Anda di halaman 1dari 1

SISTEM SOSIAL DINASTI ABBASIYAH

Sistem sosial pada masa ini adalah sambungan dari masa sebelumnya (masa dinasti umayya).
Akan tetapi pada masa ini terjadi beberapa perubahan yang sangat mencolok, yaitu:

1. Tampilnya kelompok mawali dalam pemerintahan serta mendapatkan tempat yang sama dalam
kedudukan sosial
2. Kerajaan islam daulah abbasiyah terdiri dari beberapa bangsa yang berbeda-beda (mesir, syam,
jazirah arab, dll)
3. Perkawinan campur yang melahirkan darah campuran
4. Terjadinya pertukaran pendapat, sehingga muncul kebudayaan baru

Salah seorang sejarawan bernama George Zaydan dalam bukunya Tamadun al-Islam mengatakan
bahwa pada masa dinasti Bani Abbasiyah masyarakat terbagi menjadi dua kelas sosial, yaitu:
a) Kelas khusus yang terdiri dari:
1) Khalifah
2) Keluarga Khalifah, yaitu Bani Hasyim
3) Para pembesar negara, seperti menteri, gubernur dan para pejabat negara lainnya
4) Para bangsawan yang bukan Bani Hasyim, yaitu kaum Quraisy pada umumnya
5) Para petugas khusus seperti anggota tentara, para pembantu istana
b) Kelas umum yang terdiri dari:
1) Para seniman
2) Para ulama’, fuqaha dan pujangga
3) Para saudagar dan pengusaha
4) Para tukang dan petani

Dengan demikian, maka kelas-kelas sosial yang tumbuh dan berkembang pada masa itu lebih
disebabkan oleh status sosial ekonomi dan latar belakang kultural serta latar belakang etnis. Hal ini
terbukti posisi kelas atas yang masih dimiliki oleh kelompok masyarakat yang berasal dari masyarakat
Arab keturunan Quraiys, termasuk strata sosial politik dan kekuasaan yang ada saat itu.

Kelas sosial lain yang ada pada waktu itu adalah kelas budak. Kelas ini selalu ada dalam setiap
lapisan sosial masyarakat Islam saat itu. Banyak hal yang menyebabkan munculnya kelas sosial ini,
seperti adanya peperangan. Mereka yang kalah, harta yang mereka bawa menjadi harta rampasan perang,
juga diri mereka sendiri. Karena itu wajar kalau kemudian banyak bermunculan kelas-kelas sosial ini

Anda mungkin juga menyukai