Anda di halaman 1dari 3

Nama: isman hadi siregar

Npm: 71210712027
Mata kuliah: aqidah dan tauhid
Prodi: agribisnis a
BAB II
ISTILAH AQIDAH DALAM ISLAM

Istilah Aqidah dalam Al-Qur’an

Tidak ada satu ayat pun di dalam al-Qur’an yang secara literal menunjuk

pada istilah aqidah. Namun demikian kita dapat menjumpai istilah tersebut

dalam akar kata yang sama (‘aqada), yaitu ‘aqadat, kata ini tercantum pada

ayat:

“ bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak

dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya , dan (jika ada) orang-

orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, Maka berilah

kepada mereka bahagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala

sesuatu. ( QS.An-Nisa, 4: 33)

A. Potensi Manusia dalam Mengakui Kebenaran

Ketika Islam telah dipraktekkan atau diamalkan baik dalam bentuk

keyakinan maupun Perbuatan secara individual ataupun komunal maka

sudah merupakan fenomena dan fakta.

Manusia dalam memperoleh pengetahuan agama diperoleh melalui

periwayatan berkesinambungan dari orang –orang terpercaya dan tidak

mungkin berdusta ( Altawatur ). Pengetahuan yang diperoleh melalui

18 | P a g e
Almutawatur itu adalah Wahyu. Logika dan pemahaman terhadap

kebenaran agama memerlukan sebuah Continous Process berupa

pemahaman yang berbeda. Karena itu perjuangan dalam mencari

kebenaran yang ada dalam agama selalu berada pada titik orbit yang

tertinggi (

B. Keyakinan Membentuk Keutuhan Manusia.

1. Tingkat ragu (taqlid), yaitu orang yang beraqidah hanya ikut-ikutan

saja, tidak mempunyai pendirian sendiri.

2. Tingkat yakin, yaitu orang yang beraqidah dan mampu menunjukkan

bukti, alasan atau dalilnya, tetapi belum mempu menemukan atau

merasakan hubungan kuat dan mendalam antara objek dengan data

atau bukti yang didapatinya. Sehingga tingkat ini masih mungkin

terkecoh dengan sanggahan-sanggahan yang bersifat rasional dan

mendalam.

3. Tingkat a`inul yakin, yaitu orang yang beraqidah atau meyakini

sesuatu secara rasional, ilmiah dan mendalam, ia mampu membuktikan

hubungan antara objek dengan data atau bukti (dalil). Tingkat ini tidak

akan terkecoh lagi dengan sanggahan-sanggahan yang bersifat rasional

dan ilmiah/

4. Tingkat haqqul yakin, yaitu: orang yang beraqidah atau meyakini

sesuatu yang di samping mampu membuktikan hubungan antara objek

19 | P a g e
dengan data atau bukti (dalil) secara rasional, ilmiah dan mendalam,

juga mampu menemukan dan merasakannya melalui pengalaman-

pengalamannya dalam pengamalan ajaran agamanya.

C. Aqidah Harus Mampu Mendatangkan Ketenangan Jiwa.

Acapkali manusia itu dilanda resah dan duka cita, digoncang oleh

keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai

keseimbangan, hatinya tentram (mutmainnah), jiwanya tenang (sakinah),

seperti firman Allah:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah

hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d, 13:28)

20 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai