Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok :

1. Ahmad Faisal Adhari (01)


2. Ananda Sri Devi (05)
3. Binti Zahrotut Jannah (09)
4. Fajar Bayu Kiswanto (12)
5. Hani Fianika (14)
6. Moh. Azis Setyawan (18)
7. Riska Aulia Putri H (22)
8. Widya Ariani (25)
9. Yayik Aprilyna (26)

JUDUL FILM : “PLAYING VICTIM”


TEMA : DRAMA

NARASI
Disuatu pagi yang cerah sepasang kekasih berjalan-jalan ditaman, sambil bergandengan tangan.
“ pagi ini cerah banget ya,yang. ”ucap fia,sambil memandang satria.
“ ayo cari sarapan. ”ucap satria,dengan lebih mempererat genggaman tangannya pada sang
kekasih.
Fia turun dari montor satria, setelah lama berjalan-jalan dengan sang kekasih. Fia dan satria
menjalin hubungan lebih dari dua tahun lamanya, selama itu mulai muncul rasa bosan dengan
hubungannya dan satria.
“ nanti malam mau ikut aku gak?” tanya satria pada fia, fia yang awalnya tersenyum tiba-
tiba menghilangkan senyumnya.
“gak ah nanti aku, kamu cuekin. Kamu bakal asik main game sendiri sama temenmu.
Kalau aku suruh berhenti main game kamu gak mau.” Fia menyilangkan kedua tangannya dengan
menatap satria tidak suka. Satria menampilkan cengirannya, menggaruk tengkuknya yang tidak
gatal.
“hehehe maaf ya, aku gak bermaksud gitu kok.” “Yaudah ya, aku mau pulang dulu.” ucap
satria yang mendapat anggukan dari fia. Satria meninggalkan pekarangan rumhnya dan fia masuk
kedalam rumah. Dalam hati fia berkata.
“kenapa sih satria gak pernah peka”. Fia membanting helmnya kesofa dan duduk dengan
kasar dengan rasa kecewa dihatinya. Fia meletakkan HPnya diatas meja, tiba-tiba ada beberapa notif
muncul dari lita sahabatnya. Fia membuka dan membaca notif itu.
“lita mau ngajak aku kemana nih malam ini?” fia bangkit dari duduknya dan bersiap-siap
untuk malam harinya. Lita datang didepan rumah fia, fia keluar dari rumahnya.
“udah siap kan?”tanya lita, dan mendapat anggukan dari fia. Fia naik keatas motor lita,
mereka pun keluar dari pekarangan rumah fia.
Lita dan fia sampai ditempat tujuan, fia melihat sekitar dan mendapati banyak cowok-cowok.
“mereka itu siapa?” tanya fia pada lita, lita menghela napas mendengar pertanyaan fia.
“mereka teman-teman aku, pasti kamu bakal suka ketemu mereka.” Lita menggandeng
tangan fia mengajak untuk menghampiri teman-teman lita.
“hai gays! Aku bawa temen baru nih.”sapa lita kepada teman-temannya, teman-teman lita
tersenyum dan mengulurkan tangan mereka untuk berkenalan dengan fia.
“hai aku fia, salam kenal.’’ Fia menjabat semua tangan teman-teman lita, sampai salah
satu teman lita membuat fia tidak bisa mengalihkan pandangannya.
“aku bima.” Mereka berdua berpandangan dan saling tersenyum.
Mereka saling berbicara dan asik membicarakan banyak hal tak terkecuali dengan bima dan fia yang
melempar senyum dan pandangan.
“yaudah ya aku mau pulang dulu soalnya udah kemalam nih, ayo fia kita pulang.” Ucap
lita menepuk pundak fia, fia yang sejak tadi melamun kearah Bima. Terkaget dengan tepukan lita.
“Hah? Apa? Oh iya, ayo pulang.” Jawab fia gelagapan.
“kamu ngelamun? Apa yang kamu lamunin?” tanya lita pada fia yang menggeleng-
gelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Fia ingin naik keatas montor lita namun terhenti dengan tepukan dibahunya, ia menoleh ternyata
bima yang menepuk bahunya tadi.
“eh bima ada apa?” tanya fia yang berhadapan dengan bima berdiri tegap didepanya.
Bima terlihat ragu ingin mengutarakan maksudnya, namun ia berhasih mengumpulkan niat untuk
mengutarakan maksudnya.
“ aku boleh gak minta whatsapp kamu?” bima sedikit menggigit bibir bawahnya.
Fia terdiam tidak menjawab pertanyaan bima. Bima yang melihat reaksi fia menghela nafas.
”gak boleh ya? Yaudah, hati-hati dijalan.” Bima membalikkan tubuhnya namun tangannya
dipegang oleh fia, bima menoleh kearah fia.
“siapa bilang gak boleh, sini mana HP kamu.” Ucap fia
Bima tersenyum, memberikan HPnya. Fia mengetikan nomernya diHP bima, setelah itu fia
mengembalikan HP bima.
“makasih ya..” bima tersenyum lalu pergi meninggalkan fia hati yang berbunga, fia
menatap punggung bima yang pergi menjauh. Lita yang menyimak kedua temannya, menghela nafas.
“fia jangan macem-macem.”ucap lita yang tidak mendapati respon dari fia.
Keesokan harinya fia mendapat chat dari bima,mereka terus berkirim pesan. Sampai beberapa
bulan mereka saling menjalin kedekatan, bima memutuskan untuk menyatakan cintanya kepada fia.
“ fia selama kita deket aku mulai punya rasa suka sama kamu, kamu mau gak menjalin
hubungan sama aku” ucap bima sambil menatap fia, fia terdiam berusaha mencerna omongan bima
“haa? Kamu suka sama aku?” tanya fia kepada bima, bima mengganggukkan kepalanya
beberapa kali.
“i-iya aku suka sama kamu. Jadi gimana kamu mau gak menjalin hubungan sama
aku.”ucap bima yang menayakan kepada fia, fia hanya mengganggukan kepalanya dan tersenyum kecil
sebagai balasanya. Bima menggambil tangan fia untuk digengam. Hubungan bima dan fia berjalan
dengan lancar dan baik-baik saja. Tanpa sepengatahuan satia, fia diam diam menduakannya. Bima pun
tidak tau yang sebenarnya kalau fia sudah mempunyai pacar.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan hubungan fia dan bima semakin dekat dan mesra. Saat
hari jadian mereka yang kedua bulan. Bima mengajak fia untuk berjalan-jalan, fia menikmati satu hari itu
Bersama bima dengan Bahagia. Ia merasakan perbedaan saat Bersama satria dan bima. Fia sebenarnya
ingin memutuskan satria namun fia masih membutuhkan satria.
Montor satria berhenti didepan indomaret, fia turun dari motor bima.
“aku mau beli minum dulu.” Ucap fia sambil menyerahkan helm dan tasnya. Bima
mengganguk dan menerima barang-barang itu.
Bima duduk didepan indomaret itu, sambal memainkan HPnya. Tiba- tiba terdengar banyak bunyi
notif dari HP fia yang berada dalam tas, bima mengambil HP fia. Ia terkejut membaca semua pesan itu.
Fia Keluar dari dalam indomaret, sambil membawa dua minuman.
“ yang kamu mau ini gak?” tanya fia sambil menyodorkan minuman kearah bima, namun
bima hanya diam dan tidak merespon ucapan fia. Fia sedikit kaget dengan perubahan sikap bima, ia
duduk disebelah bima.
“yang kamu kenapa sih? Mood kamu lagi gak bagus?” Tanya fia lagi namun tetep tidak
direspon oleh bima,fia menghela napas. Fia membuka tasnya mencari keberadaan HPnya, namun tidak
ditemukan.
“kamu tau HPku gak? Perasaan aku taruh didalam tas.” Fia terus mencari didalam tasnya.
“ini HPmu.” Bima menyodorkan HP fia.
Fia terkejut melihat whatsappnya telah terbuka, memperlihatkan chat beruntun dari satria. Ia
segera mengambil HPnya.
“maksud kamu apa? Selama ini kamu jadiin aku yang kedua. Aku gak nyangka selama ini
kamu berani bohongin aku.” Ucap bima dengan kemarahan yang terpancar dari matanya.
“g-gak,gak gitu. Aku gak bermaksud duain kamu dan bohongin kamu.”jelas fia dengan
gelagapan,fia berusaha mengenggam tangan bima namun ditepis oleh bima. Bima berdiri dari duduknya,
dia mengacungkan jari telunjuknya didepan wajah fia.
“aku gak bodoh ya buat tau, sekarang aku minta putus.” Bima berkata dengan keras, fia
hanya mampu menahan tangisnya. Helaan nafas berat terdengar dari mulut Bima.
“aku anterin kamu pulang sekarang.” Ucap bima dengan nada dingin, bima berjalan lebih
dulu disusul fia dibelakangnya. Bima melajukan motornya dengan kecepatan penuh, tidak
memperdulikan fia yang ketakutan.
Keesokan harinya fia yang sakit hati dengan omongan bima berencana untuk menjauhkan dan
menjatuhkan bima dimata teman-temannya. Malam harinya fia datang menemui teman-teman bima,
kebetulan bima tidak ikut berkumpul disana. Fia menceritakan kepada teman-teman bima tentang
keburukan bima,memutar balikkan fakta tentang putusnya fia dengan bima. Fia berlagak menjadi korban.
“kalian tau gak bahwa bima udah duain aku, dia selingkuh sama cewek lain.” Ucap fia
dengan wajah yang dibuat sedih.
“ kita gak nyangka bima kayak gitu.” Ucap salah satu teman bima, berusaha menenagkan
fia yang ingin menangis. Dibalik wajah sedih itu tersimpan seringai.
Teman dekat bima yang tidak percaya dengan perkataan fia menghubungi bima untuk bertemu.
Bima datang ketempat temennya, yang kebetulan tempat yang sama saat fia menceritakan
kebohongannya.
“bim lo tau gak mantan pacar lo si fia, playing victim atas putusnya kalian berdua.” Ucap
Rio, teman bima. Bima sangat terkejut mendengar ucapan Rio, ia tidak menyangka kalau mantan
pacarnya yang ia kenal bisa melakukkan hal itu.
“Gue gak nyangka kalo dia bakal begitu, gue harus minta penjelasaan nya besok. Gue gak
terima dia playing victim ke gue.” Ucap Bima dengan nada yang tinggi, serta kemarahan yang meluap-
luap.

Keesokan hari nya, Bima melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Menuju kediaman sang
mantan kekasih, niatnya untuk meminta kejelasan atas perilaku mantan kekasih nya yang menjelekkan ia
didepan teman-temannya sendiri. Bima sampai di kediaman fia, alangkah terkejutnya ia saat masuk
kedalam rumah fia. Ia melihat fia yang sedang bermesraan dengan seorang laki-laki yang tidak ia kenal.
Kemarahan yang berusaha bima tahan, meledak seketika.
“Fia!” Teriak Bima. Teriakan Bima membuat Fia dan satria terkejurt bukan main. Fia
bangkit menghampiri Bima yang matanya memancarkan kemarahan mendalam. Satria tidak luput dari
tatapan kemarah bima.
“Bima? Kenapa kamu adac disini?” Tanya Fia.
“Aku Cuma mau minta kejelasan kamu, yang playing victim tentang hubungan kita!”
Bima bicara dengan nada mengebu-gebu, dihadapan fia serta satria. Satria hanya diam.
“Yang jahat disini kamu, kamu dengan tega bilang aku yang jahat? Gila kamu, terlebih
kamu juga duain pacar pertama kamu yang cinta sama kamu. Aku ga habis pikir dimana otak kamu.”
Lanjut Bima, langsung meninggalka fia serta satria.
Fia menghela nafas, mengusap wajahnya kasar. Ia berbalik melihat Satria yang sejak tadi diam
saja, mendekati pemuda itu, dan duduk disebelahnya.
“Aku bisa jelasin ini semua, satria.” Fia berusaha mengenggam tangan satria, namun
ditepis oleh pemuda itu. Fia menahan tangisnya yang, ia menatap wajah tegas pemuda yang sudah
menjalin tali asmara dengan nya kurang lebih tiga tahun tersebut.
Helaan nafas terdengar berat dari Satria, ia menoleh menatap wajah memerah milik fia.
“aku gak nyangka kamu begini dibelakang aku, aku kecewa. Terlebih kamu berlagak
korban. Yang sudah jelas bahwa kamu pelakunya. Kita putus fia.” Ucap satria. Ia bangkit dari duduknya,
ia pergi dari rumah fia yang sekarang bersetatus mantan pacarnya.
Fia menatap kepergian satria dengan miris, ia berlari kedalam kamarnya. Menangis sejadinya,
menyesali kelakuannya yang telah menyakiti satria dan bima.

Anda mungkin juga menyukai