DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB 1. PENDAHULUAN 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB 3. METODE RISET 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 9
4.1. Anggaran Biaya 9
4.2. Jadwal Kegiatan 10
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Serta Biodata Dosen Pembimbing
11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 14
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas 15
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana 16
Lampiran 5. Surat Keterangan Konversi Mata Kuliah 16
i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Komoditas biji kakao bagi sektor perekonomian nasional sebagai
penambah devisa negara sangatlah diperhitungkan. Namun, dari segi pengolahan
yang kurang benar dan tepat menghasilkan kualitas biji kakao yang kurang
maksimal sehingga harga jualnya menurun. Pengolahan menggunakan teknik
fermentasi dan sangrai merupkan salah satu pengolahan yang tepat untuk
meningkatkan kualits biji kakao sehingga harga jualnya pun akan lebih tinggi.
Proses fermentasi dinyatakan lebih tepat karena dapat mengurangi rasa pahit dan
sepat pada biji kakao.
Fermentasi adalah suatu proses yang sangat penting dalam pengolahan
biji kakao, karena pada proses tersebut terjadi sebuah reaksi kimia dan biokimia
didalam keping biji yang menghasilkan senyawa prekursor aroma dan cita rasa.
Pada proses ini juga berfungsi menghilangkan pulp. Penghancuran pulp ini
berfungsi agar biji kakao cepat kering dan bersih (Arya Bima Senna, 2020). Pada
aspek yang berbeda, proses tersebut dapat menurunkan kandungan zat antioksidan
alami yang terkandung pada biji. Biji kakao mengandung senyawa polifenol
sebagai antioksidan alami, untuk mendapatkan senyawa tersebut maka digunakan
biji kakao segar (tanpa fermentasi), namun hal tersebut memiliki kelemahan
dikarenakan rendahnya cita rasa dan aroma yang dihasilkan akibat dari tidak
terbentuknya senyawa prekursor cita rasa dan aroma.
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagaimana proses pengolahan
pasca panen yang dapat menghasilkan biji kakao berkualitas dengan fermentasi
dan sangrai guna meningkatkan harga jual dipasaran.
Harga jual biji kakao sangatlah beragam tergantung dari pengepul. Pada
beberapa daerah membentuk koperasi petani sehingga hasil dari panen petani
dapat dikoordinir dalam satu koperasi dan menyebabkan harga yang terkontrol
dan lebih jelas, karena ada starndar yang telah ditetapkan petani menjual dari biji
kakao basah, biji kakao kering belum terfermentasi, perendaman dan pencucian,
pengeringan penggudangan (Arya Bima Senna, 2020). Fakta menunjukan bahwa
pada umumnya petani perkebunan kakao rakyat kurang memperhatikan mutu
dikarenakan pengolahan masih dilakukan secara tradisional yang artinya belum
melakukan fermentasi (Radot Manalu, 2018). Kualitas biji kakao yang diekspor
Indonesia dikenal sangat rendah, yaitu berada dikelas 3 dan 4. Hal tersebut
disebabkan oleh pengolahan produk kakao Indonesia masih kebanyakan dilakukan
secara tradisional dan non fermentasi (85% biji kakao produksi nasional tidak
difermentasi) sehingga kualitas biji kakao Indonesia menjadi rendah dan
menyebabkan harga biji serta produk kakao di pasar Internasional mendapat
pengurangan harga sebesar 30% relatif lebih tinggi dibandingkan pajak impor
produk kakao (5%) (I Nyoman Wata, 2018).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya maka kebaharuan dari
penelitian ini adalah dari sekian penelitian yang mengkaji tentang teknik maupun
proses pengolahan yang berpengaruh terhadap kualitas dan nilai jual, maka pada
2
penelitian kali ini akan menjelaskan serta memaparkan efektivitas dari proses
fermentasi dan sangrai pada biji kakao.
Tujuan khusus penelitian ini yaitu meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan petani mengenai proses pengolahan pasca panen biji kakao agar
kualitas biji yang dihasilkan baik dari segi karakteristik, cita rasa dan aroma, serta
senyawa yang terkandung dapat menaikan angka nilai jual di pasar Internasional.
Manfaat dari penelitian ini yaitu mengetahui teknik pengolahan yang
baik dalam meningkatkan kualitas biji dengan menggunakan teknik fermentasi
dan sangrai sebagai cara untuk mengetahui lebih dalam terkait hasil yang akan
diberikan dan pengaruhnya terhadap nilai jual.
Keutamaan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh teknik fermentasi dan teknik sangrai dalam mementukan kualitas biji
buah kakao yang mana nantinya akan berpengaruh kepada harga jual biji kakao.
Proses pengolahan menggunakan teknik fermentasi dan sangrai dilakukan
bertujuan meningkatkan citarasa dari biji kakao sendiri. Demikian dengan rasa
yang dihasilkan biji kakao dipengaruhi dari alkaloid dan plyphenol.
Temuan yang ditargetkan dari penelitian ini yaitu diharapkan dengan
menggunakan proses pengolahan biji kakao dengan teknik fermentasi dan teknik
sangrai dapat meningkatkan kualitas biji kakao dengan intensitas proses
pengolahan yang lebih singkat dan efisien. Meningkatnya kualitas biji kakao baik
dari segi citarasa maupun kandungan yang terkandung lebih unggul maka akan
meningkatkan harga jual biji kakao.
Kontribusi penelitian ini terhadap ilmu pengetahuan adalah sebagai
bagian dari upaya peningkatan ketahanan pangan pada perkebunan kakao. Proses
pengolahan biji kakao yang berkualitas dan bermutu tinggi serta citarasa yang
sesuai standart pasar internasional maka akan meningkatkan produktivitas biji
kakao di Indonesia. Meningkatnya produktivitas diimbangi dengan harga yang
bersaing maka diharapkan dapat juga sebagai upaya peningkatan
ketahananpangan di Indonesia.
Target luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah laporan
kemajuan, laporan akhir dan artikel ilmiah berupa original article.
cara panen, pengolahan dan penyimpanan. Oleh karena itu untuk meningkatkan
mutu kakao perluk dilakukannya proses pengolahan yang baik dan benar terutama
pada petani yang bersumber dari perkebunan rakyat seperti yang sudah dilakukan
oleh perkebunan besar negara dan swasta. Banyaknya manfaat pada kakao
terutama pada bidang kesehatan seperti memiliki sifat antikanker, mengendalikan
gejala asma, menurunkan risiko penyakit jantung, menurunkan tekanan darah dsb.
Manfaat ini berasal dari kandungan senyawa yang terdapat pada tanaman kakao.
Kakao bisa di produksi sebagai minyak kakao, pasta cokelat, cocoa cake, cocoa
powder yang bisa digunakan sebagai komposisi olahan makanan.
2.2 Proses Fermentasi Biji Kakao
Proses fermentasi sangat berpengaruh terhadap mutu biji kakao per gram
(been account), warna , bnetuk, tekstur dalam biji kakao, kadar air , aroma,
kecacatan utamanya biji ungu (slaty) serta harga jual produk (John Davit M,
2013). Dari proses fermentasi ini sendiri akan membentuuk cita rasa khas dan
menghilangkan rasa pahit sehingga dihasilkan biji kakao yang memiliki kualitas
yang tinggi. Perbedaan dengan biji yang tidak difermentasi adalah jika biji yang
tidak difermentasi akan berwarna ungu pucat bertekstur pejal, rasanya pahit dan
sepat. Pada proses fermentasi terjadi perombakan gula, protein dan senyawa
polifenol oleh enzim sehingga terbentuk kenampakan fisik, warna, aroma dan
citarasa kakao yang lebih baik. Fermentasi ini dilakukan dengan fermentasi
tradisional dengan melibatkan mikroorganisme indigenous, yang dapat berupa
bakteri maupun ragi yang terdapat pada buah kakao yang menghidrolisis senyawa
senyawa pada pulp menjadi senyawa beraroma. Waktu yang dibutuhkan pada
proses fermentasi ini adalah sekitar 5-8 hari tergantung dengan jenis kakao.
(pangestika, 2021).
2.3 Proses Sangrai Biji Kakao
Setelah adanya proses fermentasi dilakukannya proses penyangraian
dimana kadar keasaman (pH) mempengaruhi kualitas dan kuantitas komponen-
komponnen aroma yang dihasilkan pada proses ini. Kadar keasaman yang tinggi
ini disebab biji kering hasil fermentasi. Untuk menghilangkan tingkat keasaman
pada biji kering pada biji kakao adalah dengan cara peredaman dan juga proses
roasting/penyangraian. Tujuan dari penyangraian ini adalah untuk membentuk
aroma dan cita rasa khas cokelat dari biji kakao serta untuk mempermudah
mengeluarkan lemak dari dalam biji. (Lada, 2014)kesempurnaan reaksi
penyangraian sangat dipengaruhi oleh panas, waktu, dan kadar air. Alat yang
digunakan untuk proses penyangraian adalah alat yang terbuat dari alumunium,
besi, maupun tanah liat. Alumunium dan besi dapat mempercepat proses
penyangraian ini dikarenakan transfer panas berlangsung lebih cepat. Sedangkan
alat yang terbuat dari tanah liat terlihat lebih lambat dikarenakan transfer panas
berlangsung sangat lambat hal ini disebabkan adanya sifat konduktivitas yang
rendah.
4
Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variable yaitu variable
bebas dan juga variable terikat. Adapun variable dalam penelitian ini adalah:
1. Variable Bebas
Variable bebas dalam penelitian ini adalah Pengaruh kualitas biji
kakao yang menggunakan teknik pengolahan biji kakao dengan cara
fermentasi dan juga sangrai
2. Variabel Terikat
Variable terikat pada penelitian ini adalah aktivitas senyawa
polifenol yang menyebabkan rasa sepat berkurang dikarenakan proses
fermentasi dan juga sangrai.
3.2. Tahapan Penlitian
1. Persiapan Bahan
Biji kakao yang berasal dari perkebunan rakyat yang sudah mendapatkan
perlakuan sortasi yaitu proses dimana pulp putih yang berserat dibuka
untuk mengeluarkan biji kakao. Setiap satu buah kakao terdiri sekitar 35-
50 biji kakao. Kemudian biji biji tersebut ditumpuk di atas tikar/daun
pisang atau dalam kotak dan ditutup.
1. Proses Fermentasi
sebanyak kurang lebih 40kg biji kakao dimasukkan kedalam peti
fermentasi yang terbuat dari bamboo dan dilapisi dengan daun pisang
dengan ukuran kira kira lebar dan panjangnya 40cm dan tingginya 50 cm,
dilakukan selama 4-5 hari dengan perlakukan setiap 2 kali sehari dibalik
agar proses fermentasi merata. Pada hari ketiga dilakukannya pengecekan
suhu, hal ini sangat penting pada pengolahan ini kareann dengan
berubahnya suhu akan ditunjukkanya reaksi dan aktivitas mikroba
didalamnya (Davit et.al., 2013). Suhu harus mencapai kurang lebih 48-50
̊C yang diukur menggunakan thermometer. Jika suhu masih belum
mencapai 48-50 ̊C akan dilakukan pengecekan pada penutupnya, rapatkan
penutupnya dan ditambahkan lembaran plastic ataupun karung goni. Dan
dilakukan pengecekan kembali pada hari keempat karena biasanya pada
hari keempat sudah mencapai interval 48-50 ̊C. kemudian tepat pada hari
kelima dikeluakannya biji kakao dari kotak fermentasi. Kemudian siap
untuk dijemur di lantai penjemurann yang telah disediakan dengan cara
disebar secara merata dengan tujuan proses kering secara merata.
2. Uji Kadar Air pada Biji Setelah di Fermentasi
Biji kakao yang sudah kering selanjutnya dilakukan pengecekan kadar air
dengan alat tester. Setelah itu ambil 1 gram biji kakao sebagai sempel.
Selanjutnya ditimbang hingga mencapai bobot yang diinginkan
bobot awal ( g )−bobot akhir ( g)
kadar air ( % bb ) = ×100
bobot awal (g)
Setelah uji kadar air mencapai 7 % biji kakao bisa diangkat kegudang. Dan
dilakukan penyortiran biji untuk memilih kakao yang baik.
6
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Ir. Elna Karmawati, Prof. Dr. Ir. Zainal Mahmud, Dr. Ir. M. Syakir,
Dr. Ir. S. Joni Munarso, dr. Ir. I Ketut Ardana, dan Dr. Ir. Rubiyo. 2010.
Budidaya dan Pasca Panen KAKAO. Edisi ke-01. Puslitbang Perkebunan.
Bogor.
John Davit M, R.P.Y.D.A.S.Y., 2013. Pengaruh Cara Pengolahan Kakao
Fermentasi dan Non fermentasi Terhadap Kualitas, Harga Jual Unit Usaha
Produktif (UUP) Tanjung Sari Kabupaten Tabanan. E-jurnal Agribisnis dan
Agrowisata. 2:191-203
Lada, Y. G., 2014. PENGARUH PERENDAMAN BIJI KAKAO KERING DAN
BAHAN ALAT SANGRAI TERHADAP SIFAT FISIK DAN PROFIL SENYAWA
VOLATIL KAKAO SANGRAI SERTA SIFAT SENSORIS COKELAT BATANG
YANG DIHASILKAN. 6:439-447
Manalu, R., 2018. PENGOLAHAN BIJI KAKAO PRODUKSI PERKEBUNAN
RAKYAT UNTUK MENINGKATTKAN PENDAPATAN PETANI. 9:99-111.
Pangestika, N. W., 2021. Cara Fermentasi Biji Kakao untuk Menghasilkan
Cokelat yang Berkualitas.
Tarigan, E., 2016. POLIFENOL YANG MENYEHATKAN PADA BIJI
KAKAO.2:1-2 .
11
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
Dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
Biodata Anggota 3
A. Identitas Diri
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.
(Dzurotun Nasifah)
14
B. Riwayat Pendidikan
No. Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun
Lulus
1 Sarjana (S1) Soil Resource Prince of Songkla 2012
Management University Thailand
2 Magister (S2) Teknik Universitas 2015
Pertanian/FTP Brawijaya Malang
3 Dokter (S3) - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE.