PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I

(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
1 of 40

DOKUMEN PERHITUNGAN SIPIL DECK ON PILE

 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
2 of 40

LEMBAR KOMENTAR

REV HALAMAN KOMENTAR

 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
3 of 40

DAFTAR ISI

1. UMUM............................................................................................................................... 4
2. MATERIAL ....................................................................................................................... 6
3. METODOLOGI ................................................................................................................. 6
4. PERANCANGAN DECK ON PILE.................................................................................. 26
5. KESIMPULAN ................................................................................................................ 41
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
4 of 40

1. UMUM

1.1 Tujuan
Perhitungan ini mencakup analisis dan desain platform berupa struktur deck on pile
untuk pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon Semarang.

1.2 Kondisi Situs

1.2.1 Lokasi
Lokasi perencanaaan pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon
Semarang.
Negara : Republik Indonesia
Area : Daerah Pantai Utara Ruas Cirebon-Semarang

Gambar 1-1 Peta Lokasi Pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon Semarang

1.2.2 Kondisi Pekerjaan Bangunan

1. Kecepatan Angin
- Kategori Eksposur :B
- Kecepatan Angin Desain : V = 33.33 m/detik x 1 (faktor kepentingan)
V = 33.33 m/detik
2. Kondisi Seismik
- Kategori Risiko II (Tabel 3 SNI 1726-2019)
- Faktor Keutamaan Gempa Ie = 1 (Tabel 4 SNI 1726-2019)
- Parameter Gerak Tanah SS gempa maksimum risiko tertarget (MCER)
wilayah Indonesia untuk spektrum respons 0.2-detik (redaman kritis
5%)
Ss = 0.4477 g (Gambar 15 SNI 1726-2019)
- Parameter Gerak Tanah S1 gempa maksimum risiko tertarget (MCER)
wilayah Indonesia untuk spektrum respons 1-detik (redaman kritis 5%)
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
5 of 40

S1 = 0.2362 g (Gambar 16 SNI 1726-2019)

- Formasi Geologi dan Kelas Situs Tanah : SE (Tanah Lunak)

1.3 Standar dan Peraturan

Secara umum, seluruh pekerjaan desain dan material harus mengacu pada acuan
standar kode dan referensi sebagai berikut.
- ACI, SNI 2847:2019 : Desain Beton
- AISC/AISI : Desain Baja
- JRA/AIJ : Desain Fondasi
- SNI 1726:2019 : Desain Gempa
- SNI 1727:2020 : Desain Pembebanan Minimum
- ASTM/JIS : Material
- SNI 8460:2017 : Persyaratan Perancangan Geoteknik

1.4 Dokumen Referensi

SMR-CRB-CIV-DBS-001 Basis dan Kriteria Desain Sipil dan Struktural
SMR-CRB-CIV-SPS-001 Spesifikasi Pembebanan Struktur
SMR-CRB-CIV-SPS-002 Spesifikasi Sipil Material
SMR-CRB-CIV-SPS-011 Spesifikasi Sipil Tiang Pancang

1.5 Software
Software yang digunakan pada perhitungan adalah sebagai berikut.
- Gambar Desain : AutoCAD
Perhitungan : CSI SAP2000
AllPile

1.6 Satuan
Satuan pengukuran yang digunakan dalam desain harus berupa satuan SI.
- Dimensi : mm atau m
- Tekanan : N/mm2 atau kN/m2
- Gaya : N atau kN
Jika digunakan satuan lain, maka satuan tersebut harus dispesifikasikan sesuai
dengan peraturan desain.
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
6 of 40

2. MATERIAL
Secara umum, seluruh material harus memenuhi persyaratan material yang dapat
digunakan yang diatur oleh dokumen referensi 722301-000-CIV-SPC-001 “Specification
For Concrete Material”. Untuk material yang tidak dispesifikasikan dalam dokumen
tersebut, material yang didapatkan secara lokal harus digunakan dengan syarat
memenuhi kualitas dan kuantitas yang ditentukan.
- Beton :
fc’ = 35 MPa (Kuat Silinder); 356 kg/m2
Modulus Young E = 4700×√fc’ = 27805,57 MPa
- Beton Tiang Pancang :
fc’ = 52 MPa
Modulus Young E = 4700×√fc’ = 33892,18 MPa
- Baja Tulangan :
fy = 420 MPa (BjTS 420b/ASTM A615)
fu = Min. 525 MPa (BjTS 420b/ASTM A615)
Modulus Young E = 200.000 MPa

3. METODOLOGI

3.1 Pembebanan
Secara umum, pembebanan yang diaplikasikan harus sesuai dengan persyaratan
yang diatur oleh dokumen referensi 722301-000-CIV-DBS-001 “Civil Basis design”.
3.1.1 Beban Gravitasi
a) Berat Sendiri (DL)
Berat sendiri dihitung otomatis oleh perangkat lunak SAP2000 dengan
berat jenis baja 7850 kg/m3 dan berat jenis beton 2400 kg/m3.
b) Beban Mati Tambahan (SIDL)
Beban mati tambahan SIDL atap sebesar 0.1 kN/m2.
c) Beban Hidup Atap (Lr)
Beban hidup atap Lr diambil berdasarkan tabel beban hidup terdistribusi
merata SNI 1727-2020 untuk atap sebesar 0.96 kN/m2.
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
7 of 40

Tabel 3-1 Beban Hidup Terdistribusi Merata Minimum dan Terpusat Minimum

d) Beban Hujan (R)

Beban akibat hujan yang digunakan adalah sebesar 0.2 kN/m2 (20 kg/m2).
3.1.2 Beban Angin (W)
Beban angin dihitung secara otomatis oleh SAP2000 dengan memasukkan
kecepatan angin sebesar 33 m/s atau 73,82 mph menggunakan koefisien
pada pelat atap sesuai SNI 1727:2020 sebagai berikut:

Tabel 3-2 Koefisien Pembebanan Angin

 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
8 of 40

Gambar 3-1 Penomoran untuk Assign Koefisien Beban Angin Arah X

Gambar 3-2 Penomoran untuk Assign Koefisien Beban Angin Arah Y

3.1.3 Beban Gempa (E)

Beberapa parameter seismik struktur dan beban gempa diambil berdasarkan
ketentuan-ketentuan dalam SNI 1726:2019 sebagai berikut:
1. Faktor Keutamaan Gempa
Sebelum menentukan faktor keutamaan gempa, perlu ditentukan dulu
kategori risiko berdasarkan tabel berikut:
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
9 of 40

Tabel 3-3 Kategori Risiko

Bangunan yang direncanakan dapat digolongkan menjadi bangunan

industri, sehingga struktur ini termasuk ke dalam Kategori Risiko II.
Kemudian faktor keutamaan gempa dapat ditentukan dari tabel berikut:

Tabel 3-4 Faktor Keutamaan Gempa

Dari tabel tersebut diketahui bahwa faktor keutamaan gempa untuk

kategori risiko II adalah 1.
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
10 of 40

2. Kelas Situs
Kelas situs pada lokasi deck on pile ditentukan berdasarkan penjelasan
pada dokumen SMR-CRB-CIV-DBS-001 dengan menggunakan data tanah
DB SKG-1 yang terdapat pada dokumen SMR-CRB-GTE-RPT-001 tentang
Laporan Survei Geoteknik. Hasil perhitungan kelas situs menggunakan
nilai N-SPT pada lokasi deck on pile adalah sebagai berikut.

Tabel 3-5 Kelas Situs Data Tanah DB SKG-1

No. Di Ni Di/Ni
1 2 1 2.000
2 2 1 2.000
3 2 1 2.000
4 2 1 2.000
5 2 1 2.000
6 2 4 0.500
7 2 6 0.333
8 2 4 0.500
9 2 6 0.333
10 2 2 1.000
11 2 2 1.000
12 2 2 1.000
13 2 6 0.333
14 2 7 0.286
15 2 10 0.200
Total 30 15.49
N= 1.94 Kelas Situs SE

Bedasarkan data di atas, kelas situs yang digunakan pada lokasi deck on
pile adalah SE (tanah lunak).

3. Percepatan Spektral Desain

Percepatan spektral desain ditentukan berdasarkan percepatan batuan
dasar yang mengacu pada Peta Gempa SNI 1726-2019 sebagai berikut:
SS = 0,4477 g
S1 = 0,2362 g
Selain itu juga nilai percepatan spektral desain dihitung berdasarkan
Koefisien Situs yang ditentukan pada dua tabel berikut:
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
11 of 40

Tabel 3-6 Koefisien Situs, FA

Tabel 3-7 Koefisien Situs, FV

Nilai FA dan FV didapatkan dengan melakukan interpolasi dari nilai-nilai

pada tabel sehingga percepatan spektral desain dapat dihitung sebagai
berikut:
2 2
Sps = × FA × SS = × 1,8464 × 0,4477 = 0,5511 g
3 3

2 2
Sp1 = × Fv × S1 = × 3,119 × 1,2362 = 0,4911 g
3 3
4. Kategori Desain Seismik
Kategori desain seismik ditentukan berdasarkan nilai SDS dan SD1 seperti
pada dua tabel berikut:
Tabel 3-8 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Percepatan Spektral Periode Pendek
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
12 of 40

Tabel 3-9 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Percepatan Spektral Periode 1 Detik

Karena nilai SDS > 0,5 dan SD1 > 0,2 maka kategori desain seismik dari
struktur ini adalah D.
5. Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan adalah SRPMB (Sistem Rangka Pemikul
Momen Biasa) dengan nilai R = 2.5 sesuai dengan acuan SNI 1726-2019
untuk bangunan non-gedung menyerupai gedung.
Tabel 3-10 Sistem Struktur
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
13 of 40

3.1.4 Kombinasi Pembebanan

Kombinasi pembebanan yang digunakan untuk model struktur pier mengacu
pada SNI 1726 yang sudah disebutkan pada SMR–CRB–CIV–SPS–003
Spesifikasi Sipil Desain Bangunan.
Tabel 3-11 Kombinasi Beban Metode Ultimate

Nomor D SIDL Lr R Wx Wy Ex Ey
1 1.1 1.4 1.4
2.1 1.2 1.2 0.5
2
2.2 1.2 1.2 0.5
3.1 1.2 1.2 1.6 0.5
3.2 1.2 1.2 1.6 0.5
3
3.3 1.2 1.2 1.6 0.5
3.4 1.2 1.2 1.6 0.5
4.1 1.2 1.2 0.5 1
4.2 1.2 1.2 1
4
4.3 1.2 1.2 0.5 1
4.4 1.2 1.2 1
5.1 1.310 1.310 0.3 1
5.2 1.310 1.310 0.3 -1
5.3 1.310 1.310 -0.3 1
5.4 1.310 1.310 -0.3 -1
5
5.5 1.310 1.310 1 0.3
5.6 1.310 1.310 -1 0.3
5.7 1.310 1.310 1 -0.3
5.8 1.310 1.310 -1 -0.3
6.1 0.9 0.9 1
6
6.2 0.9 0.9 1
7.1 0.790 0.790 0.3 1
7.2 0.790 0.790 0.3 -1
7.3 0.790 0.790 -0.3 1
7.4 0.790 0.790 -0.3 -1
7
7.5 0.790 0.790 1 0.3
7.6 0.790 0.790 -1 0.3
7.7 0.790 0.790 1 -0.3
7.8 0.790 0.790 -1 -0.3
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
14 of 40

Tabel 3-12 Kombinasi Beban Metode Tegangan Izin

Nomor D SIDL Lr R Wx Wy Ex Ey
1 (ASD) D 1 1
2 (ASD) D + Lr 1 1 1
3 (ASD) D + R 1 1 1
4 (ASD) D + 0.75Lr 1 1 0.75
5 (ASD) D + 0.75R 1 1 0.75
6 (ASD) D + 0.6Wx 1 1 0.6
7 (ASD) D + 0.6Wy 1 1 0.6
(ASD) D + 0.45Wx +
8 1 1 0.75 0.45
0.75Lr
(ASD) D + 0.45WY +
9 1 1 0.75 0.45
0.75Lr
(ASD) D + 0.45Wx +
10 1 1 0.75 0.45
0.75R
(ASD) D + 0.45WY +
11 1 1 0.75 0.45
0.75R
12 (ASD) 0.6D + 0.6Wx 0.6 0.6 0.6
13 (ASD) 0.6D + 0.6Wy 0.6 0.6 0.6
14 (ASD) D + 0.7E (1) 1.077 1.077 0.21 0.7
15 (ASD) D + 0.7E (2) 1.077 1.077 -0.21 0.7
16 (ASD) D + 0.7E (3) 1.077 1.077 0.21 -0.7
17 (ASD) D + 0.7E (4) 1.077 1.077 -0.21 -0.7
18 (ASD) D + 0.525E (1) 1.058 1.058 0.1575 0.525
19 (ASD) D + 0.525E (2) 1.058 1.058 -0.1575 0.525
20 (ASD) D + 0.525E (3) 1.058 1.058 0.1575 -0.525
21 (ASD) D + 0.525E (4) 1.058 1.058 -0.1575 -0.525
22 (ASD) 0.6D + 0.7E (1) 0.523 0.523 0.21 0.7
23 (ASD) 0.6D + 0.7E (2) 0.523 0.523 -0.21 0.7
24 (ASD) 0.6D + 0.7E (3) 0.523 0.523 0.21 -0.7
25 (ASD) 0.6D + 0.7E (4) 0.523 0.523 -0.21 -0.7
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
15 of 40

3.2 Perancangan Fondasi

3.2.1 Data Tanah

Parameter tanah desain ditentukan berdasarkan data hasil penyelidikan tanah
pada setiap lokasi tinjauan. Informasi yang didapatkan dari data borelog, yaitu
informasi jenis tanah dan nilai N-SPT, akan digunakan dalam penentuan
konsistensi dan parameter tanah yang akan digunakan, seperti berat jenis
tanah, kohesi, sudut geser dalam, dan lainnya. Acuan dalam penentuan
konsistensi dan parameter tanah diuraikan sebagai berikut.
A. Berat Jenis dan Konsistensi
Penentuan berat jenis dan konsistensi tanah dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut.
Tabel 3-13 Konsistensi dan Berat Jenis Tanah untuk Tanah Kohesif (Terzaghi dan Peck, 1943)

CLAY N-SPT GAMMA (kN/m3)

V. SOFT 0-2 16
SOFT 2-4 16.5
FIRM 4-8 17
STIFF 8 - 15 17.5
V. STIFF 15 - 30 18
HARD > 30 18.5

Tabel 3-14 Konsistensi dan Berat Jenis Tanah untuk Tanah Non-kohesif (Bowles, 1988)

Description Very Loose Loose Medium Dense Very dense

Dr 0 0.15 0.35 0.65 0.85
SPT N’70
Fine 1-2 3-6 7-15 16-30 ?
Medium 2-3 4-7 8-20 21-40 > 40
Coarse 3-6 5-9 10-25 26-45 > 45


Fine 26-28 28-30 30-34 33-38

Medium 27-28 30-32 32-36 36-42 < 50

Coarse 28-30 30-34 33-40 40-50

wet (kN/m )3
11-16 14-18 17-20 17-22 20-23
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
16 of 40

B. Parameter Kuat Geser Tanah

 Tanah Kohesif
Parameter kuat geser tanah untuk tanah kohesif (Undrained Shear
Strength) ditentukan berdasarkan korelasi dengan nilai N-SPT sebagai
berikut

Gambar 3-3 Korelasi Undrained Shear Strength dan N-SPT (Sumber: Terzaghi & Peck, 1967)

 Tanah Non-kohesif
Parameter kuat geser tanah untuk tanah non-kohesif (sudut geser dalam)
ditentukan berdasarkan korelasi terhadap nilai N-SPT sebagai berikut:

Gambar 3-4 Korelasi Nilai Sudut Geser Dalam dan N-SPT (Sumber: Terzaghi, 1976)
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
17 of 40

Formula untuk menentukan sudut geser dalam adalah sebagai berikut:

ϕ = 20 × NSPT + 15ͦ ≤ 45ͦ (Osaki)

C. Nilai Modulus Elastisitas (E)
Nilai modulus elastisitas pada tanah yang digunakan adalah sebagai berikut
 Untuk tanah kohesif:
Modulus elastisitas untuk tanah kohesif dapat ditentukan berdasarkan
korelasi terhadap nilai plasticity index (PI), Undrained Shear Strength (Cu),
dan nilai overconsolidation ratio (OCR) sebagai berikut:

Gambar 3-5 Korelasi Modulus Elastisitas dan OCR (Sumber: Duncan & Buchigani, 1975)

Untuk tanah non-kohesif (Bowles, 1977): E = 2600 NSPT

D. Nilai Poisson’s Ratio (v)

Nilai poisson ratio pada tanah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3-15 Nilai Representatif Poisson’s RatioTanah (Sumber: DAS,2002)

Soil Type ν
Loose sand 0.2-0.4
Medium sand 0.25-0.4
Dense sand 0.3-0.45
Silty sand 0.2-0.4
Soft clay 0.15-0.25
Medium clay 0.2-0.5
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
18 of 40

3.2.2 Daya Dukung Tiang Tunggal (Qu)

Kapasitas daya dukung tiang tunggal didapat dari tahanan friksi tanah di sekitar
selimut tiang dan tahanan ujung tiang seperti persamaan berikut.

Keterangan:

Q = kapasitas beban aksial tiang tunggal

Qs = kapasitas beban aksial dari tahanan selimut
Qp = kapasitas beban aksial dari tahanan ujung tiang

Daya dukung tiang tunggal dihitung dengan korelasi empiris berdasarkan nilai
NSPT dengan menggunakan rata-rata dari 3 metode perhitungan, yaitu Metode
Meyerhof, serta Metode U.S Federal Highway Administration (FHWA) dan
Metode U.S. Army Corps of Engineers (USACE) menggunakan program APILE.
Formula yang digunakan untuk daya dukung tiang pancang untuk setiap
metode adalah sebagai berikut:
A. Metode Meyerhof
1. Tanah Lempung
a. Unit Tahanan Selimut (qs)
qs = α c
Nilai faktor adhesi ditentukan berdasarkan fungsi undrained shear
yang dihitung dengan persamaan Revised API Method (1987) sebagai
berikut:

Dimana :
c = undrained shear strength
σ’ = tegangan overburden efektif

Unit Tahanan Ujung (qb)

Qb = 9 c
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
19 of 40

2. Tanah Pasir
a. Unit Tahanan Selimut (qs)
qs = 2 NSPT (kPa)

(Rata-rata antara Meyerhof [1976] dan Rese & Wright [1977])

b. Unit Tahanan Ujung (qb)
Minimum dari empat persamaan sebagai berikut:
1. 40 * NAVG * L/d
2. 400 * NAVG
3. 200 * L/d
4. 16000
Daya dukung ultimit tiang tunggal (Qu) dihitung dengan formulasi berikut ini
1. Daya Dukung Selimut:
Daya dukung selimut total adalah

2. Daya Dukung Ujung

Daya dukung ujung total adalah

Daya dukung tiang tunggal didapat dari penjumlahan daya dukung selimut
dan daya dukung ujung.

B. Metode U.S Federal Highway Administration (FHWA)

Tahanan ujung

Untuk tahanan ujung pada tanah kohesif, berikut persamaan yang

direkomendasikan.

Nilai Nc berkisar antara 7 dan 16, nilai Nc yang biasanya digunakan adalah 9.

Untuk tahanan ujung pada tanah non-kohesif, Metode FHWA menggunakan

persamaan berikut.

N’q = faktor kapasitas daya dukung didapat dari Gambar 3-6

α = faktor bergantung pada hubungan kedalaman dan lebar tiang

Meyerhof (1976) merekomendasikan pembatasan nilai untuk tahanan

ujung pada tanah non-kohesif, seperti pada Gambar 3-7. Nilai reduksi ini
dihitung secara otomatis menggunakan ALLPILE.
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
20 of 40

Gambar 3-6 Grafik untuk Mengestimasi nilai koefisien α dan faktor kapasitas daya
dukung N’q untuk Metode FHWA

Gambar 3-7 Hubungan antara Unit Tahanan Ujung Tiang dan Sudut Geser untuk
Tanah Non-kohesif (after Meyerhof 1976)
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
21 of 40

 Tahanan Selimut (skin friction)

Tahanan selimut ultimit per unit luas dihitung sebagai berikut.

Dengan:
ca = adesi tanah dan tiang
σh = tegangan normal pada tiang dan tanah
δ = sudut geser tiang-tanah
Untuk tanah kohesif, persamaan di atas dapat disederhanakan seperti di
bawah ini.

Untuk tanah non-kohesif, persamaannya adalah sebagai berikut.

C. Metode U.S. Army Corps of Engineers (USACE)

1. Tanah Non-kohesi
a. Tahanan selimut (skin friction)
Menurut USACE, tahanan selimut pada tiang di tanah berpasir akan
meningkat secara linier sampai pada kedalaman kritis (Dc) dan
selanjutnya konstan. Kedalaman kritis bervariasi antara 10 sampai 20
diameter/lebar tiang, bergantung pada relative density pada tanah
pasir. Referensi untuk kedalaman kritis dapat dilihat pada Tabel 3.16.

Tabel 3.16 Kedalaman Kritis (Dc) pada Tanah Pasir

Persamaan untuk menentukan tahanan selimut pada tiang pancang

yaitu:
𝑓𝑠=𝐾𝜎𝑣′ tan𝛿
𝜎𝑣′ =𝛾′𝐷 𝑓𝑜𝑟 𝐷<𝐷𝑐
𝜎𝑣′ =𝛾′𝐷𝑐 𝑓𝑜𝑟 𝐷≥𝐷𝑐
𝑄𝑠=𝑓𝑠𝐴𝑠
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
22 of 40

Dimana:

K = koefisien tekanan lateral tanah (Kc untuk tiang tekan dan Kt

untuk tiang tarik)
σ’v = tekanan efektif overburden
δ = sudut friksi antara tanah dan tiang (Tabel 3.17)
’ = berat volume efektif tanah
D = kedalaman tiang sepanjang tekanan efektif overburden yang
dihitung
Dc = kedalaman kritis
As = area selimut tiang

Tabel 3.17 Nilai δ

Tabel 3.18 Nilai K (KC dan Kt)

b. Tahanan ujung (end bearing)

Hubungan kedalaman kritis dengan tahanan ujung sama halnya
dengan tahanan selimut yaitu akan meningkat secara linier sampai
pada kedalaman kritis (Dc) dan selanjutnya konstan. Kapasitas
tahanan ujung ditentukan dengan rumus:

𝑞= 𝜎𝑣′𝑁𝑞
Dimana:

q = unit tahanan ujung

σ’v = tekanan efektif overburden
’ = berat volume efektif tanah
Nq = faktor bearing capacity
D = kedalaman tiang sepanjang tekanan efektif overburden yang
dihitung
Dc = kedalaman kritis
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
23 of 40

Gambar 3-8 Faktor Bearing Capacity Nq (Terzaghi-Peck, 1967)

2. Tanah Kohesi
a. Tahanan selimut (skin friction)
Tahanan selimut untuk tanah kohesi ditentukan dengan rumus:

𝑓𝑠=𝑐𝑎
𝑐𝑎=𝛼𝑐
𝑄𝑠=𝑓𝑠𝐴𝑠
Dimana:
Ca = adhesi antara tanah lempung dan tiang
α = faktor adhesi
c = undrained shear strength pada tanah lempung
Nilai faktor adhesi ditentukan berdasarkan fungsi undrained shear
yang ditampilkan pada Gambar 3-9.

Gambar 3-9 Nilai α vs Undrained Shear Strength

 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
24 of 40

b. Tahanan ujung (end bearing)

Tahanan ujung ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.

𝑞=9𝑐
𝑄𝑝=𝑞𝐴𝑝
Dimana:
q = unit tahanan ujung
c = undrained shear strength pada ujung tiang, diambil dari rerata
2D dibawah tiang
Qp = kapasitas aksial pada ujung tiang
Ap = area penampang ujung tiang

3.2.3 Penurunan Tanah

Analisis penurunan tanah dilakukan berdasarkan kondisi tanah eksisting untuk

penurunan tanah segera (elastic settlement) dan penurunan akibat konsolidasi.
Penurunan Segera
Perhitungan penurunan elastis untuk tiang tungal adalah sebagai berikut:

𝑆𝑒=𝑆𝑒(1)+𝑆𝑒(2)+𝑆𝑒(3)

Dengan :
Se (1) = penurunan elastis tiang
Se (2) = penurunan tiang akibat gaya yang timbul di ujung tiang
Se (3) = penurunan tiang akibat gaya geser yang timbul di selimut tiang
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
25 of 40

A. Penurunan Konsolidasi
Perhitungan konsolidasi pada kelompok tiang dapat ditentukan dengan

rumus berikut.

Dengan :

∆Sc (i) = settlement konsolidasi pada lapisan ke-i

Cc (i) = indeks kompresi (compression index) pada lapisan ke-i
e0 (i) = initial void ratio pada lapisan ke-i
H(i) = ketebalan lapisan ke-i
σ’(i) = tegangan efektif yang terjadi pada lapisan ke-i
∆σ’(i) = penambahan tegangan efektif ditengah lapisan ke-i

Penambahan tegangan efektif ditengah lapisan akibat adanya beban

struktur atas (Qg) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

; hingga kedalaman 2/3 L

′ ; setelah kedalaman 2/3 L

=

Di mana distribusi tegangan di bawah pile cap mengacu pada metode

Cheney dan Chassie (2000) dengan garis penyebaran beban yaitu rasio
garis 4 vertikal terhadap 1 horizontal (4V:1H) hingga 2/3 panjang tiang dan
garis 2 vertikal terhadap 1 horizontal (2V:1H) setelah kedalaman 2/3 panjang
tiang.
B. Penurunan Total
Total penurunan yang terjadi yaitu penurunan elastik ditambah dengan
penurunan konsolidasi:

Δ𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Δ𝑆𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙+ Δ𝑆𝑐

 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
26 of 40

4. PERANCANGAN DECK ON PILE

4.1 Pemodelan Struktur

Struktur deck on pile dimodelkan dengan menggunakan program SAP2000 dengan
dimensi struktur sebagai berikut.
Tabel 4-1 Dimensi Pemodelan Struktur
No. Tipe Struktur Dimensi
1 Pelat Tebal : 300 mm
2 Balok Pengikat (Tie Beam) 500 mm x 800 mm
Fondasi Tiang Pancang
3 (Prestressed Concrete Spun D = 600 mm
Pile)
4 Pile cap Tebal : 1200 mm

Hasil pemodelan struktur deck on pile disajikan sebagai berikut.

Gambar 4-1 Hasil Pemodelan Struktur Deck on Pile

4.2 Desain Pelat / Deck on Pile

Pelat didesain dengan ketebalan yang diambil sebesar 300 mm untuk memenuhi
ketebalan minimum pelat solid satu arah non-prategang sesuai SNI 2847-2019 pada
tabel di bawah ini.
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
27 of 40

Span 8000 mm
t min 285.7142857 mm
t slab 290 mm

Perhitungan tulangan dilakukan berdasarkan kebutuhan fleksural arah X dan Y pelat sehingga
didapatkan sebagai berikut.
Dimensi X-Axis Y-Axis
Pelat Tebal Cover
Atas Bawah Atas Bawah
(mm) (mm)
Type 1 300 50 D19-150 D19-150 D19-150 D19-150

Contoh Perhitungan:
Beban rata-rata dari seluruh struktur atas yang didapatkan adalah sebesar 18.04 kN/m2.
Selanjutnya perhitungan gaya dalam dan tulangan adalah sebagai berikut.
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
28 of 40

Direction : X
Position : Top & Bot
Calculation of Plate Reinforcement in X Direction, and Top & Bot Position

Material Data
fc' = Concrete compresive strength
= 30 MPa
Elastic Modulus of the
E = concrete
= 4700 √fc'
= 4700 √30
= 25742.96 MPa
Yield Strength of the steel
fy = rebar
= 420 MPa
E = Elastic Modulus of the steel rebar
= 200000 MPa

Geometry
Data
h = plate thickness
= 300 mm
cov = concrete cover to rebar center
= 50 mm

Ultimate force
Mu = maximum ultimate moment
= 54.3212 kNm/m

Required reinforcement
ϕ = safety factor of flexure capacity
= 0.9
d = h - cov
= 300 - 50
= 250 mm
jd = 0.925 d
= 0.925 x 250
= 231.25 mm
Aks = area of required reinforcement
= Mu / (ϕ x fy x jd)
= 54.3212 kNm/m / (0.9 x 420 MPa x 231.25 mm)
= 621.4351 mm2/m
As min = minimum reinforcement area required refer to SNI
0.0009
= Ag
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
29 of 40

= 0.0009 x 1000 mm x 300

= 270 mm2/m
As req = max (As ; As min)
= max (621.436 ; 270)
= 621.4351 mm2/m

Trial
D = diameter of rebar
= 19 mm
As1 = area of one rebar
= 0.25 x π x 19^2
= 283.5287 mm2
s req = required spacing
= 1000/ (As req / As1)
= 1000 / (621.436 / 283.529)
= 456.2483 mm
≈ 450 mm
take = 150 mm
number of reinforcement per meter
n = width
= 1000 / spacing
= 1000 / 150
= 6.666667
As used = As1 x n
= 283.529 x 6.66666666666667
= 1890.192 mm2/m

Flexure Capacity Checking

a = stress block of compression zone
= As.fy / (0.85 fc'.b)
= 1890.192 mm^2 x 420 MPa / (0.85 x 30 MPa x 1000 mm)
= 31.13257 mm
ϕMn = flexure capacity
= ϕ As.fy.(d-0.5a)
= 0.9 x 1890.192 mm^2 x 420 MPa (250 mm - 0.5 x 31.133 mm)
= 167.5011 kNm
ϕMn > Mu --> O.K.

Result
The reinforcement in X direction, and Top & Bot position, will be using D19-150
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
30 of 40

Direction : Y
Position : Top & Bot

Calculation of Plate Reinforcement in Y Direction, and Top & Bot Position

Material Data
fc' = Concrete compresive strength
= 30 MPa
Elastic Modulus of the
E = concrete
= 4700 √fc'
= 4700 √30
= 25742.96 MPa
Yield Strength of the steel
fy = rebar
= 420 MPa
E = Elastic Modulus of the steel rebar
= 200000 MPa

Geometry Data
h = plate thickness
= 300 mm
cov = concrete cover to rebar center
= 50 mm

Ultimate force
Mu = maximum ultimate moment
= 48.0778 kNm/m

Required reinforcement
ϕ = safety factor of flexure capacity
= 0.9
d = h - cov
= 300 - 50
= 250 mm
jd = 0.925 d
= 0.925 x 250
= 231.25 mm
As = area of required reinforcement
= Mu / (ϕ x fy x jd)
= 48.0778 kNm/m / (0.9 x 420 MPa x 231.25 mm)
= 550.0106 mm2/m
As min = minimum reinforcement area required refer to SNI
0.0009
= Ag
= 0.0009 x 1000 mm x 300
= 270 mm2/m
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
31 of 40

As req = max (As ; As min)

= max (550.011 ; 270)
= 550.0106 mm2/m

Trial
D = diameter of rebar
= 19 mm
As1 = area of one rebar
= 0.25 x π x 19^2
= 283.5287 mm2
s req = required spacing
= 1000/ (As req / As1)
= 1000 / (550.011 / 283.529)
= 515.4969 mm
≈ 500 mm
take = 150 mm
number of reinforcement per meter
n = width
= 1000 / spacing
= 1000 / 150
= 6.666667
As used = As1 x n
= 283.529 x 6.66666666666667
= 1890.192 mm2/m

Flexure Capacity Checking

a = stress block of compression zone
= As.fy / (0.85 fc'.b)
= 1890.192 mm^2 x 420 MPa / (0.85 x 30 MPa x 1000 mm)
= 31.13257 mm
ϕMn = flexure capacity
= ϕ As.fy.(d-0.5a)
= 0.9 x 1890.192 mm^2 x 420 MPa (250 mm - 0.5 x 31.133 mm)
= 167.5011 kNm
ϕMn > Mu --> O.K.

Result
The reinforcement in Y direction, and Top & Bot position, will be using D19-150.
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
32 of 40

4.3 Perancangan Fondasi Deck on Pile

4.3.1 Kriteria Desain

Kriteria desain untuk perancangan fondasi deck on pile adalah sebagai berikut.
1. Faktor keamanan (FK) aksial yang digunakan adalah 2.5.
2. Kontrol penurunan fondasi didasarkan pada penurunan total. Persyaratan
penurunan total adalah maksimum 15 cm.

4.3.2 Analisis Fondasi Deck on Pile

Deck on Pile yang dirancang terdiri atas 250 titik pile cap yang dibagi menjadi
area platform utama (190 titik pile cap) dan area drive away atau jalan akses
(60 titik pile cap). Fondasi yang akan dianalisis sesuai dengan denah yang
tercantum pada dokumen SMR-CRB-CIV-GBR-002 sebagai berikut.

Area Platform Utama

Area Drive Away (Jalan Akses)

Gambar 4-2 Denah Fondasi Deck on Pile

 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
33 of 40

a) Data Tanah
Data tanah untuk analisis fondasi deck on pile menggunakan data N-SPT
pada DB SKG-1. Parameter tanah yang digunakan untuk melakukan
analisis fondasi deck on pile adalah sebagai berikut.
Tabel 4-2 Parameter Tanah
Kedalaman Jenis γ Cu ϕ
No. N-SPT
(m) Tanah (kN/m3) (kPa) (°)
1 0 - 10 CLAY 1 16 5 -
2 10 - 12 CLAY 4 16.5 20 -
3 12 - 14 CLAY 6 17 30 -
4 14 - 16 CLAY 4 16.5 20 -
5 16 - 18 CLAY 6 17 30 -
6 18 - 24 CLAY 2 16 10 -
7 24 - 30 CLAY 7 17 35 -
8 30 - 32 CLAY 4 16.5 20 -
9 32 - 34 CLAY 9 17.5 45 -
10 34 - 36 CLAY 12 17.5 60 -
11 36 - 38 CLAY 16 18 80 -
12 38 - 54 CLAY 11 17.5 55 -
13 54 - 60 CLAY 18 18 90 -

b) Pembebanan
Pembebanan yang digunakan untuk analisis fondasi deck on pile
merupakan beban yang berasal dari tributary area yang dipikul oleh satu
titik pile cap yang terdiri atas beban struktur di atas pile cap dan berat
sendiri pile cap. Pembebanan terdiri atas 16 tipikal pembebanan
berdasarkan struktur yang berdiri di atas deck on pile. Berikut merupakan
gambar pembagian area dan hasil perhitungan beban per satuan luas (m 2)
untuk setiap tipikal pembebanan.
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
34 of 40

Gambar 4-3 Area Tipikal Pembebanan Deck on Pile

Tabel 4-3 Tipikal Pembebanan Fondasi Deck on Pile

Pembebanan
Total
Equival Equivale Equivalent
Equival
No Deskripsi ent Area nt Area Area Load
. ent Area
Load Load Deck, Tie
Load
Struktur Equipm Beam, and
(kN/m2)
1 Horizontal Separator 5.89 2)
(kN/m ent
2.82 Pile Cap
11.00 17.74
2 Liquid Drum 5.89 3.12 11.00 18.03
3 Liquid Pump 7.06 1.96 11.00 18.05
4 Gas Compressor 1.50 0.84 11.00 11.37
Package
5 Gas Metering Semarang 0.71 0.13 11.00 9.87
6 Pig Launcher 3.52 3.70 11.00 16.25
7 Cold Vent 15.33 7.74 11.00 32.10
8 Control Room 1.66 0.15 11.00 10.84
9 Instrument Air System 3.22 1.31 11.00 13.56
10 Diesel Engine 0.14 1.02 11.00 10.19
11 Warehouse 0.44 0.00 11.00 9.47
12 Fire Water Pump 1.71 1.87 11.00 12.61
13 Water Storage Tank 144.7 35.30 180
14 Security Post 18.29 0.00 11.00 27.32
15 Drive Away / Jalan Akses 0.00 17.84 11.00 26.87
16 Other Unspecified Area 0.00 0.00 11.00 9.03
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
35 of 40

Analisis fondasi untuk menentukan kebutuhan panjang tiang tertanam

dilakukan untuk pembebanan terbesar. Adapun jumlah tiang ditentukan
berdasarkan tributary area struktur yang berada di atas deck on pile.
Perhitungan kebutuhan panjang tiang tertanam dilakukan menggunakan
pembebanan untuk Water Storage Tank dan Cold Vent.
Pembebanan ekivalen di area water storage tank yaitu sebesar 180 kN/m2.
Pada area water storage tank terdapat 6 titik pile cap dengan tributary
sebesar 133 m2 sebagai berikut

Gambar 4-4 Tributary Area Pembebanan Water Storage Tank

Berdasarkan gambar di atas diperoleh pemebebanan untuk satu titik pile

cap adalah sebagai berikut.
P = Eq.Load x Area
Jumlah Titik

P = 180 x 133
1
P = 23.940 kN
Diperoleh pembebanan untuk menentukan kebutuhan panjang tiang
tertanam adalah 23.940 kN untuk 1 titik pile cap.
Adapun pembebanan ekivalen untuk Cold Vent adalah sebesar 32.10 kN/m2,
sehingga untuk satu tributary area seluas 48 m2 untuk satu titik pile cap diperoleh
pembabanan sebagai berikut.
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
36 of 40

P = Eq.Load x Area
Jumlah Titik

P = 32.1 x 40
1
P = 1284 kN
cal

Gambar 4-5 Tributary Area Pembebanan Cold Vent

Diperoleh pembebanan untuk area Cold Vent adalah sebesar 1.284 kN.

c) Analisis Daya Dukung Aksial Fondasi Tiang Tunggal

Hasil analisis daya dukung aksial tekan dan tarik dengan menggunakan
prestressed concrete spun pile (CSP) diameter 600 mm dengan mutu
beton 52 MPa adalah sebagai berikut.
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
37 of 40

Gambar 4-6 Daya Dukung Tiang Tunggal pada Lokasi Deck on Pile

d) Penentuan Kebutuhan Panjang Tiang Tertanam

 Area Water Storage Tank
Pada area Water Storage Tank digunakan fondasi dengan konfigurasi 1
pile cap dengan jumlah 36 tiang. Untuk menentukan panjang tiang
minimum, digunakan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
38 of 40

Qperlu : daya dukung minimum untuk menahan beban dengan faktor

keamanan tertentu
P : gaya aksial dari struktur atas dan berat tambahan (kN)

n : jumlah tiang dalam konfigurasi FK :

faktor keamanan (FKlayan = 2,5)
Hasil perhitungan kebutuhan panjang tiang tertanam adalah sebagai berikut

Q perlu = 23.940 x 2.5

36
Q perlu = 1662.5 kN
Nilai Qperlu = 3576.2 kN sehingga cukup
dengan daya dukung pada

kedalaman 45 m (Qult = 3576.2 kN). Adapun tinggi free-standing

diasumsikan adalah 5 meter sehingga kebutuhan panjang tiang pada area
Water Storage Tank adalah 50 meter untuk setiap titik pancang.

Area Cold Vent

Pada area Cold Vent digunakan fondasi dengan konfigurasi 1 x 1 dengan jumlah
1 tiang. Untuk menentukan panjang tiang minimum, digunakan persamaan
sebagai berikut:
Qperlu = P X FK
n

Keterangan:
Qperlu : daya dukung minimum untuk menahan beban dengan
faktor keamanan tertentu
P : gaya aksial dari struktur atas dan berat tambahan (kN) n :
jumlah tiang dalam konfigurasi
FK : faktor keamanan (FKlayan = 2,5)
Hasil perhitungan kebutuhan panjang tiang tertanam adalah sebagai berikut

Qperlu = 1540.8 X 2.5

1
Qperlu = 3.852
Nilai Qperlu = 3576.28 kN sehingga cukup dengan daya dukung pada
kedalaman 45 m (Qult = 3576.28 kN). Adapun tinggi free-standing diasumsikan
adalah 5 meter sehingga kebutuhan panjang tiang pada area Cold Vent adalah 50
meter untuk setiap titik pancang. Panjang tiang untuk fondasi deck on pile
diseragamkan sepanjang 50 meter dan panjang tiang untuk setiap titik pile cap adalah
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
39 of 40

sebagai berikut dengan denah

e) Analisis Penurunan
 Penurunan Total

Penurunan segera diperoleh berdasarkan perhitungan sesuai dengan langkah-

langkah yang telah dijelaskan sebelumnya. Seluruh gaya aksial yang terjadi
pada satu joint akan terlebih dahulu dipikul oleh skin friction pada tiang. Oleh
karena itu, perhitungan proporsi aksial yang terjadi akan terlebih dahulu
dilimpahkan kepada skin friction dan end bearing akan memikul sisa gaya
aksial pada titik tersebut. Berikut merupakan hasil perhitungan penurunan total
dengan asumsi bahwa fondasi turun bersamaan sebagai fondasi grup tiang.
Dalam hal ini, penurunan segera hanya dihitung untuk pembebanan terbesar,
yaitu di area Water Storage Tank dan area Cold Vent. Perhitungan penurunan
segera dilakukan dengan menggunakan software Allpile iperoleh penurunan
sebesar 2.5 cm pada beban maksimum pancang di kedalaman 45m.
 PEMBANGUNAN PIPA TRANSMISI GAS BUMI CIREBON-SEMARANG TAHAP I
(RUAS SEMARANG - BATANG)

NOMOR DOKUMEN REV.: 0

PERHITUNGAN DECK ON PILE SEMARANG STATION HALAMAN
40 of 40

Tabel 4-5 Hasil perhitungan software Allpile pada ORF Semarang

5. KESIMPULAN
Berikut adalah hasil analisis dan desain deck on pile.
1. Tebal pelat deck yang digunakan adalah 300 mm dengan tulangan D19-150 untuk arah X
dan Y.
2. Kebutuhan panjang tiang adalah 50 meter untuk semua area dengan denah fondasi sesuai
dengan gambar pada dokumen SMR-CRB-CIV-GBR-002.