Anda di halaman 1dari 3

Jevent 2501961722

1. A. Konsumsi alcohol secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya disinhibisi, sedasi


dan ataksia. Etanol yang terkandung dalam minuman alcohol dapat menyebabkan
gangguan pada system saraf pusat. Konsumsi alcohol secara jangka Panjang juga dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang kemudian dapat menyebabkan penyakit
hipertensi , stroke, dan kerusakan otak karena perubahan suasana hati secara terus
menerus. Dampak alcohol terhadap perilaku disebabkan karena di dalam otak, terdapat
sebuah jalur kesenangan yang berpusat di VTA yang berada di daerah midbrain. Dimana
VTA tersebut terkoneksi dengan system limbik melalui amigdala, nucleus accumbens,
hippopocampus, dan korteks medial frontal. Etanol yang terkandung dalam alcohol
tersebut dapat secara langsung mempengaruhi aktivasi dopamine (zat yang menyebabkan
kesenangan). Itulah yang menyebabkan kita merasa senang saat meminum alcohol.
Setelah itu, karena adanya zat zat etanol yang memasuki tubuh, etanol tersebut
menghambat saraf saraf yang bertanggung jawab atas Gerakan Gerakan yang dilakukan
oleh tubuh. Hal tersebut membuat orang orang yang meminum minuman alcohol tersebut
sulit untuk mengatur daya control tubuh mereka, sehingga Gerakan yang dilakukan tidak
sesuai yang diharapkan oleh dirinya sendiri.
Sumber : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2749
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1465

B. Wilson’s disease merupakan penyakit yang menyebabkan penyakit pada hati dan otak.
Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan tembaga yang ada di dalam tubuh. Salah satu
gejala neurological yang terjadi pada penyakit Wilson adalah tremor. Gejala lainnya juga
dapat berupa kelelahan, kelemahan otot, dan juga gangguan pada otak. Sehingga menurut
saya, walaupun memang penyakit Wilson mempengaruhi Gerakan yang dilakukan secara
sengaja , akan tetapi jika terhadap Gerakan refleks (tidak disengaja) , penyakit Wilson tidak
akan mempengaruhi Gerakan tersebut, karena mau bagaimanapun, otot pasti akan terus
bereaksi terhadap hal hal yang tidak terduga, sehingga hal ini menyebabkan Gerakan refleks
tetap dapat terjadi.

Sumber : https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/html/10.1055/s-2007-971173

https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-wilson

2. Sindrom Klinefelter merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kromosom X


tambahan laki laki, dimana biasanya hanya memiliki 46 kromosom, akan tetapi para
penderita sindrom ini memiliki 47 kromosom atau lebih. Pengaruh dari penyakit tersebut
terhadap pengidapnya adalah sulitnya untuk memilki keturunan, hal ini disebabkan
karena sindrom Klinefelter ini dapat menyebabkan kegagalan pada testis yang dimana
volume testis akan menjadi kecil dan keras saat diraba. Keturunan dari seorang pengidap
penyakit SK ini akan memiliki kemungkinan besar untuk terinfeksi penyakit tersebut
juga. Salah satu penyebab yang dapat terjadi adalah adanya mikropenis, dan tidak terasa
adanya testis saat diraba. Sehingga ambigu saat ingin menentukan jenis kelamin dari
keturunan tersebut.
Sumber : https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/627
https://www.jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/6948/4310

3. Mekanisme sistem limbik terhadap orang yang gemar bermain game adalah ketika
seseorang yang gemar bermain game bermain, ia akan merasa senang, sehingga akan
merangsang keluarnya hormone dopamine, norepinephrine yang masuk kedalam kategori
katekolamin. Hormon yang terangsang ini menyebabkan orang tersebut merasa senang,
yang berarti system limbik yang mengatur hormone hormone tersebut bekerja. System
limbik tidak memiliki hubungan dengan genetika perilaku. Karena genetika perilaku
merupakan ajaran tentang genetika yang mempengaruhi perilaku seseorang. Sedangkan
untuk system limbik ini, hanya mengatur kondisi emosional seseorang. Sehingga system
limbik dan genetika perilaku tidak akan berpas-pasan/ berhubungan sama sekali.
Ditambah lagi, genetika perilaku hanya akan mengatur perilaku seseorang berdasarkan
genetika yang dimilikinya, yang dimana system limbik tidak berhubungan dengan
genetika sama sekali. Karena system limbik hanya dapat dipengaruhi oleh cara seseorang
berkembang dari kecil , sehingga system limbik ini akan dipengaruhi oleh lingkungan
dimana orang ini berada.
4. Sistem transduksi bekerja dengan cara menerima signal, mengubah signal, kemudian
mengamplifikasi signal, dan merespon. Alergi merupakan penyakit yang menyebabkan
seseorang sangat sensitive terhadap suatu zat tertentu, sehingga menyebabkan pilek, kulit
gatal, dan sesak nafas. Penyebab dari tidak adanya indra penciuman adalah karena system
transduksi tersebut diserang oleh alergi tersebut. Karena sensitivitas yang sangat tinggi
terhadap zat tersebut, system transduksi ini akan terganggu, karena saat menerima signal,
signal-signal yang dikirimkan akan terhambat, sehingga signal yang terkirim tidak akan
lancar, hal inilah yang menyebabkan tidak adanya indra penciuman yang dapat dirasakan
oleh pengidap alergi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai