Anda di halaman 1dari 13

[13/10 02.

48] Allda: Kata depan atau preposisi berasal dari ―bahasa Latin yang dibentuk

oleh kata prae berarti ‗sebelum‘ dan kata ponere berarti ‗menempatkan,

tempat‘.‖1

Dalam bahasa Inggris kata depan disebut preposition, sedangkan

―dalam bahasa Belanda disebut voorzetsel.‖2

Mengapa disebut sebagai kata depan? Karena ―kata depan digunakan

di muka kata benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat

lain.‖3

Kata depan lebih dikenal dengan sebutan preposisi. Terdapat beberapa

definisi mengenai kata depan atau preposisi yang diungkapkan oleh para ahli

bahasa atau penulis yang berkecimpung dalam bidang kebahasaan, misalnya

preposisi adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan

verba di dalam suatu klausa. Menurut Kridalaksana, kata depan dijelaskan sebagai

―kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga

terbentuk frase eksosentrik direktif.‖4

Pada umumnya, kata depan merangkaikan kata benda atau yang


dibendakan dengan jenis kata lain. Seperti yang tertulis dalam sebuah buku bahwa

[13/10 02.49] Allda: A preposition connects a noun structure to some other word in the sentence.‖5

Artinya, ―Kata depan berfungsi menghubungkan sebuah struktur kata benda untuk

kata lain dalam suatu kalimat.‖ Karena fungsinya sebagai kata, maka

penulisannya selalu dipisahkan dengan kata yang mengikutinya. Jadi, dapat

penulis tarik secara garis besar bahwa kata depan adalah suatu kata yang

digunakan untuk merangkaikan kata benda dengan jenis kata lain dan

penulisannya selalu dipisahkan dari kata yang mengikutinya, seperti kata benda,

kata keterangan tempat, dan kata keterangan waktu.

―Kata depan mempunyai fungsi sangat penting sebab turut serta

mengarahkan arti atau maksud kalimat.‖6

Maksudnya, jika suatu kalimat harus

menggunakan kata depan, tetapi kata itu tidak digunakan, maka arti kalimat akan

berubah bahkan ada yang tidak dipahami lagi maknanya. Contoh: Rahma berjalan

kaki dari rumahnya ke sekolah. Contoh tersebut menunjukkan jika kata depan

dari dan ke dihilangkan atau tidak digunakan, maka maknanya pun akan rancu
atau tidak sesuai dengan makna yang dituju.

B.

Jenis-jenis Kata Depan

J.S. Badudu menggolongkan kata depan sebagai berikut:

1. ―Kata depan sejati, yaitu: di, ke, dari.

2. Kata depan majemuk, yaitu gabungan kata depan sejati dengan kata lain,

misalnya: di dalam, di luar, di atas, di bawah, ke muka, ke belakang, dari

samping, dari depan, kepada, daripada.

[13/10 02.49] Allda: 3. Kata depan yang tak tergolong pada 1 dan 2, seperti tentang, perihal,

akan, dengan, oleh, antara, bagi, untuk.‖7

[13/10 02.50] Allda: Berikut ini merupakan sembilan kata depan yang digolongkan

berdasarkan fungsinya, yaitu kata depan yang menyatakan:

(1) tempat berada, yaitu di, pada, dalam, atas, dan antara

(2) arah asal, yaitu dari

(3) arah tujuan, yaitu ke, kepada, akan, dan terhadap

(4) pelaku, yaitu oleh


(5) alat, yaitu dengan dan berkat

(6) perbandingan, yaitu daripada

(7) hal atau masalah, yaitu tentang dan mengenai

[13/10 02.51] Allda: (8) akibat, yaitu hingga dan sampai

(9) tujuan, yaitu untuk, buat, guna, dan bagi

[13/10 02.52] Allda: Kata depan di

Dalam kata depan, di dihitung sebagai satu kata. Pada umumnya,

kata depan di dikenal sebagai penunjuk keterangan tempat. Namun, keterangan

tempat itu dibagi-bagi menurut aturan seperti yang terdapat dalam Abdul Chaer,

2000: 122—124, seperti:

a. untuk menyatakan ‗tempat berada‘. Contoh: ―Kami belajar di kelas

7.17.‖

b. untuk menyatakan aspek ‗diam‘ atau ‗berhenti‘. Contoh: ―Kami sedang

beristirahat di hotel berbintang lima.‖

c. tidak digunakan sebelum kata ganti orang, kata nama diri, kata nama

jabatan, kata nama perkerabatan, dan kata nama waktu. Kata depan yang
lebih tepat digunakan adalah pada. Contoh: ―Novelmu ada di saya‖.

(sebaiknya: ―Novelmu ada pada saya‖).

d. tidak langsung digunakan di depan kata yang menyatakan karangan,

tulisan, atau nama buku, majalah, dan koran. Kata depan di ditambahkan

dengan kata depan dalam. Misalnya, ―Dimuat di dalam surat kabar.‖

[13/10 02.53] Allda: Pengertian Awalan

Dalam bahasa Indonesia, ada beberapa jenis afiks atau imbuhan,

yaitu awalan (prefiks) ialah imbuhan yang diletakkan di awal kata dasar; sisipan

(infiks) adalah imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar; akhiran (sufiks)

merupakan imbuhan yang diletakkan di akhir kata dasar; dan imbuhan gabungan

(konfiks), yakni gabungan antara imbuhan awalan dan akhiran pada kata dasar.

[13/10 02.53] Allda: Berdasarkan jenis-jenis tersebut, berikut ini akan dijelaskan lebih lengkap

mengenai salah satunya, yaitu awalan atau prefiks.

Istilah awalan prefiks berasal dari bahasa Latin, yaitu praefixus. Kata

prae berarti ‗sebelum‘ dan kata fixus, figere bearti ‗sebelum sesuatu‘.13 Awalan

disebut juga prefiks. Awalan merupakan ―afiks yang ditempatkan di bagian muka
suatu kata dasar.‖14 ―Prefixes are bound morphemes that are attached to the

initian position of the free morphemes.‖15 Artinya, ―Prefiks adalah morfem terikat

yang melekat pada posisi awal morfem bebas‖. Pengertian lain menyebutkan,

―prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar.‖16

Penulisan awalan selalu dirangkaikan dengan kata dasar yang

mengikutinya. Jadi, dapat penulis katakan bahwa awalan atau prefiks adalah salah

satu jenis imbuhan (afiks) yang berada di depan suatu kata dasar dan penulisannya

diserangkaikan dengan kata yang mengikutinya.

[13/10 02.54] Allda: Jenis-jenis Awalan

Dalam bahasa Indonesia, seperti halnya kata depan, awalan juga

memiliki berbagai jenis dengan fungsinya masing-masing, di antaranya: me-, di-,

ber-, ke-, ter-, pe, per, se-.

[13/10 02.55] Allda: 1.

Awalan meAwalan me- berfungsi membentuk kata kerja (verba), kata sifat

(ajektiva), dan interogativa. Awalan ini mengalami proses morfofonemik berupa:

―a. pengekalan fonem; b. penambahan fonem; dan c. peluluhan fonem.‖17


a. Pengekalan fonem

Pengekalan ini hanya dapat terjadi bila bentuk kata dasarnya diawali

dengan konsonan /r, l, w, y, m, n, ng, dan ny/. Contoh: merona, melawan,

mewujud, meminum, menunggu, menganga, menyala.

b. Penambahan fonem

Penambahan yang dilakukan adalah dengan menyelipkan fonem

nasal /m, n, ng, dan nge/. Fonem /m/ ditambahkan bila bentuk dasarnya

dimulai dengan konsonan /b/ dan /f/. Contoh: membawa, memfosil.

Penambahan fonem /n/ bila bentuk kata dasarnya dimulai dengan konsonan

/d/. Contoh: mendaur, mendorong. Penambahan fonem /ng/ bila bentuk kata

dasarnya dimulai dengan kosonan dan vokal /g, h, kh, a, i, u, e, dan o/.

Contoh: menggusur, mengharap, mengkhitan, mengangkat, mengintip,

mengungkap. Penambahan fonem /nge/ bila bentuk kata dasarnya tiga huruf

saja. Contoh: mengetik, mengecat.

c. Peluluhan fonem

Ini terjadi bila awalan me- diimbuhkan pada kata dasar yang diawali
dengan konsonan /k, t, s, p/. Contoh: mengutip, menawar, menyambut, memukul

[13/10 02.55] Allda: 2.

Awalan diTiap kata dasar yang digabung awalan atau prefiks di- tidak

mengalami perubahan bentuk. Karena awalan ini tidak mengalami proses

morfofonemik yang serumit awalan me-, ber-, pe-, per-, dan ter-. Awalan diberfungsi memasifkan verba
berawalan me-. Dengan kata lain, awalan di- sebagai

kata kerja pasif yang dapat diubah menjadi kata kerja aktif dengan menggantinya

dengan awalan me-.

―Afiks di- hanya memiliki satu fungsi, ialah membentuk kata kerja

pasif, berbeda dengan afiks meN- yang mempunyai fungsi membentuk kata

kerja aktif., sedangkan maknanya ialah menyatakan makna[sic!] ‗suatu

perbuatan yang pasif‘.‖18 Misalnya:

dimakan memakan

digunting menggunting

dimarahi memarahi

digantikan menggantikan

Awalan di- jarang dirangkaikan dengan kata benda, kata bilangan,


kata sifat dalam konteks kalimat tertentu. Hal tersebut dikarenakan akan terdengar

rancu jika dirangkaikan. Seperti pada contoh berikut ini:

- ―Batu-batu disusun supaya dirumah.

- Kata orang, tanah itu akan ditinggi.

- Karena ingin segera sampai, lari mereka dicepat.

- Kayu itu diketam akan dikecil.”19

Jika ingin merangkaikannya dengan kata benda, kata sifat, dan kata

bilangan, maka awalan di- harus dirangkaikan juga dengan imbuhan lainnya,

[13/10 02.55] Allda: seperti pada contoh: dibukukan, diperkecil, dipercepat, ditinggikan, dan lain-lain.

Berikut ini merupakan kunci mudah dalam penulisan awalan di-:

awalan di- + kata kerja penulisan diserangkaikan

Bagan 2. Kunci mudah penulisan awalan ‘di-‘

3.

Awalan berPada awalan ber-, terdapat tiga proses pengimbuhan di antaranya:

a. Penghilangan fonem. Contoh: be[r]kerja, be[r]serta, dan lain-lain.

b. Perubahan fonem. Awalan ber- bila diikuti oleh kata dasar tertentu, maka
akan mengalami perubahan fonem menjadi bel-. Contoh: belajar.

c. Pengekalan fonem. Contoh: bersama, berdua, berharap, dan lain-lain.

4.

Awalan kePada umumnya, awalan ke- melekat pada bentuk dasar yang

termasuk golongan kata bilangan, misalnya keempat, kelima, keenam, ketujuh, dan

seterusnya. Ada juga yang melekat pada bentuk dasar yang bukan kata bilangan,

ada tetapi jumlahnya terbatas, ialah kehendak, ketua, kekasih, dan ketahu.

Awalan ke- berfungsi membentuk kata kerja (verba), kata benda

(nomina), dan kata bilangan (numeralia). Pada kata kehendak, ketua, dan kekasih,

awalan ke- berfungsi membentuk kata nomina; pada kata kedua, ketiga, dan

seterusnya, awalan ke- berfungsi membentuk kata numeralia; pada ketahu, awalan

ke- berfungsi membentuk pokok kata, yang terdapat pada kata mengetahui,

diketahui, dan pengetahuan; sedangkan fungsi verba dalam awalan ke- hanya

terdapat pada ragam bahasa tidak baku, seperti kebaca, kebawa, ketabrak, dan lain lain

[13/10 02.56] Allda: Awalan ke- mempunyai dua makna, yaitu:

a. Menyatakan kumpulan yang terdiri dari jumlah yang tersebut pada


bentuk dasar. Misalnya:

a). kedua (orang): bermakna ‗kumpulan yang terdiri dari dua orang‘

b). ketiga (orang): bermakna ‗kumpulan yang terdiri dari tiga orang‘

c). keempat (pasang): bermakna ‗kumpulan yang terdiri dari empat

pasang‘

b. Menyatakan urutan

Berikut ini merupakan kunci mudah dalam penulisan awalan ke-:

awalan ke- + kata kerja

penulisan diserangkaikan

awalan ke- + kata bilangan

Bagan 3. Kunci mudah penulisan awalan ‘ke-‘

5.

Awalan terAwalan ini berfungsi membentuk kata kerja pasif dan kata sifat. Hal

yang bermakna ‗tidak sengaja melakukan‘, seperti tertidur, termakan, terbawa,

dan lain-lain. Pada kata sifat, awalan ter- memberikan makna ‗paling‘, seperti

tercantik, terpandai, terbawah, dan lain-lain.


6.

Awalan peAwalan ini berfungsi membentuk kata benda (nomina) dan pada

umumnya menyatakan makna ‗yang biasa/pekerjaannya/gemar melakukan

pekerjaan yang tersebut dalam kata dasar‘. Contohnya: petani, petinju, pedagang,

dan lain-lain. Afiks pe- pada umumnya bertalian dengan kata kerja berafiks ber-:

[13/10 02.56] Allda: pedagang bertalian dengan berdagang, pejuang bertalian dengan berjuang, dan

lain-lain.

7.

Awalan perAwalan ini berfungsi membentuk kata benda (nomina) dan pokok

kata. Awalan per- yang membentuk kata nomina ―hanya terdapat pada kata

pelajar dan pertapa.‖20 Awalan per- yang membentuk pokok kata, biasanya

berupa kata sifat, seperti: perbanyak, perjelas, perpanjang, dan lain-lain; kata

bilangan, seperti: perempat, perlima, dan lain-lain; kata nomina, seperti:

perbudak, peristri, dan lain-lain.

8.

Awalan se-
―Pemberian prefiks se- pada semua dasar ajektiva memberi makna

gramatikal ‗sama (dasar) dengan nomina yang mengikutinya‘.‖21 Contoh:

sepintar, semurah, sehijau, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai