Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENERAPAN SILA PERTAMA PANCASILA SEBAGAI MORAL


MASYARAKAT INDONESIA”

OLEH :
PERDANA BUANA PUTRA
NIM : 220204110048

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 15 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
A.Latar Belakang Masalah.......................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah................................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
A. Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia..........................................................................................5
B. Hubungan Pancasila dengan agama....................................................................................................5
C. Kehidupan beragama bangsa indonesia..............................................................................................6
D. Moral Masyarakat Indonesia...............................................................................................................8
E. Upaya dalam meningkatkan moral masyarakat Indonesia................................................................10
BAB III........................................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................................12
B. SARAN................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Pancasila adalah dasar negara Indonesai dimana sila pertama berisi tentang bertakwa
kepada tuhan yang maha esa,warga Indonesia harus taat kepada ajaran agama yang dianutnya
masing masing.Agama menjadi pondasi penting dalam segala aspek kehidupan, baik
berhubungan dengan antar sesama manusia maupun makhluk hidup lain.Agama islam maupun
agama lain merupakan petunjuk jalan bagi orang orang yang buta akan nilai moral dan norma
norma agama yang dianut dalam masyarakat.Walaupun demikian, masih banyak terdapat
masyarakat Indonesai yang miskin akan nilai moral bahkan tidak memiliki sama sekali,apakah
ketuhanan yang maha esa itu hanyalah formalitas bermasyrakat di Indonesia? Maka dengan
adanya tulisa ini saya ingin membantu memberikan pemahaman tentang kehidupan beragama
yang pada hakikatnya merupakan dasar dari keempat sila lainnya.

B.Rumusan Masalah
1. Apa hubungan Pancasila dengan agama?
2. Bagaimana kehidupan beragama masyarakat Indonesia?
3. Apa dampak moral bagi masyarakat Indonesia
4. Apa saja langkah langkah untuk meningkatkan nilai moral masyarakat Indonesia

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dengan agama
2. Untuk mengetahui kehidupan beragama dalam masyarakat Indonesia
3. Untuk mengetahui dampak moral bagi masyarakat Indonesia
4. Untuk mengetahui langkah langkah yang harus diambil dalam meningkatkan nilai moral
masyarakat Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia
Panca memiliki arti lima dan sila berarti dasar, secara keseluruhan Pancasila berarti lima
dasar dari negara Indonesia.Sila sila Pancasila adalah ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa, Pancasila sebagai dasar negara,ideology
negara dan pandangan hidup bangsa yang di gali dan ditetapkan oleh pendiri bangsa dan
merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari tuhan yang maha esa. Pancasila dapat
menyatukan masyarakat dengan segala perbedaan dengan lahirnya 5 sila tersebut.
Pancasila sebagai dasar negara adalah sebuah harga mati Yang tidak boleh di tawar lagi.
Bukan tidak mungkin, apabila ada oknum yang ingin mengganti ideoloagi pancasila dengan yang
lainnnya maka akan timbul permasalahan atau kesalahan yang memecah-belah eksistensi negara
kesatuan. Akhirnya Indonesia akan tercecer menjadi negara-negara kecil yang berbasis agama
dan suku. Untuk menghindari masalah tersebut maka penerapan hukum-hukum agama (juga
hukumhukum adat) dalam sistem hukum negara menjadi urgen untuk diterapkan. Indonesia
awalnya merupakan kumpulan Kerajaan yang berbasis agama dan suku . Pancasila yang
diperjuangkan untuk mengikat agama-agama dan suku-suku itu harus tetap mengakui jati diri
dan ciri khas yang dimiliki setiap agama dan suku.
Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi sumber
segala sumber hukum yang mengatur perikehidupan kebangsaan Indonesia, mengatur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan dasar negara yang menjiwai
kehidupan berbangsa dan bernegara Negara Republik Indonesia.Negara Indonesia pun tidak
terlepas dari eksistensi agama sebagaimana tertuang dalam sila pertama Pancasila, yakni
ketuhanan yang maha esa. Negara Indonesia mendasarkan kehidupan bernegaranya kepada
ketuhanan.

B. Hubungan Pancasila dengan agama


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri lebih dari 17.000 pulau dan
jumlah penduduknya disinyalir mencapai lebih dari 237 juta jiwa. Komposisi penduduknya
terdiri dari dari berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama atau kepercayaan.
Komposisi penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, yakni sekitar 85,2% penduduk
Indonesia, sisanya beragama Protestan (8,9%), Katolik (3%), Hindu (1,8%), Buddha (0,8%), dan
lain-lain (0,3%), menempatkan Indonesia sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar di
dunia, meskipun secara resmi bukanlah sebuah Negara Islam.
Sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak suku ,bahasa, dan agama, bangsa
Indonesia dipersatukan oleh pancasila sebagai pendoman dengan semboyan "Bhinneka Tunggal
Ika" yang artinya meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu dalam kesatuan negara Indonesia.
Untuk itulah kita sebagai rakyat Indonesia sangat mengayomi dasar negara Indonesia. Kelima
sila yang terdapat dipancasila tersebut memberikan jaminan kepada kita untuk selalu hidup
rukun, aman dan tentram di bumi Indonesia tercinta ini. Ditunjang dengan peraturan-peraturan
daerah, hukum negara, hukum agama dan perundang-undangan yang mengikat kita sebagai
warga negara agar tetap hidup rukun.
Untuk perbedaan dalam beragama, rakyat Indonesia di persatukan oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, Perundang-Undangan dan hukum, yang menjamin dan memberikan kebebasan
kepada rakyat Indonesia dalam memeluk agama. Peraturan hukum tersebut mengikat seluruh
umat beragama di Indonesia. Sesama bangsa Indonesia hendaknya kita semua harus saling
menghormati dan memiliki toleransi yang sangat tinggi kepada saudara-saudara kita yang
berbeda agama.
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan demikian gagasan seperti ini adalah sebagian di jadikan pedoman untuk sila
pertama. Di karenakan setiap warga wajib memeluk agama sesuai kepercayaan mereka masing –
masing. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan demikian gagasan seperti ini adalah sebagian di jadikan pedoman untuk sila
pertama. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Bangsa
Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manusia
Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan
ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian gagasan seperti ini adalah
sebagian di jadikan pedoman untuk sila pertama.

C. Kehidupan beragama bangsa indonesia


Kehidupan berbangsa dan bernegara ini telah diatur sedemikian rupa dengan peraturan
peraturan yang ada. Seperihalnya yang telah diatur dalam undang undang dasar tahun 1945
bahwa negara Indonesia menjamin kebebasan bangsa Indonesia untuk menganut agama dan
keyakinan sesuai dengan agama masing masing. Jadi ketika kita telah meyakini suatu agama, kit
harus mempertahankan keyakinan itu karena negara melindungi hak warga negara dalam
beragama.
Negara indoesia bukan negara agama, Tetapi kehidupan beragama sangat dihormati dan
dijunjung tinggi. Dimana sila pertama mendasari dan menjiwai sila sila berikutnya.Mengapa
demikian? Karakter seseorang tebentuk secara fitrah yang telah dituliskan tuhan.Dan bagaimana
kualitas hidup manusia ditentukan oleh kualitas hubunga manusia itu dengan tuhan, apabila
hubungan ( ibadah ) dengan tuhan baik maka hal hal yang lain seperti akademik, pekerjaan, dan
sosial akan baik pula.
Beragama bukan suatu kewajiban seseorang. Beragama merupakan hak manusia yang dapat
dipenuhi oleh individu sesuai dengan cara pemenuhan masing-masing. Manusia beragama
karena suatu sebab kebutuhan, yakni merasa tidak berdaya dan butuh perlindungan dari Dzat
yang memiliki kekuatan. Seiring dengan berubahnya zaman dengan tuntutan harga diri
kemanusiaan dan perkembangan peradaban manusia maka diakuilah hak asasi pribadi (personal
rights), salah satunya adalah hak memeluk agama dan beribadah sesuai dengan agama masing-
masing.
Religiusitas merupakan suatu bentuk penerapan terhadap nilai-nilai agama yang
diyakininya. Apabila seseorang bisa menerapkan nilai-nilai keagamaannya dalam kehidupan
sehari-hari, maka dia akan mencapai ketenangan terhadap agama yang diyakininya. Menurut
Jalaluddin mendefinisikan religiusitas merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama.1
Jadi, orang dapat dikatakan religius manakala seseorang dapat mengamalkan nilai-nilai
agamanya dalam kehidupan seharihari. Religiusitas seringkali di identikan dengan
keberagamaan, relegiusitas di artikan sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh
kenyakinan, seberapa pelaksanaa ibadah dan kaidah dan seberapa dalam penghayatan atas agama
yang dianutnya. Inilah yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Warga negara merupakan aspek penting dalam negara. Peranan aktif warga negara
merupakan tunas terbentuk dari kehidupan berbangsa yang baik. Ada pun peran warga negara
dalam agama mempengaruhi kebijakan negara agar tetap bersifat religius, menciptakan tri
kerukunan umat beragama, menyediakan sarana dan prasarana ibadah serta mendirikan
organisasiorganisasi keagamaan.
Hidup bermasyarakat berarti hidup berdampingan dengan orang lain, dan hidup
berdampingan dengan orang lain memiliki konsekuensi untuk mau menerima setiap kondisi yang
terjadi di antara berbagai manusia yang ada di sekitar. Tidak menutup kemungkinan orang yang
ada di sekeliling kita terdapat orang yang berbeda agama. Maka dalam hal ini memerlukan
pemahaman tentang kerukunan umat beragama. Kerukunan dalam hal ini dapat dilandasi dengan
sifat saling menghormati antar umat beragama, yang kemudian diharapkan muncul komunikasi
yang bersifat kemanusiaan dengan sebaik-baiknya.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri, pastinya membutuhkan orang
lain dalam kehidupan bermasyarakat untuk mencapai kesejahteraannya. Oleh karena itu
diperlukan suatu hubungan yang erat antar sesama manusia yang hidup dalam lingkungan yang
plural, hubungan tersebut kemudian diwujudkan dalam sebuah sikap yang disebut dengan
toleransi. Toleransi adalah sikap saling menghargai antar sesama umat manusia dalam berbagai
hal baik kepercayaan maupun perilaku sosial. Sikap menghargai tersebut harus kita lakukan
sehari-hari, agar kerukunan dan kesatuan kita tidak tercerai berai. Orang yang memiliki sikap
menghargai tidak akan memandang rendah orang lain, dia akan memandang orang lain memiliki
kemampuan dan kesempatan yang sama dalam berkarya dan bercita-cita tinggi.
Kerukunan umat beragama merupakan suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta
berkat adanya sifat saling menghormati yang selanjutnya berwujud toleransi dalam kehidupan
beragama. Toleransi dapat diartikan sebagai sikap saling pengertian dan menghargai tanpa
adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam masalah kehidupan beragama.
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan
hidup di negeri ini (Indonesia), yang memiliki keragaman begitu banyak. Karena tidak hanya
masalah adat istiadat atau seni budaya, akan tetapi juga termasuk agama.
Melihat kondisi Indonesia yang beragam suku, budaya dan adat istiadat serta agama tidak
mungkin bila tidak terjadi perbedaan.Dalam agama rawan sekali terjadinya perselisihan, Sebagai
agama penutup, Islam begitu terperinci mengajarkan tentang kehidupan umat beragama. Islamlah
satu-satunya agama yang mempunyai sikap toleransi atau hubungan yang tinggi terhadap
pemeluk agama lain. Dengan demikian, jika bicara kerukunan umat beragama, toleransi
beragama atau interaksi sosial keagamaan antara umat beragama maka Islamlah yang harus lebih
dulu tampil kedepan. Pada lintas sejarah Islam, umat Islam menjunjung tinggi toleransi atau
interaksi sosial keagamaan antara umat beragama terhadap orang-orang non-Muslim.
Bentuk keragaman yang ada di negeri ini memiliki dua mata pisau yang sangat tajam, satu
sisi mata pisau dapat digunakan sebagai suatu kekuatan dan di satu sisi mata pisau yang lain
dapat dimanfaatkan untuk menciptakan suatu kehancuran atau perpecahan. Untuk dapat
menjadikan keragaman menjadi sebuah kekuatan sangat diperlukan peran serta berbagai warna
dari keragaman untuk saling memahami antara ragam yang satu dengan ragam yang lainnya.
Apabila ini tidak dapat dilakukan, maka yang akan muncul adalah sebuah kehancuran.
Apabila kita melihat masyarakat di negeri ini, nampaknya alat yang diajarkan oleh al-Quran
“saling mengenal” belum dimiliki oleh masingmasing pihak, sehingga belum dapat menikmati
hasilnya (kedamaian dan kesejahteraan). Dapat dibuktikan dengan masih banyaknya perpecahan
yang dilatar belakangi oleh keberagaman yang ada di Indonesia, baik aliran keagamaan maupun
perbedaan agama. Maka untuk memanfaatkan keberagaman menjadi sebuah kekuatan besar yang
tak tertandingi, al-Quran memberikan “pancing” berupa “saling mengenal” yang selanjutnya
menuntut dari semua keberagaman yang ada untuk saling mengenal antara pihak yang satu
dengan pihak lain.

D. Moral Masyarakat Indonesia


Moral adalah baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatann, sikap, kewajiban, dan
sebagainya. Moral merupakan standar perilaku yang memungkinkan seriap orang untuk dapat
hidup secara kooperatif dalam suatu kelompok. Moral dapat mengacu pada sanksi sanksi
masyarakat terkait perilaku yang benar dan dapat diterima. Kata moral juga sering disinonimkan
dengan etika, yang berasal dari kata ethos dalam bahasa Yunani Kuno, yang berarti kebiasaan,
adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, atau cara berfikir.
Indonesia adalah suatu negara yang sangat beragam‚ mulai dari agama‚ suku bangsa dengan
budaya yang bermacam-macam. Indonesia memiliki pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
dan untuk membangun bangsa Indonesia ini kita sebagai penerus bangsa harus mempertahankan
kesucian negara dari tindakan yang tidak baik agar tidak mencoreng nama baik bangsa
Indonesia.
Moral masyarakat dapat mencerminkan kepribadian suatu negara. Begitu pula dengan
Indonesia‚ rusaknya moral di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia berada di titik paling
rendah dalam berkepribadian. Jika hal ini tetap dibiarkan maka bukan tidak mungkin lagi jika
negara Indonesia ini akan hancur. Menurunnya sikap moralitas remaja dipengaruhi oleh
perkembangan zaman dan juga karena pengaruh globalisasi yang masuk dalam Indonesia.
Dibandingkan dampak positifnya lebih banyak dampak negatif yang masuk di Indonesia. Mereka
lebih mengagung-agungkan budaya barat dibandingkan budaya asli Indonesia. Bukan hanya itu
saja‚ tekhnologi global pun juga ikut mempengaruhi nilai moral seseorang khususnya para
remaja.Nilai moral yang baik merupakan suatu hal yang diinginkan dan dianggap penting dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Menurut Green‚ sikap merupakan kesediaan bereaksi
individu terhadap suatu hal‚ sikap berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku seseorang.
Dalam hal ini apabila terjadi penurunan moralitas pada masyarakat Indonesia bisa jadi
disebabkan oleh semakin menurunnya jiwa spiritual dan akhlak yang seharusnya menjadi
pedoman bagi seseorang sebelum melakukan suatu tindakan. Krisis spiritual dan akhlak ini
addalah salah dua dari imbas di era globalisasi yang telah merubah konsep dan tatanan
kehidupan masyarakat saat ini. Hal yang berubah seperti gaya bicara‚ cara berpakaian‚ cara
berkomunikasi hingga cara makan pun juga dipengaruhi oleh globalisasi. Seperti yang saya
katakan diatas bahwa globaisasi yang masuk di Indonesia lebih banyak membawa pengaruh
negatif. Dan hal ini sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan Negara Indonesia. Selain
itu krisis spiritual dan akhlak juga disebabkan oleh pendidikan nasional di Indonesia yang lebih
memilih mengedepankan nilai-nilai akademik sehingga membuat para generasi penerus bangsa
semakin melupakan apa itu nilai moral.
Krisisnya mentalitas masyarakat pada saat ini merupakan bagian dari krisis
multidimensional yaitu suatu masalah yang dialami oleh negara dimana banyak terjadi masalah
dalam berbagai aspek kehidupan, yang dihadapi khususnya pada kalangan masyatakat.
Penanaman akan nilai-nilai moral di masyarakat mengalami kemunduran, sehingga untuk
memiliki moral yang baik dan benar, seseorang tidak cukup sekedar melakukan tindakan yang
menurutnya sudah baik saja akan tetapi hendaknya setiap tindakan yang dilakukan disertai
dengan keyakinan dan pemahaman akan kebaikan yang tertanam dalam tindakan tersebut.
Perkembangan akan moral sendiri ditandai dengan kemampuan seseorang untuk memahami
aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perkembangan moral terlihat dari perilaku
moralnya di masyarakat yang menunjukkan kesesuaian dengan nilai dan norma di masyarakat.
Ada 4 faktor utama penyebab kemerosotan moral
1. Lingkungan
2. Kemajuan Teknologi
3. Sifat keingintahuan remaja
4. Orang tua

E. Upaya dalam meningkatkan moral masyarakat Indonesia


Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama penopang pembangunan
di negeri kita. Salah satu ancaman nyata yang dihadapi bangsa ini adalah kerusakan moral.
Kerusakan moral hampir terjadi seluruh lapisan masyarakat.Keadaan saat ini sudah sampai pada
kondisi yang sangat memprihatinkan. Dan itu terjadi pada semua level masyarakat. Anak-anak
remaja hingga orang dewasa sudah banyak yang terjangkit penyakit ini. Secara disadari maupun
tidak disadari kerusakan moral semakin dasyat menyerang generasi muda bangsa ini. Maraknya
kenakalan dikalangan remaja, pergaulan bebas, tawuran, miras dan berbagai perilaku
menyimpang lainnya merupakan bukti bahwa moral remaja kita sudah rusak. Hal itu dapat kita
rasakan secara nyata ditengah-tengah kehidupan kita. Salah satu faktor penyebab menyebarnya
kerusakan moral bangsa ini adalah kesalahan dalam mengakses informasi. Kemajuan tehnologi
justru menambah cepatnya virus ini menjalar ditengah masyarakat kita. Teknologi informasi
yang semula dibuat untuk memudahkan, tetapi dibalik itu tersimpan bahaya yang mengancam
masa depan anak-anak kita.Kebebasan informasi yang saat ini dinikmati bangsa ini di satu sisi
sangat bermanfaat dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat, namun disisi lain penyebaran
informasi negatif yang mengakibatkan kerusakan moral bangsa ini juga tidak terkendali.
Kenyataan itu tidak dapat dipungkiri. Ini akibat masih amat kurang mampunya masyarakat kita
dalam menghadapi derasnya arus globalisasi, transformasi dan informasi yang kini bebas tanpa
hambatan masuk ke negeri ini.Tentu kita tidak   diam terhadap persoalan ini. Kerusakan moral
adalah kemunkaran yang harus segera ditangani. Jika tidak, maka akan hancurlah kehidupan
manusia.
Dengan kondisi ini salah satu alternatif membentengi dari rusaknya tatanan kehidupan
moral adalah dengan memantapkan pondasi benteng keluarga dari informasi dan pengaruh
negatif.Keluarga adalah benteng utama serta pondasi yang kokoh melindungi generasi penerus
bangsa dari kerusakan moral di dalam keluarga. Pendidikan keluarga menjadi pilihan yang
ideal.Rumah bisa menjadi pendidikan, karena dalam keluarga adalah sekolah sesungguhnya.
Didalam keluarga rumah sebagai kebun pembibitan anak – anak yang kita persiapkan untuk
mengubah peradaban, sesulit apapun tantangannya. Kekuatan doa menjadi penguat semangat
sekaligus benteng penahan tekanan.Seorang anak yang hidup dan tumbuh dalam lingkungan
keluarga yang baik akan memiliki modal kuat serta imunitas yang akan mampu menyaring
segala pengaruh buruk dilingkungan masyarakatnya dibanding dengan anak yang tumbuh dalam
keluarga yang rusak. Pendidikan di dalam keluarga adalah sarana efektif untuk melindungi anak-
anak kita dari degradasi dan dekandensi moral. Peran orang tua menjadi panutan bagi generasi
muda sangatlah besar. Dengan tidak diterabaikannya hak anak akan perhatian dan pendidikan
yang baik, sebelum mereka menjadi korban paham kebebasan yang kebablasan. Peran
pendidikan agama semestinya tidak dikalahkan dengan pendidikan lain yang memang memberi
dampak positif namun semestinya dapat berjalan secara seimbang dan beriringan.
Tentu penanaman akhlak yang baik di tengah keluarga tidak akan mampu secara
sempurna menjaga seseorang dari serangan virus kerusakan moral. Karena tidak selamanya
orang tua bisa mengawasi semua anggota keluarganya. Masyarakat tempat berinteraksi seorang
manusia dengan lainnya akan memberi pengaruh kuat terhadap karakter seseorang. Jika di
tengah-tengah masyarakat tersebut merajalela perbuatan munkar maka akan mempengaruhi
siapapun yang ada di dalamnya. Oleh karenanya diperlukan gerakan bersama yang berfungsi
untuk mengatasi kerusakan moral tersebut di tengah masyarakat. Bila tidak dilakukan maka
kerusakan akan menimpa semuanya.
Beberapa upaya dalam meningkatkan moral
1. Mengenal diri sendiri
2. Jujur pada diri sendiri
3. Taat dalam hal beragama
4. Taat dalam hal bernegara
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Panca memiliki arti lima dan sila berarti dasar, secara keseluruhan Pancasila berarti lima
dasar dari negara Indonesia.Sila sila Pancasila adalah ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa, Pancasila sebagai dasar negara,ideology
negara dan pandangan hidup bangsa yang di gali dan ditetapkan oleh pendiri bangsa dan
merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari tuhan yang maha esa. Akhirnya Indonesia akan
tercecer menjadi negara-negara kecil yang berbasis agama dan suku. Untuk menghindari masalah
tersebut maka penerapan hukum-hukum agama dalam sistem hukum negara menjadi urgen untuk
diterapkan. Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi
sumber segala sumber hukum yang mengatur perikehidupan kebangsaan Indonesia, mengatur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kehidupan berbangsa dan bernegara ini telah diatur sedemikian rupa dengan peraturan
peraturan yang ada. Seperihalnya yang telah diatur dalam undang undang dasar tahun 1945
bahwa negara Indonesia menjamin kebebasan bangsa Indonesia untuk menganut agama dan
keyakinan sesuai dengan agama masing masing. Jadi ketika kita telah meyakini suatu agama, kit
harus mempertahankan keyakinan itu karena negara melindungi hak warga negara dalam
beragama. Negara indoesia bukan negara agama, Tetapi kehidupan beragama sangat dihormati
dan dijunjung tinggi. Dimana sila pertama mendasari dan menjiwai sila sila berikutnya.Mengapa
demikian? Karakter seseorang tebentuk secara fitrah yang telah dituliskan tuhan.Dan bagaimana
kualitas hidup manusia ditentukan oleh kualitas hubunga manusia itu dengan tuhan, apabila
hubungan dengan tuhan baik maka hal hal yang lain seperti akademik, pekerjaan, dan sosial akan
baik pula. Beragama bukan suatu kewajiban seseorang. Beragama merupakan hak manusia yang
dapat dipenuhi oleh individu sesuai dengan cara pemenuhan masing-masing. Inilah yang
diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.

Warga negara merupakan aspek penting dalam negara. Peranan aktif warga negara
merupakan tunas terbentuk dari kehidupan berbangsa yang baik. Ada pun peran warga negara
dalam agama mempengaruhi kebijakan negara agar tetap bersifat religius, menciptakan tri
kerukunan umat beragama, menyediakan sarana dan prasarana ibadah serta mendirikan
organisasi keagamaan.

Hidup bermasyarakat berarti hidup berdampingan dengan orang lain, dan hidup


berdampingan dengan orang lain memiliki konsekuensi untuk mau menerima setiap kondisi yang
terjadi di antara berbagai manusia yang ada di sekitar. Tidak menutup kemungkinan orang yang
ada di sekeliling kita terdapat orang yang berbeda agama. Maka dalam hal ini memerlukan
pemahaman tentang kerukunan umat beragama. Kerukunan umat beragama merupakan suatu
bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya sifat saling menghormati yang
selanjutnya berwujud toleransi dalam kehidupan beragama. Toleransi dapat diartikan sebagai
sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya
dalam masalah kehidupan beragama. Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting
untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini , yang memiliki keragaman begitu
banyak. Karena tidak hanya masalah adat istiadat atau seni budaya, akan tetapi juga termasuk
agama.

Melihat kondisi Indonesia yang beragam suku, budaya dan adat istiadat serta agama tidak
mungkin bila tidak terjadi perbedaan.Dalam agama rawan sekali terjadinya perselisihan, Sebagai
agama penutup, Islam begitu terperinci mengajarkan tentang kehidupan umat beragama. Islamlah
satu-satunya agama yang mempunyai sikap toleransi atau hubungan yang tinggi terhadap
pemeluk agama lain. Dengan demikian, jika bicara kerukunan umat beragama, toleransi
beragama atau interaksi sosial keagamaan antara umat beragama maka Islamlah yang harus lebih
dulu tampil kedepan. Pada lintas sejarah Islam, umat Islam menjunjung tinggi toleransi atau
interaksi sosial keagamaan antara umat beragama terhadap orang-orang non-Muslim.

Moral adalah baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatann, sikap, kewajiban,
dan sebagainya. Moral merupakan standar perilaku yang memungkinkan seriap orang untuk
dapat hidup secara kooperatif dalam suatu kelompok. Moral dapat mengacu pada sanksi sanksi
masyarakat terkait perilaku yang benar dan dapat diterima. Kata moral juga sering disinonimkan
dengan etika, yang berasal dari kata ethos dalam bahasa Yunani Kuno, yang berarti kebiasaan,
adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, atau cara berfikir.

Pendidikan keluarga menjadi pilihan yang ideal. Didalam keluarga rumah sebagai kebun
pembibitan anak – anak yang kita persiapkan untuk mengubah peradaban, sesulit apapun
tantangannya. Seorang anak yang hidup dan tumbuh dalam lingkungan keluarga yang baik akan
memiliki modal kuat serta imunitas yang akan mampu menyaring segala pengaruh buruk
dilingkungan masyarakatnya dibanding dengan anak yang tumbuh dalam keluarga yang rusak.
Dengan tidak diterabaikannya hak anak akan perhatian dan pendidikan yang baik, sebelum
mereka menjadi korban paham kebebasan yang kebablasan.
Peran pendidikan agama semestinya tidak dikalahkan dengan pendidikan lain yang
memang memberi dampak positif namun semestinya dapat berjalan secara seimbang dan
beriringan. Tentu penanaman akhlak yang baik di tengah keluarga tidak akan mampu secara
sempurna menjaga seseorang dari serangan virus kerusakan moral. Jika di tengah-tengah
masyarakat tersebut merajalela perbuatan munkar maka akan mempengaruhi siapapun yang ada
di dalamnya. Oleh karenanya diperlukan gerakan bersama yang berfungsi untuk mengatasi
kerusakan moral tersebut di tengah masyarakat.

B. SARAN

Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja namun melaksanakannya dalam kehidupan. Dan
penerapan pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai Pancasila akan
melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat agar senantiasa
tercipta bangsa Indonesia yang damai. Khususnya dalam sila pertama,karena sila pertama adalah
pondasi bagi sila yang lainnya. Dan bagi masyarakat agar lebih meningkatkan dan menjaga nilai
moral yang ada pada bangsa Indonesia saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/39599311/_HUBUNGAN_PANCASILA_DAN_AGAMA_

2. https://adoc.pub/makalah-konsep-agama-dalam-pancasila.html

3. https://www.arif3cahyadi.com/2012/05/meningkatkan-moral-generasi-muda-untuk.html

4. https://www.grobogan.go.id/info/artikel/556-peningkatan-kualitas-sdm-dengan-perbaikan-moral

5. https://adoc.pub/makalah-penerapan-pancasila-sila-pertama-dalam-kehidupan-ber.html

6. http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/591_Perspektif%20Agama%20di%20Indonesia.pdf

Anda mungkin juga menyukai