Anda di halaman 1dari 4

Bab 1 Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara

A. Pilihan ganda
1. Jawaban: C
Pembahasan:
Tujuan Musso adalah merebut kekuasaan dan mengganti dasar Negara Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dengan komunisme.
2. Jawaban: D
Pembahasan:
Pada tanggal 7 Agustus 1949, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII). Tentara dan pendukungnya disebut Tentara Islam Indonesia (TII).
3. Jawaban: B
Pembahasan:
RMS berdiri pada tanggal 25 April 1950. Pemerintah pada mulanya bersikap lunak dengan
merundingkan masalah RMS secara damai, tetapi ditolak. Akhirnya, pemerintah mengirim
ekspedisi militer ke Maluku dan pemberontakan dapat dipadamkan.
4. Jawaban: B
Pembahasan:
Pada 15 Agustus 1950, Presiden RIS, Soekarno, mengumumkan Piagam Pernyataan
Terbentuknya Negara Kesatuan. Di waktu yang sama, Soekarno menandatangani UUDS
yang dikenal dengan UUDS 1950.
5. Jawaban: A
Pembahasan:
Menurut W. Newman, ideologi merupakan seperangkat gagasan yang menjelaskan atau
melegalisasikan tatanan sosial, struktur kekuasaan atau cara hidup dilihat dari segi tujuan,
kepentingan atau status sosial dari kelompok atau kolektivitas di mana ideologi itu muncul.
6. Jawaban: A
Pembahasan:
Fungsi ideologi antara lain sebagai berikut.
1) Menjadi pedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa untuk berpikir, melangkah,
dan bertindak.
2) Menjadi kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi bagi individu,
masyarakat, dan bangsa untuk mencapai tujuan.
3) Menjadi upaya dalam menghadapi berbagai persoalan masyarakat dan bangsa dalam
segala aspek kehidupan.
7. Jawaban: A
Pembahasan:
Pancasila merupakan ideologi yang bersifat terbuka. Dengan demikian, Pancasila bersifat
aktual, dinamis, antisipatis, dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan
jaman, pengetahuan, dan teknologi, serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
8. Jawaban: D
Pembahasan:
Nilai dasar, yaitu asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak, sebagai
sesuatu yang benar, atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai- nilai dasar dari Pancasila
adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan.
9. Jawaban: A
Pembahasan:
Perwujudan nilai Pancasila dapat dilihat pada sistem hukum nasional yang berdasarkan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Semua peraturan atau perundang-
undangan yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Semua
peraturan atau perundang-undangan yang berlaku pada hakikatnya merupakan penjabaran
dari nilai-nilai dasar Pancasila.
10. Jawaban: D
Pembahasan:
Perwujudan nilai-nilai Pancasila di bidang ekonomi ditegaskan pada Pasal 33 UUD NRI
Tahun 1945 sebagai berikut.
a) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
b) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
c) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
d) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip keadilan, kebersamaan efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional.

B. Jawaban singkat
1. APRA dianggap sebagai gerakan pemberontakan.
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) didirikan oleh Raymond Westerling. Sebagian prajurit
APRA adalah prajurit KNIL (Koninklijke Nederlands-Indische Leger) atau Tentara Hindia
Belanda. Tujuan APRA adalah mempertahankan bentuk Negara Pasundan di Indonesia dan
mempertahankan adanya tentara sendiri.
2. Penyimpangan penafsiran Pancasila yang terjadi pada masa 1959–1966.
a. Diangkatnya Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
b. Pembubaran DPR hasil pemilu 1955 oleh presiden melalui Penetapan Presiden (Penpres)
No. 3 tahun 1960 tentang Pembaharuan Susunan Dewan Perwakilan Rakyat yang
ditetapkan pada tanggal 5 Maret 1960. Pembubaran ini terjadi karena DPR tidak
menyetujui RAPBN tahun 1960 yang diajukan pemerintah.
c. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) tidak dipilih oleh rakyat,
tetapi sebagian besar dipilih dan diangkat langsung oleh presiden.
d. Indonesia melakukan konfrontasi dengan Malaysia yang dianggap negara boneka
Inggris. Pada 3 Mei 1964, Presiden Soekarno memberi komando pengganyangan
Malaysia (Dwikora). Indonesia kemudian keluar dari keanggotaan Persatuan Bangsa-
Bangsa (PBB) pada 7 Januari 1965.
e. Adanya percobaan penggabungan atau pencampuran nasionalis, agama, dan
komunisme (Nasakom), tetapi ternyata tidak cocok untuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Pembagian nilai menurut Notonegoro.
a. Nilai material, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia.
b. Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan kegiatan
atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani. Nilai kerohanian ini
dapat dibedakan menjadi empat macam sebagai berikut.
1) Nilai kebenaran. Nilai ini bersumber pada akal manusia (rasio, budi, dan cipta).
2) Nilai keindahan atau nilai estetis. Nilai ini bersumber pada unsur perasaan manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral. Nilai ini bersumber pada unsur kehendak manusia.
4) Nilai religius. Nilai ini merupakan nilai rohani tertinggi. Nilai religius bersumber pada
kepercayaan
4. Perbedaan ideologi terbuka dan tertutup.
Menurut Kaelan (2005), perbedaan ideologi terbuka dan tertutup adalah sebagai berikut.
1) Ideologi terbuka
a) Nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar.
b) Nilai-nilai dan cita-cita digali dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat
sendiri.
c) Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat.
d) Milik seluruh rakyat, sehingga dapat sekaligus sebagai kepribadian masyarakat.
e) Isinya yang tidak operasional menjadi operasional bila diwujudkan dalam konstitusi.
f) Bersifat dinamis dan reformis.
2) Ideologi tertutup
a) Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
b) Merupakan cita-cita satu kelompok orang yang mendasari suatu program untuk
merubah dan memperbarui masyarakat.
c) Dibenarkan atas nama ideologi bahwa masyarakat harus berkorban.
d) Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku.
e) Bukan berupa nilai-nilai dan cita-cita.
f) Terdiri atas tuntutan konkrit dan operasional yang diajukan secara mutlak.
g) Adanya ketaatan yang mutlak, bahkan terkadang menggunakan kekuatan dan
kekuasaan.
5. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik, khususnya dalam sistem demokrasi.
Perwujudan nilai Pancasila dapat dilihat pada demokrasi Pancasila yang mengutamakan
musyawarah mufakat. Musyarawah dapat diartikan sebagai upaya bersama untuk mencari
pemecahan suatu masalah. Adapun mufakat dapat diartikan sebagai kesepakatan yang
dihasilkan oleh berbagai pihak yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam
proses pemecahan masalah. Pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandasi semangat
kekeluargaan dan kegotongroyongan, sehingga tidak timbul dominasi mayoritas atau tirani
minoritas.
Berilan sebuah contoh konkret

Anda mungkin juga menyukai