Anda di halaman 1dari 68

HUBUNGAN SOCIAL SUPPORT DAN SELF EFFICACY PADA IBU

HAMIL YANG SEDANG BEKERJA

USULAN PENELITIAN

Kinanti Ambarini Setiawan

NIM 7111181012

PRODI S1 PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2021
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR
HUBUNGAN SOCIAL SUPPORT DAN SELF EFFICACY PADA IBU

HAMIL YANG SEDANG BEKERJA

Oleh

Kinanti Ambarini Setiawan

7111181012

USULAN PENELITIAN

Usulan Penelitian ini telah disetujui untuk diajukan dalam seminar oleh Tim

Pembimbing pada tanggal seperti tertera dibawah ini

Cimahi, 2022

Pembimbing

Dita Mediasari, M. Psi

NID . 412162579

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

rahmat – Nya peneliti dapat menyelesaikan Penyusunan Usulan Penelitian

(PUSPEN) ini dengan judul “Hubungan Social Support dan Self Efficacy Pada Ibu

Hamil Yang Bekerja”. Penyusunan usulan penelitian ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas

Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani. Peneliti sepenuhnya menyadari

bahwa untuk menyelesaikan usulan penelitian ini akan sangat lah sulit bagi

peneliti, keberhasilan peneliti tidak lepas bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Untuk itu Peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 

1. Allah SWT. karena dengan rahmat dan karunianya peneliti diberikan

kesehatan dan kelancaran agar dapat menyelesaikan usulan penelitian ini

dengan baik dan tepat pada waktunya.

2. Bapak Dr. Amir Nuyman S., M.Psi, selaku wali dosen yang telah

memberikan semangat dan masukan kepada peneliti.

3. Ibu Dita Mediasari., M.Psi, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk membimbing peneliti

dalam menyelesaikan penyusunan usulan penelitian ini.

4. Kedua Orangtua peneliti yang selalu memfasilitasi kebutuhan, memberi

dukungan agar tetap semangat dan juga doa bagi peneliti agar dapat

menyelesaikan penyusunan usulan penelitian ini. 

5. Suami peneliti Azmi Abdul Aziz, S.H., M.H. yang telah memberikan

dukungan, doa, serta telah bersedia menjadi pendengar yang baik disaat

ii
peneliti berkeluh kesah. Juga bersedia memberikan perhatiannya di saat

peneliti sedang tidak baik – baik saja.

6. Ibu dan bapak mertua peneliti, yang telah memberikan doa serta

dukungannya selama saya mengerjakan penyusunan usulan penelitian ini.

7. Ashqar, Haura, Ilham, Tsalis, dan mutia selaku adik dan adik ipar saya

yang telah memberikan doa dan semangat selama peneliti mengerjakan

ususlan penelitian ini.

8. Findy Aulia W T, Ferren Azzahra P, Shifa, Aulia, Nindy Aina, Riesya

Yunianti, Sherina Salsabilla, dan Dhia Naufal K selaku teman – teman

terdekat saya yang selalu menghibur saya, memberikan masukan dan 

menambah semangat saya untuk penyusunan usulan penelitian ini. 

9. Alifvia Septiani Putri Isk, S.Psi dan Annisa Iscmah, S.Psi telah bersedia

berbagi pengalamannya dan menjawab semua pertanyaan penyusun

mengenai usulan penelitian dan menyemangati selama perkuliahan ini.

10. Teman – teman satu kelompok bimbingan peneliti, yang sudah

memberikan masukan dan sharing mengenai hal yang kami kerjakan

bersama – sama.

11. Para responden, yang telah bersedia mengisi kuesioner dan berpartisipasi

dalam pengambilan data awal yang saya lakukan.

12. Terakhir kepada bayi peneliti yang sedang peneliti kandung, terima kasih

telah bertahan selama peneliti mengerjakan penyusunan usulan penelitian

ini dan juga kuliah selama semester 7.

iii
Akhir kata, peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan saudara-saudara semua, dan semoga proposal penelitian ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu. 

Cimahi, 20 Januari 2022 

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR...............................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..v

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..viii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.……………………………………………………1

1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………………….8

1.3 Maksud & Tujuan……………………………………………………………8

1.3.1 Maksud Penelitian ……………………………………………………...9

1.3.2 Tujuan Penelitian……………………………………………………….9

1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………….. 9

1.4.1 Manfaat Teoritis………………………………………………………...9

1.4.2 Manfaat Praktis…………………………………………………………9

1.5 Kerangka Pikir……………………………………………………………….9

1.6 Hipotesa Penelitian………………………………………………………….14

BAB II KAJIAN TEORI……………………………………………………….15

2.1 Social Support……………………………………………………………… 15

2.1.1 Definisi Social Support ……………………………………………… 15

v
2.1.2 Bentuk - bentuk Social Support…………………………………. 17

2.1.3 Sumber Social Support……………………………………………18

2.1.4 Faktor - faktor yang mempengaruhi Social Support…………...19

2.2 Self Efficacy …………………………………………………………………20

2.2.1 Definisi Self Efficacy ………………………………………………….20

2.2.2 Dimensi Self Efficacy………………………………………………… 21

2.3 Literature Review…………………………………………………………...23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………. 34

3.1 Rancangan Penelitian………………………………………………………34

3.2 Variabel Penelitian………………………………………………………….34

3.3 Definisi Konseptual & Definisi Operasional………………………………35

3.3.1 Definisi Konseptual……………………………………………………35

3.3.1.1 Definisi Konseptual Social Support…………………………….35

3.3.1.2 Definisi Konseptual Self Efficacy………………………………35

3.3.2 Definisi Operasional…………………………………………………...35

3.3.2.1 Definisi Operasional Social Support…………………………...35

3.3.2.2 Definisi Operational Self Efficacy……………………………. .36

3.4 Subjek & Lokasi Penelitian………………………………………………. .37

3.4.1 Populasi……………………………………………………………… . 37

vi
3.4.2 Sampel………………………………………………………………….37

3.4.2.1 Teknik Pengambilan Sampel…………………………………..37

3.4.2.2 Karakteristik Sampel…………………………………………. .38

3.5 Penyusunan Alat Ukur……………………………………………………..38

3.5.1 Kisi - kisi Alat Ukur Social Support………………………………… .39

3.5.2 Kisi - kisi Alat Ukur Self Efficacy…………………………………….41

3.6 Teknik Pengambilan Data………………………………………………….45

3.6.1 Kuesioner………………………………………………………………45

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data……………………………………..46

3.7.1 Teknik Pengolahan Data…………………………………………….. 47

3.7.1.1 Uji Validitas……………………………………………………..47

3.7.1.2 Uji Reliabilitas…………………………………………………..49

3.7.2 Analisa Data……………………………………………………………51

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...52

DAFTAR WEB………………………………………………………………….52

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerangka Pikir Social Support Terhadap Self Efficacy Pada Ibu

Hamil Yang Sedang Bekerja……………………………………………………

13

Tabel 2.1 Tabel Literature

Review……………………………………………..23

Tabel 3.1 Tabel Skala Likert…………………………………………………...38

Tabel 3.2 Tabel Kisi – kisi Alat Ukur Social

Support…………………………..39

Tabel 3.3 Tabel Kisi – kisi Alat Ukur Self

Efficacy…………………………….41

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Alat Ukur Self

Efficacy………………………….48

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Self

Efficacy……………………….51

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang luas, tentu dengan jumlah

penduduk yang banyak. Dalam artikel berita yang ditulis oleh Detik.com,

Indonesia menempati peringkat ke – 4 dengan jumlah penduduk terbanyak di

dunia. Menurut data sensus terakhir yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

pada tahun 2020, mereka mencatat bahwa Indonesia saat ini memiliki 270,20

juta jiwa penduduk (Badan Pusat Statistik, 2020). Jika dibandingkan dengan

sensus penduduk pada tahun 2010, Indonesia mengalami laju pertumbuhan

penduduk sebesar 32,56 juta jiwa dalam kurun waktu 10 tahun. Dengan kata

lain dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk di Indonesia tinggi.

Laju pertumbuhan penduduk ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

salah satunya yaitu pertumbuhan penduduk yang cepat (Suartha, 2016).

Pertumbuhan penduduk yang cepat artinya negara tersebut memiliki angka

kelahiran yang tinggi. Menurut data dari disdukcapil kemendagri, mereka

mencatat bahwa per semester (6 bulan) di awal tahun 2021 tercatat ada sekitar

376.610 kelahiran. Jika angka kelahiran tinggi maka hal ini mengacu pada

kehamilan yang dijalani oleh para kaum wanita. Data lainnya menurut Kepala

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto

Wardoyo mengatakan bahwa sebanyak 12% pasangan suami istri di Indonesia

memiliki anak tanpa terencana (tidak adanya diskusi mengenai antara suami

istri akan rencana memiliki atau menambah anak), pernyataan ini disampaikan

1
2

pada acara Pra - Rakornas BKKBN 2021 di Jakarta. Dari data diatas bisa

dipahami bahwa angka kehamilan yang dialami wanita Indonesia termasuk

tinggi.

Kehamilan sendiri bagi seorang wanita merupakan sebuah hadiah yang

indah. Bagi sebagian orang yang baru menikah, kehamilan sang wanita

sangatlah ditunggu – tunggu, bahkan kehamilan dipercaya dapat membawa

rezeki bagi sebuah keluarga. Kehamilan (Pregnancy) merupakan sebuah

keadaan dimana seorang wanita membawa embrio (fetus) di dalam tubuhnya,

kehamilan terjadi selama kurang lebih 38 minggu – 40 minggu (Wikipedia,

2021).

Sebuah kehamilan akan terbagi menjadi beberapa periode atau sering juga

disebut trimester , ada 3 fase yang akan dijalani ibu hamil. Yang pertama

adalah trimester pertama, trimester ini dihitung mulai dari hari pertama

terakhir haid sampai dengan akhir 12 minggu kehamilan. Kemudian ada

trimester 2, hal ini terjadi pada kehamilan berusia 13 minggu sampai dengan

28 minggu. Terakhir ada trimester ketiga, ini terjadi pada usia kehamilan 28

minggu – 40 minggu. Dari ketiga fase trimester tersebut tidaklah mudah

dilalui oleh ibu hamil, pasalnya setiap ibu hamil mengalami perubahan yang

beragam.

Pada masa kehamilan seorang wanita mengalami perubahan yang sangat

signifikan. Perubahan yang terjadi mulai dari fisik seperti perut membesar,

lingkar pinggang membesar, terjadi perubahan pada kulit ibu hamil,

pembengkakan pada payudara, dan lainnya. Dari perubahan fisik ini ibu hamil

dapat mengalami nyeri punggung dan kram kaki dikarenakan perut yang mulai
3

membesar dan pembengkakan di area lainnya, hal ini pun menyebabkan ibu

hamil mudah lelah dengan keadaan fisik tersebut. Selain itu perubahan pada

kulit ibu hamil beragam, dapat menjadi muncul jerawat di wajah, kulit wajah

menjadi lebih kasar atau pun menjadi kulit wajah menjadi kusam.

Namun tidak sampai disitu, perubahan ibu hamil juga dialami dari dalam

atau secara mental seperti perubahan hormone dan perubahan mood.

Perubahan dari dalam ini menyebabkan ibu hamil menjadi lebih sensitif

terhadap hal – hal kecil. Seperti contohnya ibu hamil yang mengalami

morning sickness dikarenakan adanya perubahan pada hormon dalam

tubuhnya, morning sickness juga dapat menyebabkan seorang ibu hamil jadi

sangat pemilih saat akan makan, hal yang paling buruk adalah ibu hamil dapat

mengalami dehidrasi karena kurang cairan dan asupan yang masuk. Pada

perubahan mood ibu hamil dapat lebih cepat emosi seperti halnya mudah

marah, mudah tersinggung dengan perkataan orang lain, mudah menangis,

bahkan bisa menjadi mudah stress.

Bukan hanya kedua perubahan itu saja, ibu hamil pun dituntut untuk

menjalani pola hidup sehat agar janinnya dapat lahir dengan sehat. Maka dari

itu seorang ibu hamil sangat memerlukan orang yang dapat mendampinginya

dan perlu diberi dukungan. Dukungan terdekat untuk ibu hamil adalah

keluarga khususnya) sang suami dan orang tua. Karena dalam melewati fase

sebuah kehamilan bukanlah perihal yang mudah.

Bagi sebagian ibu hamil bukanlah hal yang tidak mungkin untuk tetap

menjalani aktivitas sehari – hari nya. Bahkan mungkin sebagian wanita yang

hamil masih tetap bekerja ataupun melanjutkan studinya dalam keadaan hamil.
4

Hal ini membuat seorang ibu hamil harus lebih ekstra dalam menjaga tubuh

dan janinnya. Karena jika aktivitas yang dikerjakannya terlalu berat maka

akan meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil (Veratamala, 2021).

Menurut KBBI kata “Bekerja” berawal dari kata “Kerja” yang memiliki

arti kegiatan melakukan sesuatu; sesuatu yang dilakukan untuk mencari

nafkah. Data yang tercatat sebanyak 131,06 juta orang di Indonesia memiliki

pekerjaan (Badan Pusat Statistik, 2020). Kemudian pada September 2021

jumlah pekerja di Indonesia yang memiliki BPJS dan terdaftar sebanyak 50,44

juta orang peserta.

Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan survei data awal dengan

menyebar kuesioner. Peneliti mendapatkan 15 ibu hamil yang mengisi

kuesioner dengan rentang usia 25 – 37 tahun. Usia kehamilan pada responden

tersebut diantaranya 3 ibu hamil dengan usia kehamilan trimester 1 ( 1 – 13

minggu), 7 ibu hamil dengan usia kehamilan trimester 2 (14 – 26 minggu),

dan 5 ibu hamil dengan usia kehamilan trimester 3 ( 27 – 40 minggu). 15 ibu

hamil ini bekerja dengan rentang waktu 4 sampai 9 jam per harinya, ibu hamil

tersebut diantaranya bekerja sebagai pegawai BUMN, pekerja sosial, pegawai

swasta, guru, pegawai honorer, bidan dan dosen. Diantara 15 ibu hamil

tersebut 2 ibu hamil tinggal sendiri atau jauh dari orang tua dan suami, 3 ibu

hamil tinggal bersama orang tua dan suami, dan 10 ibu hamil tinggal bersama

suami.

Dari 15 ibu hamil 2 diantaranya menyatakan bahwa mereka belum

mengalami perubahan secara fisik. Sementara 13 ibu hamil lainnya

menyatakan bahwa terjadi perubahan pada fisik mereka, mulai dari perut
5

membesar, payudara membesar, berat badan bertambah bahkan timbul jerawat

pada wajah. 9 dari 15 ibu hamil tersebut menyatakan bahwa mereka pernah

mengalami morning sickness saat akan pergi bekerja. Ke 9 ibu hamil tersebut

menyatakan jika hal itu terjadi maka ada rasa kesal, rasa ingin beristirahat dan

juga menjadi malas untuk pergi bekerja. Selama bekerja 15 ibu hamil ini

menceritakan kendala apa saja yang mereka hadapi mulai dari mudah lelah,

tidak bisa duduk ataupun berdiri dengan waktu yang lama, sesak nafas,

sensitif terhadap bau, merasakan pegal dan kram, serta terkadang merasakan

mual saat sedang bekerja.

Kemudian 6 dari 15 ibu hamil pernah mengalami kelelahan berlebih saat

sedang bekerja, sehingga mengharuskan mereka bedrest. 4 dari 6 ibu hamil

yang bedrest tersebut juga mengalami flek atau pendarahan karena kelelahan

berlebih saat bekerja. 1 dari 15 ibu hamil menyatakan bahwa kurang mendapat

dukungan dari suami, kemudian 2 diantara 15 ibu hamil menyatakan

dukungan mereka terima hanya sebatas verbal atau dari social media saja,

dikarenakan mereka tidak tinggal bersama suami. 9 dari 15 ibu hamil

menyatakan bahwa mereka menerima dukungan secara langsung dari orang

tua, hal ini dibuktikan dengan orang tua terkadang atau biasanya membantu

pekerjaan rumah mereka. Bahkan 10 dari 15 ibu hamil bercerita mengenai

bahwa orang tua mereka juga terkadang membuatkan atau mengirimkan

makanan yang ibu hamil tersebut idamkan.

Dari data awal yang saya dapatkan bahwa 13 dari 15 ibu hamil

menyatakan mereka merasa yakin dapat memahami dan mengerjakan

pekerjaan mereka dengan baik selama ini. Kemudian 12 diantara 15 ibu hamil
6

bahwa selama ini mereka yakin dapat mengatasi segala situasi saat mereka

bekerja. Juga 13 dari ibu hamil menyatakan bahwa sampai saat ini mereka

yakin akan kekuatan pada diri mereka untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ke

15 ibu hamil tersebut menyatakan juga bahwa dengan adanya dukungan baik

dari suami maupun orang tua mereka merasa lebih yakin dapat mengerjakan

semua pekerjaan mereka dengan baik walaupun mereka sedang menjalani

kehamilan.

Social support atau dukungan sosial merupakan adanya atau tersedianya

orang yang dapat diandalkan, orang yang memperlihatkan bahwa mereka

memperhatikan, menganggap kita bernilai dan mencintai kita (Sarason, 1983).

Kemudian menurut Gottlieb (1983) social support sebagai informasi verbal

dan non – verbal , saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan

oleh orang yang akrab dengan subjek. Sementara itu Self Efficacy adalah

penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat

atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang

dipersyaratkan (Bandura, 1997). Bandura (1994) mengemukakan Self

Efficacy ialah sebuah keyakinan dalam diri seseorang terhadap

kemampuannya yang dimiliki bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu

atau mengatasi suatu situasi tersebut.

Pada penelitian yang dilakukan Bedaso et al. (2021) The relationship

between social support and mental health problems during pregnancy, hasil

penelitian menyatakan bahwa dukungan sosial (social support) yang rendah

terhadap ibu hamil menunjukkan hubungan yang signifikan dengan risiko

depresi, kecemasan, dan melukai diri sendiri selama masa kehamilannya.


7

Kemudian penelitian lainnya mengenai Effects of Social Support and Self-

Efficacy on Maternal Prenatal Cares Among the First-Time Pregnant

Women , menyatakan bahwa dengan mengembangkan program pendidikan

berdasarkan dukungan sosial dan self efficacy yang dirasakan pada perawatan

ibu hamil hal ini akan sangat membantu dan efisien pada ibu hamil (Izadirad

et al. 2017). Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Syarifah Mustika

Sari, Yuliana Intan Lestari dan Alma Yulianti dengan judul “Hubungan antara

Social Support dan Self-Efficacy dengan Stress pada Ibu Rumah Tangga yang

Berpendidikan Tinggi”. Hasil dari penelitian tersebut bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara social support dan self efficacy dengan stress

pada ibu rumah tangga yang berpendidikan tinggi (Sari et al, 2016).

Dari beberapa jurnal penelitian diatas dapat kita amati bahwa social

support terhadap ibu hamil sangat diperlukan apalagi dengan keadaan ibu

hamil tersebut masih bekerja. Hal tersebut dapat membuat ibu hamil memiliki

self efficacy dalam dirinya dalam untuk menjalani pekerjaan yang mereka

lakukan selama kehamilannya berlangsung. Kemudian fenomena yang telah

dipaparkan oleh peneliti berdasarkan survei data awal dengan 15 ibu hamil

yang masih bekerja, juga merujuk pada bahwa ibu hamil yang mendapatkan

dukungan (social support) menjadi lebih semangat dan yakin akan dapat

mengerjakan pekerjaannya dengan baik meskipun dalam keadaan sedang

mengandung. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai

social support dan self efficacy pada ibu hamil yang menjalani kehamilan

dengan keadaan masih bekerja. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut mengenai

social support yang seperti apa yang membuat ibu hamil bisa menjadi lebih
8

memiliki self efficacy dalam dirinya saat menjalani pekerjaannya meskipun

dalam keadaan sedang menjalani masa kehamilan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi

masalah dalam penelitian ini yaitu ketika seorang ibu hamil yang masih

bekerja mendapatkan Social Support apakah hal ini terkait dengan Self

Efficacy mereka dalam menyelesaikan pekerjaan. 6 dari 15 ibu hamil

berdasarkan survei data awal yang dilakukan peneliti menyatakan pernah

mengalami kelelahan saat bekerja, 4 diantara 6 ibu hamil tersebut juga

menyatakan pernah mengalami flek atau pendarahan setelah bekerja. Belum

lagi kondisi lainnya seperti 9 dari 15 ibu hamil menyatakan harus merasakan

morning sickness ketika akan bekerja dan hal itu membuat para ibu hamil

malas pergi bekerja dan ingin sekali untuk beristirahat. Kemudian peneliti

juga mendapatkan 2 dari 15 ibu hamil yang kurang mendapatkan dukungan

dari orang terdekatnya (suami atau orang tua) hal ini dikarenakan mereka

tinggal berbeda rumah dengan orang tua, ditinggal suami bertugas keluar kota,

maupun orang tuanya sudah meninggal dunia. Meskipun begitu ke 15 ibu

hamil tersebut tetap merasa yakin dan semangat untuk melakukan

pekerjaannya di masa kehamilan. Oleh karena itu peneliti ingin melihat

apakah terdapat Hubungan Antara Social Support dan Self Efficacy pada Ibu

Hamil Yang Sedang Bekerja.


9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris

mengenai social support yang ibu hamil dapatkan serta self efficacy yang

dimiliki ibu hamil, dan juga informasi terkait dengan pentingnya social

support terhadap self efficacy pada ibu hamil yang sedang bekerja.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara social support dari

orang disekitar ibu hamil (suami dan orang tua) terhadap self efficacy pada

ibu hamil yang sedang bekerja.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperkaya

literatur mengenai gambaran tentang Social Support dan Self Efficacy pada

ibu hamil yang sedang bekerja.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian yakni sebagai edukasi pada orang

disekitar ibu hamil (suami dan orang tua) bahwa ibu hamil perlu diberikan

social support dalam menjalani aktivitas kesehariannya, terutama saat

bekerja agar ibu hamil tersebut memiliki self efficacy dalam dirinya dalam

menyelesaikan pekerjaannya.
10

1.5 Kerangka Pikir

Bagi seorang ibu hamil, mereka membutuhkan social support dari orang

terdekatnya (suami dan orang tua). Hal ini dikarenakan seorang ibu hamil

akan selalu berkaitan dengan perubahan – perubahan yang dialami oleh

dirinya. Perubahan yang dialami mulai dari fisik sampai dengan mood ibu

hamil tersebut. Bahkan beberapa ibu hamil mengalami kelelahan fisik yang

luar biasa. Namun bagaimana dengan keadaan ibu hamil yang masih bekerja,

entah mereka bekerja dalam suatu instansi, perusahaan, maupun membuka

usaha sendiri mereka harus bisa menyesuaikan antara menjaga kehamilan dan

juga jadwal kerja atau pekerjaan yang harus dikerjakannya. Kemudian mereka

juga harus mencari cara bagaimana mengatasi perubahan – perubahan tersebut

jika sedang bekerja. Dalam penyesuaian diri tersebut, seorang ibu hamil yang

bekerja akan sangat membutuhkan dukungan (social support) dari orang

terdekat nya (suami dan orang tua).

Social support menurut Sarason (1983) merupakan ada atau tersedianya

seseorang yang dapat diandalkan, dan juga seseorang yang memperlihatkan

bahwa mereka memperhatikan, menganggap kita bernilai dan mencintai kita.

Dari hal ini orang – orang yang mendapatkan social support menjadi yakin

bahwa mereka dicintai, diperhatikan, memiliki nilai, serta merupakan bagian

dari jaringan sosial, contohnya dalam fenomena ini adalah sebuah keluarga.

Keluarga dapat menyediakan kebutuhan dan perlindungan pada saat yang

diperlukan. Sumber social support sendiri dapat berasal dari keluarga (Sarason

et. Al 1983), dalam hal ini ibu hamil mendapatkan social support dari suami
11

dan orang tua. Menurut House (1994) Social support sendiri memiliki 4 jenis

dukungan, yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan

instrumental dan dukungan informatif

Sumber data awal yang dimiliki peneliti bahwa 14 dari 15 ibu hamil

menyatakan bahwa mereka mendapat social support dari suaminya, satu

diantaranya merasa kurang mendapatkan hal tersebut karena suaminya sedang

bertugas. Kemudian 11 dari 15 ibu hamil tersebut menyatakan bahwa mereka

mendapatkan social support dari orang tuanya, 4 lainnya menyatakan bahwa

kurang mendapatkan social support dikarenakan beberapa hal (kedua orang

tua sudah meninggal tetapi masih memiliki anggota keluarga lainnya atau

tinggal jauh dari orang tua karena ikut suami). Dari pernyataan diatas

mencerminkan bahwa beberapa ibu hamil yang mengikuti survei data awal

merasa telah mendapatkan dukungan emosional. Kemudian 13 dari 15 ibu

hamil menyatakan bahwa mereka mendapatkan bantuan dari suami dalam

menyelesaikan pekerjaan rumah, 14 dari 15 ibu hamil tersebut pun

menyatakan bahwa selain itu suami mereka suka membelikan makanan yang

mereka idamkan. Bukan hanya itu 9 dari 15 ibu hamil tersebut menyatakan

bahwa orang tua mereka juga membantu dalam hal menyelesaikan pekerjaan

rumah, kemudian 10 dari 15 ibu hamil tersebut menyatakan bahwa mereka

juga suka dikirimkan atau dibuatkan makanan kesukaan atau yang mereka

idamkan oleh orang tua. Hal ini mencerminkan bahwa beberapa ibu hamil

telah mendapatkan dukungan instrumental baik dari suami maupun orang tua.

14 dari 15 ibu hamil ini pun menyatakan bahwa mereka sering sekali

mendapatan saran mengenai menjaga kehamilan saat bekerja oleh orang tua
12

mereka, hal tersebut mencerminkan bahwa sebagian besar ibu hamil telah

mendapatkan dukungan informatif dari orang tua. 13 dari 15 ibu hamil ini pun

menyatakan bahwa suami mereka membantu agar dan semangat terjaga

dengan terkadang memuji ibu hamil tersebut, hal ini pun mencerminkan

bahwa sebagian besar ibu hamil telah mendapatkan dukungan penghargaan

lewat pujian yang diberikan oleh suami mereka.

Dari social support yang didapatkan oleh ibu hamil ini dapat

memunculkan self efficacy pada ibu hamil tersebut saat sedang menjalani

pekerjaannya. Self efficacy sendiri adalah keyakinan dalam diri seseorang

bahwa dirinya dapat mengatasi suatu hal tersebut dan yakin bahwa dirinya

akan berhasil. Self efficacy menurut Bandura (1994) dibedakan menjadi 3

dimensi yaitu level, generality, dan strength. Peneliti dalam survei awal

menyelipkan beberapa pertanyaan mengenai seberapa yakin ke 15 ibu hamil

ini dalam menjalani pekerjaannya meski dalam keadaan sedang hamil. 13 dari

15 ibu hamil menyatakan mereka yakin bahwa mereka dapat memahami tugas

dari pekerjaan yang mereka jalani pada saat masa kehamilan tersebut

berlangsung, hal ini mencerminkan dimensi level pada self efficacy. 12 dari 15

ibu hamil ini juga menyatakan bahwa mereka yakin dapat menangani segala

situasi dalam pekerjaan yang mereka jalani, hal ini mencerminkan dimensi

generality. Kemudian 13 dari 15 ibu hamil tersebut juga merasa yakin

mengenai kekuatan dalam diri mereka akan menjalani pekerjaannya, hal ini

pun mencerminkan dimensi strength. Meskipun begitu, ke 15 ibu hamil ini

tetap menyatakan bahwa bagaimanapun kondisinya, mereka harus tetap

semangat dalam bekerja dan juga menjaga kehamilannya selama bekerja.


13

Diharapkan dari 4 jenis social support yang diberikan oleh orang terdekat

(suami dan orang tua) terhadap ibu hamil mampu mendorong self efficacy

dalam diri ibu hamil tersebut. Dalam hal ini peneliti ingin melihat bagaimana

hubungan social support dan self efficacy muncul dari fenomena tersebut,

yaitu dimana seorang ibu hamil yang sedang bekerja diberikan social support

(dukungan sosial) dari orang terdekatnya khususnya (suami dan orang tua)

maka kemudian ibu hamil tersebut akan memiliki self efficacy dalam

menjalani dan menyelesaikan pekerjaannya.

Berdasarkan penemuan data awal pada subjek dan dikaitkan dengan teori –

teori psikologi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

hubungan social support dan self efficacy pada ibu hamil yang sedang bekerja

tersebut. Uraian penjelasan diatas dapat digambarkan dalam kerangka berpikir

sebagai berikut :

Tabel 1.1 Kerangka Pikir Social Support terhadap Self Efficacy pada Ibu

Hamil yang Sedang Bekerja

Self Efficacy, Bandura


Social Support, House
(1997)
(1994)
3 dimensi Self Efficacy :
4 Jenis Social Support :
Level
Dukungan Emosional

Dukungan Penghargaan Generality

Dukungan Instrumental Strengh

Dukungan Informatif
14

1.6 Hipotesa Penelitian

Untuk menguji hubungan yang akan diteliti dalam penelitian ini,

maka diajukan hipotesis tentang hubungan dua variabel. Hipotesis yang

dapat diajukan dalam penelitian ini :

“ Terdapat hubungan yang positif antara social support dan self efficacy

pada ibu hamil yang sedang bekerja.”


15
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Social Support

2.1.1 Definisi Social Support

Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia tidak

bisa hidup sendiri. Manusia atau individu akan selalu membutuhkan

manusia lainnya demi kelangsungan hidupnya. Oleh sebab itu individu

memerlukan adanya dukungan sosial dari orang lain. Social support atau

dukungan sosial merupakan suatu bentuk tingkah laku yang

menumbuhkan perasaan nyaman dan membuat individu percaya bahwa ia

dihargai dan dicintai oleh orang lain yang bersedia memberikan perhatian

dan keamanan bagi individu tersebut (Wahaningsih, 2013).

Menurut Gotlieb (1983) Social support di definisikan sebagai

informasi verbal atau non – verbal, saran, juga bantuan, yang nyata

ataupun tingkah laku yang dilakukan oleh orang yang akrab dengan

individu di dalam lingkungan sosialnya atau bisa juga berupa kehadiran

dan hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau dapat

berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Kemudian menurut Cobb

( dalam Gotlieb, 1983) berpendapat bahwa social support merupakan

pemberian informasi baik secara verbal maupun non – verbal, pemberian

bantuan tingkah laku atau materi yang didapat dari hubungan sosial yang

akrab, yang membuat individu merasa diperhatikan, bernilai dan dicintai,

sehingga dapat menguntungkan bagi kesejahteraan individu.

15
16

Menurut Cohen & Hoberman (1983), social support mengacu pada

berbagai sumber daya yang disediakan oleh hubungan antar pribadi

seseorang. Hal ini membuat social support memberikan efek positif pada

kesehatan, yang mungkin terlihat bahkan ketika seseorang berada dibawah

tekanan yang besar. Baron & Byrne ((1997), dalam Irawan, 2009)

berpendapat bahwa social support juga bisa diartikan sebagai pemberian

rasa nyaman baik secara fisik maupun secara psikologis, oleh keluarga

kepada seseorang untuk menghadapi masalah. Seorang individu yang

mempunyai rasa aman karena mendapatkan dukungan, biasanya akan lebih

efektif dalam menghadapi sebuah masalah dibandingkan dengan individu

yang mendapatkan penolakan orang lain.

Johnson dan Johnson (1991) mengatakan bahwa social support

adalah pertukaran sumber yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan keberadaan orang yang mampu diandalkan untuk

memberi bantuan, semangat, penerimaan, dan perhatian. Sistem social

support sendiri biasanya terdiri dari orang lain yang dianggap penting oleh

seorang individu, yang dapat diajak bekerja sama berbagi tugas,

menyediakan sumber yang dibutuhkan seperti materi, informasi atau

nasihat untuk membantu individu tersebut dalam mengatasi situasi

tertentu, sehingga individu mampu untuk mengatasi masalahnya.

Dari beberapa pernyataan para ahli diatas maka dapat ditarik

sebuah kesimpulan. Social support merupakan suatu tingkah laku yang

diberikan oleh orang disekitar individu, hal ini akan membuat individu

tersebut merasa nyaman, diperhatikan, dicintai juga merasa dihargai oleh


17

orang disekitarnya, social support juga bisa berupa bantuan secara

langsung dan tidak langsung yang diberikan oleh orang disekitar individu

tersebut.

2.1.2 Bentuk – Bentuk Social Support

Menurut House (1994) setidaknya ada empat bentuk dalam

seseorang memberikan dukungan :

a. Dukungan Emosional

Dukungan ini mencakup ungkapan empati, rasa peduli

juga perhatian terhadap individu. Hal ini dapat

membuat individu merasa nyaman, dicintai dan juga

diperhatikan. Biasanya dukungan ini meliputi perilaku

seperti memberikan perhatian atau afeksi terhadap

individu.

b. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan terjadi melalui sebuah

ungkapan positif untuk individu, dorongan maju atau

sebuah persetujuan dengan gagasan perasaan individu

juga perbandingan positif seorang individu dengan

individu lainnya. Pemberian dukungan ini berfungsi

untuk menambah penghargaan diri, membentuk

kepercayaan diri dan kemampuan serta merasa dihargai

dan berguna saat seorang individu mengalami tekanan.

c. Dukungan Instrumental
18

Dukungan ini meliputi penyediaan sarana untuk

mempermudah atau menolong orang lain. Dukungan ini

pun bisa dikatakan meliputi bantuan secara langsung

sesuai dengan yang dibutuhkan individu. Contohnya

memberi pinjaman uang, mengirimkan barang yang

diperlukan individu, atau menolong dengan pekerjaan

individu tersebut pada waktu mengalami stress atau

tekanan dari luar.

d. Dukungan Informatif

Dukungan ini mencakup pemberian nasihat, petunjuk,

saran atau umpan balik yang diperoleh dari orang lain.

Hal ini membuat individu dapat membatasi masalahnya

dan mencoba mencari jalan keluar untuk memecahkan

masalah yang dihadapi individu tersebut.

2.1.3 Sumber Social Support

Social support (Dukungan sosial) biasanya bersumber dari orang

terdekat atau orang yang mengerti keadaan individu tersebut. Social

support yang paling dekat bagi seorang individu adalah keluarga. Hal ini

dikarenakan bagi seseorang yang telah lama mengenal individu tersebut

akan lebih mudah memahami kondisi individu tersebut dan juga individu

tersebut akan percaya pada orang tersebut. Menurut Sarafino (1994) social

support akan individu dapatkan dari berbagai sumber yaitu, pasangan

(suami/ istri), keluarga, teman, rekan kerja atau tetangganya. Dengan

adanya rasa nyaman dan perhatian serta bantuan dari orang disekitar, maka
19

keyakinan akan mengerjakan tugasnya pada individu tersebut akan

meningkat (Sari, 2016).

2.1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Social Support

Dalam kenyataannya tidak semua individu bisa mendapatkan social

support yang mereka butuhkan. Ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi apakah seorang individu tersebut dapat menerima atau

tidak social support yang diberikan orang lain. Menurut Sarafino (1994)

ada tiga faktor yang mempengaruhi pemberian social support, yaitu :

a. Penerimaan Dukungan (Recipients)

Ada beberapa pertimbangan dari seorang individu

mengenai pemberian social support pada seseorang.

Contohnya apakah individu yang ia akan bantu ini ramah

atau tidak, apakah individu ini pernah menolong atau tidak,

atau apakah individu ini membutuhkan bantuan dari

dirinya.

b. Pemberi Dukungan (Providers)

Dalam kondisi lain pemberi social support ini

biasanya mempertimbangkan juga beberapa hal sebelum

akhirnya ia memberikan dukungan tersebut. Misalkan,

apakah dirinya memiliki sesuatu yang dibutuhkan individu

tersebut. Atau bisa juga ia tidak mengetahui bahwa

individu tersebut membutuhkan bantuannya atau tidak.

c. Faktor Komposisi dan Struktur Jaringan Sosial


20

Jaringan sosial sendiri merupakan hubungan yang

dimiliki seorang individu dengan orang yang ada pada

keluarga atau lingkungannya. Hubungan disini yaitu

mengenai kedekatan yang dimiliki individu tersebut

dengan orang lain, baik dalam keluarga maupun

lingkungannya. Hal ini bisa berupa ukuran (jumlah orang

yang sering berhubungan), frekuensi hubungan, komposisi

hubungan (apakah orang tersebut keluarga, teman, atau

rekan kerja), dan kedekatan hubungan.

2.2 Self Efficacy

2.2.1 Definisi Self Efficacy

Self Efficacy merupakan sebuah keyakinan dalam diri seseorang

terhadap kemampuan yang dimilikinya bahwa ia mampu melakukan

atau mengatasi suatu situasi dan dirinya akan berhasil saat

melakukannya. Menurut Bandura (1997) Self efficacy adalah

keyakinan yang dipegang oleh individu mengenai kemampuan dan juga

hasil yang akan diperoleh dari kerja kerasnya, hal ini akan

mempengaruhi cara mereka berperilaku. Self efficacy juga dapat

dikatakan sebagai pengetahuan mengenai diri sendiri yang berpengaruh

pada kehidupan individu tersebut. Hal ini dikarenakan self efficacy yang

dimiliki individu dapat mempengaruhi kinerja individu dalam mencapai

suatu tujuan termasuk didalamnya adalah perkiraan berbagai kejadian

yang akan individu tersebut hadapi.


21

Kemudian menurut Bandura (dalam Santrock, 2007) menyatakan

bahwa keyakinan atau self efficacy merupakan suatu kepercayaan

individu mengenai kemampuan dalam dirinya untuk mengorganisasikan

dan juga melakukan tugas dalam mencapai suatu tujuan, menghasilkan

dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan

tertentu dalam dirinya.

Kemudian Bandura (dalam Howard, 2008 (dalam Hardianto, 2014)

menambahkan bahwa self efficacy memiliki dampak yang penting,

bahkan bersifat sebagai motivator utama terhadap keberhasilan

seseorang. Individu biasanya akan lebih mungkin mengerjakan aktivitas

yang ia yakini dapat mereka lakukan daripada individu tersebut

melakukan sebuah pekerjaan yang mereka rasa tidak bisa. Selain itu

Baron dan Byrne (dalam Nasution, 2017) mengartikan bahwa self

efficacy merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan dan

kompetensinya atas kinerja tugas yang diberikan, mencapai tujuan,

ataupun mengatasi sebuah masalah.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa self

efficacy adalah sebuah keyakinan dalam diri seseorang akan

kemampuan dirinya dalam melakukan suatu tindakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan dan dapat mengatasi segala hambatan

dengan baik.

2.2.2 Dimensi Self Efficacy

Bandura (1997) membedakan self efficacy menjadi tiga dimensi,

yaitu level, generality, dan strength.


22

a. Dimensi level

Dimensi ini mengacu pada masalah yang berkaitan

dengan derajat kesulitan tugas yang individu dapatkan.

Tentunya persepsi setiap individu akan berbeda – beda

dalam memandang tingkat kesulitan dari suatu tugas.

Persepsi individu terhadap tugas yang sulit biasanya

dipengaruhi dengan kompetensi yang dimiliki individu

tersebut. Dalam sebuah tugas yang diberikan mungkin

ada individu yang menganggap tuga tersebut sulit ada

juga yang berpandangan bahwa tugas tersebut mudah.

Keyakinan ini di dasari oleh pemahaman individu

terhadap tugas tersebut.

b. Dimensi Generality

Dimensi ini berkaitan dengan taraf keyakinan seorang

individu akan kemampuannya dalam mengatasi berbagai

situasi ataupun tugas yang dihadapinya. Hal ini dapat

berupa suatu aktivitas yang biasa individu tersebut

lakukan atau juga situasi tertentu yang tidak pernah

individu tersebut lakukan. Bahkan mungkin hingga dalam

sebuah rangkaian tugas atau sebuah situasi yang sulit bagi

individu tersebut.

c. Dimensi Strength

Dimensi ini merupakan kuatnya sebuah keyakinan

seorang individu mengenai kemampuan yang dimilikinya


23

ketika menghadapi suatu tuntutan tugas atau

permasalahan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana

ketahanan dan keuletan seorang individu dalam

pemenuhan tugasnya. Jika individu memiliki self efficacy

yang rendah maka ia akan mudah menyerah dan akan

sulit mengerjakan tugas tersebut ketika dihadapkan

dengan tugas yang berat. Sebaliknya pada individu

memiliki self efficacy yang tinggi maka individu tersebut

akan memiliki keyakinan dan kemantapan yang kuat

terhadap kemampuannya untuk mengerjakan atau

menghadapi suatu tugas, dan hal tersebut akan terus

bertahan dalam usahanya meskipun ia akan mengalami

kesulitan.

2.3 Literature Review

Tabel 2.1 Literature Review

No Judul Penulis, Tahun, dan Kesimpulan

Penerbit

1 The relationship Bedaso, A., Adams, J., Latar Belakang :

between social Peng, W., & Sibbritt, D. Kehamilan adalah masa

support and (2021). The relationship perubahan fisik dan

mental health between social support emosional yang mendalam

problems and mental health serta peningkatan risiko

during problems during penyakit parah. Sementara


24

pregnancy: a pregnancy: a systematic memperkuat dukungan

systematic review and meta- sosial adalah rekomendasi

review and analysis. Reproductive umum untuk mengurangi

meta-analysis. Health, 18(1). risiko kesehatan mental

doi:10.1186/s12978-021- seperti itu, tidak

(Hubungan 01209-5  tinjauan sistematis atau

antara dukungan meta-analisis belum

sosial dan memeriksa hubungan

masalah antara dukungan sosial dan

kesehatan masalah mental selama

mental selama masa kehamilan.

kehamilan:

tinjauan Dari 3760 artikel yang

sistematis dan teridentifikasi, 67 artikel

meta-analisis). dengan 64.449 ibu hamil

merupakan bagian dari

sistematika saat ini

review dan meta-

analisis. Dari total 67

artikel, 22 dan 45 artikel

termasuk dalam analisis

naratif dan meta-analisis,

masing-masing. Dari total

artikel yang termasuk


25

dalam analisis naratif, 20

artikel melaporkan

hubungan yang signifikan

hubungan antara dukungan

sosial yang rendah dan

risiko mengembangkan

masalah kesehatan mental

(yaitu depresi, kecemasan,

dan menyakiti diri sendiri)

selama kehamilan. 

Kesimpulan: Dukungan

sosial yang rendah

menunjukkan hubungan

yang signifikan dengan

risiko depresi, kecemasan,

dan melukai diri sendiri

selama masa

kehamilan. Pembuat

kebijakan dan mereka yang

bekerja pada perawatan

bersalin harus

mempertimbangkan

pengembangan target
26

program dukungan sosial

dengan maksud untuk

membantu mengurangi

masalah kesehatan mental

di antara wanita hamil.

2. Effects of Social Izadirad et al. (2017). Tujuan: Dukungan sosial

Support and Effects of Social Support dan efikasi diri yang

Self-Efficacy on and Self-Efficacy on dirasakan mempengaruhi

Maternal Maternal Prenatal Cares perilaku yang berhubungan

Prenatal Cares Among the First-Time dengan kesehatan dan

Among the Pregnant Women, bermain peran penting pada

First-Time Iranshahr, Iran. Journal adaptasi ibu dengan

Pregnant of Family and kehamilan. Makalah ini

Women, Reproductive Health. bertujuan untuk

Iranshahr, Iran Vol. 11, No. 2, June mempelajari dampak dari

2017. intervensi pendidikan

(Pengaruh http://jfrh.tums.ac.ir berdasarkan dukungan

Dukungan sosial dan self-efficacy

Sosial dan Self- yang dirasakan pada

Efficacy pada perawatan prenatal ibu.

Perawatan

Prenatal Ibu Di Metode: Penelitian ini

Antara Wanita merupakan penelitian

Hamil Pertama sebelum sesudah


27

Kali, Iranshahr, eksperimen dimana 90

Iran) penelitian pertama kali

dilakukan wanita hamil

dipilih secara acak dan

dibagi menjadi dua 45-

peserta eksperimen dan

control

kelompok. Pengumpulan

data dilakukan pada tanggal

21 Januari sampai dengan

20 Mei 2016.

Hasil: Berbeda dengan

subjek kontrol, ada

perbedaan yang signifikan

dalam perawatan prenatal

ibu sebelum dan setelah

intervensi pendidikan

antara skor dukungan sosial

dan efikasi diri yang

dirasakan dalam kelompok

eksperimen (p <

0,05). Sebelum intervensi,

skor rata-rata kelompok


28

eksperimen adalah 12,62 ±

2,63 yang naik menjadi

17,71 ± 1,56, tiga bulan

setelah intervensi

pendidikan, yaitu signifikan

secara statistik (p

<0,05). Ada hubungan

langsung dan positif antara

efikasi diri dan asuhan ibu

hamil (p = 0,000, r =

0,538). Dukungan sosial

dan self-efficacy

memprediksi varians

perawatan ibu sebesar

69,2%.

Kesimpulan:

Mengembangkan program

pendidikan berdasarkan

dukungan sosial dan self-

efficacy yang dirasakan

pada perawatan ibu hamil

sangat membantu dan

efisien. Sistem kesehatan,
29

keluarga dan masyarakat

bertanggung jawab atas

membuat fasilitas dan

kesempatan untuk

meningkatkan dukungan

sosial dan efikasi diri yang

dirasakan pada ibu hamil,

sehingga meningkatkan

perawatan ibu hamil.

3. Hubungan Syarifah Mustika Sari, Latar Belakang : Ibu

antara Social Yuliana Intan Lestari, rumah tangga adalah suatu

Support dan Alma Yulianti. 2016. peran yang otomatis

Self-Efficacy UIN Sultan Syarif Kasim diterima oleh seorang

dengan Stress (PSYMPATHIC : Jurnal wanita saat mulai

pada Ibu Rumah Ilmiah Psikologi Volume berkeluarga. Sebagian

Tangga yang 3, Nomor 2, 2016: 171- waktunya berada di dalam

Berpendidikan 178 rumah yang memiliki

Tinggi DOI: tanggung jawab yang

10.15575/psy.v3i2.1108) timbul secara spontan dan

tidak dapat diramalkan

(Kartono, 2006). Ketika

wanita memilih untuk

menjadi ibu rumah tangga,

banyak orang beranggapan


30

bahwa wanita tidak perlu

bersekolah jika pada

akhirnya setelah menikah

tidak bekerja. Selain itu,

jika seorang wanita

mempunyai pendidikan,

lantas setelah menikah

memutuskan untuk menjadi

ibu rumah tangga, dalam

pandangan banyak orang

pendidikannya menjadi sia-

sia serta rugi dalam

membiayai pendidikan itu

(Verudyana, 2013).

Metode Penelitian :

Subjek dalam penelitian

berjumlah 200 orang yang

merupakan ibu rumah

tangga berpendidikan

tinggi di Kecamatan

Tampan, Pekanbaru.

Teknik pengambilan

sampel yang digunakan


31

adalah teknik incidental

sampling. Beberapa

karakteristik subjek yang

hendak diteliti adalah

sebagai berikut; (1) Ibu

rumah tangga yang hanya

mengerjakan pekerjaan

rumah tangga. (2) Berusia

20-40 tahun.

Alat Ukur : Skala stress

telah diuji cobakan

berdasarkan aspek-aspek

stress menurut Harjana

(1994), skala social support

telah diuji cobakan

berdasarkan aspek-aspek

social support menurut

Sarafino (1997), dan skala

self-efficacy disusun

berdasarkan aspek dari

Bandura (1997) yang

dituangkan dalam skala

General Self-Efficacy
32

(GSE) oleh Schwarzer &

Jarusalem (1995).

Hasil : Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang

signifikan antara social

support dan self efficacy

dengan stress pada ibu

rumah tangga yang

berpendidikan tinggi

dengan F= 2,197 dan

signifikansi 0,00 (p<0,01).

Hal ini berarti hipotesis

yang diajukan oleh peneliti

diterima yaitu terdapat

hubungan antara social

support dan self efficacy

dengan stress pada ibu

rumah tangga yang

berpendidikan tinggi.

Simpulan : Berdasarkan

hasil analisis penelitian


33

yang telah dilakuakan dapat

disimpulkan bahwa ada

hubungan negatif antara

social support dan self

efiicacy dengan stress pada

ibu rumah tangga yang

berpendidikan tinggi di

Kecamatan Tampan,

artinya semakin tinggi

social support dan self

efficacy maka semakin

rendah stress yang dialami

oleh ibu rumah tangga yang

berpendidikan tinggi,

begitu pula sebaliknya.


34
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif dengan rancangan

non eksperimental. Pendekatan induktif yang dilakukan peneliti dengan

cara menemukan suatu fenomena khusus kemudian hal tersebut diperkuat

dengan beberapa penelitian sebelumnya, lalu ditarik kesimpulan umum di

akhir. Menurut Santrock (2010) penelitian induktif adalah metode

penalaran yang berangkat dari masalah khusus ke umum. Fenomena atau

suatu keadaan tertentu yang ditemukan peneliti diperkuat dengan cara

pengambilan data awal dengan penyebaran kuesioner online melalui

platform google form. Fokus utama penelitian ini adalah mencari tahu dan

membahas mengenai social support dan self efficacy pada ibu hamil yang

sedang bekerja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana

hasil penelitian ini akan berupa data yang dinyatakan dalam bentuk angka

– angka (statistik). Pengumpulan data dalam penelitian ini juga nantinya

akan menggunakan penyebaran kuesioner kepada rsponden. Hasil dari

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini akan berupa data

angka, kemudian hasilnya akan diolah dan dianalisa dengan metode

statistika.

3.2 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diukur, yaitu

social support dan self efficacy.

34
35

3.3 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

3.3.1 Definisi Konseptual

3.3.1.1 Definisi Konseptual Social Support

Social support is an interpersonal interaction that involves several

aspects including: information, attention, emotion, assessment and

instrumental assistance (House in Smet, 1994).

Social support merupakan intertaksi antar interpersonal yang

melibatkan beberapa aspek diantaranya: informasi, perhatian, emosi,

penilaian dan bantuan instrumental (House dalam Smet, 1994).

3.3.1.2 Definisi Konseptual Self Efficacy

Self-efficacy is an individual's belief about his ability to organize,

and perform a task in achieving goals, producing something and

implementing actions to display certain skills (Bandura in Santrock,

2007).

Self-efficacy yakni kepercayaan individu mengenai kemampuan

dirinya untuk mengorganisasi, dan melakukan suatu tugas dalam mencapai

tujuan, menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk

menampilkan kecakapan tertentu (Bandura dalam Santrock, 2007).

3.3.2 Definisi Operasional

3.3.2.1 Definisi Operasional Social Support

Berdasarkan definisi konsptual mengenai social support diatas,

maka social support yang menunjukan ibu hami yang sedang bekerja

diatas :
36

1. Dukungan emosional, ibu hamil diberikan ungkapan empati, rasa

peduli dan juga perhatian yang diberikan oleh suami dan orang

tua. Selain itu ibu hamil mendapat perlakuan penuh perhatian dan

afeksi dari suami dan orang tuanya. Hal ini akan membuat ibu

hamil merasa nyaman, dicintai dan juga diperhatikan oleh suami

dan orangtuanya.

2. Dukungan penghargaan, Ibu hamil diberikan ungkapan positif,

dorongan atau sebuah persetujuan dengan gagasan perasaan dari

suami dan orang tuanya. Hal ini dapat menambah penghargaan

diri, membantuk kepercayaan diri, kemampuan serta merasa

dihargai dan berguna saat seorang ibu hamil mengalami tekanan

terutama saat ibu hamil sedang bekerja.

3. Dukungan instrumental, ibu hamil diberi dukungan berupa

bantuan secara langsung oleh suami dan orang tuanya sesuai

dengan yang ia butuhkan. Contohnya menolong dengan pekerjaan

ibu hamil tersebut pada waktu mengalami stress atau tekanan dari

luar

4. Dukungan informatif, ibu hamil diberi dukungan berupa nasihat,

petunjuk, saran atau umpan balik oleh suami dan orang tuanya.

Hal ini membuat ibu hamil dapat membatasi masalahnya dan

mencoba mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah yang

dihadapinya.

3.3.2.2 Definisi Operasional Self Efficacy


37

Berdasarkan definisi konseptual diatas mengenai self efficacy,

maka self efficacy yang menunjukkan ibu hamil yang bekerja yaitu :

1. Dimensi Level, ibu hamil memiliki keyakinan dalam dirinya

bahwa ia mampu mengerjakan pekerjaan yang ringan hingga

yang berat dalam pekerjaannya.

2. Dimensi Generality, ibu hamil memiliki keyakinan dalam dirinya

bahwa ia dapat mengatasi segala situasi dan hambatan dalam

pekerjaannya.

3. Dimensi Strengh, ibu hamil memiliki keyakinan akan kekuatan

dan kemampuan dalam dirinya untuk menyelesaikan semua

pekerjaannya.

3.4 Subjek dan Lokasi Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi adalah suatu bidang yang digeneralisasikan, hal ini

meliputi objek atau subjek dengan kualitas tertentu, ciri – ciri yang

diidentifikasi oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Adapun populasi yang peneliti ambil

dalam penelitian ini merupakan ibu hamil yang bekerja.

3.4.2 Sampel Penelitian

3.4.2.1 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

yaitu non - probability sampling. Non - probability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesernpatan yang sama


38

bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

(Sugiyono, 2013). Dari teknik ini peneliti akan menggunakan accidental

sampling (sampling kebetulan), penentuan sampel menggunakan teknik ini

adalah berdasarkan sebuah kebetulan (Sugiyono, 2013). Yaitu siapa saja

yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan memenuhi kriteria

yang peneliti tetapkan, maka orang tersebut dapat dijadikan sebagai

partisipan dalam penelitian ini.

3.4.2.2 Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel pada penelitian ini antara lain adalah seorang

ibu hamil yang masih bekerja.

3.4.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara online, dengan menyebar kuesioner

menggunakan platform google form. Dalam penelitian ini batasan wilayah

tidak ditentukan, maka ibu hamil yang bekerja dimana pun lokasinya dapat

berpartisipasi dalam penelitian ini.

3.5 Penyusunan Alat Ukur

Pada penelitian ini aat ukur yang digunakan merupaka kuesioner

yang terdiri dari pernyataan positif dan negative. Kuesioner ini memiliki

empat pilihan jawaban yang disusun menggunakan skala likert. Menurut

Sugiyono (2013) skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap,

pendpata, dan juga persepsi seseorang mengenai suatu fenomena sosial

yang ada.

Tabel 3.1 Skala Likert


39

Pilihan Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

(STS)

3.5.1 Kisi - kisi Alat Ukur Social Support

Dalam penelitian ini, peneliti menyusun alat ukur variable social

support dengan menggunakan konsep serta indicator yang dikemukakan

oleh House (dalam Smet, 1994). Kuesioner ini akan disusun berdasarkan

bentuk social support yang terdiri dari 4 bentuk social support yaitu

dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informatif dan

dukungan informatif. Kemudian pada setiap bentuk social support tersebut

diturunkan menjadi item – item pada kuesioner.

Tabel 3.2 Kisi – kisi Alat Ukur Social Support

Variabel Bentuk / Dimensi Indikator

Social Support Dukungan Emosional Mendapatkan

merupakan intertaksi perhatian dari suami

antar interpersonal dan orang tua

yang melibatkan Mendapatkan kasih

beberapa aspek sayang dari suami dan

diantaranya: orang tua

informasi, perhatian, Mendapatkan motivasi


40

emosi, penilaian dan dari suami dan orang

bantuan instrumental tua.

(House dalam Smet, Dukungan Mendapatkan

1994). Penghargaan penilaian postif dari

suami dan orang tua.

Mendapatkan

dorongan dari suami

dan orang tua agar

individu menjadi lebih

percaya diri.

Mendapatkan

penerimaan yang baik

dari suami maupun

orang tua.

Dukungan Mendapatkan bantuan

Instrumental langsung dari suami

dan orang tua berupa

materi

Mendapatkan bantuan

langsung berupa

tindakan dari suami

dan orang tua

Dukungan Informatif Mendapatkan solusi

dari suami dan orang


41

tua untuk membantu

memecahkan masalah

Mendapatkan nasihat

dari suami dan orang

tua.

3.5.2 Kisi - kisi Alat Ukur Self Efficacy

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan yang dibuat oleh

Ananta Prayoga (2021) alat ukur Self Efficacy yang dibuat berdasarkan

pada aspek – aspek Self Efficacy yang dikemukakan oleh Bandura (dalam

Santrock, 2007). Alat ukur ini kemudian dimodifikasi untuk

menyesuaikan keadaan subjek yang diteliti. Berikut kisi – kisi alat ukur

self efficacy diantara lain :

Tabel 3.3 Kisi – kisi Alat Ukur Self Efficacy

No Dimensi Indikator Item

1 Level Menganggap pekerjaan Saya optimis dapat

yang sulit sebagai suatu mengerjakan pekerjaan

tantangan yang sulit saat bekerja

Saya merasa antusias saat

mengerjakan pekerjaan

yang sulit saat saya sedang

bekerja

Saya sering mengeluh

apabila mengerjakan
42

pekerjaan yang sulit selama

saya bekerja

Bagi saya pekerjaan selama

saya bekerja tergolong sulit

Saya yakin dapat

mengerjakan pekerjaan

yang diberikan selama

bekerja dengan baik

Dengan kemampuan yang

saya miliki, saya dapat


Memiliki keyakinan
menyelasikan pekerjaan
dapat menghadapi
saat bekerja secara optimal
kesulitan dalam
Saya kesulitan dalam
menyelesaikan
menyelesaikan pekerjaan
pekerjaan
dengan tepat waktu selama

saya bekerja

Saya merasa pesimis dalam

mengerjakan pekerjaan

yang sulit selama saya

bekerja

2 Generality Memiliki keyakinan Selama bekerja, saya

dapat memanfaatkan mampu mengerjakan

kesuksesan sebelumnya pekerjaan yang sulit karena

dalam mengerjakan sebelumnya pekerjaan yang


43

sulit tersebut dapat saya

selesaikan.

Saya yakin kemampuan

saya bisa menunjang dalam

mnegerjakan pekerjaan

apapun selama saya

bekerja.

Saya merasa tidak yakin

dapat berhasil dalam


pekerjaan
mengerjakan pekerjaan apa

pun yang dianggap sullit

selama saya bekerja.

Saya tidak mampu

mengerjakan pekerjaan –

pekerjaan selama saya

bekerja karean sebelumnya

saya tidak mendapatkan

hasil yang optimal.

Memiliki keyakinan Saya mampu memahami

dapat memahami situasi bentuk pekerjaan apapun

pekerjaan yang berbeda yang diberikan selama saya

dengan pekerjaan bekerja.

sebelumnya Saya yakin dengan

kemampuan yang dimiliki


44

bisa mengerjakan pekerjaan

dalam bentuk apapun

selama saya bekerja.

Saat saya mendapatkan

pekerjaan yang berbeda

saat bekerja, saya lebih

sering meras kebingunggan

Saya tidak yakin dapat

menyelesaikan berbagai

bentuk pekerjaan yang

diberikan saat saya bekerja.

3. Strengh Memiliki keyakinan Saya berusaha untuk

untuk meningkatkan menyelesaikan pekerjaan

usaha ketika mengalami yang sulit selama saya

kesulitan dalam bekerja

menyelesaikan Saya tidak mudah

pekerjaan menyerah dalam

menyelesaikan pekerjaan

yang sulit selama saya

bekerja.

Saya menghindari

pekerjaan yang sulit selama

saya bekerja.

Ketika saya sudah tidak


45

bisa mengerjakan pekerjaan

tersebut, maka saya

memilih untuk menyalin

pekerjaan teman

Memiliki keyakinan Selama bekerja saya

untuk bertahan dalam mencoba untuk membaca

menyelesaikan sumber lain untuk

pekerjaan menambah pengetahuan

saya

Saya akan memperbaiki

kesalahan pekerjaan saya

selama saya bekerja

Selama bekerja saya tidak

berusaha untuk menjadi

lebih baik saat saya

mendapatkan penilaian

yang buruk dari atasan.

3.6 Teknik Pengambilan Data

3.6.1 Kuesioner

Metode pengambilan data yang dilkukan dalam penelitian ini

dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner tersebut akan

disebarkan secara online menggunakan aplikasi google form . Kuesioner


46

merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013). Kuesioner yang peneliti buat

dalam penelitian ini berupa sebuah pernyataan baik dalam kalimat postif

dan juga negative, hal ini diberikan agar responden lebih serius dalam

menjawab. Kuesioner yang dibuat pennulisannya akan menggunakan

bahasa indonesia yang baku dan mudah dipahami oleh responden.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan software utama

JASP 0.14.1 dengan software lainnya yang akan membantu dalam

melakukan pengolahan data yaitu, Microsoft Excel dan SPSS. Langkah-

langkah pengolahan data yang akan peneliti lakukan yaitu hasil data yang

peneliti dapatkan melalui kuesioner google form, kemudian diunduh,

hasilnya unduhan tersebut biasanya data dalam bentuk Microsoft Excel.

Kemudian data tersebut dirapihkan, sehingga di dalamnya hanya ada hasil

data coding saja. Apabila terdapat item yang negatif, maka hasil data dari

item yang negatif tersebut akan diubah terlebih dahulu supaya sama

codingnya dengan item positif menggunakan SPSS.

Setelah hasil datanya dimasukkan kedalam SPSS dan sudah

dirapihkan, kemudian klik Transform, pilih Recode into Same Variables,

lalu masukkan item-item negatif tersebut, kemudian klik Old and New

Values. Lalu isi Old Values-nya 1, New Values-nya 5, Old Values-nya 2,

New Values-nya 4, dan seterusnya. Setelah selesai klik Continue dan klik
47

OK. Kemudian klik File, lalu klik Export, pilih format CSV Data supaya

bisa langsung di olah kedalam JASP.

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

3.7.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk melihat kelayakan item – item.

Untuk menguji validitas, peneliti menggunakan jenis pengujian construct

validity yang merupakan konsep pengukuran validitas dengan cara

menguji apakah suatu instrument mengukur construct sesuai dengan yang

diharapkan. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis

pengujian construct validity dengan teknik Analisa Confirmatory Factor

Analysis (CFA). Adapun alat bantu atau software yang akan digunakan

untuk melakukan analisisa validitas alat ukur ini adalah JASP 0.14.1,

dengan langkah – langkah berikut:

1. Membuka data mentah berisikan angka-angka hasil kuesioner

yang telah diisi oleh responden pada microsotf exel, kemudian

save dengan format CSV comma delimite,

2. Membuka program JASP versi 0.14.1,

3. Klik menu file, kemudian open data exel yang sebelumnya telah di

save dengan fomat CSV comma delimite,

4. Klik icon change measurement level, dan ubah menjadi scale,

5. Klik menu factor, pilih confirmatory factor analysis,

6. Input item per-dimensi,

7. Klik advance, lalu all pada standardized, dan klik show

Parameters.
48

8. Kemudian, akan muncul halaman baru dalam bentuk output JASP

yang akan dijadikan bahan analisis yang dapat diinterpretasikan.

Lihat tabel factor loading, pada bagian std.est all pastikan nilai

Standardized Loading Factor di atas 0.3 (SLF ≥ 0.3)

Nilai standar yang akan digunakan untuk menentukan validitas dari

sebuah item adalah sebesar ≥ 0,3 (Sugiyono, 2019). Item yang

dikatakan valid (signifikan) adalah item yang memiliki nilai korelasi

lebih besar dari nilai standar tersebut, namun jika item memiliki nilai

korelasi kurang dari standar tersebut berarti item tersebut tidak valid.

Uji validitas pada alat ukur social support yang peneliti buat adalah

jika butir skala yang memiliki koefisien korelasi lebih dari 0,3 dengan

skor total berarti dapat dianggap memiliki kesesuaian fungsi yang

memuaskan dengan fungsi skala.

Adapun hasil pengujian validitas dari alat ukur Self Efficacy milik

Ananta Prayoga (2021) antara lain sebagai berikut :

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Alat Ukur Self Efficacy


49

Self Efficacy yang telah diuji cobakan oleh Ananta Prayoga (2021)

memiliki nilai koefisien item rest correlation yang berkitar antara 0, 241 –

0,826. Pada alat ukur ini Ananta Prayoga (2021) menggunakan nilai

standar yang akan digunakan untuk menentukan validitas dari sebuah item

adalah sebesar ≥ 0,5. Sehingga dapat dinyatakan bahwa dari 24 item yang

dibuat, 1 item dibuang dan 3 item di revisi. Maka ada 23 item yang dapat

digunakan dalam alat ukur tersebut.

3.7.1.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana sebuah

alat ukur yang digunakan memiliki kestabilan, kekonstanan, kepercayaan,

serta ketelitian dan sebuah alat ukur tersebut dapat dikatakan sebagai alat

ukur yang reliabel. Menurut Sugiyono (2019) sebuah alat ukur dapat

dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika alat ukur tersebut

memberikan hasil data yang ajeg (tetap), walaupun alat ukur tersebut

diberikan pada waktu yang berbeda tetapi terhadap responden yang sama.

Pada alat ukur variabel social support peneliti akan menggunakan

Metode Tes Tunggal (Single Test-Single Trial). Metode ini hanya

melakukan sekali tes kepada sekelompok subjek. Dengan demikian tidak

perlu menunggu waktu maupun harus mempunyai data dari tes sejenis

untuk dapat menentukan reliabilitasnya dengan tes pretest disampaikan

melakukan sekali try out langsung dianalisa. Teknik pengujian reliabilitas

menggunakan alpha cronbach dengan parameter reliabilitiasnya yaitu >

0,7. Alat bantu atau software yang digunakan peneliti untuk melakukan
50

analisa adalah Microsoft Excel dan JASP. Dalam melakukan uji

reliabilitas, berikut langkah-langkahnya :

1. Membuka data mentah berisikan angka-angka hasil kuesioner

yang telah diisi oleh responden pada microsoft exel, kemudian

save dengan format CSV comma delimite,

2. Membuka program JASP versi 0.14.1,

3. Klik menu file, kemudian open data exel yang sebelumnya telah

di save dengan fomat CSV comma delimite,

4. Selanjutnya jika data sudah pindah ke JASP, ubah level skala

dibagian atas menjadi scale semuanya. 

5. Klik Reliability Analysis.

6. Pindahkan item yang sudah valid ke kolom variables.

7. Kemudian pada bagian scale statistic centang kolom McDonald’s.

8. Lalu pada bagian results yang ada di sebelah kanan akan muncul

angka yang menunjukkan hasil reliabilitas item tersebut.

Sebuah alat ukur akan dikatakan reliabel jika koefisien ≥ 0.7 (Sofyan,

2014), kemudian jika alat ukur tersebut tidak memenuhi persyaratan maka,

alat ukur dianggap tidak reliabel. Adapun hasil pengujian reliabilitas dari

alat ukur Self Efficacy milik Ananta Prayoga (2021) antara lain sebagai

berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Self Efficacy


51

3.7.2 Analisa Data

Analisa data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji hipotesis dengan teknik statistic korelasi Pearson

Product Moment. Teknik ini digunakan karena hasil data yang diperoleh

dalam penelitian ini berbentuk interval. Maka untuk menentukan apakah

terdapat hubungan dari kedua varibel pada penelitian ini digunakan

koefisien korelasi Pearson (r). Yaitu dengan melihat koefisien r semakin

mendekati +1 atau -1, maka akan semakin kuat hubungan dari kedua

variabel. Namun jika koefisien r mendekati 0, maka memiliki arti bahwa

tidak terdapat hubungan antara dua varibel yang digunakan dalam

penelitian ini.

Kemudian jika nilai koefisien r memiliki nilai (+), maka pada satu

variabel terjadi peningkatan, begitu pula pada satu variabelnya yang lain

akan terjadi peningkatan. Berbeda dengan koefisien r yang bernilai (-),

pada satu variabelnya terjadi peningkatan, namun pada satu variabelnya

yang lain akan mengalami penurunan sehingga korelasinya terbalik.

Berikut langkah – langkah dalam menggunakan korelasi Pearson dalam

software JASP :

1. Masukan data yang akan diolah, kemudian klik Reggresion,

lalu pilih Correlation.


52

2. Pindahkan data dari kedua variabel ke sebelah kanan kotak

analisis.

3. Kemudian centang Pearson’s r , Display pairwise, Report

significance dan Flag significant correlations.

4. Maka akan terlihat hasilnya dibagian Result yang ada disebelah

kanan.
DAFTAR PUSTAKA

- Bandura. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.),

Encyclopedia Of Human Behavior (Vol. 4, pp. 71-81). New York:

Academic Press.

- B,Smet. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo

- Bandura, A. (1997). Self-efficacy the exercise of control. New York: W.H.

Freeman and Company.

- Bedaso, A., Adams, J., Peng, W., & Sibbritt, D. (2021). The relationship

between social support and mental health problems during pregnancy: a

systematic review and meta-analysis. Reproductive Health, 18(1).

doi:10.1186/s12978-021-01209-5.

- Benjamin H, Gotlieb. 1983. Social Support strategies. California : Sage

Publication, Hal. 28.

- Cohen, Sheldon., & Hoberman, Harry M. (1983). Positive Events and

Social Support as Buffer of Life Change Stress. Journal of Applied Social

Psychology. Department of Psychology - Department of Psychology -

Dietrich College of Humanities and Social Sciences - Carnegie Mellon

University (cmu.edu)

- Hardianto,Gusriko, Erlamsyah, dan Nurfarhanah. 2014. Hubungan Antara

Self-efficacy Akademik dengan hasil Belajar Siswa. Jurnal Konselor, Vol

3, No 1, 2014, (Sumatera Barat : Universitas Negeri Padang, 2014).

- Irawan, Dwi. 2009. Pengaruh Social support terhadap Bentuk – Bentuk

Coping Istri Prajurit Batalyon Infanteri 511/d Pengaruh Duy Blitar yang

53
Ditinggal Tugas ke Papua, Skripsi. Malang. Fakultas Psikologi,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

- Izadirad et al. (2017). Effects of Social Support and Self-Efficacy on

Maternal Prenatal Cares Among the First-Time Pregnant Women,

Iranshahr, Iran. Journal of Family and Reproductive Health. Vol. 11, No.

2, June 2017. http://jfrh.tums.ac.ir

- Johnson, David W. 1991. Joining Together. USA. Prentice-Hall.Inc.

- Nasution, Rizky Syahfitri. 2017. Pengaruh Antara Self-Efficacy dan

Kreatifitas terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Sumatera Utara, Skripsi, (Sumatera Utara :

Universitas Sumatera Utara, 2017), h. 9.

- Ni’mah, Ainun. 2014. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Self

Efficacy Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Jurusan

Bimbingan Dan Konseling Universitas Negeri Semarang Angkatan Tahun

2009. Semarang. Skripsi, Universitas Negeri Semarang.

- Santrock, J. W. (2012). Life span development: Perkembangan masa hidup

(edisi ke-13, jilid 2). Jakarta: Erlangga

- Santrock, J.W. 2010. Remaja (Edisi Kesebelas). Jakarta: Erlangga

- Sarafino, E. P. (1994). Health Psycology: Biopsycology Interaction (2nd

edition). Toronto: Jhon Wiley and Sons. Inc.

- Sarason. Assesing social support : The social support Questionare. Jurnal

of personality and social psychology, 1983

- Sari, Syarifah Mustika, Yuliana Intan Lestari, dan Alma Yulianti. 2016.

Hubungan antara Social Support dan Self - Efficacy dengan Stress pada
Ibu Rumah Tangga yang Berpendidikan Tinggi. PSYMPATHIC : Jurnal

Ilmiah Psikologi. Volume 3, Nomor 2, 2016: 171-178. DOI:

10.15575/psy.v3i2.1108.

- Suartha, Nyoman. 2016. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya

Laju dan Implementasi Kebijakan Pendudukan di Provinsi Bali. Jurnal

Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Volume. XII

No. 1: 1 – 7. Fakultas Ekonomi, Universitas Ngurah Rai.

- Sugiyono (2019). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

- Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, da R&D.

Bandung: CV Alfabeta.

- Wahaningsih, Musiatun. 2013. Hubungan Antara Religiusitas, Konsep

Diri dan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa

SMP Muhammadiyah 3 Depok Yogyakarta. Yogyakarta. Jurnal Psikologi

Terapan dan Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan.

- Yamin. S. 2014. Rahasia Olah Data Lisrel. Jakarta: Mitra Wacana Media
DAFTAR WEBSITE

- Badan Pusat Statistik. 2020. Diakses pada

https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-

penduduk-2020.html

- Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementrian

Dalam Negeri Republik Indonesia, https://dukcapil.kemendagri.go.id/

- https://www.tommys.org/

- KBBI Online https://kbbi.web.id/

- Veratamala, Arinda. 2021. Apa Benar Kelelahan Bisa Menyebabkan

Keguguran?. https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/masalah-

kehamilan/apa-benar-kelelahan-menyebabkan-keguguran/. Di akses pada

tanggal 5 Desember 2021, pukul 17:56 WIB.

- Zulfikar, Fahri. 2021. 10 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbesar di

Dunia, Indonesia Nomor Berapa?.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5703755/10-negara-dengan-

jumlah-penduduk-terbesar-di-dunia-indonesia-nomor-berapa. Diakses

pada tanggal 3 Desember 2021, pukul 11:04 WIB

57

Anda mungkin juga menyukai