Anda di halaman 1dari 6

A.

Perkembangan Masa Remaja


1. Definisi perkembangan remaja
Menurut John W. Santrock dalam buku Life-span Development:
Perkembangan Masa Hidup (2001), remaja adalah masa perkembangan
transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologi, kognitif, dan sosial emosional. Masa remaja awal
dimulai pada usia 12 hingga 15 tahun dan diakhiri pada masa remaja
akhir di usia 18 hingga 21 tahun. Pada perkembangan remaja, seseorang
tidak mau diperlakukan sebagai anak-anak. Namun, belum memiliki
kematangan seorang dewasa.
Pada masa remaja, kematangan seksual seseorang mulai
berkembang hingga benar-benar matang. Perubahan fisik, intelektual,
dan juga emosi dalam masa ini merupakan persiapan seseorang untuk
masuk ke dalam masa dewasa.
2. Ciri-ciri perkembangan remaja
a. Mengalami tanda seksual sekunder hingga kematangan reproduksi.
b. Mengalami perubahan fisik dan perilaku sesuai dengan jenis kelamin.
c. Mulai merasakan, mengendalikan, dan juga mengarahkan dorongan
seksual.
d. Perubahan nilai yang dianggap penting dan tidak penting.
e. Kerap berpikiran abstrak, namun dapat kembali berpikiran konkret
ketika berada di bawah tekanan.
f. Mengalami perkambangan otak akan keterampilan sosial dan juga
pemecahan masalah.
g. Memiliki keinginan untuk mandiri dan merasakan kebebasan.
h. Memiliki keinginan untuk mencoba hal baru dan cenderung lebih
mengambil risiko.
i. Perubahan emosional atau mood yang berlangsung dengan cepat.
j. Mulai mengalami kegelisahan dalam hidupnya.
k. Mulai merasakan kekurangan diri, namun belajar untuk menerimanya.
l. Mengembangkan hubungan sosial yang lebih luas dan lebih kuat.

1
m. Mulai memahami bagaimana tindakan dan keputusan yang diambil
memberikan pengaruh pada masa depan.
3. Tugas perkembangan remaja
Ketika memasuki masa remaja, muncul tugas perkembangan
remaja. Tugas tersebut harus dituntaskan agar remaja merasakan
kebahagiaan, kesuksesan, penerimaan di masyarakat, dan kesiapan untuk
memasuki tahap perkembangan selanjutnya. Menurut E. B. Hurlock
dalam buku berjudul Psikologi Perkembangan Edisi 5 (2001), tugas
perkembangan remaja adalah:
a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya,
baik pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial baik sebagai pria maupun wanita. Menerima
keadaan fisiknya dan dapat menggunakan tubuhnya secara efektif.
c. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua.
e. Mempersiapkan karier ekonomi.
f. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
g. Memperoleh peringkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku dan mengembangkan ideologi.

B. Penyimpangan Masa Remaja

Kejadian-kejadian tiap hari terjadi di sekitar kita yang dilakukan oleh


remaja usia sekolah SLTP dan SLTA sering meresahkan warga, guru di
sekolah dan sudah pasti orang tuanya di rumah. Kejadian tawuran antar anak
sekolah, geng motor, pemakaian narkoba, bullying, dan banyak lagi
penyimpangan perilaku yang dilakukan anak-anak remaja perlu mendapat
perhatian dan kajian.

Kejadian yang masih viral sampai hari ini adalah kasus penganiayaan
David siswa SMA oleh Mario Dandy “sang jagoan” yang menyebabkan ia,
dan bapaknya harus berurusan dengan hukum, serta mengakibatkan para
pejabat pajak dibuatnya ketar-ketir dengan diauditnya kekayaan mereka yang
tergolong “aneh” dan sengaja dipamerkan kepada khalayak ramai.

2
Kejadian itu terjadi pada remaja, di mana masa remaja merupakan
peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa yang ditandai dengan perubahan
biologis, kognitif dan sosio-emosional. Pada masa transisi ini sering terjadi
penyimpangan-penyimpangan perilaku yang bersifat mengganggu, dan
melanggar norma-norma atau etika yang berlaku.

Tindakan-tindakan seperti berbicara kasar, membolos dari sekolah,


tidak mau ikut peraturan sekolah, dan melawan pada guru dan orang tua sudah
menjadi pemandangan biasa terjadi pada tingkah laku para remaja kita.

Namun hal ini kalau dibiarkan dan hati nurani anak tersebut tidak
tersentuh akan berakibat pada perilaku-perilaku kriminal seperti memukul
orang, melakukan pemalakan/perampokan, penganiayaan/pembunuhan,
pemakai dan pengedar obat-obatan serta perilaku-perilaku menyimpang
lainnya.

Ketimpangan sosial di lingkungan sekitar dapat memicu tindakan-


tindakan penyimpangan di atas, apalagi jika remaja kita kurang pembinaan
pendidikan keagamaan, baik oleh orang tua, sekolah maupun lingkungan
sekitarnya.

Ketimpangan-ketimpangan yang dimaksud adalah ketimpangan yang


terjadi di keluarga, di sekolah dan di masyarakat. Ketimpangan di keluarga
terjadi kalau terbentuknya ketidakharmonisan di keluarga, anak sering di
beda-bedakan perlakuannya atau dibanding-bandingkan dengan kakak, adik,
atau temannya dan orang tua yang tidak memberikan contoh yang baik bagi
anaknya.

Ketimpangan di sekolah terjadi atas perlakuan teman dan guru di


sekolah, bagaimana guru dan temannya membedakan seorang yang kaya dan
miskin, dan yang pintar atau bodoh, atau tidak peduli dengan keadaan yang
terjadi pada dirinya.

Di masyarakat ketimpangan sosial terjadi si kaya makin kaya dan si


miskin semakin miskin, yang kaya sering angkuh dan sengaja pamer hartanya,
dan simiskin tidak tau diri dan iri serta ingin mengikuti gaya si kaya,

3
walaupun pada akhirnya tidak kesampaian juga. Jurang pemisah ini semakin
kentara, dan akhirnya menjadi bibit dari penyimpangan bagi perilaku-perilaku
remaja.

Perilaku penyimpangan remaja tersebut adalah sebagai salah satu


bentuk penyimpangan negatif yang harus disikapi oleh orang dewasa, baik di
rumah, di sekolah ataupun di masyarakat. Pemenuhan kebutuhan dasar mereka
merasa tidak terpenuhi, dan terus akan merasa tidak terpenuhi walaupun sudah
pada puncak kebutuhan tertinggi yang oleh Maslow disebut dengan aktualisasi
diri.

Menurut Maslow dengan teori hierarki kebutuhannya membagi


tahapan-tahapan kebutuhan dasar manusia menjadi 5 tahap kebutuhan yaitu
fisiologis, keamanan dan kasih sayang, sosial dan afiliasi, serta harga diri dan
aktualisasi diri.

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan tingkat pertama,


terdiri atas makan, minum, pernapasan, tidur, seks dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan

Kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan tingkat kedua yang


harus dipenuhi setelah kebutuhan tingkat pertama dipenuhi dan dipuaskan.
Kebutuhan akan keamanan ini meliputi kestabilan, ketergantungan,
perlindungan, bebas dari rasa takut dan ancaman.

3. Kebutuhan Sosial

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan tingkat ketiga yaitu meliputi


kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, pada saat ini individu
akan merasa sangat kesepian dan terisolasi dari pergaulan dan
membutuhkan teman dan perhatian dari seseorang.

4. Kebutuhan Harga Diri

Kebutuhan harga diri ini merupakan kebutuhan tahap ke-empat


yang meliputi kebutuhan terhadap kekuasaan, berprestasi, pemenuhan diri,

4
kekuatan, dan kemampuan untuk memberi keyakinan, dan kehidupan serta
kebebasan. Selain itu juga pada tahap kebutuhan ke-empat ini adalah
kebutuhan yang berkaitan dengan nama baik, status, keberhasilan,
pengakuan, perhatian, dan penghargaan.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri ini merupakan kebutuhan tingkat


kelima yang merupakan kebutuhan manusia paling tinggi. Masing-masing
individu ingin mewujudkan diri sebagai seorang yang mempunyai
kemampuan yang unik. Kebutuhan ini ada hanya setelah empat kebutuhan
sebelumnya dicapai secara memuaskan.

Si miskin yang miskin dengan ajaran agama akan berusaha


melampaui kebutuhan fisiologisnya dengan cara apa pun, meminta dan
merengek pada orang tuanya, mungkin ia mencuri, meminta paksa sama
temannya atau bahkan bisa diperalat oleh orang dewasa untuk melakukan
jual beli obat terlarang.

Contoh kasus pembunuhan anak SD oleh anak SMP di Sukabumi


bisa dijadikan peringatan keras bagi kita untuk melihat kasus ini secara
utuh, apa motif mereka melakukan hal keji tersebut, padahal mereka tidak
kenal dengan korban.

Banyak kasus yang terjadi karena pemilihan ketua dari suatu


geng/kelompok, seseorang yang akan dijadikan ketua harus berani untuk
membacok siapa saja, atau kalau di sekolah harus berani melawan
guru,berani dikeluarkan dari sekolah atau harus berani memalak dan
memukul temannya di sekolahnya.

Hal tersebut bukan hanya kebutuhan fisiologis lagi tapi sudah


merambah pada kebutuhan lain, bisa saja dia diancam oleh kelompoknya
untuk berbuat aniaya pada orang lain, sehingga ia dalam keadaan tertekan
dan keamanannya terancam oleh kelompoknya.

Atau hal itu terjadi juga karena kebutuhan sosial, ia tidak punya
teman di sekolahnya, dan bergabung dengan kelompok yang membawanya

5
berkarakter tidak baik, atau kebutuhan pengakuan bahwa dirinya berani
dan layak untuk dijadikan ketua geng versi kelompoknya, atau itu
mungkin menjadi ajang aktualisasi dirinya yang salah kaprah.

Penampilan tersangka Mario Dandy, anak pejabat DJP Kemenkeu,


yang menganiaya korban pria berinisial D (17) di kawasan Ulujami,
Pesanggrahan, Jakarta, Rabu (22/2/2023). Foto: Luthfia Miranda
Putri/Antara

Berbeda dengan kasus Mario Dandy, ia sudah melampaui


kebutuhan fisiologisnya, kebutuhan keamanannya, sosialnya, namun dia
butuh pengakuan diri dari yang lain sehingga sering pamer harta bapaknya,
memperlihatkan pada pacarnya bahwa ia bisa berbuat sekehendak hatinya
untuk menganiaya orang yang menurutnya akan merebut pacarnya.

Pada akhirnya tidak ada si kaya dan tidak ada si miskin, dalam
ajang pencarian jati diri pada masa remaja ini. Yang paling utama adalah
pendidikan keluarga dengan ajaran agama yang kuat, bekerja sama dengan
sekolah untuk mendidik karakter anak supaya muncul karakter baik dan
membudaya dalam kehidupan sehari-harinya baik di rumah, di sekolah dan
di masyarakat.

C. Kesimpulan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai