Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH GAYA IMPAK JATUH BEBAS TERHADAP

KEKUATAN STAINLEES STEEL 201

Muhamad Bugi Prasetio1, Din Aswan Amran Ritonga,ST, MT2


1,2
Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan 2016
E-mail: bugimuhamad@yahoo.co.id

Abstrak
Dalam perkembangan dunia industri, terutama yang berhubungan dengan penelitian bahan dan penggunaannya,
maka dalam proses produksinya banyak hal atau kriteria yang harus dipenuhi agar material tersebut dapat digunakan
dalam dunia industri. Untuk penggunaan sebagai bahan, sifat-sifat khas dari material logam harus diketahui sebab
logam tersebut akan digunakan untuk berbagai macam keperluan dan keadaan. Pengujian Impak jatuh bebas
bertujuan untuk mengetahui ketangguhan logam besi ataupun logam bukan besi akibat pembebanan kejut pada
beberapa macam kondisi tetap. Ketangguhan adalah suatu ukuran energi yang diperlukan untuk mematahkan bahan.
Suatu bahan ulet (ductile) dengan kekuatan yang sama dengan bahan rapuh akan memerlukan energi perpatahan
yang lebih besar dan mempunyai sifat tangguh yang lebih baik. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ketangguhan, Mengetahui gaya yang di serap,serta Mengetahui sifat-sifat dari material Stainlees Steel 201 akibat
pembebanan kejut sesuai dengan ASTM E 23. pada pengujian ini material Stainlees Steel 201 yang diberi beban
kejut dengan variasi beban 4 dan 6 kg dengan ketinggian yang sama yaitu 2,2.5,3,3.5dan 4 meter. Hasil pengujian
impak jatuh bebas menunjukkan bahwa energy yang diserap spesimen tertinggi yang diperoleh adalah 190,88 J
pada beban 4 kg dan 286,36 J pada beban 6 kg. Perilaku mekanis ditunjukkan dengan terjadinya perubahan bentuk
pada spesimen akibat benturan pendulum saat pengujian.

Kata kunci : ketangguhan, gaya yang diserap, Stainlees Steel 201, uji impak jatuh bebas.

Abstract
In the development of the industrial world, particularly those associated with research materials and their use, it is in
many ways its production process or criteria to be met so that the material can be used in the industrial world. For
use as an ingredient, distinctive properties of the metal material must be known because the metal will be used for
various purposes and circumstances. Impact testing aims to determine the free fall toughness ferrous metals or non-
ferrous metals due to shock loading on some kind of condition remains. Toughness is a measure of the energy
required to break the material. A resilient material (ductile) with the same strength as a brittle material will require a
greater fracture energy and have better resilient properties. This study aims to determine the toughness, Knowing the
style in the absorption, and Knowing the properties of the material Stainlees Steel 201 due to shock loading in
accordance with ASTM E 23. in this test material Stainlees Steel 201 by shock loads with load variations 4 and 6 kg
with the same height, namely 2,2.5,3,3.5dan 4 meters. The test results showed that the free-fall impact energy is
absorbed the highest specimen obtained was 190.88 J on load 4 kg and 286.36 J on a load of 6 kg. Mechanical
behavior shown by the deformation of the specimen during testing of the impact pendulum.

Keywords : toughness, the force is absorbed, Stainlees Steel 201, free fall impact test.

PENDAHULUAN patahan tersebut dapat merambat dengan kecepatan


sampai 2000 mm /detik, yang dapat menyebabkan
Pada era yang semakin maju ini kebutuhan kerusakan dalam waktu yang sangat singkat.
konstruksi semakin meningkat. Terutama pada Untuk menilai ketahanan material terhadap patah
konstruksi dalam penggunaan logam sebagai bahan getas perlu adanya pengujian yang juga
utamanya. Namun semua itu harus diimbangi dengan mempertimbangkan faktor-faktor dinamis yang dapat
kelayakan desain. Sebelum desain tersebut dibuat mempengaruhi patah getas antara lain kecepatan
nyata, material harus diuji terlebih dahulu. Hal ini regang, takik, tebal pelat, tegangan sisa dan lain-lain.
agar konstruksi dinyatakan aman untuk operasional Ketangguhan (impak) merupakan ketahanan bahan
manusia. Kepekaan terhadap patah getas adalah terhadap beban kejut. Inilah yang membedakan
masalah besar pada kontruksi baja. Bila patah getas pengujian impak dengan pengujian tarik dan
ini terjadi pada baja dengan daya tahan rendah, kekerasan dimana pembebanan dilakukan secara

1
perlahan-lahan. Pengujian impak merupakan suatu 2.Tinjauan ustaka
upaya untuk mensimulasikan kondisi operasi material 2.1.Sifat Mekanik Logam
yang sering ditemui dalam perlengkapan transportasi Sifat mekanik sangat di pengaruhi oleh
atau konstruksi dimana beban tidak selamanya terjadi strutur logam,misalnya suatu paduan logam atau
secara perlahan-lahan melainkan datang secara tiba- paduan (dengan komposisi kimia tertententu) akan
tiba. mempunyai sifat mekanik material yang berubah dan
berbeda bila struktur mikronya berubah. Dan
1.2. Perumusan Masalah mempengaruhi kekerasan atau keuletan pada benda
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan kerja.
masalah ini adalah. Untuk mengetahui ketahanan
material terhadap patah getas Stainless steel 201 2.1.1.Keuletan (Ductile)
akibat pembebanan kejut yang sesuai dengan ASTM Pada suatu material sangat di butuhkan suhu
E23. ulet getas transisi, suhu daktilitas nihil, atau nihil
suhu daktilitas transisi logam merupakan titik di
1.3. Batasan Masalah. mana energi patah melewati bawah titik yang telah
Batasan masalah yang di tetapkan pada ditentukan untuk standar Charpy. Dampak uji ini
penelitian ini adalah : penting karena, sekali bahan didinginkan, ia memiliki
1. Melakukan Uji Impak Jatuh Bebas Pada kecenderungan lebih besar untuk menghancurkan
Material Stainless Steel 201 sesuai dengan pada dampak, bukan membungkuk atau deformasi.
standard ASTM E23.
2. Mengetahui sifat mekanik material Stainlees 2.1.2. Kekerasan (Brittle)
Steel 201 setelah dilakukan pengujian impak Secara umum semua sifat mekanik dapat
jatuh bebas. terwakili oleh sifat kekerasan bahan, sehingga di
butuhkan bahan yang kuat, ini merupakan bahwa ada
1.4. Tujuan Penelitian suatu bahan yang memiliki perbandingan antara
kekerasan dengan kekuatan bahan yang keras, oleh
1. Mengetahui nilai energi yang diserap karena itu diperlukan definisi yang spesifik antara
material stainlees steel 201 pada saat diberi kekerasan dengan kekuatan yang masing-masing
beban impak. memiliki korelasi.
2. Mengetahui nilai harga impak pada
material stainless steel 201 pada saat 2.2.Hukum Hooke (Hooke’s Law)
diberikan beban kejut. Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah
3. Mengetahui nilai ketangguhan dari kemampuan maksimum bahan tersebut dalam
material stainlees steel 201 saat diberikan menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut
beban kejut. “Ultimate Tensile Strength” disingkat dengan UTS,
dalam bahasa Indonesia disebut tegangan tarik
maksimum. Hubungan tegagan regangan di
1.5.Manfaat Penelitian tampilkan dalam bentuk kurva/grafik
Adapun manfaat dari perancanagan dan
pembuatan alat ini adalah sebagai
berikut :
1. Menghasilkan informasi ilmiah dalam
pengujian impak jatuh bebas pada material
Stainless steel 201.
2. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi khususnya bidang material.
3. Sebagai pengembangan sarana Laboratorium
Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik
Harapan Medan.
4. Dosen dan mahasiswa lainnya yang ingin
mengembangkan hasil pengujian ini serta
dapat dijadikan sebagai pembanding dalam
2.3.Sejarah stainless steel
pembahasan pada topik yang sama. Pengelompokan dari paduan stainless steel
sampai hari ini dimulai pada tahun 1913 di Sheffield,
England; Harry Brearley telah mencoba berbagai

2
macam jumlah unsur yang di campur dalam baja dan 1. Jenis-jenis stainless steel
menerapkannya pada tong pistol baja(gun barrel Meskipun seluruh kategori SS didasarkan
steels), dan diketahui bahwa sampel yang diambil pada kandungan krom (Cr), namun unsur paduan
dari alat tersebut tidak berkarat/korosi meskipun pada lainnya ditambahkan untuk memperbaiki sifat-sifat
temperatur tinggi dan juga sulit untuk di etsa. ketika SS sesuai aplikasi-nya. Kategori SS tidak halnya
ia menginvestigasi material yang mengundang seperti baja lain yang didasarkan pada persentase
keheranan ini,ia menemukan bahwa baja tersebut karbon tetapi didasarkan pada struktur metalurginya.
terkandung 13 % unsur chromium. Hal ini Menurut sifat kimia dari stainless steel lima golongan
merupakan titik awal dari pengembangan stainless utama SS adalah Austenitic, Ferritic, Martensitic,
steel,sehingga kota Sheffield menjadi terkenal akan Duplex dan Precipitation Hardening SS.
penghasil baja stainless. Kebetulan negara perancis
waktu itu juga mengambil bagian dalam a. . Austenitic Stainless Steel Austenitic
pengembangan stainless steel dan baja stainless SS mengandung sedikitnya 16% Krom dan
austenitic pertama kali dibuat di negara perancis. 6% Nikel (grade standar untuk 201), sampai ke grade
Super Autenitic SS seperti 904L (dengan kadar Krom
Penggunaan Baja stainless steel di dunia dan Nikel lebih tinggi serta unsur tambahan Mo
semakin meningkat dikarenakan karakteristiknya sampai 6%). Molybdenum (Mo), Titanium (Ti) atau
yang menguntungkan.Terdapat penambahan tuntutan Copper (Co) berfungsi untuk meningkatkan
dari karakteristik material untuk bangunan dan ketahanan terhadap temperatur serta korosi.Austenitic
industri konstruksi dimana stainless steel digunakan cocok juga untuk aplikasi temperature rendah
untuk material berpenampilan disebabkan unsur Nikel membuat SS tidak menjadi
menarik(attractive),Tahan korosi(corrosion rapuh pada temperatur rendah.
resistance),rendah perawatan(low maintenance) dan
berkekuatan tinggi(high strength).Banyak lagi b. Ferritic Stainless Steel
industri-industri yang mengadopsi logam stainless Kelompok logam campuran ini biasanya
steel untuk alasan yang sama sebagaimana faktanya hanya mengandung Kromium, dengan keseimbangan
dilapangan bahwa stainless steel tidak butuh kebanyakan Fe. Logam-logam campuran ini
perlakuan tambahan,seperti surface treatment, merupakan baja-baja stainless Kromium yang
pengecatan,pelapisan dan lain sebagainya untuk sederhana dengan kandungan Kromium 10,5 – 18 %
melakukan pelayanan dalam karakteristik seperti grade 430 dan 409. Jenis Ferritic agak sedikit
fugsionalnya.Meskipun juga faktanya di dunia kurang mempunyai sifat kenyal daripada jenis
pemasaran bahwa stainless steel itu cukup mahal austenitic.Ketahanan korosi tidak begitu istimewa
bahkan sangat mahal dibandingkan dengan baja dan relatif lebih sulit di fabrikasi / machining. Tetapi
karbon biasa(plain carbon steels). kekurangan ini telah diperbaiki pada grade 434 dan
444 dan secara khusus pada grade 3Cr12.
a.Sifat fisik stainless steel
Stainless steel juga dikenal dengan nama c. Martensitic Stainless Steel
lain seperti CRES atau baja tahan korosi, baja Inox. SS jenis ini memiliki unsur utama Krom
Komponen stainless steel adalah Besi, Krom, (masih lebih sedikit jika dibanding Ferritic SS) dan
Karbon, Nikel, Molibdenum dan dari 11%.Beberapa kadar karbon relatif tinggi (0,1 – 1,2%) misal grade
sifat fisik penting dari stainless steel tercantum di 410 dan 416. Grade 431 memiliki Krom sampai 16%
bawah ini: tetapi mikrostrukturnya masih martensitic disebabkan
a. Stainless steel adalah zat keras dan kuat. hanya memiliki Nikel 2%. Merupakan baja pertama
b. Stainless steel bukan konduktor yang baik yang dikembangkan secara komersial (sebagai
(panas dan listrik). cutlery).
c. Stainless steel memiliki kekuatan ulet
tinggi. Ini berarti dapat dengan mudah d. Duplex Stainless Steel
dibentuk atau bengkok atau digambar Disebut Duplex dikarenakan kandungan
dalam bentuk kabel. Nikel tidak cukup untuk menghasilkan susunan
b.Sifat kimia Stainless steel austenitic secara penuh dan hasil kombinasi susunan
Stainless steel adalah paduan logam yang lebih ferritic dan austenitic.Duplex SS seperti 2304 dan
disukai untuk membuat peralatan dapur, karena tidak 2205 (dua angka pertama menyatakan persentase
mempengaruhi rasa makanan.Permukaan peralatan Krom dan dua angka terakhir menyatakan persentase
stainless steel yang mudah dibersihkan. Minimal Nikel) memiliki bentuk mikrostruktur campuran
pemeliharaan dan daur ulang total peralatan stainless austenitic dan ferritic.Duplex ferritic-austenitic
steel juga berkontribusi terhadap popularitas mereka memiliki kombinasi sifat tahan korosi dan temperatur

3

relatif tinggi atau secara khusus tahan terhadap Stress Electrical resistivity: 72 microhm-cm
Corrosion Cracking.Meskipun kemampuan Stress (20C)
Corrosion Cracking-nya tidak sebaik ferritic SS tetapi 
Specific Heat: 0.50 kJ/kg-K (0-100°C)
ketangguhannya jauh lebih baik jika dibandingkan 
Thermal conductivity: 16.2 W/m-k
dengan ferritic SS dan lebih buruk dibanding (100°C)
austenitic SS. Sementara kekuatannya lebih baik 
Modulus of Elasticity (MPa): 193 x 10 3
dibanding austenitic SS (yang di annealing) kira-kira in tension
2 kali lipat. Sebagai tambahan, Duplex SS ketahanan 
Melting Range: 2550-2650°F (1399-
korosinya sedikit lebih baik dibanding 304 dan 316 1454°C)
tetapi ketahanan terhadap pitting corrosion jauh lebih
baik dibanding 316. Ketangguhannya Duplex SS Sejarah Pengujian Impak
akan menurun pada temperatur dibawah – 50 oC dan Sejarah pengujian impak terjadi pada masa
diatas 300 oC. Kebanyakan baja Duplex mengandung perang dunia ke dua, karena ketika itu banyak terjadi
Mo dalam jarak 2,5-4%. fenomena patah getas yang terjadi pada daerah lasan
kapal-kapal perang dan tanker-tanker. Diantara
e. Precipitation Hardening Steel fenomena patahan tersebut ada yang patah sebagian
Precipitation hardening stainless steel adalah dan ada yang benar-benar patah terbeah menjadi dua
SS yang keras dan kuat akibat dari dibentuknya suatu bagian, fenomena patahan ini terjadi terutama pada
presipitat (endapan) dalam struktur mikro saat musim dingin ketika dilaut bebas ataupun ketika
logam.Sehingga gerakan deformasi menjadi kapal sedang berlabuh. Dan contoh yang sangat
terhambat dan memperkuat material SS. terkenal tentang fenomena patahan getas adalah
Pembentukan ini disebabkan oleh penambahan unsur tragedi Kapal Titanic yang melintasi samudera
tembaga (Cu), Titanium (Ti), Niobium (Nb) dan Atlantik.
Alumunium. Proses penguatan umumnya terjadi pada
saat dilakukan pengerjaan dingin (cold work). 2.4.2 Jenis-jenis Metode Uji Impak
Secara umum metode pengujian impak terdiri dari
2. Stainless steel 201 dua jenis yaitu:
Tipe 201 adalah tipe stainless steel yang
paling sering digunakan terutama dalam industri 1. Metode Charpy
makanan karena merupakan jenis 'stainless steel food Pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi
grade'. Sering dikenal sebagai '18-8' stainless karena spesimen uji pada tumpuan dengan posisi
memiliki kandungan 18 persen chromium dan 8 horizontal/mendatar, dan arah pembebanan
persen nickel, stainless steel 201 mudah untuk berlawanan dengan arah takikan.
dibentuk, dilas dan memiliki ketahanan korosi yang 2. Metode Izod
sangat tinggi bahkan pada suhu yang sangat Pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi
rendah.Stainless steel 201 umum dipergunakan dalam spesimen uji pada tumpuan dengan posisi, dan arah
industri makanan, untuk penyeduhan, pemrosesan pembebanan searah dengan arah takikan.
susu, pembuatan anggur, dan dalam jalur pipa , panci,
proses fermentasi serta tempat penyimpanan bahan
baku.Kemampuannya antara lain dapat menahan 2.4.3. Perpatahan Impak
korosi yang disebabkan oleh berbagai macam zat Secara umum sebagai mana analisis perpatahan pada
kimia dari buah-buahan, daging dan susu, selain itu benda hasil uji tarik maka perpatahan impak
juga umum digunakan sebagai wastafel, meja, tempat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
minum, kulkas, kompor, dan berbagai jenis alat
perkakas serta peralatan memasak. 1. Perpatahan berserat (fibrous fracture), yang
Stainless steel tipe 201L adalah versi dari melibatkan mekanisme pergeseran bidang-
tipe 201 yang memiliki karbon yang rendah (extra- bidang kristal di dalam bahan (logam) yang
low carbon). Karbon rendah yang terkandung ulet (ductile). Ditandai dengan permukaan
didalam tipe 201L meminimalkan pengendapan patahan berserat yang berbentuk dimpel
karbit yang merusak sebagai hasil dari proses yang menyerap cahaya dan berpenampilan
pengelasan. Hanya saja, tipe ini memiliki sifat buram.
mekanik yang lebih rendah dari standar tipe 201.
2. Perpatahan granular/kristalin, yang
Physical Properties: dihasilkan oleh mekanisme pembelahan

Density: 0.803g/cm3 (cleavage) pad abutir-butir dari bahan
(logam) yang rapuh (brittle). Ditandai

4
dengan permukaan patahan yang datar yang Percepatan seragam dimiliki partikel yang
mampu memberikan daya pantul cahaya mengalami perubahan kecepatan yang sama dalam
yang tinggi (mengkilat). selang waktu yang sama berturut-turut tidak perduli
3. Perpatahan campuran (berserat dan betapa kecilnya selang waktu. Satuan perpindahan
granular). Merupakan kombinasi dua jenis diukur dalam meter [m], kecepatan diukur dalam
perpatahan di atas. meter per detik [m/s], percepatan diukur dalam meter
per detik kwadrat [m/s2], persamaan gerakan lurus
Pengertian Uji Impak percepatan seragam.
Untuk mengetahui sifat perpatahan, keuletan Katakan v0 kecepatan awal, v kecepatan
dan kegetasan suatu material, dapat dilakukan suatu akhir, a percepatan, t waktu dan s perpindahan
pengujian yaitu dengan uji impak. Umumnya kecepatan pertengahan = perpindahan/waktu.
pengujian ini menggunakan benda uji yang bertakik.
Berbagai jenis pengujian impak batang bertakik telah
digunakan untuk menentukan kecenderungan bahan
untuk bersifat getas. Dengan uji ini kita dapat
mengetahui perbedaan sifat bahanyang tidak teramati
dalam uji tarik. Hasil yang diperoleh dari pengujian
tidak sekaligus memberikan besaran rancangan yang
dibutuhkan, karena tidak mungkin mengukur
komponen tegangan tiga sumbu pada takik. Para
peneliti perpatahan getas logam telah menggunakan Untuk mengetahui kecepatan benda jatuh
berbagai bentuk benda uji untuk pengujian impak
maka digunakan rumus sebagai berikut :
bertakik.Uji impak termasuk uji mekanik dinamis,
dilihat dari cara pengujiannya yaitu dengan
pemukulan secara tiba-tiba.
Dengan demikian, dengan uji impak dapat Di mana : v = kecepatan benda jatuh (m/s)
mengetahui material logam tangguh atau t = waktu jatuh (m/s)
tidak.ketentuan spesimennya dibuat dengan ukuran h = ketinggian jatuh benda (m)
tertentu dan diberi takikan dengan tipe tertentu pula.
Kemudian dipukul secara tiba-tiba sampai patah lalu
mengukur kerja pukulan dalam satuan joule Gerakan di Bawah Pengaruh Gravitasi
(J).Pengujian impak digunakan untuk menguji Sebuah benda tidak dapat jatuh bebas
kecenderungan suatu material untuk bersifat getas. kecuali di dalam ruang hampa sempurna. Ketika
Spesimen yang diberi notch (takikan) menerima jatuh melintasi sebuah benda mengalami tahanan
bebansecara tiba- tiba ( rapid loading ). Pada udara yang tergantung pada ukuran, bentuk dan
pembebanan cepat ini, terjadi proses penyerapan kecepatan benda jatuh.
energi yang besar dari energi kinetik Percepatan sebuah benda jatuh bebas
suatu beban yang menumbuk ke spesimen. Sejarah tergantung pada jarak ketinggian benda kerja dari
dilakukannya pengujian ini adalah karena hasil uji pusat bumi. Bagaimanapun, ketika sebuah benda
tarikyang biasa digunakan untuk mengetahui sifat cukup padat jatuh dengan kecepatan sedang, boleh
material tidak dapat memprediksisecara tepat dianggap benda mengalami percepatan gravitasi
perilaku patah dari material. seragam. Seperti yang telah dijelaskan di atas, secara
umum para ilmuwan mengambil harga percepatan
Gerak Lurus gravitasi g = 9,81 [m/s2].
Perpindahan adalah perubahan kedudukan. Energi
Hal ini merupakan besaran vektor mencakup jarak Energi didefinisikan sebagai kesanggupan
dan arah. Kecepatan adalah laju perubahan untuk melakukan kerja. Prinsip kekekalan energi
kedudukan terhadap waktu. Hal ini juga merupakan menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan
besaran vektor mencakup jarak, arah dan waktu. atau dirusakkan (dimusnakan). Dalam hal ini terdapat
Kecepatan seragam memiliki partikel yang dua bentuk energi mekanik, yaitu:
bergerak dengan kecepatan konstan pada lintasan 1. Energi potensial (Ep), yaitu energi yang
lurus atau dimiliki partikel yang melintasi dapat dimiliki benda berdasarkan kedudukan
perpindahan yang sama dalam selang waktu yang benda. Benda mempunyai energi berdasakan
sama berturut-turut tidak perduli betapa kecilnya massa dan posisi (tinggi) benda. Besarannya
selang waktu. dapat ditentukan dengan rumus:

5
E P  m.g .h A = Luas penampang spesimen
(m²)
Luas penampang spesimen (A) diperoleh dari :
di mana : Ep= energi potensial (joule)
m= massa benda (kg)
g = gaya gravitasi (9,81m/s2)
h= kedudukan/ ketinggian benda (m) Dimana : b = 0,013 m
2. Energi kinetik (Ek), yaitu energi yang dapat h = 0,011 m
dimiliki benda berdasarkan gerakan benda.
Adanya pergerakan benda dari kecepatan
awal vo ke kecepatan perubah v1.
Besarannya dapat ditentukan dengan rumus:
1 2.4.10 Mengetahui Ketangguhan
Ek  m.v 2
2 Untuk mengetahui ketangguhan spesimen
dapat dihitung dengan rumus :
di mana: Ek = energi kinetik (joule) Ditinjau dari ketangguhan ( Er )
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda jatuh (m/s)

Mengetahui Energi Yang Diserap Dimana : Er = Ketangguhan (J/m3)


Untuk mengetahui energi yang diserap oleh E = energi yang diserap (J)
spesimen dapat dihitung dengan rumus : Wb = volume Spesimen (m²)

Volume spesimen diperoleh dari


Dimana : E = Energi yang diserap (J) Wb =
Ep = Energi potensial (J)
Ek = Energi kinetik (J)
Dimana : Wb = volume Spesimen (m3)
Mengetahui Harga Impak ρ = density spesimen (kg / m³)
Kemampuan suatu benda dalam menyerap m = massa spesimen (kg)
Gaya Impak diketahui dengan melakukan pengujian
impak. Biasanya yang dilakukan pada pengujian ini, 3. Metodelogi Penelitian
memukul spesimen dengan sebuah datum atau 3.1. Tempat dan Waktu
lengan pemberat. Pengujian seperti ini dikenal 3.1.1. Tempat
dengan metode charpy dan izod jenis ini tergolong Penelitian dilakukan di Laboratorium
pergerakan dengan kecepatan rendah. Ada juga yang Pengujian Mesin Program Studi Teknik Mesin
dilakukan oleh Syam, B. yaitu uji impak dengan Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan.
kecepatan tinggi dan realisasinya telah membuat 3.1.2. Waktu
suatu alat uji impak yang dikenal dengan nama Waktu penilitian dilaksanakan setelah
Kompak atau disebut juga dengan Air Gun memperoleh persetujuan, yaitu sejak tanggal
Compressor yang mampu meluncurkan striker pengesahan usulan oleh pengelola Program Studi
dengan kecepatan yang bervariasi dan mencapai lebih sampai dengan dinyatakan selesai.
kurang 50 m/s. Peralatan ini dapat memberikan
gambaran terhadap kenyataan di lapangan di mana 3.2. Bahan dan Peralatan
benda jatuh dari ketinggian tertentu dengan 3.2.1. Bahan
kecepatan tinggi. Untuk mengetahui harga impak Bahan material yang dipakai pada pengujian
digunakan rumus sebagai berikut : ini adalah Stainlees Steel 201.

Dimana : HI = Harga impak (J/m²)


E = Energi yang diserap (J)
Gambar 3.1 bahan uji Stainlees Steel 201

6
3.2.2. Peralatan
Pada penelitian ini digunakan beberapa
peralatan antara lain :
1. Alat uji impak jatuh bebas
Berfungsi sebagai alat untuk mengetahui harga impak
suatu beban yang diakibatkan oleh gaya kejut pada
bahan uji tersebut yang sesuai dengan standart
ASTM. Alat uji impak jatuh bebas skala
laboratorium dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.11. material uji Stainlees Steel 201

4.ANALISA DAN PENGUJIAN

Perilaku mekanis Stainlees Steel 201


Perilaku mekanis pada spesimen uji impak
Gambar 3.2. alat uji impak jatuh bebas Stainlees Steel 201 adalah perilaku bahan yang
Pelaksanaan Pengujian menunjukan hubungan antara beban atau gaya yang
Variabel Pengujian dikenakan dengan response atau deformasi pada
Dalam pengujian ini variabel yang akan spesimen. Faktor yang yang berpengaruh terhadap
diamati adalah: sifat mekanik pada spesimen berdasarkan beban
1. Tinggi (m) impak. Perilaku mekanis yang diberikan spesimen
2. Berat (kg) dengan bentuk perpatahan yang terjadi akibat beban
Prosedur Pengujian impak.
Pada pengujian ini akan material yang akn
di uji sebanyak 6 spesimen,material yang akan di uji Sifat Mekanik Perpatahan
dapat dilihat pada gambar 3.10. Sebelum pengujian Energi impak jatuh bebas dipengaruhi oleh
dilaksanakan, terlebih dahulu di persiapkan hal – hal mekanisme perpatahan. Material biasanya patah
berikut : dengan gabungan rongga mikro (Microvoid
1. Menyiapkan peralatan pengujian dalam Coalescence) dimana regangan plastik menyebabkan
keadaan siap beroperasi. Alat impak jatuh rongga pengintian di sekitar inklusi penggabungan ini
bebas dapat dilihat pada gambar 3.2 . tumbuh dan bergandengan sampai terjadi kegagalan.
Kegagalan dapat juga terjadi oleh pembelahan
2. Mempersiapkan spesimen uji. (cleavage) pada tegangan kritis, sebagaimana
peningkatan kekuatan peluluhan material tegangan
3. Memberikan variasi beban pada test rig dan pada zona plastis dapat menjadi cukup besar untuk
benda uji diletakkan pada meja spesimen. terjadinya pembelahan. Perpatahan spesimen yang
telah diuji dapat dilihat pada gambar 4.1.
4. Menarik tali pendulu sampai ketinggian
yang telah ditentukan.

5. Melepaskan tali pendulum bersamaan


dengan menekan tombol start pada
stopwatch untuk mulai mengukur waktu
beban jatuh dari ketinggian yang telah
ditentukan.
Gambar 4.1. Spesimen Stainlees Steel 201 setelah
dilakukan pengujian impak.

Pengaruh Jarak Ketinggian


Komposisi beban yang digunakan untuk
melakukan pengujian impak jatuh bebas. Beban 4 kg
dan 6 kg sangat berpengaruh pada nilai ketangguhan

7
yang diperoleh spesimen terhadap pengujian impak b. Energi
jatuh bebas.
Jarak ketinggian yang digunakan pada saat E P  m.g .h
pengujian impak jatuh bebas adalah bervariasi yaitu :
1
2 meter, 2,5 meter, 3 meter, 3,5 meter, dan 4 meter. Ek  m.v 2
Pengaruh jarak ketinggian dapat diketahui dengan 2
melihat tinggi atau rendahnya nilai energi yang Ep = 4 kg . 9,81 m/s ². 2m
diperoleh spesimen setelah dilakukan pengujian 1 2

impak. Ek = /2 . 4 kg (2,72) m/s


Ep = 78,48 J
Hasil uji impak
Ketangguhan ialah mengukur kegetasan dan Ek = 15,34 J
keuletan suatu bahan terhadap beban tiba-tiba dengan
cara mengukur perubahan energi potensial sebuah
pendulum yang dijatuhkan pada ketinggian tertentu. c. Energi yang diserap
Perbedaan ketinggian pendulum merupakan ukuran E = Ep + Ek
energi yang diserap oleh spesimen. Besar energi yang
diserap tergantung pada keuletan spesimen. Bahan E = 78,48 J + 15,34 J
yang ulet menunjukan nilai ketangguhan (impact) E = 93,82 J
yang besar. Bahan yang diperkirakan ulet teryata
dapat mengalami patah getas. Patah getas dapat
disebabkan karena adanya takikan (nocth), Kecepatan d. Harga impak
pembebanan yang tinggi menyebabkan kecepatan
renggangan yang tinggi pula dengan temperatur
sangat rendah.
Perhitungan
Setelah mendapatkan data hasil pengujian, HI = 656083,91 N/m
maka perlu dilakukan perhitungan. Perhitungan data
dari hasil pengujian ini bertujuan untuk mengetahui e. Ketangguhan
kekuatan material alumunium pada alat uji impak
jatuh bebas dengan variasi beban dan ketinggian,
yang terdiri dari perhitungan : Kecepatan jatuh (v),
Energi potensial (Ep), Energi kinetik (Ek), Energi
yang diserap (E), Harga impak (HI), Ketangguhan Er = 2339245,33 J/m³
(Er). Dari hasil perhitungan ini nantinya akan
dilakukan analisa. Dalam perhitungan ini Setelah dilakukan perhitungan untuk
diasumsikan ρ = 7480 kg/m3, A = 0,000143m², Wb = keseluruhan data pengujian. Maka didapat hasilnya
0,0000401 m² dan g = 9,81 m/s2. Data yang diambil yang tertera pada tabel berikut.
sebagai perhitungan berikut ini adalah pada
spesimen stainlees steel 201 dengan panjang = 0,3m,
diameter = 0,013 m dan kedalaman takik = 2 mm
Tabel 4.1 Hasil perhitungan pada massa = 4
dengan sudut 45˚ dengan pemberian beban kejut pada kg
ketinggian dan beban yang berbeda. Perhitungan
keselurahan data pengujian dimuat pada Lampiaran Massa = 4kg
2. h
1. Spesimen Stainlees Steel 201 pada jarak (m t v Er
No ) [s] (m/s) HI (N/m) E (J) (Mpa)
ketinggian 2 m dan beban 4 kg.
Dimana : t = 0,72 s 1 2 0.72 2,72 656083,91 93,82 2,33
2 2.5 0.74 3,37 844825,17 120,81 3,01
a. Kecepatan jatuh 3 3 0.75 4 1046993,007 149,72 3,73
4 3.5 0.86 4,06 1190909,09 170,30 4,24
5 4 0.97 4.12 1334825,17 190,88 4,76

Analisa Data
A = 2,72 m/s

8
Pada pengujian yang telah didapat hasilnya
perlu dibuat grafik untuk menganalisa setiap Dari grafik yang telah ditampilkan dapat
percobaan.
dengan jelas kita lihat adanya penambahan nilai yang
Pengaruh Variasi Ketinggian Terhadap Energi
yang Diserap signifikan pada energi yang diserap dengan beban
Hubungan energi yang diserap dengan
variasi ketinggian pada pengujian impak jatuh bebas dan jarak ketinggian yang berbeda. Semakin besar
dapat dilihat pada gambar 4.1.
ketinggian yang diberikan maka energi yang diserap

juga semakin besar.

5.KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan pada
Stainlees Steel 201 pada beban 4 dan 6 kg pada
ketinggian yang berpariasi dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Pada Stainlees Steel 201 yang diberi
pembebanan 4 kg mempengaruhi
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Energi yang Diserap energi yang di serap dari spesimen
Dengan Variasi Ketinggian Stainlees Steel 201. energi yang diserap
terlihat pada beban 4 kg ketinggian 2
Gambar 4.1 Memperlihatkan energi yang meter nilai energi yang diserap
diperoleh 93,82 J, Sedangkan pada
diserap dengan melakukan perubahan beban dan beban 4 kg ketinggian 2,5 meter nilai
energi yang diserap diperoleh 120,81 J,
jarak ketinggian. Untuk beban 4 kg pada jarak Sedangkan pada beban 4 kg ketinggian
3 meter nilai gaya yang di serap
ketinggian 2 meter diperoleh E = 93,82 J , pada jarak diperoleh 149,72 J, Sedangkan pada
beban 4 kg ketinggian 3,5 meter nilai
ketinggian 2,5 meter diperoleh E = 120,81 J , pada energi yang diserap diperoleh 170,30 J,
dan pada beban 4 kg ketinggian 4 meter
jarak ketinggian 3 meter diperoleh E = 149,72 J, pada nilai gaya yang di serap diperoleh
190,88 J.
jarak ketinggian 3,5 meter diperoleh E = 170,30 J dan Sedangkan pada Stainlees Steel 201
yang diberikan pembebanan 6 kg
pada jarak ketinggian 4 meter diperoleh E = 190,88 J. mempengaruhi nilai ketangguhan
spesimen Stainlees Steel 201. Pada
Untuk beban 6 kg pada jarak ketinggian 2 beban 6 kg ketinggian 2 meter nilai
energi yang diserap diperoleh 145,99 J,
meter diperoleh E = 145,99 J, sedangkan pada beban 6 kg ketinggian
2,5 meter nilai energi yang diserap
pada jarak ketinggian 2,5 meter diperoleh E = 180,41 diperoleh 180,4 J, Sedangkan pada
beban 6 kg ketinggian 3 meter nilai
J, pada jarak ketinggian 3 meter diperoleh E = 214,81 energi yang diserap diperoleh 214,81 J.
Sedangkan pada beban 6 kg ketinggian
J, pada jarak ketinggian 3,5 meter diperoleh E = 3,5 meter nilai energi yang diserap
diperoleh 250,24 J, dan pada beban 6 kg
250,24 J dan pada jarak ketinggian 4 meter diperoleh ketinggian 4 meter nilai gaya yang di
serap diperoleh 286,36 J.
E = 286,36 J. 2. Pada Stainlees Steel 201 yang diberi
pembebanan 4 kg mempengaruhi harga
impak dari spesimen Stainlees Steel
201. harga impak terlihat pada beban 4

9
kg ketinggian 2 meter harga impak yang beban 6 kg ketinggian 3 meter nilai
diperoleh 656083,91 N/m, Sedangkan ketangguhan yang diperoleh
pada beban 4 kg ketinggian 2,5 meter 5356975,06 J/m3. Sedangkan pada
harga impak yang diperoleh 844825,17 beban 6 kg ketinggian 3,5 meter nilai
N/m, Sedangkan pada beban 4 kg ketangguhan yang diperoleh
ketinggian 3 meter harga impak yang 6240568,57 J/m3, dan pada beban 6 kg
diperoleh 1046993,007 N/m, Sedangkan ketinggian 4 meter nilai ketangguhan
pada beban 4 kg ketinggian 3,5 meter yang diperoleh 7141226,93 J/m3.
harga impak yang diperoleh 1190909,09
N/m, dan pada beban 4 kg ketinggian 4 5.2 Saran
meter harga impak diperoleh Dari hasil penelitian ini juga dapat
1334825,17 N/m. disarankan dan upaya yang harus dilakukan untuk
Sedangkan pada Stainlees Steel 201 kemajuan alat uji impak jatuh bebas ialah alat uji
yang diberikan pembebanan 6 kg impak jatuh bebas yang dipakai untuk pengujian
mempengaruhi harga impak dari masih jauh dari kata sempurna:
spesimen Stainlees Steel 201. Pada 1. Peningkatan fasilitas pendidikan, dan alat-
beban 6 kg ketinggian 2 meter harga alat laboratorium pengujian yang standard
impak yang diperoleh 1020909,09 N/m, di Pusat Riset Laboratorium pengujian, guna
sedangkan pada beban 6 kg ketinggian mendukung para peneliti untuk
2,5 meter harga impak yang diperoleh mendapatkan hasil penelitian yang lebih
1261608,39 N/m, Sedangkan pada optimal, sehingga dapat menyerap nilai-nilai
beban 6 kg ketinggian 3 meter harga keilmiahan yang mendasar sesuai dengan
impak yang diperoleh 1502200,65 N/m. tuntutan pengembangan Ilmu Pengetahuan
Sedangkan pada beban 6 kg ketinggian dan Teknologi saatini, dan mampu bersaing
3,5 meter harga impak yang diperoleh baik ditingka tnasional maupun internasional
1749977,62 N/m, dan pada beban 6 kg dimasa mendatang.
ketinggian 4 meter harga impak 2. alat uji impak jatuh bebas masih manual.
diperoleh 2002539,86 N/m. 3. perlunya alat seperti sensor agar perhitungan
3. Pada Stainlees Steel 201 yang diberi lebih akurat.
pembebanan 4 kg mempengaruhi nilai 4. Perlunya alat pengukur waktu yang lebih
ketangguhan dari spesimen Stainlees akurat secara otoatis.
Steel 201. Ketangguhan terlihat pada 5. Perlunya laboratorium yang layak
beban 4 kg ketinggian 2 meter nilai
ketangguhan yang diperoleh
2339245,33 J/m3, Sedangkan pada DAFTAR PUSTAKA
beban 4 kg ketinggian 2,5 meter nilai
ketangguhan yang diperoleh [1] Rochim Taufiq, 1993, Proses Permesinan,
3012718,20 J/m3, Sedangkan pada Higher Education Development
beban 4 kg ketinggian 3 nilai Support Project, FTI-ITB, Bandung.
ketangguhan yang diperoleh [2] Kalpakjian S., 1985, Manufacturing Processes
3733665,83 J/m3, Sedangkan pada for Engineering Materials, Addison-
beban 4 kg ketinggian 3,5 meter nilai Wesley Publishing Company.
ketangguhan yang diperoleh [3] Syam B., dan Mahadi B., 2005, Modifikasi
4246882,79 J/m3, dan pada beban 4 kg Metoda Pengujian Kekuatan Helmet
ketinggian 4 meter nilai ketangguhan Industri Akibat Beban Impak Kecepatan
yang diperoleh 4760099,75 J/m3. Tinggi, Program Studi Magister Teknik
Sedangkan pada Stainlees Steel 201 Mesin, Sekolah Pascasarjana
yang diberikan pembebanan 6 kg Universitas Sumatra Utara.
mempengaruhi nilai ketangguhan [4] Kalpakjian S.,1995, Manufacturing
spesimen Stainlees Steel 201. Pada Engineering and Technology, Third Edition,
beban 6 kg ketinggian 2 meter nilai nilai Addison-Wesley Publishing Company.
ketangguhan yang diperoleh [5] Schey J.A., 1987, Introduction to
3640648,37 J/m3, sedangkan pada Manufacturing Processes, Second
beban 6 kg ketinggian 2,5 meter nilai Edition, McGraw-Hill Book Company.
ketangguhan yang diperoleh [6] Groover M.P., 2002, Fundamentals of Modern
4499002,49 J/m3, Sedangkan pada Manufacturing, Materials, Processes

10
and System, Second Edition, John
Wiley & Sons, Inc.
[7] Amstead B.H., Oswald P.F., Begeman M.L.,
dan Priambodo B., 1995, Teknlogi
Mekanik, Edisi Ketujuh, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
[8] Sharma P.C., 2003, Production Engineering, S.
Chand & Company LTD. Ram Nagar,
New Delhi – 110 055.
[9] Khurmi R.S., AN ISO 9001 : 2000 Company, A
Tex Book of Engineering Mechanical
S. Chand & Company LTD, Ram
Nagar, New Delhi–110 055.
[10] Khurmi R.S., AN ISO 9001 : 2000 Company,
A Tex Book of Engineering Mechanical S.
Chand & Company LTD, Ram Nagar, New
Delhi–110 055.
[11] Basir, A., 2008,
AnalisisHasilPembuatanKoinAluminiumDeng
an Proses Blanking
MenggunakanBebanImpak Benda JatuhBebas,
SekolahPascasarjanaUniversitas Sumatera
Utara, medan.
[12] Kolsky H., An Investigation of The
Mechanical Properties of Material at
Very High- Rate of Loading,
Proc.Phys. Soc., London, B62, 676-
700,1949.
[13] Syam B., Februari 2000, Air-Gun Compressor:
Alat Uji Keretakan dan Kekuatan
Impak Generasi Baru, Polimedia.
[14] Kalpakjian S., 1995, Manufacturing
Engineering and Technology.

11

Anda mungkin juga menyukai