DISUSUN OLEH:
TAHUN 2020
A. Latar Belakang
Mudahnya akses internet yang tanpa batas memberikan ruang kebebasan bagi pengguna
terutama bagi kalangan anak-anak dan remaja. Tayangan konten pornografi dan video
porno yang tersebar dengan sangat mudah di akses siapa saja membuat pengguna internet
menggunakan internet yang mengarah pada tindakan asusila, maraknya LGBT dan
pergaulan bebas dikalangan remaja pun terus meningkat. Kasus terkini yang bikin geger
dunia maya beberapa waktu yang lalu tentang terungkapnya 3 orang remaja menyebarkan
konten pornografi. Polisi berhasil menangkap 3 orang tersangka yang salah satu dari 3
orang tersebut adalah pacar korban yang menyebarkan foto (bermuatan asusila) korban ke
salah satu tersangka lainnya.
Paham sekularisme saat ini telah menjadikan generasi saat ini memiliki kebebasan tanpa
batas bahkan sudah sangat keluar batas. Dalam paham sekularisme yang paling menonjol
paradigma paling mendasar dalam faham ini adalah adanya pemisahan agama dari
kehidupan. Sehingga dalam pandangan paham ini peranan agama tidak memiliki peran
penting dalam kehidupan. Maka tak aneh kelakuan generasi remaja saat ini amat jauh dari
nilai-nilai agama.
B. Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan penulisan essai ini adalah untuk menjelaskan tentang Dampak paham
sekulerisme terhadap perkembangan ilmu pengetauhan dan teknologi. Selain itu, tujuan
dari penulisan essai ini juga untuk memenuhi ujian kompetensi dari Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila, sehingga pada akhirnya dapat dijadikan tambahan ilmu pengetauhan
serta dapat memperluas wawasan khususnya di bidang Pendidikan Pancasila.
C. Studi Kasus
Pada essai ini, penulis mengambil studi kasus tentang pornografi yang menjadi
dampak dari adanya perkembangan IPTEK yang disebabkan dari pengaruh Sekulerisme
yang dimana pada paham sekulerisme paradigmanya lebih menonjolkan pemisahan antara
kehidupan dengan agama. Tentu ini bertentangan dengan salah satu pilar Pancasila yang
mengakui agama sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini pun sudah
tertuang dalam sila pertama pada Pancasila yaitu ketuhanan yang maha esa. Sila pertama
pada Pancasila secara tidak langsung menyatakan bahwa Negara Indonesia mengakui
adanya agama, dan agama tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan sumber berita dari laman media Kompas.com terdapat kasus yang
sempat menggemparkan media sosial. Polisi menangkap tiga remaja di Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah, lantaran diduga telah menyebarkan konten asusila melalui
media elektronik. Mereka pun telah ditetapkan sebagai tersangka. Pihak polisi
menjelaskan kasus ini terungkap ketika orang tua korban melaporkan kasus ini ke polisi.
Kasus ini bermula ketika salah satu remaja tersebut membagikan foto (bermuatan asusila)
pacarnya kepada temannya. Korban yang mengetauhi kasus tersebut merasa malu fotonya
disebarluaskan, sehingga mendorong korban untuk melaporkan ke pihak berwajib.
Paham Sekulerisme telah berdampak pada perkembangan IPTEK di dunia ini,
Masyarakat bisa dengan mudah mengakses segala macam informasi atau berita. Mereka
dibiarkan berselancar di Internet dengan mudah dan bebasnya. Tentu hal ini harus
diperhatikan oleh Pemerintah Negara Indonesia. Negara memiliki peran aktif dalam
mengontrol dan melindungi konten media dari nilai-nilai dan gaya hidup bebas ala Barat.
Namun faktanya saat ini ketika media massa mengabdi pada ideologi sekularisme. Media
massa kini telah menjadi alat destruktif untuk menghancurkan nilai-nilai agama, dengan
menyebarkan virus sekularisme yang mengarah pada gaya hidup bebas barat.
Dalam sudut pandang agama Islam, media massa dapat digunakan sebagai sarana
dakwah yang seharusnya menjadi sarana penting bagi negara untuk mengedukasi
masyarakat dan berfungsi untuk membangun masyarakat Islami yang kokoh. Media
menjadi alat konstruktif untuk memelihara identitas keislaman masyarakat, dengan
menjaga dan melindungi generasi dari pengaruh sistem yang rusak, melarang unsur
hiburan atau entertainment yang tidak sehat dan tidak islami. Pornografi telah menjadi
musuh bagi masa depan masyarakat Indonesia. Kementrian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia pernah berhasil memblokir kurang lebih 1 juta situs Pornografi yang
tersebar di Internet.
D. Pembahasan
Merujuk kepada studi kasus yang digunakan dalam pembahasan ini, dapat penulis
analisis bahwa, dengan perkembangan teknologi modern saat ini, manusia dipermudah
dalam mengakses informasi dengan cepat, Hal ini tentu saja memberikan dampak positif
yang baik dalam mempermudah aktivitas manusia, namun disisi lain perkembangan
IPTEK bisa jadi ancaman jika tidak dibatasi atau diawasi dengan baik, karena banyak
hasil dari adanya perkembangan IPTEK yang malah mengancam moral generasi muda
Indonesia. Pada era saat ini generasi muda Indonesia dimudahkan dengan adanya
teknologi, memudahkan remaja untuk mendapatkan hiburan yang sebenarnya tidak sesuai
dengan mereka, dengan mengakses situs porno melalui media internet. Tentu saja ini
menjadi ancaman yang sangat serius bagi generasi muda Indonesia. (Haidar & Apsari,
2020)
Pada era saat ini banyak produk ilmu pengetauhan dan teknologi yang ingin
memisahkan antara pengetauhan dengan agama, khusus nya agama islam. Salah satu
contoh produk dari perkembangan ilmu pengetauhan dan teknologi yang menginginkan
terpisahnya antara pengetauhan dengan agama adalah pornografi. Pornografi dalam
perspektif hukum Islam adalah terlarang, hal ini jelas secara normatif berdasarkan
beberapa ayat dalam Alquran dan beberapa hadist Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam
yang tegas melarang. (Paul M. Muchinsky, 2018)
Merujuk kepada studi kasus yang digunakan dalam pembahasan ini, dapat
penulis analisis bahwa, dengan perkembangan teknologi modern saat ini, manusia
dipermudah dalam mengakses informasi dengan cepat, Hal ini tentu saja memberikan
dampak positif yang baik dalam mempermudah aktivitas manusia, namun disisi lain
perkembangan IPTEK bisa jadi ancaman jika tidak dibatasi atau diawasi dengan
baik, karena banyak hasil dari adanya perkembangan IPTEK yang malah mengancam
moral generasi muda Indonesia.
Pada era saat ini generasi muda Indonesia dimudahkan dengan adanya
teknologi, memudahkan remaja untuk mendapatkan hiburan yang sebenarnya tidak
sesuai dengan mereka, dengan mengakses situs porno melalui media internet. Tentu
saja ini menjadi ancaman yang sangat serius bagi generasi muda Indonesia.
Pornografi dalam perspektif hukum Islam adalah terlarang, hal ini jelas secara
normatif berdasarkan beberapa ayat dalam Alquran dan beberapa hadist Rasulullah
Shallallahu’alaihiwasalamyangtegasmelarang. Dalam hal ini, kasus pornografi
membutuhkan UU yang mengatur kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya umat
Islam.
Dr. H. Sahid HM, M. (2011). Pornografi Dalam Kajian Fiqih Jinayah. Surabaya: Sunan Ampel Press.
Murni, R., Setiawan, H. H., Sumarno, S., Kurniasari, A., Astuti, M., Roebyantho, H., . . . Rahman, A.
(2018). Dampak Media Berkonten Pornografi Terhadap Anak. Jakarta: Kementrian Sosial RI.
Robbins, S. P. (2016). Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.Diana, D. I. (2018). Studi Kasus
Kecanduan Pornografi Pada Remaja. Motiva Jurnal Psikologi, 1(2), 56.
https://doi.org/10.31293/mv.v1i2.3688
Haidar, G., & Apsari, N. C. (2020). Pornografi Pada Kalangan Remaja. Prosiding Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(1), 136. https://doi.org/10.24198/jppm.v7i1.27452
Hidayat, F. (2017). Pancasila: Perspektif Pendiri RI Dan Problematikannya. 39.
Jamaluddin. (2013). Sekularisme; Ajaran dan Pengaruhnya Dalam Dunia Pendidikan. Mudarrisuna, 3(2),
309–327.
Paul M. Muchinsky. (2018). Pornografi dan Pornoaksi. Jurnal Peradaban Dan Hukum Islam, 53(9), 21–
31.
Santoso, T. (2017). Pornografi dan Hukum Pidana. Jurnal Hukum & Pembangunan, 26(6), 513.
https://doi.org/10.21143/jhp.vol26.no6.1080
Referensi Internet
http://m.voa-islam.com/news/citizens-jurnalism/2018/10/15/60535/jebakan-sekularisme-
melalui-media-digital/ diakses pada tanggal 3 Januari 2020 pada pukul 16.30 WIB
https://regional.kompas.com/read/2020/12/16/17453421/diduga-sebarkan-konten-pornografi-3-
remaja-di-magelang-ditangkap-polisi?page=all diakses pada tanggal 3 Januari 2020 pada pukul
14.00 WIB