DATA PRIBADI

NAMA : PAIJAN RACMAT B.

PANGKAT : LETTU LAUT (K) NRP 17562/P
TTL : KEDIRI, 10 DESEMBER 1966
ALAMAT : DESA KARANGBONG RT.06/ RW. 02
GEDANGAN SIDOARJO
NO.HP : 081332574522
PENDIDIKAN UMUM :
- SEKOLAH DASAR LULUS 1980
- SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LULUS 1983
- SEKOLAH MENEGAH ATAS LULUS 1986
- SEKOLAH PERAWAT {TUBEL) LULUS 1992
- AKADEMI PERAWAT LULUS 2002
PENDIDIKAN MILITER :
- TAMTAMA LULUS 1986
- BINTARA LULUS 1995
- PERWIRA LULUS 2005
 RIWAYAT KEDINASAN
• SESKO AL CIPULIR JAKSEL
• KOLIN LAMIL
• KRI AMBOINA
• SATLIN LAMIL
• RS.DR RAMELAN SBY
• LANAL MANADO (BALAI KESEHATAN)
• RS.BITUNG
• RS.DR.MINTOHARJO.JKT.
• RS.MARINIR GUNUNG SARI SURABAYA
• RS.DR OEPOMO TJNG PERAK .SBY.
• RS.DR. SOEKANTYO JAHJA LANUDAL .SBY.
 KURSUS-KURSUS
1.KEGAWAT DARURATAN.MNDO.
2.RAWAT BEDAH LANJUTAN.RSPAD.GATOT
SUBROTO JAKPUS.
3.BTLS RSAL DR. RAMELAN SBY.
4.KONSELOR HIV.AIDS RS.AD .SOEPRAUN M
ALANG.
5.PENGADAAN BARANG DAN JASA
6.PERAWAT PROFESIONAL .GSG.KODIKAL
SBY.
7.PERAWAT PENERBANG FLIGHT NURSE LA
KESPRA TNI AU DI JAKARTA
 PENUGASAN

1.SATGAS KEMANUSIAAN AMBON

MALUKU UTARA TH. 2001/
2002
2.SATYA LENCANA KESETIAAN VIII
, XVI,XXIV,,SATYA LENCA NARARI
A.
 PEMBAHASAN :

• PENGERTIAN, TUJUAN, DAN JENIS E.M.U.

• KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN E.M.U DGN HELI.

• PROSEDUR MEMASUKKAN PASIEN KE HELIKOPTER.

• HELIKOPTER UNTUK KEPENTINGAN SAR DAN EVAKU

ASI.
EVAKUASI MEDIS UDARA

ADALAH SEGALA USAHA DAN KEGIATAN

DALAM RANGKA PEMINDAHAN KORBAN
PERANG, KORBAN BENCANA ALAM, KOR
BAN KECELAKAAN DARI SATU TEMPAT
KE TEMPAT LAIN YANG LEBIH LENGKAP
FASILITAS KESEHATANNYA DALAM WA
KTU SESINGKAT-SINGKAT-NYA DENGA
N MENGGUNAKAN PESAWAT UDARA.
AMBULANS UDARA

• ADALAH PESAWAT ANGKUT, BAIK FI

XED WING (SAYAP TETAP) ATAU ROT
ARY WING (SAYAP PUTAR /HELICOP
TER), YANG DIPERLENG-KAPI SECAR
A KHUSUS UNTUK ME-NGANGKUT KO
RBAN/PENDERITA.
TUJUAN EVAKUASI MEDIS UDARA :

• DITINJAU DARI SEGI MILITE

R.
• TUJUAN KEMANUSIAAN.
• TUJUAN KEMASYARAKATAN.
DITINJAU DARI SEGI MILITER :
• MEMUNGKINKAN PEMBERIAN PERTOLONGAN
MEDIS LANJUTAN.
• MERINGANKAN BEBAN PASUKAN YANG SEDAN
G BERTEMPUR.
• MEMPERTINGGI MORIL PASUKAN YANG SEDA
NG BERTEMPUR.
• MEMBANTU MEMPERLANCAR GERAKAN OPERA
SI PASUKAN.
• MENGHINDARI PENUMPUKAN KORBAN DI POS
PERTOLONGAN KESEHATAN TERDEPAN.
• MENGATASI KESULITAN BILA EVAKUASI MEDI
S MELALUI DARAT DAN LAUT SUKAR DILAKSA
KAN.
TUJUAN KEMANUSIAAN :

• YAITU MENOLONG SIAPAPUN YA

NG MENDAPAT CEDERA ATAU ME
NDERITA SAKIT DEMI MENYELA
MATKAN JIWANYA.
TUJUAN KEMASYARAKATAN :
• YAITU BANTUAN KEPADA SEKE-LO
MPOK MASYARAKAT YANG MENGA
LAMI MUSIBAH DENGAN AKIBAT C
EDERA ATAU SAKIT, SEHINGGA ME
MBUTUHKAN PERTOLONGAN MED
IS SEGERA DAN RUJUKAN KE TEMP
AT LAIN SECARA CEPAT, AMAN DA
N NYAMAN.
JENIS EVAKUASI MEDIS UDARA :

• BERDASARKAN FUNGSINYA
• BERDASARKAN PRIORITASNYA
E.M.U. BERDASARKAN FUNGSI
NYA :

• E.M.U. MEDAN (FORWARD MEDICAL

AIR EVACUATION).
• E.M.U. TAKTIS (TACTICAL MEDICAL A
IR EVACUATION).
• E.M.U. STRATEGIS (STRATEGICAL ME
DICAL AIR EVACUATION).
E.M.U. BERDASARKAN PRIORI
TASNYA :

• E.M.U. RUTIN (ROUTINE MEDICAL AI

R EVACUATION).
• E.M.U. KHUSUS (SPECIAL MEDICAL A
IR EVACUATION).
• E.M.U. DARURAT (EMERGENCY MEDI
CAL AIR EVACUATION).
KLASIFIKASI KORBAN :
1. KODE I : KORBAN YANG LANGSUNG AKIBAT TEMPUR.
2. KODE II : KORBAN YANG CEDERA AKIBAT HAL-HAL YA
NG NON TEMPUR, MISALNYA KARENA KECELAKAAN, D
AN LAIN-LAIN.
3. KODE III : KORBAN YANG MENDERITA PENYAKIT UM
UM.
4. KODE IV : KORBAN YANG MENDERITA PENYAKIT JIW
A.
5. KODE A : KORBAN YANG PERLU PERAWATAN INTENSI
F.
6. KODE B : KORBAN YANG TIDAK MEMERLUKAN PERAW
ATAN INTENSIF.
7. KODE C : KORBAN YANG PERLU DIANGKUT DENGAN T
ANDU.
8. KODE D : KORBAN YANG TIDAK PERLU DIANGKUT DE
NGAN TANDU.
INDIKASI E.M.U. :

• PRIORITAS 1.

• PRIORITAS 2.

• PRIORITAS 3.
PRIORITAS 1 E.M.U. :

• KORBAN/PENDERITA YANG JATUH DALAM

KEADAAN SHOCK YANG MEMERLUKAN TIN
DAKAN RESUSITASI DAN BEDAH SEDINI
MUNGKIN :
1. GAWAT PERNAFASAN.
2. PERDARAHAN.
3. LUKA GANDA DAN PATAH TULANG PA
DA TULANG BESAR.
4. LUKA BAKAR > 20%.
PRIORITAS 2 E.M.U. :
• SEMUA KASUS YANG MEMERLUKAN TINDAKAN
BEDAH SEDINI MUNGKIN, DAN MUNGKIN PER
LU TINDAKAN RESUSITASI :
1. CEDERA ALAT DALAM TERMASUK PERFORA
SI SALURAN PENCERNAAN.
2. CEDERA PADA SALURAN KEMIH.
3. CEDERA DADA TANPA KESUKARAN BERNAF
AS.
4. CEDERA PEMBULUH DARAH BESAR YANG P
ERLU DIPERBAIKI.
5. CEDERA OTAK DAN SUMSUM TULANG BELA
KANG (TERBUKA ATAU TERTUTUP).
6. LUKA BAKAR < 20% PADA WAJAH, KAKI, T
ANGAN, ALAT KELAMIN DAN SELANGKA-NGAN.
PRIORITAS 3 E.M.U. :
1. SEMUA CEDERA LAIN PADA OTAK DAN SUMS
UM TULANG BELAKANG.
2. LUKA PADA JARINGAN LUNAK YANG MEMER
LUKAN PERAWATAN LUKA.
3. PATAH TULANG PADA TULANG KECIL DAN DI
SLOKASI.
4. CEDERA PADA MATA.
5. CEDERA PADA RAHANG DAN WAJAH TANPA
KESUKARAN BERNAFAS.
6. LUKA BAKAR < 20%.
ALASAN E.M.U. DENGAN HELICOPTER :

1. KORBAN/PENDERITA MEMBUTUHKAN PERA

WATAN SPESIALIS DI TRAUMA CENTER.
2. JARAK YANG DI TEMPUH JAUH.
3. TERDAPAT HALANGAN-HALANGAN BILA DIA
NGKUT LEWAT DARAT OLEH KARENA KEMAC
ETAN LALU-LINTAS DARAT DLL.
4. TEMPAT BENCANA JAUH ATAU SUKAR DIMAS
UKI LEWAT JALAN DARAT.
5. DIPERLUKAN PENGIRIMAN PASIEN-PASIEN
KRITIS ANTAR RUMAH SAKIT DENGAN CEPA
T.
6. DIPERLUKAN UNTUK PENGANGKUTAN STAF
MEDIS ATAU PERALATAN MEDIS KE TEMPAT
BENCANA DGN CEPAT.
KEUNTUNGAN E.M.U. :
1. KORBAN DAPAT DIRAWAT DENGAN CEPAT K
E TEMPAT PERAWATAN KESEHATAN YANG LE
BIH LENGKAP DAN LEBIH BAIK FASILITASNY
A.
2. KORBAN DAPAT DIANGKUT DARI TEMPAT YA
NG JAUH JARAKNYA DALAM WAKTU YANG SI
NGKAT.
3. KORBAN DAPAT DIANGKUT DENGAN CEPAT
DARI DAERAH YANG SULIT DIMANA SARANA
ANGKUTAN LAIN SUKAR ATAU TIDAK MUNG
KIN MELAKSANAKANNYA.
4. MEMPERTINGGI MORIL KORBAN DAN PETUG
AS LAPANGAN.
5. KEKENYALAN DAN KECEPATAN PESAWAT UD
ARA AKAN MEMBERIKAN FAKTOR KEAMANA
N YANG LEBIH TINGGI.
 KERUGIAN E.M.U. :

1. SANGAT TERPENGARUH OLEH KEADAAN CUACA.

2. TDK DAPAT DILAKSANAKAN PADA MALAM HARI.
3. GANGGUAN MUSUH KRN MUDAH DIKETAHUI.
4. JUMLAH PARA MEDIS TERBATAS.
5. TEMPAT TERBATAS DAN SEMPIT.
PROSEDUR KESELAMATAN PADA WAKTU LOADING
DAN UNLOADING KE DAN DARI HELICOPTER :

1. SAAT SEBUAH HELICOPTER MENDARAT, KEG

IATAN-KEGIATAN DI DARAT DIKOORDINIR S
EORANG PETUGAS PELAYANAN DARURAT.
2. TUGAS SEORANG PENOLONG ADALAH MENJA
GA DAN MERAWAT KORBAN DAN MENGAWA
SI/MENGENDALIKAN ORANG-ORANG DISEKI
TARNYA.
3. PENOLONG HARUS MENGIKUTI PETUNJUK-P
ETUNJUK UNTUK MENJAMIN KESELAMATAN
PENOLONG SENDIRI DI DARAT SESUAI STAN
DARD KESELAMATAN.
4. PEMBAWA TANDU HARUS SERENDAH MUNG
KIN POSISINYA PADA SAAT MEMBAWA TAND
U KEARAH HELICOPTER. DAN HARUS MENGH
INDARI BALING-BALING HELICOPTER SETIA
P SAAT.
5. HELICOPTER TIDAK BOLEH MENDARAT SEBE
LUM ADA ISYARAT DARI DARAT.
6. PEMBAWA TANDU HARUS MENDEKATI HELIC
OPTER DENGAN SUDUT 45 DERAJAT DARI AR
AH DEPAN HELICOPTER.
7. JIKA HELICOPTER BERADA DI SUATU LEREN
G BUKIT DAN KEADAANNYA MENGIJINKAN,
PEMBAWA TANDU HARUS MENDEKATI HELIC
OPTER DARI SISI KAKI BUKIT.
8. PETUNJUK-PETUNJUK YANG DIBERIKAN OLE
H AWAK HELICOPTER HARUS DIIKUTI, DAN
TANDU-TANDU HARUS DIBAWA SECARA PAR
ALEL DENGAN TANAH.
9. BATASI JALAN MASUK YANG PADAT PADA LI
NGKARAN BERGARIS TENGAH 50 METER, DA
N TETAP AWASI/KENDALIKAN HEWAN-HEW
AN YANG ADA DI DEKAT PENOLONG.
10. MATIKAN API ROKOK DALAM JARAK 50 MET
ER DARI LOKASI PENDARATAN HELICOPTER,
DAN SINGKIRKAN/PINDAHKAN BENDA-BEN
DA/BARANG-BARANG YANG TIDAK TERIKAT,
MISALNYA PATAHAN-PATAHAN RANTING, D
AUN-DAUN, KERTAS, HELM, TOPI, ATAU PER
ALATAN P3K.
11. JIKA MEMUNGKINKAN, MINTALAH SESEORA
NG UNTUK MEMEGANG (DIATAS KEPALANYA
) 1 (SATU) LEMBAR/1 (SATU) BUAH BENDA Y
ANG RINGAN SEPERTI KAIN VERBAND, SEBA
GAI PENGGANTI KANTUNG ANGIN (WINDSO
CK) BAGI AWAK HELICOPTER (AIR CREW).
12. SETELAH HELICOPTER MENDARAT, BERJONG
KOK DAN BERLUTUTLAH PADA POSISI ARAH
JAM 10.00 DARI HIDUNG HELICOPTER DI TE
MPAT YANG BEBAS DARI BILAH BALING-BAL
ING UTAMA (MAIN ROTOR BLADE), AGAR SU
PAYA PENERBANG HELICOPTERVDAPAT DEN
GAN JELAS MELIHAT TIM KESEHATAN PENO
LONG DAN KOBAN/PENDERITA YANG AKAN
DIANGKUT.
13. JANGAN BERGERAK SAAT HELICOPTER MEN
DARAT.
14. JIKA HELICOPTER SUDAH MENDARAT, TUNG
GULAH SEORANG AWAK HELICOPETR MENE
MUI TIM KESEHATAN PENOLONG.
15. JANGAN MENDEKATI HELICOPTER SEBELUM
DIPERINTAHKAN OLEH AWAK HELICOPTER.
16. JANGAN MENYENTUH KABEL HOIST (WINCH
LINES) SAMPAI UJUNG HOIST MENYENTUH T
ANAH/DARATAN/PERMUKAAN AIR, KARENA
MENGANDUNG LISTRIK STATIS.
17. JIKA DIPERINTAHKAN MENDEKATI HELICOP
TER, TUNDUKKAN KEPALA, BUNGKUKKAN BA
DAN DAN BERJALANLAH KEARAH PINTU HEL
ICOPTER YAG DITENTUKAN.
STANDARD PASIEN EMU HELIKOPTER

1. HELIKOPTER NBO-105 ADALAH HE

LIKOPTER RINGAN, HANYA MAMPU M
ENGANGKUT 1, ORANG PASIEN TAND
U ATAU 2 ORANG PASIEN DUDUK.
2. HELIKOPTER NBELL-412 ADALAH
HELIKOPTER SEDANG, HANYA MAMPU
MENGANGKUT 3 ORANG PASIEN TAN
DU ATAU 8 ORANG PASIEN DUDUK.
 KARAKTERISTIK HELIKOPTER

Hellycopter adalah : Pesawat bersayap berput

ar yang mampu terbang vertikal maupun hori
zontal, dengan kecepatan rendah maupun kec
epatan tinggi.
 PERUNTUKAN SAR
 PENCARIAN DARI UDARA
 PENGANGKATAN TIM RESCUE MENUJU
TKP.
 EVAKUASI KORBAN.
PERALATAN SAR (EVAKUASI)
 HOIST : 1. HORSE COLOR
2. TANDU N.R
3. TANDU HORISONTAL

 CARGO SLING : 1. RESCUE NET

2. JARING BARANG
 TALI : 1. RAPPELING
2. FLY BY ESCAPE
KETENTUAN KESELAMATA
N
 Berdiri paling dekat 30 Meter
 Simpanlah semua barang ditempat yang aman
 Bawalah benda yang dibawa serendah mungkin
 Gunakan Kacamata Pelindung
 Mendekat atau Menjauh Helicopter selalu dari d
epan agar pilot dapat melihat
 Memuat dan membongkar muatan harus mend
apat persetujuan dari crew atau pilot
 Jangan mendekati/masuk kedalam helikopter t
anpa pesan pilot
 Jangan keluar helikopter sebelum ada isyarat ok
 Jangan berdiri di bawah Helikopter atau daerah
lepas landas
 Jangan merokok sekitar 100 feet dari Helikopte
r
 Ketentuan kerja dengan heli
 Pimpinan team harus minta ijin kepilot/crew
 Mendekat dari sisi depan atau dari bagian permukaan ta
nah yang rendah
 Team Leader menyampaikan tanda pada anggota team
bila semua sudah siap
 Anggota team mendekat sesuai dengan team Leader
 Mengikutin perintah crew dimana harus duduk
 Menggunaakan seat belt selama terbang
 Prosedur keluar
 Tetap ditempat sampai crew Heli memeritahkan
keluar
 Tudukkan kepala dan amankan alat yang dibawa
h
 Komandan team meninggalkan heli paling akhir
 Prosedur Keadaan Darurat
 Semua Instruksi dari Pilot
 Tatap tenang
 Kencangkan Seat Belt
 Lindungi kepala
 Membuang alat-alat berat hanya Instruksi Pilot
 Jangan menyentuh Panel Pesawat
 Setelah mendarat diam sampai ada Instruksi keluar kacu
ali jika terbakar
 Penggunan Untuk Operasi
 Untuk Heli Free Jump
 Heli Reppeling
Patokan 500

500
kaki

500
kaki
 Patokan 500
A-1 Wilayah A-2 Wilayah
Pencarian Pencarian

500
kaki

500
kaki

500
kaki
Arus Angin
Arus Laut
Arus Pasut

Naik
Surut
 .

Arus Pasut .
.
.
.

.
. .
. .
.

. . .

. .
.
.
. .
.
.
. .
. .

.
. .
. .
. . .

Naik
Surut
Arus Garis Pantai
Arus Pantai
Arus Sungai
Pertemuan Sungai dan Laut

30 mil laut dari pantai

 Pola Pencarian

B
S

Bab 5, Pedoman IAMSAR, Volume II

 Tata Nama
1/2
Titik Awal Pe celah lintasa
Celah lintasan
ncarian n diplot dari
(CSP)
sisi-sisi.

1nm

1/2nm Jika “S” = 1nm

 Tata Nama
Jalur Meli
ntang

Celah lintasan
Jalur
Pencarian

1nm
 Tata Nama
U
Pergerakan:

Arah
B T
Pergerakan

CSP

S
Penentuan Pola Pencarian
Huruf pertama: Tipe Pola

P Lintasan Paralel V Sektor

C Garis pergerakan B Rintangan
S Kotak T Garis
lintasan
P
Penentuan Pola Pencarian
Huruf kedua: Jumlah Unit Pencarian

S Unit tunggal M Unit ganda

P S
Penentuan Pola Pencarian
Huruf ketiga: Informasi Pelengkap

N Tidak kembali S Spiral

R Kembali D Penyimpangan
dikompensasi
C Terkoordinasi atau Lingkaran

P S N (pilihan)
 Pencarian Garis Lintasan:
Kriteria:
 Lintasan yang dimaksud adalah
satu-satunya informasi yang tersedia.

 Cakupan cepat dari lintasan usulan

objek pencarian dapat diperoleh.

 Biasanya pencarian fisik pertama

untuk kapal yang hilang atau terlambat.
 Pencarian Garis Lintasan:
T Garis lintasan S Unit tunggal N tidak kembali
(TSN)

Untuk pola dengan jumla

h jalur ganjil, CSP ada di B
salah satu ujung garis lint
asan.
 Pencarian Garis Lintasan:
T garis lintasan S unit tunggal R kembali
(TSR)

Untuk pola dengan jumlah j

alur genap, CSP ada di lintas
an balik dengan jarak 1/2 cel B
ah lintasan di salah satu sisi.
 Pencarian Garis Lintasan:
Asal
0800
ETA Garis Lintasan
1000 Menyimpang

menyimpang menyimpang
8 jam 6 jam

Tujuan
menyimpang
1400
2 jam
Waktu datum: 1600
 Pencarian Garis Lintasan:
T garis lintasan S unit tunggal R kembali
(TSR)
CSP

1/2 S
 Pencarian Paralel:
Kriteria:
 Digunakan untuk mencakupi wilayah pencarian lu
as.
 Memberikan cakupan seragam.

 Biasanya pola terbaik ketika menggunakan unit pen

carian berganda.

Pelaksanaan:
 Jalur pencarian paralel terhadap sumbu mayor.
Unit Tunggal Pencarian Paralel (PS)

CSP
 Unit Ganda Pencarian Paralel
(PM)

Hal ini dapat

diterapkan un … , tetapi TID
tuk unit-unit AK utk disaran
ganda sepanj kan
ang ada komb pesawat ganda.
inasi antara S
RU Darat &
Udara. CSP CSP
 Pencarian Paralel Unit Ganda
2 pencarian (PS) terpisah
Hal ini JUGA m
Hal ini lebih enjadikan penca
dapat diterapk rian dapat disele
an untuk SR saikan ½ kali le
U pesawat ga bih cepat.
nda. Menjamin
ketinggian
terpisah saat
CSP CSP
menggunakan
A-1 A-2
pesawat.
Pencarian Garis Pergerakan
Unit Tunggal (CS)

jaket pelampung Letak puing

ditemukan.
CSP
Pencarian Garis Pergerakan Unit Ganda
2 pencarian (CS) terpisah
Hal yang sama
A-2
dengan PS ber
laku di sini.
CSP
Menjamin
ketinggian
A-1 terpisah saat
CSP menggunak
an pesawat.
 Pencarian Sektor

Kriteria:
Harus memiliki datum yang baik.

Digunakan dalam wilayah pencarian

yang sempit.

Objek pencarian kecil.

Unit Tunggal Sektor Pencari
an (VS)

CSP
Unit Tunggal Sektor Pencaria
n (VS) (Jalan Berganda)
Pencarian
pertama

Pencarian
kedua
Berbelok 30 dera
jat ke kanan
Unit Ganda Sektor Pencaria
n(VM)
Unit pert
ama

Unit k
edua
Berbelok 90 dera
jat ke kiri
 Pencarian Kotak Melua
s
(SS)
3
S = 1 NM
1
4 3 1
2 4

4
 Berdasarkan
Petunjuk Teknik Diskesal
Nomor : Juknik/013/XI/88/DITKES
Tentang
Kesehatan Penerbangan TNI AL
 SAR, EVAKUASI MEDIS UDARA
DAN INVESTIGASI KECELAKAAN

SAR Udara

a. Dengan pesatnya perkembangan teknologi moder

n, meliputi pula industri penerbangan di mana arus p
enerbangan sipil dan militer bertambah besar, sehin
gga kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat ud
ara bertambah besar yang memerlukan pertolongan
yang segera.
b. Dokter dan perawat udara, merupakan salah satu
unsur yang diperlukan untuk melaksanakan tugas S
AR.
Fungsi dan tugas SAR Udara :

a.Menyusun rencana dan persiapan pelaksanaan tug

as SAR, pada kesempatan pertama setelah berita pe
rmintaan SAR Udara diterima.
b.Memelihara koordinasi komando dan kerja sama, s
ebelum, selama dan sesudah pelaksanaan tugas SA
R dengan unsur SAR lain.
c.Menyiapkan unsur udara beserta peralatan dan per
lengkapan yang diperlukan dalam tugas SAR untuk
siap diberangkatkan ke lokasi kedaruratan secara m
aksimal.
d.Memberangkatkan pesawat terbang dengan perala
tan dan personil keposisi kedaruratan dalam waktu 1
x 24 jam.
Tim Kesehatan SAR Udara :

a.Setelah ada berita permintaan SAR Udara, tim kese

hatan dan peralatan harus segera disiapkan sesuai d
engan informasi tentang perkiraan jumlah korban.

b.Jumlah personil tim dan perlengkapannya.

1)Fase Pencarian :

Pada fase ini, tim kesehatan terdiri dari satu dokter d

an dua perawat udara, dengan peralatan P3K dan be
rangkat pada kesempatan pertama.
 2) Fase Penyelamatan :

Pada fase ini informasi segera diteruskan ke

tim - tim kesehatan pangkalan yang disiapkan
untuk menerima korban dan penyiapan p
ersonil dan material tergantung pada jumlah k
orban.

c.Fungsi dan tugas tim kesehatan SAR Udara :

1) Memberikan pertolongan pertama

2) Menyeleksi korban
3) Melaksanakan evakuasi
4) Membuat laporan dan administrasi medis
Evakuasi Medis Udara.

Evakuasi Medis Udara adalah kegiatan dengan meng

gunakan pesawat udara untuk membawa korban/pas
ien ke tempat tujuan atau Rumah Sakit.

Keuntungan :

a.Memberikan pertolongan lanjutan terhadap korban

/pasien lebih cepat.
b.Meninggikan moril pasukan
c.Mengatasi kesulitan - kesulitan bila cara pengungs
ian melalui laut dan darat sulit/tidak bisa dilaksanaka
n
Hal yang harus diperhatikan :

a. Menurunnya tekanan atmosfir

b. Menurunnya tekanan parsial 02
c. Menurunnya kelembaban udara
d. Menimbulkan mabuk udara
e. Menimbulkan “fatique‘”
SEKIAN