MODUL – 04

Jurusan : KALK Perkuliahan ke : 4

Mata Kuliah : PERENCANAAN DAN Modul ke : 04
PENGELOLAAN PERALATAN B/M
(DEPLOYMENT EQUIPMENT)

1. Kompetensi Dasar :
Taruna dapat menjelaskan Kegiatan Operasi Terminal Konvensional
(Stevedoring)

2. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

a. Pokok Bahasan :
Kegiatan Operasi Terminal Konvensional (Stevedoring)

b. Sub Pokok Bahasan :

1) Pengenalan Kapal
2) Pengenalan Muatan/Cargo
3) Kegiatan B/M (Stevedoring) (Dermaga/Non Truck
Lossing)
a. Kebutuhan Peralatan (Utama dan Bantu)
b. Kebutuhan SDM/Buruh
4) Kegiatan B/M (Truck Lossing) :
a.Kebutuhan Peralatan (Utama dan Bantu)
b.Kebutuhan SDM/Buruh

3. Indikator pencapaian
Taruna dapat menguraikan kembali tentang Kegiatan Operasi
Terminal Konvensional (Stevedoring)

4. Materi :
 PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN B/M
(DEPLOYMENT EQUIPMENT)
MODUL – 4

KEGIATAN OPERASI TERMINAL KONVENSIONAL (STEVEDORING)

A. PENGENALAN KAPAL KONVENSIONAL/NON PETI

KEMAS
KAPAL BARANG TERDIRI ATAS RUANG PALKA YG
DAPAT MEMUAT BERBAGAI JENIS BARANG DAN
DILENGKAPI DENGAN PERALATAN BONGKAR MUAT
BARANG (SHIP CRANE).

KAPASITAS ANGKUTAN MERUPAKAN KEMAMPUAN

SUATU ALAT ANGKUTAN UNTUK MEMINDAHKAN
MUATAN ATAU BARANG DARI SUATU TEMPAT KE
TEMPAT LAIN DALAM WAKTU TERTENTU.

UNSUR-UNSUR KAPASITAS ANGKUTAN TERDIRI DARI

BERAT MUATAN, JARAK YG DITEMPUH DAN WAKTU
YG DIBUTUHKAN UNTUK ANGKUTAN TSB.

BESARNYA KAPASITAS ANGKUTAN TERGANTUNG

PADA :

- SIFAT BARANG YG DIANGKAT

- JENIS ALAT ANGKUT
- JARAK YG DITEMPUH
- KECEPATAN RATA-RATA

STRUKTUR BIAYA PERUSAHAAN JASA ANGKUTAN

TERGANTUNG KAPASITAS ANGKUTAN DAN KECEPATAN
ALAT ANGKUTAN YG DIGUNAKAN, SERTA PENYESUAIAN
TERHADAP BESAR ARUS ANGKUTAN YG BERLAKU,
TERMASUK MANAJEMEN PERUSAHAAN UNTUK MENGATUR
JALANNYA PENGGUNAAN KAPASITAS KAPAL.

JUMLAH BIAYA JASA ANGKUTAN TERGANTUNG PADA :

- JARAK DALAM UKURAN TON-KILOMETER/MILE

- TINGKAT PENGGUNAAN KAPASITAS ANGKUTAN
DALAM UKURAN WAKTU
- SIFAT KHUSUS DARI MUATAN

KAPAL MERUPAKAN UNIT OPERASI YG MEMPUNYAI

KAPASITAS ANGKUT YG BESAR YG SEBAGIAN BESAR
BIAYA OPERASINYA MERUPAKAN BIAYA VARIABEL.

KAPAL UKURAN BESAR DAPAT MELAYANI JARAK

JAUH, LEBIH EKONOMIS DARI KAPAL UKURAN KECIL
YG BEROPERASI PADA JARAK YG TERBATAS.

JENIS KAPAL MEMPENGARUHI BIAYA OPERASI.

KAPAL KONVENSIONAL MEMERLUKAN WAKTU YG

LEBIH LAMA DI DERMAGA UNTUK MELAKUKAN
KEGIATAN B/M SEHINGGA BIAYA OPERASINYA TINGGI
DIBANDINGKAN KAPAL TANKER ATAU KAPAL
PETIKEMAS/CONTAINER VESSEL.

OPERASI KAPAL MEMILIKI 3 PHASE YG SPESIFIK

YAITU:

- WAKTU KAPAL BERADA DI PELABUHAN UNTUK

MELAKSANAKAN B/M
- WAKTU MANUVER UTK SANDAR PADA DERMAGA
ATAU UNTUK LEPAS TALI DARI DERMAGA DAN
DARI PELABUHAN
- WAKTU BERLAYAR ANTAR PELABUHAN

PERUSAHAAN PELAYARAN INGIN MENENTUKAN

ALOKASI YG PALING EKONOMIS ATAS AKTIVITAS TSB
 JENIS KAPAL LAUT PENGANGKUT BARANG DIBAGI
SBB:

- DRY CARGO VESSEL : UNTUK MENGANGKUT

GENERAL CARGO/BARANG UMUM, DIKENAL
SEBAGAI CONVENSIONAL VESSEL.
- CONTAINER SHIP
- LASH (LIGHTERS ABROAD SHIP) : TONGKANG-
TONGKANG YG BERISI MUATAN DIMASUKAN KE
DALAM KAPAL

KAPAL PENGANGKUT BULK CARGO :

- TANKER (MUAT CAIR TERMASUK LPG DAN LNG)
- KAPAL MUATAN ORE DAN GRAIN (UTK BARANG
BULK PADAT/SOLID)

CONTOH KAPAL TYPE DRY CARGO VESSEL.

General Cargo ship adalah kapal yang digunakan untuk

mengangkut barang berbagai macam - macam cargo dalam
bentuk karungan, peti-petian, palet atau jenis lain.
Kapal general cargo dilengkapi dengan sarana dan prasarana
pemuatan dan pembongkaran.
Akses ke dalam ruang muat dilengkapi dengan sistem buka
tutup yang berada di deck yang disebut dengan hatches
(lubang palka) yang dilengkapi dengan hatches cover.
CONTOH SEDERHANA :
PENAMPANG MEMANJANG KAPAL MUATAN
DENGAN 2 PALKA DAN 2 GELADAK ANTARA KAMAR
MESIN TERLETAK ANTARA PALKA 1 DAN PALKA 2
(CATATAN :
BENTUK KAPAL LAUT DAPAT BERVARIASI DALAM
JUMLAH PALKA DAN LETAK KAMAR MESIN)
 BANGUNAN KAPAL SECARA UMUM :
BAGIAN ATAS :

- BAGIAN BANGUNAN DIATAS DECK DISEBUT SUPER

STRUCTURE.
- BANGUNAN BAGIAN DEPAN ATAU HALUAN DISEBUT
FORE CASTLE
- BANGUNAN PALING ATAS DISEBUT ANJUNGAN
ATAU BRIDGE (KAPAL DIKEMUDIKAN)
- BAGIAN BELAKANG ATAU BURITAN TEMPAT AWAK
KAPAL (DISEBUT POOP)
- TERDAPAT JUGA BEBERAPA TIANG DENGAN ALAT
PENGANGKUT MUATAN YG TERDIRI DARI CARGO
BEAM DIMANA TALI PENGHANTAR/REEP MUAT
DITEMPATKAN DAN SEBAGAI PENGGERAK REEP
MUAT TSB DIGUNAKAN INCH ATAU ALAT
PENGGULUNG KAWAT BAJA PENGANTAR TALI
- TERDAPAT SHIP CRANE

BAGIAN BAWAH :
- RUANGAN PALKA YG DIBATASI OLEH DASAR
BERGANDA KAPAL DISEBUT DOUBLE BOTTOM
- BAGIAN BATAS KIRI KANAN DINDING DISEBUT HULL

DALAM RUANGAN TERDAPAT RUANGAN-RUANGAN YG

SALING TERPISAH OLEH DINDING-DINDING KAMAR MESIN
SEBAGAI PEMISAH YG KEDAP AIR. (WATERTIGHT BULK
HEAD) SEHINGGA TERBENTUK KOMPARTEMEN YG
DIKENAL SEBAGAI RUANGAN MUATAN (HATCH/PALKA)
ATAU CARGO SPACE.
KAPAL DRY CARGO VESSEL ATAU CONVENSIONAL VESSEL
LAZIM DIBANGUN DENGAN MEMAKAI BEBERAPA GELADAK.

MAKSUD PENGGUNAAN GELADAK (TWEEN DECK/DECK

ANTARA DAN UPPER TWEEN DECK) ADALAH :
 - MUATAN YG BERANEKA RAGAM TSB DAPAT
MUDAH UNTUK UNTUK DIATUR PEMISAHANNYA
DARI SATU PARTAI KE PARTAI LAINYA.
- MUATAN YG BERAT TIDAK DIMUAT DIATAS
BARANG-BARANG YG RINGAN
- AGAR SUATU BARANG TIDAK MERUSAK BARANG
LAINNYA KARENA TEKANAN BARANG-BARANG YG
DITAHAN/DISANGGAH OLEH GELADAK-GELADAK
ANTARA TSB
- MEMUDAHKAN MENGATUR KESEIMBANGAN/
STABILITAS KAPAL
- MEMUDAHKAN MEMISAHKAN BARANG2 BAGI
PELABUHAN2 TUJUAN.

UNTUK MEMUDAHKAN MUATAN MASUK DALAM

RUANGAN PALKA MAKA DIBUAT SEMACAM
PINTU/LOBANG MASUK BARANG DISEBUT
HATCHWAY YG DIBUAT DARI BAJA ATAU
KAYU/PAPAN TEBAL (WOODEN HARD COVER).

HATCHWAY MEMPUNYAI DINDING YG TINGGI

(HATCH COAMING) DENGAN FUNGSI UNTUK
MENAHAN MASUKNYA AIR LAUT YG MASUK KE
GELADAK MASUK KE DALAM RUANGAN PALKA.

MACAM-MACAM TEMPAT ATAU RUANGAN PADA

KAPAL MULTI PURPOSE UNTUK BARANG
TERTENTU:
- DEEP TANKS
- POWDER ROOM/STRONG ROOM
- LOCKERS
- COOLER ROOM/REFRIGERATED ROOM
- MAIL ROOM

B. PENGENALAN MUATAN/CARGO

MUATAN SECARA UMUM ADALAH:

SELURUH JENIS BARANG YG DAPAT DINAIKKAN KE
KAPAL DAN DIANGKUT DARI SUATU TEMPAT KE
TEMPAT LAIN DAN HAMPIR SELURUH JENIS BARANG
YG DIPERLUKAN OLEH MANUSIA DAPAT DIANGKUT
DENGAN KAPAL APAKAH BERUPA BARANG/ BERSIFAT
BAHAN BAKU ATAU MERUPAKAN HASIL PRODUKSI
DRI SUATU PROSES PENGOLAHAN.

SIFAT BARANG YG DIANGKUT :

MENCAKUP SIFAT FISIK : BERAT, ISI DAN BENTUK
(MENGUAP, MENCAIR DSB) SERTA NILAINYA YG
DIUKUR DALAM UANG.

PENERAPAN TEKNOLOGI MODERN DALAM RANGKA

MEMPERCEPAT PEKERJAAN DAN WAKTU B/M
DIWUJUDKAN DALAM PENGGUNAAN SISTEM MUATAN
KESATUAN (UNIT LOAD SYSTEM ATAU UNITIZATION)

TUJUAN UNITIZATION :
UNTUK MENYEDERHANAKAN PROSES B/M DENGAN
MENGHILANGKAN PENGERJAAN B/M KOLI KOLI YG
KECIL SEHINGGA DAPAT MEREDUSIR BIAYA
TRANSPOR SECARA MENYELURUH (OVER-ALL COST).

KONSEKUENSI UNITIZATION :
PEKERJAAN B/M MENJADI LEBIH CEPAT SEDANGKAN
DISISI LAIN KEBUTUHAN AKAN BURUH B/M MENJADI
BERKURANG.

METODE YG DIGUNAKAN DALAM PENERAPAN SISTEM

UNITIZATION ADALAH :

- PENGIKATAN (PRE – SLINGING) DARI MUATAN

- PENGGUNAAN PALLET (PALLETIZATION)
- PENGGUNAAN KAPAL-KAPAL YG MENGANGKUT
TONGKANG
- PENGGUNAAN KAPAL RORO
- CONTAINERISATION

PENGELOMPOKAN MUATAN SECARA UMUM :

1) BERDASAR JENIS MUATAN
2) BERDASAR SIFAT MUATAN
3) BERDASAR JENIS KEMASAN

PENGELOMPOKAN MUATAN BERDASAR JENIS MUATAN :

- MUATAN SEJENIS (HOMOGEN CARGO) :
MUATAN YG DIKAPALKAN TERDIRI SATU MUATAN
(BIJIH BESI, BATU BARA, GANDUM, KACANG
KEDELAI, PUPUK, BBM, KELAPA SAWIT).
PENGAPALAN MUATAN INI LAZIM DIGUNAKAN
PEMBUNGKUS ATAU CURAH

- MUATAN CAMPURAN (HETEROGEN CARGO)

MUATAN YG TERDIRI DARI BERBAGAI JENIS
BARANG DAN JENIS MUATAN SERTA SEBAGIAN
BESAR MENGGUNAKAN KEMASAN/PEMBUNGKUS
TERTENTU DALAM BENTUK SATUAN (UNIT).
CONTOH MUATAN :
HASIL PERTANIAN (BERAS, KOPRA), HASIL
PERKEBUNAN (KARET, KOPI), HASIL HUTAN
(DAMAR, ROTAN), HASIL TAMBANG (TIMAH,
BAUKSIT), HASIL LAUT (IKAN SEGAR, UDANG),
KERAJINAN TANGAN (FURNITURE, BATIK), HASIL
INDUSTRI/PABRIKAN (BARANG ELEKTRONIK,
OTOMOTIF, MESIN2).

SELURUH MUATAN INI DIKATEGORIKAN SEBAGAI

MUATAN GENERAL CARGO DAN DAPAT
MENGGUNAKAN JENIS KAPAL KONVENSIONAL

PENGELOMPOKAN BERDASAR SIFAT MUATAN :

- MUATAN PEKA (MUATAN YG MUDAH TERCEMAR
ATAU MUDAH RUSAK KARENA CUACA ATAU AKIBAT
PENGARUH SIFAT MUATAN LAIN YG ADA
DIDEKATNYA).
CONTOH : BERAS DALAM KARUNG AKAN MUDAH
TERCEMAR OLEH AROMA MUATAN KARET.
 TEMBAKAU PEKA TERHADAP SUHU DISEKITARNYA,
TIDAK BOLEH TERLALU PANAS ATAU TERLALU
DINGIN (18 C S.D 25 C)

- MUATAN MENGGANGGU :
MUATAN INI MEMPUNYAI SIFAT YG MERUSAK
ATAU MENCEMARKAN MUATAN LAIN TERUTAMA
BILA DITUMPUK ATAU DISUSUN PADA LOKASI YG
BERDEKATAN.
CONTOH :
MUATAN CUKA KARENA AROMA YG SANGAT
MASAM, BAHAN KIMIA YG DAPAT MERACUNI
MUATAN MAKANAN, SEMEN YG DAPAT MENCEMARI
MUATAN LAIN

- MUATAN BERBAHAYA (DANGEROUS CARGO) :

MUATAN YG DIKELOMPOKAN OLEH IMO
(INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION)
SEBAGAI MUATAN YG DAPAT MENIMBULKAN
BAHAYA LEDAKAN, KEBAKARAN, MERACUNI
TERHADAP MUATAN YG LAIN ATAUPUN MUATAN
ITU SENDIRI DAN MENGANCAM LINGKUNGAN
SEKITARNYA.
SECARA GARIS BESAR DIBAGI DALAM 9 KELAS
KLASIFIKASI.
PEMBAGIAN KELAS TSB BERTUJUAN UNTUK
MEMUDAHKAN DALAM MENCEGAH TERJADINYA
PERSENYAWAAN ANTARA 2 JENIS BARANG
BERBAHAYA ATAUPUN KONDISI LINGKUNGAN YG
DAPAT MENIMBULKAN PERCIKAN API ATAU
LEDAKAN.

- MUATAN BERHARGA : (MUATAN YG MEMILIKI NILAI

TINGGI ATAU BARANG MILIK PEMERINTAH)
CONTOH : EMAS BATANGAN, URANIUM,
PERLENGKAPAN MILITER, MUATAN BENDA POS
- MUATAN RAHASIA (DOKUMEN NEGARA, DOKUMEN
MILITER, PERLENGKAPAN MILITER)

- MUATAN BERAT (INDIKATOR YG DIMAKSUD DISINI

ADALAH MUATAN YG MEMILIKI BOBOT DIATAS 100
TON PER UNIT DAN UNTUK MENGANGKUTNYA
DIGUNAKAN KAPAL YG DIDISAIN KHUSUS UTK
MENGANGKUT MUATAN BERAT SEPERTI :
GERBONG KA, KAPAL TUNDA, MESIN TURBIN,
KENDARAAN ALAT BERAT, PESAWAT RINGAN.

- MUATAN DINGIN (REFFER CARGO)

- MUATAN TERNAK / HEWAN

PENGELOMPOKAN BERDASAR JENIS KEMASAN :

- MUATAN UNITIZED
- MUATAN TERURAI
- MUATAN CAIR
- MUATAN PETI KEMAS

MUATAN UNITIZED :
MUATAN YG DIBENTUK MENJADI UNIT-UNIT MUATAN DAN
TERDIRI DARI BEBERAPA UNIT BARANG DIGABUNGKAN
MENJADI SATU DENGAN MENGGUNAKAN PALLET SBG
DASAR UNTUK MELETAKKAN BARANG YG TERBUAT DARI
LAPISSAN KAYU BERGANDA BERBENTUK SEGI EMPAT DAN
BERUKURAN SAMA 1,2 M X 1,2 M.

DENGAN MENGGUNAKAN PALLET TSB MAKA PENYUSUNAN

MUATAN LEBIH MUDAH DILAKUKAN DAN DIANGKAT DENGAN
ADANYA RONGGA UNTUK DUDUKAN HOOK FORKLIFT.
RONGGA TSB JUGA BERFUNGSI SEBAGAI VENTILASI
PERANGINAN YG DIPERLUKAN ANTARA PENUMPUKAN DAN
MUATAN DIATAS KAPAL MAUPUN DI GUDANG UNTUK
MENJAMIN KEUTUHAN MUTU MUATAN

PALLET LAZIM DIGUNAKAN UNTUK MUATAN DENGAN

KEMASAN TERTENTU MIS :
- KARUNG GONI (BAGS)
- KARUNG KAIN (BALS)
- DRUM
- PETI-PETI BOX
- DRUM PLASTIK (CAN)
- KEMASAN LAIN YG BERUKURAN TIDAK TERLALU
BESAR.

JUMBO BAG 1 TON DAN 2 TON

MUATAN TERURAI :
JENIS MUATAN YG TIDAK MEMILIKI
PEMBUNGKUS/KEMASAN DAN PENEMPATAN DIATAS
KAPAL DILAKUKAN TANPA MENGGUNAKAN PALLET DAN
LAZIM DIANGKAT SECARA MASAL (MUATAN CURAH KERING
SEPERTI GANDUM, BATUBARA, CLINKER DLL)
 MUATAN CAIR :
SELURUH MUATAN YG DIKAPALKAN BERBENTUK CAIR /
LIQUID DAN MENGGUNAKAN KAPAL KHUSUS (TANKER)

MUATAN PETIKEMAS :
JENIS KEMASAN DALAM BO CONTAINER YG
PEMAKAIANNYA SEMAKIN BERKEMBANG CEPAT YG DAPAT
MENGANGKAT MUATAN LEBIH BANYAK MENGGABUNGKAN
MUATAN DARI BERBAGAI PEMILIK BARANG, MUDAH DALAM
PENGAWASAN DAN PENYIMPANAN DI KAPAL ATAU
LAPANGAN PENUMPUKAN.

C. KEGIATAN B/M (STEVEDORING) (DERMAGA/NON

TRUCK LOSSING)

1) KEBUTUHAN PERALATAN (UTAMA DAN BANTU)

A) OPERATION PLAN :
- MERUPAKAN LANGKAH TERPERINCI/DETAIL
KEGIATAN B/M SELAMA KAPAL DI TAMBATAN
- DIBUAT OLEH AGEN PELAYARAN/PBM
SEBELUM KAPAL TAMBAT BERDASARKAN
DATA MUATAN (STOWAGE PLAN ATAU
MANIFEST)
- MERUPAKAN PEDOMAN DALAM
MEMPERSIAPKAN BURUH, PERALATAN B/M
DLL
- DIGUNAKAN JUGA SEBAGAI PEDOMAN DALAM
MENYIAPKAN RENCANA ALOKASI TAMBATAN
DAN PERKIRAAN LAMA KAPAL DI TAMBATAN.
-
B) YG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN
OPERATION PLAN.
- JENIS DAN TYPE KAPAL YG DILAYANI
- JUMLAH, TYPE PALKA DAN PERALATAN B/M
KAPAL (SHIPS GEAR)
- JENIS. TYPE BARANG DAN POSISI BARANG
DALAM PALKA-PALKA
- TARGET PRODUKSI B/M DIKAITKAN DENGAN
JENIS BARANG DAN POSISI DALAM PALKA
- JENIS, TYPE DAN JUMLAH PERALATAN
MEKANIS/NON MEKANIS SERTA JUMLAH
 KONDISI BURUH YG DIPERLUKAN SELAMA
KEGIATAN B/M.

C) MEMPERSIAPKAN PERALATAN/BONGKAR MUAT

MEMPERSIAPKAN PERALATAN B/M :

LANGKAH EKONOMIS YG PERLU DILAKUKAN DALAM
MENENTUKAN/MEMPERSIAPKAN PERALATAN :

- TENTUKAN TINGKAT KEBUTUHAN PERALATAN DAN

PERLENGKAPAN UNTUK SETIAP LOKASI KERJA
PER SHIFT PER HARI DAN WAKTU-WAKTU
OPERASIONAL
- PLOT DAN GAMBARKAN KEBUTUHAN INI DALAM
BENTUK PETA/CHART KEGIATAN
- BUAT PERHITUNGAN EFISIENSI DAN EKONOMIS
DARI PADA ALOKASI PERALATAN SERTA SUSUN
RENCANA PEMINDAHAN DARI SATU ALOKASI
KERJA KE LOKASI KERJA LAINNYA SESUAI
KEBUTUHAN.
- HITUNG KEBUTUHAN DAN KEPERLUAN SECARA
KESELURUHAN TERHADAP PERALATAN DAN
PERLENGKAPAN SESUAI DENGAN CHART KERJA.

GUNA MENDAPATKAN GAMBARAN YG TEPAT DALAM

MENYUSUN LANGKAH-LANGKAH EKONOMIS TSB,
DIPERLUKAN DATA DAN INFORMASI YG BERKAITAN
DENGAN PENYIAPAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
MEKANIK.

CONTOH :
PENGGUNAAN FORKLIFT DIATAS KAPAL PERLU DIKETAHUI
HAL-HAL SBB :
- PEKIRAAN WAKTU MULAI KEGIATAN,
MELANJUTKAN KEGIATAN DAN SELESAINYA
KEGIATAN B/M.
- TYPE, JENIS DAN KAPASITAS DARI PERALATAN
BANTU (ATTACHEMENT) YG DIPERLUKAN
- KAPASITAS BANTUAN PERALATAN TSB DAPAT
DIOPERASIKAN DIATAS KAPAL, DAPAT DIANGKAT
OLEH DEREK YG TERSEDIA, TIDAK MELEWATI
BATAS TEKANAN TERHADAP LANTAI KAPAL DAN
MEMPEROLEH PERSETUJUAN PERWIRA KAPAL.
- PADA KAPAL GENERAL CARGO, PENYIAPAN
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN B/M MEMILIKI
BANYAK VARIAN SERTA JENISNYA HARUS
DIANTISIPASI SECARA TEPAT KARENA AKAN
MEMPENGARUHI KELANCARAN DAN KECEPATAN
KEGIATAN B/M

UNTUK MENENTUKAN PEMAKAIAN PERALATAN DAN

PERLENGKAPAN B/M PERLU DIPERHATIKAN FAKTOR-
FAKTOR SBB :
- JENIS MUATAN
- BERAT MUATAN
- LOKASI PENUMPUKAN DI KAPAL
- TINGKAT KESELAMATAN YG DIINGINKAN
KEBUTUHAN PERALATAN (UTAMA DAN BANTU)

B/M TANPA ALAT MEKANIK :

STEVEDORING :
- SHIP SIDE NET : 1 UNIT
- ROPE SLING : 8 UNIT
- WIRE SLING : 6 UNIT
- ROPE NET : 6 UNIT
- WIRE NET : 6 UNIT

B/M DENGAN ALAT MEKANIK :

STEVEDORING:
- GEAR CRANE/SHIP CRANE/ MOBILE CRANE/JIB
CRANE/HARBOUR CRANE
- SHIP SIDE NET : 1 UNIT
- ROPE SLING : 8 UNIT
- WIRE SLING : 6 UNIT
- ROPE NET : 6 UNIT
- WIRE NET : 6 UNIT
-
SHIP SIDE NET ROPE SLING
 WIRE ROPE SLING

ROPE NET WIRE NET

D) KEBUTUHAN SDM/BURUH
PERUNTUKAN ALOKASI BURUH DIRENCANAKAN
SECARA TEPAT DI SETIAP PALKA DENGAN
MAKSUD MUNGURANGI SEMAKSIMAL MUNGKIN
WAKTU KAPAL DI PELABUHAN ATAU
MEMPERSINGKAT WAKTU DI PELABUHAN.
 PERSIAPAN BURUH SEBAIKNYA DILAKUKAN
MASING2 :
- UNTUK MUATAN BONGKAR SEKITAR 3 HARI
SEBELUM KAPAL TIBA

- UNTUK MUATAN YG AKAN DDIMUAT KE KAPAL,

PENYIAPAN BURUH DILAKUKAN SESAAT
SEGERA SETELAH DITERIMA INFORMASI
TENTANG KESIAPAN MUATAN UNTUK
DIKAPALKAN (CONSOLIDATING CARGO)

MENENTUKAN ALOKASI BURUH :

- MEMPELAJARI KONDISI MUATAN (JENIS, TYPE DAN
POSISI PENUMPUKAN DI KAPAL)
- MEMAHAMI DAN MENGGAMBARKAN KONDISI
MUATAN DI SETIAP PALKA YG DAPAT DIPEROLEH
DARI HATCH LIST DAN HATCH PLAN
- MENENTUKAN WORK CONTENT (JUMLAH MUATAN
YG TELAH DI KERJAKAN DI SETIAP PALKA DAN
DIKUKUR MELALUI GANG SHIFT ATAU GANG
HOURS
- PENGATURAN MUATAN DI PALKA-PALKA
- KEMUNGKINAN DAPAT DIPEKERJAKAN LEBIH DARI
1 GANG BURUH DI PALKA ATAU LOKASI TERTENTU.

CATATAN :
DENGAN ADANYA PENAMBAHAN EKSTRA GANG AKAN
MENAMBAH BIAYA BURUH (LABOUR COST) SEHINGGA
MENAMBAH BIAYA OPERASIONAL KECUALI UNTUK TUJUAN
MEMPERCEPAT WAKTU KAPAL DI PELABUHAN.

FAKTOR-FAKTOR YG PERLU DITENTUKAN SEBELUM

PENGALOKASIAN BURUH :
- KUALITAS BURUH
ADA KEGIATAN YG MEMERLUKAN KETRAMPILAN
KHUSUS BURUH

- KOMPOSISI BURUH
APAKAH DIPERLUKAN OPERATOR DEREK
CADANGAN ATAU TIDAK
- JUMLAH GANG BURUH DALAM PALKA
APAKAH ADA KEGIATAN YG MEMERLUKAN
PENEMPATAN BURUH LEBIH DARI 1 GANG DALAM 1
PALKA

- KEGIATAN DI DERMAGA ATAU KEGIATAN DI

TENGAH LAUT (MIDSTERAM)
KEGIATAN DI TENGAH LAUT MEMERLUKAN
PERGANTIAN BURUH 3 SHIFT SEKALI SEANGKAN DI
DERMAGA SETIAP 1 SHIFT.
- KUALITAS OPERATOR DEREK
HARUS MEMILIKI SIO

1) KEBUTUHAN SDM/BURUH
JUMLAH BURUH UNTUK KEGIATAN B/M DISESUAIKAN
DENGAN JENIS ALAT YG DIPAKAI DENGAN
PERBANDINGAN BURUH/TKBM SBB:

(A) B/M DENGAN MENGGUNAKAN ALAT2 NON

MEKANIK (LABOUR INSENTIF) JUMLAH
TKBM/GILIR KERJA/DEREK KAPAL DALAM 1
GANG TERDIRI DARI :
(1) STEVEDORING : 12 ORANG DENGAN
KOMPOSISI :
- KEPALA REGU KERJA : 1 ORANG
- TUKANG DEREK/PILOT : 3 ORANG
- ANGGOTA : 8 ORANG

(B) B/M DENGAN MENGGUNAKAN ALAT2 MEKANIK

(SEMI LABOUR INSENTIF) JUMLAH TKBM/GILIR
KERJA/DEREK KAPAL DALAM 1 GANG TERDIRI
DARI :
UNTUK BARANG TANPA PALLET :
(1) STEVEDORING DENGAN KOMPOSISI :
- KEPALA REGU KERJA : 1 ORANG
- TUKANG DEREK/PILOT : 3 ORANG
- ANGGOTA : 8 ORANG
D. KEGIATAN B/M (TRUCK LOSSING) :
TRUCK LOSSING ADALAH "MEMBONGKAR BARANG
DARI DAN KE KAPAL LANGSUNG DIMUAT KE ARMADA
ANGKUTAN (TRUCK) UNTUK KEMUDIAN DIBAWA
(ANGKUT) KELUAR AREAL PELABUHAN TANPA
DITUMPUK DILAPANGAN ATAU GUDANG

1) KEBUTUHAN PERALATAN (UTAMA DAN BANTU)

B/M TANPA ALAT MEKANIK :
STEVEDORING :
- SHIP SIDE NET : 1 UNIT
- ROPE SLING : 5 UNIT
- WIRE SLING : 6 UNIT
- ROPE NET : 6 UNIT
- WIRE NET : 6 UNIT

RECEIVING/DELIVERY :
- GEROBAK DORONG : 4 UNIT

B/M DENGAN ALAT MEKANIK :

STEVEDORING :
- SHIP SIDE NET : 1 UNIT
- ROPE SLING : 5 UNIT
- WIRE SLING : 6 UNIT
- ROPE NET : 6 UNIT
- WIRE NET : 6 UNIT

RECEIVING/DELIVERY :
- PALLET : 4 UNIT
- FORKLIFT 2,5 TON : 1 UNIT

2) KEBUTUHAN SDM/BURUH
JUMLAH BURUH UNTUK KEGIATAN B/M DISESUAIKAN
DENGAN JENIS ALAT YG DIPAKAI DENGAN
PERBANDINGAN BURUH/TKBM SBB:

(C) B/M DENGAN MENGGUNAKAN ALAT2 NON

MEKANIK (LABOUR INSENTIF) JUMLAH
 TKBM/GILIR KERJA/DEREK KAPAL DALAM 1
GANG TERDIRI DARI :
(1) STEVEDORING : 12 ORANG DENGAN
KOMPOSISI :
- KEPALA REGU KERJA : 1 ORANG
- TUKANG DEREK/PILOT : 3 ORANG
- ANGGOTA : 8 ORANG

(2) RECEIVING/DELIVERY : 12 ORANG

DENGAN KOMPOSISI :
- KEPALA REGU KERJA : 1 ORANG
- ANGGOTA : 8 ORANG
-
(D) B/M DENGAN MENGGUNAKAN ALAT2 MEKANIK
(SEMI LABOUR INSENTIF) JUMLAH TKBM/GILIR
KERJA/DEREK KAPAL DALAM 1 GANG TERDIRI
DARI :
UNTUK BARANG TANPA PALLET :
(1) STEVEDORING DENGAN KOMPOSISI :
- KEPALA REGU KERJA : 1 ORANG
- TUKANG DEREK/PILOT : 3 ORANG
- ANGGOTA : 8 ORANG
-
(2) RECEIVING/DELIVERY : 6 ORANG DENGAN
KOMPOSISI :
- KEPALA REGU KERJA : 1 ORANG
- ANGGOTA : 5 ORANG

UNTUK BARANG PALLETISASI :

(1) STEVEDORING 12 ORANG DENGAN
KOMPOSISI :
- KEPALA REGU KERJA : 1 ORANG
- TUKANG DEREK/PILOT : 3 ORANG
- ANGGOTA : 8 ORANG
(2) RECEIVING/DELIVERY : 6 ORANG
DENGAN KOMPOSISI :
- KEPALA REGU KERJA : 1 ORANG
- ANGGOTA : 5 ORANG
RECEIVING/DELIVERY ACTIVITIES