Am = Azimuth Matahari
t = Sudut Waktu
= Lintang Pengamatan
= Deklinasi Matahari
Nah dari rumus di atas ada satu parameter t yang namanya sudut waktu. Nah sudut waktu itu
adalah sudut yang dibentuk dari bujur (jangan mikir jorok ya) tempat kita mengamat ke bujur
di mana matahari berapa dalam koordinat bola langit.
Dengan kata lain, berapa jam perbedaan kita dengan matahari dalam bentuk sudut.
berikut ilustrasinya
UT = Universal Time; waktu di greenwich (Bujur 0o); kalo WIB dikurangin 7 jam dulu
= Bujur Pengamatan; dibagi 15o trus dikali 1jam biar dalam jam
Tapi di rumus azimuth t dicari nilai sinus dan cosinusnya, dengan kata lain t harus dalam
sudut (sebetulnya uda dijelasin di atas, kok gua jelasin lagi ya??). Nah karena itu t yang
didapat di rumus di atas harus dikali 15o.
Penentuan Azimuth dengan Pengamatan Matahari I
Data yang dibutuhkan pada penentuan azimuth metode tinggi matahari ini ialah
a. Teodolit
b. Statif
c. Kaki tiga + unting-unting
d. Arloji, Diset sesuai dengan UT
e. Kertas kosong (HVS) untuk proyeksi bayangan matahari
f. Formulir + alat tulis
Langkah-Langkah Pengamatan :
2. Teropong dalam posisi biasa . Bidikkan pada titik acuan BM2, baca piringan atau sudut horizontalnya
lalu catat di formulir.
3. Buka klem horizontal dan vertikal, arahkan teropong ke matahari pada posisi biasa dan gerakkan
teropong sedemikian rupa hingga bayangan teropong berupa lingkaran pada kertas tadah yang
berada di belakang lensa okuler.
4. Kunci klem horizontal dan vertikal putar ronsel lensa sentral sehingga bayangan matahari pada
kertas tadah menjadi tajam,dan jelaskan bayangan benang silang pada kertas tadah dengan
memutar lensa okuler.
5. Posisikan bayangan matahari pada salah satu kuadran (di usahakan posisi matahari di kuadran 1)
dengan memutar sekrup penggerak halus horizontal dan vertikal secukupnya hingga bayangan
matahari mendekati benang silang tegak dan mendatar.
6. Tunggu Beberapa detik (bayangan matahari naik/turun). Pada saat bayangan matahari menyinggung
benang silang horizontal dan vertikal. Baca piringan horizontal, vertikal dan waktunya lalu catat
dalam formulir.
7. Buat Sketsa lapangan serta Posisi Matahari di kuadran mana serta arah gerakan matahari.
8. Buka klem horizontal dan vertikal, teropong diputar balik menjadi posisi luar biasa . Bidikkan
kembali ke matahari.
9. Posisikan bayangan matahari pada salah satu kuadran (di usahakan posisi matahari di kuadran 3)
dengan memutar sekrup penggerak halus horizontal dan vertikal secukupnya hingga bayangan
matahari mendekati benang silang tegak dan mendatar.
10. Tunggu Beberapa detik (bayangan matahari naik/turun). Pada saat bayangan matahari menyinggung
benang silang horizontal dan vertikal. Baca piringan horizontal, vertikal dan waktunya lalu catat
dalam formulir
Langkah di atas dinamakan pengamatan satu seri rangkap (teropong dalam posisi biasa dan luar
biasa). Apabila pengamatan akan dilakukan lebih dari satu seri rangkap, maka hanya dengan cara
mengulang langkah diatas (2-10), Namun akan lebih baik jika posisi bayangan mataharinya dibuat
menyilang, maksudnya disini ialah kuadran pada pengamatan mataharinya diatur sebagai berikut,
( tetapi ini tidak diwajibkan) .
Seri 1 Biasa 1
Seri 2 Biasa 2
Dan karena titik BM2 tetap maka pembidikan ke titik BM2 dapat dilakukan lebih sedikit
dibandingkan pembidikan ke matahari.