M.

WAHYU NUR UTOMO

NAUTIKA 1 HOTEL
561911137206
 BAGIAN A (UMUM)
ATURAN 1 : PEMBERLAKUAN (APPLICATION)
ATURAN 2 : TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY)
ATURAN 3 : DEFENISI-DEFENISI UMUM
(GENERAL DEFINATION)
BAGIAN B (ATURAN MENGEMUDIKAN DAN MELAYARKAN KAPAL)
SEKSI I (SIKAP KAPAL DALAM SETIAP KONDISI PENGLIHATAN)

ATURAN 4 : PENERAPAN (APPLICATION)

ATURAN 5 : PENGAMATAN KELILING (LOOK OUT)
ATURAN 6 : KECEPATAN AMAN (SAFE SPEED)
ATURAN 7 : BAHAYA TUBRUKAN (RISK OF COLLITION)
ATURAN 8 : TINDAKAN MENGHINDARI BAHAYA TUBRUKAN
(ACTION TO AVOID COLLISION)
ATURAN 9 : ALUR PELAYARAN SEMPIT (NARROW CHANNELS)
ATURAN10 : BAGAN PEMISAH LALU LINTAS
(TRAFIC SEPARATION SCHAMES)
SEKSI II (SIKAP KAPAL DALAM KEADAAN SALING MELIHAT)

ATURAN 11 : PEMBERLAKUAN (APPLICATION)

ATURAN 12 : KAPAL-KAPAL LAYAR (SAILLING VESSELS)
ATURAN 13 : SITUASI PENYUSULAN (OVERTAKING)
ATURAN 14 : SITUASI BERHADAPAN (HEAD ON SITUATION)
ATURAN 15 : SITUASI BERSILANGAN (CROSSING SITUATION)
ATURAN 16 : SITUASI KAPAL YANG MENYIMPANG
(ACTION BY GIVE WAY VESSEL)
ATURAN 17 : SITUASI KAPAL YANG BERTAHAN
(ACTION BY STAND ON VESSEL)
ATURAN 18 : TANGGUNG JAWAB DIANTARA KAPAL-KAPAL
(RESPONSIBILITIES BETWEEN VESSELS)

SEKSI III (SIKAP KAPAL PENGLIHATAN TERBATAS)

ATURAN 19 : SIKAP KAPAL DALAM KEADAAN TAMPAK

TERBATAS (CONDUCT OF VESSELS IN
RITRICTED VISIBILITY)
BAGIAN C (PENERANGAN-PENERANGAN & SOSOK-SOSOK BENDA)

ATURAN 20 : PENERAPAN
ATURAN 21 : DEFENISI-DEFENISI
ATURAN 22 : JARAK TAMPAK LAMPU-LAMPU
ATURAN 23 : KAPAL TENAGA YANG SEDANG BERLAYAR
ATURAN 24 : MENUNDA DAN MENDORONG
ATURAN 25 : KAPAL TENAGA YANG SEDANG BERLAYAR & KAPAL
YANG DIGERAKKAN DENGAN DAYUNG
ATURAN 26 : KAPAL-KAPAL IKAN
ATURAN 27 : KAPAL YANG TIDAK DAPAT DIOLAH GERAK & KAPAL
YANG TERBATAS OLAH GERAKNYA
ATURAN 28 : KAPAL YANG TERKEKANG OLEH SARATNYA
ATURAN 29 : KAPAL PANDU
ATURAN 30 : KAPAL YANG BERLABUH JANGKAR & KAPAL KANDAS
ATURAN 31 : PESAWAT TERBANG LAUT
BAGIAN D (ISYARAT-ISYARAT BUNYI DAN CAHAYA)

ATURAN 32 : DEFENISI-DEFENISI
ATURAN 33 : PERLENGKAPAN UNTUK ALAT-ALAT BUNYI
ATURAN 34 : ISYARAT-ISYARAT OLAH GERAK & PERINGATAN
ATURAN 35 : ISYARAT-ISYARAT BUNYI DALAM KEADAAN
TAMPAK TERBATAS
ATURAN 36 : ISYARAT-ISYARAT UNTUK MENARIK PERHATIAN
ATURAN 37 : ISYARAT-ISYARAT BAHAYA
BAGIAN E (PEMBEBASAN )

ATURAN 38 : PEMBEBASAN
LAMPIRAN I : PENEMPATAN DAN RINCIAN TEKNIS LAMPU-
LAMPU DAN SOSOK-SOSOK BENDA
LAMPIRAN II : ISYARAT TAMBAHAN BAGI KAPAL NELAYAN
YANG MENANGKAP IKAN SECARA BERDEKATAN
LAMPIRAN III : RINCIAMN TEKNIS ALAT ISYARAT BUNYI
LAMPIRAN IV : ISYARAT-ISYARAT BAHAYA
 NIGHT ORDER MASTER
Night order Yaitu perintah nakhoda yang harus dilaksanakan diatas
kapal dalam pelaksanaan dinas jaga di anjungan yang sifatnya terbatas
dan up to date. Di buat oleh nakhoda setiap harinya dalam tiap pelayaran
dari pelabuhan tolak ke tujuan.
 ISI NIGHT ORDER MASTER

1. Cek posisi secara berkala, minimal 1 jam sekali jika di laut bebas dan
minimal 15 menit sekali, jika di alur pelabuhan dan selat
2. Pastikan kapal dalam posisi aman
3. Perhatikan posisi kapal tetap berada di garis haluan yang ada di peta
4. Perhatikan bahaya – bahaya navigasi yang mungkin ada termasuk
jaring dan perahu nelayan
5. Slalu stand by radio VHF CH. 16
6. Dilarang menggunakan HP pada saat jaga di anjungan
7. Jika berlayar dalam cuaca buruk atau jarak pandang terbatas serta
adanya keragu-raguan segera panggil nakhoda
8. Selamat bertugas
 KECAKAPAN PELAUT YANG
BAIK
Kecakapan Pelaut Yang Baik adalah: Sikap mental yang penuh
tanggung jawab moral sebagai seorang profesi Lex Specialist
yang bekerja di atas kapal dengan perilaku etika kompeten
tingkat AHLI dan TERAMPIL sebagai Pelaut.
 TUGAS JAGA KAPAL SAAT
BERLABUH SESUAI STCW 78
 Pelaut yang melaksanakan tugas jaga harus
dalam kondisi bugar. Meliputi :
› Pencegahan kelelahan (fatique)
› Penyalahgunaan alkohol, dan obat terlarang
Ayat (2) huruf a Direktur jendral mempunyai
kewenangan :
 Memberlakukan periode istirahat untuk personil,
untuk keselamatan, keamanan, dan pencegahan
pencemaran sesuai seksi A-VIII/1 koda STCW.
 Menentukan sistem jaga yang diatur sehingga
efisiensi semua personil jaga tidak mengalami
kelelahan dan menata sedemikian rupa sehingga tugas
jaga pertama pada permulaan pelayaran dan pengganti
jaga berikutnya telah cukup istirahat dan bugar untuk
tugas jaga.
 Untuk menentukan bahwa pelaut tidak menyalah
gunakan alkohol
TRAFIC SPARATION SCHAME
 TSS yang ada di dunia  Bagian- bagian TSS :
selat sunda dan selat Dumping Area
lombok
Thank
ThankYou
You