Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM II

KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN PADA


KEGIATAN KALIBRASI ALAT KESEHATAN

Nama : M.RAFIF MAHARDIKA

NIM : 20203010011

Kelas : TEM A
Dosen Pengampu : Ahmad Syaifudin, S.T.

LABORATORIUM ELEKTRO-MEDIS
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI ELEKTRO-
MEDIS
PROGRAM VOKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2022
I. Tujuan Praktikum
1. Mahasisawa mampu memahami beberapa konsep dasar tentang
perhitungan dan jenis jenis ketidakpastian pada kegiatan
kalibrasi.

II. Alat dan Bahan


a. Alat
Laptop atau Pc
b. Bahan
Soal yang diberikan

III. Percobaan
1. Diketahui soal sebagai berikut :
1. Nama Alat: Tensimeter Aneroid; Merk: ABN; Model/Tipe: Regal
Clock Aneroid; SN: 014506; Ketelitian Alat: 0.001 mmHg.
2. Pengukuran Suhu Ruang sebelum kalibrasi: 25.40C ;
Pengukuran Kelembaban Ruang sebelum kalibrasi 57%
3. Pengukuran Suhu Ruang sesudah kalibrasi: 25.20C ;
Pengukuran Kelembaban Ruang sesudah kalibrasi: 60%RH.
4. Akurasi Alat Ukur/Kalibrator yang digunakan adalah 0.0001
mmHg.
5. Hasil pengukuran tekanan tensimeter dengan Alat
Ukur/Kalibrator Digital Pressure Meter (DPM) :

Settimg Terbaca di Alat Standar (mmHg)


pada Alat
(mmHg) I II III IV V VI
0 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011 0,011
50 50,011 51,011 50,011 50,011 51,011 50,011
100 102,01 102,011 102,01 102,011 102,01 102,011
1 1 1
150 151,01 151,011 151,01 151,011 152,01 151,011
1 1 1

2. Perhitungan pada setting tekanan 0 mmHg pada tensimeter


a. Nilai Koreksi/Simpangan dari masing-masing parameter
pengukuran.
b. Rata-rata dari masing-masing parameter pengukuran.
c. Standar Deviasi
d. Standar Deviasi Baku (Ua)
e. Derajat Kebebasan Tipe A
f. Ketidakpastian dari kemampuan daya baca Alat yang diukur
dengan asumsi distribusi rectangular
g. Ketidakpastian dari spesifikasi akurasi Alat Ukur/Kalibrator
h. Derajat kebebasan Tipe B dengan % keraguannya 10.
i. Ketidakpastian Gabungan (Uc)
j. Derajat Kebebasan Efektif (Veff)
k. Faktor Cakupan (k)
l. Ketidakpastian Bentangan 95% (U95)

3. Perhtiungan pada Setting tekanan 50 mmHg pada tensimeter


4. Perhtiungan pada Setting tekanan 102 mmHg pada tensimeter
5. Perhtiungan pada Setting tekanan 151 mmHg pada tensimeter

IV. HASIL
a. Nilai Koreksi
 Rumus :

∆ x=
∑ ¿ Xi− X∨¿ ¿
n

1. Perhitungan 0 mmHg
∆ x=
|0,011−0,011|+|0,011−0,011|+|0,011−0,011|+|0,011−0,011|+|0,011−0,011|+¿ 0,011−0,011∨

0
∆ x=
6
∆ x= 0

2. Perhitungan 50 mmHg
∆ x=
|50,011−50.34|+|51,011−50.34|+|50,011−50.34|+|50,011−50.34|+|51,011−50.34|+ ¿50,011−5

|−0,159|+|0,671|+|−0,159|+|−0,159|+|0.671|+|−0,159|
∆ x=
6
0.026
∆ x=
6
∆ x = 0.004

3. Perhitungan 100 mmHg


∆ x=
|102,011−102,011|+|102,011−102,011|+|102,011−102,011|+|102,011−102,011|+|102,011−102

0
∆ x=
6
∆ x= 0

4. Perhitungan 150 mmHg

∆ x=
|151,011−151,17|+|151,011−151,17|+|151,011−151,17|+|151,011−151,17|+|152,011−151,17|

|−0,159|+|−0,159|+|−0,159|+|−0,159|+|0.841|+|−0,159|
∆ x=
6
0.046
∆ x=
6
∆ x = 0,007
b. Rata-rata
 Rumus
N
1 X + X + X + X4+ X5+ X6
x= ∑ X i= 1 2 3
N i=1 N

1. Perhitungan 0 mmHg
0,011+0,011+0,011+0,011+0,011+0,011
x=
6
0,066
x=
6

x=0,011

2. Perhitungan 50 mmHg
50,011+ 51,011+50,011+50,011+51,011+50,011
x=
6
302.066
x=
6

x=50.34

3. Perhitungan 100 mmHg

102,011+ 102,011+102,011+102,011+102,011+102,011
x=
6
612.066
x=
6
x=102,011

4. Perhitungan 150 mmHg

151,011+ 151,011+151,011+151,011+152,011+151,011
x=
6
907.066
x=
6
x=151,17
c. Standar Deviasi


2
( xi−x)
 Rumus s=
n−1

1. Perhitungan 0 mmHg


2 2 2 2 2 2
( 0.011−0.011 ) + ( 0.011−0.011 ) + ( 0.011−0.011 ) + ( 0.011−0.011 ) + ( 0.011−0.011 ) + ( 0.011−0.011 )
s=
6−1

s=
√ 0
5
s=0

2. Perhitungan 50 mmHg


2 2 2 2
( 50,011−50,34 ) + ( 51.011−50,34 ) + ( 50.011−50,34 ) + ( 50.011−50,34 ) + ( 51.011−50,34 )
s=
6−1


2 2 2 2 2 2
(−0,159 ) + ( 0,671 ) + (−0,159 ) + (−0,159 ) + ( 0,671 ) + (−0,159 )
s=
6−1

s=
√ 0.15+0.45+ 0.15+0.15+0.45+0.15
6−1

s=
√ 1.34
5

s=0.27

3. Perhitungan 100 mmHg



2 2 2 2
( 102.011−102.011 ) + ( 102.011−102.011 ) + (102.011−102.011 ) + ( 102.011−102.011) + ( 1
s=
6−1

s=
√ 0
5
s=0

4. Perhitungan 150 mmHg


2 2 2 2
( 151.011−151.17 ) + ( 151.011−151.17 ) + ( 151.011−151.17 ) + ( 151.011−151.17 ) + ( 152.0
s=
6−1


2 2 2 2 2 2
(−0,159 ) + ( 0,159 ) + (−0,159 ) + (−0,159 ) + ( 0,841 ) + (−0,159 )
s=
6−1

s=
√ −0.02±0.02±0.02±0.02+ 0.70±0.02
6−1

s=
√ 0,60
5

s=0,12

d. Standar Deviasi Baku (Ua)


 Rumus
Stdv
√n

1. Perhitungan 0 mmHg

0
= 0 mmHg
√6

2. Perhitungan 50 mmHg

0.27
= 0.11 mmHg
√6
3. Perhitungan 100 mmHg

0
= 0 mmHg
√6

4. Perhitungan 150 mmHg

0,12
= 0.048 mmHg
√6

e. Derajat Kebebasan Tipe A


 0 mmHg

v=n−1
v=6−1
Va=5

 50 mmHg

v=n−1
v=6−1
Va=5

 100mmHg

v=n−1
v=6−1
Va=5

 150mmHg

v=n−1
v=6−1
Va=5

f. Ketidakpastian dari kemampuan daya baca Alat yang diukur dengan asumsi distribusi
rectangular
a 1
= ; a= resolusi
√3 2
resolusi
=
2 √3
0.001
=
2 √3
= 0.00028 atau 2.886 × 10-4

g. Ketidakpastian dari spesifikasi akurasi Alat Ukur/Kalibrator

1
× 0.0001
Ub3 = 2
√3
= 0.000028 atau 2.8 × 10-5

h. Derajat kebebasan Tipe B dengan % keraguannya 10.

 0mmHg

[ ]
2
1 100
uB=
2 R

[ ]
2
1 100
uB=
2 10
uB=50

 50mmHg

[ ]
2
1 100
uB=
2 R

[ ]
2
1 100
uB=
2 10
uB=50
 100mmHg

[ ]
2
1 100
uB=
2 R

[ ]
2
1 100
uB=
2 10
uB=50

 150mmhg

[ ]
2
1 100
uB=
2 R

[ ]
2
1 100
uB=
2 10
uB=50
i. Ketidakpastian gabungan (Uc)

 0mmHg:

U Stdv
Ub1 = ;k=2
k

0
=
2

=0

Uc = √ U a2 +U b 12 +U b 22+ U b 32

= √ 02 +02 +0.000282 +0.0000282

= 0.00028

 50mmHg:
U
Ub1 = Stdv ; k = 2
k

0 ,27
=
2

= 0,135
Uc = √ U a2 +U b 12 +U b 22+ U b 32

= √ 0,112 +0 , 1352+ 0.000282+ 0.0000282

= 0.35

 100mmHg ;

U Stdv
Ub1 = ;k=2
k

0
=
2

=0

Uc = √ U a2 +U b 12 +U b 22+ U b 32

= √ 02 +02 +0.000282 +0.0000282

= 0.00028
 150mmHg;
U
Ub1 = Stdv ; k = 2
k

0,12
=
2

= 0,06

Uc = √ U a2 +U b 12 +U b 22+ U b 32

= √ 0 , 0482 +0 , 062 +0.000282 +0.0000282

= 0.076

j. Derajat kebebasan Efektif (Veff)

Uc 4
Veff =
Ua 4 Ub 14
+
Va Vb 1
4
Uc
Veff = 4 4
Ua Ub 1
+
Va Vb 1

Uc 4
eff =
Ua4 Ub14
+
Va Vb 1
k. Faktor Cakupan
 0mmHg
k dengan konfidensial 95.45%
k=2
 50mmHg
k dengan konfidensial 95.45%
k=2
 100mmHg
k dengan konfidensial 95.45%
k=2
 150mmHg
k dengan konfidensial 95.45%
k=2

l. Ketidakpastiaan bentangan 95% (U95)

 0mmHg
Uexp = k × Uc
= 2 × 0.11
= 0.22

 50mmHg
Uexp = k × Uc
= 2 ×0.35
= 0.70
 100mmHg
Uexp = k × Uc
= 2 × 0.00028
= 0.00056
 150mmHg
Uexp = k × Uc
= 2 × 0.076
= 0.0152

V. Analisis

Nilai koreksi merupakan nilai pengukuran yang tingkat akurasinya sangat tinggi yang
mendekati dengan nilai yang sebenarnya. Sedangkan, nilai ketidakpastian pengukuran yaitu
nilai pengukuran yang masih jauh dari nilai yang sebenarnya. Ketidakpastian pengukuran
merupakan selisih antara hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.
ketidakpastian pengukuran adalah suatu parameter non-negatif yang menggambarkan sebaran
nilai kuantitatif suatu besaran ukur berdasarkan informasi yang digunakan. Parameter ini
dapat dijadikan salah satu cara untuk menggambarkan mutu hasil pengukuran karena
menunjukkan rentang dimana nilai benar dari suatu hasil pengukuran berada. Nilai benar
dibuktikan melalui ketertelusuran pengukuran (kalibrasi) dan rentang dimana nilai benar
berada dinyatakan melalui ekspresi ketidakpastian pengukuran yang menyertai hasil
pengukuran.

Nilai koreksi atau simpangan didapatkan dengan menggunakan rumus yang tertera
diatas. Pada pengukuran 0 mmHg didapatkan hasil 0. Pada perhitungan 50 mmHg didapatkan
hasil pengukuran 0,004, Perhitungan 100 mmHg didapatkan hasil perhitungan sebesar 0,
Pada perhitungan 150 mmHg didapatkan hasil perhitungan sebesar 0,007. Pada Nilai Rata
Rata didapatkan hasil pada pengukuran 0 mmHg sebesar 0,011 pada perhtungan 50 mmHg
didapatkan hasil sebesar 50.34 pada pengukuran 100 mmHg didapatkan hasil sebesar 102,011
dan yang terakhir pada pengukuran 150 mmHg didapatkan hasil sebesar 151,17.

Pada Standar Deviasi pada nilai perhitungan 0 mmHg, 50 mmHg, 100 mmHg, 150
mmHg secara berurutan didapatkan hasilnya sebesar 0, 0.27 , 0, 0.12. Pada Standar deviasi
Simapangan Baku ( Ua) nilai perhitungan 0 mmHg, 11 mmHg, 0mmHg, 0,048 mmHg .
V1. KEAIMPULAN

Pada percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa, Kalibrasi adalah
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh
instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan
nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi
tertentu Pada saat melakukan pengukuran hasil yang kita dapat memungkin memiliki nilai
hasil yang berbeda dikarenakan factor factor tertentu misalnya dari metode pengukuran, alat
ukurnya dan factor lingkungannya. Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan
keabsahan yang sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar
nasional atau standar internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang
digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan melakukan
kalibrasi terhadap alat tersebut. Hasil pengukuran yang kita lakukan pada praktikum ini
sangat berkaitan dengan peritungan sebelumnya. Jika kita pada saat awal salah menghitung
maka perhitungan selanjutnya akan salah maka dari itu kita harus teliti pada
saat ,menghitung.

Anda mungkin juga menyukai