Conveyor Rev-1

PROYEK PEMBANGUNAN
PAKET PHONSKA V (PAKET FEEDING RAW MATERIAL SECTION)
1. Pendahuluan
Sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh pihak owner yaitu PT.
PETROKIMIA GRESIK bahwa seluruh peserta pelelangan pekerjaan harus
melakukan perhitungan struktur terhadap perencanaan struktur bangunan, oleh
karena itu dalam laporan ini akan dilakukan perhitunan struktur dengan melakukan
analisa struktur terhadap data DED bangunan yang ada dengan maksud untuk
mengetahui kekuatan, keandalan maupun efisiensi pada desain yang telah
disediakan.
2. Data Struktur Awal dan Pembebanan

2.1.1 Mutu Bahan atau Material
Mutu bahan atau material yang digunakan :
- Mutu Baja Struktural, ASTM A36 fy : 240 Mpa
- Mutu Baja Tulangan Ulir fy : 390 Mpa
- Mutu Baja Tulangan Polos fy : 240 Mpa
- Mutu Baja Wire Mesh fy : 490 Mpa
- Beton Struktur, K350 f’c : 35 Mpa
2.1.2 Data Struktur Perencanaan Awal

Data Perencanaan awal berupa gambar DED adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Denah
1|Page 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
2.1.3 Pembebanan Struktur

Pembebanan struktur conveyor antara lain :
1) Beban Mati (“D”)
Beban mati Conveyor berupa berat sendiri dari conveyor yang terbuat dari
baja.
2) Beban Gempa (“E”)
Sebagaimana spektrum respon Wilayah gempa , maka Spektrum respon
dibuat untuk 3 jenis tanah, yaitu tanah keras (SC), tanah sedang (SD), dan
tanah lunak (SE). Hubungan koefisien-koefisien situs dan parameter respon
spektra tersebut adalah
Dimana:
- Fa : Faktor amplifikasi pada periode pendek.
- Fv : Faktor amplifikasi pada periode 1 detik.
- SMS : Parameter spektrum respon percepatan periode pendek.
- SM1 : Parameter spektrum respon percepatan periode 1 detik.
5.1. Peta Gempa berdasar SNI 1726 : 2019
Gambar 5. Peta Percepatan Puncak Batuan Dasar (PGA) 2% dalam 50 tahun
2|Page 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
Gambar 6. Parameter Gerak Tanah SS, Gempa Maksimum yang

dipertimbangkan risiko - tertarget (MCER) Wilayah Indonesia untuk Spektrum
Respons 0.2 detik
Gambar 7. Parameter Gerak Tanah S1, Gempa Maksimum yang

dipertimbangkan risiko - tertarget (MCER) Wilayah Indonesia untuk Spektrum
Respons 1 detik
3|Page 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
B. Kurva Respons Spektrum
Gambar Data yang diperoleh dari program respon spektrum PUSKIM
Gambar Grafik Respon Spektrum Gempa daerah Gresik
4|Page 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
C. Kategori Desain Seismik
Bangunan Conveyor merupakan bangunan yang maka masuk Kategori Resiko II
5|Page 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
C. Tabel Nilai R dan Cd
2.2. Struktur Bangunan Bawah

2.2.1 Standart Desain
Standart dan acuan dalam melakukan desain bangunan ini antara lain :
- SNI 1729 : 2015 Tentang Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
- SNI 2847 : 2019 Tentang Persyaratan Beton Strukturral untuk Bangunan
Gedung dan Penjelasannhya.
- SNI 1727 : 2013 Tentang Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain
- RSNI3 20xx Tentang Persyaratan Perancangan Geoteknik
2.2.2 Mutu Bahan atau Material

Mutu bahan atau material yang digunakan :
- Mutu Baja Tulangan Ulir : 390 Mpa
- Mutu Baja Tulangan Polos : 240 Mpa
- Mutu Baja Wire Mesh : 490 Mpa
- Beton Struktur : 35 Mpa
6|Page 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
2.2.3 Data Struktur Perencanaan Awal

Data perencanaan awal bangunan conveyor yang diperoleh adalah sebagai berikut
:
a. Konsep Dan Kriteria Desain
Gambar Denah

Pembebanan struktur Conveyor mengacu pada Kriteria Desain
1. BEBAN MATI (DL)
Beban mati adalah beban yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen.
1.1. Berat Sendiri Struktur

Beban yang berupa berat sendiri struktur bangunan, telah dihitung secara
otomatis dalam program bantu yang digunakan. Hal ini dilakukan dengan
mengisi nilai selft weight multiplier = 1
7|Page 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
Gambar 4. Type Pembebanan Pada SAP2000
1.2. Beban mati
Super dead load

Belt = 27,6 Kg = 13,8 Kg/2 frame
Tile pulley = 173,47 Kg = 208,16 Kg/ titik
Drive pulley = 280 Kg = 168,00 Kg/2 titik
Snub pulley = 124,61 Kg = 74,77 Kg/2 titik
Motor = 800 Kg
Carier roller = 37 Kg = 22,20 Kg/2 frame
Support roller = 28 Kg = 16,80 Kg/2 frame
Return roller = 17 Kg = 10,20 Kg/2 frame
skidboard = 200 Kg = 120,00 Kg/2 titik
chute = 150 Kg = 90,00 Kg/2 titik
Dead load
Plate = 37 Kg/m²
Dinding galery = 5,5 kg/m
Atap =
galery
5,5 x 2,5 13,75
7,51 x 2 x 2,5 15,02

2,5 28,77 Kg/m²
5,5 x 6 33
7,51 x 3 x 6 22,53
6 55,53 Kg/m²
8|Page 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
2. BEBAN HIDUP (LL)
Product = 74 Kg/m
Beban hidup plate = 400 Kg/m
beban hidup atap = 120 Kg
Belt Tension = 1700 Kg = 850,00 Kg/2 titik
3. BEBAN ANGIN
α= 15 °
Gallery
No. V P t Beban angin
(Km/h) (m/s) (Kg/m) (m) (Kg/m) (Kg/m) (Kg/m)
1 2 3 4 5 6 7
1 120 33,33 69,4 17 425 -47 -188,9
Ket :
1. Nomer 4. Tebal
2. Kecepatan angin 5. Beban angin dengan koefisien = 0,9
3. Tekanan angin = V²/16 6. Beban angin dengan koefisien = -0,1
7. Beban angin dengan koefisien = -0,4
Beban angin = (t x P x Koef x 40%)
Kolom
No. V P t Beban angin
(Km/h) (m/s) (Kg/m) (m) (Kg/m) (Kg/m)
1 2 3 4 5 6
1 120 33,33 69,4 18 800 600
Ket :
1. Nomer 4. Tebal
2. Kecepatan angin 5. Beban angin dengan koefisien = 1,6
3. Tekanan angin = V²/16 6. Beban angin dengan koefisien = 1,2
Beban angin = (t x P x Koef x 40%)
9|Page 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
1) Kombinasi Pembebanan
Analisa terhadap struktur bangunan bawah conveyor dilakukan berdasarkan
2 (dua) keadaan ;
a. Kombinasi Beban Ultimit
b. Kombinasi Beban Servis
Keterangan ;
10 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
3. Pemodelan Struktur
Pemodelan struktur Support dengan model 3 Dimensi dengan bantuan paket
Program SAP2000 sebagai berikut :
Gambar 3D Struktur
11 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
12 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
Gambar Input Beban Mati
13 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
Gambar Input Beban Hidup
14 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
Gambar Input Beban Gempa
15 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
4. Hasil Pemodelan Struktur

4.1 Hasil Pemodelan Struktur
Secara grafis hasil evaluasi terhadap struktur Conveyor ditampilkan dalam bentuk besaran
stress rasio masing - masing element struktur .
Gambar Stress Ratio Struktur
16 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
Tabel ratio
Frame DesignSect DesignType Combo TotalRatio Length ErrMsg

Text Text Text Text Unitless m Text
576 WF200 Beam UDSTL2 0,0957 1 No Messages
577 WF200 Beam DSTL2 0,096828 1 No Messages
580 WF200 Beam DSTL2 0,05486 1,12 No Messages
911 WF200 Column DSTL1 0,210281 0,617 No Messages
912 WF200 Column UDSTL2 0,181323 0,617 No Messages
17 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN

971 WF200 Brace UDSTL2 0,295002 1,549 No Messages
972 WF200 Brace DSTL2 0,158612 2,5 No Messages
18 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN

999 WF200 Brace DSTL2 0,214933 5 No Messages
1038 WF200 Beam UDSTL2 0,020631 1,12 No Messages
19 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN

632 HB300 Column DSTL2 0,113419 15,86867 No Messages
704 HB300 Column UDSTL4 0,059615 17,87855 No Messages
20 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
PERHITUNGAN PONDASI
1. PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dilakukan perhitungan daya dukung sebuah tiang pondasi (QL, ton) dan
kekuatan materialnya. Untuk aspek bearing capacity, dilakukan perhitungan berdasarkan hasil
soil test di lapangan yaitu SPT.
2. METODE PERHITUNGAN
DAYA DUKUNG TIANG PONDASI BERDASARKAN HASIL STANDARD PENETRATION TEST (SPT) DENGAN
METODE LUCIANO DECOURT (1982). PERUMUSAN DAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TIANG PONDASI DAPAT
DLIHAT SEPERTI DIBAWAH INI :
 Harga N koreksi
Harga N di bawah muka air tanah harus di koreksi menjadi N’ berdasarkan
perumusan sebagai berikut: (TERZAGHI & PECK)
N` = 15 + 0.5 ( N - 15 )
Dimana:
N = Jumlah pukulan kenyataan di lapangan untuk di bawah muka air tanah
N’ = Narga N terkoreksi karena N dibawah muka air tanah
 Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Metode Luciano Decourt :

QL = QP + QS
Dimana :
QL = Daya dukung tanah maksimum pada pondasi
QP = Daya dukung pada dasar pondasi
QS = Daya dukung akibat lekatan lateral
QP = qP x AP = ( ŇP x K ) x AP
21 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
dimana :
ŇP = Harga rata-rata SPT disekitar 4B di atas hingga 4B di bawah dasar tiang

n
Ni
pondasi (B = diameter pondasi) = 
i 1 n
.
K = Koefisien karakteristik tanah:
12 t/m2 = 117.7 kPa, untuk lempung
20 t/m2 = 196 kPa, untuk lanau berlempung
25 t/m2 = 245 kPa, untuk lanau berpasir
40 t/m2 = 392 kPa, untuk pasir
AP = Luas penampang dasar tiang
qP = Tegangan diujung tiang
QS = qS x AS = ( ŇS/3 + 1 ) x AS
dimana :
qS = Tegangan akibat lekatan lateral dalam t/m2
ŇS = Harga rata-rata sepaanjang tiang yang tertanam, dengan batasan :

3 < N < 50
AP = Keliling x panjang tiang yang terbenam (luas selimut tiang)
3. HASIL PERHITUNGAN
Perhitungan teoritis dilakukan berdasarkan hasil SPT disekitar lokasi bangunan akan
didirikan, dituangkan dalam bentuk kurva korelasi antara daya dukung maksimum sebuah tiang
pondasi (QL, ton) versus kedalaman (m) dengan tiang mini pile □30 cm sebagaimana tertuang
pada Tabel .
22 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
Tabel . Tabel Daya Dukung Pondasi

TABEL PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PILE
Uk. Pile (O) = 40 cm A = Luas Penampang Pile Cn = Nilai Konus wp=berat sendiri pile
Qu = (Cn*A/SF) + (JHP*K/SF) K = Keliling Penampang Pile JHP = Jumlah Hambatan Pelekat
SONDIR (S3)
No. Kedalaman Diameter A K Cn rata2 SF JHP SF Qp Qs Wp Kap. Tiang Strauss
cm cm2 cm kg/cm2 kg/cm ton ton ton Ton
1 2 40 1256,637 125,664 14,333 3 50 5 6,004 1,257 0,302 6,959
2 3 40 1256,637 125,664 16,778 3 180 5 7,028 4,524 0,603 10,949
3 4 40 1256,637 125,664 13,667 3 100 5 5,725 2,513 0,905 7,333
4 5 40 1256,637 125,664 14,000 3 100 5 5,864 2,513 1,206 7,171
5 6 40 1256,637 125,664 30,333 3 330 5 12,706 8,294 1,508 19,492
6 7 40 1256,637 125,664 27,111 3 340 5 11,356 8,545 1,810 18,092
7 8 40 1256,637 125,664 26,444 3 380 5 11,077 9,550 0,302 20,326
8 9 40 1256,637 125,664 35,444 3 340 5 14,847 8,545 2,413 20,979
9 10 40 1256,637 125,664 35,333 3 380 5 14,800 9,550 2,714 21,636
10 11 40 1256,637 125,664 36,444 3 350 5 15,266 8,796 3,016 21,046
11 12 40 1256,637 125,664 39,333 3 390 5 16,476 9,802 3,318 22,960
12 13 40 1256,637 125,664 38,333 3 400 5 16,057 10,053 3,619 22,491
13 14 40 1256,637 125,664 37,444 3 350 5 15,685 8,796 3,921 20,560
14 15 40 1256,637 125,664 38,889 3 380 5 16,290 9,550 4,222 21,618
15 16 40 1256,637 125,664 40,444 3 400 5 16,941 10,053 4,524 22,470
16 17 40 1256,637 125,664 44,667 3 420 5 18,710 10,556 4,825 24,440
DALAM SATUAN TONM
Dari tabel diatas digunakan mini pile 40 Tower kedalaman 6 m dengan daya dukung tanah
19,492 TONm.
23 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
Dalam satuan KNm
DATA BAHAN PILECAP

Kuat tekan beton, f c' = 29 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform (  > 12 mm ), fy = 390 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos (  ≤ 12 mm ), fy = 240 MPa
3
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m
DATA DIMENSI FONDASI
Dimensi Pile S= 0,40 m
Lebar kolom arah x, bx = 0,50 m
Lebar kolom arah y, by = 0,30 m
Jarak tiang pancang tepi terhadap sisi luar beton, a= 0,75 m
Lebar poer arah x, Lx = 1,50 m
Lebar poer arah y, Ly = 1,50 m
Tebal pilecap, h= 0,40 m
Tebal tanah di atas pilecap, z= 0,50 m
Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 18,50 kN/m3
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40
DATA BEBAN FONDASI
Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 83,90 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 1,95 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 0,49 kNm
24 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
PEMBESIAN PILECAP
1. TULANGAN LENTUR ARAH X
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cx = ( Lx - bx ) / 2 = 0,500 m

Jarak tiang thd. sisi kolom, ex = cx - a = -0,250 m
Berat beton, W 1 = cx * Ly * h * wc = 7,200 kN
Berat tanah, W 2 = cx * Ly * z * ws = 6,938 kN
Momen yang terjadi pada pilecap,
Mux = 2 * pumax * ex - W 1 * cx / 2 - W 2 * cx / 2 = -45,484 kNm
Lebar pilecap yang ditinjau, b = Ly = 1500,00 mm
Tebal pilecap, h= 400 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 100 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 300 mm
Kuat leleh baja tulangan, fy = 390 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2,00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0,85
rb = b 1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) = 0,032560218
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,80
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1-½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = 7,684
Mn = Mux / f = 56,855 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0,42115
Rn < Rmax  (OK)
25 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
Rasio tulangan yang diperlukan,

r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) } ] = 0,0011
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0036
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0,0036
Luas tulangan yang diperlukan, As = r* b * d = 1615,38 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 16 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / As = 187 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 187 mm
Digunakan tulangan, D 16 - 150
As = p / 4 * D2 * b / s =
2
Luas tulangan terpakai, 2009,60 mm
2. TULANGAN LENTUR ARAH Y
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cy = y1 + a - by / 2 = 0,600 m

Jarak tiang thd. sisi kolom, ey = cy - a = -0,150 m
Berat beton, W 1 = cy * Lx * h * wc = 8,640 kN
Berat tanah, W 2 = cy * Lx * z * ws = 8,325 kN
Momen yang terjadi pada pilecap,
Muy = 2 * pumax * ey - W 1 * cy / 2 - W 2 * cy / 2 = -30,260 kNm
Lebar pilecap yang ditinjau, b = Lx = 1500 mm
Tebal pilecap, h= 400 mm
26 | P a g e 39.M-21-4
PROYEK PEMBANGUNAN
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 100 mm

Tebal efektif plat, d = h - d' = 300 mm
Kuat leleh baja tulangan, fy = 390 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2,00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0,85
rb = b 1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) = 0,032560218
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,80
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1-½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = 9,519
Mn = Muy / f = 37,824 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0,28018
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) } ] = 0,0007
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0036
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0,0036
Luas tulangan yang diperlukan, As = r* b * d = 1615,38 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 16 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D * b / As =
2
187 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 187 mm
Digunakan tulangan, D 16 - 150
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D * b / s =
2
2010,62 mm2
27 | P a g e 39.M-21-4

Conveyor Rev-1

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Conveyor Rev-1

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PROYEK PEMBANGUNAN

PAKET PHONSKA V (PAKET FEEDING RAW MATERIAL SECTION)

2. Data Struktur Awal dan Pembebanan

2.1.2 Data Struktur Perencanaan Awal

2.1.3 Pembebanan Struktur

5.1. Peta Gempa berdasar SNI 1726 : 2019

Gambar 5. Peta Percepatan Puncak Batuan Dasar (PGA) 2% dalam 50 tahun

Gambar 6. Parameter Gerak Tanah SS, Gempa Maksimum yang

Gambar 7. Parameter Gerak Tanah S1, Gempa Maksimum yang

B. Kurva Respons Spektrum

Gambar Data yang diperoleh dari program respon spektrum PUSKIM

Gambar Grafik Respon Spektrum Gempa daerah Gresik

C. Kategori Desain Seismik

Bangunan Conveyor merupakan bangunan yang maka masuk Kategori Resiko II

C. Tabel Nilai R dan Cd

2.2. Struktur Bangunan Bawah

2.2.2 Mutu Bahan atau Material

2.2.3 Data Struktur Perencanaan Awal

2.2.1 Pembebanan Struktur

1.1. Berat Sendiri Struktur

Gambar 4. Type Pembebanan Pada SAP2000

1.2. Beban mati

Super dead load

7,51 x 2 x 2,5 15,02

2. BEBAN HIDUP (LL)

b. Kombinasi Beban Servis

Gambar Input Beban Mati

Gambar Input Beban Hidup

Gambar Input Beban Gempa

4. Hasil Pemodelan Struktur

Gambar Stress Ratio Struktur

Frame DesignSect DesignType Combo TotalRatio Length ErrMsg

942 WF200 Column DSTL2 0,105234 0,617 No Messages

984 WF200 Brace DSTL2 0,165837 2,5 No Messages

1042 WF200 Beam DSTL2 0,265983 1 No Messages

N = Jumlah pukulan kenyataan di lapangan untuk di bawah muka air tanah

N’ = Narga N terkoreksi karena N dibawah muka air tanah

 Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Metode Luciano Decourt :

QL = Daya dukung tanah maksimum pada pondasi

QP = Daya dukung pada dasar pondasi

QS = Daya dukung akibat lekatan lateral

ŇP = Harga rata-rata SPT disekitar 4B di atas hingga 4B di bawah dasar tiang

K = Koefisien karakteristik tanah:

12 t/m2 = 117.7 kPa, untuk lempung

20 t/m2 = 196 kPa, untuk lanau berlempung

25 t/m2 = 245 kPa, untuk lanau berpasir

40 t/m2 = 392 kPa, untuk pasir

AP = Luas penampang dasar tiang

qP = Tegangan diujung tiang

qS = Tegangan akibat lekatan lateral dalam t/m2

ŇS = Harga rata-rata sepaanjang tiang yang tertanam, dengan batasan :

AP = Keliling x panjang tiang yang terbenam (luas selimut tiang)

Tabel . Tabel Daya Dukung Pondasi

DALAM SATUAN TONM

Dalam satuan KNm

DATA BAHAN PILECAP

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cx = ( Lx - bx ) / 2 = 0,500 m

Rasio tulangan yang diperlukan,

2. TULANGAN LENTUR ARAH Y

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cy = y1 + a - by / 2 = 0,600 m

Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 100 mm

Anda mungkin juga menyukai