Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada
keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, akidah adalah keimanan yang teguh tanpa disertai keraguan dalam hati seorang insan. Maka akidah
merupakan kandungan dari rukun iman yaitu beriman kepada Allah swt, beriman kepada para malaikat-
Nya, beriman kepada kitab-kitab-Nya, beriman kepada para Rasul -Nya, beriman kepada hari akhir dan
beriman pada qada’ dan qadar-Nya.
Manusia dalam perspektif Islam, membutuhkan iman dan akidah yang benar. Untuk meraih akidah yang
benar, manusia harus menggunakan dua dalil (petunjuk); naqli (Alquran dan Hadis) dan aqli (akal yang
digunakan untuk memahami). Akal manusia harus digunakan dan latih untuk mengenal hakikat segala
sesuatu yang ada di dunia. Akal dan hati harus menyatu dalam mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan paling mendasar dalam kehidupan.
Semua pertanyaan ini tidak akan terjawab dengan sempurna, kecuali kita memiliki akidah yang benar
dan keimanan yang bersih. Akidah yang mengajarkan manusia bahwa dia hanyalah seorang makhluk dari
sang maha pencipta. Dzat yang menciptakan dengan sebaik-baik bentuk dan rupa, kemudian diberi ruh
dan rizki dari sisinya.
Akidah yang benar akan menuntun manusia mengenal dirinya. Tahu kemana ia sedang menuju setelah
kehidupan. Kenapa ia dimuliakan dan dihormati. Di dunia manusia hanya diuji. Diuji menjalankan ibadah
kepada Allah.
a. Kebutuhan akal untuk mengetahui berbagai hakikat besar di alam semesta
Siapa dirinya, dari mana ia berasal, ke mana ia setelah meninggal, untuk apa ia hidup?
Alam semesta di sekelilingnya termasuk dirinya: Siapa yang menciptakan? Bagaimana seharusnya
hubungan dirinya dengan Sang Pencipta? Bagaimana ia dengan sesama manusia dan makhluk lain? Dan
berbagai pertanyaan lainnya..
Hanya aqidah islamiyah yang mampu menjawab berbagai pertanyaan itu dengan menentramkan. Tanpa
aqidah islamiyah, manusia menjadi bingung, ragu bahkan menjadi bodoh tentang hal-hal yang
sebenarnya aksiomatik.