Indra Irwana
Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Pamulang, Indonesia
Abstrak : Pembuatan Dan Analisa Kekerasan Dan Struktur Mikro Logam Paduan
Aluminium Dengan Aditif 6 Fe – 1 Ni (% Berat). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui nilai kekerasan serta struktur mikro pada logam paduan antara Al-Fe-
Ni. Logam paduan AlFeNi ini memiliki komposisi 9,3 gram Alumunium, 0,6
gram Fero dan 0,1 gram Nikel dibuat dengan metode Metalurgi Serbuk dan
pemanasan (sintering) dengan temperatur bervariasi pada 600°C, 650°C sampai
700°C. Pemanasan pada temperatur tersebut dapat berdampak pada perubahan
struktur mikro, fasa, dan nilai kekerasan logam paduan. Pengujian kekerasan
logam paduan AlFeNi dilakukan dengan menggunakan metode Vicker, dan
menghasilakan nilai kekerasan yang cukup tinggi. Analisis struktur fasa dilakukan
berdasarkan pola difraksi sinar X (XRD), dan pada hasil penelitian terbentuk
senyawa-senyawa baru pada sampel uji yang melalui proses sintering pada suhu
650°C dan pada sampel 700°C. Serta analisis mikro struktur menggunakan
mikroskop optik (OM).
Kata Kunci : Paduan Al-Fe-Ni, metode Vicker, struktur mikro, struktur fasa
1
2
beban dinamis atau statis pada bahan dengan metode metalurgi serbuk,
yang sama dapat diklasifikasikan pengujian struktur mikro,
berdasarkan kekerasannya, dengan mengetahui kekuatan material
kekerasan tersebut dapat ditentukan dengan metode Vicker, dan Analisa
penggunaan bahan tersebut. Oleh fasa. Apabia terjadi kekurangan pada
karena itu dalam skripsi ini penulis batasan masalah maupun pembuatan
mengambil judul “Pembuatan Dan skripsi ini, mohon ditambahkan.
Analisa Kekerasan Dan Struktur
Mikro Logam Paduan Aluminium 1.4 Identifikasi Masalah
Dengan Aditif 6 Fe – 1 Ni (% Dalam menganalisa kekerasan
Berat) ”. dan struktur mikro logam paduan
aluminium dengan aditif 6% Fe –
1.2 Rumusan Masalah 1%Ni dengan menggunakan metode
Bagaimana menganalisa
uji Vicker dapat meliputi beberapa
kekerasan, stuktur mikro dan struktur
masalah, diantaranya adalah :
fasa pada logam paduan aluminium
1. Apa itu uji kekerasan
dengan aditif 6% Fe – 1% Ni dengan
dengan meode Vicker ?
menggunakan metode Vickers. Hasil
2. Apa itu uji Mikro Struktur ?
Tugas Akhir Mahasiswa dengan
3. Apa itu Analisa Fasa ?
menggunakan pengujian Standart 4. Bagaimana pencampuran
Laboratorium agar mendapat hasil bahan dengan menggunakan
yang spesifik terhadap uji kekerasan metode Metalurgi Serbuk ?
Vicker dan pembuatan logam paduan
5. Bagaimana karateristik
dengan metode Metalurgi Serbuk.
bahan yang akan diuji ?
sebelumnya.
Serbuk logam jauh lebih mahal
Keuntungan dan
kekurangan pengujian
kekerasan Vickers[6]
Dibandingan dengan
pengujian kekerasan
lainnya, pengujian dengan
menggunakan metode
Gambar 2.2 Alat Pengujian
Vicker mempunyai
Vicker[6]
kekurang dan keuntungan
detik)
14
Aluminium meerupakan
logam yang paling banyak
ditemukan di kerak bumi (8,3%)
dan terbanyak ketiga setelah
oksigen (45,5%) dan silicon
(25,7%). Aluminium sangat reaktif
Gambar 2.4 Struktur
khususnya dengan oksigen,
Aluminium[6]
sehingga unsur aluminium tidak
pernah dijumpai dalam keadaan Keterangan[5] :
bebas di alam, melainkan sebagai - Simbol : Al
senyawa yang merupakan penyusun - Nomor atom : 13
utama dari bahan tambang bijih - Fase pada suhu kamar
bauksit yang berupa campuran : Padat
oksida dan hidroksida aluminium. - Berat jens : 2,70
Aluminium juga ditemukan di g/cm3
granit dan mineral–mineral lainnya. - Kapasitas panas:
Aluminium ada di alam dalam 24.200 J/(mol.K)
bentuk silikat maupun oksida. - Entalpi penguapan :
294.0 kJ/mol
Aluminium merupakan
- Titik leleh :
konduktor yang baik. Terang dan
933.47 °K (660.2 °C,
kuat. Merupakan konduktor yang
1220.58 °F)
baik juga buat panas. Dapat
- Titik didih : 2792
ditempa menjadi lembaran, ditarik
°K (2519 °C, 4566 °F)
menjadi kawat dan diekstruksi
menjadi batangan dengan bermacam- Sifat – Sifat
macam penampang. Aluminium[5]
Sifat – sifat yang
dimiliki alumunium antara
lain :
15
digunakan lebih awal dalam sejarah dipantik umum reaksi termit, yang
digunakan dalam pengelasan dan
20
Potensial Ionisasi
c. Karateristik
: 7.635 V
Logam keras, ulet, bisa
Bilangan Oksidasi
ditempa, dan berwarna putih
: 2,3 keperakan.
Kapasitas panas
Konduktor panas dan listrik
: 0.444 jg-1K-1
yang cukupbaik.
Entalpi penguapan
Sebagian besar senyawa
: 377.5 kj/mol
nikel berwarna biru atau
Titik leleh
hijau.
: 1455 ° C, 2651 ° F, 1728° K
Nikel larut perlahan dalam
Titik didih
asam encer namun, seperti
: 2913 ° C, 5275 ° F, 3186° K
besi menjadi pasif ketika
Ditemukan oleh
dipaparkan dengan asam
: Axel Cronstedt pada 1751 nitrat
3.3.1 Alat :
c) Sendok (pengaduk)
a) Timbangan Digital
Untuk proses pengadukan
Timbangan digital
menggunkan sendok
digunkana untuk
laboratorium, agar proses
mengetahui seberapaberat
pencampuran bahan lebih
bahan yang akandigunakan
mudah.
pada penelitian
d) Cetakan
Gambar 3.2 Timbangan
Cetakan ini digunakan
Digital
untuk proses pembentukan
b) Gelas bahan paduan menjadi
Gelas berikut digunakan bentuk bulat sperti pelet.
untuk mencampur bahan – Dengan cara dipress
bahan serbuk paduan antara meggunakan mesin press
Al-Fe-Ni hidraulik.
3.3.2 Bahan
a) Alumunium serbuk
Gambar 3.10 Alat XRD (X-Ray) Gambar 3.13 Nickel (serbuk nickel)
31
sebanyak 5 sendok untuk 1x cetak buah bahan paduan yang sudah jadi
(menjadi 1 material), kemudian press dalam bentuk pelet. Jadi dari 10 grm
dengan menggunakan mesin bahan paduan Al-Fe-Ni dapat
hidraulik press dengan tekanan 5 ton menjadi 3 buah bahan jadi,
dalam waktu 60 detik. selanjutnya untuk dilakukan proses
pengujian. Dalam proses pencetakan
bahan paduan selanjutnya adalah
sintering atau proses pembakaran
material paduan agar paduan antara
Al-Fe-Ni dapat membentuk struktur
yang sempurna, proses sintering
sendiri dilakukan dengan 3 variasi
Gambar 3.16 Proses penuangan
suhu pembakaran, 600°C , 650°C,
bahan paduan pada cetakan
dan 700°C. Dalam proses ini
merupakan pemanasan atau
pembakaran material/bahan dengan
cara memanaskannya tidak sampai
melampaui titik lelehnya. Untuk
proses pembakaran sendiri
Gambar 3.17 Proses tekan
diperlukan waktu 1 hari untuk 1
(press) dengan mesin hidraulik
suhu, jadi memerlukan 3 hari dalam
press
proses pembakaran karena adanya
variasi suhu pembakaran.
180
160 - Pengujian logam paduan 93% Al
140
120 – 6% Fe – 1% Ni melalui proses
n
100
sintering dengan temperatur
550 600 650 700 750 600°C = Lunak
Suhu Sintering, oC - Pengujian logam paduan 93% Al
– 6% Fe – 1% Ni melalui proses
Gambar 4.1 Grafik hasil uji sintering dengan temperatur
kekerasan logam pduan Al-Fe-Ni 650°C = Sedang
- Pengujian logam paduan 93% Al
Perlu diketahui dalam pengujian
– 6% Fe – 1% Ni melalui proses
kekerasan (HV) setiap spesimen
sintering dengan temperatur
temperatur sintering 600°C, 650°C
700°C = Keras
36
AlNi
Al
Ni/Fe
muncul yaitu Al-Ni yang berada Selain itu pada suhu sintering
pada intensitas 300 cps pada sudut 700°C terbentuk senyawa baru yang
31,00° dan intensitas 180 cps pada muncul yaitu FeNi3 dengan
sudut 82,00°, serta senyawa FeNi3 intensitas 480 cps pada sudut 44,00°,
dengan intensitas 220 cps pada sudut intensitas 450 cps pada sudut 51,60°
44,00°. dan intensitas 90 cps pada sudut
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dengan suhu sintering 700°C juga pada 3 sampel uji yang berbeda
A)). Hal tersebut dapat dilihat pada yang bervariasi pada setiap
intensitas 720 cps pada sudut 45,00° tersebut, hal ini disebabkan
dan 400 cps pada sudut 65,40°. Ada karena tercampurnya unsur-