Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROLOGI TEKNIK
(02. Jaringan Pengukur Curah Hujan dan Perbaikan Data Curah Hujan)

Oleh :
Kelompok / Shift : 18 / B2
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 07 Oktober 2022
Nama (NPM) : 1. Nindi Ika Nurhidayah (240110210090)
2. Widya Nur Azizah (240110210092)
Asisten Praktikum : 1. Raisyal Fahrezi Ar-Riyadh
2. Bagas Rizki Rachmat
3. Yehezkiel Simatupang
4. Sunnia Fadilah Hapsono
5. Rieke Febrianti Amran

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia merupakan suatu daerah kepulauan yang memiliki curah
hujan yang tertinggi di seluruh dunia. Hujan merupakan salah satu fenomena alam,
dimana fenomena ini menunjukkan jatuhnya titik air dari atmosfer ke permukaan
bumi. Curah hujan merupakan salah satu parameter hujan yang dapat diukur. Curah
hujan di daerah satu dengan daerah lainnya berbeda-beda tergantung dari kondisi
lingkungannya.
Di bidang pertanian, catatan curah hujan mungkin sangat bermanfaat untuk
mengatur air irigasi, memahami stabilitas air tanah, atau memahami kuantitas
limpasan. Untuk dapat menentukan besaran curah hujan di suatu tempat atau
wilayah, diperlukan suatu alat atau stasiun pengukur yang dapat mengamati curah
hujan dalam jumlah yang cukup. Alat pengukur tambahan dipasang di lapangan,
diperkirakan jumlah curah hujan yang menunjukkan jumlah curah hujan yang
terjadi di dalam wilayah diantisipasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum untuk mengukur
curah hujan biasa menggunakan berbagai strategi dari catatan dari berbagai stasiun,
dan untuk menemukan catatan curah hujan yang kurang. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan metode rata-rata, metode perbandingan normal, dan metode
reciprocal (memperhitungkan jarak antar stasiun) kita dapat menghitung data hujan
yang hilang pada suatu stasiun.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum materi Jaringan Pengukur Curah Hujan dan Perbaikan
Data Curah Hujan kali ini adalah:
1. Memahami cara menghitung jumlah stasiun penakar hujan yang optimal
untuk tingkat kesalahan yang diinginkan;
2. Memahami cara menghitung rata-rata curah hujan dan kehilangan data
curah hujan dengan menggunakan metode rata-rata, metode perbandingan
normal, dan metode resiprokal; dan
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

3. Memahami penyebab perbedaan nilai curah hujan yang diperoleh dengan


metode yang berbeda.
1.3 Metodologi Pengamatan dan Pengukuran
1.3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum materi Jaringan Pengukur Curah
Hujan dan Perbaikan Data Curah Hujan kali ini adalah:
1. Modul Praktikum
2. Laptop
3. Software Microsoft Excel
1.3.2 Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum materi Jaringan Pengukur Curah
Hujan dan Perbaikan Data Curah Hujan kali ini adalah data curah hujan pada
beberapa stasiun, diantaranya :
1. Stasiun Lapan
2. Stasiun Jatiroke
3. Stasiun Pedca
4. Stasiun Cibiru
1.3.3 Metode Pelaksanaan
Prosedur praktikum materi Jaringan Pengukur Curah Hujan dan Perbaikan
Data Curah Hujan kali ini adalah :
1. Mempersiapkan alat dan bahan;
2. Mencari data hilang pada salah satu stasiun;
3. PX, PA, PB, dan PC ditentukan pada data yang tersedia;
4. Perhitungan dilakukan menggunakan metode aritmatik menggunakan
fungsi yang ada pada Microsoft Office Excel (fungsi SUM);
5. Besarnya rata-rata tabel perhitungan aritmatik dihitung menggunakan
fungsi Average pada Microsoft Excel;
6. Nilai NA, NB, dan NC ditentukan pada setiap stasiun yang digunakan
sebagai masukan;
7. Perhitungan dilakukan menggunakan metode perbandingan normal
menggunakan fungsi yang ada pada Microsoft Office Excel;
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

8. Besarnya rata-rata 0 dan rata-rata pada tabel perhitungan perbandingan


normal dihitung menggunakan fungsi Average pada Microsoft Excel;
9. Panjang jarak stasiun Cibiru dengan stasiun Lapan, stasiun Jatiroke, dan
stasiun Pedca dicari berdasarkan data;
10. Perhitungan dilakukan menggunakan metode reciprocal menggunakan
fungsi yang ada pada Microsoft Office Excel;
11. Besarnya rata-rata 0 dan rata-rata pada tabel perhitungan perbandingan
normal dihitung menggunakan fungsi Average pada Microsoft Excel;
12. Besar P’, Cv, N, dan standar deviasi dihitung menggunakan data pada
stasiun Cibiru yang telah terisi; dan
13. Pemeriksaan konsistensi data dilakukan menggunakan tabel konsistensi
dengan mencari nilai kumulatif dari data curah hujan stasiun Cibiru.
Nama : Widya Nur Azizah
NPM : 240110210092

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Curah Hujan


Curah hujan merupakan suatu peristiwa jatuhnya zat cair yang dapat
berwujud cair atau beku dari atmosfer ke permukaan bumi. Curah hujan cair bisa
berupa hujan dan embun sedangkan curah hujan beku bisa berupa salju dan hujan
es. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya curah hujan yaitu adanya
uap air di atmosfer, faktor meteorologi, letak daerah dan adanya hambatan.
Curah hujan dapat diukur dalam inci atau milimeter menggunakan alat seperti
pluviograf. Jika suatu daerah pada suatu hari memiliki hujan 1 milimeter, berarti
ketinggian endapan hujan jika tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke
atmosfer akan mencapai ketinggian 1 mm. Tentu saja kondisi ini hanya terjadi jika
ditampung dalam alat penakar hujan. Di lapangan, air hujan akan merembes atau
menguap ke atmosfer sehingga ketinggiannya tidak mencapai 1 mm. (Asdak, 2014)

2.2 Pengukuran Curah Hujan


Jaringan hidrologi secara umum dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
stasiun pengukur yang diatur sedemikian rupa sehingga besaran variabel setiap titik
di daerah dapat ditentukan. Jaringan pengamatan diperlukan dalam pengumpulan
data karena dua alasan, yaitu rasa ingin tahu fenomena yang terjadi dan variabilitas
data yang sangat tinggi perlu penambahan yang teratur dan berkesinambungan
untuk dapat mengetahuinya karakter variabelnya. (Harto, 1986)
Dalam mengukur curah hujan diperlukan alat penakar hujan. Alat ini terdiri
dari 2 jenis yaitu alat pengukur hujan non otomatis yaitu alat ukur berupa ember
atau wadah dengan diameter tertentu yang dibuat berbentuk bulat memanjang
vertikal yang berfungsi untuk meminimalisir cipratan air hujan. Alat pengukur
hujan yang kedua adalah alat pengukur hujan otomatis, yaitu alat ukur yang
mekanisme pencatatan besarnya curah hujan dilakukan secara otomatis atau self-
recording.
Nama : Widya Nur Azizah
NPM : 240110210092

2.3 Perbaikan Data Curah Hujan


Di dalam pengukuran data hujan sering dialami dua masalah, yaitu :
1. Tidak tercatatnya data hujan karena rusaknya alat atau pengamat tidak
mencatat data. Data yang hilang ini dapat diisi dengan nilai perkiraan.
2. Adanya perubahan kondisi di lokasi pencatatan selama satu periode
pencatatan, seperti pemindahan atau perbaikan stasiun, perubahan
prosedur pengukuran atau karena penyebab lain.
Kedua masalah tersebut perlu diselesaikan dengan melakukan koreksi berdasarkan
data dari beberapa stasiun di sekitarnya.
Data presipitasi seringkali ditemukan dalam keadaan terputus atau tidak
bersambung, hal ini disebabkan karena alat pencatat hujan tidak berfungsi untuk
periode tertentu atau karena satu dan lain hal stasiun pengamat hujan di tempat
tersebut ditutup untuk sementara waktu. Tidak tercatatnya data hujan pada saat-saat
seperti itu dapat dilengkapi dengan menggunakan data hujan dari tempat lain yang
berdekatan (masih termasuk dalam satu sistem jaringan pengukuran curah hujan).
Dengan kata lain, data hujan yang hilang pada suatu stasiun pencatat hujan
diperkirakan besarnya dengan menggunakan data hujan dari stasiun pengamat lain
yang berdekatan. Data curah hujan yang digunakan untuk memperkirakan data yang
hilang berasal dari tiga alat penakar hujan yang terletak dari tiga stasiun pengamat
yang berdekatan. Ada 3 cara yang dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya
data yang hilang, yaitu metode rata-rata jika besarnya perbedaan antara curah hujan
rata-rata tahunnya dari masing-masing ketiga stasiun penakar hujan dan curah hujan
rata-rata tahunan dari alat penakar tujuan yang akan diperkirakan 10%, maka
rumusnya adalah:

𝑃𝐴 +𝑃𝐵 +𝑃𝐶
𝑃𝑥 = 3

Dimana:
PX = volume curah hujan harian/bulanan yang diperkirakan besarnya (mm)
PA = PB = PC = volume curah hujan harian/bulanan yang digunakan sebagai
masukan (mm)
Nama : Widya Nur Azizah
NPM : 240110210092

Metode lainnya adalah metode perbandingan normal jika besarnya


perbedaan antara curah hujan rata-rata tahunan dari masing-masing ketiga stasiun
penakar hujan dan curah hujan rata-rata tahunan dari alat penakar hujan yang akan
diperkirakan 10%, maka rumusnya adalah :

1 𝑁𝑥 𝑁𝑥 𝑁𝑥
𝑃𝑥 = 𝑥 {( . 𝑃𝐴 ) + ( . 𝑃𝐵 ) + ( . 𝑃𝐶 )}
3 𝑁𝐴 𝑁𝐵 𝑁𝐶

Dimana:

PX = volume curah hujan harian/bulanan yang diperkirakan besarnya (mm)

PA = PB = PC = volume curah hujan harian/bulanan yang digunakan sebagai


masukan (mm)

NX = volume curah hujan normal jangka panjangan yang diperkirakan besarnya


(mm)

NA = NB = NC = volume curah hujan normal jangka panjang yang digunakan sebagai


masukan (mm)

Metode terakhir adalah metode Reciprocal dimana dalam menentukan data


hilang dengan metode reciprocal diperlukan stasiun pembanding, dimana
diusahakan stasiun pembanding memiliki elevasi yang tidak jauh berbeda dari
stasiun yang akan dikaji. Selain itu, diusahakan yang digunakan sebagai stasiun
pembanding memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dan memiliki data yang cukup
lengkap. Kajian metode reciprocal dilakukan dengan persamaan :

𝑃𝐴 𝑃𝐵 𝑃𝐶
+ +
𝐿2𝐴 𝐿2𝐵 𝐿2𝐶
𝑃𝑋 =
1 1 1
2 + 2 + 2
𝐿𝐴 𝐿𝐵 𝐿𝐶

Dimana:
PX = Curah hujan harian/bulanan yang diperkirakan besarnya (mm)
PA = PB = PC = Curah hujan harian/bulanan yang digunakan sebagai masukan (mm)
LA = LB = LC = Jarak antara stasiun A, B dan C (Sophia, 2013)
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Praktikum
Tabel 1. Data Curah Hujan di Stasiun Lapan

Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahunan
1994 349,0 243,0 541,0 409,0 36,0 20,0 0,0 0,0 32,5 32,5 233,5 302,0 2198,5
1995 423,5 177,5 303,5 140,5 196,5 258,0 136,0 0,0 151,0 206,0 320,5 127,5 2440,5
1996 411,5 163,4 228,0 154,0 41,0 33,0 96,0 36,5 74,5 317,0 410,5 157,0 2122,4
1997 262,0 139,0 88,5 170,0 205,5 0,0 22,5 7,5 0,0 18,5 46,0 146,5 1106,0
1998 117,5 260,5 283,0 343,0 150,5 258,5 226,5 101,5 52,7 269,0 252,0 336,8 2651,5
1999 287,5 134,5 261,5 252,5 140,0 14,0 22,5 0,0 0,0 280,0 587,5 197,5 2177,5
2000 254,2 127,0 191,5 232,5 158,5 75,0 8,5 27,0 3,5 274,5 298,5 98,0 1748,7
2001 268,0 142,5 317,0 269,2 103,0 105,0 43,7 0,0 53,5 319,0 432,4 110,0 2163,3
2002 499,8 73,9 331,4 176,8 37,0 45,1 149,5 3,5 0,0 3,0 209,0 344,3 1873,3
2003 154,2 460,6 312,4 183,9 78,9 17,5 0,0 10,0 57,5 313,0 277,2 413,2 2278,4
2004 312,1 259,1 377,3 229,2 265,6 37,2 6,7 0,0 54,7 92,3 227,7 220,7 2082,6
2005 250,8 458,5 422,2 297,8 150,9 90,3 109,0 33,1 85,7 143,3 195,3 214,0 2450,9
2006 239,8 305,7 59,2 253,6 119,9 24,3 12,0 0,0 0,0 10,1 153,8 524,0 1702,4
2007 236,4 277,6 196,2 622,9 85,9 78,8 32,6 0,0 0,8 147,2 431,0 435,7 2545,1
2008 131,3 92,5 553,0 251,1 26,8 9,8 0,0 30,9 17,8 193,3 440,9 410,6 2158,0
2009 188,9 314,2 339,6 198,9 206,9 58,2 9,6 4,0 6,5 240,2 296,0 143,9 2006,9
2010 415,6 360,7 677,4 203,3 482,4 136,0 120,4 196,7 321,9 334,5 326,4 254,1 3829,4
2011 42,8 80,2 203,0 142,8 136,2 68,2 26,9 0,0 14,5 86,6 270,3 431,0 1502,5
2012 183,3 262,5 144,8 224,9 74,0 23,2 0,0 0,0 0,0 88,2 391,6 537,6 1930,1
Rata-Rata 264,6 228,0 306,9 250,3 141,9 71,2 53,8 23,7 48,8 177,3 305,3 284,4 2156,2

Tabel 2. Data Curah Hujan di Stasiun Jatiroke

Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahunan
1994 349,0 243,0 541,0 409,0 36,0 20,0 0,0 0,0 32,5 32,5 233,5 302,0 2198,5
1995 385,0 177,5 283,0 140,5 196,5 258,0 136,0 0,0 151,0 206,0 320,5 127,5 2381,5
1996 411,5 163,4 228,0 154,0 41,0 33,0 96,0 36,5 74,5 317,0 410,5 157,0 2122,4
1997 262,0 139,0 88,5 170,0 205,5 0,0 22,5 7,5 0,0 18,5 46,0 146,5 1106,0
1998 117,5 260,5 283,0 343,0 150,5 258,5 226,5 101,5 52,7 269,0 252,0 336,8 2651,5
1999 287,5 134,5 261,5 252,5 140,0 14,0 22,5 0,0 15,0 250,0 444,6 142,9 1965,0
2000 254,2 127,0 191,5 232,5 158,5 45,0 11,0 13,0 20,0 381,2 301,0 130,2 1865,1
2001 385,5 165,0 202,0 317,0 175,0 36,0 73,0 60,0 56,0 127,0 86,0 44,3 1726,8
2002 157,0 22,0 125,0 125,0 0,0 8,0 12,0 16,0 0,0 0,0 292,0 407,0 1164,0
2003 154,2 460,6 312,4 183,9 78,9 17,5 0,0 0,0 20,0 280,0 266,0 390,0 2163,5
2004 379,0 372,0 302,0 119,0 434,0 0,0 0,0 0,0 0,0 30,0 42,0 69,0 1747,0
2005 520,0 186,0 244,0 167,0 73,0 87,0 47,0 23,0 20,9 100,5 218,5 962,5 2649,4
2006 239,8 294,2 150,0 318,0 121,0 0,0 12,5 0,0 0,0 0,0 68,0 122,9 1326,4
2007 236,4 119,9 127,8 180,5 32,2 36,3 32,3 0,0 0,0 38,1 90,5 202,5 1096,6
2008 43,6 28,3 176,7 51,3 9,0 0,0 0,0 14,0 7,0 181,5 464,5 962,5 1938,4
2009 43,6 28,3 176,7 51,3 9,0 0,0 0,0 14,0 7,0 181,5 464,5 962,5 1938,4
2010 219,9 137,8 241,4 35,1 184,6 38,2 12,1 36,3 82,7 71,4 265,0 115,4 1440,0
2011 191,2 225,5 103,3 58,2 58,8 32,6 5,5 0,0 4,8 41,9 124,6 212,8 1059,2
2012 71,8 142,0 13,1 5,0 10,1 116,3 0,0 0,0 0,0 80,0 219,0 476,0 1133,4
Rata-Rata 247,8 180,3 213,2 174,4 111,2 52,7 37,3 16,9 28,6 137,2 242,6 330,0 1772,3
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

Tabel 3. Data Curah Hujan di Stasiun Pedca

Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahunan
1994 599,5 158,0 360,6 266,9 55,0 8,8 0,0 0,0 9,3 26,3 204,0 222,8 1911,1
1995 242,7 201,7 261,5 206,4 96,4 171,7 55,8 0,0 162,9 99,1 232,0 165,8 1896,0
1996 391,4 205,7 154,4 91,9 77,6 24,5 32,5 41,7 71,3 222,7 480,0 193,8 1987,5
1997 319,5 237,7 166,1 248,1 110,5 1,2 8,8 9,5 1,7 1,0 64,0 302,9 1470,9
1998 285,5 318,4 452,8 211,2 113,5 161,9 186,5 54,9 109,6 206,6 319,4 371,7 2792,0
1999 369,1 56,5 218,7 225,4 73,7 35,4 15,0 0,0 5,6 137,8 496,8 219,3 1853,3
2000 291,2 104,7 154,8 297,2 230,7 37,4 19,6 9,5 4,2 303,8 247,1 133,5 1833,7
2001 302,6 150,4 176,7 263,8 211,1 78,8 19,0 51,8 71,3 441,5 573,0 140,0 2480,0
2002 525,9 70,5 325,8 207,2 29,9 26,0 95,4 0,0 0,0 0,0 212,7 156,2 1649,6
2003 293,0 271,5 252,2 99,2 57,8 0,0 0,0 1,8 19,0 221,5 272,6 305,0 1793,6
2004 323,5 303,6 276,9 97,6 86,0 27,5 19,7 0,5 89,7 35,8 277,8 179,5 1718,1
2005 509,7 561,5 421,2 204,5 76,0 174,0 53,0 29,3 23,1 101,3 143,4 188,9 2485,9
2006 90,2 233,2 90,5 177,3 90,5 3,3 13,4 0,0 0,0 0,2 40,9 140,0 879,5
2007 89,5 129,7 99,1 177,5 27,8 40,7 18,0 0,0 0,0 25,7 101,3 143,3 852,6
2008 171,0 42,5 388,0 177,5 20,0 16,5 0,0 18,5 0,0 102,5 402,5 354,5 1693,5
2009 141,0 301,0 321,5 228,5 105,5 46,0 0,0 27,0 0,0 72,5 276,0 302,0 1821,0
2010 501,5 330,0 617,0 172,0 289,5 112,0 116,0 140,0 236,5 166,5 436,8 332,0 3449,8
2011 18,0 112,0 109,5 130,5 126,0 24,0 8,0 0,0 0,0 86,0 240,5 334,0 1188,5
2012 191,5 235,0 208,0 172,0 94,0 112,5 0,0 0,0 0,0 92,0 319,0 506,0 1930,0
Rata-Rata 297,7 211,8 266,1 192,4 103,8 58,0 34,8 20,2 42,3 123,3 281,0 246,9 1878,2

Tabel 4. Data Curah Hujan Tahunan Cibiru Dengan Metode Aritmatik

Aritmatik
Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahunan
1994 432,5 214,7 480,9 361,6 42,3 16,3 0,0 0,0 24,8 30,4 223,7 275,6 2102,7
1995 350,4 185,6 282,7 162,5 163,1 229,2 109,3 0,0 155,0 170,4 291,0 140,3 2239,3
1996 404,8 177,5 203,5 133,3 53,2 30,2 74,8 38,2 73,4 285,6 433,7 169,3 2077,4
1997 281,2 171,9 114,4 196,0 173,8 0,4 17,9 8,2 0,6 12,7 52,0 198,6 1227,6
1998 213,0 235,0 421,0 130,7 60,0 74,0 205,0 9,0 63,0 152,0 189,0 274,0 2025,7
1999 180,0 63,0 128,0 143,0 50,0 29,0 20,0 3,0 0,0 70,0 283,0 144,0 1113,0
2000 146,0 101,0 209,0 187,0 186,0 45,0 56,0 19,0 30,0 172,0 165,0 44,0 1360,0
2001 232,0 99,0 94,0 249,0 168,0 53,0 10,0 0,0 56,0 127,0 86,0 44,3 1218,3
2002 344,0 56,0 335,0 167,0 8,0 18,0 88,0 40,0 91,0 122,0 189,0 269,0 1727,0
2003 186,0 290,0 175,0 106,0 57,0 8,0 0,0 4,0 45,0 216,0 95,0 132,0 1314,0
2004 377,1 231,0 247,0 90,0 167,0 7,0 0,0 0,0 24,2 45,1 177,0 220,1 1585,6
2005 279,0 362,7 373,5 149,6 0,0 74,0 68,0 41,5 28,5 194,0 96,0 211,0 1877,8
2006 201,5 275,0 52,0 280,5 105,5 0,0 17,0 0,0 0,0 39,3 202,0 271,3 1444,1
2007 240,5 348,9 127,8 205,4 149,0 48,5 19,0 0,0 0,0 81,2 190,0 269,5 1679,8
2008 230,5 80,5 358,0 217,5 64,5 31,0 2,0 32,5 61,0 119,5 442,0 306,0 1945,0
2009 120,0 298,0 458,0 216,5 175,5 167,0 9,0 0,0 12,0 100,0 205,5 306,5 2068,0
2010 454,5 407,5 731,0 179,5 213,0 121,0 92,0 126,5 419,5 280,0 336,5 322,1 3683,1
2011 32,5 54,5 112,0 240,0 139,0 38,0 39,0 0,0 10,5 94,0 279,5 240,0 1279,0
2012 213,0 237,5 200,5 148,0 70,5 83,0 0,0 2,5 40,0 66,5 263,0 443,5 1768,0
Rata-Rata0 230,0 209,3 268,1 180,6 107,5 53,1 41,7 18,5 58,7 125,2 213,2 233,2 1739,2
Rata-Rata1 258,9 204,7 268,6 187,5 107,7 56,5 43,5 17,1 59,7 125,1 221,0 225,3 1775,6
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

Tabel 5. Data Curah Hujan Tahunan Cibiru Dengan Metode Perbandingan


Normal

Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahunan
1994 393,0 193,6 433,7 326,1 38,4 14,6 0,0 0,0 22,2 27,5 202,1 248,7 1900,2
1995 314,7 168,0 254,9 147,4 146,9 206,8 98,3 0,0 140,3 153,4 262,6 127,2 2020,4
1996 366,1 160,9 183,5 120,1 48,4 27,2 67,2 34,6 66,4 257,7 392,8 153,4 1878,4
1997 254,8 156,2 104,0 177,9 156,6 0,4 16,1 7,4 0,5 11,3 47,2 180,8 1113,2
1998 213,0 235,0 421,0 130,7 60,0 74,0 205,0 9,0 63,0 152,0 189,0 274,0 2025,7
1999 180,0 63,0 128,0 143,0 50,0 29,0 20,0 3,0 0,0 70,0 283,0 144,0 1113,0
2000 146,0 101,0 209,0 187,0 186,0 45,0 56,0 19,0 30,0 172,0 165,0 44,0 1360,0
2001 232,0 99,0 94,0 249,0 168,0 53,0 10,0 0,0 56,0 127,0 86,0 44,3 1218,3
2002 344,0 56,0 335,0 167,0 8,0 18,0 88,0 40,0 91,0 122,0 189,0 269,0 1727,0
2003 186,0 290,0 175,0 106,0 57,0 8,0 0,0 4,0 45,0 216,0 95,0 132,0 1314,0
2004 377,1 231,0 247,0 90,0 167,0 7,0 0,0 0,0 24,2 45,1 177,0 220,1 1585,6
2005 279,0 362,7 373,5 149,6 0,0 74,0 68,0 41,5 28,5 194,0 96,0 211,0 1877,8
2006 201,5 275,0 52,0 280,5 105,5 0,0 17,0 0,0 0,0 39,3 202,0 271,3 1444,1
2007 240,5 348,9 127,8 205,4 149,0 48,5 19,0 0,0 0,0 81,2 190,0 269,5 1679,8
2008 230,5 80,5 358,0 217,5 64,5 31,0 2,0 32,5 61,0 119,5 442,0 306,0 1945,0
2009 120,0 298,0 458,0 216,5 175,5 167,0 9,0 0,0 12,0 100,0 205,5 306,5 2068,0
2010 454,5 407,5 731,0 179,5 213,0 121,0 92,0 126,5 419,5 280,0 336,5 322,1 3683,1
2011 32,5 54,5 112,0 240,0 139,0 38,0 39,0 0,0 10,5 94,0 279,5 240,0 1279,0
2012 213,0 237,5 200,5 148,0 70,5 83,0 0,0 2,5 40,0 66,5 263,0 443,5 1768,0
Rata-
Rata0 230,0 209,3 268,1 180,6 107,5 53,1 41,7 18,5 58,7 125,2 213,2 233,2 1739,2
Rata-
Rata1 251,5 201,0 263,1 183,2 105,4 55,0 42,5 16,8 58,4 122,6 216,0 221,4 1736,9

Tabel 6. Data Curah Hujan Tahunan Cibiru Dengan Metode Reciprocal

Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahunan
1994 515,3 186,6 421,2 314,6 48,6 12,6 0,0 0,0 17,1 28,4 213,9 249,4 2007,7
1995 294,6 193,6 270,9 184,3 130,0 200,7 82,7 0,0 158,9 135,0 261,7 152,9 2065,4
1996 398,2 191,5 179,1 112,8 65,3 27,4 53,8 40,0 72,4 254,4 456,6 181,4 2032,8
1997 300,1 204,5 140,0 221,9 142,4 0,8 13,4 8,8 1,1 6,9 58,0 250,3 1348,3
1998 213,0 235,0 421,0 130,7 60,0 74,0 205,0 9,0 63,0 152,0 189,0 274,0 2025,7
1999 180,0 63,0 128,0 143,0 50,0 29,0 20,0 3,0 0,0 70,0 283,0 144,0 1113,0
2000 146,0 101,0 209,0 187,0 186,0 45,0 56,0 19,0 30,0 172,0 165,0 44,0 1360,0
2001 232,0 99,0 94,0 249,0 168,0 53,0 10,0 0,0 56,0 127,0 86,0 44,3 1218,3
2002 344,0 56,0 335,0 167,0 8,0 18,0 88,0 40,0 91,0 122,0 189,0 269,0 1727,0
2003 186,0 290,0 175,0 106,0 57,0 8,0 0,0 4,0 45,0 216,0 95,0 132,0 1314,0
2004 377,1 231,0 247,0 90,0 167,0 7,0 0,0 0,0 24,2 45,1 177,0 220,1 1585,6
2005 279,0 362,7 373,5 149,6 0,0 74,0 68,0 41,5 28,5 194,0 96,0 211,0 1877,8
2006 201,5 275,0 52,0 280,5 105,5 0,0 17,0 0,0 0,0 39,3 202,0 271,3 1444,1
2007 240,5 348,9 127,8 205,4 149,0 48,5 19,0 0,0 0,0 81,2 190,0 269,5 1679,8
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

2008 230,5 80,5 358,0 217,5 64,5 31,0 2,0 32,5 61,0 119,5 442,0 306,0 1945,0
2009 120,0 298,0 458,0 216,5 175,5 167,0 9,0 0,0 12,0 100,0 205,5 306,5 2068,0
2010 454,5 407,5 731,0 179,5 213,0 121,0 92,0 126,5 419,5 280,0 336,5 322,1 3683,1
2011 32,5 54,5 112,0 240,0 139,0 38,0 39,0 0,0 10,5 94,0 279,5 240,0 1279,0
2012 213,0 237,5 200,5 148,0 70,5 83,0 0,0 2,5 40,0 66,5 263,0 443,5 1768,0
Rata-
Rata0 230,0 209,3 268,1 180,6 107,5 53,1 41,7 18,5 58,7 125,2 213,2 233,2 1739,2
Rata-
Rata1 260,9 206,1 264,9 186,5 105,2 54,6 40,8 17,2 59,5 121,2 220,5 228,0 1765,4

Tabel 7. Tabel Konsistensi Data Curah Hujan Cibiru

Hujan Tahunan (mm) Rata-Rata Lapan, Kumulatif Kumulatif Rata-Rata


Tahun Cibiru Lapan Pedca Jatiroke Pedca, Jatiroke Cibiru Lapan, Pedca, Jatiroke
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1994 2008 2199 1911 2199 2103 2008 2103
1995 2065 2441 1896 2382 2239 4073 4342
1996 2033 2122 1987 2122 2077 6106 6420
1997 1348 1106 1471 1106 1228 7454 7647
1998 2026 2652 2792 2652 2698 9480 10346
1999 1113 2178 1853 1965 1999 10593 12344
2000 1360 1749 1834 1865 1816 11953 14160
2001 1218 2163 2480 1727 2123 13171 16283
2002 1727 1873 1650 1164 1562 14898 17846
2003 1314 2278 1794 2164 2079 16212 19924
2004 1586 2083 1718 1747 1849 17798 21774
2005 1878 2451 2486 2649 2529 19676 24302
2006 1444 1702 879 1326 1303 21120 25605
2007 1680 2545 853 1097 1498 22799 27103
2008 1945 2158 1694 1938 1930 24744 29033
2009 2068 2007 1821 1938 1922 26812 30955
2010 3683 3829 3450 1440 2906 30496 33862
2011 1279 1503 1189 1059 1250 31775 35112
2012 1768 1930 1930 1133 1664 33543 36776
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

Grafik 1. Kumulatif Cibiru Dengan Kumulatif Lapan, Pedca, Jatiroke

Chart Title
40000,0
y = 1924,4x - 4E+06
35000,0 R² = 0,999

30000,0
Nilai Kumulatif

25000,0
y = 1685,7x - 3E+06 Kumulatif Cibiru
20000,0
R² = 0,9919 Kumulatif Rata-Rata
15000,0
Linear (Kumulatif Cibiru)
10000,0 Linear (Kumulatif Rata-Rata)
5000,0

0,0
1990 1995 2000 2005 2010 2015
Tahun

3.1.1 Perhitungan
1. Metode Rata-Rata

𝑃𝐴 +𝑃𝐵 +𝑃𝐶
Rumus : 𝑃𝑥 = 3

Keterangan : 𝑃𝐴 = 𝑃𝐵 =
𝐶𝑢𝑟𝑎ℎ 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑝𝑎𝑛 𝐶𝑢𝑟𝑎ℎ 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑡𝑖𝑟𝑜𝑘𝑒
𝑃𝐶 =
𝐶𝑢𝑟𝑎ℎ 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑑𝑐𝑎

a. Januari (1994)

349,0 + 349,0 + 599,5


𝑃𝑥 =
3

𝑃𝑥 = 432,4

b. Maret (1997)

88,5 + 88,5 + 166,1


𝑃𝑥 =
3

𝑃𝑥 = 114,4
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

c. Juni (1995)

258,0 + 258,0 + 171,7


𝑃𝑥 =
3

𝑃𝑥 = 229,2

2. Metode Perbandingan Normal

𝑁 𝑁 𝑁
[( 𝑋 .𝑃𝐴 )+( 𝑋 .𝑃𝐵 )+( 𝑋 .𝑃𝐶 )]
𝑁𝐴 𝑁𝐵 𝑁𝐶
Rumus : 𝑃𝑥 = 3

Keterangan : 𝑁𝐴 = 𝑁𝐵 =
𝐶𝑢𝑟𝑎ℎ 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑝𝑎𝑛 𝐶𝑢𝑟𝑎ℎ 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑡𝑖𝑟𝑜𝑘𝑒
𝑁𝐶 =
𝐶𝑢𝑟𝑎ℎ 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑑𝑐𝑎

a. Januari (1994)

1739,2 1739,2 1739,2


[( .349,0)+( .349,0)+( .599,5)]
2156,2 2156,2 2156,2
𝑃𝑥 = 3

𝑃𝑥 = 393,0

b. Maret (1997)

1739,2 1739,2 1739,2


[( .88,5)+( .88,5)+( .166,1)]
2156,2 2156,2 2156,2
𝑃𝑥 = 3

𝑃𝑥 = 104,0

c. Juni (1995)

1739,2 1739,2 1739,2


[( .258,0)+( .258,0)+( .171,7)]
2156,2 2156,2 2156,2
𝑃𝑥 = 3

𝑃𝑥 = 0,4

3. Metode Reciprocal
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

𝑃𝐴 𝑃𝐵 𝑃𝐶
+ +
𝐿2𝐴 𝐿2𝐵 𝐿2𝐶
Rumus : 𝑃𝑥 = 1 1 1
+ +
𝐿2𝐴 𝐿2𝐵 𝐿2
𝐶

1. Januari (1994)

349,0 349,0 599,5


+ 289 + 100
𝑃𝑥 = 625
1 1 1
625 + 289 + 100

𝑃𝑥 = 515,3

2. Maret (1997)

88,5 88,5 166,1


+ +
𝑃𝑥 = 625 289 100
1 1 1
625 + 289 + 100

𝑃𝑥 = 140,0

3. Juni (1995)

258,0 258,0 171,7


+ 289 + 100
𝑃𝑥 = 625
1 1 1
+ +
625 289 100

𝑃𝑥 = 200,7

4. Hujan Rata-Rata di n Stasiun

∑ 𝑝
Rumus : 𝑝= 𝑛

21562 + 1772,3 + 1878,2


𝑝=
3

𝑝 = 1935,6 𝑚𝑚
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

5. Standar Deviasi

1
1
(𝑝 − 𝑝)2 ]
( )
Rumus : 𝜎=[ ∑ 2
𝑛−1

- Lapan

1 1
(2156,2 − 1935,6)2 ]
( )
𝜎=[ ∑ 2
3−1

𝜎 = 110,3

- Jatiroke

1 1
(1772,3 − 1935,6)2 ]
( )
𝜎=[ ∑ 2
3−1

𝜎 = 81,65

- Pedca

1 1
(1878,2 − 1935,6)2 ]
( )
𝜎=[ ∑ 2
3−1

𝜎 = 28,7

- Total

𝜎 = 110,3 + 81,65 + 28,7

𝜎 = 220,65

6. Koefisien Variasi Hujan

100𝜎
Rumus : 𝐶𝑉 = 𝑝

100(220,65)
𝐶𝑉 =
1935,28
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

𝐶𝑉 = 11,39

7. Jumlah Stasiun

𝐶 2
Rumus : 𝑁 = [ 𝐸𝑉]

11,39 2
𝑁=[ ]
10

𝑁 = 1,30 𝑆𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

3.2 Pembahasan
Praktikum ini menganalisis curah hujan di suatu tempat, mengungkapkan
komunitas alat pengukur curah hujan dan meningkatkan informasi curah hujan dari
berbagai daerah dengan perhitungan dan peningkatan melalui Microsoft Excel.
Informasi pola yang digunakan pada praktikum ini adalah informasi curah hujan
dari wilayah Lapan, Cibiru, Pedca dan Jatiroke dari tahun 1994 hingga 2012.
Informasi curah hujan dari 4 wilayah tersebut biasanya tidak lengkap. Informasi
curah hujan pada beberapa kasus tidak dapat diukur sampai informasi yang diindeks
paling sederhana memiliki biaya 0. Kurangnya informasi curah hujan disebabkan
oleh banyak faktor, termasuk karena ukuran roda gigi yang digunakan rusak atau
tidak lagi beroperasi dengan baik, lebih jauh ke cuaca dan iklim di tempat yang
sama sekali tidak digunakan. sama agar di bawah situasi tertentu untuk sementara
informasi curah hujan tidak terekam atau terekam.
Kurangnya informasi berdampak pada pencatatan informasi yang salah
sehingga informasi yang kurang diperbaiki agar informasi yang ada saat ini
diinginkan dan dapat digunakan sebagai referensi untuk mengekspos situasi
klimatologi suatu tempat terutama berdasarkan curah hujannya. Perbaikan
informasi yang kurang dilakukan melalui berbagai teknik bersama dengan
pendekatan umum, pendekatan evaluasi sehari-hari, dan pendekatan timbal balik.
Informasi curah hujan yang digunakan dalam penggunaan teknik tersebut minimal
harus berasal dari 3 informasi atau lebih dari alat pengukur hujan yang ditempatkan
di beberapa stasiun yang bersebelahan agar pengukuran dan koreksi informasi yang
kurang menjadi lebih tepat.
Informasi ukuran yang ditingkatkan dari Lapan, Cibiru, Pedca dan juga
Jatiroke, khususnya Lapan curah hujan tahunan umum adalah 2156.2 , Pedca
1872,2 , Jatiroke 1772,4. Tiga pada saat yang sama untuk informasi curah hujan
Cibiru, terutama untuk pendekatan umum, efek perhitungannya adalah 1775.6 ,
pendekatan evaluasi setiap hari 1736.6 dan pendekatan Reciprocal 1765,4.
Informasi ukuran dari 3 teknik tersebut memiliki tahapan akurasi dan kebaikan yang
spesifik. Pendekatan kelas satu adalah pendekatan resiprokal, yaitu karena dalam
perhitungan peningkatan informasi curah hujan penggunaan resiprokal mungkin
ada tempat yang dikhawatirkan dalam perhitungan pada setiap stasiun penangkaran
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

curah hujan. Biaya akibat perhitungan juga dibulatkan, namun pembulatan


perhitungan ini diarahkan pada angka yang terbaik, karena angka yang dibulatkan
ke atas akan membuat informasi perkembangan curah hujan lebih tinggi dan lebih
benar daripada informasi yang dibulatkan ke bawah sebagai cara untuk secara rutin
menurun.
Informasi perkembangan curah hujan yang dihitung kemudian ditampilkan
dalam bentuk grafik di mana grafik tersebut menunjukkan hubungan antara
informasi curah hujan kumulatif di Cibiru dan informasi curah hujan kumulatif di
Lapan, Pedca dan juga Jatiroke dari tahun 1994 hingga 2012. Grafik hubungannya
menunjukkan bahwa biaya y dalam regangan linier Lapan, Pedca dan Jatiroke
adalah y = 1924.4298x + 541.8981 dan R^2 = 0,999 pada saat yang sama dengan y
dalam informasi kumulatif Cibiru adalah y = 1685.7188x + 232.7767 pada sama
dengan R^2 = 0,9919, informasi tersebut menunjukkan nilai hasil akhir yang tidak
banyak spesifik sebanding dengan jumlah kumulatif curah hujan dengan periode
waktu (tahun).
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum mengenai Jaringan Pengukur Curah Hujan dan
Perbaikan Data Curah Hujan ini adalah sebagai berikut :
1. Curah hujan merupakan kesalahan akibat kesalahan sistem pembiakan dan
juga karena perubahan kondisi lahan pada waktu-waktu tertentu.
2. Fakta curah hujan yang hilang dapat diperbaiki dengan menggunakan
berbagai metode, khususnya pendekatan umum, penilaian reguler dan juga
pendekatan timbal balik.
3. Pendekatan yang baik adalah pendekatan timbal balik.
4. Angka perkiraan dibulatkan ke atas untuk meningkatkan perkembangan dan
akurasi fakta curah hujan.

4.2 Saran
Saran dari praktikum mengenai Jaringan Pengukur Curah Hujan dan
Perbaikan Data Curah Hujan ini adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan harus dilakukan secara hati-hati karena ada perbedaan hasil
perhitungan dengan manual dan menggunakan Microsoft Excel.
2. Pastikan bahwa fakta curah hujan diterima dari minimal tiga stasiun.
Nama : Widya Nur Azizah
NPM : 240110210092

3.2 Pembahasan
Praktikum ini membahas tentang analisa data hujan untuk suatu daerah,
dimana daerah yang digunakan adalah Lapan, Jatiroke dan juga Pedca.
Pengumpulan dan penelitian data hujan berguna untuk mengetahui fenomena yang
terjadi dan variabilitas data yang tinggi memerlukan penambahan yang teratur
secara terus menerus untuk mengetahui karakter variabel tersebut. Keinginan untuk
menentukan karakter dari variabel-variabel tersebut terkadang terhalang oleh data
yang tidak lengkap atau hilang dari sebuah badan penelitian. Ketidaklengkapan data
dapat dicari dengan 3 cara, yaitu: metode rata-rata, metode perbandingan normal
dan juga metode reciprocal.
Daerah yang hilang data pada praktikum ini adalah Cibiru, untuk
mendapatkan data yang hilang dilakukan dengan cara mendekati dan menghitung
data hujan daerah sekitarnya, dalam hal ini daerah Lapan, Jatiroke dan juga Pedca.
Metode rata-rata digunakan dengan menjumlahkan data curah hujan pada bulan dan
tahun yang sama ke daerah referensi dan membaginya dengan jumlah stasiun yang
ada. Metode perbandingan normal digunakan bila perbedaan antara curah hujan
rata-rata tahunan dari tiga stasiun pengamatan dan curah hujan rata-rata tahunan
dari instrumen yang akan diestimasi lebih dari 10%. Metode resiprocal merupakan
metode yang paling baik digunakan untuk mencari data yang hilang karena
dibandingkan dengan luas daerah.
Rata-rata curah hujan tahunan dari tahun 1994-2012 dengan ketiga metode
tersebut tidak seragam tetapi tidak jauh berbeda. Nilai yang diperoleh dari metode
rata-rata, metode perbandingan normal, dan metode resiprocal untuk wilayah
Cibiru masing-masing adalah 1775.6, 1736.9, 1765,4. Nilai yang dihitung juga
dibulatkan, dalam hal ini diharapkan dapat dibulatkan ke atas angka tertinggi agar
data curah hujan lebih baik dan juga mudah untuk dibaca.
Grafik hubungan antara kumulatif cibiru dan kumulatif Lapan, Pedca dan
Jatiroke menunjukkan bahwa garis bergerak cukup stabil atau konstan. Pernyataan
tersebut terlihat dari nilai R2 kumulatif Cibiru dan kumulatif Lapan, Jatiroke, Pedca
masing-masing adalah 0,9919 dan 0,999. Kedua nilai tersebut mendekati satu, yang
berarti grafik menunjukkan garis yang cukup konstan. Data hujan juga digunakan
untuk mengukur curah hujan rata-rata dan kumulatif rata-rata dari wilayah Lapan,
Jatiroke, Pedca, dan Cibiru setiap bulannya. Hujan tahunan terendah dari tahun
1994 hingga 2012 terjadi pada Pedca pada tahun 2007 sebesar 852,6 mm dan hujan
tahunan tertinggi terjadi di wilayah Lapan pada tahun 2010 sebesar 3829,4 mm.
Berdasarkan data di atas, praktisi juga dapat menghitung jumlah stasiun hujan yang
ada, dengan menghitung praktisi mendapatkan sebanyak 2 stasiun hujan.
Dalam pengambilan nilai pada praktikum kali ini metode yang digunakan
yang lebih baik yaitu metode rata-rata karena nilai determinannya lebih mendekati
angka 1 sehingga nilai yang ditampilkan semakin akurat.
Nama : Widya Nur Azizah
NPM : 240110210092

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum mengenai Jaringan Pengukur Curah Hujan dan
Perbaikan Data Curah Hujan ini adalah:
1. Perhitungan jumlah optimal stasiun penakar hujan dilakukan dengan
menggunakan persamaan matematis, yang mana diawali dengan menghitung
nilai hujan rata-rata dari sejumlah stasiun, standar deviasi, koefisien variasi
hujan, dan jumlah stasiun hujan.
2. Ada tiga metode yang dapat digunakan dalam pendugaan data hilang. Setiap
metode memiliki syarat yang harus dipenuhi apabila akan digunakan dan
faktor-faktor perhitungan yang berbeda antara satu sama lain.
3. Dalam pengambilan nilai pada praktikum kali ini metode yang digunakan
yang lebih baik yaitu metode rata-rata karena nilai determinannya lebih
mendekati angka 1 sehingga nilai yang ditampilkan semakin akurat.

4.2 Saran
Adapun saran dari praktikum mengenai Jaringan Pengukur Curah Hujan dan
Perbaikan Data Curah Hujan ini adalah lebih teliti dalam menggunakan rumus atau
meng-copy paste di microsoft excel karena ada beberapa hitungan yang tidak sesuai
jika dilakukan perhitungan manual.
Nama : Nindi Ika Nurhidayah
NPM : 240110210090

DAFTAR PUSTAKA

Dwiratna NP., Sophia, 2013. Analisis Curah Hujan. Dalam: Penuntun Praktikum
Hidrologi. Bandung: Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian
FTIP Unpad : Jatinagor.

Dwirani, F. (2019). MENENTUKAN STASIUN HUJAN DAN CURAH HUJAN


DENGAN METODE POLYGON THIESSEN DAERAH KABUPATEN
LEBAK. Jurnal Lingkungan Dan Sumberdaya Alam (JURNALIS), 2(2), 139-
146. Retrieved from http://ejournal.lppm-
unbaja.ac.id/index.php/jls/article/view/674 (diakses pada 10 Oktober 2022,
pukul 22.38)

Mulyono, D. (2016). ANALISIS KARAKTERISTIK CURAH HUJAN DI WILAYAH


KABUPATEN GARUT SELATAN. Jurnal Konstruksi, 12(1).
https://doi.org/10.33364/konstruksi/v.12-1.274 (diakses pada, 10 Oktober
2022 pukul 22.17)

Sukisno, Priyawan. 2015. Drainase dan Intensitas Curah Hujan. Terdapat pada:
http://priyonulis.co.id/2013/01/drainase-dan-intensitas-curah-hujan.html
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2022, pukul 17.40 WIB

Sulistiyowati, Ria. 2011. Pendugaan Debit Puncak dan Aliran Permukaan


Terdapat pada: http://dokumen.tips/documents/pendugaan-debit-
puncak- dan-aliran-permukaan.html. Diakses pada tanggal 10
Oktober 2022, pukul 21.44 WIB
Nama : Widya Nur Azizah
NPM : 240110210092

LAMPIRAN

Gambar 1. Tabel Data Hujan Tahunan Wilayah Lapan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Gambar 2. Tabel Data Hujan Tahunan Wilayah Jatiroke


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Gambar 3. Tabel Data Hujan Tahunan Wilayah Pedca


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Anda mungkin juga menyukai