Anda di halaman 1dari 51

PETUNJUK PRAKTIKUM FITOKIMIA

PENGAMPU :
Romadhiyana Kisno Saputri, S.Gz., M.Biomed
Moh. Mu’alliful Ilmi, S.Si., M.Si

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI
BOJONEGORO
2021
KATA PENGANTAR

Segala Puja dan Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
hikmah dan karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis petunjuk praktikum
fitokimia. Keahlian dan keterampilan kerja di laboratorium sangat membantu dalam
memahami teori yang telah diperoleh di kuliah, sehingga dapat tercipta korelasi yang
saling membangun antara teori dengan kenyataan.

Petunjuk praktikum ini disusun secara sistematis terkait praktikum fitokimia dengan
kegiatan mulai pembuatan simplisia, ekstraksi/pembuatan ekstrak, skrining,
karakterisasi dan identifikasi serta uji bioaktivitas. Harapan kami, petunjuk
praktikum ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa jurusan farmasi yang melaksanakan
praktikum sejenis. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun tentang isi
petunjuk praktikum ini sangat dihargai demi perbaikan kualitas lebih lanjut.

Bojonegoro, September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Jadwal 4
Acara I Kontrak Praktikum 5
Acara II Pengenalan Alat dan Bahan 7
Acara III Pembuatan Simplisia 21
Acara IV Ekstraksi 26
Acara V Skrining Ekstrak 34
Acara VI Karakterisasi dan Identifikasi Ekstrak 41
Acara VII Uji Bioaktifitas 44
DAFTAR PUSTAKA 51

3
JADWAL
Minggu Hari, Tanggal Tema Metode
Ke
1 Senin, 20 September 2021 Acara I Online
Selasa, 21 September 2021 Kontrak Praktikum
2 Senin, 27 September 2021 Acara II Online
Selasa, 28 September 2021 Pengenalan alat dan bahan
3 Senin, 4 Oktober 2021 Acara III Offline
Selasa, 5 Oktober 2021 Pembuatan simplisia
4 Senin, 11 Oktober 2021 Acara IV Offline
Selasa, 12 Oktober 2021 Ekstraksi
5 Senin, 18 Oktober 2021 Acara IV Offline
Selasa, 19 Oktober 2021 Ekstraksi
6 Senin, 25 Oktober 2021 Acara IV Offline
Selasa, 26 Oktober 2021 Ekstraksi
7 Senin, 1 November 2021 UP 1 Online
Selasa, 2 November 2021 (Ekstraksi)
8 Senin, 15 November 2021 Acara V Offline
Selasa, 16 November 2021 Skrining ekstrak
9 Senin, 22 November 2021 UP 2 Online
Selasa, 23 November 2021 (Skrining)
10 Senin, 29 November 2021 Acara VI Online
Selasa, 30 November 2021 Karakterisasi dan Identifikasi
Ekstrak
11 Senin, 6 Desember 2021 Acara VII Offline
Selasa, 7 Desember 2021 Uji Bioaktivitas
12 Senin, 13 Desember 2021 Acara VII Offline
Selasa, 14 Desember 2021 Uji Bioaktivitas
13- Senin, 20 Desember 2021 UP 3 Online
14 Selasa, 21 Desember 2021 (Uji Bioaktifitas)

4
ACARA I
KONTRAK DAN PENJELASAN KEGIATAN PRAKTIKUM

A. Tata Tertib Praktikum


1. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum, bagi yang tidak bisa hadir
karena sakit atau izin harus mengajukan praktikum pengganti kepada asisten
praktikum atau laboran
2. Praktikan wajib mematuhi semua tata tertib dan ketentuan yang ada di
laboratorium yang digunakan untuk praktikum
3. Praktikan wajib mengenakan jas lab, sepatu, masker dan sarung tangan saat
memasuki laboratorium serta selalu menerapkan protokol kesehatan.
4. Sebelum praktikum berlangsung (H-3 praktikum), praktikan wajib:
a. Meminam alat yang akan digunakan untuk praktikum
b. Menyiapkan bahan, terutama larutan yang akan digunakan untuk praktikum
c. Menyiapkan tiket masuk praktikum berupa diagram alir praktikum
5. Setelah masuk laboratorium praktikan wajib:
a. Mengisi daftar hadir
b. Menyiapkan alat dan bahan praktikum untuk kelompok masing-masing
6. Selama praktikum berlangsung, praktikan:
a. Wajib mengikuti pengarahan dari dosen pengampu/asisten laboratorium
b. Tidak diperkenankan keluar-masuk laboratorium, makan dan minum,
membawa handphone (kecuali untuk proses dokumentasi praktikum),
membuat keributan dan mengenakan perhiasan berlebihan
7. Setelah praktikum selesai, praktikan:
a. Membersihkan semua peralatan dan meja praktikum
b. Membuat laporan yang dikumpulkan paling lambat sebelum jadwal UAS
8. Apabila praktikan merusak atau memecahkan peralatan laboratorium, wajib
mengganti sesuai dengan spesifikasinya
9. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian

5
B. Petunjuk Pelaksanaan Praktikum
1. Jumlah pertemuan praktikum adalah 14x dengan 7x secara offline dan 7x
secara online. Acara praktikum sesuai dengan jadwal.
2. Praktikum dibagi 2 gelombang setiap kelas, pemilihan gelombang diserahkan
ke mahasiswa. Satu gelombang praktikum terdiri dari 12-15 mahasiswa yang
selanjutnya akan dibagi menjadi tiga kelompok.
3. Alat dan bahan praktikum harus telah disiapkan maksimal satu hari sebelum
praktikum dimulai. Persiapan dilakukan oleh koordinator mahasiswa pada
setiap gelombang praktikum. Alat yang digunakan sesuai dengan yang
diperlukan sesuai judul praktikum., bahan yang digunakan merupakan bahan
yang menyerupai bahan asli yang diperlukan sesuai judul praktikum.
4. Setiap kelompok praktikum harus membawa tiket masuk praktikum offline
berupa diagram alir praktikum dan setiap mahasiswa wajib memahami
diagram alir pelaksanaan praktikum sehingga saat melakukan praktikum,
praktikan mampu melaksanaan praktikum dengan baik

C. Penilaian
1. Absensi : 40%
2. Ujian tulis : 20%
3. Ujian praktikum (simulasi) : 20%
4. Laporan praktikum : 20%

6
ACARA II
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi alat dan bahan yang digunakan praktikum

B. DASAR TEORI
Ilmu fitokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang aspek kimia tanaman,
meliputi senyawa organik atau zat kimia yang terdapat dari tanaman yang
memberikan ciri khas pada tanaman/tumbuhan itu. Senyawa organik atau zat
kimia tanaman ini dapat diperoleh melalui beberapa proses yang disebut proses
analisis fitokimia yang terdiri dari 5 tahap, yaitu proses pembuatan simplisia,
proses ekstraksi, proses skrining, proses pemisahan dan pemurnian dan proses
karakterisasi dan identifikasi. Fitokimia lebih diarahkan untuk mengetahui
senyawa organik berupa metabolit sekunder dari tiap tanaman dan pelaksanakan
uji bioaktivitas untuk mengetahui manfaat dari senyawa metabolit sekunder
tersebut. Praktikum fitokimia akan memfokuskan pada pembuatan ekstrak,
skrining fitokimia, karakterisasi dan identifikasi dan uji bioaktifitas tanaman.
Alat dan bahan yang akan digunakan adalah alat dan bahan yang akan digunakan
untuk 4 fokus kegiatan tersebut.

C. METODE KERJA
Alat
Alat refluks, alat soxlet, autoklaf, ayakan mesh no.60, batang pengaduk, beaker
glass, blender, bola hisap, botol/wadah tertutup, cawan petri, cawan porselin,
ember, erlenmeyer, gelas ukur, hotplate, inkubator, jarum ose, kaca arloji, kain
flanel steril, kain hitam, kertas saring, kuvet, labu alas bulat, laminar air flow
(laf), magnetic stirer, mortir-stamper, neraca analitik, oven, penangas air,
penggaris, pinset, pipet tetes, pipet volume, pisau, rotary evaporator, saringan,
sendok plastik, spektrofotometer uv-vis, stopwatch, talenan, tampah/loyang,
timbangan digital, toples kaca, toples maserasi, vortexmixer, wadah pembilas

7
Bahan
Air panas, alumunium foil, amil alkohol, aquadest, asam asetat anhidrat, asam
klorida 2N, asam sulfat pekat, besi (iii) klorida, buah belimbing manis, buah
belimbing wuluh, buah jambu kristal, buah salak, bunga belimbing wuluh,
bunga kertas, cotton swab, daun mangga, daun belimbing wuluh, dpph, es batu,
etanol, kapas, kloroform, metanol, nutrient agar (na), pereaksi bouchardat,
pereaksi dragendorf, pereaksi meyer, plastic wrap, serbuk mg
Cara Kerja
1. Cari gambar alat yang telah ditentukan, print lalu letakkan di kolom hasil
2. Tuliskan fungsi alat di kolom hasil
3. Tuliskan bentuk, warna dan fungsi bahan pada kolom hasil

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
1. Daftar alat
No Nama Alat Gambar Fungsi
1. Alat refluks

2. Alat soxlet

3. Autoklaf

4. Ayakan mesh
no.60

8
No Nama Alat Gambar Fungsi
5. Batang pengaduk

6. Beaker glass

7. Blender

8. Bola hisap

9. Botol/wadah
tertutup

10. Cawan petri

11. Cawan porselin

9
No Nama Alat Gambar Fungsi
12. Ember

13. Erlenmeyer

14. Gelas ukur

15. Hotplate

16. Inkubator

17. Jarum ose

18. Kaca arloji

10
No Nama Alat Gambar Fungsi
19. Kain flanel steril

20. Kain hitam

21. Kertas saring

22. Kuvet

23. Labu alas bulat

24. Laminar Air


Flow (LAF)

25. Magnetic stirer

11
No Nama Alat Gambar Fungsi
26. Mortir-stamper

27. Neraca analitik

28. Oven

29. Penangas air

30. Penggaris

31. Pinset

32. Pipet tetes

12
No Nama Alat Gambar Fungsi
33. Pipet volume

34. Pisau

35. Rotary
evaporator

36. Saringan

37. Sendok plastik

38. Spektrofotometer
UV-Vis

39. Stopwatch

13
No Nama Alat Gambar Fungsi
40. Talenan

41. Tampah/loyang

42. Timbangan
digital

43. Toples kaca

44. Toples maserasi

45. Vortexmixer

46. Wadah pembilas

14
2. Daftar Bahan
No Nama Bahan Bentuk Warna Fungsi
1. Air panas

2. Alumunium foil

3. Amil alkohol

4. Aquadest

5. Asam asetat
anhidrat

6. Asam klorida 2
N

7. Asam sulfat
pekat

15
No Nama Bahan Bentuk Warna Fungsi
8. besi (III) klorida

9. Buah belimbing
manis

10. Buah belimbing


wuluh

11. Buah jambu


kristal

12. Buah salak

13. Bunga
belimbing wuluh

14. Bunga kertas

16
No Nama Bahan Bentuk Warna Fungsi
15. Cotton swab

16. Daun mangga

17. Daun belimbing


wuluh

18. DPPH

19. Es batu

20. Etanol

21. Kapas

17
No Nama Bahan Bentuk Warna Fungsi
22. Kloroform

23. Metanol

24. Nutrient agar


(NA)

25. Pereaksi
bouchardat

26. Pereaksi
dragendorf

27. Pereaksi meyer

28. Plastic wrap

29. Serbuk Mg

18
Pembahasan
(tulis pembahasan mengikuti format F-T-O atau fakta teori opini)
Contoh:
Fakta  Pada praktikum kali ini, dikenalkan alat dan bahan yang digunakan
untuk praktikum. Alat khas analisis fitokimia adalah xxxxx dan xxxx yang
berfungsi untuk xxxx dan xxxx.
Teori  Analisis fitokimia adalah xxxxx. Praktikum fitokimia merupakan
praktikum untuk melakukan analisis fitokimia.
Opini  Pada praktikum ini dikenalkan alat dan bahan yang sesuai dengan
acara praktikum fitokimia. Alat dan bahan yang dikenalkan hanya yang tersedia
di Lab Farmasi UNU Sunan Giri
Penulisan Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dikenalkan alat dan bahan yang digunakan untuk
praktikum. Alat khas analisis fitokimia adalah xxxxx dan xxxx yang berfungsi
untuk xxxx dan xxxx. Analisis fitokimia adalah xxxxx. Praktikum fitokimia
merupakan praktikum untuk melakukan analisis fitokimia. Pada praktikum ini
dikenalkan alat dan bahan yang sesuai dengan acara praktikum fitokimia. Alat
dan bahan yang dikenalkan hanya yang tersedia di Lab Farmasi UNU Sunan
Giri
Tulis Pembahasan Praktikum Di Bagian Kosong di Bawah ini

19
E. KESIMPULAN
Sesuaikan dengan tujuan, karena tujuannya adalah Mahasiswa dapat
mendemonstrasikan proses pembuatan ekstrak melalui proses ekstraksi., maka
kesimpulan dapat ditulis  berdasarkan hasil demonstrasi pembuatan ekstrak
melalui proses ekstraksi, dihasilkan ekstrak xxxx dengan metode ekstrak xxxx
sebanyak xxxxx dengan karakteristik warna xxxx, bentuk xxxx dan bau xxxx.
Tulis Pembahasan Kesimpulan Di Bagian Kosong Di Bawah ini

F. DAFTAR PUSTAKA
Masukkan daftar pustaka yang digunakan pada pembahasan

G. PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM


Laporan ini telah dinilai oleh asisten praktikum dan disahkan oleh dosen
pengampu praktikum
Bojonegoro, .............................
Asisten Praktikum Dosen Pengampu Praktikum

................................................. .................................................

20
ACARA III
PEMBUATAN SIMPLISIA

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mendemonstrasikan proses pembuatan simplisia

B. DASAR TEORI
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. Jenis simplia ada 3 yaitu simplisia hewani yang berupa
hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh
hewan dan belum berupa zat kimia murni, simplisia nabati yang berupa tanaman
utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman dan pelican yang berupa mineral
(pelican) yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia
murni. Pembuatan simplisia melalui tahapan pengumpulan bahan baku, sortasi
basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan,
penyimpanan dan pemeriksaan mutu.

C. METODE KERJA
Alat
Pisau, talenan, ember, tampah/loyang, oven, kain hitam, blender
Bahan
Buah belimbing wuluh/belimbing manis, bunga belimbing wuluh/buga kertas,
daun mangga/daun belimbing wuluh, buah salak/buah jambu kristal
Cara Kerja
1. Siapkan bahan yang akan digunakan
2. Lakukan sortasi basah pada bahan
3. Cuci beberapa kali dengan air mengalir
4. Tiriskan sampai air menghilag
5. Rajang (iris tipis) bahan
6. Keringkan bahan dengan cara:
a. oven dengan suhu dan waktu yang ditentukan

21
b. keringanginkan di bawah sinar matahari dan ditutupi kain hitam
7. Haluskan bahan dengan menggunakan blender
Diagram Alir
Gambarkan diagram alir pada kolom berikut ini:

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Masukkan gambar pada tiap-tiap proses pembuatan simplisia dan beri narasi
pada setiap proses contoh:
Simplisia buah belimbing wuluh berasal dari dari pohon belimbung wuluh yang
ditanam di pekarangan rumah.buah belimbing wuluh yang digunakan disajikan
pada gambar 1. Simplisia dibuat melalui 7 proses yaitu xxxxxxx. Gambar setiap
proses pembuatan simplisia disajikan pada gambar 2.

Tulis Hasil Praktikum Di Bagian Kosong di Bawah ini

22
Pembahasan
(tulis pembahasan mengikuti format F-T-O atau fakta teori opini)
Contoh:
Fakta  Pada praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah buah
belimbing. Buah belimbing dikeringkan dengan cara keringangin matahari dan
ditutupi kain hitam. Simplisia yang dihasilkan berwarna coklat, kering dan
berbau khas bahan yang digunakan
Teori  Simplisia adalah xxxxxxxxxx, simplisia buah xxxx memiliki
karakteristik xxxx (silahkan cari di materia medika atau farmakope herbal
Opini  Pada praktikum ini hasil simplisia sudah sesuai standar karena setiap
proses pembuatan juga berdasarkan standar.
Penulisan Pembahasan:
Pada praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah buah belimbing.
Buah belimbing dikeringkan dengan cara keringangin matahari dan ditutupi
kain hitam. Simplisia yang dihasilkan berwarna coklat, kering dan berbau khas
bahan yang digunakan. Simplisia adalah xxxxxxxxxx, simplisia buah xxxx
memiliki karakteristik xxxx (silahkan cari di materia medika atau farmakope
herbal. Pada praktikum ini hasil simplisia sudah sesuai standar karena setiap
proses pembuatan juga berdasarkan standar.

23
Tulis Pembahasan Praktikum Di Bagian Kosong di Bawah ini

E. KESIMPULAN
Sesuaikan dengan tujuan, karena tujuannya adalah mendemonstrasikan proses
pembuatan simplisia, maka kesimpulan dapat ditulis  berdasarkan hasil
demonstrasi proses pembuatan simplisia, dihasilkan simplisia dengan berat xxx
gram Simplisia yang dihasilkan memiliki karakteristik warna xxxx, bentuk xxxx
dan bau xxxx. Simplisia selanjutnya disimpan dalam bentuk serbuk/bentuk
kering* (pilih salah satu)
Tulis Kesimpulan Praktikum Di Bagian Kosong di Bawah ini

24
F. DAFTAR PUSTAKA
Masukkan daftar pustaka yang digunakan pada pembahasan

G. PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM


Laporan ini telah dinilai oleh asisten praktikum dan disahkan oleh dosen
pengampu praktikum
Bojonegoro, .............................
Asisten Praktikum Dosen Pengampu Praktikum

................................................. .................................................

25
ACARA IV
PEMBUATAN EKSTRAK

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mendemonstrasikan proses pembuatan ekstrak melalui proses
ekstraksi.

B. DASAR TEORI
Proses ekstraksi pada dasarnya adalah proses perpindahan massa dari komponen
zat padat yang terdapat pada simplisia ke dalam pelarut organik yang digunakan.
Tujuan ekstraksi adalah menarik semua zat aktif dan komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan ekstraksi antara lain jumlah simplisia yang diekstrak, derajat
kehalusan simplisia, jenis pelarut, waktu ekstraksi, metode ekstraksi, kondisi
proses ekstraksi. Berdasarkan suhu atau penggunaan panas, ekstraksi dapat
dibedakan menjadi dua macam, ekstraksi metode panas yang dilakukan dengan
cara infusa, dekokta, coque (Penggodokan), seduhan, digestasi, refluks, soxlhlet.
Ekstraksi metode dingin dapat dilakukan dengan cara maserasi dan perkolasi.
Pemilihan metode ekstraksi berdasarkan dua aspek, yaitu tekstur dari sampel
yang akan disari dan sifat polaritas dari senyawa yang akan disari.

C. Metode Kerja
Alat
Neraca analitik, timbangan digital, sendok plastik, beaker glass, toples maserasi,
pengaduk, kain flanel steril, kertas saring, botol/wadah tertutup, wadah
pembilas, pisau, wadah untuk memanaskan, erlenmeyer, beaker glass, hotplate,
magnetic stirer, labu alas bulat, alat refluks, rotary evaporator, alat soxlet
Bahan
Serbuk simplisia. etanol 96%, metanol, es batu, air isi ulang/Aquadestt, etanol
75%, cara kerja
Maserasi
1. Timbang 250 gram serbuk simplisia

26
2. Siapkan pelarut (etanol 96% atau metanol pa ) sebanyak 1L
3. Masukkan serbuk simplisia yang sudah ditimbang ke dalam toples maserasi
4. Tambahkan pelarut yang sudah ditakar ke toples maserasi, aduk hingga
homogen
5. Tutup toples dan simpan toples dalam tempat gelap
6. Setelah 24 jam, saring larutan. Hasil saringan (cairan) disimpan di botol,
serbuk kembali dimasukkan toples
7. Tambahkan pelarut yang sudah ditakar ke toples maserasi, aduk hingga
homogen
8. Setelah 24 jam kedua (48 jam dari awal), saring larutan. Hasil saringan
(cairan) disimpan di botol, serbuk kembali dimasukkan toples
9. Tambahkan pelarut yang sudah ditakar ke toples maserasi, aduk hingga
homogen
10. Setelah 24 jam ketiga (72 jam dari awa), saring larutan. Hasil saringan
(cairan) disimpan di botol, serbuk kembali dimasukkan toples
11. Maserat dikumpulkan jadi satu lalu dipekatkan menggunakan rotary
evaporator.
Dekok
1. Cuci bersih sampel yang akan digunakan, lalu tiriskan hingga bebas air
2. Cincang sampel secara melintang dan membujur
3. Didihkan air pada wadah yang telah disiapkan
4. Masukkan sampel yang telah dicincang ke dalam wadah yang berisi air
mendidih, perbandingan sampel : air adalah 1 : 1 (500 gram sampel
dimasukkan ke 500 ml air) untuk konsentrasi 50%
5. Setelah 15 menit, matikan api/sumber panas, lalu dinginkan rebusan yang
dibuat
6. Simpan atau sediaan dapat dibuat dengan konsentrasi yang diinginkan.
Infusa
1. Timbang 100 gram serbuk simplisia
2. Masukkan 100 ml Aquadest dalam erlenmeyer
3. Masukkan simplisia yang telah ditimbang ke erlenmeyer yang telah diisi
Aquadest

27
4. Letakkan erlenmeyer di dalam beaker glass yang berisi air dan panaskan di
atas hot plate selama 15 menit dengan suhu 900C sambil sesekali diaduk
5. Setelah 15 menit, ambil erelenmeyer, dinginkan
6. Setelah dingin, saring hasil rebusan dengan kain flanel steril
7. Hasil saringan dimasukkan ke erlenmeyer steril
8. Jika volume rebusan tidak sampai 100ml, maka tambahkan aquadest sampai
volume hasil saringan 100ml
Refluks 1
1. Timbang 70 gram serbuk simplisia ke dalam labu leher dua
2. Tuang campuran aseton dan Aquadest sebanyak 700 dengan perbandingan
7:3 ke dalam labu leher dua sambil diaduk rata
3. Hubungkan selang air ke bulb kondensor dan ke pompa aquarium dalam
wastafel tertutup atau ember plastik
4. Isi wastafel atau ember plastik dengan es batu secukupnya
5. Pasang bulb kondensor dan termometer pada masing-masing leher labu
6. Kalibrasi temperatur magnetic stirer
7. Letakkan labu leher dua ke dalam wadah alumunium yang berisi air, setting
pada suhu 55-600C dan diekstrak selama 120 menit
8. Setelah 120 menit, ekstrak disaring dengan kertas saring, lalu dipekatkan
dengan rotary evaporator
Refluks 2
1. Timbang 20 gram serbuk simplisia
2. Masukkan simplisia yang telah ditimbang ke dalam labu alas bulat,
kemudian tambahkan etanol 75%
3. Rangkai alat refluks, lalu ekstraksi sampel pada suhu 500C selama 2 jam
4. Larutan yang sudah selesai diekstraksi disaring dengan menggunakan kain
kasa steril dan kertas saring yang telah disterilisasi, lalu dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
5. Larutan yang telah disaring lalu dipekatkan menggunakan rotary
evaporator.
Soxhlet
1. Timbang 100 gram serbuk kering simplisia

28
2. Masukkan serbuk keringsimplisia yang telah ditimbang ke dalam sifon (total
pelarut ± 545 ml per replikasi)
3. Tambahkan 2x sirkulasi etanol 95%
4. Lakukan proses ekstraksi sampai larutan penyari dalam tabung sifon
berwarna jernih (20-25 sirkulasi)
Diagram Alir
Maserasi

Infusa

29
Refluks

Soxlet

30
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Parameter Jenis Ekstrak
Maserasi Dekok Infusa Refluks Soxlet
Berat Awal

Berat Akhir
Sebelum
dipekatkan

Setelah
dipekatkan

Warna

Bau

Tekstur

Gambar
(letakkan ekstrak
pekat pada tabung
reaksi/wadah
bening, lalu foto)

31
Pembahasan
(tulis pembahasan mengikuti format F-T-O atau fakta teori opini)
Contoh:
Fakta  Pada praktikum kali ini, proses ekstraksi yang dilakukan aalah
maserasi. Maserasi dilakukan selama tiga hari dengan pergantian pelarut
setiap 24 jam. Dari xx gram simplisia, didapatkan maserat xxx gram.
Selanjutnya maserat dipekatkan menggunakan rotary evaporator dan dihasilkan
ekstrak pekat sebesar xxxx. Ekstrak yang dihasilkan berwarna coklat, kering
dan berbau khas bahan yang digunakan
Teori  Ekstraksi adalah xxxx. Metode ekstraksi ini diplih karena xxxxxx.
Opini  Pada praktikum ini didapatkan ekstrak yang kurang sesuai dengan
referensi xxx karena ada kendala saat praktikum yaitu etanol tidak sesuai
takaran (misalnya)
Penulisan Pembahasan
Pada praktikum kali ini, proses ekstraksi yang dilakukan aalah maserasi.
Maserasi dilakukan selama tiga hari dengan pergantian pelarut setiap 24 jam.
Dari xx gram simplisia, didapatkan maserat xxx gram. Selanjutnya maserat
dipekatkan menggunakan rotary evaporator dan dihasilkan ekstrak pekat
sebesar xxxx. Ekstrak yang dihasilkan berwarna coklat, kering dan berbau khas
bahan yang digunakan. Ekstraksi adalah xxxx. Metode ekstraksi ini diplih
karena xxxxxx. Pada praktikum ini didapatkan ekstrak yang kurang sesuai
dengan referensi xxx karena ada kendala saat praktikum yaitu etanol tidak
sesuai takaran (misalnya)
Tulis Pembahasan Praktikum Di Bagian Kosong di Bawah ini

32
E. KESIMPULAN
Sesuaikan dengan tujuan, karena tujuannya adalah Mahasiswa dapat
mendemonstrasikan proses pembuatan ekstrak melalui proses ekstraksi., maka
kesimpulan dapat ditulis  berdasarkan hasil demonstrasi pembuatan ekstrak
melalui proses ekstraksi, dihasilkan ekstrak xxxx dengan metode ekstrak xxxx
sebanyak xxxxx dengan karakteristik warna xxxx, bentuk xxxx dan bau xxxx.
Tulis Kesimpulan Praktikum Di Bagian Kosong di Bawah ini

F. DAFTAR PUSTAKA
Masukkan daftar pustaka yang digunakan pada pembahasan

G. PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM


Laporan ini telah dinilai oleh asisten praktikum dan disahkan oleh dosen
pengampu praktikum
Bojonegoro, .............................
Asisten Praktikum Dosen Pengampu Praktikum

................................................. .................................................

33
ACARA V
SKRINING FITOKIMIA

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mendemonstrasikan proses skrining fitokimia.

B. DASAR TEORI
Proses skrining fitokimia dilakukan dengn tujuan untuk menganalisis kandungan
senyawa bioaktif pada tumbuhan yang bermanfaat bagi kesehatan. Skrining
fitokimia pada hakikatnya merupakan proses analisis secara kualitatif
kandungan kimia seperti alkaloid, antrakuinon, flavonoid, glikosida, saponin,
tanin, polifenol, dan senyawa metabolit lain yang terdapat di dalam tumbuhan
atau bagian tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga dan biji tanaman. Untuk
melakukan skrining fitokimia, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
antara lain metoda yang digunakna harus sederhana, dapat dilakukan dalam
waktu yang singkat dan cepat, menggunakan peralatan sederhana, selektif
terhadap golongan senyawa yang dipelajari, semikualitatof dan dapat
memberikan keterangan tambahan ada atau tidaknya senyawa tertentu dari
golongan senyawa yang dipelajari.
C. Metode Kerja
Alat
Neraca analitik, beaker glass, gelas ukur, penangas air, stopwatch, kertas saring,
tabung reaksi, penggaris, cawan porselin
Bahan
Serbuk simplisi, asam klorida 2 N, aquadest, pereaksi meyer, pereaksi
bouchardat, pereaksi dragendorf, air panas, serbuk Mg, HCl pekat, amil alkohol,
besi (III) klorida, HCl 2 N, kloroform, asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat
Cara Kerja
Alkaloid
1. Timbang 0,5 gram serbuk simplisia
2. Masukkan serbuk simplisia yang telah ditimbang ke dalam beaker glass
3. Tambahkan 1 ml asam klorida 2N dan 9 ml Aquadest

34
4. Panaskan di atas penangas air selama 2 menit
5. Dinginkan, kemudian saring
6. Hasil saringan masukkan pad atabung reaksi
7. Siapkan 3 tabung reaksi kosong, kemudian:
a. Ambil 3 tetes filtrat lalu tambahkan 2 tetes pereaksi meyer
b. Ambil 3 tetes filtrat, lalu tambahkan pereaksi bouchardat
c. Ambil 3 tetes filtrat, tambahkan 2 tetes dragendorf
8. Amati perubahan,apabila terdapat endapan putih paling sedikit dengan 2 atau
3 pengujian diatas, maka simplisia dikatakan positif mengandung alkaloid
Flavonoid
1. Timbang 10 gram serbuk simplisia
2. Masukkan serbuk simplisia yang telah ditimbang ke dalam beaker glass
3. Tambahkan 100 ml air panas
4. Didihkan selama kurang lebih 5 menit
5. Setelah 5 menit, saring dalam kondisi panas
6. Hasil saringan (filtrat) kemudian diambil 5 ml
7. Tambahkan 0,1 g serbuk Mg, 1 ml HCl pekat dan 2 ml amil alkohol, lalu
kocok
8. Amati perubahan warna, jika terjadi warna merah, kuning, jingga pada
lapisam amil alkohol, berarti sampel mengandung flavonoid
Tanin
1. Timbang 0,5 gram sampel
2. Tambahkan 10 ml Aquadest
3. Saring larutan dengan kertas saring
4. Encerkan dengan Aquadest sampai tidak berwarna
5. Ambil 2 ml hasil pengenceran
6. Tambahkan 1-2 tetes besi (III) klorida
7. Amati perubahan warna, jika terjadi warna biru atau hijau kehitaman, berarti
sampel mengandung tanin
Saponin
1. Timbang 0,5 gram sampel
2. Sampel yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam tabung reaksi

35
3. Tambahkan 10 ml Aquadest panas, dinginkan
4. Kocok kuat-kuat secara verikal selama 10 detik
5. Amati buih, pastikan kestrabilan buih dengan tinggi buih 1 – 10 cm selama
10 menit
6. Tambahkan 1 tetes HCl 2 N
7. Amati keberadaan buih, jika buih tidak hilang, maka terdapat saponin
Triterpenoid dan steroid
1. Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan dalam cawan porselin.
2. Residu dilarutkan dengan 0,5 mL kloroform, kemudian ditambahkan 0,5
mL asam asetat anhidrat.
3. Asam sulfat pekat sebanyak 2 mL selanjutnya ditambahkan melalui dinding
tabung.
4. Amati perubahan yang terjadi, jika terbentuk cincin kecoklatan atau violet
pada perbatasan larutan menunjukkan adanya triterpenoid, sedangkan bila
muncul cincin biru kehijauan menunjukkan adanya steroid
Diagram Alir
Alkaloid

36
Flavonoid

Tanin

Saponin

37
Triterpenoid

D. Hasil dan Pembahasan


Hasil
Ekstrak Alkaloid Flavonoid Tanin Saponin Triterpeoid

Pembahasan

(tulis pembahasan mengikuti format F-T-O atau fakta teori opini)


Contoh:
Fakta Pada praktikum kali ini, skrining fitokimia yang dilakukan adalah
skrining alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan triterpenoid. Skrining fitokimia
pada ekstrak buah belimbing wuluh, menunjukkan ekstrak positif mengandung
xxxxxx dan negatif/tidak mengandung xxxxxx
Teori  Flavonoid merupakan metabolit sekunder golongan fenolik yang
memiliki aktvitas antioksidan. Ekstrak positif mengandung flavonoid jika terjadi
perubahan warna menjadi warna xxx. Perubahan warna dapat terjadi karena
xxxxx (bahas semua metabolit sekunder yang dipraktikumkan)

38
Opini  Ekstrak buah belimbing mengandung flavonoid, sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh xxxx. Flavonoid pada buah ini memungkinkan
buah digunakan sebagai antioksidan.
Penulisan Pembahasan
Pada praktikum kali ini, skrining fitokimia yang dilakukan adalah skrining
alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan triterpenoid. Skrining fitokimia pada
ekstrak buah belimbing wuluh, menunjukkan ekstrak positif mengandung xxxxxx
dan negatif/tidak mengandung xxxxxx. Flavonoid merupakan metabolit
sekunder golongan fenolik yang memiliki aktvitas antioksidan. Ekstrak positif
mengandung flavonoid jika terjadi perubahan warna menjadi warna xxx.
Perubahan warna dapat terjadi karena xxxxx. Ekstrak buah belimbing
mengandung flavonoid, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh xxxx.
Flavonoid pada buah ini memungkinkan buah digunakan sebagai antioksidan.
Tulis Pembahasan Praktikum Di Bagian Kosong di Bawah ini

39
E. KESIMPULAN
Sesuaikan dengan tujuan, karena tujuannya adalah Mahasiswa dapat
mendemonstrasikan proses skrining fitokimia ekstrak, maka kesimpulan dapat
ditulis  berdasarkan hasil demonstrasi proses skrining ekstrak buah
belimbing mengandung metabolit sekunder xxxx.
Tulis Kesimpulan Praktikum Di Bagian Kosong di Bawah ini

F. DAFTAR PUSTAKA
Masukkan daftar pustaka yang digunakan pada pembahasan

G. PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM


Laporan ini telah dinilai oleh asisten praktikum dan disahkan oleh dosen
pengampu praktikum
Bojonegoro, .............................
Asisten Praktikum Dosen Pengampu Praktikum

................................................. .................................................

40
ACARA VI
KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI EKSTRAK

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat menjelaskan proses karakterisasi dan identifikasi ekstrak sesuai
dengan studi kasus yang diberikan

B. DASAR TEORI
Proses karakterisasi dan identifikasi merupakan proses untuk mengetahui
karakter dan melakukan identifikasi terhadap senyawa organik atau zat kimia
tanaman secara kualitatif. Proses ini akan menghasilkan struktur kimia senyawa
organik tanaman. Pada proses identifikasi, harus diketahui golongan senyawa
yang akan diidentifikasi, kemudian ditentukan jenis senyawanya. Misalnya
golongan fenolik dengan senyawa yang akan diidentifikasi adalag flavonoid.
Beberapa sifat yang diukur dalam proses identifikasi adalah titik leleh (untuk
senyawa padat), titik didih (untuk caian), putaran optis (untuk senyawa optis
aktif) dan harga Rf. Pada praktikum ini, identifikasi yang dimaksud lebih
dititikberatkan pada elusidasi struktur senyawa berdasarkan data spektrum, baik
UV-Vis, IR, NMR maupun MS.

C. METODE KERJA
Alat
Alat tulis, buku pedoman praktikum
Bahan
Jurnal atau studi kasus yang telah ditentukan
Cara Kerja
1. Praktikan membaca jurnal/studi kasus yang ditentukan
2. Praktikan menganalisa cara karakterisasi dan identifikasi ekstrak pada jurnal
atau studi kasus yang ditentukan
3. Praktikan menuliskan hasil analisa jurnal/studi kasus meliputi metode kerja
identifikasi, hasil identifikasi pada kolom hasil dan pembahasan.

41
Studi kasus
Kelompok 1
Judul Jurnal :
Karakterisasi Dan Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak Pigmen Telur Keong
Mas
Penulis
Asadatun Abdullah, Nurjanah, Muhammad Reyhan
Kelompok 2
Judul Jurnal :
Identifikasi Dan Karakterisasi Senyawa Bioaktif Antikanker Dari Ekstrak
Etanol Kulit Batang Kayu Bitti (Vitex cofassus)
Penulis
Nuraini, Asriani Ilyas, Iin Novianty
Kelompok 3
Judul Jurnal :
Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid Dari Daun Alpukat (Persea
Americana Mill)
Penulis
Nilda Apriyati Tengo, Nurhayati Bialangi, Nita Suleman
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tuliskan hasil dan pembahasan studi kasus di kolom di bawah ini

42
E. KESIMPULAN
Sesuaikan dengan tujuan, karena tujuannya adalah mahasiswa dapat
menjelaskan proses karakterisasi dan identifikasi ekstrak sesuai dengan studi
kasus yang diberikan, maka kesimpulan dapat ditulis  berdasarkan hasil
analisa studi kasus, identifikasi dan karakterisasi senyawa xxxx dari xxxx dapat
dilakukan dengan alat xxxx yang menunjukkan kandungan senyawa pada xxxx
adalah xxxxx
Tuliskan kesimpulan di kolom di bawah ini

F. DAFTAR PUSTAKA
Masukkan daftar pustaka yang digunakan pada pembahasan

G. PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM


Laporan ini telah dinilai oleh asisten praktikum dan disahkan oleh dosen
pengampu praktikum
Bojonegoro, .............................
Asisten Praktikum Dosen Pengampu Praktikum

................................................. .................................................

43
ACARA VII
UJI BIOAKTIVITAS EKSTRAK

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mendemonstrasikan uji bioaktivitas ekstrak, khususnya uji
antioksidan dan uji antibakteri.

B. DASAR TEORI
Bioaktivitas merupakan pengaruh zat terhadap organisme hidup. Bioaktivitas
bahan alam diartikan sebagai pengaruh bahan alam (kandungan) terhadap
organisme hidup. Jenis bioaktivitas antara lain antikanker-antitumor-sitotoksik,
antimikroba, antibakteri, antijamur, antioksidan, antibiotik, antifeedant dan
lainnya. Pada praktikum kali ini, yang akan dilakukan adalah uji antioksidan dan
uji antibakteri terhadap S. Aureus. Kemampuan antioksidan suatu ekstrak dapat
diukur melalui beberapa metode seperti DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil),
FRAP (ferric reducing antioxidant power), CUPRAC (cupric ion reducing
antioxidant capacity), Reducing power, Uji Kapasitas Serapan Radikal Oksigen
(ORAC), Tiosianat, Uji Dien Terkonjugasi, Aktivitas Penghambatan Radikal
Superoksida, Aktivitas Penghambatan Radikal Hidroksil. Metode uji antioksidan
yang akan digunakan pada praktikum ini adalah metode DPPH. Metode DPPH
merupakan pengukuran antioksidan dengan kemampuan menangkap radikal
bebas dengan radikal bebas yang digunakan adalah DPPH. Perendaman radikal
bebas DPPH didasarkan pada reduksi dan radikal bebas DPPH yang berwarna
oleh penghambat radikal bebas sehingga dapat dilakukan pengukuran penurunan
serapan DPPH pada panjang gelombang maksimalnya. Aktivitas dinyatakan
sebagai EC50 (Effective concentration), atau IC50 (Inhibitory Concentration).
Antibakteri merupakan kemampuan zat untuk menghambat, merusak, atau
mematikan bakteri patogen. Pengujian aktivitas antibakteri dapat dilakukan
dengan metode difusi dan metode dilusi. Pada praktikum kali ini digunakan
metode dofusi, dimana bakteri dikembangbiakkan pada media agar jenis tertentu
lalu diletakkan kertas/disk uji yang sudah terkandung zat antibakteri lalu diamati
hasilnya yang nantinya akan terbentuk zona bening disekitar cakram uji

44
C. METODE KERJA
Alat
Wadah, blender, oven, neraca analitik, batang pengaduk, saringan, beaker glass,
kaca arloji, toples kaca, cawan petri, penggaris, jarum ose, ayakan mesh no.60,
vortexmixer, autoklaf, hotplate, erlenmeyer, rotary evaporator, oven, pinset,
stirer, mortir-stamper, pipet volume, pipet tetes, bola hisap, gelas ukur,
inkubator, dan Laminar Air Flow (LAF), kuvet, spektrofotometer UV-Vis.
Bahan
Ekstrak, etanol 96%, metanol, DPPH, aquadest, nutrient agar (NA), tablet
ciprofloxacin 500mg, kapas, alumunium foil, plastic wrap, cotton swab, dan
kertas sampul coklat/kertas bekas.
Cara Kerja
Uji Antioksidan
1. Buat larutan induk dengan konsentrasi 100 ppm
Pembuatan larutan induk dengan konsentrasi 100 ppm : menimbang ekstrak
sebanyak 10 mg diencerkan menggunakan methanol sebanyak 100 ml
dalam labu ukur sampai tanda batas dikocok sampai homogen.
2. Buat larutan uji dengan konsentrasi 20, 40, 60, dan 80 ppm.
Masing-masing larutan dengan konsetrasi 100 ppm dipipet sebanyak 0,5, 1,
1,5, dan 2 ml kemudian dimasukan kedalam labu ukur 25 ml ditambakan
mhetanol sampai tanda batas, kemudian dikocok sampai homogen.
3. Buat larutan baku DPPH konsentrasi 40 ppm.
Pembuatan larutan baku ini dibuat dengan cara menimbang 2 mg serbuk
DPPH kemudian dilarutkan dalam mhetanol dengan labu ukur 50 ml sampai
tanda batas, dikocok hingga homogen.
4. Tentukan panjang gelombang maksimum larutan baku DPPH 40 ppm.
Larutan baku DPPH dipipt sebanyak 4 ml dimasukan kedalam kuvet. Lalu
diamati menggunakan alat spectrum, serapannya pada panjang gelombang
400-800 nn dengan spektrofotometer UV-Vis. Untuk larutan blanko
digunakan 4 ml metanol, dari kurva serapan dapat ditentukan panjang
gelombang yang maksimum.
5. Pengukuran absorbansi DPPH

45
Larutan DPPH 40 ppm dipipet sebanyak 2 ml dimasukan pada tabung reaksi
ditambahkan 2 ml metanol, divoertex dan didiamkan selama 30 menit
setelah 30 menit dimasukan ke dalam kuvet, diamati menggunakan alat
spektrofotometer UV-Vis absorbansinya menggunakan pada panjang
gelombang maksimum.
6. Ukur aktivitas perendaman redikal bebas
Larutan DPPH 40 ppm dipipet sebanyak 2 ml, dimasukan pada tabung
reaksi, ditambahkan 2 ml larutan uji dari masing-masing konsentrasi ( 20,
40, 60, 80, dan 100 ppm ). Divortex dan didiamkan selama 30 menit.
Kemudian diamati absorbansinya pada panjang gelombang maksimum
dengan spektrofotomter UV-Vis secara bergantian pada kelima konsentrasi.
Absorbansi masing-masing larutan dicatat. Kemudian dari absorbansi
tersebut dilakukan perhitungan persentase perendaman dengan rumus.
-

Dari nilai presentase perendaman pada masing-masing konsetrasi, dibuat


kurva regresi, sehingga diperoleh persamaan y = bx - a dan akan diperoleh
niali IC50 dengan perhitugan secara regresi linier dimana konsetrasi sampel
(ppm) sebagai absis (sumbu x) dan nilai presentase perendaman sebagai
ordinatnya (sumbu y). nilai IC50 diperoleh dari perhitungan persen
peredaman sebesar 50%.
Uji Antibakteri
1. Buat media NA
Pada pembuatan media NA, aquadest diambil sebanyak 51ml dan
dipanaskan di atas hotplate. Media NA ditimbang sebanyak 1,02 gram lalu
dilarutkan ke dalam larutan aquadest di atas hotplate dan diaduk
menggunakan stirer hingga homogen. Selanjutnya larutan disterilkan
menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit
2. Biakkan bakteri Staphylococcus aureus
Proses pembiakan bakteri S. aureus diawali dengan mempersiapkan media
agar miring yang telah dibuat, lalu mengambil bakteri uji murni
menggunakan jarum ose yang sudah disterilkan di atas bunsen lalu

46
menggoreskannya pada media agar miring. Selanjutnya, bakteri diinkubasi
menggunakan inkubator selama 1x24 jam pada suhu 37°C
3. Encerkan bakteri Staphylococcus aureus
Proses pengenceran bakteri yaitu dengan memipet aquadest sebanyak 1ml
lalu dimasukkan ke dalam biakan bakteri dan kocok hingga homogen.
Selanjutnya larutan tersebut dipipet sebanyak 1ml dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer lalu ditambahkan lagi dengan aquadest sebanyak 19ml. Larutan
tersebut dikocok ad homogen.
4. Uji daya hambat Bakteri Staphylococus aureus.
Tuang 20ml media NA ke dalam cawan petri dan dibiarkan hingga memadat.
Lalu cotton swab dicelupkan ke dalam larutan bakteri yang telah diencerkan
dan diusapkan ke permukaan media NA. Kemudian kertas cakram
dicelupkan ke dalam masing-masing larutan uji lalu diletakkan di atas
permukaan media NA. Selanjutnya media tersebut diikubasi selama 1x24
jam pada suhu 37°C. Setelah bakteri diinkubasi selama 1x24 jam lalu
dilakukan pengamatan terhadap zona hambatnya. Zona hambat ditandai
dengan adanya zona bening di dareah sampel uji. Zona hambat diukur
dengan satuan mm menggunakan jangka sorong. Cara memperoleh nilai
zona hambat bakteri yaitu dengan cara mengukur diameter zona hambat
keseluruhan dikurangi dengan diameter tetesan sampel.
Diagram Alir
Uji antioksidan

Uji Antibakteri

47
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
No Ekstrak Hasil Uji Hasil Uji daya Hambat
Antioksidan (besar daya hambat)
(Nilai IC50)

Pembahasan

(tulis pembahasan mengikuti format F-T-O atau fakta teori opini)


Contoh:
Fakta  Pada praktikum kali ini, dilakukan uji antioksidan dan uji antibakteri
terhadap bakteri s. aureus. Hasil uji antioksidan menunjukkan angka IC50
sebesar xxx. Hasil uji antibakteri menunjukkan adanya daya hambat dengan
rata2 penghambatan xxx.
Teori  Antioksidan adalah xxx. Kategori aktivitas antioksidan menurut xxx
adalah sangat kuat jika IC50 xxxxx. Aktiitas antioksidan dapat berasal dari
kandungan metabolit sekunder seperti xxxx. (juga tuliskan teori antibakteri)
Opini  Ekstrak buah belimbing memiliki aktivitas antioksidan kuat
kemungkinan berasal dari kandungan flavonoidnya. (juga tuliskan opini dari
hasil uji antibakteri)
Penulisan Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan uji antioksidan dan uji antibakteri
terhadap bakteri s. aureus. Hasil uji antioksidan menunjukkan angka IC50
sebesar xxx. Hasil uji antibakteri menunjukkan adanya daya hambat dengan
rata2 penghambatan xxx. Antioksidan adalah xxx. Kategori aktivitas antioksidan
menurut xxx adalah sangat kuat jika IC50 xxxxx. Aktiitas antioksidan dapat
berasal dari kandungan metabolit sekunder seperti xxxx. Ekstrak buah belimbing

48
memiliki aktivitas antioksidan kuat kemungkinan berasal dari kandungan
flavonoidnya.
Tuliskan pembahasan di kolom di bawah ini

49
E. KESIMPULAN
Sesuaikan dengan tujuan, karena tujuannya adalah Mahasiswa dapat
mendemonstrasikan proses pembuatan ekstrak melalui proses ekstraksi., maka
kesimpulan dapat ditulis  berdasarkan hasil demonstrasi pembuatan ekstrak
melalui proses ekstraksi, dihasilkan ekstrak xxxx dengan metode ekstrak xxxx
sebanyak xxxxx dengan karakteristik warna xxxx, bentuk xxxx dan bau xxxx.
Tuliskan kesimpulan di kolom di bawah ini

F. DAFTAR PUSTAKA
Masukkan daftar pustaka yang digunakan pada pembahasan

G. PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM


Laporan ini telah dinilai oleh asisten praktikum dan disahkan oleh dosen
pengampu praktikum
Bojonegoro, .............................
Asisten Praktikum Dosen Pengampu Praktikum

................................................. .................................................

50
DAFTAR PUSTAKA

Kristanti, A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M., Kurniadi, B. 2008. Buku Ajar Fitokimia.
Surabaya : Airlangga University Press.

Marjoni, MR. 2016. Dasar-dasar Fitokimia. Jakarta : TIM.

Suena, N. M. D. S., & Antari, N. P. U. (2020). Uji Aktivitas Antioksidan Maserat Air
Biji Kopi (Coffea canephora) Hijau Pupuan Dengan Metode DPPH (2,2-
difenil-1pikrilhidrazil). Jurnal Ilmia Medicamento, 6(2), 111–117

Wahyuningtyas, N. 2021. UJI Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya


(Carica papaya L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Skripsi.
Bojonegoro. Fakultas Ilmu Kesehatan.

51

Anda mungkin juga menyukai