Anda di halaman 1dari 42

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH BURUK MENONTON VIDEO PORNO BAGI


KESEHATAN

Karya Ilmiah Ini Disusun Sebagai Tugas Akhir

Di Sma Fajar Dunia

NAMA : MUHAMMAD FARIZ ALGIFARI


NISN : 0053785836

SMA FAJAR DUNIA


JALAN PALASARI TIMUR NO.50 RT 21/10 DESA MAMPIR
KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR 16820
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama :MUHAMMAD FARIZ ALGHIFARI

NIS :

NISN : 0053785836

Judul KTI : PENGARUH BURUK MENONTON VIDEO PORNO BAGI


KESEHATAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Pada tanggal : _______________ 2020

Pembimbing Materi, Pembimbing Teknik,

Alhikmah Nur Mulya N,S.Pd. Arsa, M.Pd


LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Ini telah diajukan pada hari ......, ................ , 20...

Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua : Suparman, M.Pd.

Sekretaris : Arsa, M.Pd.

Anggota : Weni Sugiharti, M.Pd.

Mengesahkan,

Ketua YPI Fajar Dunia

Dr.H. Lita Gunawati, M.Pd.


LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa KTI dengan judul


"..................................................................................................................................
................." ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung risiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.

Bogor, ….. , …..

Materai

6000

(Nama)
Nisn
ABSTRAK
LEMBAR MOTO
KATA PENGANTAR

Cileungsi, Juli 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam
kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Dalam perkembangan
sosial remaja maka remaja mulai memisahkan diri dari orang tua dan mulai
memperluas hubungan dengan teman sebaya (peer group) (Irianto,2014).
Remaja dikenal sebagai sosok dengan rasa ingin tahu yang sangat
besar, banyak minat yang berkembang, di antaranya minat sosial dan minat
seputar masalah seksual. Satu streotip yang menonjol pada remaja adalah
mereka sangat berminat apabila berbicara, mempelajari atau mengamati hal-
hal yang berkaitan dengan masalah seksual (Fitriasary, 2009).
Remaja yang selalu mempunyai rasa ingin tahu yang besar, karena
tidak memiliki pengetahuan yang cukup maka mereka mencoba mencari
informasi-informasi itu sendiri melalui berbagai macam media informasi,
yang tentunya informasi tersebut belum tentu kebenarannya. Dengan rasa
ingin tahu yang besar dan disertai pengetahuan yang minim membuat
remaja tidak bisa memilah-milih mana yang baik dan mana yang buruk.
Apalagi dengan keadaan saat ini dimana setiap item informasi telah
dibumbui dengan kata-kata atau aksi pornografi (Mundhika,2015).

1
Selama ini remaja umumnya telah menempatkan media massa
sebagai sumber informasi seksual yang lebih penting dibandingkan orang
tua dan teman sebaya, karena media massa memberikan gambaran yang
lebih baik mengenai keinginan dan kebutuhan seksualitas remaja
(Supriati,2009).
Selain itu perkembangan teknologi pada saat ini sangat pesat, dengan
pesatnya perkembangan teknologi membuat seks tidak dianggap sakral lagi.
Kecenderungan pelanggaran semakin meningkat oleh karena adanya
penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang
dengan adanya teknologi canggih (video cassette, foto copy, VCD, telepon
genggam, internet, dan lain-lain) menjadi tidak terbendung lagi (Permata,
2011).
Di era teknologi seperti saat ini, pornografi sangat mudah diakses
melalui media, terutama media maya. Harga rental internet yang terjangkau
oleh remaja dan anak-anak hingga media telepon seluler yang mempunyai
aplikasi internet, membuat pornografi semakin mudah diakses melalui
media maya. Tidak hanya itu, tidak sedikit buku, majalah, film dan komik
yang secara sengaja maupun tidak, memuat unsur pornografi untuk
meningkatkan nilai jualnya (Suyatno,2011).
Di Amerika serikat, menurut perkiraan Departemen Kehakimannya,
terdapat 250.000 hingga 500.000 pelaku pedofil tinggal di sana. Mereka
memilih pekerjaan yang membuat mereka mudah mendekati anak-anak.
Atau berkawan dengan para orangtua terutama orangtua tunggal, atau
menawarkan jasa menjaga anak kepada orang sekitar. Ciri utama pelaku
pedofil dan penganiaya anak adalah penggunaan pornografi hard-core dan
pornografi anak (Farouk, 2008).
Pornografi telah menjadi hal yang umum karena sangat mudah diakses
oleh setiap kalangan usia. Aliansi selamatkan Annak (ASA) Indonesia
menyatakan bahwa indonesia selain menjadi negara tanpa aturan yang jelas
tentang pornografi, juga mencatat rekor sebagai negara kedua setelah rusia
yang paling rentan penetrasi pornografi terhadap anak-anak. Menurut
Attorney General’s Final Report on Ponography konsumen utama
pornografi (baik dari majalah, internet, tabloid, dan lain-lain) adalah remaja
berusia 12 sampai 17 tahun (Supriati, 2009).
Di Indonesia, menurut data yang dipublikasikan KPAI, sejak tahun
2011 hingga 2014, jumlah anak korban pornografi dan kejahatan online di
Indonesia telah mencapai 1022 anak. Secara rinci di paparkan, anak-anak
yang menjadi krban pornografi online 28%, pornografi anak online 21%,
prostitusi anak online 20%, objek CD porno 15% serta anak korban
kekerasan seksual online 11% (KPAI, 2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Euis Supriati (2008),menunjukkan


bahwa 83,3% remaja SMPN di Kota Pontianak telah terpapar pornografi
dan 79,5% sudah mengalami efek paparan. Analisis multivariat
menunjukkan bahwa faktor paling dominan yang berhubungan dengan efek
paparan adalah frekuensi paparan. Keterpaparan materi pornografi pada
siswa SMP menyebabkan terjadinya perilaku seksual (Mariani, 2010).
Kecanduan pornografi merupakan gaya hidup baru yang negatif yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Pornografi merupakan
adiksi (kecanduan) baru yang tidak tampak pada mata, tidak terdengar oleh
telinga, kecanduan ini sering terabaikan padahal dampaknya pada
kerusakan otak, pornografi merusak lima bagian otak. Pecandu pornografi
bisa memenuhi „kebutuhan‟ barunya itu dengan lebih mudah, kapan pun
dimanapun, bahkan melalui handphone. Oleh karena itu, diperlukan suatu
pembinaan dan pengawasan dari semua kalangan, khususnya untuk anak-
anak, remaja dan dewasa muda, agar bisa terhindar dari bahaya kecanduan
baru, Khususnya dengan meratakan informasi dari dampak pornograf yang
permanen pada otak pecandunya (Kemenkes RI, 2012).
Saat ini upaya untuk pencegahan penyebaran dan perbuatan
pornografi lebih ditekankan pada upaya represif, yaitu dengan pendekatan
hukum pidana yang dijalankan oleh Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan
Lembaga Pemasyarakatan dengan cara memproses pelaku-pelaku tindak
pidana pornograf dan menjatuhi sanksi pidana. Tetapi pada faktanya upaya
tersebut tidak menimbulkan efek jera pada masyarakat, oleh karena itu
diperlukan upaya lain selain dari upaya hukum untuk penanggulangan dan
pencegahan kejahatan pornografi utamanya penyebaran pada anak-anak
remaja dan anak-anak sekolah. Salah satunya adalah dengan meningkatan
pengetahuan dan sikap terhadap pornografi menggunakan media booklet
(Hanifah, 2013).
Media cetak booklet umum nya digunakan dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang isu-isu kesehatan, karena booklet
memberikan informasi dengan spesifikdan banyak di gunakan sebagai
alternatif untuk di pelajari setiap saat bila seseorang menghendakinya,
booklet merupakan metode tidak langsung dimana petugas kesehatan dalam
penyampaiannya menggunakan perantara atau media (Apriani, 2014).
Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai saluran, alat
bantu, sarana dan sumber daya pendukungnya untuk menyampaikan pesan
harus menyesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan (Ma‟munah,
2015).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liumah (2017)
tentang pengembangan booklet edukasi berbasis pengetahuan dan sikap
sadar sehat reproduksi di pondok pesantren mamba‟ul hisan isyhar nganjuk
menunjukan bahwa Pengetahuan kelompok kecil tentang variabel kesehatan
reproduksi meningkat dari kategori kurang tinggi menjadi sangat tinggi,
sedangkan sikap mengalami peningkatan dari kategori baik (3,52) menjadi
sangat baik (4,38). Hasil penelitian menunjukkan bahwa booklet valid dan
efektif untuk penyuluhan kesehatan reproduksi bagi santri putra di Pondok
Pesantren Mamba‟ul Hisan Isyhar Nganjuk.
Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2016)
tentang pengaruh edukasi gizi dengan ceramah dan booklet terhadap
peningkatan pengetahuan dan sikap gizi remaja overweight menunjukan
hasil Peningkatan rerata pengetahuan gizi pada kelompok ceramah dari
sebelumnya sebesar 72,99% menjadi 78,88%, sedangkan pada kelompok
booklet rerata pengetahuan sebelum edukasi sebesar 73,96% menjadi
78,89%. Peningkatan rerata sikap gizi pada kelompok ceramah dari
sebelumnya sebesar 75,86 menjadi 79,07, sedangkan peningkatan rerata
sikap pada kelompok booklet dari sebelumnya sebesar 73,14 menjadi 78,93.
Terdapat perbedaan rerata pengetahuan dan sikap gizi pada kelompok
ceramah dan booklet (p<0,05). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
booklet dapat digunakan untuk proses pembelajaran secara mandiri.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Utama (2014) tentang pengaruh
pendidikan kesehatan dengan media booklet terhadap tingkat pengetahuan
remaja putri dalam mengatasi keputihan di SMAN 1 Pangaralam tahun 2014
menyebutkan bahwa terdapat prata-rata pengetahuan sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan yaitu 59,75, sedangkan nilai rata-rata setelah
dilakukan pendidikan kesehatan adalah 94,08. Uji hasil statistik
menggunakan uji wiloxon diperoleh nilai P=Value 0,000 dengan α = 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan dengan media booklet.
Media informasi dan teknologi informasi saat ini berkembang sangat
pesat dan sangat cepat, informasi yang disajikan dalam mediapun sangat
bervariasi dan teknologi yang digunakan juga sudah dianggap berteknologi
canggih. Informasi yang diberikan baik melalui media cetak maupun media
elektronik sangatlah beragam (Suyatno,2011).
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di SMA Santun Untan
menyebutkan bahwa sebesar 70% siswa yang pernah menonton film, dan
membaca majalah atau komik yang mengandung konten pornografi,
sebanyak 50% tidak mengetahui dampak dari pornografi, dan 40% siswa
setuju bahwa adalah hal yang wajar bagi remaja yang sudah mengalami
pubertas apabila menonton film atau pun membaca konten yang berbau
pornografi. Selain itu dari 10 siswa-siswi sebanyak 80% mengatakan
mengetahui media booklet.
Menurut wakil kepala sekolah bagian kesiswaan mengatakan bahwa
kasus kehamilan pada siswi sering kali terjadi.tahun 2016 terjadi 2 kasus
kehamilan pada siswi kelas X dan XI dan langsung diberikan sanksi yaitu
diberhentikan sekolah sedangkan pada siswa kelas XII yang hamil masih
diberikan toleransi untuk tetap melanjutkan sekolah dengan alasan agar
tetap bisa mengikuti ujian nasional dan bisa menyelesaikan pendidikan
SMA. Selain itu pada tahun 2014 (Merdeka.com) di sekolah Santun Untan
pernah terjadi kasus pemerkosaan dan pembunuhan pada siswi SMA Santun
Untan yang dilakukan oleh pacarnya yang juga merupakan siswa di SMA
Santun Untan. Kemudian melalui ujicoba media booklet terhadap 10 siswa
didapatkan hasil 60% responden memiliki peningkatan pengetahuan dan
sikap, 30% memiiki skor tetap, dan 10% mengalami penurunan nilai setelah
dilakukan ujicoba media. Dan berdasarkan ujicoba penerimaan media di
dapatkan 10 siswa mengatakan tertarik terhadap cover dan isi booklet,dan
mengatakan pesan yang disampaikan mudah dipahami, 6 orang paling tertarik
terhadap isi booklet,1 orang terhadap tulisan, dan 3 orang tetarik terhadap gambar
yang ada didalam booklet.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian
dengan judul ”bagaimana efektivitas media booklet dalam meningkatkan
pengetahuan dan sikap siswa/i tentang dampak pornografi di SMA Santun Untan”
B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak positiv dan negativ menonton video porno?
2. Mengapa orang-orang menonton video porno?
3. Apa dampaknya pronografi terhadap perilaku remaja?
4. Apa saja dampaknya pada kesehatan jika terlalu sering menonton video porno?
5. Apa yang harus dilalkukan jika terlalu remaja tersebut sudah kecanduan?
6. Apa faktor yang mempengaruhi orang menonton video porno?
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN

1. Landasan Teori
1. Pengaruh Buruk Menonton Video Porno
a. Pengertian pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 849),
pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang
atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang. Jadi dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul
dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu
yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa saja yang ada di
sekitarnya.
Pengertian pengaruh menurut beberapa ahli yaitu:
1. Menurut Wiryanto, pengaruh adalah tokoh formal dan informal di
masyarakat yang memiliki ciri-ciri kosmopolitan, inovatif,
kompeten, dan
aksesibel dibandingkan dengan pihak yang dipengaruhi.
2. Menurut M. Suyanto, pengaruh adalah nilai kualitas suatu iklan
melalui media tertentu.
3. Menurut Uwe Becker, pengaruh adalah kemampuan yang terus
berkembang dan tidak terlalu terkait dengan usaha
memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
4. Menurut Norman Barry, pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan
agar
bertindak dengan cara tertentu, terdorong untuk bertindak
demikian,
sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi
yang
mendorongnya.
5. Menurut Robert Dahl, pengaruh diumpamakan sebagai berikut: A
mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk
berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan.
6. Menurut Sosiologi Pedesaan, pengaruh adalah kekuasaan yang bisa
mengakibatkan perubahan perilaku orang atau kelompok lain.
7. Menurut Bartram Johannes Otto Schrieke, pengaruh adalah bentuk
dari suatu kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.
8. Menurut Albert R. Roberts dan Gilbert, pengaruh adalah wajah
kekuasaan yang diperoleh oleh orang saat tidak memiliki
kewenangan untuk mengambil keputusan.
9. Menurut Jhon Miller, pengaruh adalah komoditi berharga dalam
dunia politik Indonesia.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh
merupakan kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan
juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-
apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya
atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun
benda serta segala sesuatu yang ada di alam  sehingga
mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.

b. Pengertian video porno

Pornografi merupakan makna yang berasal dari Yunani yaitu


Phornographia yang bermakana tentang sebuah tulisan atau
gambaran tentang seorang pelacur. Pada saat itu terdapat penemuan
sejumlah lukisan yang bermuatan seksual, Salah satu yang
menonjol adalah sebuah gambaran tentang tentang tempat
pelacuran yang mengiklankan berbagai layanan seksual dalam
dinding di atas beberapa pintu yang ditemukan di sana. pada saat
itu orang pun bisa menjumpai dengan mudah suatu gambar alat
kelamin laki-laki yang terdapat disisi jalan untuk memperlihatkan
arah tempat pelacuran disana, karena pada masa itu gambar atau
tulisan tentang alat vital adalah hal yang biasa dan tidak ada
peraturan khusus yang melarang tindakan tersebut. Jika menurut
kamus besar bahasa Indonesia pornografi sendiri memiliki
pengertian yaitu pengertian pertama penggambaran tingkah laku
secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan
nafsu birahi, dan pengertian kedua bahan bacaan yang dengan
sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu
birahi dalam seks. Maka dari itu di Indonesia pornografi sangat
dilarang pengedarannya seperti berbagai contoh permasalahan
pornografi yang telah beredar di dalam lingkungan masyarakat
yaitu:

a. Lagu-lagu yang berlirik mesum atau lagu-lagu yang berbunyi atau


suara seksual.
b. Cerita pengalaman seksual di radio dan telepon (sex phone).
c. Jasa pelayanan pembicaraan tentang seks melalu telfon (party line)
d. Film-film yang mengandung adegan ses atau menampilkan sebuah
artis berpakaian mini atau seolah-oalah tidak memakai baju.
e. Penampilan penyanyi atau penari latar dengan pakaiaan mini dan
gerakan seksual dalam klip video/music di TV dan DVD
f. Gambaran atau foto artis yang begaya sensual
g. Iklan-iklan yang menonjolkan artis dengan gaya yang sensual
biasanya ditampilkan di iklan [arfum, mobil, hp, dll.
h. Fiksi dan konflik yang menggambarkan adegan seks dengan cara
sedemikian rupa sehingga membangkitkan nafsu hasrat seksual.
Makna kata porno atau pornografi itu sendiri tidak dapat
definisikan secara jelas karena ragam budaya serta adat istiadat
yang berbeda-beda menjadikan pengertian pornografi itu sendiri
menjadi berbeda-beda. Banyak seniman yang merealisasikan
idenya kedalam sebuah karya seni, tetapi sesuatu yang dianggap
seni oleh seniman sebagai karya seni, namun bagi masyarakat
bukan dianggap sebuah seni melainkan seuatu pornografi. Inilah
yang menyebabkan definisi dari pornografi memiliki banyak
definisi tergantung dari sudut pandang seseorang mengartikan
suatu objek tersebut dapat dikatakan sebagai pornografi atau tidak.
Pornografi didalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008
tentang Pornografi, memiliki banyak pengertian seperti gambar,
sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak,
animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan
lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi atau
pertunjukan di muka umum, yang memuat eksploitasi seksual yang
telah melanggar suatu norma kesusilaan yang terdapat dalam
masyarakat. Yang dimaksut dengan kecabulan dalam undang-
undang anti pornografi dijelaskan dalam bab II, berisi larangan dan
pembatasan yang dijelaskan dalam pasal 4 dimana hal yang
mengandung unsur cabul atau porno antara lain, yaitu :
a. Persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang 13
b. Kekerasan seksual
c. Mastrubasi atau onani
d. Ketelanjangan atau tampilan yang mengesampingkan
ketelanjangan e. Alat kelamin atau
e. Pornografi anak
Dari pendapat H.B Jassin, Penulis berpendapat yang bisa
dikatakan sebagai pornografi berisi setiap tulisan ataupun gambar
yang sengaja digambar atau ditulis yang memiliki tujuan untuk
merangsang seksual seseorang. Sehingga pornografi membuat
sebuah imajinasi pembaca untuk mengarah pada daerah kelamin
yang menyebabkan nafsu. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan
pornografi merupakan segala sesuatu dalam bentuk gambar,
tulisan, kata-kata, gerak tubuh yang mengarah pada kecabulan
dibuat untuk merangsang seksualitas. Di Indonesia perbuatan
Pornografi merupakan perbuatan yang ilegal, tapi penegakan
hukumnya masih lemah sehingga interpretasinya pun tidak sama
dari waktu ke waktu. Hadirnya internet di Indonesia
mengakibatkan dampak positif maupun negative banyak
masyarakat mulai menggunakan internet untuk menggali informasi,
jika menggunakan internet setiap orang dapat kapan saja mencari
informasi yang diinginkan asalkan jaringan internet tersedia di
rumahnya, jika dimanfaatkan secara benar maka internet sangatlah
berguna namun jika internet itu berdapak pada maraknya
penyebaran pornografi itu sendiri yang mana masih belum bisa
diatasi oleh pemerintah.

c. Pengaruh buruk video porno

Remaja adalah suatu fase yang harus dialami manusia


sebagai individu. Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-
anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12 – 22
tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik
itu pematangan fisik, maupun psikolog.

Dalam perkembangannya remaja mengalami perubahan


emosional, kognitif, dan psikis, salah satu perubahan yang tidak
bisa dihindari adalah motivasi dan rasa keingintahuan yang tinggi
terhadap berbagai hal yang menimpa dirinya termasuk masalah-
masalah yang berhubungan dengan seksualitas. Kecanggihan
teknologi membuat mudahnya mengakses content bermuatan seks
yaitu pornografi sehingga banyak remaja yang menikmati hal ini
dan menjadi candu. Paparan pornografi pada anak-anak terutama
didapat melalui intenet yang diperburuk dengan “lifestyle” dan
kurangnya pengawasan, tidak ada komunikasi, tuntutan terlalu
tinggi, kekerasan pada anak, tidak tahu potensi anak, serta
diskriminasi dari orang tua dan lingkungan dapat memicu remaja
untuk dapat terpapar pornografi.

Berdasarkan survey yang dilaksanakan Kemenkes tahun


2017 sebanyak 94% siswa pernah mengakses konten porno yang
diakses melalui komik sebanyak 43%, internet sebanyak
57%, game sebanyak 4%, film/TV sebanyak 17%, Media sosial
sebanyak 34%, Majalah sebanyak 19%, Buku sebanyak 26%, dan
lain-lain 4%.

Pornografi sendiri merupakan sketsa, ilustrasi, foto, tulisan,


suara, bunyi, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk
pesan lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau
pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau
eksploitas seksual yang melanggar norma kesusilaan (UU No. 44
Th 2008 tentang pornografi). Sudah menjadi rahasia umum bila
pornografi dapat menimbulkan kecanduan, candu pornografi
menjadi salah satu isu serius di seluruh dunia, termasuk indonesia.
Tingkat kecanduan pornografi menurut Skinner 2005 dibagi
menjadi :

1. Level 1 :  melihat pornografi sekali atau dua kali setahun, paparan


sangat            terbatas

2. Level 2 : beberapa kali setiap tahun tetapi tidak lebih dari enam
kali, fantasi        sangat minimal

3. Level 3 :  mulai muncul tanda kecanduan, sebulan sekali, mencoba


menahan      diri

4. Level 4 :  mempengaruhi fokus untuk tugas sehari-hari, beberapa


kali dalam         sebulan

5. Level 5 :  Setiap minggu, berusaha keras untuk berhenti, namun


mulai        mengalami gejala withdrawal

6. Level 6 :  Setiap hari untuk memikirkan pornografi, menyebabkan


berbagai          masalah dalam kehidupan

7. Level 7 :  perasaan ketidakberdayaan dan keputusasaan bila tidak


melihat            pornografi, konsekuensi negatif

Ciri-ciri anak atau remaja yang kecanduan pornografi perlu


diketahui oleh orang tua adalah :
 Sering tampak gugup apabila ada yang mengajaknya komunikasi,
menghindari kontak mata.

 Tidak punya gairah aktivitas, prestasi menurun

 Malas, enggan belajar dan enggan bergaul, sulit konsentrasi

 Enggan lepas dari gawainya (gadget), bila ditegur dan dibatasi


penggunaannya akan marah

 Senang menyendiri, terutama dikamarnya, menutup diri

 Melupakan kebiasaan baiknya.

Seperti halnya narkoba, kecanduan pornografi juga mengakibatkan


kerusakan otak yang cukup serius. Pornografi bukan hanya
merusak otak dewasa tetapi juga otak anak. Kerusakan otak
tersebut sama dengan kerusakan otak pada orang yang mengalami
kecelakaan mobil dengan kecepatan sangat tinggi. Kerusakan otak
yang diserang oleh pornografi adalah Pre Frontal
Korteks (PFC), bagi manusia bagian otak ini merupakan salah satu
bagian yang paling penting karena bagian otak ini hanya dimiliki
oleh manusia sehingga manusia memiliki etika bila dibandingkan
binatang. Bagian otak ini berfungsi untuk menata emosi,
memusatkan konsentrasi, memahami dan membedakan benar dan
salah, mengendalikan diri, berfikir kritis, berfikir dan berencana
masa depan, membentuk kepribadian, dan berperilaku sosial.

Awalnya saat melihat pornografi, reaksi yang ditimbulkan


adalah perasaan jijik, hal ini terjadi karena manusia mempunyai
sistem limbik, sistem ini pula yang mengeluarkan hormon dopamin
untuk menenangkan otak, tetapi dopamin juga akan memberi rasa
senang, bahagia sekaligus ketagihan. Dopamin mengalir ke arah
PFC, PFC menjadi tidak aktif karena terendam dopamin. Apabila
dopamin semakin banyak maka seseorang akan timbul rasa
penasaran dan semakin kecanduan melihat pornografi, namun
untuk memenuhi kepuasan dan kesenangannya, seseorang akan
melihat yang lebih porno / vulgar lagi untuk memicu dopamin yang
lebih banyak. Karena terus dibanjiri dopamin, PFC akan semakin
mengkerut dan mengecil dan lama-lama menjadi tidak aktif
akibanya fungsi dari bagian otak ini semakin tidak aktif. Akibat
dari kecanduan pornografi sangat membahayakan bagi orang yang
bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya, seperti :

 Mengubah sikap dan persepsi tentang seksualitas bahwa wanita dan


anak-anak hanya merupakan obyek seks saja

 Meningkatkan eksplorasi seks remaja sehingga dapat terjadi


perilaku seks bebas dan perilaku seksual beresiko

 Mudah berbohong

 Menurunkan harga diri dan konsep diri

 Depresi dan ansietas

 Pendidikan terganggu

 Terjadi penyimpangan seksual

Hal tersebut tentu saja merusak tatanan norma-norma dalam


masyarakat, merusak keserasian hidup keluarga dan masyarakat.

Pornografi merupakan adiksi baru yang tidak tampak pada


mata, tidak terdengar oleh telinga, namun menimbulkan kerusakan
otak yang permanen bahkan melebihi kecanduan narkoba. Oleh
karena itu, diperlukan suatu pembinaan dan pengawasan dari
semua kalangan, khususnya untuk anak-anak, remaja dan dewasa
muda agar bisa terhindar dari bahaya pornografi yaitu melalui
peran aktif orang tua dengan cara:

 Memberikan perhatian, kasih sayang dan penghargaan kepada anak

 Mengenali teman dan lingkungan sekitarnya


 Melatih anak agar mampu berkata TIDAK terhadap ajakan
pornografi

 Menyepakati aturan yang dibuat bersama dengan anak dalam


penggunaan gawai

 Mendampingi anak ketika mengakses internet

 Apabila anak ketahuan mengakses situs pornografi, orang tua harus


mengajak berdialog dan menjelaskan dampak pornografi

 Memberikan pemahaman kepada anak tentang internet sehat dan


aman

 Menempatkan komputer di ruang keluarga

 Memasang aplikasi pengaman pada gawai

 Memberikan pendidikan seks sesuai dengan usia perkembangan

Apabila remaja sudah mengalami kecanduan pornografi, kerusakan


otak yang sudah ditimbulkan dapat dipulihkan melalui berbagai
terapi, sedangkan kecanduan yang terjadi dapat dihentikan dengan
pendampingan dari orang tua dan keluarga dan apabila diperlukan
dapat meminta bantuan psikolog.

1. Kesehatan
a. Pengertian kesehatan

Sepintas, pengertian kesehatan masih terdapat perbedaan dari beberapa


ahli. Namun, bila dikaji secara umum atas definisi sehat yang diberikan
oleh para ahli maupun lembaga tersebut ternyata memiliki kesamaan.
Kesamaan pengertian yang dominan menyatakan bahwa kesehatan itu
meliputi:

 Sehat jasmani
 Sehat rohani
 Sehat mental
 Sehat sosial; dan
 Sehat ekonomi

Walaupun kata sehat identik dengan tidak terjadinya penyakit yang


membahayakan tubuh, namun ternyata terdapat pula penggunaan kata
sehat dalam kehidupan sosial kita, seperti politik sehat, bersaing sehat,
pemerintahan yang sehat dan lain-lain. Dari berbagai penafsiran, para
ahli dan lembaga telah memberikan definisi yang jelas tentang
kesehatan itu sendiri. Adapun definisi tersebut adalah sebagai berikut
Pengertian sehat menurut WHO adalah sebagai berikut:
 “Health is a state of complete physical, mental and social well-being
and not merely the absence of diseases or infirmity”.
“Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan
sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.”

Menurut UU NO 36 Tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat,


baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Undang-undang ini merupakan pembaruan dari UU nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan. Dalam undang-undang tersebut menyebutkan
tentang pengertian kesehatan sebagai berikut: Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Sehat Menurut MUI, Sehat merupakan ketahanan “jasmaniah,


ruhaniyah dan sosial” yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah
yang wajib disyukuri, dijaga, di pelihara, di kembangkan serta
diamalkan sesuai dengan tuntunan-Nya.

Siti Nafisah (2000)

Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari Jiwa, Raga dan


Sosial  yang  memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif baik
secara ekonomi dan social.
Paune (1983)
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self
care Resouces) yang menjamin tindakan perawatan diri (self care
actions). Sumber perawatan diri (Self care Resouces) mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sedangkan Self care Actions
merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan yang diperlukan untuk
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial
dan spiritual.

Perkins
kesehatan merupakan suatu keadaan yang seimbang dan dinamis
antara bentuk dan fungsi tubuh juga berbagai faktor yang
mempengaruhinya.

Neuman
Menyatakan bahwa kesehatan adalah suatu keseimbangan
biopsiko, sosio, kultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan yang
fleksibel, normal dan resisten.

White
White menjelaskan sehat sebagai suatu keadaan dimana seseorang
pada waktu diperiksa tidak memiliki keluhan apapun atau tidak ada
tanda-tanda kelainan atau penyakit.

b. Jenis-Jenis Kesehatan
Adapun menurut Heru Nurcahyo dalam bukunya yang berjudul
“Ilmu Kesehatan: Untuk Sekolah Menengah Kejuruan”, kesehatan
tubuh manusia berkaitan dengan sejumlah aspek-aspek berikut:

1. Kesehatan Fisik
Berdasarkan pandangan komponen biomedis,salah satu
jenis kesehatan adalah kesehatan fisik. Ini merupakan dimana
setiap organ atau bagian tubuh anda bekerja dengan baik dan
normal sebagaimana fungsinya. Dalam kategori ini, anda akan
sehat dikatakan sehat jika memang tidak memiliki keluhan atau
merasakan sakit dan secara objektif terilah baik-baik saja.

2. Kesehatan Mental
Kesehatan mental merupakan salah satu dari macam-
macam kesehatan dan biasanya juga dikenal dengan sebutan
kesehatan rohani atau jiwa. Secara umum, kesehatan mental
memiliki keterkaitan dengan tiga aspek dalam jiwa seseorang,
yaitu emosional, pikiran, dan spiritual. Emosional yang sehat
terlihat dari kemampuan Anda dalam mengekspresikan emosi
atau perasaan, seperti bahagia, sedih, takut, cemas, dan
semacamnya. Di sisi lain, pikiran yang sehat bisa dilihat dari
jalan pikiran atau bagaimana Anda berpikir. Sementara, sehat
secara spiritual tampak dari bagaimana Anda mengekspresikan
rasa syukur, kepercayaan, pujian, maupun hal lainnya terhadap
Tuhan yang Maha Kuasa. Misalkan, menjalankan kepercayaan
atau ibadah sesuai ajaran agama yang dianut. Dalam kata lain,
seseorang dengan mental yang sehat akan memiliki
kemampuan untuk menangani stres, memperoleh keterampilan,
dan memelihara hubungan. Sehingga ketika individu tersebut
menerima stresor, ia akan mampu mengarahkan dirinya kepada
keadaan homeostasis.

3. Kesehatan Sosial
Jarang diketahui, kesehatan sosial termasuk satu dari
macam-macam kesehatan, lho. Ini merupakan keadaan di mana
Anda mampu membangun interaksi dengan orang atau
kelompok lain secara baik.
Dalam kata lain, Anda bisa menjalin relasi tanpa membedakan
kepercayaan, ras, suku, ekonomi, status sosial, dan
semacamnya, sehingga menciptakan rasa persatuan, saling
menghargai, dan toleransi. Jenis kesehatan ini tercermin dari
bagaimana cara Anda berinteraksi dan juga mengambil sikap
saat menghadapi orang lain.

4. Kesehatan Ekonomi
Jenis kesehatan yang terakhir adalah kesehatan ekonomi.
Dalam hal ini, kesehatan dari aspek ekonomi dikatakan baik
jika Anda memiliki kegiatan yang menghasilkan sesuatu untuk
menyokong kebutuhan hidup secara finansial (produktif).
2. Hasil Penelitian
3. Kerangka Berpikir
4. Hipotesis Penelitian
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai