DOSEN PENGAMPUN
Khairul saleh,M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 4
Nurainun (221186206100)
Novita Sari (22118606101)
M.Ikhsan (22118606099)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT.Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah dengan judul “AQIDAH” ini dapat tersusun hingga
selesai.tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Penyusanan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah agama.selain itu ,permbuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetuahan dan wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini.oleh karena itu ,kami sangat mengharapan
kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Pemakalah
2
DAFTAR ISI
C. Tujuan ..............................................................................................2
E.Tingkan Aqidah………………………………………..……………16
A. Kesimpulan ....................................................................................18
B. Saran ................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aqidah islam berpangkal pada keyakinan Tauhid yaitu keyakinan tentang
wujud Allah,Tuhan yang maha esa,tidak ada yang menyekutuinya,baik dalam
zat,sifat-sifat maupun perbuatannya.Akhlak mulia berawal dari aqidah,jika
aqiahnya sudah baik maka dengan sendirinya akhlak mulia akan
terbentuk.iman yang teguh pasti tidak ada keraguan dalam hatinya dan tidak
tercampuri oleh kebimbangan.beriman kepada allah pasti akan melaksanakan
segala perintah-nya dan menjauhi larangannya .beriman kepada Allah juga
harus beriman kepada Malaikat ,Nabi,kitab,hari akhir,qada dan qadar Allah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Aqidah
2. Istilah Lain Tentang Aqidah
3. Ruang Lingkup Aqidah
4. Sumber Aqidah
5. Tingkatan Aqidah
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Aqidah
2. Untuk Mengetahi Istilah Lain Tetang Aqidah
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Aqidah
4. Untuk Mengetahui Sumber Aqidah
5. Untuk Mengetahui Tingkatan Aqidah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AQIDAH
Secara etimologi (lughatan), aqidah berakar dari kata ‘aqada – ya’qidu –
‘aqdan yang berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk
menjadi aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah
adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat
dan mengandung perjanjian.
Secara terminologis (isthilahan), terdapat beberapa definisi (ta’rif) antara lain:
1. Menurut Hasan al-Banna:
Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini keberadaannya oleh
bisa, dan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak disertai dengan
keragu-raguan”
1. Ilmu terbagi dua: pertama ilmu dharuri, kedua ilmu nazhari. Ilmu yang
dihasilkan oleh indera, dan tidak memerlukan dalil disebut ilmu
dharuri. Misalnya anda melihat meja di hadapan mata, anda tidak perlu
lagi memerlukan dalil atau bukti bahwa benda itu ada. Sedangkan ilmu
yang memerlukan dalil atau pembuktian itu disebut ilmu nazhari.
Misalnya 1+1=2, tentu perlu dalil untuk orang yang belum tahu teori
itu. Di antara ilmu nazhari itu, ada hal-hal yang sudah sangat umum
dan terkenal maka tidak memerlukan lagi adanya dalil, misalnya
sepeda bannya ada dua sedangkan mobil bannya ada empat, tanpa dalil
siapapun pasti mengetahui hal tersebut. Hal inilah yang disebut
badihiyah. Badihiyah adalah segala sesuatu yang kebenarannya perlu
pembuktian, tetapi sudah sangat umum dan mendarah daging maka
kebenaran itu tidak perlu dibuktikan lagi.
5
bertuhan, dengan indera dan akal dia bisa membuktikan adanya Tuhan,
tapi hanya wahyu yang menunjukkan kepadanya siapa Tuhan yang
sebenarnya.
5. Bila seseorang yakin suatu kebenaran, dia harus menolak segala yang
bertentangan dengan kebenaran itu. Artinya seseorang tidak akan bisa
memastikan sekaligus dua hal yang bertentangan. yakinlah bahwa gula
itu rasanya manis, tentunya anda akan menyimpulkan bahwa gula itu
rasanya asin, tidak mungkin anda yakin bahwa gula itu rasanya manis
dan asin.
Misalnya:
– Anda akan menemukan beasiswa bila Anda mendapatkan informasi
tentang beasiswa tersebut dari orang yang Anda kenal tidak pernah
berbohong.
– Keyakinan itu akan bertambah jika Anda mendapatkan informasi
yang sama dari beberapa orang lain, namun tidak menutup
kemungkinan bahwa Anda akan meragukan informasi itu jika ada
syubuhat (dalil dalil yang menolak informasi tersebut).
– Bila anda melihat pengumuman beasiswa di maka semakin
bertambahlah keyakinan anda sehingga kemungkinan untuk ragu
semakin kecil
– jika anda mengajukan pengajuan beasiswa maka keyakinan anda
akan semakin meningkat dan segala keraguan akan hilang bahkan anda
6
tidak mungkin ragu lagi bahkan anda tidak akan mengubah pendirian
anda sekalipun semua orang menolak
– Ketika Anda bolak balik mengurus segala sesuatu yang berhubungan
dengan beasiswa maka bertambahlah pengetahuan dan pengalaman
Anda tentang beasiswa yang diyakini sebelumnya
7
5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah
Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan masalah-masalah yang
qath’i serta hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.
6. Al-Fiqhul Akbar
Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al-Fiqhul Ashghar, yaitu
kumpulan hukum-hukum ijtihadi.
7. Asy-Syari’ah
Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla
dan Rasul-Nya berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan yang paling pokok
adalah Ushuluddin (masalah-masalah ‘aqidah).
D. SUMBER AQIDAH
Menurut Syaikh Prof. DR. ‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz Al Jibrin
Hafizhahullah, aqidah Islamiyah adalah satu perkara yang bersifat tauqifiyah.
Yang artinya aqidah yang berdasarkan kitabullah dan hadits Nabi Muhammad
SAW. Jadi, ada dua sumber aqidah Islam yaitu Alquran dan hadist.
1. Alquran
Alquran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tujuan diturunkan Alquran adalah
untuk dijadikan pedoman umat Islam dalam menata kehidupan agar bisa
memeroleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
8
Dalam Alquran terdapat banyak petunjuk-petunjuk, keterangan, konsep baik yang
bersifat global maupun yang bersifat terinci, tersurat maupun tersirat dalam
berbagai persolan dan bidang kehidupan manusia. Apa yang ada di dalam Alquran
adalah benar. Oleh karena itu sepatutnya umat Islam untuk selalu berpedoman
pada Alquran.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan
kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran : 103)
2. Hadist
Adapun jenis hadist yaitu hadist fi’liyah (perbuatan Nabi Muhammad SAW),
hadits Qauliyah (ucapan) dan hadits taqririyah (perbuatan sebagian para sahabat
Nabi).
Bagi umat muslim tidak boleh mengganti kedua sumber aqidah Islam di atas
dengan yang lain. Karena apa yang telah ditetapkan di Alquran dan hadist adalah
benar dan wajib bagi umat muslim menetapkannya sebagai aqidah. Ini pun
mencegah terjadinya penyimpangan keyakinan.
Dengan menetapkan Alquran dan hadist sebagai pedoman hidup, Insya Allah
senantiasa dilindungi olehNya dan mendapatkan keberkahan. Dan akan selalu
percaya tidak ada kebenaran lain selain Allah SWT.
E. TINGKATAN AQIDAH
Berdasarkan tingkatannya, aqidah bisa dikategorikan menjadi empat tingkat,
yaitu:
1. Tingkat Taklid
Pada tingkat ini, seseorang memiliki aqidah yang sumber keyakinannya masih
berasal dari pendapat orang lain dan tidak ada lagi. Tingkat ini adalah tingkat
paling awal dalam tingkat aqidah. Karena itu, orang yang baru memulai atau
mengetahui sedikit tentang aqidah umumnya masih berada dalam tingkatan ini.
Biasanya, orang yang menjadi sumber keyakinannya adalah seseorang yang
dipercaya atau tokoh agama yang ia ketahui. Meskipun hal ini wajar, namun
seorang muslim seharusnya tidak berada dalam tingkat ini terlalu lama.
9
2. Tingkat Yakin
Setelah itu, seseorang akan beranjak ke tingkat yakin. Pada tingkat ini, keyakinan
yang diperoleh dari bukti dan dalil yang jelas. Akan tetapi, seringkali masih belum
mampu menghubungkan antara objek keyakinan dengan dalil yang diperolehnya.
Sehingga, masih mudah terkecoh dengan sanggahan yang lebih rasional dan
dalam.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat
membina setiap individu muslim sehingga memandang alam semesta dan
kehidupan dengan kaca mata tauhid dan melahirkan konotasi-konotasi valid
baginya yang merefleksikan persfektif Islam mengenai berbagai dimensi
kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam dirinya.
Atas dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu
menciptakan mu’jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di
zaman permulaan Islam.
Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap
individu muslim sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa
disesuaikan dengannya, dan bukan hanya sekedar wejangan yang tidak
menuntut tanggung-jawab. Lain halnya dengan aliran-aliran pemikiran hasil
rekayasa manusia biasa yang memusnahkan perasaan diawasi oleh Allah
dalam setiap gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan
demikian, musnahlah tuntunan-tuntunan akhlak dari kehidupan manusia.
Karena akhlak tanpa iman tidak akan pernah teraktualkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah SWT dengan segala
pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para
malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan
buruk. Semua hal tersebut memiliki sumber Al-Qur'an dan hadis.
11
B. SARAN
Kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Dan tentunya,
kami akan memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
sekali kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini, semoga makalah ini
12
DAFTAR PUSTAKA
13