pasien dan keluarga
menetapkan pilihan dalam asuhan kebidanan
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / KAPUS/IV/2015 tentang jenis-jenis pemeriksaan
Laboratorium
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
5.Persiapan 1. Lingkungan yang aman, nyaman dan terjaga privasinya
2. Media penyampaian informasi
6. prose.dur 1. Menyambut dengan ramah
2. Duduk menghadap klien
3. Ekspresi wajah menunjukan perhatian dan tidak menilai
4. Tubuh condong ke klien
5. Kontak mata sesuai dengan cara yang diterima atau budaya setempat
6. Santai dan bersikap bersahabat
7. Volume suara memadai
8. Intonasi dan kecepatan berbicara memadai
9. Membberikan dukungan
10. Menyampaikan akan menjaga kerahasiaan
11. Memperhatikan tingkahlaku verbal dan non verbal klien
12. Klarifikasi dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan pertanyaan
mendalam
13. Mengajukan pertanyaan satu persatu
14. Mendengar aktif dengan memberi kesempatan klien menyelesaikan
ucapannya
15. Melakukan refleksi perasaan dan memfokuskan diskusi pada hal-hal
yang menjadi keprihatianan dan perhatian klien
16. Memberikan rsepon terhadap komunikasi non verbal
17. Memberikan informasi sesuai kebutuhan dan kenyamanan pasien
18. Menggunakan alat bantu untuk memperjelas informasi
19. Mengecek pemahaman klien
20. Membantu merumuskan masalah
21. Membantu merumuskan cara menyelesaikan masalah
22. Membantu merumuskan alternatif pemecahan masalah
23. Membantu merumuskan langkah pemecahan masalah
24. Menunjukan tempat rujukan yang perlu dihubungi
25. Menjelaskan kapan kunjungan ulang
26. Merangkum pembicaraan secara tepat sesuai permasalahan
27. Mengucapkan terimakasih atas kepercayaan dan kerja sama klien
5.Unit Terkait Doter, Bidan
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1.Pengertian Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu dengan
usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai dengan penyulit ( lihat acuan APN)
2.Tujuan Memastikan persalinan aman bagi ibu dan bayi
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / KAPUS/IV/2015 tentang jenis-jenis pemeriksaan
Laboratorium
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
5.Persiapan 1. Persiapan lingkungan
 Tempat tidur bersih di alasi plastik
 Bantal
 Bangku pijakan
 Tirai pemisah
 Wastafel/ember kran untuk cuci tangan
 Sabun, handuk bersih/tissue
 Cahaya lampu/sinar matahari yang memadai
2. Persiapan pasien
 Memberikan dukungan emosional
 Membantu pengaturan posisi
 Memberikan cairan dan nutrisi
 Ibu ditemani oleh orang yang di sukai
3. Persiapan Alat
3.1. Partus Set terdiri :
Bak instrument berisi :
 Klem kocher 2 buah
 ½ kocher 1 buah
 Gunting tali pusat 1 buah
 Gunting episiotomi 1 buah
 Pengikat tali pusat 1 buah
 Kateter nelaton 1 buah
 Sarung tangan 2 pasang
 Kain kasa secukupnya
3.2. Heactinng set
Bak instrument berisi :
 Naald foeder 1 buah
 Pinset anatomi 1 buah
 Pinset chirurgis 1 buah
 Jarum Kulit 1 buah
 Gunting benang 1 buah
 Kasa steril/DTT secukupnya
 Sarung tangan steril/DTT 1 pasang
 Benang catgut
3.3. Alat-alat ons steril :
 Kom air DTT
 Kom kapas DTT kering
 Wadah berisi cairan cuci tangan alternatif/ hand sanitizia
 Clorin spray 0,5% untuk dekontaminasi tempat tidur
 Dopler/Funduscope
 Pengisap lendir/Delee
 Bengkok/nierbeken
 Tensi meter, Stetoscope, Termometer
 Wadah berisi :
 Sarung tangan panjang, sarung tangan DTT/steril
kasa DTT
 Pita pengukur
 Betadin dalam tempatnya
 Wadah benda tajam
 Jam yang ada jarum detik
3.4. Alat untuk penolong :
 Celemek, skort. Topi, masker, kaca mata, sepatu bot
3.5. Untuk ibu :
 Kain bersih untuk alas bokong 1 buah
 Kain panjang/Lipa 2 buah
 Baju/blus 1 buah
 Celana dalam 1 buah
3.6. Untuk bayi :
 Di dekat tempat tidur ibu
-. Handuk 1 buah
-. Kain bersih 1 buah
-. Topi 1 buah
 Di meja resusitasi
-. Kin bersih 1 buah
-. Baju
-. Popok
-. Kaos kaki dan kaos tangan
3.7. Untuk pencegahan infeksi :
 Tempat sampah terkontaminasi dialas plastik
 Tempat sampah non infeksi dialas palstik
 Ember plastik berisi larutan Clorin 0,5% untuk alat logam
 Waskom plastik berisi larutan Clorin 0,5% untuk sarung tangan
 Waskom berisi air DTT
 Ember berisi air bersih
 Tempat pakaian kotor
 Tempat plasenta dialas plastik
 Kain lap 3 buah
4. Obat- oabatan
4.1. Untuk ibu
 Oksitosin 10 UI
 Metilergometrin 2 ampul
 Lidokain 1% 2 ampul
 Aquades 1 flacon
 RL 3 fles
 D5% 3 fles
 Nacl 3 fles
 Infuset 2 Buah
 Abocath no. 18 – 22 buah
 Disposible 3 cc, 5 cc, 10 cc masing-masing 1 buah
4.2. Untuk bayi
 Salf mata kloramfenikol /salf oksitetrasiklin 1%
 Vitamin K 1 ampul
 Vaksin Hepatitis B
 Disposible 1 cc 1 buah
5. Dokumentasi/Catatan
 Lembaran partograf
 Lembaran catatan perkembangan/catatan observasi
 Lembaran persetjuan tindakan
 Lembaran rujukan
 Status pasien/KM
6. prosedur Kegiatan terdiri :
 Asuhan persalinan kalaI
 Asuhan persalinan Kala II
 Asuhan persalinan Kala III
 Asuhan Persalinan Kala IV
5.Unit Terkait Doter, Bidan

LAYANAN TERPADU
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1. Pengertian Penanganan oleh tim keksehatan antara profesi dengan melibatkan
pasien//keluarga
2. Tujuan Memberikan pelayanan yang profesional dan komperehensif
.3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / KAPUS/IV/2015 tentang Kebijakan peningkatan
mutu klinik dan keselamatan pasien
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
6.prosedur 1.Dokter atau petugas medis melakukan kajian terhadap keluhan dan kebutuhan
pasien
2. Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam
bentuk
diagnosis dalam menyusun rencana layanan yang di pandu oleh kebijakan
dalam
prosedur yang jelas sesuai dengan kebutuhan pasien dan standar pelayanan
yang
ditetapkan
3. Doter/petugas medis memberikan rujukan ke poli lain jika dalam rencana
layanan
Pasien memerlukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain
4. Penaganan pasien secara interprofesi meliputi :
a. Penaganan pasien HT
b. Penanganan pasien DM
c. Penaganan pasien TB
d. Penaganan pasien IMS
e. Penanganan pasien balita gizi kurang/bururk
f. Penanganan pasien BUMIL dengan keluhan medis
g. Penanganam pasien BUMIL dengan anemia
h. Penanagan pasien BUMIL dengan KEK
i. Penanganan pasien Jiwa
5.Unit Terkait Dokter, Perawat, Bidan, Apoteker, Petugas pendaftaridan

PEMBERIAN INFORMASI TENTANG INFORMASI


TENTANG EFEK SAMPING DAN RESIKO
PENGOBATAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
Pengertian Kegiatan yang dilakukan dalam memberikan penjelasan tentang
efeksamping dan resiko dari pengobatan
Tujuan Memberikan pemahaman tentang efeksampnig dan resiko pengobatan
yang diberikan kepada pasien
Kebijakan SK Kepala puskesmas tentang kebijakan peningkatan mutu klinik dan
keselamatan pasien
Prosedur 1. petugas menerima rekam medik dari petugas pendaftaran
2. petugas memanggil nama pasien untuk masuk ke ruang pemeriksaan
3. petugas melakukan anamnese sesuai keluhan pasien
4. petugas melakukan pemeriksaan fisik (ukur tekanan darah dan
timbang berat
Badan)
5 petugas merumuskan diagnosa pasien dan rencana asuhan
keperawatan
6 petugas memberikan informasi kepada pasien tentang penyakit dan
Pengobatan yang akan diterima
7 petugas menjelaskan fek samping dan resiko pengobatan yang akan
diterima
Unit terkait Poli umum, Poli KIA, Poli gigi,apotik

ASUHAN PERSALINAN KALA I ( Fase Laten)


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1.Pengertian Proses dimanan bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu dengan
usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai dengan penyulit
2.Tujuan Memastikan persalinan yang aman bagi ibu dan bayi
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / KAPUS/IV/2015 tentang jenis-jenis pemeriksaan
Laboratorium
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
5.Persiapan A. SAF I
1. Partus set : 1 Set
2. Monoaural : 1 Buah
3. Kom Obat berisi : Oksitocin : 4 Ampul (1 Ml)
Lidokain 1% tanpaEpineprin :2 ampul (2
ml)
Ergometrin : 1 Ampul (0,2 mg)
4. Spoit 3 c/5 cc : 3 pcs/1 pcs
5. Jarum dan Chatcut Cromik : 1
6. Kom Kapas Kering
7. Kom air DTT
8. Betadine
9. Clorin Spray
10. 10. Hand Sanitizer
11. Bengkok : 2 Buah
12. Lampu Sorot : 1 Buah
13. Bak Berisi : *kasa DTT
*Kateter DTT.
*Sarung Tangan DTT
14. Pita Ukur
15. Salep Mata
B. SAF III
1. Heachting Set
2. Pengisap Lendir
3. Tempat Plasenta
4. Tempat Clorin Untuk Sarung Tangan
5. Tempat Spoit Bekas
6. Tempat Ampul Bekas
7. Tensi meter/Stetoskop/Termometer : 1/1/1
C. SAF III
1. Cairan RL : 3
2. Abocath No. 16 – 18 : 2
3. Infus Set : 1
4. Celemek : 2
5. Was Lap : 2
6. Sarung Tangan Steril : 2
7. Plastik Merah : 1
8. Plastik Kuning : 1
9. Plastik Putih : 1
10. Handuk : 1
11. Doek : 2
12. Kain Bokong : 2
13. Baju/Popok/Topi Bayi : 1/1/1
14. Kaca Mata : 1
15. Masker : 2
6. prosedur Keadaan Umum Ibu
 Tingkat kegelisahan/nyeri
 Warna Conjungtiva
 Kebersihan dan status nutrisi
Tanda – tanda Vital ( Suhu, Nadi, Tensi, Respirasi)
Pemeriksaan abdomen (Leopold I – IV)
Langkah – langkah
 Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan
 Beritahu ibu tentang tindakan yangakan dilakukan
 Mengukur tinggi fundus dalam senti meter dari pinggir atas simphisis ke
fundus uteri mengikuti linea medialis pada abdomen dengan pita
pengukur harus menempel pada kulit abdomen
 Menentukan TBA
 Menetukan posisi punggung
 Menetukan bagian terendah janin
 Menentukan penurunan bagian terendah janin dengan menggunakan
sistem /limaan
 Menentukan kontraksi uterus/his dengan cara meletakan tangan diatas
uterus dan merasakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10
menit, dan tentukan lamanya kontraksi berlangsung.
 Mendengar dan menghitung DJJ selama 60 detik ( normak 120 –
160x/menit)
Pemeriksaan dalam
 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu dikeringkan
 Memberitahu ibu untuk berbaring terlentang dengan lutut di tekuk dan
paha dibentangkan
 Tutup badan ibu dengan kain
 Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
 Ambil 3 buah kapas DTT dan celupkan pada air DTT
 Bersihkan labia terjauh kemudian labia terdekat dengan air DTT lalu
dibuang ke tempat sampah terkontaminasi
 Buka/pisahkan labia dengan ibu jari dan jari telunjuk, bersihkan dengan
kapas air DTT dari atas hingga ke anus lalu buang kapas ke sampah
terkontaminasi
 Masukkan 2 jari (jari tengah dan jari telunjuk secara hati-hati lalu meraba
vagina apakah ada kelainan
 Nilai pembukaan dan penipisan serviks
 Nilai kantong ketuban, bila sudah pecah perhatikan warna dari air
ketuban
 Pastikan tidak teraba tali pusat atau bagian-bagian kecil
 Nilai penurunan janin dan nilai penyusupan/molase tulang kepala janin
dan apakah kepala janin sesuuai dengan diameter jalan lahir
 Keluarkan kedua jari dengan hati-hati, celupkan kedua tangan ke
dalamkepada ibu dan keluarganya
 Catat hasil pemeriksaan dalam lembaran observasi apabila Ө < dari 4
cm, jika Ө 4 cm atau lebih catat dalam lembaran partograf
 Lakukan observasi selanjutnya :
 Tensi, Suhu, Nadi setiap 4 jam
 Hhis dan DJJ setiap 1 jam
 Pemukaan serviks setiap 4 jam atau bila ada indikasi ( ketuban
pecah, adanya tanda dan gejala kala II
 Penurunan kepala setiap 4 jam
 Monitor urine setiap 2 jam
 Beri dukungan moril, lakukan perubahan posisi sesuai keinginan ibu dan
ajarkan teknik pernapasan yang benar
 Menginformasikan proses kemajuan persalinan
 Beri asupan makan dan minum
 Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
 Catat isemua hasil pemeriksaan dan temuan-temuan dalam lembaran
observas
5.Unit Terkait Doter, Bidan

ASUHAN PERSALINAN KALA I ( Fase Aktif)


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1.Pengertian Proses dimanan bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu dengan
usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai dengan penyulit
2.Tujuan Memastikan persalinan yang aman bagi ibu dan bayi
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / KAPUS/IV/2015 tentang jenis-jenis pemeriksaan
Laboratorium
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
5.Persiapan A. SAF I
14. Partus set : 1 Set
15. Monoaural : 1 Buah
16. Kom Obat berisi : Oksitocin : 4 Ampul (1 Ml)
Lidokain 1% tanpaEpineprin :2 ampul (2
ml)
Ergometrin : 1 Ampul (0,2 mg)
17. Spoit 3 c/5 cc : 3 pcs/1 pcs
18. Jarum dan Chatcut Cromik : 1
19. Kom Kapas Kering
20. Kom air DTT
21. Betadine
22. Clorin Spray
23. 10. Hand Sanitizer
24. Bengkok : 2 Buah
25. Lampu Sorot : 1 Buah
26. Bak Berisi : *kasa DTT
*Kateter DTT.
*Sarung Tangan DTT
14. Pita Ukur
15. Salep Mata
B. SAF III
8. Heachting Set
9. Pengisap Lendir
10. Tempat Plasenta
11. Tempat Clorin Untuk Sarung Tangan
12. Tempat Spoit Bekas
13. Tempat Ampul Bekas
14. Tensi meter/Stetoskop/Termometer : 1/1/1
C. SAF III
16. Cairan RL : 3
17. Abocath No. 16 – 18 : 2
18. Infus Set : 1
19. Celemek : 2
20. Was Lap : 2
21. Sarung Tangan Steril : 2
22. Plastik Merah : 1
23. Plastik Kuning : 1
24. Plastik Putih : 1
25. Handuk : 1
26. Doek : 2
27. Kain Bokong : 2
28. Baju/Popok/Topi Bayi : 1/1/1
29. Kaca Mata : 1
30. Masker : 2
6. prosedur  Ө 4 – 10 cm
 Observasi his setiap 30 menit
 Dengar dan hitung DJJ setiap 30 menit
 Hitung nadi setiap 30 menit
 Periksa dalam setiap 2 – 4 jam atau bila ada indikasi ( ketuban pecah,
atau ada tanda/gejala kala II )
 Penurunan kepala setiap 2 – 4 jam
 Ukur tensi setiap 4 jam
 Ukur suhu setiap 4 jam
 Catat hasil pemeriksaan dan semua temuan dalam partograf
5.Unit Terkait Doter, Bidan

CARA MENGGUNAKAN PARTOGRAF


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1.Pengertian Alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan
2.Tujuan  Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam
 Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal
 Mendeteksi secara dini setiap kemungkinana terjadinya partus lama,
penyulit dan kelainan – kelainan untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / KAPUS/IV/2015 tentang jenis-jenis pemeriksaan
Laboratorium
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
5.Persiapan  Lembar partograf
 Alat tulis
6. prosedur  Mengisi identitas dan informasi tentang ibu
 Mengisi pertama dalam partograf dengan grafik Ө serviks sesuai hasil
pemeriksaan dalam dengan memotong garis waspada
 Mengisi waktu aktual saat pemeriksan/penilaian desebelah kanan garis
pembukaan serviks
 Mengisi jumlah DJJ/menit dengan memberi titik pada kolom yang sesuai
 Menilai dan mengisi kondisi air ketuban pada kolom yang sesuai dengan
lambang :
U : Ketuban Utuh
J : Ketuban Jernih
M : Ketuban Mekonium
D : Ketuban Bercampur Darah
K : Ketuban sudah pecah, tidak ada air ketuban (Kering)
 Mengisi penyusupan/molase dengan lambang :
O : Tulang – tulang kepala janin terpisah sutura dengan mudah dipalpasi
1 : Tulang – tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : Tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih
dapat dipisahkan
3 :Tulang – tulang kepala saling tumpang tindih dan tidak dapat
diisahkan
 Mengisi turunnya kepala bayi
Beri tanda ● pada kolom yang sesuai
 Mengisi His/kontraksi uetrus dalam waktu 10 menit, sesuai his dalam
detik
: Bila lamanya his < 20 detik

: Bila lamanya his 20 – 40 detik

: Bila lamanya his > 40 detik

 Isi oksitosin berapa unit/liter, bila dilakukan dilakukan induksi


 Isi obat dan cairan yang diberikan
 Isi nadi dengan beri tanda ●
 Isi tensi dengan beri tanda ↕
 Mengisi suhu ....................°C
Mengisi urine :
 Protein
 Aseton
 Volume
Pengisian partograf halaman belakang sesuai pernyataan dan petunjuk yang
terdapat pada lembaran belakang partograf dan diisi setelah proses persalinan
selesai.
5.Unit Terkait Doter, Bidan

PEMERIKSAAN IVA ( Inspeksi Visual dengan


Asam asetat )
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martha Martins Nai Buti, SKM


HALIWEN NIP. 19830327 200904 2 003
1.Pengertian Pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dengan cara mengoleskan larutan
asam asetat 3-5% pada serviks dan seluruh SSK (sambungan Skuamo Kolummar)
untuk melihat apakah terjadi perubahan sesl-sel abnormal
2.Tujuan  Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap sopan
dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor
4. Referensi Permenkes no.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI no 298/menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akreditasi laboratorium
kesehatan
5.Persiapan 1. Persiapan Pasien :
 Asuhan sayang ibu
 Memberikan dukungan emosional
 Membantu pengaturan posisi
 Mengajarkan cara meneran yang benar
 Membarikan cairan dan nutrisi
2. Persipan Alat :
A. SAF I
27. Partus set : 1 Set
28. Monoaural : 1 Buah
29. Kom Obat berisi : Oksitocin : 4 Ampul (1 Ml)
Lidokain 1% tanpaEpineprin :2 ampul (2
ml)
Ergometrin : 1 Ampul (0,2 mg)
30. Spoit 3 c/5 cc : 3 pcs/1 pcs
31. Jarum dan Chatcut Cromik : 1
32. Kom Kapas Kering
33. Kom air DTT
34. Betadine
35. Clorin Spray
36. 10. Hand Sanitizer
37. Bengkok : 2 Buah
38. Lampu Sorot : 1 Buah
39. Bak Berisi : *kasa DTT
*Kateter DTT.
*Sarung Tangan DTT
14. Pita Ukur
15. Salep Mata
B. SAF III
15. Heachting Set
16. Pengisap Lendir
17. Tempat Plasenta
18. Tempat Clorin Untuk Sarung Tangan
19. Tempat Spoit Bekas
20. Tempat Ampul Bekas
21. Tensi meter/Stetoskop/Termometer : 1/1/1
C. SAF III
31. Cairan RL : 3
32. Abocath No. 16 – 18 : 2
33. Infus Set : 1
34. Celemek : 2
35. Was Lap : 2
36. Sarung Tangan Steril : 2
37. Plastik Merah : 1
38. Plastik Kuning : 1
39. Plastik Putih : 1
40. Handuk : 1
41. Doek : 2
42. Kain Bokong : 2
43. Baju/Popok/Topi Bayi : 1/1/1
44. Kaca Mata : 1
Masker : 2
6. prosedur I. MENGENAL GEJALA DAN TANDA KALA II PERSALINAN
1) - Doran
- Teknus
- Perjol
- Vulka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2) – Memastikan kelengkapan alat

1. Doter, Bidan

Anda mungkin juga menyukai