Anda di halaman 1dari 15

RESUME

KETERAMPILAN MENULIS

Diajukan guna melengkapi tugas tutorial


PDGK 4305

Disusun oleh :

Ita Muslimatus Sholeha binti Muhammad Nur Yasin


NIM : 837573235
POKJAR : WULUHAN

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
KABUPATEN JEMBER
Masa Reg 2020.1
MODUL 1
HAKIKAT MENULIS

Kegiatan Belajar 1 :
Konsep Menulis

A. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Menulis


Menulis atau mengarang adalah suatu aktivitas menuangkan pikiran secara sistematis ke
dalam bentuk tertulis. Atau, kegiatan memikirkan, menggali, dan mengembangkan suatu ide dan
menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Menulis merupakan suatu bentuk komunikasi berbahasa (verbal) yang menggunakan
simbol-simbol tulis sebagai mediumnya. Sebagai sebuah ragam komunikasi, setidaknya terdapat
empat unsur yang terlibat dalam menulis. Keempat unsur itu adalah (1) penulis sebagai
penyampai pesan, (2) pesan atau sesuatu yang disampaikan penulis, (3) saluran atau medium
berupa lambang-lambang bahasa tulis seperti rangkaian huruf atau kalimat dan tanda baca, serta
(4) penerima pesan, yaitu pembaca, sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh penulis.

Fungsi Dan Tujuan Menulis


Sebagai sebuah kegiatan berbahasa, menulis memiliki sejumlah fungsi dan tujuan berikut.
1. Fungsi personal, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, yang
diungkapkan melalui misalnya surat atau buku harian.
2. Fungsi instrumental (direktif), yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
3. Fungsi interaksional, yaitu menjalin hubungan sosial.
4. Fungsi informatif, yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmu pengetahuan.
5. Fungsi heuristik, yaitu belajar atau memperoleh informasi.
6. Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi rasa keindahan.
Berbagai fungsi dan tujuan yang disebutkan diatas tidaklah selalu hadir sendiri-sendiri. Artinya
dalam satu kegiatan menulis akan terdapat lebih dari satu fungsi tersebut. Dari sini maka kita
tahu bahwa menulis besar sekali manfaatnya baik bagi diri sendiri maupun orang lain yang
membaca tulisan kita. Graves (1978), seorang tokoh yang telah banyak melakukan penelitian
tentang pembelajaran menulis menyampaikan manfaat menulis yaitu sebagai berikut;

1. Menulis Mengembangkan Kecerdasan


Menulis merupakan aktivitas yang kompleks. Dalam menulis dituntut mampu
mengharmoniskan berbagai aspek seperti pengetahuan tantang topik yang akan dituliskan,
kebiasaan menata isi tulisan secara runtut dan mudah dicerna, wawasan dan keterampilan
meracik unsur-unsur bahasa sehingga tulisan menjadi enak untuk dibaca, serta kesanggupan
menyajikan tulisan yang sesuai dengan kaidah penulisan. Untuk dapat menulis seperti itu, maka

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


seorang calon penulis diantaranya memerlukan kemauan dan kemampuan mendengar, melihat,
membaca dengan baik, memilah, memilih, mengolah, mengorganisasikan, menyimpan informasi
yang diperoleh, menganalisis sebuah persoalan dari berbagai perspektif, memprediksi karakter
dan kemampuan pembaca serta menata tulisan secara logis, runtut, dan mudah dipahami.

Dalam menulis terdapat 9 (sembilan) proses berpikir yaitu sebagai berikut;


1. Mengingat apa yang dipelajari, dialami, dan diketahui sebelumnya, yang tersimpan dalam
rekaman ingatan seorang penulis berkenaan dengan apa yang ditulisnya.
2. Menghubungkan apa yang telah dipelajari, dialami, dan diketahui sebelumnya, yang
berkaitan dengan sesuatu yang ditulis seseorang, sehingga berbagai informasi itu saling
terkait satu sama lain dan membentuk satu keutuhan.
3. Mengorganisasikan informasi/pengetahuan yang dimiliki sehingga mempermudah
penulis untuk mengingat dan menatanya dalam menulis.
4. Membayangkan ciri atau karakter dari apa yang telah diketahui dan dialamu sehingga
tulisan menjadi lebih hidup.
5. Memprediksi atau meramalkan bagian tulisan selanjutnya, ketika menyusun bagian
tulisan sebelumnya. Perilaku berpikir ini akan menjadikan tulisan yang dihasilkan
mengalir dengan lancar, runtut, dan logis.
6. Memonitor atau memantau ketepatan tataan dan kaitan antar satu bagian tulisan dengan
bagian tulisan yang lainnya.
7. Menggeneralisasikan bagian demi bagian informasi yang ditulis kedalam sebuah
kesimpulan.
8. Menerapkan informasi atau sebuah kesimpulan yang telah disusun kedalam konteks yang
baru.
9. Mengevalusai apakah seluruh informasi yang diperlukan dalam tulisan telah cukup
memadai, memiliki hubungan yang erat satu sama lain sehingga membentuk suatu
kesatuan tulisan yang sistematis dan logis, serta dikemas dalam penataan dan
pemabahasan yang mudah dipahami dan menarik.

2. Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreatifitas


Dalam menulis, seseorang harus menyiapkan dan menyuplai sendiri segala sesuatunya
seperti isi tulisan, pertanyaan dan jawaban, ilustrasi, pembahasan, serta penyajian tulisannya.
Agar tulisan menjadi menarik dan enak dibaca maka apa yang ditulisakan harus ditata
sedemikian rupa sehingga menjadi logis, sistematis, dan tidak membosankan. Nah, untuk
menghasilkan tulisan seperti itu maka sangat diperlukan inisiatif dan kreativitas dari penulis.
Penulis harus mencari, menemukan dan menata sendiri bahan atau informasi dari berbagai
sumber yang terkait dengan topik yang akan ditulisnya. Berbagai aktivitas itu jika terus menerus

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


dilatih, maka dengan sendirinya dipastikan akan dapat memicu tumbuhnya daya inisiatif dan
kreativitas seorang penulis.
3. Menulis Menumbuhkan Kepercayaan Diri dan Keberanian
Betulkan dengan menulis akan menumbhkan keberanian? Saya ibaratkan disi menulis
seperti orang yang sedang belajar mengemudi kendaraan. Orang yang telah mahir dalam
mengemudikan mobil dan memiliki SIM tidak serta merta ia dapat mengemudikan mobil. Perlu
adanya keberanian dan mampu menepis berbagai kekhawatiran seperti khawatir salah mengnjak
gas, khawatir akan menyerempat kendaraan lain, menabrak, mati mesin di tengah jalan dan
kekhawatiran lainnya.

Begitupun dengan menulis. Dalam menulis memerlukan keberanian. Berani menampilkan


pemikirannya termasuk perasaan, cara pikir dan gaya tulisan serta keberanian menawarkannya
kepada orang lain. Tepiskan kekhawatiran seperti malu jika hasilnya jelek, khawatir salah dalam
menyampaikan sehingga menyinggung orang lain, khawatir tulisannya akan ditertawakan orang
dan berbagai kecemasan lainnya.

4. Menulis Mendorong Kebiasaan serta Memupuk Kemampuan dalam Menemukan,


Mengumpulkan, dan Mengorganisasikan Informasi
Penyebab orang gagal dalam menulis adalah karena ia sendiri tidak tahu apa yang akan
ditulisnya. Ia tidak memiliki informasi yang cukup tentang topik yang akan ditulis, serta malas
dalam mencari informasi yang diperlukan. Kondisi yang demikian ini akan mendorong seseorang
untuk mencari, mengumpulkan, menyerap dan mempelajari informasi yang diperlukan dari
berbagai sumber jika tidak ingin gagal dalam menulis. Dari sumber-sumber itu seseorang akan
memperoleh informasi yang diperlukan dalam menulis.
Lalu bagaimana menyerap berbagai informasi yang begitu banyak jumlah dan ragamnya? Bagi
penulis atau pembicara sekalipun, informasi yang diperoleh tidaklah sekedar untuk dipahami,
tetapi juga untuk dapat diingat dan digunakan kembali jika diperlukan dalam menulis atau
mengarang. Implikasinya dia akan menerapkan berbagai setrategi agar informasi yang diperoleh
terjaga dan tertata sedemikian rupa sehingga ketika diperlukan akan mudah dicari dan
dimanfaatkan tanpa harus membaca ulang semua bacaan yang pernah dipelajari sebelumnya.
Nah, motif dan perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat, kesungguhan, dan keterampilan
seseorang dalam mengumpulkan dan mengolah informasi.
Sungguh besar manfaat menulis, baik itu bagi penulis sendiri terlebih bagi orang lain.
Tetapi sangat disayangkan tidak banyak orang yang suka menulis. Kenapa ini terjasi? Dalam
pandangan Graves (1978), keadaan itu dipicu oleh banyak faktor yaitu;

 Orang enggan menulis karena tidk tahu untuk apa dia menulis
 Orang enggan menulis karena merasa tidak berbakat dalam menulis

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


 Orang enggan menulis karena merasa tidak tahu bagaimana menulis

Untuk alasan yang ketiga ini terkesan mengada ada karena siapapun yang pernah mengenyam
pendidikan formal tentu pernah mendapatkan pelajaran tulis-menulis atau mengarang. Namun
demikian, alasan tersebut sebenarnya juga dapat dipahami apabila mengingat pembelajaran
menulis di sekolah kerap berhenti sebatas teori  atau pengetahuan.

Sejumlah mitos yang kerap muncul dalam kegiatan menulis atau mengarang diantaranya adalah
sebagai berikut;
1. Menulis Itu Mudah
Menulis dikatakan gampang jika sekedar pengetahuan atau teori tentang menulis. Tapi
mengarang bukan semata teori. Mengarang adalah akumulasi kemampuan yang terdiri dari
berbagai daya yaitu daya pikir, daya nalar, dan daya rasa yang berkaitan dengan penguasaan
persoalan kebahasaan, psikososial, tata tulis dan pengetahuan tentang isi tulisan. Teori
mengarang hanyalah alat agar orang dapat menata tulisan dengan baik sehingga dapat dipahami
dan dinikmati oleh pembacanya.
Tidak hanya itu, mengarang juga merupakan sebuah kemahiran layaknya sebuah keterampilan
yang hanya akan dikuasai melalui kegiatan belajar dan berlatih secara sungguh-sungguh serta
mendapat masukan dari orang lain untuk memperbaiki cara dan kemampuan seorang penulis.
2. Kemampuan Menggunakan Unsur Mekanik Bahasa Merupakan Inti dari Menulis
Mengarang memang memerlukan kemampuan menggunkan unsur mekanik bahasa dengan
cermat. Tetapi menulis tidak sebatas itu. Sebuah karangan harus memiliki isi atau pesan yang
akan disampaikan kepada pembacanya berupa ide, pikiran, perasaan, atau informasi mengenai
sesuatu yang ditulis. Unsur mekanik menulis dan kebahasaan hanyalah sekedar alat yang
digunakan untuk mengemas dan menyajikan isi karangan sehingga pembaca mudah untuk
memahaminya.
3. Menulis itu Harus Sekali Jadi
Tidak banyak orang yang dapat menulis sekali jadi. Bahkan seorang profesional sekalipun.
Apalagi kita seorang pemula yang baru belajar. Menulis atau mengarang adalah sebuah peroses
yang terdiri dari serangkaian tahapan yaitu tahap pra-penulisan, penulisan, serta penyuntingan
dan perbaikan. Dalam menulis, tahapan itu tidak bersifat linear melainkan sirkuler dan interaktif.
4. Siapapun Dapat Mengajarkan Menulis
Seorang guru menulis atau orang yang mengajarkan menulis yang baik tidak hanya menguasai
teori menulis. Karena jika tidak bagaimana mungkin ia dapat menularkan semangat dan
minatnya kepada siswa atau orang lain. Bagaimana mungkin ia dapat menceritakan kenikmatan
dan kemanfaatan menulis, bagaimana mungkin ia dapat memberikan solusi terhadap berbagai
kesulitan dalam menulis, dan bagaimana mungkin ia dapat menjadi model atau contoh menulis

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


yang baik bagi orang lain jika hanya menguasai teori menulis tanpa memiliki keterampilan,
kemahiran dan kesukaan menulis.

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


Kegiatan Belajar 2 :
Menulis sebagai Proses
Pendekatan frekuensi menyatakan bahwa banyaknya latihan mengarang, sekali pun tidak
dikoreksi (seperti buku harian atau Surat), akan membantu meningkatkan keterampilan menulis
seseorang .
Pendekatan gramatikal berpendapat bahwa pengetahuan orang mengenai struktur bahasa akan
mempercepat kemahiran orang – dalam menulis .
Pendekatan koreksi  berkata bahwa seseorang menjadi penulis karena dia menerima banyak
koreksi atau masukan yang diperoleh atas tujuannya.
Pendekatan formal mengungkapkan bahwa keterampilan Menulisakan diperoleh bila
pengetahuan , pengalineaan, pewacanaan, serta konversi atau aturan penulis an dikuaaai dengan
baik. Menulis sebagai suatu aktivitas yang berproses , tidak tercakup dalam berbagai pendekatan
di atas. Sebagai proses , Menulis merupakan aerangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan
beberapa fase yaitu fase prapenulisan (persiapan ), penulisan (pengembangan isi karangan),
dan pas capenulis an (telaah dan revisi atau penyempurnaan tujuan ). Menurut Barra (1983:829-
831), pendekatan proses  dalam menulis , terutama bagi penulispemula, mudah diikuti.

1. Tahap prapenulisan
Tahap ini merupakan fase persiapan  menulis , seperti halnya pemanasan (warming up) bagi
orang yang berolahraga.
Apakah mengarang itu perlu persiapan ?
Apa’saja  yang harus diperaiapkan?
pengalaman Anda sendiri almana?
Tujuannya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain
dalam Menulis sehingga apa yang ingin ditulisdapat disajikan dengan baik.
Menemukan  topik
Topik adalah pokok persoalan atau permaaatahan yang menjiwai aeluruh kmangan. Ada
pertanyaan pemicu yang dapat digunakan untuk mencari, Misalnya : “Saya mau Menulis apa?
Apa yang akan saya tulis ? Tujuan  saya Man berbicara tentang apa?” Nah, jawaban atas
pertanyaan itu berisi topik karangan.
Mempertimbangkan maksud atau tujuan penulisan
Setelah mendapatkan topik yang baik, langkah selanjutnya adalah menentukan maksud atau
tujuan penulis an. Untuk membantu kita merumuakan tujuan, kita dapat bertanya pada dirisendiri
, “Apakah tujuan saya Menulistopik karangan ini? Mengapa saya Menuliskarangan dengan topik
ini? Dalam rangka apa saya Menuliskarangan ini?”
Memperhatikan sasaran karangan (pembaca)
Kalau kita Menulis Surat, misalnya , kita pas ti berharap pembaca Surat dapat membaca,
memahami, dan mereapon tujuan  kita. Agar isi tujuan  itu kepada pembaca, kita harus

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


memperhatikan siapa  yang akan mcinbaca karangan kita, bagaimana level pendidikan dan status
sosialnya , serta  apa yang diperlukannya  Britton (1975 dalam Tompkina dan Hoakiaaon, 1995)
menyatakan bahwa koberhasilan Menulisdipengaruhi oleh ketepatan pemahaman
penulisterhadapatpembaca tujuan nya. Kemampuan ini memungkinkan kita sebagai penulisuntuk
memilih informasi  serta cara penyajian yang sesuai .
Mengumpulkan informasi  pendukung
Ketika akan menulis , kita tidak selalu memiliki bahan dan informasi  yang benar-benar alap dan
lengkap. Itulah sebabnya , sebelum menulis kita  Sumbernya dari mana? Banyak! Bisa dari
bacaan, pengamatan, wawancara, serta pengetahuan dan pengalaman sendiri atau orang lain.
Tanga pengetahuan dan wawaaan yang memadai, maka tujuan  kita akan dangkal dan kurang
bermakna. Jangan-jangan yang kita sampaikan hanya informasi  umum, bahkan uaang, yang
telah diketahui lebih banyak dari apa yang kita aajikan. Karena itulah, peneluauran dan
pengumpulan informasi  sebagai bahan tujuan  sangat diperlukan.
Mengorganisasikan ide dan informasi
Setelah kita memilih topik, menentukan tujuan dan corak wacana, mempertimbangkan
kernampuan dan kebutuhan pembaca, maka langkah selanjutnya adalah mengorganisasi kan atau
menata ide-ide karangan agar menjadi aaling bertaut, runtut, dan padu.
 
2. Tahap Penulisan
Isi karangan  menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan, berikut hal yang memperjelas
atau mendukung ide tersebut seperticontoh, Ilustrasi , informasi , bukti, atau atasan. Akbk
karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui
perangkuman atuu penekanan ide-ide penting.

3. Tahap Pasca penulisan


Fase ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita hasilkan.
Kegiatannya terdiri ataspenyuntingan dan perbaikan (revisi). Kegiatan ini bisa terjadi beberapa
kali. penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan sepertiejaan,
pungtuasi, diksi, pengalimatan, pengalineaan, gaya bahasa  , pencatatan kepuatakaan, dan
konversi penulis an lainnya. Adapun revisi atau perbaikan  lebih mengarah pada pemerikaaan
dan perbaikan isi karangan. Menulis adalah kegiatan komunikasi  berupa penyampaian pesan
secaratertulis  kepada pihak lain. “Aktivitas Menulismelibatkan unsur penulissebagai penyampai
pesan , pesan atau isi tujuan , saluran  atau media tujuan , dan pembaca sebagai penerima pesan .
sebagai Suatu keterampilan berbahasa , Menulismerupakan kegiatan yang kompleka karena
penulisdituntut untuk dapat menyuaun. dan nicngorganisasi kan isi tujuan nya serta
menuangkannya dalam formulaai ragam bahasa tulis  dan konversi penulis an lainnya. Di balik
kerumitannya, Menulis mengandung banyak manfaat bagi pengenibangan mental,, intelektual,
dan aocial seseorang.

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


MODUL 2
KALIMAT EFEKTIF

Kegiatan Belajar
Pilihan Kata (diksi)

Pilihan kata yang digunakan dalam 2 kalimat


Kalau ada yang ditanyakan ,silahkan !
Kalau ada yan bertanya , silahkan !
Kaliamat  ( 1 ) adalah kalimat yang tidak efektif. 
Berdasarkan logika , dalam kalimat itu mengandung pengertian bahwa yang disilahkan adalah
yang ditanyakan . Dan kalimat ( 2 ) adalah kalimat yang efektif
Dalam kalimat itu mengandung pengertian bahwa yang disilahkan adalah yang bertanya.
Penggunaan Kata – Kata Yang Bersinonim
Bermakna Umum Bermakna Khusus
Buku Kitab
Pemberian sedekah
Bersenang – senang Berpesta
Bersekolah Berkuliah
Unjian Tentamen
Guru Dosen
Pelajar / siswa Mahsiswa
 
Kita  perlu mempertimbangkan prinsip – prinsip penggunaan kata dengan memilih kata yang
sesuai dengan kebutuhan komunikasi
Anak saya tidak dapat menghadiri peata itu karena ada ujian. ( siswa yg dibawah PG )
Anak saya tidak dapat menghadiri peata itu karena ada tentramen. ( Mahasiswa )
Kedua jenis  sinonim adalah sinonim yang perbedaannya terletak pada intenaitaa makna. 
Daftar sinonim
Lebih intensif Kurang intensif
Meneliti Memeriksa , mempelajari
Memeriksa Melihat
Melihat Melirik
Menjenguk Menengok
Mengganggu Mengacau 

Contoh

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


Setiap pembeli berhak untuk menentukan pilihan barang. Karena itu berhak pula meneliti barang
yang dibelinya.
Setiap pembeli berhak untuk menentkan pilihan barang . karena itu berhak  pula untuk
memerikaa barang yang akan dibelinya.

Daftar sinonim berbeda makna emotif


Lebih Emotif Kurang Emotif
Bengis Kejam
Nyaman Enak
Duka sedih , susah
Ikhlas lega
Dampak kalimat emotifnya
Umum Teknis
Dubur Anus
Urine Air kencig
Nomina Kata benda
Verba  Kata kerja
Mutasi Perpindahan
Amputasi Potong
Renovasi Perbaikan
Kata berciri baku
Lesikon Baku Lesikon Tidak Baku
Berkata Bilang
Membuat Membikin
Hanya Cumak,cuman
Tetapi Tapi
Karena Lantaran
Beri Kasi,kasih
Sudah   Udah
Tidak Nggak, ndak
Bagi  Buat
Lepas   Copot
Suku cadang Onderdil
Kalimat ( 1 ) berikut berunsur kata  – kata baku , sedangkan kalimat ( 2 ) berisi kata – kata tidak
baku
(1).  Bagi  saya , hal yang dibicarakan itu bukan hal yang baru , tetapi sangatpenting dan  
        diperlukan
(2).  Buat  saya , hal yang dibincangkan itu bukan hal yang baru , tetapi sangatpenting dan  
        Diperlukan

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


PENGGUNAAN KATA SECARA HEMAT
Pengunaan kata dalam kalimat  2 lebih hemat dari kata dalam kalimat 1
(1).  Nilai Setia tersebut diatasmenjadi pedoman dan dasarpegangan hidup bagi setiap warga
Negara  Indonesia .
(2).  Nilai Stia tersebut diatas menjadi pedoman dan dasarpegangan hidup bagi setiap warga
Negara  Indonesia .

PENGGUNAAN KATA SECARA KONSISTEN


Kata – kata bercetak tebal pada contoh 1 menunjukkan konsisten ai sedangkan kata- kata pada
contoh 2 menunjukkan inkonsisten
(1).  Pelucutan aenjata di wilayah Boania itu tidak terpenting bagi mualim Boania .
        Bagi mereka , yang terpenting  adalah pencabutan embargo peraenjatasn.
(2).  Pelucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi mualim Boania .

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


Kegiatan Belajar 2
Pengembangan Kalimat Efektif

Kemampuan menyusun kalimat efektif menjadi salah satu kunci sukses dalam menulis
karangan.  Anda harus tahu tentang kiat mengembangkan kalimat efektif.  Ada dua pokok
bahasan yang akan dipelajari mengenai kalimat efektif ini, yakni; (1) persyaratan kalimat efektif
dan (2) kiat mengembangkan kalimat efektif.

A.    Persyaratan Kalimat Efektif


Kalimat efektif dapat Anda wujudkan  dengan memperhatikan persyaratan yang
berlaku.  Setidak-tidaknya, ada dua persyaratan yang harus Anda perhatikan, yakni persyaratan
kebenaran struktur (correctness) dan persyaratan kecocokan konteks (appropriacy), sesuai yang
dikemukakan oleh Widdowson (1979) tentang penggunaan bahasa.

1.        Persyaratan Kebenaran Struktur (Correctness)


Kalimat efektif terikat pada kaidah struktur.  Dengan keterikatan itu, kalimat efektif
dituntut memiliki struktur yang benar.  Struktur itu dapat dilihat pada hubungan antarunsur
kalimat.
Contoh:
(1)    Saya sarankan sudah hadir agar rapat ditunda pelaksanaannya agar anggota semuanya
dapat hadir.
Pernyataan tersebut bukan kalimat efektif karena tidak mengikuti kaidah struktur.
(2)    Saya sudah sarankan agar rapat ditunda pelaksanaannya agar anggota semuanya dapat
hadir.
Pernyataan di atas adalah kalimat yang masih mengalami kesalahan struktur.
(3)    Sudah saya sarankan agar pelaksanaan rapat ditunda agar semua anggota dapat hadir.
Kalimat inilah yang mengikuti kaidah struktur tanpa kesalahan.

Dari uraian tersebut, Anda dapat melihat bahwa struktur kalimat berada dalam rentangan
kebenaran struktur.  Ada yang betul-betul tidak berstruktur, ada yang berstruktur tapi
mengandung kesalahan struktur, dan ada yang betul-betul berstruktur benar.
Kalimat yang berstruktur benar adalah kalimat yang unsur-unsurnya memiliki hubungan yang
jelas.  Dengan hubungan fungsi yang jelas itu, makna yang terkandung di dalamnya juga
jelas.  Pada tataan frasa, Anda tentu dapat membedakan makna tadi pagi dan pagi tadi, ayah
almarhum dan almarhum ayah, usulan dana dan dana usulan  berdasarkan hukum D-M.  Unsur
yang di depan pada setiap frasa itu menjadi unsur inti, sedangkan unsur yang di belakang
menjadi unsur atribut atau penjelas.

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


Pada tataran kalimat, unsur-unsur yang memiliki fungsi sintaksis seperti subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan juga harus jelas.  Kalimat berikut, walaupun sering Anda dengar
dalam penggunaan bahasa, tetapi melanggar kaidah struktur karena hubungan antarfungsi
sintaktisnya tidak jelas.

Contoh:
Kepada hadirin dimohon berdiri.
Kalimat tersebut terdiri dari tiga unsur fungsi, yakni kepada hadirin,
dimohon, dan berdiri.  Hubungan ketiga unsure fungsi tidak jelas karena tidak dapat dicari fungsi
subjeknya, walaupun dapat ditentukan predikatnya, yakni dimohon dan berdiri.
Frasa preposisional hanya berfungsi sebagai keterangan atau pelengkap penyerta,  misalnya:
(1)    Kepada hadirin, kami ucapkan terima kasih.
(2)    Kami   ucapkan terima kasih kepada hadirin.

2.        Persyaratan Kecocokaan Konteks (Apropriacy)


Persyaratan kecocokan adalah persyaratan yang mengatur ketepatan kelimat konteks.  Kalimat
pada (1), (2), (3), dan (4) berikut sudah memenuhi persyaratan kebenaran, tetapi hanya pada
contoh (1) dan (2) yang memenuhi persyaratan kecocokan.
(1)   Belum ada hujan di daerah yang mengalami kekurangan air itu.  Gerimis pun tak pernah
ada.
(2)   Sudah lama tidak hujan.  Gerimis pun tak pernah ada.
(3)   Kemungkinan akan ada hujan bulan ini.  Gerimis pun tak pernah ada.
(4)   Pada musim kemarau hanya ada satu atau dua kali hujan.  Gerimis pun tak pernah ada.

B.     Kiat Penyusunan Kalimat Efektif


1.        Kiat pengulangan
Dalam menghasilkan kalimat efektif, kiat itu Anda gunakan untuk memperlihatkan bagian yang
dipentingkan dalam kalimat.  Dengan pengulangan itu, bagian kalimat yang Anda ulang menjadi
menonjol.

Contoh:
(1)   Untuk menguasai kemahiran menulis diperlukan latihan, latihan, dan sekali lagi latihan.
(2)   Anda berdarah seniman.  Anda  punya bakat seni.  Anda akan menjadi seniman jika mau.
(3)   Rhonald sangat aman.  Teknologi micorgrain Rhonald memberikan perlindungan
maksimum bagi lambung.  Sedemikian aman hingga kita perlu Rhonald Rhonald dapat diminum
setiap saat.

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


Pengulangan tidak harus dari bentuk yang sama.  Pengulangan dapat Anda lakukan dengan
bentuk yang berbeda-beda.  Dengan cara begitu, Anda dapat mengungkapkan suatu hal yang
bervariasi.  Variasi itu di samping untuk menonjolkan informasi, juga penting untuk membuat
tuturan menjadi lebih segar.  Kalimat dapat Anda lakukan dalam menonjolkan informasi pada
sebuah kalimat dengan sinonim.

2.        Kiat pengedepanan


Dalam penyampaian informasi, pengedepanan itu lazim untuk menunjukkan bahwa hal yang
dikedepankan itu penting.  Hal itu dapat dipahami karena kesan penerima tutur akan terpusat
pada bagian yang diterima pertama daripada bagian yang lain.karena itu, jika ada kepentingan
menonjolkan informasi, bagian yang berisi informasi itu ditampilkan pada bagian awal kalimat.
Contoh:
Konidin melenyapkan batuk dengan melegakan tenggorokan Anda.  Konidin, tablet batuk
dengan formulasi khusus dari Konimex untuk meredakan batuk dengan cepat.  Konidin telah
terbukti kemanjurannya.

3.        Kiat penyejajaran


Penyejajaran itu menimbulkan kesan bahwa unsur yang disejajarkan yang disejajarkan itu
penting.  Hal itu dapat dipahami karena unsur yang disejajarkan itu tampak menonjol.
Contoh:
Yang dilakukannya selama ini di kampong adalah mengurus harta
pusaka, mengerjakan sawah, menjenguk sanak family, dan membersihkan kuburan nenek.

Prinsip yang perlu Anda perhatikan dalam penyejajaran itu adalah konsistensi, yang dapat dipilah
atas konsistensi kategori dan konsistensi struktur.  Konsistensi kategori ditampakkan pada
kategori kata.  Jika penyejajarannya dikenakan pada verba, seperti melirik, anggota selanjutnya
juga verba, seperti melihat, memperhatikan, dan melototi.

4.        Kiat pengaturan variasi kalimat


Variasi itu dapat Anda kenakan pada dua hal, yakni variasi struktur dan variasi jenis.  Variasi
struktur memiliki kemungkinan struktur aktif-pasif, striktur panjang-pendek.  Variasi
jenis  memiliki kemungkinan jenis kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat seru.
Contoh:
Variasi struktur
(1)   Subroto datang ke rumah Cepluk.  Di sanalah dia bertemu Cepluk yang pertama kali.
(2)   Kemarin saya meminjam buku dari perpustakaan.  Buku itu say abaca tadi malam dan
sekarang akan saya kembalikan.

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1


Variasi jenis
(1)   Anda harus mau dan berani menghadapi berbagai usaha penyelewengan.  Jangan ragu-
ragu!  Jangan takut-takut!  Mengapa?  Anda semua adalah tunas-tunas pemimpin bangsa yag
terandalkan.
(2)   Persebaya akan bermain di Ujung Pandang. Kemenangan harus dipetik dari pertandingan
itu, sekalipun dengan risiko berbahaya.

pdgk4305 keterampilan menulis modul 1

Anda mungkin juga menyukai