NOTASI SIGMA
lower limit
{formula} contohnya p.
p 1
4
Nah, penulisan p artinya menjumlahkan semua nilai
p 1
p yang dimulai dari 1 sampai dengan
4 dan p merupakan bilangan bulat. Maka jadinya, 1+2+3+4 = 10. Gampang kan?
Jadi notasi sigma ini digunakan untuk menyatakan penjumlahan suku-suku suatu barisan
bilangan. Waktu di SMP dulu kita pernah mengenal deret bilangan. Tentu saja barisan
bilangan yang terbentuk memiliki pola tertentu dan tidak asal. Kalau kamu bertemu kumpulan
bilangan seperti 12, 1, 315, -9, mereka bukanlah barisan bilangan. Nggak ada polanya! Asal-
asalan itu! Yang lebih asik dalam notasi sigma adalah formula yang ada setelah lambang
sigma ini seringkali merupakan operasi bilangan yang dilihat dari tampilannya sangat ‘keren’
(menghindari kata horrible). Berikut ini beberapa contohnya:
5
1. 2 p 1
p 1
6
2. p( p 1)
p 1
4
3. p 2 p 2
p2
Seru ya! Cara menyelesaikannya adalah dengan menguraikan setiap suku-suku yang terbentuk
kemudian menjumlahkannya.
U p U1 U 2 U 3 U n
p 1
Sebelum dijabarkan, perhatikan dulu tuh nilai p -nya. Karena dimulai dari 2, bukan 1
loh...
Penjabarannya jadi seperti ini: 4 0 5 1 6 2 0 5 12 5 2 3
Ini merupakan proses kebalikan dari penjabaran. Kita harus mencari faktor yang ada di dalam
setiap suku-suku barisan bilangan tersebut. Caranya begini:
1. Kita tentukan rumus notasi sigmanya dengan melihat angka yang konstan (tetap).
2. Setelah kita tentukan rumus notasi sigma-nya barulah kita tentukan batas bawah (lower
limit) dan batas atas (upper limit)-nya.
Contohnya begini, saya punya suatu barisan bilangan:
3 1 3 2 3 3 3 4 3 5
Lihatlah bahwa angka 3 yang berada di depan merupakan angka yang konstan (tetap)
sementara angka setelahnya adalah bilangan bulat dari 1 sampai 5. Berarti rumus notasi
sigmanya adalah 3 p dengan batas bawah 1 dan batas atas 5. Kemudian kalau kita tulis
dengan lambang sigmanya jadi seperti ini:
3p
p 1
Ini adalah rumusnya.
Asik kan?
1. 12 22 32 102
Jawab:
12 22 32 102
Perhatikan bahwa pangkatnya konstan sementara bilangan utamanya merupakan bilangan
bulat berurutan. Maka rumus sigmanya menjadi p 2 yang kemudian jika kita tulis dengan
10
2
notasi sigma menjadi: p
p 1
2 3 4
2. 1
3 5 7
Jawab:
2 3 4
1
3 5 7
1
Agar melihatnya lebih asik, maka angka 1-nya kita ubah dulu menjadi .
1
1 2 3 4 perhatikan bahwa pembilangnya merupakan bilangan bulat
berurutan dari 1 sampai 4, berarti aturannya adalah p.
1 3 5 7
1 1 1
3. 1 sampai dengan suku ke-n
2 4 8
Jawab:
1
Angka 1 yang di depan kita ubah dulu menjadi .
1
1 1 1 1
1 2 4 8
Kita abaikan dulu tandanya yang berubah-ubah, kemudian kita perhatikan penyebutnya.
Ternyata bilangan 1, 2, 4, dan 8 sesuai dengan aturan 20 , 21 , 22 dan 23 . Maka 2 sebagai
bilangan yang konstan, sementara pangkatnya adalah bilangan bulat berurutan dimulai
dari nol (yang jadi batas bawah) sampai n (karena ada keterangan sampai suku ke-n).
Tanda yang berubah-ubah menandakan bilangan negatif yang berpangkat. Maka hasil
n p
1
akhirnya adalah .
p 0 2
x k y 0 x k 1 y x k 2 y 2 x 0 y k
Nah, karena pangkat variabel x selalu berkurang 1, maka k merupakan batas atasnya. Ini
sesuai karena pada variabel y dimulai dari 0 dan berhenti pada pangkat k . Jika batas
bawah kita simbolkan dengan p (atau huruf apapun selain k ), maka bisa kita tulis dalam
k
k p
bentuk notasi sigma x yp .
p 0
---------------------------------------
Tambahan:
Mengubah batas bawah.
k
Misal 2p
p 0
mau kita ubah batas bawahnya menjadi p 1 yang artinya bertambah 1.
Maka batas atas pun harus berubah menjadi k 1 (juga ditambah 1) sementara rumusnya
k 1
menjadi 2( p 1) . Hasil akhirnya adalah 2( p 1) . Aturannya jika batas bawah berkurang
p 1
100 96
Contoh lain: p 2 bisa diubah menjadi
p 5
( p 4)
p 1
2
.
q q
(2) A U p A U p
p 1 p 1
; dengan A merupakan konstanta
q q q
(3) (U p Vp ) U p Vp
p 1 p 1 p 1
; ini mirip dengan aturan distributif
q qk
(4) U
p 1
p U
p 1 k
p k ; batas bertambah tapi rumus berkurang (and vice versa)
q 1 r r
(5) U U
p 1
p
pq
p U p
p 1
; perhatikan hubungan batas atas dan batas bawahnya
n n 2 4n
5 10
n n 2 4n 10 n n 2 4n
2. Jika
p 1 2
A , kemudian
2
B dan
2
C,
p 6 p 1
maka hubungan ketiganya adalah A B C
Perhatikan!
5 n n 2 4n 10 n n 2 4n 10 n n 2 4n
2
2
=
p 1
2
p 1
p 6
Batas yang di sebelah kiri 1 kurangnya dari batas bawah yang di sebelah
kanan. Ini artinya, suku-suku di dalamnya berlanjut terus karena rumus di
keduanya sama. Maka dua notasi sigma ini bisa digabung dengan
menggunakan batas bawah sebelah kiri dan batas atas sebelah kanan. Ini
sesuai dengan sifat nomor (5).
Jawab:
5
2
( pp 1
p)
5 5
p2 p ⇛ ini sesuai dengan sifat nomor (3).
p 1 p 1
6
3
2. Tentukan nilai dari (2 p ) !
p 1
Jawab:
6
3
(2 p )
p 1
6
2 p3 ⇛ ini sesuai dengan sifat nomor (2).
p 1
2
6(6 1)
2 ⇛ ini sesuai dengan rumus jumlah khusus nomor (3).
2
2
3 6 7
2 ⇛ Ah, ini kan hanya penyederhanaan saja.
2
2
2 21 2 441 882 ⇛ Lihat! Lebih asik daripada menjabarkan satu-satu.