Anda di halaman 1dari 10

Studi kasus:

Definisi sosial & prespektif


Nuraini Putri Khoirimawati
11210540000038
Profile Narasumber
Ian
21 tahun
mahasiswa
Deskripsi Lingkungan
Masyarakat Sulawesi selatan khususnya
Makassar yang menganut sistem
patriarkhi memberikan proses
sosialisasi yang berbeda terhadap
pengenalan nilai-nilai hidup. Sosialisasi
konstruksi sosial secara evolusional dan
perlahan-lahan mempengaruhi biologis
masing-masing jenis kelamin.
Deskripsi singkat
masalah/kasus
Anak laki-laki dalam latar budaya Makassar diarahkan
menjadi laki-laki yang harus memiliki sifat berani, sebagai
akibatnya, banyak diantara mereka yang menjadi salah
kaprah didalam menerapkannya, salah arah dalam
berkomunikasi, dan bahkan cenderung kearah agresif, yakni
ingin menang sendiri, tidak mau menerima pendapat orang
lain karena merasa yakin benar pada pendapatnya sendiri
walaupun untuk orang lain hal itu belum tentu benar.
Sebaliknya pada anak perempuan dengan sifat-sifat yang
harus lemah lembut, tidak sedikit diantara mereka yang
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi akibat sifat
peran gender yang ditimpakan.
Lanjutan
Pada kasus ian, ian adalah seorang anak laki-laki tunggal yang berasal dari keluarga keturunan
tionghoa yang bertempat tinggal di daerah sulawesi selatan lebih tepatnya Makassar, dari
kecil ian memang berbeda dari anak laki-laki seusianya, dan ia menyadari keberbedaan
dirinya pada saat usianya 5 tahun, disaat anak laki-laki sebayanya gemar bermain bola
menonton kartun kapten subasa, ia malah sebaliknya lebih gemar bermain masak-masakkan
dan menonton kartun barbie, dan juga dari segi sikap ian berbeda dengan anak laiki-laki
seumurannya, ia lebih cenderung pendiam dan lemah lembut tidak seperti anak laki-laki pada
umunya yang tegas dan juga berani. Dan juga disisi lain kedua orang tua ian, tidak
memberitahu dan mengarahkan ian, agar ian bisa bermain dengan anak laki-laki dan juga
bermain permainan yang biasa dimainkan oleh anak laki-laki. Lalu dari semua perbedaan
tersebut ian merasa dirinya memiliki kelainan, dan hal ini terjadi hingga ian dewasa,
perbedaan ini makin mencolok, pada masa SMA, ian lebih gemar berteman dengan
perempuan dan juga banyak anak laki-laki di sekolahnya yang kerap kali memanggil ian
dengan sebutan “banci”.
Lanjutan
Bahkan terkadang ada masyarakat yang mengatakan “jika saya punya
anak seperti kamu mungkin sudah saya buang”. Hal ini di ucapkan
masyarakat kepada ian dikarenakan masyarakat sekitar malu melihat ian,
tidak menjadi laki-laki yang seharusnya. Merasa keberadaannya tidak
diterima oleh masyarakat sekitar. Lalu setelah lulus SMA ian meneruskan
pendidikannya di universitas swasta di jakarta, dan perbedaan itu masih
ia rasakan namun keadaannya berbeda, teman-teman ian di jakarta
menerima keberadaan dan perbedaan dari diri ian, dari rasa penerimaan
tersebut akhirnya ian merasa jika dirinya bukan di takdirkan menjadi laki-
laki melainkan perempuan, maka dari itu, akhirnya ian menjadi
transgender dan mengubah penampilannya menjadi layaknya
perempuan.
Teori
Secara umum factor terjadinya penyebab perilaku menyimpang dalam masyarakat sosial dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Faktor internal
Factor internal dapat diartikan sebagai suatu penyebab yang muncul dari dalam diri sendiri, sebagai
contoh seperti kecerdasan, umur, kedudukan seseorang didalam sebuah keluarga
2. Faktor eksternal
Factor eksternal penyimpangan sosial dapat dipahami sebagai suatu perilaku menyimpang yang
disebabkan oleh lingkungan sosial, kehidupan rumah tangga, pendidikan, lingkungan sosial, dan
pergaulan. Sebagai contoh seperti pergaulan yang mengarah pada penggunaan narkoba atau obat
obatan terlarang.
Penyimpangan sosial negatif merupakan penyimpangan sosial yang bersifat negatif, ini berarti
perilaku atau penyimpangan yang terjadi benar-benar menyimpang dari aturan, nilai, maupun norma
yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga tidak memberikan dampak yang positif tetapi memberikan
dampak negatif penyimpangan sosial bagi masyarakat
Marjinalisasi adalah suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang
mengakibatkan kemiskinan. Banyak cara yang dapat digunakan untuk memarjinalkan seseorang atau
kelompok. Salah satunya adalah dengan menggunakan asumsi gender
Lanjutan

Kelompok referensi koperatif adalah kelompok yang memberikan


individu kerangka berpikir untuk mengevaluasi posisi sosialnya yang
berhubungan dengan posisi sosial orang lain. Penggunaan kelompok
referensi komparatif oleh individu nempaknya merupakan dugaan
awal tentang adanya hirarki dalam kehidupan sosial.
Analisa teori
Ian seorang yang mengalami penyimpangan negatif. karena tidak sesuai dengan
aturan, nilai dan norma yang berlaku di tengah- tengah masyarakat atau
budaya makasar di mana partriarkhi yang ditekankan. Dan sebab terjadinya
penyimpangan sosial negatif disebabkan karena faktor internal dan eksternal.
Secara internal karena dia sejak usia masa balita di usia 5 tahun di izinkan
bermain mainan perempuan tanpa penjelasan yang tepat. dan dia merasakan
kenyamanan dengan bermain bersama dengan kawan-kawan perempuan dan
dengan segala permainnya. Dan faktor eksternal, disebabkan saat ia
meneruskan pendidikannya di Jakarta, ternyata mendapatkan penerimaan
dengan baik dari kawan-kawannya. penerimaan ini menjadi penguat buat
dirinya akan kecenderungan menjadi wanita. Sehingga pada akhirnya perilaku
Ian dalam budaya makasar dia mendapatkan marjinalisasi. karena perbedaan
jenis kelamin
Solusi
di harapkan masyarakat tidak memberi labelling yang berlebihan
khususnya terhadap gender, agar tidak terjadi lagi penyimpangan
terhadap gender atau yang sering disebut transgender karena tidak diakui
masyarakat dan prespektif masyarakat yang berlebih, dan seharusnya
dari faktor keluarga lebih bisa mengarahkan ian agar bisa kembali
menjadi seoarang laki-laki, dan masyarakat yang menemukan kasus
seperti ian harusnya tidak serta merta menerima, harusnya juga
menuntun ian untuk kembali sebagai seorang laki-laki

Anda mungkin juga menyukai