Anda di halaman 1dari 3

Fungsi eksponen berbeda dengan fungsi pangkat.

Fungsi pangkat adalah suatu fungsi di mana variabel


bebasnya dipangkatkan dengan suatu konstanta. Sedangkan fungsi eksponen adalah suatu fungsi di
mana konstantanya dipangkatkan dengan variabel bebasnya. Dengan kata lain, fungsi eksponen adalah
suatu fungsi yang variabel bebasnya merupakan pangkat. Jadi, fungsi yang variabel bebasnya adalah
eksponen kita sebut sebagai fungsi eksponen. Misalnya, Y=5; Y=42) dan lain sebagainya.

Fungsi eksponen ini mempunyai dua basis eksponen, yaitu: (1) basis konstanta b, dan (2) basis bilangan
e = 2,71828.... Basis konstanta b ini terdiri dari dua yaitu: b lebih besar dari satu (b> 1) dan b lebih besar
dari nol dan lebih kecil dari satu (0<b< 1). Jadi, basis konstanta b tidak sama dengan satu (b 1).
Selanjutnya, baik basis konstanta b maupun bilangan e keduanya akan dibahas secara terperinci dalam
bab ini.

Fungsi Eksponen dengan Basis b > 1

Fungsi eksponen dengan basis b.lebih besar 1 bentuknya adalah:

Y = f(x)=bx

di mana:

Y =Variabel tak bebas

X =Variabel bebas

b = Bilangan nyata positif yang lebih besar 1

Fungsi eksponen seperti ini jika digambarkan dalam bidang Cartesius akan mempunyai dua sifat utama.
Pertama, nilai dari fungsi Y akan mendekati sumbu X ketika X ndekati nilai negatif tak hingga atau-,
Dengan kata lain, Y akan mendekati nol tetapi tidak sama dengan nol, ketika nilai X menurun. Jadi,
sumbu X akan dianggap sebagai sumbu asimtot bila X mendekati nilai negatif tak hingga. Kedua, nilai Y
akan naik secara kontinu bila nilai X naik. Dengan kata lain, fungsi X ini naik secara monoton, bila nilai X
meningkat. Untuk lebih jelas, berikut ini akan disajikan beberapa contoh ilustrasi dari fungsi eksponen
dengan basis b yang lebih besar dari 1.

Fungsi Eksponen Dengan Basis 0 < b < 1

Dalam kasus fungsi eksponen seperti ini sifat-sifatnya berlawanan dengan fungsi eksponen dengan b > 1.
Pertama, nilai dari fungsi Y akan mendekati sumbu X ketika X mendekati positif tak hingga atau +∞. Jadi,
sumbu X merupakan sumbu asimtot bila X mendekati nilai positif tak hingga. Kedua, nilai Y akan
menurun secara kontinu bila nilai X naik. Dengan kata lain, fungsi ini akan menurun secara monoton bila
nilai X meningkat. Berikut ini contoh dari fungsi eksponen bila b di antara 0 dan 1.

Perhatikan bahwa fungsi eksponen Y = b* di mana b = 1, maka nilai Y = 1 juga. Hal ini dikarenakan bahwa
nilai b = 1 bila dipangkatkan dengan bilangan apa saja akan menghasilkan nilai satu juga.
Fungsi Eksponen dengan Basis e

Basis lain yang dapat digunakan dalam fungsi eksponen adalah bilangan irrasiona e=2,718268.... Fungsi
eksponen yang menggunakan basis ini sering disebut sebagai fungi eksponen alami. Selanjutnya, fungsi
ini mempunyai arti yang khusus dalam penerapan ekonomi dan bisnis dan juga berguna untuk
matematika murni. Nilai e ini dapat diperoleh dengan mengevaluasi pernyataan fungsi f(X)= ketika nilai X
mendekati bilanga yang semakin lama semakin besar atau tak-hingga (). Hal ini dapat ditunjukkan pada

Tabel

Selanjutnya, bila nilai n diperbesar secara terus-menerus sampai menjadi bilangan tak-terhingga ( ),
maka f(X) akan memusat ke bilangan 2,71828. Bilangan 2,71828 ini disimbolkan dengan huruf e, karena
untuk menghormati penemunya, yaitu seorang ahli matematika berkebangsaan Swiss yang bernama
Leonhard Euler (1707-1783).

Selanjutnya, bila nilai n diperbesar secara terus-menerus sampai menjadi bilangan tak-terhingga (∞),
maka f(X) akan memusat ke bilangan 2,71828. Bilangan 2,71 ini disimbolkan dengan huruf e, karena
untuk menghormati penemunya, yaitu seorang ahli matematika berkebangsaan Swiss yang bernama
Leonhard Euler (1707-1783).

Jadi, bilangan e ini dapat didefinisikan sebagai limit dari di mana n mendekati

Limit

Dengan demikian, bentuk umum dari fungsi eksponen dengan basis bilangan e atau yang lebih dikenal
dengan sebutan fungsi eksponen alami adalah.

Y=f(X)=e*

di mana:

Y= Variabel terikat

X= Variabel bebas

e = bilangan 2,71828

Penulisan fungsi eksponen alami (9.3) ini dapat juga ditulis dengan simbol seperti berikut ini,

Y=ckp(X)

di mana singkatan ekp menyatakan bilangan e, dan dalam kurung X atau (X) menyatakan pangkatnya
dari e. Pembahasan mengenai limit akan didiskusikan pada bab berikutnya.

FUNGSI LOGARITMA

Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai fungsi logaritma sebaiknya kita terlebih dahulu harus
mengetahui arti dari istilah logaritma itu sendiri. Logaritma dapat diartikan sebagai pangkat dari suatu
bilangan pokok untuk menghasilkan suatu bilangan tertentu. Misalnya, 5=25, ini berarti bahwa
eksponen 2 sebagai logaritma dari 25 dengan bilangan pokok 5. Dan pernyataan ini dapat ditulis,

log, 25=2

Jadi, secara umum logaritma dapat kita nyatakan sebagai,

Y = log, X

Persamaan (9.4) menunjukkan bahwa Y adala bilangan pokok b, atau X = b. sama dengan logaritma dari
X dengan bilangan pokok b, atau X=by

Bilangan pokok dari suatu logaritma dapat berupa bilangan positif, kecuali 1. Akani tetapi, bilangan
pokok yang lazim digunakan adalah bilangan pokok 10 dan bilangan pokok e. Logaritma yang
menggunakan bilangan pokok 10 disebut logaritma biasa (common logarithms), dan dilambangkan
dengan log. Misalnya,

log 10 100= 2, karena 10² = 100, logio 1000-3, karena 10= 1000, dan sebagainya.

Sementara, logaritma yang menggunakan bilangan pokok e=2,71828... disebut sebagai

logaritma alami (natural logarithms) dan dilambangkan dengan loge atau In. Misalnya,

log, e In e¹=2, log, e' = In e' = 3, dan sebagainya.

Selanjutnya, nilai-nilai dari logaritma biasa dan logaritma asli dapat diperoleh melalui tabel logaritma
atau dengan menggunakan kalkulator elektronik yang ada bilangan log atau In.

Aturan-Aturan Logaritma

Logaritma mempunyai aturan-aturan seperti halnya dengan aturan-aturan eksponen. Berikut ini aturan-
aturan dari logaritma dengan menganggap X dan Y adalah bilangan positif dan b adalah basis (b> 0 dan b
= 1).

Aturan 1: Logaritma hasil kali

log, (XY) = log, X + log, Y

Anda mungkin juga menyukai