Anda di halaman 1dari 2

Kisah malaikat keadilan

Suatu hari di masa pemerintahan Sayyidina Umar bin Khattab ra terjadi persengketaan yang melibatkan
dua warga Kota Madinah, satu Muslim dan satu Yahudi Madinah. Keduanya menklaim kebenaran
dirinya. Masing-masing mendakwa satu sama lain. ADVERTISEMENT Keduanya kemudian bersepakat
mengangkat perkara ke pengadilan. Keduanya mendatangi Amirul Mukminin Sayyidina Umar bin
Khattab ra. Si Muslim menjelaskan kasusnya. Si Yahudi pun demikian. Mereka menjelaskan duduk
perkara sesuai versinya masing-masing. Sayyidina Umar bin Khattab ra melaksanakan standar prosedur
kerja-kerja pengadilan. Ia mendengarkan penjelasan keduanya. Ia mempelajari kasus yang melibatkan
keduanya. Ia meminta keduanya menghadirkan saksi dan bukti yang diperlukan di persidangan. Ia
bertanya seperlunya kepada mereka sebelum akhirnya memutuskan perkara. Setelah mempelajari kasus
dan menimbang bukti serta mendengarkan penjelasan saksi, Sayyidina Umar bin Khattab ra melihat
kebenaran pada pihak Yahudi Madinah. Tanpa beban Sayyidina Umar bin Khattab memenangkan
perkara bagi Yahudi tersebut.  Baca Juga: Kisah Umar bin Khattab Ditanya Malaikat Munkar-Nakir “Yang
mulia, Demi Allah, kau telah memutuskan perkara dengan benar yang mulia,” kata Yahudi. Khalifah
Umar bin Khattab ra terkejut. Ia kemudian memukul tipis Yahudi tersebut dengan pecutnya. “Tahu apa
kamu!” kata Sayyidina Umar bin Khattab ra. Baca Juga: Nasihat Umar bin Khattab untuk Para Penghafal
Al-Qur’an “Mohon izin yang mulia, demi Allah kami mendapati di dalam Kitab Taurat bahwa tiada
seorang hakim yang memutuskan perkara dengan benar kecuali di samping kanan dan kirinya terdapat
malaikat yang mengoreksi dan membimbingnya pada kebenaran selama ia bersikap benar. Tetapi ketika
ia menjauhi kebenaran, maka kedua malaikat itu naik ke langit dan meninggalkannya,” kata Yahudi
Madinah. ADVERTISEMENT Al-Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri
dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H] Juz III,
halaman 129 mengutip hadits riwayat Imam Malik bin Anas perihal keadilan. ADVERTISEMENT Sebuah
riwayat juga menyebutkan bahwa Sayyidina Umar bin Khattab ra berada pada pihak yang benar dan
membela hak-hak sipil meskipun berbeda agama. Baca Juga: Cerita Umar bin Khattab Menghadapi
Wabah Kolera Sayyidina Umar ra pernah memenangkan perkara bagi Yahudi yang tinggal di Kota
Fusthath (sekarang dikenal dengan negeri Mesir) dan bersengketa dengan pemerintah, yaitu sahabat
Amr bin Ash RA sebagai gubernur Fusthath yang menggusur rumah Yahudi dengan kompensasi yang
sangat murah. Michael H Hart memasukkan Umar bin Khattab (586-644 M) ke dalam deretan nama 100
tokoh berpengaruh dunia. Hart menempatkan nama Umar bin Khattab pada urutan ke-51 di mana
penaklukan nasionalistis besar-besaran (dibanding perang suci) oleh Arab di bawah kepemimpinan Umar
yang brilian. (Michael H Hart, 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, [Jakarta, Pustaka Jaya:
2003 M], halaman 266). Umar bin Khattab ra merupakan prototipe pejabat publik ideal. Umar yang
berkuasa (634-644 M/13-23 H) setelah sahabat Abu Bakar ra (632-634 M/11-13 H) merupakan
pemimpin negara yang memiliki tanggung jawab publik yang begitu tinggi. "Seandainya seekor
unta/anak kambing mati sia-sia akibat kebijakanku maka saya takut kelak Allah akan meminta
pertanggungjawabanku tentang kematiannya." (Ibnu Asakir, Tarikhu Madinati Dimasyq, [Beirut, Darul
Fikr: 1995], juz XLV, halaman 356) dan (Yusuf Al-Mubarrad, Mahdlus Shawab fi Fadla`ili Amiril Mukminin
Umar bin Al-Khattab, halaman 621). Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)
Sumber: https://islam.nu.or.id/hikmah/ketika-sayyidina-umar-bin-khattab-didampingi-malaikat-
keadilan-ffj9h

Anda mungkin juga menyukai