Anda di halaman 1dari 3

PENTINGNYA AKIDAH PADA KEHIDUPAN

1. Pentingnya Akidah pada manusia


Pengertian Akidah
ْ
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu (ُ‫)ال َع ْقد‬ yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (ُ‫)التَّوْ ثِ ْيق‬ yang
ْ
berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (‫)اِإل حْ كَا ُم‬ yang artinya mengokohkan
(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (‫)ال َّر ْبطُ بِقُ َّو ٍة‬ yang berarti mengikat dengan kuat.

Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada
keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Jadi, akidah adalah keimanan yang teguh tanpa disertai keraguan dalam hati seorang insan. Maka akidah
merupakan kandungan dari rukun iman yaitu beriman kepada Allah swt, beriman kepada para malaikat-
Nya, beriman kepada kitab-kitab-Nya, beriman kepada para Rasul -Nya, beriman kepada hari akhir dan
beriman pada qada’ dan qadar-Nya.

2. Kebutuhan Manusia Akan Akidah

Manusia dalam perspektif Islam, membutuhkan iman dan akidah yang benar. Untuk meraih akidah yang
benar, manusia harus menggunakan dua dalil (petunjuk); naqli (Alquran dan Hadis) dan aqli (akal yang
digunakan untuk memahami). Akal manusia harus digunakan dan latih untuk mengenal hakikat segala
sesuatu yang ada di dunia. Akal dan hati harus menyatu dalam mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan paling mendasar dalam kehidupan.
Semua pertanyaan ini tidak akan terjawab dengan sempurna, kecuali kita memiliki akidah yang benar
dan keimanan yang bersih. Akidah yang mengajarkan manusia bahwa dia hanyalah seorang makhluk dari
sang maha pencipta. Dzat yang menciptakan dengan sebaik-baik bentuk dan rupa, kemudian diberi ruh  
dan rizki dari sisinya.
Akidah yang benar akan menuntun manusia mengenal dirinya. Tahu kemana ia sedang menuju setelah
kehidupan. Kenapa ia dimuliakan dan dihormati. Di dunia manusia hanya diuji. Diuji menjalankan ibadah
kepada Allah.
a. Kebutuhan akal untuk mengetahui berbagai hakikat besar di alam semesta
Siapa dirinya, dari mana ia berasal, ke mana ia setelah meninggal, untuk apa ia hidup?
Alam semesta di sekelilingnya termasuk dirinya: Siapa yang menciptakan? Bagaimana seharusnya
hubungan dirinya dengan Sang Pencipta? Bagaimana ia dengan sesama manusia dan makhluk lain? Dan
berbagai pertanyaan lainnya..

Hanya aqidah islamiyah yang mampu menjawab berbagai pertanyaan itu dengan menentramkan. Tanpa
aqidah islamiyah, manusia menjadi bingung, ragu bahkan menjadi bodoh tentang hal-hal yang
sebenarnya aksiomatik.

b. Kebutuhan fitrah manusia


Manusia akan terus mengalami kelaparan ruhani, kegersangan jiwa, merasa kosong melompong tanpa
iman kepada Allah. Dengan iman, kegelisahan berganti ketenangan, rasa takut berubah menjadi rasa
aman sehingga ia merasa menemukan dirinya

c. Kebutuhan manusia terhadap kesehatan jiwa dan kekuatan spiritual


Iman kepada Allah ta’ala, keadilan dan rahmat-Nya, balasan di negeri abadi .. akan menganugrahkan
kesehatan jiwa dan kekuatan spiritual kepada manusia, serta membangkitkan kesabaran dan harapan di
dalam dirinya.

d. Kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan aturan moral


Masyarakat memerlukan motivasi untuk berbuat baik dan melaksanakan kewajiban meskipun tidak ada
orang atau sistem yang mengontrolnya atau memberikan reward untuknya. 
Masyarakat perlu moral dari dalam diri untuk mencegah setiap orang melanggar hak orang lain.
Pada sistem dan aturan buatan manusia, tidak ada motivasi dan aturan moral yang bisa berfungsi seperti
ini. Dan setiap aturan manusia memiliki celah kelemahan yang bisa disalahgunakan oleh orang yang
tidak memiliki iman dan agama yang benar. Iman yang membuat hati menjadi baik sehingga amalnya
membaik pula.

e. Kebutuhan masyarakat untuk bekerja sama dan saling rekat


Di internal kaum muslimin, aqidah islamiyah yang kuat menjadikan seorang muslim berukhuwah dengan
sesama muslim, berbaik sangka padanya, bekerja sama, sampai mencintainya seperti mencintai diri
sendiri, bahkan dapat mendahulukan kepentingan saudaranya daripada kepentingan diri sendiri,
meskipun ia sendiri sedang memerlukan.
3. Pengaruh Akidah Dalam Kehidupan Seorang Muslim
Apabila akidah benar maka amalan seorang muslim juga benar, karena akidah yang shohih membawa
seorang muslim untuk mengerjakan amal-amal sholeh, serta mengarahkannya kepada kebaikan dan
perbuatan yang terpuji.
Apabila seorang muslim bersaksi bahwasanya tidak ada yang diibadati dengan hak melainkan Allah,
kesaksian yang dibangun di atas ilmu dan keyakinan serta pemahaman terhadap kandungannya, niscaya
ia akan mengerjakan amal sholeh. Karena syahadat An Laa Ilaaha Illallah bukan semata kata yang
diucapkan dengan lisan. Tetapi ia adalah pernyataan untuk keyakinan dan amal. Dan tidak sah serta
tidak bermanfaat syahadat ini kecuali apabila seorang muslim melaksanakan kandungan-kandungannya
dari amal-amal sholeh, seperti menunaikan rukun islam dan rukun iman serta perintah-perintah agama
yang lainnya, syari’at-syari’atnya, sunnah-sunnahnya dan penyempurna-penyempurnanya. (Al Muntaqo,
Syaikh Sholeh Al Fauzan : 15)

Anda mungkin juga menyukai