Anda di halaman 1dari 19

BAHAYA SEKS BEBAS BAGI REMAJA DI SMAS PANCA

SETYA SINTANG

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH
SINTIA NOVIANTI
8346/0053829539

JURUSAN IPS
SMA SWASTA PANCA SETYA SINTANG
TAHUN 2022/2023
KARYA TULIS ILMIAH

BAHAYA SEKS BEBAS BAGI REMAJA DI SMAS PANCA


SETYA SINTANG

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan


Sekolah Menengah Atas Swasta Panca Setya Sintang

Sintia Novianti
173167/0053829539

JURUSAN IPS
SMA SWASTA PANCA SETYA SINTANG
TAHUN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

BAHAYA SEKS BEBAS BAGI REMAJA DI SMAS PANCA SETYA


SINTANG

Disusun Oleh :

SINTIA NOVIANTI

NIS / NISN : 8346 / 0053829539

Disetujui

Pembimbing Penguji

(…………………..) (…………………..)

NIP……………….. NIP………………..

Disahkan oleh

KEPALA SMAS PANCA SETYA SINTANG

PETRUS juli , S.S , M.M

NIP.YS.310782 0117 001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : SINTIA NOVIANTI

NIS / NISN : 8346 / 0053829539

Jurusan : MIPA / IPS

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai
tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau
dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini hasil jiplakan saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Sintang………….

Yang membuat pernyataan

Materai Rp.10.000 ttd

(……nama…..)
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
TULISILMIAH UNTUKKEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : SINTIA NOVIANTI

NIS / NISN : 8346 / 0053829539

Jurusan : MIPA / IPS

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan


kepada SMA Swasta Panca Setya Sintang Hak Bebas Royalti noneksklusif
( Non-exclusive Royalty-Free Right ) atas karya tulis ilmiah saya yang
berjudul : BAHAYA SEKS BEBAS BAGI REMAJA

DI SMAS PANCA SETYA SINTANG

Beserta perangkat yang ada ( jika diperlukan ) dengan Hak Bebas Royalti
noneksklusif ini SMA Swasta Panca Setya Sintang berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data
base), merawat, dan mempublikasikan karya tulis ilmiah saya selama tetap
mencamtumkan nama saya sebagai penulis/pemcipta dan sebagai pemilik
Hak Cipta/

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Sintang………….

Yang membuat pernyataan

Materai Rp.10.000 ttd(……nama…..)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan karunia-nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah
yang berjudul "Bahaya Seks Bebas Bagi Remaja SMA Swasta Panca Setya
Sintang" .

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Paulus Higang, S.Pd

2. Ibu Fransiska Emiliana Suraymi, S.Pd

3. Bapak Yohanes M. Madu, S.Pd

4. Ibu Noverita Siboro, M.Psi

Yang telah membantu kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi
konstribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
karya ilmiah ini. Seks bebas merupakan perilaku seksual yang dilakukan di
luar nikah. Dalam praktiknya, hal tersebut bisa terjadi antara satu pasangan
atau satu orang dengan berganti-ganti pasangan.Penulis mengakui bahwa
ada banyak kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan
karya kami. Semoga karya ilmiah ini dapat membawa pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua tentang Bahaya Seks Bebas Bagi Remaja

Sintang, 18 Januari 2022

Sintia Novianti
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja secara umum dianggap dengan mulainya pubertas. Proses


yang mengarah pada kematangan seksual, perubahan pola pikir dan perilaku, serta
fasilitas tubuh dalam kemampuan berproduksi. Menurut Hurlock (1980) masa
remaja berlangsung dari usia 13 tahun sampai usia 16 tahun atau 17 tahun, dan
akhir masa remaja mulai dari usia 16 tahun hingga 18 tahun, masa remaja akhir
bisa disebut usia matang secara hukum. Masa tersebut membawa pengaruh besar
dan saling berkaitan dalam masa perkembangan

Menurut Papalia, Old dan Feldman (2008) bahwa masa remaja adalah masa
transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mengandung perubahan
besar baik secara fisik, kognitif maupun psikososial. Masa remaja dimulai dengan
pubertas , yaitu proses yang mengarah kepada kematangan seksual atau fertilisasi
( kemampuan untuk berproduksi).

Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan


perempuan tanpa ada ikatan pernikahan, menurut Sarwono (2011;174), perilaku
seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan
lawan jenisnya maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa
bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku
berkencan,bercumbu, dan bersenganggama.

Bahaya dari seks bebas adalah mengakibatkan remaja mempunyai kenangan


buruk semasa muda dan sebelum menikah, kehamilan, membuat rasa ingin
menggugurkan (aborsi) kandungan, dapat membuat remaja memiliki penyakit
kelamin, menimbulkan rasa bersalah pada diri remaja, memiliki rasa takut
ditinggal pasangan, dan dapat membuat efek ketagihan untuk melakukan seks
tersebut diluar ikatan pernikahan. Dengan demikian diharapkan peserta didik
SMAS PANCA SETYA SINTANG yang merupakan generasi muda perlu di
perhatikan dalam proses perkembangannya di lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah agar memahami bahayanya seks bebas.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:


1. Apa saja bentuk perilaku seksual dalam melakukan seks bebas?
2. Apa faktor yang mendorong terjadinya seks bebas?
3. Apa penyebab dari terjadinya seks bebas para remaja?
4. Apakah pendidikan seksual hanya diberikan kepada remaja?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk memberitahu bentuk-bentuk perilaku seksual


2. Untuk memberitahu faktor-faktor yang mendorong terjadinya seks
bebas
3. Untuk memberitahu penyebab/resiko yang di akibatkan dari melakukan
seks bebas pada remaja
4. Untuk memberitahu kepada pembaca dari kapan pendidikan seks harus
diberikan kepada individu

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dibuat oleh penulis dengan tujuan :

1. Agar dapat menambah wawasan masyarakat tentang bahayanya seks


bebas terutama bagi peserta didik di SMAS PANCA SETYA
SINTANG
2. Memberitahu kepada masyarakat tentang seks bebas serta diharapkan
masyarakat luas terutama remaja SMAS PANCA SETYA SINTANG
memiliki kesadaran akan bahayanya seks bebas
3. Membantu para ahli dalam menyebarkan ilmu yang seringkali dianggap
sepele oleh masyarakat
4. Serta penelitian ini dapat dijadikan refrensi ataupun acuan bagi peneliti
lain tentang seks bebas remaja.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Seks Bebas

Munculnya istilah seks bebas dengan mengikuti perkembangan zaman ilmu


pengetahuan dan teknologi dalam peradaban manusia. Hal yang perlu diketahui
bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan. Tetapi ada
dampak negative yang lahir akibat perkembangan itu, salah satunya adalah budaya
seks bebas.

Istilah seks bebas bukan lagi menjadi hal yang tabu dalam kehidupan
bermasyarakat dan para remaja khususnya peserta didik di SMAS PANCA
SETYA SINTANG, tanpa melihat usia kata seks bebas sudah sangat terkenal,
yang mengartikan ketika masyarakat maupun para siswa di SMAS PANCA
SETYA SINTANG mendengar kata seks bebas maka arah pemikiran adalah
terhadap tindakan dilakukan oleh dua orang lawan jenis atau sesama jenis yang
melanggar, bertentangan terhadap hukum maupun agama.

Seks bebas merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual
terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan
pernikahan dan tindakan ini bertentangan dengan norma-norma tingkah laku
seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.

2. Bentuk-bentuk perilaku seksual. Menurut Sarwono (2011)

1) Perasaan tertarik, yaitu minat dan keinginan remaja untuk melakukan


perilaku seksual berupa perasaan suka, perasaan sayang dan perasaan cinta.

2) Berkencan, yaitu aktivitas remaja ketika berpacaran berupa berkunjung ke


rumah pacar, saling mengunjungi dan berduaan.
3) Bercumbu, yaitu aktivitas seksualitas di saat pacaran yang dilakukan
remaja berupa berpegangan tangan, mencium pipi,

4) mencium bibir, memegang buah dada, memegang alat kelamin dibalik


pakaian.

5) Bersenggama, yaitu kesedian remaja untuk melakukan hubungan seksual


dengan pacarnya atau lawan jenis.

3. Faktor penyebab perilaku seks bebas

1. Pengaruh media elektronik dan cetak yaitu media yang memiliki pengaruh
besar terhadap perilaku seks bebas berupa tayangan-tayangan di televisi yang
dapat ditiru langsung, akses internet secara bebas dan langsung yang seharusnya
belum layak melihat hal-hal yang belum waktunya tetapi sudah dilihat dengan
sedemikian mudahnya.

2. Pengaruh minim pengetahuan

minimnya pengetahuan remaja pada saat ini terhadap perilaku pergaulan bebas
terutama seks yang menyebabkan menjadi suatu faktor terjadinya seks bebas
dikalangan remaja saat ini

3. Faktor Keluarga, keluarga sangat berperan besar dalam kehidupan


anaknya, apabila orang tua mendidik anaknya dengan benar dan tepat maka
anaknya akan tumbuh sesuai dengan didikan orang tuanya. Dan sebaliknya jika
anaknya terjerumus kedalam seks bebas maka ada yang perlu di perbaiki dalam
pendidikan dan pola asuh dari orang tua terhadap anaknya.

4. Faktor Lingkungan,Bersosialisasi adalah hal utama bagi kehidupan


bermasyarakat bagi individu yang ingin berkembang, masyarakat merupakan
lingkungan yang terluas bagi remaja dan paling banyak berperan dalam masa
perkembangan seseorang. Norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat
melemah akibat dari perbuatan sosial, remaja dengan tanpa sengaja terpengaruh
dengan adanya kejadian di masyarakat yang acuh terhadap lingkungan sekitarnya.
5. Kegagalan remaja dalam menyerap norma Kegagalan remaja dalam
menyerap norma disebabkan oleh karena norma-norma sudah tergeser oleh
modernisasi.

Menurut Rintyastini (2006 : 108) ada beberapa faktor yang menjadi penyebab
remaja terjebak dalam seks bebas yaitu :

1. Perubahan hormon ketika seseorang memasuki masa remaja. Hal ini


mengakibatkan organ-organ seks menjadi matang dan membutuhkan penyaluran.

2. Motivasi untuk mewujudkan rasa sayang dan cinta dengan didominasi


oleh perasaan kedekatan dan gairah komitmen yang jelas.

3. Rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala hal yang belum
diketahui.

4. Faktor lingkungan, lingkungan juga punya peranan cukup besar dalam


membuat remaja terjebak pada seks bebas.

5. Kurangnya dasar-dasar keimanan dalam diri.

Sex education atau yang biasa disebut sebagai pendidikan seks juga di perlukan
dalam masa perkembangan setiap remaja, pendidikan seks adalah salah satu
bentuk pengenalan fungsi seks dan organ-organ seksual untuk menjamin
kesehatan dan fungsi seks yang normal. Menurut Suliman (dalam Suraji, 2008)
Pendidikan adalah suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan tujuan
agar anak atau orang yang dihadapi itu akan meningkat pengetahuannya,
kemampuannya, akhlaknya bahkan seluruh pribadinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam (Suraji, 2008) menyebutkan


pengertian pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, dan cara mendidik.

Dari kedua definisi diatas yang dimaksud dengan pendidikan meliputi beberapa
hal, yaitu :
1. Pendidikan merupakan sesuatu usaha yang disengaja

2. Merupakan suatu proses

3. Dilakukan dengsn sadar dan terprogram

4. Dilakukan oleh orang yang dewasa kepada anak didik

5. Mempunyai tujuan menjadikan seseorang menjadi lebih baik dan


sempurna

J.S Tukan dalam (Suraji, 2008) mengartikan seks sebagai suatu efek
(konsekuensi) dari adanya jenis kelamin. Seks dalam pengertian ini meliputi
perbedaan tingkah laku, perbedaan atribut, perbedaan peran dan pekerjaan serta
hubungan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Gendel, 1968 dalam( Payne 1981) menyatakan bahwa pendidikan seks secara
deskriptif disebut tentang seksualitas manusia dan ia mendefinisikan seks
sebagaimana kita adanya, bukan sesuatu yang kita lakukan. Pendidikan seks
sangat penting diberikan sejak dini agar anak mengetahui fungsi organ seks,
tanggungjawabnya, panduan menghindari penyimpangan perilaku seks sejak dini.
Pemberian pendidikan seks yang benar berarti menghindarkan anak dari berbagai
resiko negatif perilaku seksual, seperti kehamilan di luar nikah, pelecehan seksual
dan penyakit menular seksual.

Sebelum anak menginjak usia remaja, informasi tentang seks perlu diberikan agar
mereka mengenal dirinya secara lebih jauh, dan mengerti akan hubungan dirinya
dengan lingkungannya, memiliki bekal ilmu tentang dirinya dan seksualitasnya
sehingga kelak ketika menginjak masa remaja anak akan lebih percaya diri,
mampu menerima keunikan dirinya sekaligus tahu bagaimana menjaga dirinya
sendiri sebaik mungkin. Informasi tentang seksualitas bisa di dapat melalui
pendidikan seks.
Menurut Dr. A. Nasih Ulwan dalam (Suraji,2008), Pendidikan seks adalah upaya
pengajaran penyadaran dan penerangan tentang masalah-masalah seks yang
diberikan kepada anak agar ia mengerti masalah-masalah yang mengenai dengan
seks, naluri, dan perkawinan, sehingga jika anak telah dewasa dan dapat
memahami unsur-unsur kehidupan ia telah mengetahui masalah-masalah yang
dihalalkan dan diharamkan bahkan mampu untuk menerapkan tingkah laku yang
baik.

Adanya kesimpulan dari beberapa teori diatas, bahwa yang dimaksud dengan
pendidikan seks adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan dan membentuk
manusia-manusia dewasa yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagia, dapat
mempergunakan fungsi seksnya serta bertanggungjawab baik dari segi individu,
sosial, maupun agama. Tanggung jawab diartikan sebagai hubungan yang tidak
mempunyai efek yang merugikan bagi dirinya, pasangannya, dan masyarakat serta
kesadaran mengatur dorongan seksualnya dengan nilai-nilai moral yang berlaku.

Pendidikan seks pada anak mencakup identitas diri berkaitan erat dengan organ
biologis mereka serta perbedaan antara laki-laki dan perempuan, memperkenalkan
anatomi tubuh, proses reproduksi, pubertas dan perubahan-perubahan fisik yang
terjadi, termasuk bagian intim, hubungan manusia, identitas seksual, dan peran
gender, anatomi reproduksi dan citra tubuh, aspek emosional dan pendewasaan,
cara-cara pencegahan kehamilan dan pencegahan HIV/PHS (penyakit menular
seksual), dan akibat-akibat kesehatan dari tidak memakai kontrasepsi dan cara-
cara pencegahan seksual diantara para remaja yang aktif secara seksual.

Pendidikan seks yang diberikan secara kompleks dan utuh serta disesuaikan
dengan tingkat usia sangat diperlukan oleh setiap anak tanpa memandang latar
belakang anak tersebut apakah anak itu normal atau memiliki keterbelakangan,
karena pada dasarnya semua pengetahuan tersebut akan membantu mereka dalam
bersosialisasi di masyarakat. Sehingga tidak akan timbul masalah penyimpangan-
penyimpangan seksual.
● Hipotesis Penelitian

Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang sex education atau pendidikan seks
terhadap perilaku seks bebas bagi remaja pada peserta didik di SMAS PANCA
SETYA SINTANG

Anda mungkin juga menyukai