Anda di halaman 1dari 4

SEXTANT

Definisi
Merupakan salah satu alat navigasi di kapal yang gunanya untuk menentukan sudut antara kapal
dengan benda-benda lain di luar kapal baik benda-benda didarat maupun dengan benda-benda
angkasa (misalnya matahari, bulan, bintang, dsb).

Sextant terdiri atas bagian-bagian Dibuat dari bahan yang kuat dan seringan mungkin sehingga
bagian yang tak perlu dibuang sebanyak-banyaknya. Bahan dari tembaga atau paduan antara
kuningan dan alumunium, dilapisi lak untuk menghindari pengkaratan. Apabila tidak dilapisi
harus wring dibersihkan agar pengamatan tidak terganggu diberi warna hitam gelap.

Handle atau gagang Terbuat dari kayo atau plastik sengaja dibuat untuk dapat dipegang pada
tangan kanan pada sexant nonius pegangan dibuat berongga untuk penempatan batery.

Lembindang busur Adalah bagian sextant yang berbentuk busur, sebuah pigs dari bahan perak
atau kuningan disisipkan pada lembidang ini. Pada pipa ini dibuat guratan-guratan yang tiap
kolomnya besar 1°.

Alindade / indeks arm dan cermin besar (index glass), yang dapat bergerak sepanjang busur
sextant didekat titik pusat lingkaran, yang sebagian busurnya adalah lembidang busur.

Sekrop (Clamb) Yang terletak pada ujung alldde akan menjepit gigi-gigi yang ada lembidang
busur pada tiap – tiap pembacaan.

Nonius (Micormeter Drum) Pada sextant tromol berbentuk silinder yang dapat di putar satu
kali putaran besarnya 600 = 10 di dekat noniu fernier yang membantu pembacaan dalam detik.
Pada sebagian permukaan fernier terbagi menjadi 6 bagian tiap bagian besarya 0° ada juga yang
terbagi menjadi 0 bagian tiap bagian besarnya 6°. Pada sextant nonius berbentuk sebuah busur
kecil yang terbagi dan nonius ini letaknya konsentris dengan lembidang busur yang terbagi-bagi
itu. Pada jenis lain ada yang tanpa dilengkapi dengan nonius sehingga pembacaan terakhir
cenderung dibulatkan pada menit.

Teropong (Telescope) Ada dua macam teropong yakni teropong panjang menghasilkan
bayangan nyata terbalik teropong pendek menghasilkan bayangan semu tegak apabila sebuah
sextant dilengkapi lebih dari satu teropong yang digunakan adalah teropong tegak (eruiting
telescope). Apabila teropong kita putar ke dalam cermin kecil (yang memantulkan) akan terlihat
lebih banyak pada teropong sehingga bintang-bintang dan planet akan mudah diamati pada cuaca
terang. Menjelang senja teropong kita putar kembali keluar maka kaca tembus biasa pada cermin
kecil akan terlihat lebih banyak sehingga cakrawala yang sudah mendekati kabur akan mudah
diamati.

Penyangga Teropong Penyangga teropong pengantar dari sebuah cincin yang dipasang pada sisi
yang berlawanan dengan cermin kecil. Pada penyangga ini dapat di
sekrupkan teropong dan harus diingat sumbu teropong harus sejajar bidang sexitant. Teropong
dapat di setel maju mundur sehingga kedudukan teropong sesuai dengan mata kita. Cermin kecil
yang letaknya berdampingan dengan sextant ini sebagian gelap karena diberi / disiram air raksa,
tetapi bagian cermin kecil merupakan kaca tembus biasa, maksudnya agar kaca yang tembus itu
berubah sifatnya sebagai cermin, untuk memantulkan cahaya yang masuk, cermin kecil tidak
dapat digerak-gerakkan karena berada di rumah cermin kecil tersebut.

Dua kaca berwarna Seperangkat kaca berwarna terletak segaris di depan cermin kecil. Kaca im
digunakan untuk meredupkan cahaya yang tajam. Pada saat digunakan harus tegak lures terhadap
bidang sextant.

Pada dasarnya sextant terdiri dari sebuah teleskop, cermin separuh yang dilapisi perak dan
sebuah lengan ayun yang memiliki cermin indeks.Untuk menentukan keakuratan suatu sextant
maka dilakukan pengaturan oleh sekrup pada mikrometernya. Nilai yang terdapat pada bagian
kaki sextant adalah dari 0 sampai dengan 60 derajat. Prinsip Kerja Sextant

1. Sudut datang sama dengan sudut pantulan, maksudnya cahaya yang datang akan dipantulkan
dengan sudut yang sama pada cermin datar.
2. Sudut antara cahaya datang dengan sudut pantulan terakhir adalah sama dengan dua kali
sudut yang ada diantara kedua cermin, hal ini terjadi bila cahaya dipantulkan dua kali pada
bidang datar yang sama oleh dua buah cermin.

Cara Pengoperasian
1. Ambil sextan dari kotak penyimpanan dengan menggunakan tangan kiri pada bagian
pangkalnya lalu pindahkan ke tangan kanan (pegang pada bagian handle / pegangannya).
2. Atur alhidade dan nonius pada kedudukan 0 (nol), sisihkan kaca berwarna yang tidak
perlu.
3. Cari nilai koreksi index benda yang akan diukur dengan cara memutar nonius dan dicatat.
4. Ukur sudut benda yang akan kita ukur dengan mengatur alhidade sedemikian rupa.
5. Putar sekrup halus sehingga bayangan benda menjadi satu dengan benda lain. Atau dalam
pengukuran secara vertikal atur bayangan benda angkasa tepat menyinggung cakrawala /
horizon.
• Pada pengukuran matahari yang disinggungkan pada cakrawala adalah tepi bawah
/ tepi atas.
• Pada pengukuran bulan yang disinggungkan dengan cakrawala adalah tepi atas.
• Pada pengukuran bintang dan planet, yang disinggungkan pada cakrawala/horizon
adalah titik pusatnya.
6. Catat hasil pengukurannya dan pada saat pengukuran benda angkasa catat pula waktu saat
benda angkasa tersebut menyinggung cakrawala.
7. Catat juga hal-hal lain yang perlu diperhatikan antara lain :
• Waktu dan tanggal pembaringan.
• Posisi duga kapal.
• Haluan kapal.
• Tinggi mata.

Perawatan Sextan
1. Sextan harus dijaga benar-benar jangan sampai jatuh. Atau mendapat getaran yang
berlebihan.
2. Gbr. Sextan sedang dipergunakan
3. Bila sextan telah digunakan bersihkan dengan lap dan simpan kembali ke dalam kotaknya
dengan baik dan kunci rapat, serta jauhkan dari suhu tinggi (mis. sinar matahari
langsung) dan jauhkan juga dari uap air.
4. Sewaktu mengeluarkan sextan dari dalam kotak, yang harus dipegang pada kerangkanya
atau pegangannya (handle) dan jangan sekali-kali memegang pada bagian busur, alhidade
atau teropongnya.
5. Secara periodik bagian-bagian yang bergerak harus diberi minyak pelumas.
6. Lem bidang busur jangan dibuat mengkilap.

Apabila sextan disimpan dalam jangka waktu yang panjang hendaknya busur dan poros berulir
dilapisi dengan vaselin.

Perhitungan Ketinggian Benda LangitUntuk memperoleh hasil pengukuran tinggi benda langit
dalam menghitung posisi pengamat harus dilakukan pengkoreksian supaya untuk memperoleh
sudut ketinggian yang sesungguhnya.Terdapat beberapa hasil pengukuran tinggi benda langit
diatas visible horizon yaitu :

1. Observer Visible Horizon, merupakan cakrawala yang terlihat dari mata pengamat dilaut
dimana seorang pengamat berada pada ketinggian mata 30 kaki diatas permukaan laut yang
memiliki jarak 6.5 mil.

2. Sensible Horizon, Dimana ketinggian mata pengamat dan tegak lurus terhadap garis maya
vertikal pengamat.
3. Rational Horizon, merupakan bidang paralel dengan sensible horizon dan tegak lurus
terhadap garis maya yang ditarik dari pusat bumi menuju posisi pengamat.

4. Dip, sudut yang dibentuk antara visible horizon dengan sensible horizon. Dip mempunyai
besaran yang merupakan penyesuaian pada posisi ketinggian mata dari permukaan air laut.

5. Sextant Altitude , adalah ketinggian suatu benda angkasa yang diukur dengan sextant oleh
pengamat, besar sudutnya dibentuk antara visible horizon dengan benda angkasa

6. Observed Altitude, Sextant Altitude yang telah dilakukan pengkoreksian terhadap


kemungkinan adanya index error

Pada saat melakukan pengukuran ada kemungkinan kesalahan utama yang terjadi dalam pada
sextant, tetapi hal itu dapat dikoreksi. Kesalahan yang sering terjadi pada sextant yaitu :

1. Side Error, merupakan kesalahan yang disebabkan oleh ”horizon glass” tidak benar-benar
tegak lurus dengan bidang datar sextant tersebut. Bila posisi ”horizon glass” tegak lurus ,
maka obyek dan refleksinya akan berada pada satu garis lurus. Untuk mendeteksinya maka
posisikan lengan ayun pada titik 0 dan pegang sextant secara miring, selain juga cara lain
mendeteksi kesalahan tersebut adalah dengan memutar tuas micrometer secara maju
mundurdisekitar angka 0 derajat sambil melihat pada benda angkasa.

2. Perpendicularity, kesalahan ini terjadi pada bagian ”index glass/mirror” tidak benar-benar
tegak lurus dengan bidang datar sextant tersebut. Kesalahan ini dapat dikoreksi dengan
memutar ”sekrup pengatur” yang berada di belakang ”index glass” sampai busur tersebut
nampak segaris dengan refleksinya sendiri. Untuk mendeteksinya lakukan tes dengan cara
memegang sextant secara horizontal sejauh lengan kita dengan busur pada sisi jauh,
kemudian geser letak lengan ayunannya sejauh kurang lebih 35 derajat, apabila pada index
glass sudut yang dibentuknya kecil maka keselahan tersebut adalah perpendicularity.

3. Error of parallelism, disebabkan karena posisi index glass dan horizon glass tidak parallel
satu dengan lainnya pada saat posisi lengan ayun berada di angka 0 derajat. Cara
mendeteksinya yaitu dengan cara meletakan lengan ayunan pada sudut 0 derajat, memegang
sextant dengan posisi vertikal dan mengamati cakrawala. Untuk melakukan koreksi pada
parallelism gunakan sekrup yang terletak paling dekat dengan bidang kerangfka sextant.
Apabila horizon nyata dan refleksinya tidak berada ada dalam satu garis maka untuk
melakukan pengaturan selanjutnya adalah dengan cara menggunakan sekrup kemudian
lakukan pengaturan yang berada dibalik horizon glass.

Anda mungkin juga menyukai