MATERI UJIAN MODELING

A. POLLUTION PREVENTION REQUIREMENTS

MARPOL (MARINE POLLUTION) ATAU POLUSI LAUT 73/78 MERUPAKAN
KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCEGAHAN POLUSI DI LAUT DARI KAPAL
AKIBAT DARI AKTIVITAS OPERASIONAL DI KAPAL ATAUPUN KECELAKAAN KAPAL.

ANNEX I ( 1983 ) : PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH LIMBAH MINYAK

ANNEX II ( 1987 ) : PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH BAHAN KIMIA BERACUN
DALAM BENTUK CURAH ATAU CAIR
ANNEX III (1992 ) : PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH BAHAN BERBAHAYA
DALAM BENTUK KEMASAN
ANNEX IV ( 2003 ) : PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH KOTORAN MANUSIA DAN
KOTORAN LAINNYA
ANNEX V ( 1988 ) : PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH SAMPAH
ANNEX VI ( 2005 ) : PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH GAS BUANG CEROBONG
KAPAL ATAU POLUSI UDARA
ANNEX VII : PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH AIR BALLAST

B. SEAWORTHINESS SHIPS
KELAIKLAUTAN KAPAL : BERDASARKAN UU RI NOMOR 17 TAHUN 2008 KELAIKLAUTAN
KAPAL ADALAH KEADAAN KAPAL YANG MEMENUHI PERSYARATAN KESELAMATAN
KAPAL, PENCEGAHAN PENCEMARAN PERAIRAN DARI KAPAL, PENGAWAKAN, GARIS
MUAT, PEMUATAN, KESEJAHTERAAN AWAK KAPAL DAN KESEHATAN PENUMPANG,
STATUS HUKUM KAPAL, MANAJEMEN KESELAMATAN DAN PENCEGAHAN PENCEMARAN
DARI KAPAL, DAN MANAJEMEN KEAMANAN KAPAL UNTUK BERLAYAR DI PERAIRAN
TERTENTU.

C. MARITIME LEGISLATIVE REQUIREMENTS ( SOLAS, MLC, UU PELAYARAN, ETC. )

1. SOLAS ( THE INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SAFETY OF LIFE AT SEA )
ADALAH PERJANJIAN KESELAMATAN PELAYARAN INTERNASIONAL DARI
INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION ( IMO ), BADAN PBB YANG
MEMBIDANGI PELAYARAN DAN KELAUTAN. SOLAS MENGATUR KESELAMATAN JIWA
DI LAUT, YANG MENCAKUP SEGALA JENIS KAPAL LAUT.

2. MLC ( MARITIME LABOUR CONVENTION ) 2006 ADALAH KONVENSI YANG DI

SELENGGARAKAN OEH INTERNATIONAL LABOUR ORGANIZATION ( ILO ) PADA
TAHUN 2006 DI GENEWA, SWISS.

MLC BERTUJUAN UNTUK MEMASTIKAN HAK HAK PARA PELAUT DI SELURUH DUNIA
DILINDUNGI DAN MEMBERIKAN STANDAR PEDOMAN BAGI SETIAP NEGARA DAN
PEMILIK KAPAL UNTUK MENYEDIAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG NYAMAN BAGI
PELAUT.
 ISI DARI MLC YAITU :
1. PERSYARATAN MINIMAL PELAUT YANG BEKERJA DI KAPAL.
2. KONDISI KERJA
3. AKOMODASI, FASILITAS REKREASI, MAKAN DAN CATERING
4. PERLINDUNGAN DAN PERAWATAN KESEHATAN, KESEJAHTERAAN, DAN
PERLINDUNGAN KEAMANAN SOSIAL.
5. PENERAPAN DAN PELAKSANAAN

3. UU RI NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN :

1. BAHWA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ADALAH NEGARA
KEPULAUAN BERCIRI NUSANTARA YANG DISATUKAN OLEH WILAYAH PERAIRAN
SANGAT LUAS DENGAN BATAS BATAS, HAK HAK , DAN KEDAULATAN YANG DI
TETAPKAN DENGAN UNDANG UNDANG.
2. BAHWA DALAM UPAYA MENCAPAI TUJUAN NASIONAL BERDASARKAN
PANCASILA DAN UUD NEGRA RWPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945,
MEWUJUDKAN WAWASAN NUSANTARA SERTA MEMANTAPKAN KETAHANAN
NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGEMBANGAN
WILAYAH DAN MEMPERKUKUH KEDAULATAN NEGARA.
3. BAHWA PELAYARAN YANG TERDIRI ATAS ANGKUTAN DI PERAIRAN,
KEPELABUHAN, KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN, DAN
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM, MERUPAKAN BAGIAN DARI SISTEM
TRANSPORTASI NASIONAL YANG HARUS DI KEMBANGKAN POTENSI DAN
PERANANNYA UNTUK MEWUJUDKAN SISTEM TRANSPORTASI YANG EFEKTIF
DAN EFISIEN, SERTA MEMBANTU TERCIPTANYA POLA DISTRIBUSI NASIONAL
YANG MANTAP DAN DINAMIS.
4. BAHWA PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS NASIONAL DAN
INTERNASIONAL MENUNTUT PENYELENGGARAAN PELAYARAN YANG SESUAI
DENGAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI, PERAN
SERTA SWASTA DAN PERSAINGAN USAHA, OTONOMI DAERAH, DAN
AKUNTABILITAS PENYELENGGARA NEGARA, DENGAN TETAP MENGUTAMAKAN
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN DEMI KEPENTINGAN NASIONAL.
5. BAHWA UNDANG UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN
SUDAH TIDAK SESUAI LAGI DENGAN KEBUTUHAN PENYELENGGARAAN
PELAYARAN SAAT HINGGA PERLU DIGANTI DENGAN UNDANG UDANG YANG
BARU.

D. LIFE SAVING APPLIANCES ( LSA )

 LIFE SAVING APPLIANCES ( LSA) ADALAH SEBUAH STANDAR KESELAMATAN
YANG HARUS DIPENUHI SEBUAH KAPAL, UNTUK MENJAMIN KESELAMATAN
AWAK KAPAL BILA TERJADI BENCANA.
 BERIKUT ADALAH STANDAR MINIMUM YANG HARUS DIPENUHI SEBUAH KAPAL:
1. PERALATAN KOMUNIKASI.
- MINIMAL 3 BUAH RADIO DUA ARAH TERSEDIA UNRUK KAPAL DI ATAS
500 GT.
- MINIMAL 1 BUAH RADAR TRANSPONDER TERSEDIA.
- SISTEM ALARM TERSEDIA DENGAN BAIK.
 - TERSEDIA PENERANGAN YANG DAPAT BEKERJA SEPANJANG WAKTU
DIMANA SUMBER ENERGINYA TIDAK HANYA BERGANTUNG DARI SATU
ELECTRICAL POWER SOURCE.
- MINIMAL TERSEDIA 12 ROCKET PARACHUTE FLARE.

2. PERLENGKAPAN KESELAMATAN PERSONAL.

- LIFE JACKET MINIMAL 5% DARI JUMLAH AWAK KAPAL YANG ADA DAN
TERSIMPAN DI TEMPAT YANG MUDAH DIAKSES DAN TERLIHAT JELAS.
LIFE JACKET HARUS DILENGKAPI DENGAN SENTER.
- IMMERSION SUIT HARUS HARUS TERSEDIA UNTUK SETIAP AWAK KAPAL.
- SEBUAH PELAMPUNG HARUS TERSEDIA DI SATU SISI KAPAL DI DEPAN
PINTU YANG DILENGKAPI DENGAN LAMPU ( SENTER ) DAN SINYAL ASAP.
- SETENGAH DARI TOTAL JUMLAH LIFEBUOY YANG TERSEDIA HARUS
DILENGKAPI DENGAN LAMPU ( SENTER )

3. MUSTER LIST, EMERGENCY INSTRUCTION AND MANUAL.

- INSTRUKSI HARUS JELAS DAN HARUS TERSEDIA UNTUK SETIAP AWAK
KAPAL
- MUSTER LIST HARUS TERPASANG DI TEMPAT YANG JELAS MUDAH
DIBACA

4. INTRUKSI PENGOPERASIAN.
POSTER DAN PETUNJUK PENGOPERASIAN HARUS TERSEDIA PADA SETIAP
PERLATAN DAN MEMENUHI KRITERIA :
- MENGILUSTRASIKAN TUJUAN DAN PROSEDUR PEMAKAIAN.
- MUDAH DILIHAT DIBAWAH LAMPU PENERANGAN EMERGENCY.
- MENGGUNAKAN IMO SYMBOL.

5. PENYIMPANAN SURVIVAL CRAFT.

SURVIVAL CRAFT HARUS TERSIMPAN DI TEMPAT YANG AMAN DAN DEKAT
DARI AKOMODASI DAN EMBARKATION STATION.
PELETAKANNYA JUGA HARUS MEMPERLIHATKAN SEGI KEMUDAHAN DAN
KESELAMATAN PELUNCURAN. DAERAH DI SEKITARNYA HARUS TERSEDIA
PENERANGAN EMERGENCY.
SEMENTARA PROSES PELUNCURANNYA TIDAK BOLEH LEBIH DARI 5 MENIT.

E. SOPEP
SOPEP ( SHIPBOARD OIL POLLUTION EMERGENCY PLAN ) ADALAH RENCANA DARURAT
PENCEMARAN MINYAK DI LAUT DAN SESUAI DENGAN MARPOL 73/78 PERSYARATAN DI
BAWAH ANNEX I, SEMUA KAPAL DENGAN 400 GT KEATAS HARUS MEMILIKI RENCANA
PENANGGULANGAN MINYAK SESUAI NORMA- NORMA DAN PEDOMAN YANG DI
TETAPKAN OLEH ORGANISASI MARIRIM INTERNATIONAL DI BAWAH MEPC ( MARINE
ENVIRONTMEN PROTECTION COMITTE ). SEDANGKAN UNTUK KAPAL PENGANGKUT
MINYAK ATAU PENGANGKUTAN KARGO YANG DAPAT MENYEBABKAN PENCEMARAN
MINYAK PERSYARATAN TONASE MINIMAL 150 GT HARUS MEMILIKI SOPEP.

ISI SOPEP ADALAH SEPERTI BERIKUT :

 1. GAGASAN SEKENARIO YANG DIISI PEKERJAAN SEMASING ANGGOTA KRU KETIKA
TERJADINYA TUMPAHAN MINYAK.
2. SOPEP DIISI MENGENAI INFO UMUM MENGENAI KAPAL DAN YANG MEMILIKI KAPAL.
3. LANGKAH ATAU PROSEDUR PEMBUANGAN SISA MINYAK KE LAUT DENGAN
MEMAKAI PERLENGKAPAN SOPEP.
4. KETERANGAN MENGENAI PROSEDUR PELPORAN BILA TERJADI TUMPAHAN MINYAK.
5. BEBERAPA NAMA OTORITAS DAN NOMOR TELEPON YANG PERLU DI HUBUNGI BILA
TERJADI TUMPAHAN MINYAK DI KAPAL SEPERTI : OTORITAS PELABUHAN,
SYAHBANDAR, PERUSAHAAN DAN LAIN – LAIN
6. DIDALAM SOPEP JUGA TERDAFTAR GAMBAR DARI PIPA PIPA BAHAN BAKAR ATAU
KARGO DAN POSISI DARI VENTILASI DAN LAIN LAIN
7. DEKRIPSI UMUM DARI KAPAL MENGENAI TANGKI - TANGKI YANG DIISI MUATAN
ATAU MINYAK.
8. DAFTAR INVENTARIS YANG BERADA DIDALAM BOX SOPEP.

PERLENGKAPAN SOPEP :

1. SERBUK GERGAJI.
2. EMBER
3. CHEMICAL OIL SPILL DISPERSANT.
4. KAIN ATAU MAJUN
5. SAPU
6. PASIR

F. APPLICATION TEAMWORKING SKILLS

 APAR ( ALAT PEMADAM API RINGAN ) ATAU EXTINGUISHER ADALAH ALAT YANG
DI GUNAKAN UNTUK MEMADAMKAN API ATAU MENGENDALIKAN KEBAKARAN
KECIL.
 JENIS JENIS APAR :
1. APAR AIR ATAU WATER
- KERTAS, KAIN, KARET, PLASTIK, DLL ( KEBAKARAN KELAS A)
2. APAR BUSA ATAU FOAM
- KERTAS, KAIN, KARET DAN LAIN SEBAGAINNYA ( KEBAKARAN KELAS A )
SERTA KEBAKARAN YANG DIKARENAKAN OLEH BAHAN BAHAN CAIR
YANG MUDAH TERBAKAR SEPERTI MINYAK, ALKOHOL, SOLVENT, DLL
( KEBAKARAN KELAS B ).
3. APAR SERBUK KIMIA ATAU DRY CHEMICAL POWDER.
- APAR JENIS DRY CHEMICAL POWDER INI MERUPAKAN ALAT PEMADAM
API SERBAGUNA KARENA EFEKTIF UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN
DI HAMPIR SEMUA KELAS KEBAKARAN SEPERTI KELS A, B, DAN C.
4. APAR KARBON DIOKSIDA ( CO2)
- APAR CO2 SANGAT COCOK UNTUK KEBAKARAN KELA B (} BAHAN CAIR
YANG MUDAH TERBAKAR ) DAN KELAS C ( INSTALASI LISTRIK YANG
BERTEGANGAN).
G. ENGLISH MARITIM SKILLS.
1. OVERTAKING ( PENYUSULAN )
FORTUNE: VESSEL ON MY HEADING, THIS IS Motor Vessel (MV) CTP FORTUNE ON
YOUR STERN CALLING COME IN PLEASE, OVER?
BLUE OCEAN: ROGER, CTP FORTUNE, THIS IS Motor Tanker (MT). BLUE OCEAN
REPLYING, COME IN, OVER?
FORTUNE: ROGER, GOOD EVENING SIR, CAN WE GO TO CHANNEL 06 PLEASE, OVER?
BLUE OCEAN: ROGER, ZERO SIX !
FORTUNE: BLUE OCEAN, CTP FORTUNE, COME IN, OVER?
BLUE OCEAN: CTP FORTUNE, GOOD EVENING, COME IN, OVER?
FORTUNE: BLUE OCEAN, THIS IS CTP FORTUNE RIGHT ON YOUR STERN DISTANCE
ONE (1) NAUTICAL MILE FROM YOU, I INTEND TO OVER TAKE YOU FROM YOUR
STARBOARD SIDE, OVER?
BLUE OCEAN: CTP FORTUNE, COPY YOUR MESSAGE, PLEASE PROCEED OVER TAKE
ME FROM MY STARBOARD SIDE, I WILL ALTER MY COURSE A LITLE TO PORT, OVER?
FORTUNE: ROGER, THANK YOU FOR YOUR GOOD COOPERATION, STAND BY ONE SIX,
OVER?
BLUE OCEAN: ROGER, BACK TO ONE SIX, THANK YOU!

2. HEAD SITUATION
FORTUNE: SOUTH BOUND VESSEL ON LATITUDE 07°-12.5’ N/LONGITUDE 097°-12.5E,
DISTANCE SEVEN NAUTICAL MILES (7 NM), THIS IS NORTH BOUND VESSEL CTP
FORTUNE AHEAD OF YOU CALLING, COME IN PLEASE, OVER?
BLUE OCEAN: ROGER, CTP FORTUNE, THIS IS MT. BLUE OCEAN REPLYING, GO AHEAD
PLEASE, OVER?
FORTUNE: ROGER, GOOD EVENING SIR, WHAT IS YOUR INTENTION PLEASE, OVER?
BLUE OCEAN: ROGER, GOOD EVENING CTP FORTUNE, PLEASE PASSING RED TO
RED/PORT TO PORT, OVER
FORTUNE: BLUE OCEAN, CONFIRM, PASSING RED TO RED/PORT TO PORT, OVER?
BLUE OCEAN: ROGER, RED TO RED/PORT TO PORT, THANK YOU, STAND BY!
FORTUNE: STAND BY! (SIANG HARI "PORT TO PORT, MALAM HARI RED TO RED)

H. IMO
1. INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) MERUPAKAN BADAN KHUSUS
PBB YANG BERTANGGUNGJAWAB UNTUK KESELAMATAN DAN KEAMANAN
AKTIVITAS PELAYARAN DAN PENCEGAHAN POLUSI DI LAUT OLEH KAPAL.

2. DIDIRIKAN PADA 17 MARET 1948, LONDON. BRITANIA RAYA MELALUI PBB UNTUK
MENGKOORDINASIKAN KESELAMATAN MARITIM INTERNASIONAL
DAN PELAKSANAANNYA, IMO BARU BISA BERFUNGSI SECARA PENUH PADA
TAHUN 1958 DENGAN NAMA AWAL IMCO ( INTER GOVERMENTAL MARITIME
CONSUKTATIVE ORGANIZATION ) DAN BERUBAH MENJADI IMO PADA 22 MEI 1982.

3. TUJUAN ORGANISASI MARITIM INTERNASIONAL (INTERNATIONAL MARITIME

ORGANIZATION/IMO) MELALUI INISIATIF DAN MELAKSANAKAN KEGIATAN DALAM
MEMFASILITASI SERTA MENINGKATKAN KERJASAMA PELAYARAN DAN NAVIGASI
 INTERNASIONAL, KEAMANAN PELAYARAN TERMASUK JUGA PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN LAUT DENGAN CARA YANG EFEKTIF DAN EFISIEN.

4. SESUAI DENGAN KONVENSI IMO UNTUK MEMILIH ANGGOTA DEWAN HARUS

MEMILIKI KRITERIA SEBAGAI BERIKUT:

 KATEGORI A TERDIRI DARI 10 NEGARA ANGGOTA YANG MEMILIKI ARMADA

KAPAL NIAGA YANG BEROPERASI DI PERAIRAN INTERNASIONAL YANG
JUMLAHNYA SANGAT BESAR DAN SEBAGAI PENYEDIA ANGKUTAN LAUT
INTERNASIONAL TERBESAR.
 KATEGORI B TERDIRI DARI 10 NEGARA ANGGOTA YANG MEMILIKI
PERDAGANGAN, BARANG-BARANGNYA DIANGKUT MELALUI LAUT DALAM
JUMLAH SANGAT BESAR (INTERNATIONAL SHIP-BORNE TRADE) .
 KATEGORI C TERDIRI DARI 20 NEGARA ANGGOTA YANG MEMILIKI JALUR
TRANSPORTASI YANG LUAS DAN MEMILIKI DAERAH PERAIRAN YANG LUAS
DAN MENCERMINKAN PEMBAGIAN PERWAKILAN YANG ADIL
SECARA GEOGRAFIS.

5. KONVENSI IMO DAN CODE, YANG MERUPAKAN ATURAN DI BIDANG KESELAMATAN

PELAYARAN, KEAMANAN PELAYARAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN LAUT
ANTARA LAIN SOLAS 1974, MARPOL 73/78 ANNEX I DAN II, LOAD LINES 66,
TONNAGE 69, STP 71, STP PROTOCOL 73, INMARSAT OA AMANDEMEN *(, FAL 1965,
CLC 69, CLC PROTOCOL 92, ISM CODE, ISPS CODE, IMDG CODE DAN LAIN-LAIN.

I. IMDG
1. IMDG ( INTERNATIONAL MARITIME DANGEROUS GOODS) CODE ADALAH SEBUAH
KODE INTERNATIONAL YANG DI GUNAKAN OLEH PENGANGKUTAN PELAYARAN DAN
JUGA SEMUA PIHAK YANG BERKAITAN DENGAN DUNIA “SHIPPING”, DI MANA KAPAL
TERSEBUT MEMUAT BARANG-BARANG BERBAHAYA ATAU YANG BISA
MENIMBULKAN BENCANA.
2. INTERNATIONAL MARITIME DANGEROUS GOODS CODE, DITUJUKAN UNTUK
MEMBERI PERLINDUNGAN PADA CREW KAPAL DAN JUGA MEMBERIKAN
PERINGATAN PADA YANG LAINYA BAHWA KAPAL MEREKA MENGANGKUT BARANG
BERBAHAYA, AGAR TIDAK MENIMBULKAN POLUSI DI LAUT DAN JUGA AGAR
MEMUDAHKAN KAPAL DALAM MELAKUKAN PELAYARAN SAMPAI KE TUJUAN.
3. SEDANGKAN MUATAN YANG TERMASUK DALAM KATAGORI “DANGEROUS” ANTARA
LAIN: BAHAN PELEDAK, GAS, RACUN, RADIO AKTIF, KOROSIVE, LIMBAH, DAN LAIN-
LAIN.
4. SEMUA KETERANGAN INI TERDAPAT PADA “DOCUMENT OF COMPLIANCE FOR THE
CARRIAGE OF DANGEROUS GOODS” KODE INI DI KELUARKAN OLEH IMO
(INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION) DAN DI UP DATE 2 SETIAP 2 TAHUN
SEKALI.
5. DAN IMDG CODE YANG DI GUNAKAN SAAT INI MASIH MENGACU PADA EDISI 2010.

IMDG CODE MELIPUTI PERATURAN DAN PENJELASAN TENTANG:

 DETAIL MUATAN BARANG
 PACKAGING,
 LABELING,
 PLACARDING
 MARKING,
 STOWAGE
 SEGREGATION,
 HANDLING DAN
 EMERGENCY RESPONSE.